7. MANIFESTASIKLINISCOVID-19
Gejala tanpa ada
bukti pneumonia
virus atau
tanpa hipoksia
Gejala: demam,
batuk,fatigue,
anoreksia, napas
pendek, mialgia.
sakit tenggorokan,
kongesti hidung,
mual, diare
> 95%
udara
SpO2
dengan
ruangan
Ada tanda klinis
pneumonia (demam,
batuk, sesak, napas
cepat)
tetapi
tidak ada tanda
pneumonia berat
SpO2 > 93%
udara ruangan
Ada tanda klinis
pneumonia (demam,
batuk, sesak, napas
cepat)
ditambah satu dari:
frekuensi napas >
30 x/menit, distres
pernapasan
berat, atau
SpO2 < 93% pada
udara ruangan
TANPA
GEJALA
RINGAN SEDANG BERAT KRITIS
Acute
Respiratory
Distress
Syndrome
(ARDS), sepsis
syok sepsis,
atau kondisi
lainnya yang
membutuhkan
alat penunjang
hidup seperti
ventilasi
mekanik atau
vasopresor
9. Manifestasi Klinis Covid 19
(updated WHO, 10 Nov 2023)
• Penilaian risiko rawat inap (berdasarkan data observasi dan diperbarui , faktor pasien,
status imun, virulensi)
Pasien risiko tinggi rawat inap (6%)
pasien dgn immunodeficiency yang biasanya ditemukan pada pasien
menerima tranplant organ, obat imunosupresan dan penyakit autoimun
yang mendapat imunosupresan
Patients risiko moderat rawat inap (3%)
pasien usia lebih 65 tahun, obesitas, diabetes dan/atau chronic
cardiopulmonary disease, chronic kidney or liver disease, active cancer,
disabilities, and t comorbidities of chronic disease.
Patients risiko rendah rawat inap (0.5%)
Semua pasien yg bukan masuk kelompok tinggi atau moderat rawat inap
11. Tatalaksana Covid 19 Tanpa Gejala
Isolasi mandiri
Non Farmakologi
• Istirahat total, asupan adekuat,
• Selalu menggunakan masker jika
keluar kamar, saat berinteraksi
dengan anggota keluarga
• Menerapkan etika batuk
• Menerapkan PHBS
Farmakologik
• Bila ada komorbid terkontrol, lanjutkan
pengobatannya
12. Tatalaksana Covid 19 Derajat Ringan
Isolasi mandiri
Non Farmakologi
• Istirahat total, asupan adekuat
• Selalu menggunakan masker jika
keluar kamar, saat berinteraksi
dengan anggota keluarga
• Menerapkan etika batuk
• Menerapkan PHBS
Farmakologik
• Obat simtomatik
• Bila ada komorbid terkontrol,
lanjutkan pengobatannya
13. Tatalaksana Covid 19 Derajat Sedang
Isolasi (Rujuk ke Rumah Sakit ke Ruang
Perawatan COVID-19)
Non Farmakologi
• Istirahat total, asupan kalori
adekuat, kontrol elektrolit,
• status hidrasi/terapi cairan,
oksigen
Farmakologik
• Obat simtomatik
• Anti virus
Molnupiravir (sediaan 200 mg),
800 mg/12 jam, selama 5 hari,
ATAU
• Nirmatrelvir/Ritonavir (sediaan 150 mg/100
mg dalam bentuk kombo), Nirmatrelvir 2
tablet/12 jam, Ritonavir 1 tablet/12jam,
diberikan selama 5 hari
• Vitamin D 1000-5000 IU/hari
• Pengobatan komorbid& komplikasi
• Antikoagulan LMWH/UFH
14. Tatalaksana Covid 19 Derajat Berat/Kritis
Isolasi ( di ruang isolasi Intensive Care
Unit (ICU) atau HCU Rumah Sakit Rujukan)
Non Farmakologi
• Istirahat total, asupan kalori
adekuat, kontrol elektrolit,
• status hidrasi/terapi cairan,
oksigen
• Monitor tanda-tanda sebagai
berikut;
