SlideShare a Scribd company logo
1 of 90
National Early Warning Score System 2
(NEWS2)
updated 2017
Eri Yanuar Akhmad B.S., S.Kep., Ns., M.N.Sc.(I.C)
Eri Yanuar Akhmad B.S., S.Kep., Ns., M.N.Sc.(I.C)
• Recent Position:
Basic and Emergency Nursing Staff, School of Nursing,
Universitas Gadjah Mada
• Education History:
School of Nursing, Faculty of Medicine, Universitas Gadjah
Mada
Master of Nursing Science (Intensive Care) The University
of Adelaide Australia
• Email:
✉eri_yanuar2004@yahoo.com
The National
Early Warning
Score 2
• National Early Warning Score adalah sistem
penilaian kumulatif yang menstandarkan penilaian
tingkat keparahan penyakit akut
• Alat sederhana
• Track & Triggering Warning Sistem
• Digunakan di semua rumah sakit di Irlandia
• Menunjukkan tanda-tanda awal pemburukan
• Skor dihitung dengan menggunakan tanda vital
pasien
• Parameter penilaian didasarkan pada parameter
ViEWS yang divalidasi untuk pasien medis dan
bedah
• Berdasarkan pengembangan NEWS pertama tahun
2012
PERBEDAAN NEWS versi 1 dan versi 2
Secara umum konsepnya masih sama
hanya beberapa saja yang berubah yaitu:
Urutan
monitoring
Sistem Skoring yang baru dan warna untuk skor 1
adalah kuning
Tambahan level penanganan
Detail pada tiap parameter dengan range yang
jelas
Adanya saturasi oksigen skala 2 untuk pasien
dengan kondisi khusus
Penambahan keadaan gelisah pada level kesadaran
NEWS Validation for Medical & Surgical Patients
using ViEWS Parameters
1. Bleyer A.J. et al. (2011). Longitudinal analysis of one million vital signs in patients in
academic medical centre. Resuscitation doi:10.1016/j. Resuscitation, 2011.06.033
2. Kellett J & Kim A. (2011). Validation of an abbreviated VitalpacTM Early Warning Score
(ViEWS) in 75,419 consecutive admissions to a Canadian Regional Hospital Resuscitation.
doi:10.1016/j.resuscitation.2011.08.022
3. Prytherch D, Smith G, Schmidt P, Featherstone P. (2010). ViEWS – Towards a national early
warning score for detecting adult inpatient deterioration. Resuscitation. 81(8), 932-7.
4. Mitchell I., McKay H., Van Leuvan C., Berry R., McCutcheon C., Avard B., Slater N., Neeman T.
and Lamberth P. (2010). A prospective controlled trial of the effect of a
multi-faceted intervention on early recognition and intervention in deteriorating hospital patients.
Resuscitation. 81, 658–666.
5. National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE), (2010). Acutely ill patients in
hospital. Available at: http://www.nice.org.uk/guidance/index
HAL YANG PENTING
Early Warning Score tidak
menggantikan penilaian
klinis yang kompeten
Ketika staf khawatir
tentang perawatan pasien
harus ditingkatkan dapat
ditingkatkan terlepas dari
skor
EWS dilanjutkan skrining
untuk Sepsis saat ada
EWS dari ≥ 5
Dalam persentase kecil
pasien, EWS tidak
mengidentifikasi
kemerosotan dalam
kondisi pasien
Overall COMPASS© / NEWS Education Programme incorporates:
• Categorisation of patients’
SEVERITY of illness for EARLY
detection of clinical deterioration
• A TRACKING system using the
NEWS based on the patient’s vital
signs
• A definitive plan to ESCALATE
care
• TRIGGERING a swift response i.e.
activation of an early response
appropriate to the level of the score
• The use of a structured
COMMUNICATION tool (ISBAR),
(more information on this later)
Jika terjadi arrest jantung atau pernafasan,
aktifkan sistem code blue
Beberapa pasien
mungkin memerlukan
pemeriksaan medis
segera namun tidak akan
memicu skor tinggi.
Protokol ini diaktifkan
dengan skor 3 dalam satu
parameter atau total skor
3.
Mengapa kita memerlukan Early Warning Score?
Cardiac Arrest Calls in a
General Hospital
Gallagher, J. Groarke, J.D. & Courtney, G. (2006)
IMJ. 99(6),114-116.
• Retrospective study of cardiac arrest over 24
month period (2002-2004)
• Subgroup of 20 patients progress in
