ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
PENATALAKSANAAN NYERI PADA LUKA BAKAR.pptx
1. REFARAT 1
RESUSITASI CAIRAN DAN
MANAJEMEN NYERI PADA PASIEN
LUKA BAKAR
DEPARTEMEN ILMU ANESTESI, PERAWATAN INTENSIF
DAN MANAJEMEN NYERI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2. PENDAHULUAN
Luka bakar jenis trauma yang menyebabkan
morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi
Di USA 1,2 juta kasus per tahun dan 50.000
kasus harus mendapatkan penanganan di pusat
luka bakar
Riset kesehatan dasar Depkes RI 2013, kejadian
luka bakar di Sulsel sebanyak 0,5% dari total
kejadian cedera
Di RSWS 2006-2009 102 kasus dengan kematian
9,2 %
3. PENDAHULUAN
Nyeri merupakan gejala yang paling dikeluhkan oleh
pasien luka bakar
Nyeri pada luka bakar disebabkan oleh:
Inflamasi jaringan yang disebabkan oleh panas akibat
kerusakan nosiseptor
Komponen nyeri pada pasien luka bakar :
Background pain ( nyeri dasar)
Procedural pain ( nyeri prosedural)
Breaktrough pain ( nyeri insidentil)
4. PENDAHULUAN
Nyeri pada luka bakar dapat berupa :
Nyeri akut somatik oleh inflamasi jaringan
Nyeri neuropatik oleh kerusakan nosiseptor
Derajatnya ditentukan oleh dalamnya luka bakar :
Superfisial nosiseptor msh utuhnyeri yang lebih
berat
Full-Thicknes ( luka bakar yang dalam) kerusakan
nosiseptor daerah ini kurang nyeri
5. Kenyataannya, pasien luka bakar full-thicknes juga
merasakan nyeri yang sama dengan luka bakar
superfisial daerah full-thicknes dikelilingi oleh daerah
luka bakar yang lebih superfisial
Stimulus nyeri ini disampaikan oleh nosiseptor serabut C
dan Aδ menuju kornu dorsal medula spinalis
6. Jika penatalaksanaan nyeri tidak adekuat :
Memicu respon stres yang merugikan organ vital
lainnya
Mengganggu siklus tidur yang berperan penting dalam
penyembuhan luka
Masa penyembuhan lebih lama
Dapat berlanjut menjadi nyeri kronik
7. DERAJAT LUKA BAKAR
Klasifikasi Kedalaman luka bakar Tampakan klinis Sensasi Penyembuhan
Superfisial;
derajat satu Terbatas pada epidermis Kering dan merah, Sangat nyeri Sembuh spontan
Partial thicknes; Derajat
dua
(2a)Dermal superfisial
(2b)Dermal dalam
Epidermis dan dermis bagian
atas
Epidermis dan dermis dalam
Bulla, lembab, merah,
dan layu
Bulla, basah sampai
kering seperti lilin,
campuran antara putih
keju sampai merah,
Nyeri terhadap
udara atau suhu
Nyeri hanya pada
tekanan
Sembuh spontan
Membutuhkan insisi dan
pencangkokan untuk
mengembalikan fungsi
Full thicknes
Derajat tiga
Derajat empat
Kerusakan epidermis dan
dermis
Otot, fascia, tulang
Putih lilin, kasar
keabuabuan sampai
hitam,
kering dan tidak elastis
Hanya pada tekanan
yang kuat
Hanya pada tekanan
yang kuat
Membutuhkan eksisi
yang komplit ;
pengembalian fungsi yang
terbatas
Membutuhkan eksisi
yang komplit dan
pencangkokan ;
pengembalian fungsi yang
terbatas
10. PATIFISIOLOGI LUKA BAKAR
Terdapat 3 zona
Zona koagulasi
batas jaringan nekrosis, irreversibel
Zona stasis
daerah dengan kebocoran vaskuler, inflamasi dan ggn
perfusi
Zona hiperemia
Jaringan sehat, hiperemia akibat peningkatan aliran
darah akibat inflamasi
12. RESUSITASI CAIRAN
Penting terutama pada luka bakar > 30% TBSA
Terapi yang tidak adekuat dapat menyebabkan
syok dan perluasan kerusakan jaringan
Kristaloid merupakan cairan resusitasi terpilih pada
