Dokumen tersebut membahas tentang persyaratan dan komponen-komponen penting dalam instalasi listrik tenaga, meliputi standar keselamatan, keandalan, dan efisiensi. Dibahas pula komponen-komponen kunci seperti pengaman, kontaktor magnetik, thermostat beban lebih, kabel, dan perlengkapan pendukung lainnya beserta fungsi dan karakteristiknya.
2. Peralatan Instalasi Tenaga/
Daya
Instalasi Listrik Tenaga/ Daya adalah
pemasangan komponen-komponen peralatan
listrik untuk melayani perubahan energi listrik
menjadi tenaga mekanis.
3. Persyaratan Instalasi Listrik
Tenaga
Syarat Aman
Instalasi listrik tenaga harus dibuat sesuai standar keselamatan,
sehingga kecil kemungkinan timbulnya kecelakaan.
Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan keselamatan jiwa
manusia, terjaminnya peralatan dan benda-benda di sekitarnya dari
kerusakan akibat adanya gangguan seperti : gangguan hubung singkat,
gangguan beban lebih, gangguan tegangan lebih, dan sebagainya.
Syarat Keandalan
adalah bahwa kelangsungan pemberian/pengaliran arus listrik kepada
beban/konsumen pemakai listrik harus terjamin secara baik.
Syarat Ekonomis
Instalasi listrik tenaga harus dibuat sesuai dengan standarnya sehingga
harga dari keseluruhan instalasi itu, ongkos pemasangan, dan ongkos
pemeliharaannya tidak boros.
Rugi-rugi daya listrik yang hilang harus sekecil mungkin, rugi
tegangan maksimal 5 % dari tegangan sumber.
4. Peralatan Instalasi Tenaga
Komponen perlengkapan kendali seperti tombol, sakelar, lampu,
sinyal, sakelar magnet dan kawat penghubung harus mempunyai
kemampuan yang sesuai dengan penggunaannya.
Komponen seperti tombol, sakelar kendali, dan sakelar pemilih
harus mempunyai tanda atau warna yang memudahkan operator
untuk melayaninya.
Penghantar atau kabel yang digunakan untuk perlengkapan kendali
dalam PHB harus berukuran sekurang-kurangnya 1,0 mm kecuali
penghantar atau kabel yang sudah terpasang dalam perlengkapan
kendali itu.
Proteksi sistem kendali harus terpisah dari proteksi yang lain.
(PUIL 2000: 6.6.5.1 - 6.6.5.4)
5. Klasifikasi Keandalan Beban
Sistem harus dapat mendukung beban yang memerlukan
keandalan sangat tinggi, karena terhentinya aliran listrik akan dapat
menyebabkan kematian atau kecelakaan.
Sistem harus dapat mendukung beban yang memerlukan
keandalan tinggi, dimana jika aliran listrik berhenti tidak
menyebabkan kematian manusia, tetapi menyebabkan kerusakan
pada beban atau menyebabkan kerugian yang sangat besar.
Sistem harus dapat mendukung beban dengan keandalan biasa,
apabila aliran listrik terhenti tidak begitu membahayakan dan
merugikan.
Mutu terjamin, berarti konsumen mendapat aliran listrik sesuai
dengan ukuran normal dari kebutuhan beban.
6. Komponen Panel Hubung
Bagi Kendali
A1. Pengaman Hubung Singkat Sirkit Cabang berfungsi
sebagai pengaman arus lebih pada suatu sirkit cabang
yang mensuplai dua motor atau lebih.
A2. Sirkit Cabang berfungsi sebagai penghantar rangkaian
akhir yang mensuplai dua motor atau lebih.
B. Pengaman Hubung Singkat Sirkit Motor berfungsi
sebagai pengaman arus lebih sirkit akhir yang
mensuplai motor tunggal dari gangguan hubung singkat.
C. Sarana Pemutus berfungsi sebagai sarana pemutus
(pengisolir) motor dari jaringan apabila akan dilakukan
perbaikan pada motor.
D. Kendali Motor berfungsi sebagai alat pengasutan motor,
pengatur putaran motor, menjalankan motor, membalik
arah putaran motor, memberhentikan motor, dan lain-lain.