preceding 24 hours-
• Decline in patients condition evident in
45- 75%
• Respiratory rate infrequently recorded
STANDAR NASIONAL
AKREDITASI RUMAH SAKIT
RASIONAL DARI INDIKATOR NEWS
Airway and Breathing
Rantai Delivery Oxygen (DO2)
• Persamaan ini menghitung jumlah oksigen yang dikirim ke jaringan
per menit
Jalan napas yang memadai dan kemampuan
untuk melindungi jalan nafas
DO2 tergantung pada:
DO2 tergantung pada:
Pegerakan paru yang efektif – neurologis dan
muskular
DO2 tergantung pada:
Berfungsinya jaringan paru-paru
Pasokan darah pulmonal yang cukup
DO2 tergantung pada:
Chain of Oxygen Delivery
DO2 = (SVxHR) x (Hb) x SaO2 x 1.39)+PaO2 x 0.003
Haemoglobin-
Normal Adult range / Concentration
(anaemia: causes)
Chain of Oxygen Delivery
DO2 = (SVxHR) x (HB) x SaO2 x 1.39)+PaO2 x 0.003
(SVxHR) = Cardiac output (CO)
Tergantung pada:
– Kontraktilitas otot jantung
– Pre-load (venous return ke
jantung)
– After-load (resistansi dari ejeksi
ventrikel)
– Heart rate
Airway & Breathing
Decreased oxygen delivery at the tissue level
Anaerobic metabolism
Lactate production
Acidosis
Stimulates respiratory drive
Increases the respiratory rate
Airway & Breathing
• Poin Penting
• Beberapa pasien dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah "CO2 retainer",
yaitu mereka tidak menanggapi peningkatan CO2 tetapi menanggapi O2 rendah - konsentrasi
O2 yang tinggi dapat menekan dorongan hipoksia mereka. Ini adalah alasan adanya skala
saturasi 2 pada NEWS 2
• NB - pasien-pasien ini juga akan menderita kerusakan organ akhir atau henti jantung jika
kadar O2 darah mereka turun terlalu rendah.
• Pada PPOK jika PCO2 ≥ 8kPa tetapi hipoksia (PO2 ≤ 8kPa) - JANGAN MENURUNKAN O2
• Jangan mengandalkan mesin!
• Tetap bersama pasien - bertujuan untuk mencapai PaO2 8kPa, atau SaO2 dari 90%.
Airway & Breathing
• Peningkatan laju pernafasan dapat terjadi dengan SaO2 normal
• Pasien meninggal karena hipoksia lebih cepat dari pada CO2 tinggi
• Jika pasien memburuk jangan menghentikan oksigen tambahan saat
mengambil AGD
Circulation
Circulation
• Penurunan TD (Hipotensi) didefinisikan sebagai
penurunan lebih dari 20% dari tekanan darah
biasa atau tekanan darah sistolik kurang dari 100
mmHg.
• Hipotensi dapat mencerminkan penurunan curah
jantung yang dapat menyebabkan penurunan
jumlah oksigen yang sampai ke jaringan
Circulation
•Penurunan TD bisa jadi akibat dari:
•Penurunan volume darah intravaskular
•Penurunan resistansi pembuluh darah perifer
•Berkurangnya kontraktilitas jantung
Circulation
•Penurunan volume darah intravaskular
• Curah jantung turun karena stroke volume rendah
• Volume stroke jatuh menyebabkan takikardia
• Untuk mempertahankan TD  resistensi perifer
meningkat
•Hipotensi, tangan dingin & tidak ada gagal
jantung - cairan infus
Circulation
•Penurunan resistensi vaskular perifer
•Vasodilatasi menyebabkan TD rendah
•Vasodilatasi menyebabkan venous return rendah
•Venous return rendah menyebabkan stroke volume
rendah
•Hipotensi, tangan hangat: cairan IV
Circulation
•Berkurangnya kontraktilitas jantung
•Curah jantung turun dari volume stroke rendah
•Volume stroke jatuh menyebabkan takikardia
•Untuk mempertahankan BP, resistensi perifer meningkat
•Hipotensi, tangan dingin & tanda gagal jantung
•Hentikan cairan
•Konsultasi ICU / CCU
The Hypotensive Patient
•Reduksi di preload (volume loss)
• (e.g. haemorrhage, sepsis, vomiting)
•Reduksi di cardiac contractility (pump failure)
• (e.g. MI, heart failure)
•Reduksi di afterload (vasodilation)
• (e.g. sepsis, overdose)
Hypotension & Organ Perfusion
Cerebral hypoxia
 agitation,
confusion
Renal impairment
 reduced urine
output
Myocardial
ischaemia 
angina, MI
Gut ischaemia 
abdominal pain,
nausea
Peripheral
ischaemia akral
dingin
The Hypotensive Patient
 Heart rate and rhythm