24 jam pertama
Koloid pada 24 jam pertama masih kontroversial
14. RESUSITASI CAIRAN
Formula Parkland (Baxter) merupakan formula
yang paling luas dipakai
Berbasis kristaloid RL dengan jumlah 4 ml/Kg/%
TBSA dalam 24 jam pertama
Pasien dengan luka bakar mayor, mendapatkan
inisial resusitasi dengan jumlah cairan yang masif
Sebuah studi yang menghitung kecukupan
resusitasi berdasarkan PAC dan TEE
menggunakan formula parkland, didapatkan
suboptimal pada 12 jam pertma, dan kembali
kenormal pada 24 jam berikutnya
15. RESUSITASI CAIRAN
Penelitian terbaru mencari formula kombinasi
kristaloid dengan plasma, albumin ataupun saline
hipertonik
Tujuannya mengurangi jumlah kristaloid yang
terbukti meningkatkan tekanan intraabdomen pada
luka bakar mayor
16. RESUSITASI CAIRAN
Chocran dkk thn 2007 meneliti penambahan
albumin pada luka bakar >20%, mendapatkan efek
protektif albumin terhadap mortalitas
Park dkk th 2012 membandingkan RL+ koloid
sintetik dengan RL+albumin, didapatkan penurunan
mortalitas, lama ventilasi mekanik, dan kejadian
kompatemen abdomen pada kelompok albumin
Terbaru thn 2014, Navickis dkk dalam studinya
menemukan penurunan angka kompartemen
abdominal sindrom pada kelompok albumin
17. RESUSITASI CAIRAN
Penggunaan saline hipertonik, plasma, atau
albumin dapat menurunkan jumlah kristaloid pada
resusitasi awal dan menurunkan kejadian
abdominal kompartemen sindrom cairan ini dapat
diberikan pada resusitasi luka bakar
Namun studi lebih lanjut tentang jumlah dan cara
pemberiannya masih diperlukan
18. PATOFISIOLOGI NYERI PADA LUKA BAKAR
Sel somatik (kulit) rusak akibat cedera panas
merangsang thermoreseptor dan mekanoreseptor
Pelepasan mediator inflamasi (histamin, leukotrin,
bradikinin, prostaglandin)
Dihantarkan oleh serabut C dan Aδ ke medula
spinalis (kornu dorsal)
19. Terjadi hiperalgesia primer dan sekunder
Hiperalgesia primer : penurunan ambang batas nyeri
daerah yang cederarangsangan yang normalnya tidak
nyeri dirasakan sebagai nyeri
Hiperalgesia sekunder : peningkatan sensitifitas
jaringan sekitar luka yang disebabkan oleh sensitasi
sentral di medula spinalis
Prosedur yang berulang menyebabkan hiperalgesia
ini bertahan lebih lama
20. Semakin luas luka bakar semakin nyeri
Luka bakar terdiri dari gabungan luka yang full-
thicknes dan yang lebih superfisial semua
pasien luka bakar merasakan nyeri dan perlu
mendapatkan penatalaksanaan yang adekuat
21. SELAMA PERAWATAN
Terdapat 3 sumber nyeri selama perawatan :
Nyeri dasar (background pain) : nyeri yang tetap
ada sepanjang hari, terjadi akibat proses inflamasi
jaringan
Nyeri insidentil (breaktrough pain): nyeri yang
muncul tiba tiba dengan durasi singkat, sering
dipicu oleh pergerakan atau menurunnya kadar
analgetik yang mengontrol background pain
Nyeri prosedural (procedural pain) : nyeri yang
intens dan tajam, terjadi saat perawatan seperti
debridement, pergantian perban, atau fisioterapi
22. BACKGROUND PAIN
Background pain dirasakan sebagai nyeri terbakar
atau menusuk dengan intensitas yang konstan
sepanjang hari.
Derajat background pain bervariasi sesuai dengan
luas luka bakar, derajat luka bakar, juga
dipengaruhi oleh tingkat kecemasan pasien
23. BREAKTROUGH PAIN
Breaktrough pain dirasakan sebagai nyeri transient
yang memberat, terjadi saat istirahat.
