SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perjalanan Kurikulum Indonesia dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945,
kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan dari tahun ke tahun.
Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem
politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan
bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu
dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi
di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang
sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari
tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Pendidikan matematika di Indonesia berkembang sejalan dengan
perkembangan pendidikan matematika dunia. Perubahan-perubahan yang terjadi
dalam proses pembelajaran di kelas, selain dipengaruhi adanya tuntutan sesuai
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan juga seringkali diawali adanya
perubahan pandangan tentang hakekat matematika serta pembelajarannya.
Perubahan pandangan tentang hakekat matematika dapat mendorong terjadinya
perubahan substansi kurikulum. Sementara itu perubahan pandangan tentang
pembelajaran matematika sangat dipengaruhi oleh terjadinya perkembangan
mengenai teori belajar baik yang bersifat umum maupun yang khusus berkaitan
dengan belajar matematika. Walaupun perubahan pembelajaran matematika saat
ini terjadi secara pelan-pelan, akan tetapi upaya-upaya untuk memperbaiki
kualitasnya sesuai perkembangan yang terjadi di dunia mulai dilakukan sekalipun
masih bersifat terbatas.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan pendidikan matematika pada kurikulum
sederhana (1947-1964)?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika pada kurikulum
sederhana (1947-1964)?
3. Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran matematika pada kurikulum
sederhana (1947-1964)?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan matematika pada kurikulum
sederhana (1947-1964).
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran matematika pada kurikulum
sederhana (1947-1964).
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran matematika
pada kurikulum sederhana (1947-1964)
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Pendidikan Matematika pada Kurikulum Sederhana
(1947-1964)
Perkembangan kurikulum matematika sekolah, khususnya ditinjau dari
implementasi dan aspek teori belajar yang melandasinya, merupakan faktor yang
sangat menarik dalam pembicaraan tentang pendidikan matematika. Hal ini dapat
difahami sebab perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran
matematika sekolah tidak terlepas dari adanya perubahan pandangan tentang
hakekat matematika dan belajar matematika. Sebagai akibatnya, tidaklah
mengherankan apabila terjadi perubahan kurikulum, maka berubah pulalah proses
pembelajaran di dalam kelas.
Setelah Indonesia terlepas dari penjajahan kolonial, pemerintah berbenah diri
menyusun program pendidikan. Matematika diletakkan sebagai salah satu mata
pelajaran wajib. Saat itu pembelajaran matematika lebih ditekankan pada ilmu
hitung dan cara berhitung. Urutan-urutan materi seolah-olah telah menjadi
konsensus masyarakat. Karena seolah-olah sudah menjadi konsensus maka ketika
urutan dirubah sedikit saja protes dan penentangan dari masyarakat begitu kuat.
Untuk pertama kali yang diperkenalkan kepada siswa adalah bilangan asli dan
membilang, kemudian penjumlahan dengan jumlah kurang dari sepuluh,
pengurangan yang selisihnya positif dan lain sebagainya.
Urutan operasi hitung pada era pembelajaran matematika tradisional adalah
kali, bagi, tambah dan kurang, maksudnya bila ada soal dengan menggunakan
operasi hitung maka perkalian harus didahulukan dimanapun letaknya baru
kemudian pembagian, penjumlahan dan pengurangan. Urutan operasi ini mulai
tahun 1974 sudah tidak dipandang kuat lagi banyak kasus yang dapat digunakan
untuk menunjukkan kelemahan urutan tersebut.
Sementara itu cabang matematika yang diberikan di sekolah menengah pertama