 Peripheral pulses
 Capillary refill
 Limb temperature
 Central pulses
 TD
 Urine output
 Oxygen saturations
 Colour
 Chest Auscultation
 JVP
Bagaimana Anda menilai efek bolus cairan?
- Perhatian untuk pasien dengan disangka / terdiagnosis
penyakit jantung --> HATI-HATI
Pasien dengan Gangguan Tingkat Kesadaran
Airway, Breathing, Circulation
Don’t forget the Glucose
• AVPU
• Pupils
• Blood Glucose
Pasien dengan Gangguan Tingkat Kesadaran
Glasgow Coma Scale
Patients best response to stimuli out of 15
3 components
• Eye opening
• Best motor response
• Best verbal response
Range 1-4
Range 1-6
Range 1-5
Pasien dengan Gangguan Tingkat Kesadaran
Glasgow Coma Scale
 Kaji setelah resusitasi selesai
 Pantau GCS secara teratur
 Jika GCS turun> 2 poin, hubungi staf medis
 Jika GCS berada di bawah 9, hubungi ICU atau
staf anestesi karena intubasi mungkin diperlukan
Hypothermia (Temperature 350C)
Kemungkinan Penyebab
• Sepsis
• Hypoadrenalism, hypopituatism,
hypothyroidism
• Aggressive fluid resuscitation
• Exposure to low temperatures (Intra-
operatively)
• Neurological (stroke, trauma,
tumour)
• Skin disease (burns,
dermatitis)
• Drug induced (sedatives)
• Neuromuscular in-sufficiency
Signs and Symptoms
• HR, RR & metabolic rate decreases
• Confusion
• Arrhythmias
• Cardiac Arrest
Urine Output
•Keluaran urin harus lebih besar dari 0.5ml / kg / jam
•Pencegahan gagal ginjal akut penting
•Jangan berikan Forusemide untuk keluaran urin rendah
kecuali penyebab lain sudah ditemukan dikesampingkan
& pasien kelebihan cairan secara klinis
Menghitung Early Warning Score dengan menggunakan
Diagram Observasi
(untuk pasien dewasa yang tidak hamil)
The National Patient Observation Chart uses the Airway, Breathing,
Circulation, Disability, Exposure (ABCDE) assessment approach
APA YANG HARUS
KITA LAKUKAN??
Protokol
Eskalasi
VERSI YANG ADA DI INDONESIA
Respiratory section
Blood Pressure section
Heart Rate section
Level of Consciousness section
Ini ada standar gelisah di NEWS2
Temperature section
LATIHAN DENGAN FORMULIR NEWS2 VERSI ORIGINAL
EDIT BAHASA INDONESIA
Selasa, 28 Agustus 2018
0800
3
NRM NRM
1200
1600
1700 18001830
NKNK NKNK
3 3 6 8 10
TUGAS!!!
Rencanakan tindakan
lengkap untuk skenario yang
diberikan
1
Diskusikan alasan untuk
melakukan monitoring dan
meningkatkan/menurunkan
frekuensi monitoring
2
Dokumentasi dan
perhitungan skor yang
benar menggunakan grafik
EWS
3
Menunjukkan prosedur
eskalasi yang sesuai
4
Latihan dengan NEWS & Observation Chart
T – 370C, Nadi - 65, RR - 22,
SaO2 –
96%,
BP
130/60,
patient is
alert.
TUGAS!!!
Rencanakan tindakan
lengkap untuk skenario yang
diberikan
1
Diskusikan alasan untuk
melakukan monitoring dan
meningkatkan/menurunkan
frekuensi monitoring
2
Dokumentasi dan
perhitungan skor yang
benar menggunakan grafik
EWS
3
Menunjukkan prosedur
eskalasi yang sesuai
4
Latihan dengan NEWS & Observation Chart
T – 370C, Nadi - 65, RR - 22,
SaO2 –
96%,
BP
130/60,
patient is
alert.
TUGAS!!!
Rencanakan tindakan
lengkap untuk skenario yang
diberikan
1
Diskusikan alasan untuk
melakukan monitoring dan
meningkatkan/menurunkan
frekuensi monitoring
2
Dokumentasi dan
perhitungan skor yang
benar menggunakan grafik
EWS
3
Menunjukkan prosedur
eskalasi yang sesuai
4
Latihan
dengan NEWS
&
Observation
Chart
T – 380C,
Nadi - 86,
RR - 30,
SaO2 - 92%
Nasal Kanul
BP 110/60,
patient is verbal
TUGAS!!!
Rencanakan tindakan
lengkap untuk skenario yang
diberikan
1
Diskusikan alasan untuk
melakukan monitoring dan
meningkatkan/menurunkan
frekuensi monitoring
2
Dokumentasi dan
perhitungan skor yang
benar menggunakan grafik
EWS
3
Menunjukkan prosedur
eskalasi yang sesuai
4
Latihan
dengan NEWS
&
Observation
Chart
T – 380C,
Nadi - 112,
RR – 32,
SaO2 – 90%
BP 90/50,
patient is coma
TUGAS!!!
Rencanakan tindakan
lengkap untuk skenario yang
diberikan