E. Pengaman Beban Lebih berfungsi sebagai
pengaman/melindungi motor, peralatan kontrol motor
dan hantaran akhir terhadap pemanasan berlebihan
akibat beban lebih dan atau motor tidak dapat diasut.
F. Motor Listrik berfungsi sebagai alat yang merubah energi
listrik menjadi energi mekanis untuk menggerakkan
mesin-mesin pemakai listrik.
G. Grounding System/Pembumian berfungsi mengamankan
peralatan instalasi dan motor listrik dari adanya kejut
listrik akbitat kebocoran arus
8. Pengaman Lebur (Fuse)
Pengaman Lebur atau Fuse terpasang dalam
rangkaiaan listrik tersusun secara seri, sehingga jika
terlewati arus yang melebihi kapasitas kerja dari fuse
tersebut, maka fuse akan terbakar dan memutus arus
yang ada dalam rangkaian tersebut.
Elemen penghantar yang terdapat dalam fuse tersebut
akan meleleh, dan memutus rangkaian listrik tersebut
sebagai pengaman terhadap komponen-komponen lain
dalam rangkaian listrik tersebut dari bahaya arus besar.
9.
10. Miniature Circuit Breaker
(MCB)
Miniature Circuit Breaker (MCB) merupakan
alat pengamanan terhadap gangguan beban
lebih dan arus hubung singkat. Berdasarkan
konstruksinya, MCB dilengkapi dengan
komponen dwi logam yang digunakan untuk
pengamanan gangguan beban lebih dan
komponen elektromagnetik untuk
pengamanan terhadap gangguan arus
hubung singkat.
11. Pemilihan MCB ditentukan oleh beberapa
hal, yaitu :
Standar yang berlaku. Contoh PUIL, SPLN, IEC,
dll.
Kapasitas Pemutusan
Arus Pengenal
Tegangan
12.
13. Ir adalah arus nomimal MCB
Im adalah arus hubung singkat minimum
Icu adalah arus hubung singkat maksimum atau arus breaking capacity.
14. Circuit Breaker terpilih akan selalu
membandingkan arus setting Ir dengan
arus beban IB, serta breaking capacity-nya
ICU dengan prospective ISC
15. Definisi terkait dengan tegangan:
Ue: rated service voltage.
Ui: rated insulation voltage (> Ue max.).
Uimp: rated impulse withstand voltage.
16. Definisi terkait dengan arus:
Ib: circuit operational current
Icm: rated short-circuit making capacity.
Ics: rated service breaking capacity (normally expressed as a %
of Icu).
Icu: rated ultimate short-circuit breaking capacity (expressed in
kA).
Icw: rated short-time withstand current.
IDn: rated residual operating current (often called residual
sensitivity).
In: rated current = maximum value of current used for the
temperature rise tests (e.g. for a Compact NS250 circuit breaker:
In = 250 A).
Isc: short-circuit current at a given point in the installation.
17. Kontaktor Magnetik (Magnetic
Contactor)
Kontaktor magnet adalah gawai
elektromekanik yang dapat
berfungsi sebagai penyambung
dan pemutus rangkaian, yang
dapat dikendalikan dari jarak
jauh.
Pergerakankontak-kontaknya
terjadi karena adanya gaya
elektromagnet. Kontaktor
magnet merupakan sakelar
yang bekerja berdasarkan
kemagnetan.Karena
magnet berfungsi sebagai
penarik dan pelepas kontak-kontak
pada kontaktor.
18. Kontak Utama
kontak yang menghubungkan dan memutuskan
arus listrik yang menuju ke beban atau motor.
Kontak Bantu
Kontak ini hanya digunakan pada rangkaian
kontrol. Terdiri dari dua jenis kontak yaitu kontak
normally open (NO) dan normally close (NC).