adalah aljabar dan geometri bidang. Geometri ini diajarkan secara terpisah dengan
geometri ruang selama tiga tahun. Sedangkan yang diberikan di sekolah
4
menengah atas adalah aljabar, geometri ruang, goneometri, geometri lukis, dan
sedikit geometri analitik bidang.
Cara pembelajaran yang diberikan secara berulang terus menerus (kontinu).
Sehingga pada akhirnya akan memberikan suatu kemampuan keterampilan
berhitung., tetapi pemahaman terhadap konsep yang sebenarnya kurang
diperhatikan.
Contoh : 1. Hafal fakta dasar perkalian lima
1 × 5 = 5 4 × 5 = 20 7 × 5 = 35
2 × 5 = 10 5 × 5 = 25 8 × 5 = 40
3 × 5 = 15 6 × 5 = 30 9 × 5 = 45
Hasil perkalian langsung dihapal tanpa dijelaskan konsep, sifat atau cara
untuk memperoleh hasil perkalian tersebut.
𝑎
𝑏
:
𝑐
𝑑
=
𝑎
𝑏
×
𝑑
𝑐
Siswa akan menghapal hasil pembagian seperti pada suku kanan tanpa
memberikan langkah untuk memperoleh hasil pembagian tersebut. Materi
pembelajaran matematika lama/berhitung tradisional dimulai dengan materi
bilangan asli beserta operasi hitungnya, bilangan cacah beserta operasi hitungnya,
bilangan rasional beserta operasi hitungnya, sampai dengan bilangan real beserta
operasi hitungnya. Bilangan yang diajarkan hanya bilangan positif sehingga jika 5
– 7, jawabannya 5 – 7 tidak dapat diselesaikan. Agar siswa terampil berhitung,
maka siswa harus hafal fakta dasar penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Hapal cara mencari akar suatu bilangan, hafal ciri-ciri bilangan habis
dibagi 2, 3, 5 dan sebagainya. Latihan hafal tersebut dilakukan berulang-ulang
dalam kegiatan pembelajaran matematika sehari-hari.
2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Matematika pada Kurikulum Sederhana
(1947-1964)
Perkembangan struktur program kurikulum pada awal kemerdekaan sampai
dengan masa orde lama.
5
a. Struktur program kurikulum Sekolah Dasar (SD)
Daftar jam pelajaran bagi Sekolah Rakyat yang berbahasa daerah
sampai Kelas III (Rencana Pelajaran 1947)
Mata
Pelajaran
Kelas
Keterangan
I II III IV V VI
Berhitung 6 6 7 7 7 7
Dikelas I dan II lama
tiap jam pelajaran 30
menit. Untuk kelas III
ke-atas lama tiap jam
pelajaran 40 menit.
Daftar jam pelajaran bagi Sekolah Rakyat yang berbahasa pengantar
Bahasa Indonesia dari Kelas I (Rencana Pelajaran 1947)
Mata
Pelajaran
Kelas
Keterangan
I II III IV V VI
Berhitung 6 6 8 7 7 7
Dikelas I dan II lama
tiap jam pelajaran 30
menit. Untuk kelas III
ke-atas lama tiap jam
pelajaran 40 menit.
Daftar jam pelajaran bagi Sekolah Rakyat yang diselenggarakan sore
hari (Rencana Pelajaran 1947)
Mata
Pelajaran
Kelas
I II III IV
A B A B A B A B
Berhitung 5 5 5 5 9 8 8 7
6
Keterangan:
 Kelas A : Sekolah-sekolah yang berbahasa pengantar bahasa
Indonesia dari Kelas I.
 Kelas B : Sekolah-sekolah yang berbahasa pengantar bahasa daerah
sampai kelas III.
Struktur Program dan Pembagian Waktu per Minggu Bagi sekolah dasar
yang menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah di Kelas I s.d. Kelas III
(Rencana Pendidikan 1964)
Wardhana/
Bidang Studi
Kelas
Keterangan
I II III IV V VI
Berhitung 6 6 6 6 6 6
Kelas I sampai kelas
VI lama tiap jam
pelajaran 30 menit.
Struktur Program dan Pembagian Waktu per Minggu Bagi sekolah dasar
yang menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia dari Kelas I
(Rencana Pendidikan 1964)
Wardhana/
Bidang Studi
Kelas
Keterangan
I II III IV V VI
Berhitung 6 6 6 6 6 6
Kelas I dan II lama tiap
jam pelajaran 30 menit.
Kelas III sampai
dengan VI lama tiap
jam pelajaran 40 menit
b. Struktur program kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Pada tahun 1947 untuk kelas 3 SMP diadakan deferensiasi menjadi dua
jurusan, yaitu bagian A bagi jurusan Bahasa dan Pengetahuan Sosial, dan bagian
B untuk jurusan Ilmu Pasti dan Pengetahuan Ala
7
Struktur Program dan Pembagian Waktu per Minggu Bagi SMP
(Rencana Pelajaran 1947)
Mata Pelajaran
Kelas
I II III A III B
Berhitung 4 4 2 4
Struktur Program dan Pembagian Waktu per Minggu Bagi SMP
(Rencana Pelajaran Terurai 1952)
Penilaian hasil belajar siswa dilakukan beberapa kali melalui ulangan harian,
