SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Agna Ilma Taofik • Ai Siti Khodijah • Bilqis Maharani •
Elga Tania Diniyanti
Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis,
karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya
kurikulum sebagaimana sentra kegiatan pendidikan, maka didalam penyusunannya
memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran dan penelitian
secara mendalam.
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah
mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,
1999, 2004 dan 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari
terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam
masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat
rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan
perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang
berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada
penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Sejarah Kurikulum
Kurikulum
Rencana
Pembelajaran
1947-1968
Kurikulum
Berbasis Tujuan
1975-1984
KBK dan KTSP
2004/2006
Kurikulum
Rencana
Pembelajaran
1947-1968
Pada awal Indonesia merdeka tahun 1945, tiga tahun setelah itu, yakni tahun 1947
Indonesia baru memiliki kurikulum yang disebut dengan ieer plan atau rencana
pelajaran.Tahun 1950 Rencana Pelajaran baru diterapkan di sekolah-sekolah dan
kemudian disempurnakan dalam kurikulum di tahun 1952 dengan nama Rencana
Pelajaran Terurai.
Tahun 1964 dan 1968 Rencana Pelajaran dikembangkan lebih luas dan diganti
dengan istilah Rencana pendidikan. Kurikulum ini menggunakan konsep
Panchawardhana yang digagas oleh Preseiden Soekarno.
Setelah Indonesia memasuki masa orde baru maka tatanan kurikulum pun mengalami
perubahan dari “Rencana Pelajaran” menuju kurikulum berbasis pada pencapaian
tujuan. Dalam konteks ini adalah kurikulum subjek akademik, merupakan model
konsep kurikulum yang paling tua, sejak sekolah yang pertama dulu berdiri. Kurikulum
ini menekankan pada isi atau materi pelajaran yang bersumber dari disiplin ilmu.
Penyusunannya relatif mudah, praktis, dan mudah digabungkan dengan model yang
lain. Kurikulum ini bersumber dari pendidikan klasik, perenalisme dan esensialisme,
berorientasi pada masa lalu. fungsi pendidikan adalah memeliharadan mewariskan
ilmu pngetahuan, tehnologi, dan nilai-nilai budaya masa lalu kepada generasi yang
baru.
Kurikulum yang berorientasi pada pencapaian tujuan (1975-1994) berimpilkasi pada
penguasaan kognitif lebih dominan namun kurang dalam penguasaan keterampilan (skill).
Sehingga lulusan pendidikan kita tidak memiliki kemampuan yang memadai terutama
yang bersifat aplikatif, sehingga diperlukan kurikulum yang berorientasi pada penguasaan
kompetensi secara holistik.
Kurikulum 2004 lebih populer dengan sebutan KBK (kurikulum Berbasis Kompetensi).
Lahir sebagai respon dari tuntutan reformasi, diantaranya UU No 2 1999 tentang
pemerintahan daerah, UU No 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan
kewenangan propinsi sebagai daerah otonom, dam Tap MPR No IV/MPR/1999 tentang
arah kebijakan pendidikan nasional.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional
pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di
Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
1968
1975
1984
1994
2004
2006
2013
Ciri-ciri (Ruseffendi:1979):
1. Dalam pengajaran geometri, penekanan lebih diberikan pada keterampilan
berhitung
2. Lebih mengutamakan hafalan yang sifatnya mekanis daripada pengertian
3. Program berhitung kurang memperhatikan aspek kontinuitas dengan materi pada
jenjang berikutnya, serta kurang terkait dengan dunia luar
4. Penyajian materi kurang memberikan peluang untuk tumbuhnya motivasi serta rasa
ingin tahu anak
Pengajaran matematika pada kurikulum ini dimulai dengan penjelasan singkat yang
disertai tanya jawab dan penyajian contoh, dilanjutkan dengan pengerjaan soal-sal
latihan baik yang bersifat prosedural atau penggunaan rumus tertentu.
dalam teori belajar Skinner, untuk menguatkan pemahaman siswa tetag apa yang
baru dipelajari, maka setlh terjadiy proses stimulus-respon yang antara lain berupaya
tanya jawab dalam proses pengajaran harus dilanjutkan dengan memberikan
penguatan antara lain berupa latihan soal-soal. Dengan demikian teori belajar yang
doinan digunakan dalam implementasi kurikulum matematika 1968 adlah “teori belajar
Skinner”
Ciri-ciri (Ruseffendi dalam Jihad: 2018) :
1. Terdapat topik baru yang diperkenalkan yaitu himpunan, geometri bidang dan
ruang, statiska dan probabilitas, relasi, sistem numerasu kuno, dan penulisan
lambang bilangan nondesimal. Selain itu diperkenalkan pula konsep baru seperti
penggunaan himpunan, pendekatan pengajaran matematika secara spiral, dan
pengajaran geometri dimulai dengan lengkungan
2. Terjadi pergeseran dari pengajaran yang lebih menekankan pada hafalan ke
pengajaran yang mengutamakan pengertian
3. Soal-soal yang diberikan lebih diutamakan yang bersifat pemecahan masalah
daripada yang bersifat rutin
4. Ada kesinambungan dalam penyajian bahan ajar antara sekolah dasar dan sekolah
5. Terdapat penekanan kepada sruktur
6. Program pengajaran pada matematika moder lebih memperhatikan adanya
keberagaman antar siswa
7. Terdapat upaya-upaya penggunaan istilah yang lebih tepat
8. Adanya pergeseran dari pengajaran yang berpusat pada guru ke pengajaran yang
lebih berpuat pada siswa
9. Sebagai akibat dari pengajara yang lebih berpusat pada siswa, maka metode
mengajar yang lebih banyak digunakan adalah penemuan dan pemecahan
masalah dengan teknik diskusi
