Materi Powerpoint "Optimalisasi Peran Perawat dalam Manajemen Pasien ARDS di masa Pandemi COVID 19" disampaikan oleh Eri Yanuar Akhmad Budi Sunaryo, S.Kep., Ns., M.N.Sc.(I.C) pada acara Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia (ILMIK) tahun 2021
1. Optimalisasi Peran Perawat
Dalam Manajemen Pasien
Sindrom Gangguan
Pernafasan Akut (ARDS)
di Masa Pandemi COVID-19
Eri Yanuar Akhmad B.S.,
S.Kep., Ns, M.N.Sc.(I.C)
2. PROFIL
“Everything happens for a reason”
MOTTO HIDUP
• S-1 Ners – PSIK FK UGM
• Master of Nursing Science (Intensive Care
Nursing) The University of Adelaide,
Australia
eri_yanuar2004@yahoo.com
eri_yanuar2004
Eri Yanuar Akhmad Budi Sunaryo,
S.Kep., Ns.., M.N.Sc.(I.C)
5. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
1. Ventilasi
● Ventilasi adalah proses masuk dan keluarnya udara di
paru sehingga pertukaran gas terjadi.
2. Difusi Gas
● Difusi adalah proses dimana molekul (gas/partikel lain)
bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah
yang bertekanan rendah. Oksigen dan karbon dioksida
berdifusi diantara alveoli dan darah.
3. Transportasi dan Perfusi Gas
● Oksigen diangkut dalam darah melalui hemoglobin.
● Jumlah oksigen yang disampaikan ke sel disebut perfusi
gas.
7. Definisi ARDS
● ARDS adalah bentuk paling parah dari cedera
paru akut (ALI), suatu bentuk cedera difusi
alveolar.
● AECC mendefinisikan ARDS sebagai kondisi
akut yang ditandai dengan infiltrat paru
bilateral dan hipoksemia berat tanpa adanya
bukti edema paru kardiogenik.
● Tingkat keparahan hipoksemia yang
diperlukan untuk menegakkan diagnosis ARDS
ditentukan oleh rasio tekanan parsial oksigen
dalam darah arteri pasien (PaO2) dengan
fraksi oksigen udara inspirasi (FiO2).
16. Manajemen ARDS COVID-19
Kemenkes 2020
● Mengenali gagal napas hipoksemi ketika pasien dengan
distress pernapasan mengalami kegagalan terapi oksigen
standar.
● Oksigen nasal aliran tinggi (High-Flow Nasal
Oxygen/HFNO) atau ventilasi non invasif (NIV), hanya pada
pasien gagal napas hipoksemi tertentu, dan pasien
tersebut harus dipantau ketat untuk menilai terjadi
perburukan klinis.
● Sistem HFNO dapat memberikan aliran oksigen sampai
dengan 60 L/menit dan FiO2 sampai 1,0 (100%) ; sirkuit
pediatrik umumnya hanya mencapai 15 L/menit, sehingga
banyak anak membutuhkan sirkuit dewasa untuk
memberikan aliran yang cukup.
17. Manajemen ARDS COVID-19
Kemenkes 2020
● Penggunaan NIV tidak direkomendasikan pada gagal
napas hipoksemi atau penyakit virus pandemic.
● Karena hal ini menyebabkan keterlambatan dilakukannya
intubasi, volume tidal yang besar dan injuri parenkim paru
akibat barotrauma.
● Pasien dengan NIV seharusnya dipantau oleh petugas terlatih
dan berpengalaman untuk melakukan intubasi endotrakeal
karena bila pasien mengalami perburukan mendadak atau
tidak mengalami perbaikan (dalam 1 jam) maka dilakukan
tindakan intubasi segera.
● Intubasi endotrakeal harus dilakukan oleh petugas terlatih
dan berpengalaman dengan memperhatikan kewaspadaan
transmisi airborne
18. Manajemen ARDS COVID-19
Kemenkes 2020
● Ventilasi mekanik menggunakan volume tidal yang rendah
(4-8 ml/kg prediksi berat badan, Predicted Body
Weight/PBW) dan tekanan inspirasi rendah (tekanan
plateau <30 cmH2O).
● Pada pasien ARDS berat, lakukan ventilasi dengan prone
position > 12 jam per hari
● Manajemen cairan konservatif untuk pasien ARDS tanpa
hipoperfusi jaringan
● Pada pasien dengan ARDS sedang atau berat disarankan
menggunakan PEEP lebih tinggi dibandingkan PEEP
rendah
● Pada pasien ARDS sedang-berat tidak dianjurkan secara
rutin menggunakan obat pelumpuh otot.
19. Manajemen ARDS COVID-19
Kemenkes 2020
● Hindari terputusnya hubungan ventilasi mekanik dengan
pasien karena dapat mengakibatkan hilangnya PEEP dan
atelektasis.
● Pada fasyankes yang memiliki Expertise in Extra Corporal
Life Support (ECLS), dapat dipertimbangkan
penggunaannya ketika menerima rujukan pasien dengan
hipoksemi refrakter meskipun sudah mendapat lung
protective ventilation.
● Saat ini belum ada pedoman yang merekomendasikan
penggunaan ECLS pada pasien ARDS, namun ada penelitian
bahwa ECLS kemungkinan dapat mengurangi risiko kematian.
23. Peran Perawat
● Pengkajian
● Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik (I P P A)
● Pemeriksaan Penunjang
● Laboratorium: Darah lengkap/Darah rutin, LED, Gula
Darah, Ureum, Creatinin, SGOT, SGPT, Natrium, Kalium,
Chlorida, Analisa Gas Darah, Procalcitonin, PT, APTT,
Waktu perdarahan, Bilirubin Direct, Bilirubin Indirect,
Bilirubin Total, pemeriksaan laboratorium RT-PCR,
dan/atau semua jenis kultur MO (aerob) dengan resistensi
Anti HIV.
● Radiologi: Thorax AP/PA
● Komorbid
● Pemeriksaan Laboratorium
● Antigen
● RT-PCR (gold standar)
● Antibody
24. Peran Perawat
● Diagnosa Keperawatan
● Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b/d hipersekresi
jalan napas, proses infeksi
● Gangguan Pertukaran Gas b/d perubahan membran
alveolus-kapiler
● Ansietas b/d krisis situasional, ancaman terhadap
kematian
● Gangguan Ventilasi Spontan b/d gangguan
metabolisme, kelemahan/keletihan otot pernapasan
● Risiko Syok d/d hipoksia, sepsis, sindrom respons
inflamasi sistemik
● Gangguan Sirkulasi Spontan b/d penurunan fungsi
ventrikel
25. Peran Perawat
● Luaran Keperawatan
● Bersihan Jalan Napas Meningkat
● Pertukaran Gas Meningkat
● Tingkat Ansietas Menurun
● Ventilasi Spontan Meningkat
● Tingkat Syok Menurun
● Sirkulasi Spontan Meningkat
● Intervensi Keperawatan
● Manajemen Jalan Napas
● Manajemen Isolasi
● Terapi Oksigen
● Reduksi Ansietas
● Dukungan Ventilasi
● Pencegahan Syok
● Code Management
26. Peran Perawat
● Monitoring dan evaluasi pasien dengan HFNC 1 jam
awal pemakaian.
● Jika indeks ROX >4.88 menandakan perbaikan dan
ventilasi aman pada jam ke-2, 6, dan 12 maka pasien
tidak membutuhkan ventilasi invasif
● Jika indeks ROX <3.85 menandakan risiko tinggi untuk
kebutuhan intubasi.
Indeks ROX = (SpO2 / FiO2) / Frekuensi Napas