ulangan catur wulan, dan Ujian Penghabisan. Ulangan harian dan ulangan umum
catur wulan dilakukan oreh guru dan dijadikan sebagai dasar untuk pemberian
nilai dalam rapor dan penentuan kenaikan kelas, sedangkan Ujian Penghabisan
dikoordinasikan oleh rayon (karesidenan) untuk menentukan kelulusan siswa.
Bentuk soal yang digunakan adalah soal uraian (esai). Ulangan harian dan ulangan
umum catur wulan dipakai sebagai dasar untuk menentukan apakah seorang siswa
naik atau tinggal kelas. Apabila seorang siswa belum mencapai minimal nilai 6
dalam ulangan catur wulan, yang bersangkutan mengikut, ulangan perbaikan
(her).
Ujian penghabisan digunakan untuk menentukan kelulusan. Seorang siswa
SMP dapat dinyatakan lulus jika memperoleh nilai rata-rata 6 untuk semua mata
pelajaran, diperkenankan maksimal ada nilai 5 (nilai kurang) sebanyak 4 mata
pelajaran atau ekuivalennya (nilai 4 ekuivalen dengan dua nilai 5). Tidak boleh
ada nilai lebih kecil dari pada 4 (nilai 3 disebut angka mati). Ujian penghabisan
Mata Pelajaran
Kelas
I II IIIA IIIB
Berhitung dan
Aljabar
4 3 2 4
8
diselenggarakan oleh rayon dengan soal yang dibuat oleh Pusat (Inspeksi pusat
SMP, Jawatan Pengajaran, Kementrian Pengajaran dan Kebudayaan).
2.3 Kelemahan dan Kelebihan dari Pembelajaran Matematika pada
Kurikulum Sederhana (1947-1964)
a. Kekurangan pembelajaran matematika dari kurikulum 1947-1964
 Siswa tidak diajarkan untuk memahami konsep tetapi hanya dituntut
untuk menghapal langkah-langkah mengerjakannya. Rasa ingin tahu
siswa mengapa langkah-langkah pengerjaan berhitung tersebut
diabakan sehingga siswa tidak mempunyai minat untuk
mempelajarinya.
 Siswa tidak diberitahu mengapa langkah tersebut harus demikian
tanpa penjelasan. Dengan demikian berhitung lama lebih
mementingkan hapalan daripada pengertian.
 Hapalan lebih diutamakan dari pengertian.
b. Kelebihan pembelajaran atematika dari kurikulum 1947-1964
 Lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang
berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Matematika diletakkan sebagai salah satu mata pelajaran wajib. Saat itu
pembelajaran matematika lebih ditekankan pada ilmu hitung dan cara berhitung .
Pembelajaran matematika tradisional menekankan hafalan dari pada pengertian
dan lebih mengutamakan kepada melatih otak bukan kegunaan.
Jadwal pelajaran untuk mata pelajaran berhitung (nama lain matematika pada
kurikulum 1947-1964) lebih banyak daripada mata pelajaran yang lain dan
diajarkan di semua jenjang pendidikan baik sekolah dasar ataupun sekolah
menengah. Penilaian hasil belajar siswa dilakukan beberapa kali melalui ulangan
harian, ulangan catur wulan, dan Ujian Penghabisan.
Kelebihan dari kurikulum sederhana adalah lebih menekankan pada
pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain,
sementara kekurangan dari kurikulum ini yaitu Siswa tidak diajarkan untuk
memahami konsep tetapi hanya dituntut untuk menghapal langkah-langkah
mengerjakannya. Rasa ingin tahu siswa mengapa langkah-langkah pengerjaan
berhitung tersebut diabakan sehingga siswa tidak mempunyai minat untuk
mempelajarinya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2010. Sejarah Perkembangan Kurikulum SMP. Jakarta : Depdiknas
Kuswandi,Dedi. 2006. Buku Sejarah Kurikulum Pendidikan Di Indonesia.
http://www.slideshare.net/dedikuswandi/buku-sejarah-kurikulum-
pendidikan-di-indonesia?related=1 [Diakses pada tanggal 3 September
2014]
Siregar,Arya Witasari. 2012. Perkembangan Pembelajaran Matematika
(Perjalanan Kurikulum Matematika Menuju Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan). http://arya-witari.blogspot.com/2012/05/perkembangan-
pembelajaran-matematika.html [Diakses pada tanggal 3 September 2014]
Soedijarto,dkk. 2010. Sejarah Pusat Kurikulum. Jurnal Pusat Kurikulum Badan
Penelititan dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional edisi
2010.
Yherlanty. 2010. Kurikulum Indonesia Dari Zaman Ke Zaman.
http://yherlanti.wordpress.com/2010/08/12/kurikulum-indonesia-dari-
zaman-ke-zaman/ [Diakses pada tanggal 3 September 2014]