1
Diskusikan alasan untuk
melakukan monitoring dan
meningkatkan/menurunkan
frekuensi monitoring
2
Dokumentasi dan
perhitungan skor yang
benar menggunakan grafik
EWS
3
Menunjukkan prosedur
eskalasi yang sesuai
4
Responsibilities
Beritahu Clinical Nurse
Manager/Nurse in Charge
dan/atau tenaga medis yang
sesuai.
Tingkatkan frekuensi
observasi sebagaimana
diidentifikasi dalam protokol
eskalasi.
Protokol Eskalasi dapat
diturunkan jika sesuai dan
didokumentasikan dalam
rencana pengelolaan.
Jika Anda khawatir,
perawatan pasien dapat
ditingkatkan tanpa
memperhatikanEarly
Warning Score.
Jika respon tidak sesuai
dengan protokol eskalasi,
Perawat yang Sedang
bertugas harus
menghubungi
Konsultan/Dokter.
Responsibilities
• Pertimbangkan kebutuhan untuk keluar dari
bangsal
• Pertimbangkan keahlian personil & peralatan
yang dibutuhkan untuk transportasi yang aman
BAGAIMANA DENGAN DI ICU?
TERIMAKASIH
Ada Pertanyaan?
REFERENSI
• De Meester, K., Verspuy, M., Monsieurs, K. G., & Van Bogaert, P. (2013). SBAR improves
nurse–physician communication and reduces unexpected death: a pre and post
intervention study. Resuscitation, 84(9), 1192-1196.
• Doyle, M. (2006). Promoting standardized nursing language using an electronic medical
record system. AORN journal, 83(6), 1335-1342.
• Novak, K., & Fairchild, R. (2012). Bedside reporting and SBAR: Improving patient
communication and satisfaction. Journal of pediatric nursing, 27(6), 760-762.
• Ramasubbu, B., Stewart, E., & Spiritoso, R. (2016). Introduction of the identification,
situation, background, assessment, recommendations tool to improve the quality of
information transfer during medical handover in intensive care. Journal of the Intensive
Care Society, 1751143716660982.
• Raymond, M., & Harrison, M. C. (2014). The structured communication tool SBAR
(Situation, Background, Assessment and Recommendation) improves communication in
neonatology. SAMJ: South African Medical Journal, 104(12), 850-852.
• Woodhall, L. J., Vertacnik, L., & McLaughlin, M. (2008). Implementation of the SBAR
communication technique in a tertiary center. Journal of Emergency Nursing, 34(4), 314-
317.
REFERENSI
• Beyea, S. C. (1999). Standardized language—Making nursing practice count. AORN journal, 70(5), 831-838.
• Jenerette, C., & Brewer, C. (2011). Situation, background, assessment, and recommendation (SBAR) may
benefit individuals who frequent emergency departments: Adults with sickle cell disease. Journal of
Emergency Nursing, 37(6), 559-561.
• Lisbeth Blom MSc, R., Pia Petersson PhD, R. N., Peter Hagell PhD, R. N., & Albert Westergren PhD, R. N.
(2015). The Situation, Background, Assessment and Recommendation (SBAR) Model for Communication
between Health Care Professionals: A Clinical Intervention Pilot Study. International Journal of Caring
Sciences, 8(3), 530.
• McCormick, K. A., Lang, N., Zielstorff, R., Milholland, D. K., Saba, V., & Jacox, A. (1994). Toward standard
classification schemes for nursing language: recommendations of the American Nurses Association
Steering Committee on Databases to Support Clinical Nursing Practice. Journal of the American Medical
Informatics Association, 1(6), 421-427.
• Martin, H. A., & Ciurzynski, S. M. (2015). Situation, Background, Assessment, and Recommendation–
Guided Huddles Improve Communication and Teamwork in the Emergency Department. Journal of
Emergency Nursing, 41(6), 484-488.
• Rutherford, M. (2008). Standardized nursing language: What does it mean for nursing practice. OJIN: The
Online Journal of Issues in Nursing, 13(1), 243-50.
• Tews, M. C., Liu, J. M., & Treat, R. (2012). Situation-background-assessment-recommendation (SBAR) and
emergency medicine residents' learning of case presentation skills. Journal of graduate medical education,
4(3), 370-373.