Kontak NO cirinya bernomor ganda dan nomor
terakhir adalah 3-4 Contoh : 13-14, 23-24, 33-34
Kontak NC cirinya bernomor ganda dan nomor
terakhir 1-2 Contoh :11-12,21-22, 31-32
19. pemilihan kontaktor:
Parameter utama
Jenis beban
Kapasitas beban, meliputi : arus, tegangan,
daya, dll
Frekuensi On-Off
Kategori penggunaan
20. Pemilihan Kontaktor
Tegangan kerja
Besarnya daya
Kemampuan hantar arus (kontaknya)
Jumlah kontak bantu yang dimiliki
Kategori penggunaan
21. Kategori Pemakaian
AC1 : Pemakaian untukbeban non-induktif
atau sedikit induktif
AC2 : Pemakaian untuk starting motor
slipring (starting, switching off)
AC3 : Untuk pemakaian pada starting motor
rotor sangkar. (starting, switching off)
AC4 :Pemakaian untuk jenis motor rotor
sangkar (starting, plugging atau berbalik arah
putaran)
22. TOLR (Thermal Overload
Relay)
TOLR (Thermal Overload Relay)
berfungsi untuk mengamankan
motor atau memberi perlindungan
kepada motor dari kerusakan
akibat beban lebih.
Prinsip kerja thermal beban lebih
(TOLR) berdasarkan panas
(temperatur) yang ditimbulkan
oleh arus yang mengalir melalui
elemen – elemen pemanas
bimetal.
23. Lampu Indikator (Indicator
Lamp)
Lampu indikator adalah suatu komponen sistem
kendali yang digunakan untuk memberikan
penandaan visual terhadap kondisi operasi sistem.
Komponen ini terdiri atas sebuah lampu kecil
(pijar/neon) dengan rumahnya yang tutup atasnya
terbuat dari bahan transparan dengan warna tertentu
Warna-warna lampu indikator ini dapat dipilih sesuai
dengan standar kode warna yang berlaku.
Lampu indikator umumnya disambungkan sedemikian
rupa sehingga akan menyala jika kontaktor terkait
sedang dalam kondisi operasi atau lampu-lampu
indikator digunakan untuk memberi tanda bahwa
motor telah siap untuk dijalankan dan motor telah
beroperasi.
24. Warna Makna Warna Aplikasi
Merah Kondisi Bahaya
Menandakan kondisi bahaya dan
membutuhkan penanganan secepatnya
oleh operator
Kuning
Kondisi Tidak
Normal
Monitoring dan atau membutuhkan
penanganan dari operator
Biru
Mesin siap untuk
bekerja
Mesin dalam kondisi siap dioperasikan
Hijau Kondisi Normal 1. Sakelar utama dalam kondisi ON
2. Pemilihan kecepatan dan arah putar
mesin
25. Kabel Penghantar
Penghantar yang digunakan untuk
instalasi listrik adalah penghantar
yang dilindungi dengan isolasi atau
disebut dengan kabel.
Perkembangan penghantar semakin
pesat seiring berkembangnya bahan-bahan
isolasi, sehingga banyak
bermunculan jenis penghantar baru.
Untuk mempermudah identifikasi dari
jenis kabel yang ada, maka diadakan
suatu penandaan dari huruf maupun
angka.
26. Sepatu Kabel
Sepatu kabel yaitu alat yang dapat dipasang
pada ujung kabel yang tidak berisolasi.
Dengan dipasangnya sepatu kabel akan
memudahkan pelaksanaan pekerjaan,
terutama pada pekerjaan kabel-kabel yang
besar.
Hubungan setiap terminal (apitan) pada
suatu penghantar haruslah cukup kuat, nilai
kabel digerak-gerakan atau direntangkan
harus dijamin tidak akan lepas atau putus.
27. Sepatu Kabel dengan Sekrup
Cara pemasangannya :
bersihkan sepatu kabel
yang tidak berisolasi
sepanjang longsongan
sepatu kabel agar
hubungannya baik.
Keraskan sekrup yang
ada dengan
menggunakan obeng
atau kunci pas dan
semacamnya.
28. sepatu kabel dengan alat
penekan
Cara ini lebih praktis,
akan tetapi sepatu kabel
yang telah dipasang
tidak dapat dilepas lagi
(permanen) dengan
mudah. Selain daripada
itu pemasangannya pun
harus menggunakan alat
khusus untuk keperluan
ini.