More Related Content

What's hot

Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Operator Warnet Vast Raha
 
Jadwal supervisi kunjungan kelas
Jadwal  supervisi  kunjungan  kelasJadwal  supervisi  kunjungan  kelas
Jadwal supervisi kunjungan kelas
Almakmun Santoso
 
Angketmina tbelajarmatematika
Angketmina tbelajarmatematikaAngketmina tbelajarmatematika
Angketmina tbelajarmatematika
Mading KS
 

What's hot (20)

Program remedial dan pengayaan pp kn xi
Program remedial dan pengayaan pp kn xiProgram remedial dan pengayaan pp kn xi
Program remedial dan pengayaan pp kn xi
 
Tema 1, diriku 2
Tema 1, diriku 2Tema 1, diriku 2
Tema 1, diriku 2
 
Implementasi prinsip teknologi dalam pembelajaran matematika
Implementasi prinsip teknologi dalam pembelajaran matematikaImplementasi prinsip teknologi dalam pembelajaran matematika
Implementasi prinsip teknologi dalam pembelajaran matematika
 
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
 
Modul Matematika Kelas Rendah (sebagian)
Modul Matematika Kelas Rendah (sebagian)Modul Matematika Kelas Rendah (sebagian)
Modul Matematika Kelas Rendah (sebagian)
 
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIANPENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
 
Analisis-Skl-Ki-Kd-Kelas-Vi.doc
Analisis-Skl-Ki-Kd-Kelas-Vi.docAnalisis-Skl-Ki-Kd-Kelas-Vi.doc
Analisis-Skl-Ki-Kd-Kelas-Vi.doc
 
Jadwal supervisi kunjungan kelas
Jadwal  supervisi  kunjungan  kelasJadwal  supervisi  kunjungan  kelas
Jadwal supervisi kunjungan kelas
 
Refleksi siap
Refleksi siapRefleksi siap
Refleksi siap
 
Angketmina tbelajarmatematika
Angketmina tbelajarmatematikaAngketmina tbelajarmatematika
Angketmina tbelajarmatematika
 
ATURAN PENCACAHAN
ATURAN PENCACAHANATURAN PENCACAHAN
ATURAN PENCACAHAN
 
Modul Asesmen Awal Matematika SMP/MTs Kelas VIII
Modul Asesmen Awal Matematika SMP/MTs Kelas VIIIModul Asesmen Awal Matematika SMP/MTs Kelas VIII
Modul Asesmen Awal Matematika SMP/MTs Kelas VIII
 
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional
Laporan  Pemantapan Kemampuan ProfesionalLaporan  Pemantapan Kemampuan Profesional
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional
 
MEMBUAT SUDUT PADA SEGITIGA MENGGUNAKAN GEOGEBRA
MEMBUAT SUDUT PADA SEGITIGA MENGGUNAKAN GEOGEBRAMEMBUAT SUDUT PADA SEGITIGA MENGGUNAKAN GEOGEBRA
MEMBUAT SUDUT PADA SEGITIGA MENGGUNAKAN GEOGEBRA
 
Jurnal harian guru tk pgri 3 kars
Jurnal harian guru  tk pgri 3 karsJurnal harian guru  tk pgri 3 kars
Jurnal harian guru tk pgri 3 kars
 
Matematika kelas 3 - suharyanto
Matematika kelas 3  - suharyantoMatematika kelas 3  - suharyanto
Matematika kelas 3 - suharyanto
 
Instrumen supervisi guru
Instrumen supervisi guruInstrumen supervisi guru
Instrumen supervisi guru
 
Lap. kegiatan mgmp
Lap. kegiatan mgmpLap. kegiatan mgmp
Lap. kegiatan mgmp
 
Rpp microteaching
Rpp microteachingRpp microteaching
Rpp microteaching
 
Buku Guru Matematika Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Matematika Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru Matematika Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Matematika Kelas VII SMP Kurikulum 2013
 

Viewers also liked (8)

Silabus pembelajaran ski
Silabus pembelajaran skiSilabus pembelajaran ski
Silabus pembelajaran ski
 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan PembelajaranRencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
 
Berbagai permasalahan pembelajaran matematika dalam kurikulum 2013
Berbagai permasalahan pembelajaran matematika dalam kurikulum 2013Berbagai permasalahan pembelajaran matematika dalam kurikulum 2013
Berbagai permasalahan pembelajaran matematika dalam kurikulum 2013
 