Biasanya dipicu oleh pergerakan
Juga disebabkan oleh menurunnya dosis analgetik
yang diperlukan untuk mengontrol background pain
24. PROCEDURAL PAIN
Terjadi saat prosedur perawatan luka, pergantian
perban, atau fisioterapi
Terasa sebagai nyeri yang menusuk terbakar
dengan intensitas yang tinggi
Dapat dirasakan selama prosedur hingga beberapa
menit sampai beberapa jam setelah prosedur
Merupakan sumber nyeri hebat jika tidak
mendapatkan terapi yang adekuat
Derajatnya juga berkorelasi dengan tingkat
kecemasan pasien
25. EVALUASI NYERI LUKA BAKAR
Pada pasien dewasa, menggunakan VAS atau
NRS dengan skala 1-10
Penting melakukan evaluasi, untuk mengekskalasi
kebutuhan analgetik
Tidak
nyeri
Nyeri
ringan
Nyeri sedang Nyeri berat
26. EVALUASI NYERI PADA ANAK
Skor FLACC
Nilai : 0= tidak nyeri; 1-3 : Nyeri ringan; 4-6: nyeri sedang; 7-10: nyeri berat
27. EVALUASI NYERI PADA ANAK
Skala Faces Wong-baker
Tidak
nyeri
Sedikit
nyeri
Agak
menganggu
Mengganggu
aktifitas
Sangat
menggangu
Tidak
tertahankan
28. PENATALAKSANAAN NYERI PADA LUKA BAKAR
Penatalaksanaan nyeri yang tidak adekuat masih
merupakan masalah yang sering dihadapi tidak
ditangani dengan baik dapat berlanjut menjadi nyeri
kronik.
Meliputi nyeri background, nyeri procedural dan
nyeri breaktrough
Sering disertai dengan dengan nyeri neuropatik
30. ACETAMINOFEN (PARACETAMOL)
Acetaminofen memberikan efek analgetik melalui
penghambatan sintesis prostaglandin
Keuntungan : dapat mengurangi kebutuhan
analgetik opioid
Efek samping yang lebih ringan dari NSAID lainnya
Hepatotoksik pada pemberian dosis tinggi (>4000
mg/24jam)
Diberikan dengan dosis 10 – 20 mg/kgBB/ kali
pemberian dengan dosis maksimum 3000
mg/24jam
31. NSAID
Dapat mengurangi kebutuhan penggunaan opioid
20-30%
Mengurangi nosisepsi dengan efek penghambatan
prostaglandin
Efek samping (non selektif ): dispepsia, mual
hingga ulkus gaster, gangguan agregasi trombosit
dan nefrotoksik
32. NSAID
Terpilih COX 2 selektif inhibitor dibanding non
selektif
COX 2 memiliki beberapa keunggulan dibanding
non selektif NSAID :
Komplikasi gastrointestinal yang lebih rendah ( mual,
muntah, dispepsia, ulkus gaster)
Tidak menyebabkan gangguan aggregasi
trombosittidak memicu perdarahan
34. OPIOID
Analgetik utama dalam penanganan luka bakar
Dapat diberikan melalui jalur intravena kontinyu,
oral, atau transdermal
Morfin, Fentanyl, Oxycodone
Dosisnya dititrasi berdasarkan tingkat nyeri
Efek samping :
Menyebabkan mual, muntah, pruritus, konstipasi,
sedasi sampai depresi napas (tergantung dosis)
Dapat menginduksi hiperalgesia
35. OPIOID
MORFIN
Tersedia dalam bentuk :
Tablet oral tersedia dalam bentuk lepas lambat
tablet MST 5,10, dan15mg diberikan setiap 12 jam
Injeksi iv
Dosis inisial bolus 2-10 mg/iv
Dilanjutkan 0,03 - 0.15 mg/kg/jam sebagai infus kontinyu
36. Dosis inisial untuk anak adalah 0,1 mg/kgbb/iv
Dilanjutkan dengan dosis 0,03-0,15 mg/kgbb/jam iv
kontinyu
37. OPIOID
FENTANYL
Tersedia dalam sediaan injeksi iv dan transdermal patch
Diberikan inisial bolus 0,5-1mcg/kgbb/iv
