Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan pembelajaran matematika realistik Indonesia (PMRI) yang menekankan penggunaan konteks nyata dalam pembelajaran matematika dan proses penemuan konsep oleh siswa sendiri di bawah bimbingan guru. Prinsip-prinsip PMRI meliputi penemuan kembali terbimbing, matematisasi progresif, pengembangan model sendiri oleh siswa, serta interaksi antara siswa dan guru.
3. Menurut pendekatan ini, kelas matematika bukan tempat memindahkan
matematika dari guru kepada siswa, melainkan tempat siswa
menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi
masalah-masalah nyata. Di sini dunia nyata diartikan sebagai segala
sesuatu yang berada di luar matematika, seperti kehidupan sehari-hari,
lingkungan sekitar, bahkan mata pelajaran lain pun dapat dianggap
sebagai dunia nyata. Dunia nyata digunakan sebagai titik awal
pembelajaran matematika. Untuk menekankan bahwa proses lebih
penting daripada hasil, dalam pendekatan matematika realistik
digunakan istilah matematisasi, yaitu proses mematematikakan dunia
nyata.
Pengertian Pembelajaran Matematika Realistik
4. Menurut Zulkardi (2000) PMRI adalah pendekatan pembelajaran
yang bertitik tolok dari hal-hal yang “real” bagi siswa, menekankan
keterampilan “proses of doing mathematics”, berdiskusi berkolaborasi
berargumentasi dengan teman sekelas sehinga dapat menemukan
sendiri dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk
menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok.
Pembelajaran Matematika Realistik
5. Menurut Gravemeijer (1994:90-91) dalam pembelajaran matematika
yang menggunakan pendekatan Matematika Realistik terdapat tiga
prinsip utama yaitu:
• Penemuan kembali terbimbing (guided reinvention) dan matematisasi
progresif (progressive mathematization)
• Menurut prinsip reinventionMatematisasi matematika.
• Fenomenologi didaktis (didactical phenomenology)
• Mengembangkan model-model sendiri (self-developed model)
Prinsip
PMRI
6. Menurut Ahmad Fauzan (2003), pendekatan PMR dicirikan oleh beberapa hal sebagai
berikut:
• Matematika dipandang sebagai kegiatan manusia sehari-hari sehingga memecahkan
masalah-masalah kontekstual merupakan hal yang esensial dalam pembelajaran.
• Belajar matematika berarti bekerja dengan matematika (doing
mathematics)
• Siswa diberikan kesempatan untuk menemukan konsep-konsep matematika di bawah
bimbingan orang dewasa (guru).
• Proses pembelajaran berlangsung secara interaktif dimana siswa menjadi fokus dari
semua aktivitas di kelas. Kondisi ini mengubah otoritas guru yang semula sebagai
validator, menjadi seorang pembimbing dan motivator
Ciri-Ciri PMRI
7. Dalam prinsip-prinsip pembelajaran matematika realistik,
matematisasi horizontal terdiri tiga tingkatan, yaitu :
(1)mathematical world orientation;
(2)model material;
(3) Building stone number relation. Sedangkan matematisasi vertikal
adalah kegiatan yang menggunakan notasi matematika formal.
8. Ketiga prinsip di atas oleh De Lang (1987:75) dijabarkan dalam 5 karakteristik, yakni:
1. Digunakannya konteks nyata untuk dieksplorasi
2. Digunakannya instrument-instrumen vertikal, seperti misalnya model-model, skema-skema,
diagram-diagram, simbol-simbol, dsb.
3. Digunakannya Proses Konstruktif dalam Pembelajaran, dalam hal ini siswa mengkonstruksi sendiri
pengetahuannya, proses penyelesaian soal atau masalah kontekstual yang dihadapi, yang
menjadi awal dari proses matematisasi berikutnya.
4. Adanya interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa yang satu dengan siswa yang lain
serta antara siswa dengan guru.
5. Terdapat keterkaitan (intertwining) di antara berbagai materi pelajaran untuk mendapatkan
struktur materi secara matematis.
Pembelajaran Matematika Realistis mencerminkan pandangan matematika tertentu mengenai
bagaimana anak belajar matematika dan bagiamana matematika harus diajarkan. Pandangan ini
tercermin dalam enam karakteristik yaitu:
1. kegiatan, nyata,
2. bertahap,
3. saling menjalin,
4. interaksi, dan bimbingan.
9. Secara umum langkah-langkah pembelajaran matematika realistik dapat dijelaskan sebagai berikut (lihat
Zulkardi, 2002):
1. Persiapan
2. Pembukaan
3. Proses pembelajaran
4. Penutup
Tahap-tahap Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Matematika Realistik menurut Sutarto (dalam
Sugiman, 2000:168):
1. Tahap Pendahuluan
2. Tahap Pengembangan Model Simbolik
3. Tahap Penjelasan dan Alasan
4. Tahap Penutup
Langkah-langkah PMRI