Soal sejarah SMA
Soal sejarah SMASoal sejarah SMA
Soal sejarah SMA
 
Soal Sejarah dan Pembahasanya
Soal Sejarah dan PembahasanyaSoal Sejarah dan Pembahasanya
Soal Sejarah dan Pembahasanya
 
Sejarah Indonesia Kelas XII K13 Buku Guru
Sejarah Indonesia Kelas XII K13 Buku GuruSejarah Indonesia Kelas XII K13 Buku Guru
Sejarah Indonesia Kelas XII K13 Buku Guru
 
Uts.xii.is
Uts.xii.isUts.xii.is
Uts.xii.is
 
Kumpulan soal-sejarah
Kumpulan soal-sejarahKumpulan soal-sejarah
Kumpulan soal-sejarah
 

Similar to pembelajaran matematika pada kurikulum sederhana

(2) struktur kurikulum 2013
(2) struktur kurikulum 2013(2) struktur kurikulum 2013
(2) struktur kurikulum 2013
muriokryan
 
Bab I, II, III Poposal
Bab I, II, III PoposalBab I, II, III Poposal
Bab I, II, III Poposal
mumukholisah
 
Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...
Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...
Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...
ikhwankmk92
 
Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...
Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...
Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...
ikhwankmk92
 
Volume 1 nomor 3 tahun 2011
Volume 1 nomor 3 tahun 2011Volume 1 nomor 3 tahun 2011
Volume 1 nomor 3 tahun 2011
MTs MUTULINGGA
 
RPP Statistik
RPP StatistikRPP Statistik
RPP Statistik
xak1g13
 
Laporan ev pembelajaran
Laporan ev pembelajaranLaporan ev pembelajaran
Laporan ev pembelajaran
Nida Hilya
 

Similar to pembelajaran matematika pada kurikulum sederhana (20)

Modul media pemb. gian nata permana
Modul media pemb. gian nata permanaModul media pemb. gian nata permana
Modul media pemb. gian nata permana
 
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
 
Matematika sekolah dengan pbl4c
Matematika sekolah dengan pbl4cMatematika sekolah dengan pbl4c
Matematika sekolah dengan pbl4c
 
(2) struktur kurikulum 2013
(2) struktur kurikulum 2013(2) struktur kurikulum 2013
(2) struktur kurikulum 2013
 
Bab iv.revisi
Bab iv.revisiBab iv.revisi
Bab iv.revisi
 
3262
32623262
3262
 
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
 
Modul Ajar Matematika Kelas 1 BAB 1 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 1 BAB 1 Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 1 BAB 1 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 1 BAB 1 Kurikulum Merdeka
 
Bab I, II, III Poposal
Bab I, II, III PoposalBab I, II, III Poposal
Bab I, II, III Poposal
 
Prota matematika iv
Prota matematika ivProta matematika iv
Prota matematika iv
 
Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...
Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...
Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...
 
Kepercayaan Guru
Kepercayaan GuruKepercayaan Guru
Kepercayaan Guru
 
Kepercayaan guru-latest
Kepercayaan guru-latestKepercayaan guru-latest
Kepercayaan guru-latest
 
Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...
Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...
Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...
 
Kepercayaan guru-latest
Kepercayaan guru-latestKepercayaan guru-latest
Kepercayaan guru-latest
 
Kepercayaan guru
Kepercayaan guruKepercayaan guru
Kepercayaan guru
 
Volume 1 nomor 3 tahun 2011
Volume 1 nomor 3 tahun 2011Volume 1 nomor 3 tahun 2011
Volume 1 nomor 3 tahun 2011
 
RPP Statistik
RPP StatistikRPP Statistik
RPP Statistik
 
Prota pkn kelas vi
Prota pkn kelas viProta pkn kelas vi
Prota pkn kelas vi
 
Laporan ev pembelajaran
Laporan ev pembelajaranLaporan ev pembelajaran
Laporan ev pembelajaran
 