Dilanjutkan 0,5 mcg/kg sampai 1,5 mcg/kg/jam infus
kontinyu
Transdermal patch (durogesic patch) tersedia dalam
dosis 12,5 mcg/jam dan 25 mcg/jam
Transdermal patch: mencapai kadar plasma puncak
setelah 8-12 jam ditempelkan dan memberikan efek
analgesia selama 72 jam
38. Dosis inisial untuk anak adalah 1-2 mcg/kgbb/iv
Dilanjutkan dengan dosis 0,5-1,5 mcg/kgbb/jam iv
kontinyu
39. OPIOID
Oxycodone
Tersedia dalam bentuk
Tablet oral
lepas cepat (5, 15, 30 mg) diberikan mulai 5 mg setiap
4-6 jam
lepas lambat (10, 20, 40 mg) diberikan mulai 10 mg
setiap 12 jam
Injeksi IV
Diberikan inisial bolus 2 mg intravena
Dilanjutkan 0,02-0,03 mg/kgbb/jam sebagai infus kontinyu
40. Dosis anak tablet oral oxycodone adalah 0,05-0,15
mg/kgbb diberikan setiap 4-6 jam
41. KETAMIN
Antagonis non-kompetitif reseptor NMDA
Digunakan untuk mengatasi procedural pain pada
dosis subanestetik
Keuntungan :
Tidak menyebabkan depresi napas
Dapat mengatasi Opioid induced hyperalgesia
Efek samping :
Memiliki efek halusinasi dan dapat dikurangi dengan
kombinasi dengan benzodiazepine
Hipersalivasi
Dosis 0,2 mg/kg sampai 0,5 mg/kg bolus iv
50 – 300 mcg/kgbb/iv/jam sebagai infus kontinyu
42. BENZODIAZEPINE
Kecemasan terbukti menambah tingkat nyeri dan
kebutuhan analgetik
Keuntungan :
mengurangi kecemasan mengurangi intensitas nyeri
dan kebutuhan opioid
Mengatasi efek halusinasi ketamin
Pemberian anxiolitik kerja singkat atau sedang
dikombinasikan dengan opioid terbukti menurunkan
kebutuhan opioid
Efek samping : memiliki efek depresi kardiovaskular
dan respirasi minimal
43. BENZODIAZEPINE
Lorazepam dan midazolam merupakan obat yang
sering digunakan
Midazolam dosis 0,01 mg/kg sampai 0,1 mg/kg
bolus intravena
Lorazepam tersedia dalam bentuk tablet oral
dengan dosis 0,05 mg/kgbb
44. Α2 - AGONIST
Clonidine dan dexmedetomidine merupakan obat
yang lebih sering digunakan
Dexmedetomidine lebih selektif terhadap α2 dari
clonidine
Keuntungan :
Memiliki efek analgesia dan sedasi, tanpa depresi napas
Efek samping :
sedasi, bradikardi dan kering pada mulut.
45. Kombinasi dengan ketamin memberi hasil lebih
baik dari ketamin sendiri atau kombinasi ketamin
midazolam
Dosis :
Dexmedetomidine dosis 1mcg/kg/iv loading selama
10 menit, diikuti infus kontinyu 0,2-0,7 mcg/kg/jam
Clonidine diberikan dengan dosis 1-3 mcg/kgbb bolus
intravena, dapat diikuti infus kontinyu 1-2 mcg/kgbb/jam
46. ANTI KONVULSAN
Gabapentin dan pregabalin sering digunakan pada
nyeri neuropatik akibat luka bakar
Intensitas nyeri dan konsumsi opioid berkurang
dengan pemberian gabapentin
Gabapentin diberikan 300 mg/24 jam diberikan per
8 jam per oral
Dititrasi sampai 3600 mg/24 jam dengan 3 dosis
terbagi
Pregabalin diberikan dengan dosis 150 mg sampai
600 mg/24 jam diberikan setiap 12 jam
47. NYERI BACKGROUND
Nyeri yang terus menerus yang disebabkan oleh
rangsangan nosiseptor akibat kerusakan jaringan
Terjadi pada saat istirahat
Terapi dengan multimodal analgesia
Acetaminofen + NSAID
Opioid Morfin, Fentanyl, Oxycodone