10. Terdapat upaya agar pengajaran matematika dilakukan dengan cara yang menarik,
misalnya melalui permainan, teka-teki, atau kegiatan lapangan
berdasarkan ciri-ciri pengajaran matematika modern tersebut, maka teori belajar yang
digunakan bersifat campuran. Sesuai dengan pendapat Ruseffedi dalam buku Asep
Jihad bahwa teori belajar mengajar yang digunakan pada saat itu merupakan
campuran antara teori pegaitan dari Thorndike, aliran psikologi perkembangan seperti
“Teori Piaget” serta aliran tingkah laku “Skiner dan Gagne”. Namun demikian,
Ruseffendi selanjutnya menambahkan bahwa teori yang lebih dominan digunakan
adalah aliran psikologi perkembangan seperti “Piaget dan Brunner” sebab yng
menjadiperan sentral pengajaran matematika adalah pemecahan masalah.
Dalam kurikulum ini siswa di sekolah dasar diberi materi aritmatika sosial, sementara
untuk siswa sekolah menengah atas diberi materi baru seperti komputer. Hal lain
yang menjadi perhatian dalam kurikulum tersebut, adalah bahan bahan baru yang
sesuai dengan tuntutan di lapangan, permainan geometri yang mampu mengaktifkan
siswa juga disajikan dalam kurikulum ini.
Ciri-ciri:
1. struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak,
2. materi keahlian seperti komputer semakin mendalam,
3. model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok
bahasan.
4. mengedepankan tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang
berkaitan dengan materi.
5. Soal cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan
dengan pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan
yang dihadapi sehari-hari.
Tahun 2004 pemerintah melaunching kurikulum baru dengan nama kurikulum
berbasis kompetesi. Secara khusus model pembelajaran matematika dalam kurikulum
tersebut mempunyai tujuan antara lain :
 Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui
kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkankesamaan, perbedaan,
konsistensi dan inkonsistensi
 Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan
dengan mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan
dugaan, serta mencoba-coba.
 Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
 Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan
gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, diagram, dalam
menjelaskan gagasan.
Berdasarkan PERMENDIKNAS No. 22 Tahun 2006, Mata pelajaran matematika
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataanmatematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap
ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
Pengembangan kurikulum 2013 bersifat sistemik, fleksibel, dan kontekstual. Dalam
arti bahwa: pertama, kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan akan saling
tergantung dan saling mempengaruhi terhadap komponen yang lainnya; kedua,
kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan dapat berubah dan/atau dirubah
secara mudah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan; dan ketiga, kurikulum sebagai
salah satu komponen pendidikan harus dapat menjadi instrumen penghubung antara
konsep dan kenyataan.
Materi pelajaran masih sama seperti pada kurikulum 2004. Namun, untuk jenjang
SMA ada penambahan materi yaitu: Irisan kerucut, distribusi binomial.
 Abdul Hadi
Kurikulum 2013 membentuk sikap, perilaku, dsb. Apa contoh konkrit dari kurikulum
2013 yang membentuk norma, perilaku siswa sedangkan perilaku siswa masih
menyimpang dengan apa yang diharapkan oleh kurikulum 2013. apa yang salah atau
yang harus dibenahi dari kurikulum 2013?
 Ferra
Pergantian kurikulum. Alasan penambahan mata pelajaran seiring perubahan
kurikulum
 Eli
Tujuan pendidikan yang ada di Indonesia, jika tujuannya sama, apa yang belum
tercapai sesuai dengan pergantian kurikulum sampai saat ini.
 Pertanyaan Abdul Hadi
-Salah satu program kurtilas, diwajibkan peserta didik mendapatkan materi kepramukaan.
Anak-anak lebih dituntut kreatif dan paham akan kondisi saat ini.
-Benahi dalam hal implementasi pembelajaran, dimana siswa diharuskan
mengimplementasikan setiap ilmu yang mereka dapat di ruang kelas dalam kehidupan
sehari-hari.
-kurtilas itu sudah bagus karena menjawab perkembangan zaman. Dibutuhkan faktor
pendukung untuk tercapainya kurtilas. Guru mampu memaknai setiap materi yang harus
disampaikan kepada siswa. Burhan
-Hal yang diperhatikan salah satunya sosial dan ekonomi. Kurtilas yang kompleks
menuntut siswa untuk aktif sedangkan keadaan guru belum siap. Pengawasan
pemerintah yang kurang baik sehingga ada kasus pendidikan yang di’joki’kan. Keadaan
ekonomi yang kurang memadai dijadikan alasan untuk menghalalkan segala sesuatu.
Kurtilas melihat kurikulum pesantren, dengan harapan siswa memiliki rasa hormat
terhadap guru.
 Jawaban Ferra
Matematika ditekankan pada materiilmu hitung dan aplikasi berbasis komputer.
Mengedepankan tekstual (materi) dengan tidak melupakan hal kontekstual (kegiatan
sehari-hari). Dikaitkan materi yang satu dengan yang lain. Alasan penambahan:
sesuai dengan pengertian kurikulum, tentunya disesuaikan dengan perubahan jaman
jawaban eli
sesuai dengan pembukaa UUD, mencerdaskan kehidupan bangsa
aduh cepet teuing 
Jihad, A. (2018). Kurikulum Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Cipta Persada.
Marsudi. (2014). Hakekat Kurikulum dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum.
Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Seni dan Budaya.
Putra, S. N. (2011). Perjalanan Kurikulum di Indonesia. Denpasar: Universitas
Mahasarawati.
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup.
S E K I A N .