Recently uploaded

perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Mas PauLs
 
AKSI NYATA Menyelenggarakan Pelaporan Belajar Oleh Murid.pdf
AKSI NYATA Menyelenggarakan Pelaporan Belajar Oleh Murid.pdfAKSI NYATA Menyelenggarakan Pelaporan Belajar Oleh Murid.pdf
AKSI NYATA Menyelenggarakan Pelaporan Belajar Oleh Murid.pdf
yulizar29
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
DoddiKELAS7A
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 3.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 3.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 3.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 3.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
AKSI NYATA Menyelenggarakan Pelaporan Belajar Oleh Murid.pdf
AKSI NYATA Menyelenggarakan Pelaporan Belajar Oleh Murid.pdfAKSI NYATA Menyelenggarakan Pelaporan Belajar Oleh Murid.pdf
AKSI NYATA Menyelenggarakan Pelaporan Belajar Oleh Murid.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdf
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
 

pembelajaran matematika pada kurikulum sederhana

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perjalanan Kurikulum Indonesia dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. Pendidikan matematika di Indonesia berkembang sejalan dengan perkembangan pendidikan matematika dunia. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas, selain dipengaruhi adanya tuntutan sesuai perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan juga seringkali diawali adanya perubahan pandangan tentang hakekat matematika serta pembelajarannya. Perubahan pandangan tentang hakekat matematika dapat mendorong terjadinya perubahan substansi kurikulum. Sementara itu perubahan pandangan tentang pembelajaran matematika sangat dipengaruhi oleh terjadinya perkembangan mengenai teori belajar baik yang bersifat umum maupun yang khusus berkaitan dengan belajar matematika. Walaupun perubahan pembelajaran matematika saat ini terjadi secara pelan-pelan, akan tetapi upaya-upaya untuk memperbaiki kualitasnya sesuai perkembangan yang terjadi di dunia mulai dilakukan sekalipun masih bersifat terbatas.
  • 2. 2 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana perkembangan pendidikan matematika pada kurikulum sederhana (1947-1964)? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika pada kurikulum sederhana (1947-1964)? 3. Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran matematika pada kurikulum sederhana (1947-1964)? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan matematika pada kurikulum sederhana (1947-1964). 2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran matematika pada kurikulum sederhana (1947-1964). 3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran matematika pada kurikulum sederhana (1947-1964)
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Perkembangan Pendidikan Matematika pada Kurikulum Sederhana (1947-1964) Perkembangan kurikulum matematika sekolah, khususnya ditinjau dari implementasi dan aspek teori belajar yang melandasinya, merupakan faktor yang sangat menarik dalam pembicaraan tentang pendidikan matematika. Hal ini dapat difahami sebab perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran matematika sekolah tidak terlepas dari adanya perubahan pandangan tentang hakekat matematika dan belajar matematika. Sebagai akibatnya, tidaklah mengherankan apabila terjadi perubahan kurikulum, maka berubah pulalah proses pembelajaran di dalam kelas. Setelah Indonesia terlepas dari penjajahan kolonial, pemerintah berbenah diri menyusun program pendidikan. Matematika diletakkan sebagai salah satu mata pelajaran wajib. Saat itu pembelajaran matematika lebih ditekankan pada ilmu hitung dan cara berhitung. Urutan-urutan materi seolah-olah telah menjadi konsensus masyarakat. Karena seolah-olah sudah menjadi konsensus maka ketika urutan dirubah sedikit saja protes dan penentangan dari masyarakat begitu kuat. Untuk pertama kali yang diperkenalkan kepada siswa adalah bilangan asli dan membilang, kemudian penjumlahan dengan jumlah kurang dari sepuluh, pengurangan yang selisihnya positif dan lain sebagainya. Urutan operasi hitung pada era pembelajaran matematika tradisional adalah kali, bagi, tambah dan kurang, maksudnya bila ada soal dengan menggunakan operasi hitung maka perkalian harus didahulukan dimanapun letaknya baru kemudian pembagian, penjumlahan dan pengurangan. Urutan operasi ini mulai tahun 1974 sudah tidak dipandang kuat lagi banyak kasus yang dapat digunakan untuk menunjukkan kelemahan urutan tersebut. Sementara itu cabang matematika yang diberikan di sekolah menengah pertama adalah aljabar dan geometri bidang. Geometri ini diajarkan secara terpisah dengan geometri ruang selama tiga tahun. Sedangkan yang diberikan di sekolah