Ketamin dosis sub anestesi + anxiolitik
48. NYERI BACKGROUND
Opioid merupakan terapi utama
Fentanyl : bolus 0,5-1 mcg/kgbb, dilanjutkan 0,5-1,
mcg/kgbb/jam iv kontinyu
Morfin : bolus 2-3 mg iv, dilanjutkan 0,03-0,15 mg/kgbb
iv kontinyu
Oxycodone : bolus 2 mg/iv, dilanjutkan 0,02-0,03
mg/kgbb/jam iv kontinyu
Paracetamol 10-20 mg/kgbb/kali pemberian, 3-4
kali sehari + opioid mengurangi kebutuhan
opioid
49. NYERI BACKGROUND
Jika terjadi OIH, ketamin dapat dipakai
Ketamin : 0,2-0,5 mg/kgbb/iv diikuti infus kontinyu 50-
300 mcg/kgbb/jam
Dikombinasikan dengan midazolam 0,01-0,1
mg/kgbb/jam untuk mengatasi efek halusinasi
Dapat juga dikombinasikan dengan dexmedetomidine
0,2-0,7 mcg/kgbb/jam
50. NYERI PROSEDURAL
Nyeri akibat prosedur perawatan debridement,
ganti perban, fisioterapi
Dosis subanestetik ketamin 0,2-0,5 mg/kgbb/iv
dapat menghasilkan analgesia 10-30 menit.
Kombinasi dengan midazolam 0,01-0,1 mg/kgbb/iv
mengurangi efek disosiatif ketamin
Opioid bolus dapat ditambahkan untuk mengatasi
nyeri prosedural
Morfin : Dititrasi mulai 2-10 mg bolus iv
Fentanyl : Dititrasi mulai 0,5-1 mcg/kg/ bolus iv
Oxycodone : Dititrasi mulai 2 mg bolus iv
Pemilihan obat berdasarkan luasnya prosedur yang
dilakukan dan penilaian individu
51. NYERI BREAKTROUGH
Nyeri yang muncul tiba tiba, saat istirahat
Biasanya dipicu oleh pergerakan atau menurunnya
konsentrasi analgetik untuk mengatasi background
pain
Diatasi dengan pemberian bolus opioid 10%
sampai 20% total dosis pemeliharaannya
52. NYERI NEUROPATIK
Terjadi krn adanya kerusakan jaringan saraf perifer
25% sampai 36% pasien luka bakar menunjukkan
gejala nyeri neuropatik
Muncul akut setelah terjadinya cedera
Dapat menjadi kronik bahkan setelah luka telah
sembuh
53. Gabapentin dan pregabalin telah digunakan pada
nyeri neuropatik lainnya
Gabapentin diberikan mulai dari 300 mg/ 24jam
dosis terbagi, jika perlu dianaikkan sampai 3600
mg/ 24 jam dalam 3 dosis terbagi pada pasien
dengan fungsi ginjal yg normal
Pregabalin diberikan dengan dosis harian 150mg
sampai 600 mg/24 jam dalam 2 dosis terbagi
54. RINGKASAN
Luka bakar menyebabkan mortalitas dan morbiditas
jika tidak ditangani dengan baik
Resusitasi cairan menggunakan formula parkland
dengan kristaloid sebagai pilihan resusitasi 24 jam
pertama
Ringer laktatmerupakan kristaliod pilihan pada
formula parkland
55. RINGKASAN
Penanganan nyeri pada luka bakar sangat penting
jika tidak tertangani dengan baik akan
menyebabkan :
Respon stress yang dapat mengganggu fungsi organ
lainnya
Kecemasan yang dapat mengganggu siklus tidur dan
berperlambat proses penyembuhan luka
Dapat berkembang menjadi nyeri kronik
56. RINGKASAN
Penanganan nyeri dengan strategi multimodal
analgesia dengan manfaat :
Menghambat nyeri dari berbagai jalur perjalanan nyeri
(perifer dan sentral)
Mengurangi kebutuhan dosis analgetik opioid
Efek samping yang lebih rendah dibandingkan terapi
satu jenis obat
Penilaian nyeri harus selalu dilakukan setiap
pergantian jaga untuk mencapai terapi yang optimal