Menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT.PLN adalah 127/220V dan 220/380V. Pada umumnya radius pelayanan berkisar 350 meter. Di Indonesia (PLN) susut tegangan di izinkan ±5% - 10% dari tegangan operasi.
3. Apa Itu Jaringan Tegangan Rendah?
Jaringan Tegangan Rendah merupakan bagian
hilir dari suatu sistem tenaga listrik pada
tegangan distribusi dibawah 1000 Volt, yang
langsung memasok kebutuhan listrik tegangan
rendah ke konsumen. Melalui jaringan distribusi
ini disalurkan tenaga listrik kepada para
pemanfaat / pelanggan listrik.
4. Menyalurkan tenaga listrik
dari gardu distribusi ke konsumen
tegangan rendah. Tegangan
rendah yang digunakan PT.PLN
adalah 127/220V dan 220/380V.
Pada umumnya radius pelayanan
berkisar 350 meter. Di Indonesia
(PLN) susut tegangan di izinkan
±5% - 10% dari tegangan operasi.
Jaringan
Tegangan
Rendah
berfungsi
untuk
5. Konstruksi JTR
SUTR merupakan
jaringan kawat yang
berisolasi maupun
tidak berisolasi. Bagian
utama dari SUTR
adalah tiang listrik,
cross arm, isolator dan
penghantar
Aluminium/Tembaga
Saluran Udara Tegangan
Rendah(SUTR)
SKTR adalah panel
distribusi lokal
yang menyediakan
sumber tegangan
dari PLN ke panel-
panel beban.
Saluran Kabel Tanah
Tegangan Rendah(SKTR)
6. Konstruksi tiang
SUTR
Pada jaringan tegangan rendah
yang menggunakan tiang bersama dengan
jaringan tegangan menengah maka jarak
gawang (Span) harus di jaga agar tidak lebih
dari 60 meter. Di dalam menentukan panjang
tiang beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan adalah :
1. Jarak aman antara saluran tegangan
menengah dan tegangan rendah.
2. Posisi trafo tiang.
3. Tinggi rendahnya trafo dengan penyangga
dua tiang.
No Tegangan Rangkaia
n
Panjang
Tiang
(m)
Type
(daN)
Span
Maksim
um
1 Menengah Tunggal 11
13
350
350
80
120
2 Menengah Ganda 11
13
350
350
50
60
3 Rendah Tunggal 9
9
100
200
40
60
10. Konstruksi Perletakan Kabel
SKTR
Kabel yang digelar di
bawah tanah harus memenuhi
persyaratan jarak dengan utilitas
lain yang ada di bawah tanah.
Jarak antara kabel dengan kabel
listrik yang bersilangan tidak
boleh kurang dari 20 cm, jika
kurang dari 20 cm bagian
persilangan dilindungi dengan
pipa beton belah atau pelat beton
dengan tebal 6 cm, sekurang-
kurangnya sejauh 50 cm dari
titik silang.
11. Konstruksi Perletakan kabel
SKTR
Untuk mendapatkan kemampuan
hantar arus yang spesifikasi pada SNI 04-
0225-2000. Kabel ditanam sedalam 70 cm,
diselimuti pasir urug setebal 5 cm pada
permukaan kabel atau total 20 cm.
Selanjutnya, bagian atas pasir di pasang
batu pengamanan yang berfungsi sebagai
batu peringatan dengan tebal sekurang-
kurangnya 6 cm. Dan di bagian atas
tertulis “Awas Kabel PLN Bertegangan”.
Ukuran batu peringatan di sesuaikan
dengan kebutuhan, terbuat dari beton
skala 1-3, lebar galian sekurang-
kurangnya 40 cm.
12. Konstruksi Perlengkapan
Hubung Bagi SKTR
Penempatan Perlengkapan
Hubung Bagi (PHB) dilakukan pada
sisi trotoar yang tidak menganggu
pejalan kaki. PHB dilindungi dengan
pipa baja/patok, yangmelindungi
kemungkinan tertabrak kendaraan
bermotor. Panel PHB dan lapisan luar
(metal sheath) kabel dan penghantar
metal dibumikan bersama. Penghantar
pembumian minimal dengan
penampang 50 = 𝑚𝑚2
terbuat dari
tembaga dengan nilai tahanan
pembumian tidak lebih dari 10 Ohm.
13. Pentanahan pada Jaringan JTR
Sistem
pentanahan atau biasa
disebut grounding
adalah sistem
pengamanan terhadap
perangkat-perangkat
yang mempergunakan
listrik sebagai sumber
tenaga, dari lonjakan
listrik, petir, dll.
Tujuan utama
dari adanya
pentanahan adalah
menciptakan jalur low
impedance (tahanan
rendah) terhadap
permukaan bumi untuk
gelombang listrik dan
transient voltage.
14. Ketentuan-ketentuan sambungan pelayanan :
1. Dari satu tiang boleh dipasang maksimum 5 SLP
2. Dari SLP 1 boleh disambung berturut-turut (seri)
maksimum 5 pelanggan dan tetap memperhartikan
beban dan susut tegangan.
3. Jarak sambungan dari tiang ke rumah atau dari
rumah ke rumah maksimum 30 meter untuk SLP
jenis twissted dan maksimum 45 meter untuk SLP
jenis DX/QX
4. Jarak sambungan dari tiang ke rumah terakhir
maksimum 150 meter dan tetap memperhatikan
susut tegangan yang di izinkan.
5. Susut tegangan sepanjang SR yang di izinkan
maksimum 2% bila SLP disambung pada STR,
maksimum 10% bila SLP disambung pada gardu
trafo/Peti TR.
6. Pada satu tiang atap boleh dipasang maksimum 3
SLP.
• .