29. sepatu kabel dengan
pematrian
Cara pemasanganya : setelah kabel
dibuka isolasinya, bersihkanlah kawatnya
dari kotoran yang mengganggu
penempelan timah. Untuk memperoleh
hasil yang sempurna sebaiknya bagian
kawat yang akan dimasukan ke dalam
sepatu kabel dilapisi dahulu dengan patri.
Selanjutnya cairkanlah timah dan
tuangkan ke dalam sepatu kabel
secukupnya. Kemudian masukan kawat
kabel ke dalam selongsong sebelum
timah membeku. Pada umumnya bagian
dalam (lubang) sepatu kabel yang
diperdagangkan telah dilapisi dengan
timah.
30. Busbar
Busbar merupakan
penghantar listrik yang
berbentuk empat persegi
panjang tanpa
isolasi.Busbar biasanya
ditempatkan di dalam panel
yang bersifat menampung
tenaga listrik guna
menyalurkannya ke
komponen lainnya.Pada
penggunaanya busbar
dipasang untuk keperluan
fasa, netral, dan
pembumian.
31. Cable Tidy (Spiral)
Cable Tidy atau Spiral digunakan untuk
pembungkus kabel atau casing kabel untuk
mengamankan kabel dan memperindah
kabel. Biasanya selubung kabel ini dipakai
untuk kabel yang menuju lampu indikator
dan atau menuju pintu panel. Dengan
adanya spiral kabel terlihat lebih rapih ,
dengan adanya spiral kabel tersebut dapat
dililit atau di satukan.Penggunaan spiral
sangat cocok pada panel instalasi, karena
lebih mudah mengarahkan penghantar dan
tidak menghabiskan ruang panel yang
sangat sempit.
32. Labelling Sistem Komponen
Sistem pelabelan ini pada dasarnya adalah
pemberian identifikasi setiap komponen
dalam suatu sistem sehingga dapat
dibedakan secara mudah posisi jenis dan
lokasi pemasangannya. Label jenis ini dibuat
sesuai identifikasi setiap komponen dalam
gambar diagramnya. Label ini dicetak diatas
kertas stiker ataupun alluminium foil yang
diberi lapisan perekat.
33. Menurut standart IEC, pelabelan dibuat
dengan 3 digit identifikasi yang merupakan
kombinasi huruf dan angka
Digit I : berupa notasi huruf A – Z yang ditulis
dengan huruf besar. Notasi ini menunjukkan jenis
dari komponen yang bersangkutan.
Digit II: berupa notasi angka yang menunjukkan
nomor urut dari setiap jenis komponen yang sama.
Digiti III: berupa notasi huruf A – Z yang ditullis
dengan huruf besar. Notasi ini menunjukkan fungsi
dari komponen yang bersangkutan.
Contohnya seperti K1M dimana huruf K menyatakan
kontaktor, angka satu menyatakan kontaktor nomor
urut ke satu, dan M menyatakan fungsi utama
kontaktor.
38. Motor
nama pembuat;
tegangan pengenal;
arus beban pengenal;
daya pengenal;
frekuensi pengenal dan jumlah fase untuk motor arus bolak balik;
putaran per menit pengenal;
suhu lingkungan pengenal dan kenaikan suhu pengenal;
kelas isolasi;
tegangan kerja dan arus beban penuh sekunder untuk motor induksi
rotor lilit;
jenis lilitan : shunt, kompon, atau seri untuk motor arus searah;
Editor's Notes
fuse yang telah terbakar atau putus elemennya kita harus menggantinya dengan yang baru, tetapi yang perlu diingat adalah penggantian dengan kapasitas arus yang sama. Jika menggantinya dengan kapasitas arus yang lebih besar maka akan berakibat kerusakan pada rangkaian listrik tersebut, karena jika ada arus lebih dalam rangkaian tersebut, fuse tidak akan putus atau terbakar.
nilai ICS, disarankan untuk memilih peralatan yang memiliki nilai service breaking capacity ICS ≥ nilai kemungkinan hubung singkat ISC. Hal ini cukup penting dan jauh lebih bijak dalam rangka untuk meyakinkan kelangsungan kerja serta kehandalan sistem yang lebih optimal.