More Related Content

What's hot

Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)ADam Raeyoo
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demamwagamama6
 
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitAnalisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitRahayoe Ningtyas
 
Panduan transfer pasien
Panduan transfer pasienPanduan transfer pasien
Panduan transfer pasienFauzan Azima
 
Desiminasi awal Manajemen Keperawatan
Desiminasi awal Manajemen KeperawatanDesiminasi awal Manajemen Keperawatan
Desiminasi awal Manajemen KeperawatanKonveksi Pandawa
 
Manajemen Nyeri Nonfarmakologi
Manajemen Nyeri NonfarmakologiManajemen Nyeri Nonfarmakologi
Manajemen Nyeri NonfarmakologiRizqah Auliya
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratAris Rahmanda
 
143005425 manajemen-nyeri-ppt
143005425 manajemen-nyeri-ppt143005425 manajemen-nyeri-ppt
143005425 manajemen-nyeri-pptSULFIKASAKHAAZKA
 
SPO Komunikasi Efektif SBAR.docx
SPO Komunikasi Efektif SBAR.docxSPO Komunikasi Efektif SBAR.docx
SPO Komunikasi Efektif SBAR.docxTyanBagoes
 
Konsep Dasar ICU.pptx
Konsep Dasar ICU.pptxKonsep Dasar ICU.pptx
Konsep Dasar ICU.pptxdani785174
 
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalPresentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalAris Rahmanda
 

What's hot (20)

Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Airway & Breathing Management
Airway & Breathing Management Airway & Breathing Management
Airway & Breathing Management
 
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
 
Askep oma omk
Askep oma omkAskep oma omk
Askep oma omk
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Shock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi CairanShock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi Cairan
 
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitAnalisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
 
Panduan transfer pasien
Panduan transfer pasienPanduan transfer pasien
Panduan transfer pasien
 
Desiminasi awal Manajemen Keperawatan
Desiminasi awal Manajemen KeperawatanDesiminasi awal Manajemen Keperawatan
Desiminasi awal Manajemen Keperawatan
 
Manajemen Nyeri Nonfarmakologi
Manajemen Nyeri NonfarmakologiManajemen Nyeri Nonfarmakologi
Manajemen Nyeri Nonfarmakologi
 
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nursApa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
 
STROKE.pptx
STROKE.pptxSTROKE.pptx
STROKE.pptx
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 
143005425 manajemen-nyeri-ppt
143005425 manajemen-nyeri-ppt143005425 manajemen-nyeri-ppt
143005425 manajemen-nyeri-ppt
 
Pembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMBPembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMB
 
Panduan manajemen nyeri
Panduan manajemen nyeri Panduan manajemen nyeri
Panduan manajemen nyeri
 
Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
 
SPO Komunikasi Efektif SBAR.docx
SPO Komunikasi Efektif SBAR.docxSPO Komunikasi Efektif SBAR.docx
SPO Komunikasi Efektif SBAR.docx
 
Konsep Dasar ICU.pptx
Konsep Dasar ICU.pptxKonsep Dasar ICU.pptx
Konsep Dasar ICU.pptx
 
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalPresentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
 

Similar to Berikut rencana tindakan saya untuk skenario tersebut:1. Monitor pasien setiap 2 jam dan hitung skor EWSnya. Alasan untuk frekuensi monitoring 2 jam adalah karena skor pasien masih rendah dan kondisinya belum memburuk. 2. Pada pukul 1600, skor pasien meningkat menjadi 6. Frekuensi monitoring perlu ditinjau kembali menjadi setiap 1 jam untuk memantau perkembangan kondisi pasien lebih sering. 3. Pada puk

03-Early-Warning-Score-EWS-System-pada-Pasien-CKD.pdf
03-Early-Warning-Score-EWS-System-pada-Pasien-CKD.pdf03-Early-Warning-Score-EWS-System-pada-Pasien-CKD.pdf
03-Early-Warning-Score-EWS-System-pada-Pasien-CKD.pdfssusere8d51b
 
Pendekatan Klinis Syok
Pendekatan Klinis SyokPendekatan Klinis Syok
Pendekatan Klinis SyokEvan Permana
 
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptxR5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptxDimasSevanto
 
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxPPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxWildaKurniawati2
 
Pemantauan Status Hemodinamika.ppt
Pemantauan Status Hemodinamika.pptPemantauan Status Hemodinamika.ppt
Pemantauan Status Hemodinamika.pptnando951813
 
Early goal directed therapy in the treatment of severe ppt
Early goal directed therapy in the treatment of severe pptEarly goal directed therapy in the treatment of severe ppt
Early goal directed therapy in the treatment of severe pptAl Adip Indra Mustafa
 
Early Warning System.pptx
Early Warning System.pptxEarly Warning System.pptx
Early Warning System.pptxssuser4b9648
 
CHF WK 3 2023.pptx
 CHF WK 3 2023.pptx CHF WK 3 2023.pptx
CHF WK 3 2023.pptxMANDALAHEC
 
GAGAL JANTUNG AKUT PPT.pptx
GAGAL JANTUNG AKUT PPT.pptxGAGAL JANTUNG AKUT PPT.pptx
GAGAL JANTUNG AKUT PPT.pptxLisaSofitriana
 
Translatean raiza (1)
Translatean raiza (1)Translatean raiza (1)
Translatean raiza (1)indriinsan
 
Code Blue System 2022-Yudi Elyas.pdf
Code Blue System 2022-Yudi Elyas.pdfCode Blue System 2022-Yudi Elyas.pdf
Code Blue System 2022-Yudi Elyas.pdfSlam15
 
Early Warning System (EWS) dr nuro.pptx
Early Warning System (EWS) dr nuro.pptxEarly Warning System (EWS) dr nuro.pptx
Early Warning System (EWS) dr nuro.pptxdrlailatulinayah1993
 
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderlyCbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderlyDevina Ciayadi
 
Kelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptxKelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptxDini700324
 

Similar to Berikut rencana tindakan saya untuk skenario tersebut:1. Monitor pasien setiap 2 jam dan hitung skor EWSnya. Alasan untuk frekuensi monitoring 2 jam adalah karena skor pasien masih rendah dan kondisinya belum memburuk. 2. Pada pukul 1600, skor pasien meningkat menjadi 6. Frekuensi monitoring perlu ditinjau kembali menjadi setiap 1 jam untuk memantau perkembangan kondisi pasien lebih sering. 3. Pada puk (20)