- Takipnea, frekuensi napas ≥
30x/min,
Non Farmakologik
Saturasi Oksigen dengan pulse oximetry ≤93%
(di jari),
- PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg,
- Peningkatan sebanyak >50% di keterlibatan
area paru-paru pada pencitraan thoraks dalam
24-48 jam,
- Limfopenia progresif,
- Peningkatan CRP progresif,
- Asidosis laktat progresi
15. Tatalaksana Covid 19 Derajat Berat/Kritis (lanj.......)
Non Farmakologi
Terapi oksigen:
• Inisiasi terapi oksigen mulai dari nasal
kanul sampai NRM 15 L/menit, lalu titrasi
sesuai target SpO2 92 – 96%
• Evaluasi klinis dalam 1 jam
• Bila perburukan inisiasi terapi oksigen
dengan alat HFNC; flow 30 L/menit,
FiO2 40% sesuai kenyamanan pasien &
dapat mempertahankan target SpO2 92
- 96%
• Kombinasi Awake Prone Position +
HFNC
• Pada kasusARDS berat, gagal organ
ganda dan syok disarankan untuk segera
melakukan ventilasi invasif
Terapi Cairan:
• Penerapan strategi terapi cairan
konservatif pada kondisiARDS
Rehablitasi medik & psikologis
suport
16. Tatalaksana Covid 19 Derajat Berat/Kritis
Farmakologi
Anti Virus
2 obat antivirus yang baru sebagai
pilihan sesuai indikasi dan ketersediaan
yaitu molnupiravir
dan Nirmatrelvir/Ritonavir (Paxlovid)
Steroid
Deksametason 6 mg/24 jam selama 10
hari atau kortikosteroid lain yang setara
pada kasus berat yang mendapat terapi
oksigen atau dengan ventilator
Terapi Komorbid
lanjutkan pengobatan komorbid
Pemberian Molnupiravir &
Nirmatrelvir/Ritonavir hanya untuk
pasien yang berisiko tinggi menjadi
perburukan atau berat yaitu:
- Diabetes mellitus tipe 1, 2
- Keganasan
- Penyakit serebrovaskular
- Gagal ginjal kronik
- Penyakit hati kronik - autoimun
- Penyakit paru kronik
- Penyakit jantung
- Obesitas
17. Edukasi selama perawatan
Aturan isolasi mandiri
Disiplin menerapkan protokol kesehatan
Penyuluhan tentang penularan COVID-19
Menggalakkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Pengenalan tanda bahaya.
18. Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Strategi PPI untuk mencegah atau memutuskan rantai penularan infeksi di
fasilitas pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan penerapan prinsip
pencegahan dan pengendalian risiko penularan COVID-19, yaitu Kewaspadaan
Isolasi dan Pengendalian Admistratif
• Penerapan Kewaspadaan Isolasi yaitu kewaspadaan standar &
kewaspadaan transmisi
• Kewaspadaan Standar : hand hygiene, APD (indikasi penggunaan APD
mempertimbangkan risiko terpapar dan transmisi), kebersihan pernafasan
(etika batuk), kebersihan lingkungan, penanganan linen, tatalaksana limbah,
desinfeksi peraltan
• Kewaspadaan transmisi: kontak, droplet, airborne
19. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Pemulasaraan Jenazah
• Jenazah pasien dengan COVID-19 perlu dikelola dengan etis dan layak
sesuai dengan agama, nilai, norma dan budaya
• Prinsip utama dalam memberikan pelayanan ini adalah seluruh petugas
wajib menjalankan kewaspadaan standar dan didukung dengan sarana
prasarana yang memadai
20. 20
GEJALA KASUS COVID-19
RSPIProf. Dr. Sulianti Saroso
Mulai 01 November s.d 09 Desember 2023
PUSAT INFEKSI NASIONAL-RSPI Sulianti saroso
21. Kesimpulan
Tatalaksana Covid-19
Perlu sekali memperhatikan derajat penyakit apakah tidak
bergejala, gejala ringan, sedang, berat atau kritis
Lakukan isolasi dapat isolasi mandiri bila tidak bergejala
atau gejala ringan dan tidak ada komorbid atau komrobid
terkontrol
Lakukan isolasi dan perawatan di rumah sakit sesuai
derajatnya (sedang dgn komorbid, berat atau komorbid)
Tatalaksana isolasi mandiri : Istirahat total, asupan kalori
adekuat, perilaku hidup bersih sehat
22. Kesimpulan
Tatalaksana di RS sesuai derajat dengan prinsip terapi
suportif berupa terapi nonfarmakologik ( cairan, nutrisi,
oksigen, rehabilitasi medik) dan terapi farmakologik (obat
simtomatis, anti virus sesuai ketersediaan, pengobatan
untuk komorbid)