More Related Content

What's hot

Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grup
wahyuhenky
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
Ferry Angriawan
 
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Ig Fandy Jayanto
 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Ipit Sabrina
 
Geometri datar dra. kusni- m.si
Geometri datar   dra. kusni- m.siGeometri datar   dra. kusni- m.si
Geometri datar dra. kusni- m.si
Kiki Ni
 

What's hot (20)

Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 120 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grup
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
 
Persamaan elips dengan pusat (p,q)
Persamaan elips dengan pusat (p,q) Persamaan elips dengan pusat (p,q)
Persamaan elips dengan pusat (p,q)
 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
 
Modul 1 bilangan bulat
Modul 1 bilangan bulatModul 1 bilangan bulat
Modul 1 bilangan bulat
 
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
 
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
 
Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan Parsial
Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan ParsialIntegral Fungsi Rasional dengan Pecahan Parsial
Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan Parsial
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Geometri datar dra. kusni- m.si
Geometri datar   dra. kusni- m.siGeometri datar   dra. kusni- m.si
Geometri datar dra. kusni- m.si
 

Similar to Sejarah kurikulum matematika

Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
unhystarskelyn
 
Analisis permasalahan Bidang Pedagogi MODUL 1.pptx
Analisis permasalahan Bidang Pedagogi MODUL 1.pptxAnalisis permasalahan Bidang Pedagogi MODUL 1.pptx
Analisis permasalahan Bidang Pedagogi MODUL 1.pptx
WinaAyyuni2
 
Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
iik30
 
Upaya Pembaharuan Pendidikan Nasional Bab VI
Upaya Pembaharuan Pendidikan Nasional  Bab VIUpaya Pembaharuan Pendidikan Nasional  Bab VI
Upaya Pembaharuan Pendidikan Nasional Bab VI
Susi Novita
 