  • 4. 4 menengah atas adalah aljabar, geometri ruang, goneometri, geometri lukis, dan sedikit geometri analitik bidang. Cara pembelajaran yang diberikan secara berulang terus menerus (kontinu). Sehingga pada akhirnya akan memberikan suatu kemampuan keterampilan berhitung., tetapi pemahaman terhadap konsep yang sebenarnya kurang diperhatikan. Contoh : 1. Hafal fakta dasar perkalian lima 1 × 5 = 5 4 × 5 = 20 7 × 5 = 35 2 × 5 = 10 5 × 5 = 25 8 × 5 = 40 3 × 5 = 15 6 × 5 = 30 9 × 5 = 45 Hasil perkalian langsung dihapal tanpa dijelaskan konsep, sifat atau cara untuk memperoleh hasil perkalian tersebut. 𝑎 𝑏 : 𝑐 𝑑 = 𝑎 𝑏 × 𝑑 𝑐 Siswa akan menghapal hasil pembagian seperti pada suku kanan tanpa memberikan langkah untuk memperoleh hasil pembagian tersebut. Materi pembelajaran matematika lama/berhitung tradisional dimulai dengan materi bilangan asli beserta operasi hitungnya, bilangan cacah beserta operasi hitungnya, bilangan rasional beserta operasi hitungnya, sampai dengan bilangan real beserta operasi hitungnya. Bilangan yang diajarkan hanya bilangan positif sehingga jika 5 – 7, jawabannya 5 – 7 tidak dapat diselesaikan. Agar siswa terampil berhitung, maka siswa harus hafal fakta dasar penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Hapal cara mencari akar suatu bilangan, hafal ciri-ciri bilangan habis dibagi 2, 3, 5 dan sebagainya. Latihan hafal tersebut dilakukan berulang-ulang dalam kegiatan pembelajaran matematika sehari-hari. 2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Matematika pada Kurikulum Sederhana (1947-1964) Perkembangan struktur program kurikulum pada awal kemerdekaan sampai dengan masa orde lama.
  • 5. 5 a. Struktur program kurikulum Sekolah Dasar (SD) Daftar jam pelajaran bagi Sekolah Rakyat yang berbahasa daerah sampai Kelas III (Rencana Pelajaran 1947) Mata Pelajaran Kelas Keterangan I II III IV V VI Berhitung 6 6 7 7 7 7 Dikelas I dan II lama tiap jam pelajaran 30 menit. Untuk kelas III ke-atas lama tiap jam pelajaran 40 menit. Daftar jam pelajaran bagi Sekolah Rakyat yang berbahasa pengantar Bahasa Indonesia dari Kelas I (Rencana Pelajaran 1947) Mata Pelajaran Kelas Keterangan I II III IV V VI Berhitung 6 6 8 7 7 7 Dikelas I dan II lama tiap jam pelajaran 30 menit. Untuk kelas III ke-atas lama tiap jam pelajaran 40 menit. Daftar jam pelajaran bagi Sekolah Rakyat yang diselenggarakan sore hari (Rencana Pelajaran 1947) Mata Pelajaran Kelas I II III IV A B A B A B A B Berhitung 5 5 5 5 9 8 8 7
  • 6. 6 Keterangan:  Kelas A : Sekolah-sekolah yang berbahasa pengantar bahasa Indonesia dari Kelas I.  Kelas B : Sekolah-sekolah yang berbahasa pengantar bahasa daerah sampai kelas III. Struktur Program dan Pembagian Waktu per Minggu Bagi sekolah dasar yang menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah di Kelas I s.d. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Wardhana/ Bidang Studi Kelas Keterangan I II III IV V VI Berhitung 6 6 6 6 6 6 Kelas I sampai kelas VI lama tiap jam pelajaran 30 menit. Struktur Program dan Pembagian Waktu per Minggu Bagi sekolah dasar yang menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia dari Kelas I (Rencana Pendidikan 1964) Wardhana/ Bidang Studi Kelas Keterangan I II III IV V VI Berhitung 6 6 6 6 6 6 Kelas I dan II lama tiap jam pelajaran 30 menit. Kelas III sampai dengan VI lama tiap jam pelajaran 40 menit b. Struktur program kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pada tahun 1947 untuk kelas 3 SMP diadakan deferensiasi menjadi dua jurusan, yaitu bagian A bagi jurusan Bahasa dan Pengetahuan Sosial, dan bagian B untuk jurusan Ilmu Pasti dan Pengetahuan Ala