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan
Teknologi pendidikan
Freddy Indra
 

Similar to Sejarah kurikulum matematika (20)

Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
 
Pengembangan Kurikulum K13
Pengembangan Kurikulum K13Pengembangan Kurikulum K13
Pengembangan Kurikulum K13
 
Analisis permasalahan Bidang Pedagogi MODUL 1.pptx
Analisis permasalahan Bidang Pedagogi MODUL 1.pptxAnalisis permasalahan Bidang Pedagogi MODUL 1.pptx
Analisis permasalahan Bidang Pedagogi MODUL 1.pptx
 
Andi alfina ulandari dpkb
Andi alfina ulandari dpkbAndi alfina ulandari dpkb
Andi alfina ulandari dpkb
 
Desain kurikulum
Desain kurikulumDesain kurikulum
Desain kurikulum
 
Tugas 1 kurikulum dan pembelajaran
Tugas 1   kurikulum dan pembelajaranTugas 1   kurikulum dan pembelajaran
Tugas 1 kurikulum dan pembelajaran
 
Desain kurikulum
Desain kurikulumDesain kurikulum
Desain kurikulum
 
Tugas Kurikulum Asep
Tugas Kurikulum AsepTugas Kurikulum Asep
Tugas Kurikulum Asep
 
Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
 
03. penyesuaian pola pikir
03. penyesuaian pola pikir03. penyesuaian pola pikir
03. penyesuaian pola pikir
 
Kurikulum
KurikulumKurikulum
Kurikulum
 
Upaya Pembaharuan Pendidikan Nasional Bab VI
Upaya Pembaharuan Pendidikan Nasional  Bab VIUpaya Pembaharuan Pendidikan Nasional  Bab VI
Upaya Pembaharuan Pendidikan Nasional Bab VI
 
08 mumun syaban
08 mumun syaban08 mumun syaban
08 mumun syaban
 
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989
 
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan
Teknologi pendidikan
 
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRIBuku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
 
Dian andriani 2 d
Dian andriani 2 dDian andriani 2 d
Dian andriani 2 d
 
Dian andriani 2 d
Dian andriani 2 dDian andriani 2 d
Dian andriani 2 d
 
Pola Pikir Guru (dan siswa) kurikulum 2013
Pola Pikir Guru (dan siswa) kurikulum 2013Pola Pikir Guru (dan siswa) kurikulum 2013
Pola Pikir Guru (dan siswa) kurikulum 2013
 
2
22
2
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
cupulin
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
EirinELS
 

Recently uploaded (20)

Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 

Sejarah kurikulum matematika

  • 1. Agna Ilma Taofik • Ai Siti Khodijah • Bilqis Maharani • Elga Tania Diniyanti
  • 2. Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya kurikulum sebagaimana sentra kegiatan pendidikan, maka didalam penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran dan penelitian secara mendalam.
  • 3. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 1999, 2004 dan 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
  • 5. Pada awal Indonesia merdeka tahun 1945, tiga tahun setelah itu, yakni tahun 1947 Indonesia baru memiliki kurikulum yang disebut dengan ieer plan atau rencana pelajaran.Tahun 1950 Rencana Pelajaran baru diterapkan di sekolah-sekolah dan kemudian disempurnakan dalam kurikulum di tahun 1952 dengan nama Rencana Pelajaran Terurai. Tahun 1964 dan 1968 Rencana Pelajaran dikembangkan lebih luas dan diganti dengan istilah Rencana pendidikan. Kurikulum ini menggunakan konsep Panchawardhana yang digagas oleh Preseiden Soekarno.
  • 6. Setelah Indonesia memasuki masa orde baru maka tatanan kurikulum pun mengalami perubahan dari “Rencana Pelajaran” menuju kurikulum berbasis pada pencapaian tujuan. Dalam konteks ini adalah kurikulum subjek akademik, merupakan model konsep kurikulum yang paling tua, sejak sekolah yang pertama dulu berdiri. Kurikulum ini menekankan pada isi atau materi pelajaran yang bersumber dari disiplin ilmu. Penyusunannya relatif mudah, praktis, dan mudah digabungkan dengan model yang lain. Kurikulum ini bersumber dari pendidikan klasik, perenalisme dan esensialisme, berorientasi pada masa lalu. fungsi pendidikan adalah memeliharadan mewariskan ilmu pngetahuan, tehnologi, dan nilai-nilai budaya masa lalu kepada generasi yang baru.
  • 7. Kurikulum yang berorientasi pada pencapaian tujuan (1975-1994) berimpilkasi pada penguasaan kognitif lebih dominan namun kurang dalam penguasaan keterampilan (skill). Sehingga lulusan pendidikan kita tidak memiliki kemampuan yang memadai terutama yang bersifat aplikatif, sehingga diperlukan kurikulum yang berorientasi pada penguasaan kompetensi secara holistik. Kurikulum 2004 lebih populer dengan sebutan KBK (kurikulum Berbasis Kompetensi). Lahir sebagai respon dari tuntutan reformasi, diantaranya UU No 2 1999 tentang pemerintahan daerah, UU No 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom, dam Tap MPR No IV/MPR/1999 tentang arah kebijakan pendidikan nasional. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
  • 9. Ciri-ciri (Ruseffendi:1979): 1. Dalam pengajaran geometri, penekanan lebih diberikan pada keterampilan berhitung 2. Lebih mengutamakan hafalan yang sifatnya mekanis daripada pengertian 3. Program berhitung kurang memperhatikan aspek kontinuitas dengan materi pada jenjang berikutnya, serta kurang terkait dengan dunia luar 4. Penyajian materi kurang memberikan peluang untuk tumbuhnya motivasi serta rasa ingin tahu anak
  • 10. Pengajaran matematika pada kurikulum ini dimulai dengan penjelasan singkat yang disertai tanya jawab dan penyajian contoh, dilanjutkan dengan pengerjaan soal-sal latihan baik yang bersifat prosedural atau penggunaan rumus tertentu. dalam teori belajar Skinner, untuk menguatkan pemahaman siswa tetag apa yang baru dipelajari, maka setlh terjadiy proses stimulus-respon yang antara lain berupaya tanya jawab dalam proses pengajaran harus dilanjutkan dengan memberikan penguatan antara lain berupa latihan soal-soal. Dengan demikian teori belajar yang doinan digunakan dalam implementasi kurikulum matematika 1968 adlah “teori belajar Skinner”
  • 11. Ciri-ciri (Ruseffendi dalam Jihad: 2018) : 1. Terdapat topik baru yang diperkenalkan yaitu himpunan, geometri bidang dan ruang, statiska dan probabilitas, relasi, sistem numerasu kuno, dan penulisan lambang bilangan nondesimal. Selain itu diperkenalkan pula konsep baru seperti penggunaan himpunan, pendekatan pengajaran matematika secara spiral, dan pengajaran geometri dimulai dengan lengkungan 2. Terjadi pergeseran dari pengajaran yang lebih menekankan pada hafalan ke pengajaran yang mengutamakan pengertian 3. Soal-soal yang diberikan lebih diutamakan yang bersifat pemecahan masalah daripada yang bersifat rutin 4. Ada kesinambungan dalam penyajian bahan ajar antara sekolah dasar dan sekolah
  • 12. 5. Terdapat penekanan kepada sruktur 6. Program pengajaran pada matematika moder lebih memperhatikan adanya keberagaman antar siswa 7. Terdapat upaya-upaya penggunaan istilah yang lebih tepat 8. Adanya pergeseran dari pengajaran yang berpusat pada guru ke pengajaran yang lebih berpuat pada siswa 9. Sebagai akibat dari pengajara yang lebih berpusat pada siswa, maka metode mengajar yang lebih banyak digunakan adalah penemuan dan pemecahan masalah dengan teknik diskusi 10. Terdapat upaya agar pengajaran matematika dilakukan dengan cara yang menarik, misalnya melalui permainan, teka-teki, atau kegiatan lapangan