  • 7. 7 Struktur Program dan Pembagian Waktu per Minggu Bagi SMP (Rencana Pelajaran 1947) Mata Pelajaran Kelas I II III A III B Berhitung 4 4 2 4 Struktur Program dan Pembagian Waktu per Minggu Bagi SMP (Rencana Pelajaran Terurai 1952) Penilaian hasil belajar siswa dilakukan beberapa kali melalui ulangan harian, ulangan catur wulan, dan Ujian Penghabisan. Ulangan harian dan ulangan umum catur wulan dilakukan oreh guru dan dijadikan sebagai dasar untuk pemberian nilai dalam rapor dan penentuan kenaikan kelas, sedangkan Ujian Penghabisan dikoordinasikan oleh rayon (karesidenan) untuk menentukan kelulusan siswa. Bentuk soal yang digunakan adalah soal uraian (esai). Ulangan harian dan ulangan umum catur wulan dipakai sebagai dasar untuk menentukan apakah seorang siswa naik atau tinggal kelas. Apabila seorang siswa belum mencapai minimal nilai 6 dalam ulangan catur wulan, yang bersangkutan mengikut, ulangan perbaikan (her). Ujian penghabisan digunakan untuk menentukan kelulusan. Seorang siswa SMP dapat dinyatakan lulus jika memperoleh nilai rata-rata 6 untuk semua mata pelajaran, diperkenankan maksimal ada nilai 5 (nilai kurang) sebanyak 4 mata pelajaran atau ekuivalennya (nilai 4 ekuivalen dengan dua nilai 5). Tidak boleh ada nilai lebih kecil dari pada 4 (nilai 3 disebut angka mati). Ujian penghabisan Mata Pelajaran Kelas I II IIIA IIIB Berhitung dan Aljabar 4 3 2 4
  • 8. 8 diselenggarakan oleh rayon dengan soal yang dibuat oleh Pusat (Inspeksi pusat SMP, Jawatan Pengajaran, Kementrian Pengajaran dan Kebudayaan). 2.3 Kelemahan dan Kelebihan dari Pembelajaran Matematika pada Kurikulum Sederhana (1947-1964) a. Kekurangan pembelajaran matematika dari kurikulum 1947-1964  Siswa tidak diajarkan untuk memahami konsep tetapi hanya dituntut untuk menghapal langkah-langkah mengerjakannya. Rasa ingin tahu siswa mengapa langkah-langkah pengerjaan berhitung tersebut diabakan sehingga siswa tidak mempunyai minat untuk mempelajarinya.  Siswa tidak diberitahu mengapa langkah tersebut harus demikian tanpa penjelasan. Dengan demikian berhitung lama lebih mementingkan hapalan daripada pengertian.  Hapalan lebih diutamakan dari pengertian. b. Kelebihan pembelajaran atematika dari kurikulum 1947-1964  Lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.
  • 9. 9 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Matematika diletakkan sebagai salah satu mata pelajaran wajib. Saat itu pembelajaran matematika lebih ditekankan pada ilmu hitung dan cara berhitung . Pembelajaran matematika tradisional menekankan hafalan dari pada pengertian dan lebih mengutamakan kepada melatih otak bukan kegunaan. Jadwal pelajaran untuk mata pelajaran berhitung (nama lain matematika pada kurikulum 1947-1964) lebih banyak daripada mata pelajaran yang lain dan diajarkan di semua jenjang pendidikan baik sekolah dasar ataupun sekolah menengah. Penilaian hasil belajar siswa dilakukan beberapa kali melalui ulangan harian, ulangan catur wulan, dan Ujian Penghabisan. Kelebihan dari kurikulum sederhana adalah lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain, sementara kekurangan dari kurikulum ini yaitu Siswa tidak diajarkan untuk memahami konsep tetapi hanya dituntut untuk menghapal langkah-langkah mengerjakannya. Rasa ingin tahu siswa mengapa langkah-langkah pengerjaan berhitung tersebut diabakan sehingga siswa tidak mempunyai minat untuk mempelajarinya.
  • 10. 10 DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2010. Sejarah Perkembangan Kurikulum SMP. Jakarta : Depdiknas Kuswandi,Dedi. 2006. Buku Sejarah Kurikulum Pendidikan Di Indonesia. http://www.slideshare.net/dedikuswandi/buku-sejarah-kurikulum- pendidikan-di-indonesia?related=1 [Diakses pada tanggal 3 September 2014] Siregar,Arya Witasari. 2012. Perkembangan Pembelajaran Matematika (Perjalanan Kurikulum Matematika Menuju Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). http://arya-witari.blogspot.com/2012/05/perkembangan- pembelajaran-matematika.html [Diakses pada tanggal 3 September 2014] Soedijarto,dkk. 2010. Sejarah Pusat Kurikulum. Jurnal Pusat Kurikulum Badan Penelititan dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional edisi 2010. Yherlanty. 2010. Kurikulum Indonesia Dari Zaman Ke Zaman. http://yherlanti.wordpress.com/2010/08/12/kurikulum-indonesia-dari- zaman-ke-zaman/ [Diakses pada tanggal 3 September 2014]