  • 13. berdasarkan ciri-ciri pengajaran matematika modern tersebut, maka teori belajar yang digunakan bersifat campuran. Sesuai dengan pendapat Ruseffedi dalam buku Asep Jihad bahwa teori belajar mengajar yang digunakan pada saat itu merupakan campuran antara teori pegaitan dari Thorndike, aliran psikologi perkembangan seperti “Teori Piaget” serta aliran tingkah laku “Skiner dan Gagne”. Namun demikian, Ruseffendi selanjutnya menambahkan bahwa teori yang lebih dominan digunakan adalah aliran psikologi perkembangan seperti “Piaget dan Brunner” sebab yng menjadiperan sentral pengajaran matematika adalah pemecahan masalah.
  • 14. Dalam kurikulum ini siswa di sekolah dasar diberi materi aritmatika sosial, sementara untuk siswa sekolah menengah atas diberi materi baru seperti komputer. Hal lain yang menjadi perhatian dalam kurikulum tersebut, adalah bahan bahan baru yang sesuai dengan tuntutan di lapangan, permainan geometri yang mampu mengaktifkan siswa juga disajikan dalam kurikulum ini.
  • 15. Ciri-ciri: 1. struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak, 2. materi keahlian seperti komputer semakin mendalam, 3. model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok bahasan. 4. mengedepankan tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi. 5. Soal cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan dengan pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-hari.
  • 16. Tahun 2004 pemerintah melaunching kurikulum baru dengan nama kurikulum berbasis kompetesi. Secara khusus model pembelajaran matematika dalam kurikulum tersebut mempunyai tujuan antara lain :  Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkankesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi  Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.  Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah  Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
  • 17. Berdasarkan PERMENDIKNAS No. 22 Tahun 2006, Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berikut: 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataanmatematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
  • 18. Pengembangan kurikulum 2013 bersifat sistemik, fleksibel, dan kontekstual. Dalam arti bahwa: pertama, kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan akan saling tergantung dan saling mempengaruhi terhadap komponen yang lainnya; kedua, kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan dapat berubah dan/atau dirubah secara mudah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan; dan ketiga, kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan harus dapat menjadi instrumen penghubung antara konsep dan kenyataan. Materi pelajaran masih sama seperti pada kurikulum 2004. Namun, untuk jenjang SMA ada penambahan materi yaitu: Irisan kerucut, distribusi binomial.
  • 19.  Abdul Hadi Kurikulum 2013 membentuk sikap, perilaku, dsb. Apa contoh konkrit dari kurikulum 2013 yang membentuk norma, perilaku siswa sedangkan perilaku siswa masih menyimpang dengan apa yang diharapkan oleh kurikulum 2013. apa yang salah atau yang harus dibenahi dari kurikulum 2013?  Ferra Pergantian kurikulum. Alasan penambahan mata pelajaran seiring perubahan kurikulum  Eli Tujuan pendidikan yang ada di Indonesia, jika tujuannya sama, apa yang belum tercapai sesuai dengan pergantian kurikulum sampai saat ini.
  • 20.  Pertanyaan Abdul Hadi -Salah satu program kurtilas, diwajibkan peserta didik mendapatkan materi kepramukaan. Anak-anak lebih dituntut kreatif dan paham akan kondisi saat ini. -Benahi dalam hal implementasi pembelajaran, dimana siswa diharuskan mengimplementasikan setiap ilmu yang mereka dapat di ruang kelas dalam kehidupan sehari-hari. -kurtilas itu sudah bagus karena menjawab perkembangan zaman. Dibutuhkan faktor pendukung untuk tercapainya kurtilas. Guru mampu memaknai setiap materi yang harus disampaikan kepada siswa. Burhan -Hal yang diperhatikan salah satunya sosial dan ekonomi. Kurtilas yang kompleks menuntut siswa untuk aktif sedangkan keadaan guru belum siap. Pengawasan pemerintah yang kurang baik sehingga ada kasus pendidikan yang di’joki’kan. Keadaan ekonomi yang kurang memadai dijadikan alasan untuk menghalalkan segala sesuatu. Kurtilas melihat kurikulum pesantren, dengan harapan siswa memiliki rasa hormat terhadap guru.
  • 21.  Jawaban Ferra Matematika ditekankan pada materiilmu hitung dan aplikasi berbasis komputer. Mengedepankan tekstual (materi) dengan tidak melupakan hal kontekstual (kegiatan sehari-hari). Dikaitkan materi yang satu dengan yang lain. Alasan penambahan: sesuai dengan pengertian kurikulum, tentunya disesuaikan dengan perubahan jaman jawaban eli sesuai dengan pembukaa UUD, mencerdaskan kehidupan bangsa aduh cepet teuing 
  • 22. Jihad, A. (2018). Kurikulum Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Cipta Persada. Marsudi. (2014). Hakekat Kurikulum dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya. Putra, S. N. (2011). Perjalanan Kurikulum di Indonesia. Denpasar: Universitas Mahasarawati. Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
  • 23. S E K I A N .