03-Early-Warning-Score-EWS-System-pada-Pasien-CKD.pdf
03-Early-Warning-Score-EWS-System-pada-Pasien-CKD.pdf03-Early-Warning-Score-EWS-System-pada-Pasien-CKD.pdf
03-Early-Warning-Score-EWS-System-pada-Pasien-CKD.pdf
 
less invasive hemodynamic monitoring
less invasive hemodynamic monitoringless invasive hemodynamic monitoring
less invasive hemodynamic monitoring
 
Pendekatan Klinis Syok
Pendekatan Klinis SyokPendekatan Klinis Syok
Pendekatan Klinis Syok
 
EWSS IW.ppt
EWSS IW.pptEWSS IW.ppt
EWSS IW.ppt
 
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptxR5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx
 
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxPPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
 
MR 25 april 2022.pptx
MR 25 april 2022.pptxMR 25 april 2022.pptx
MR 25 april 2022.pptx
 
Pp hipertensi kmb1
Pp hipertensi kmb1Pp hipertensi kmb1
Pp hipertensi kmb1
 
Pemantauan Status Hemodinamika.ppt
Pemantauan Status Hemodinamika.pptPemantauan Status Hemodinamika.ppt
Pemantauan Status Hemodinamika.ppt
 
Early goal directed therapy in the treatment of severe ppt
Early goal directed therapy in the treatment of severe pptEarly goal directed therapy in the treatment of severe ppt
Early goal directed therapy in the treatment of severe ppt
 
EARLY WARNING SYSTEM.pptx
EARLY WARNING SYSTEM.pptxEARLY WARNING SYSTEM.pptx
EARLY WARNING SYSTEM.pptx
 
Early Warning System.pptx
Early Warning System.pptxEarly Warning System.pptx
Early Warning System.pptx
 
EWS MEWS.pptx
EWS MEWS.pptxEWS MEWS.pptx
EWS MEWS.pptx
 
CHF WK 3 2023.pptx
 CHF WK 3 2023.pptx CHF WK 3 2023.pptx
CHF WK 3 2023.pptx
 
GAGAL JANTUNG AKUT PPT.pptx
GAGAL JANTUNG AKUT PPT.pptxGAGAL JANTUNG AKUT PPT.pptx
GAGAL JANTUNG AKUT PPT.pptx
 
Translatean raiza (1)
Translatean raiza (1)Translatean raiza (1)
Translatean raiza (1)
 
Code Blue System 2022-Yudi Elyas.pdf
Code Blue System 2022-Yudi Elyas.pdfCode Blue System 2022-Yudi Elyas.pdf
Code Blue System 2022-Yudi Elyas.pdf
 
Early Warning System (EWS) dr nuro.pptx
Early Warning System (EWS) dr nuro.pptxEarly Warning System (EWS) dr nuro.pptx
Early Warning System (EWS) dr nuro.pptx
 
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderlyCbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderly
 
Kelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptxKelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptx
 

More from Eri Yanuar Akhmad B Sunaryo

Anatomi dan Fisiologi Jantung Keperawatan Medikal Bedah
Anatomi dan Fisiologi Jantung Keperawatan Medikal BedahAnatomi dan Fisiologi Jantung Keperawatan Medikal Bedah
Anatomi dan Fisiologi Jantung Keperawatan Medikal BedahEri Yanuar Akhmad B Sunaryo
 
Ventilasi Mekanik (Mechanical Ventilator) Eri Yanuar
Ventilasi Mekanik (Mechanical Ventilator) Eri YanuarVentilasi Mekanik (Mechanical Ventilator) Eri Yanuar
Ventilasi Mekanik (Mechanical Ventilator) Eri YanuarEri Yanuar Akhmad B Sunaryo
 
Interpretasi Analisa Gas Darah (AGD) dengan Pendekatan Stewart
Interpretasi Analisa Gas Darah (AGD) dengan Pendekatan StewartInterpretasi Analisa Gas Darah (AGD) dengan Pendekatan Stewart
Interpretasi Analisa Gas Darah (AGD) dengan Pendekatan StewartEri Yanuar Akhmad B Sunaryo
 
Optimalisasi Peran Perawat dalam Manajemen Pasien ARDS di masa Pandemi COVID 19
Optimalisasi Peran Perawat dalam Manajemen Pasien ARDS di masa Pandemi COVID 19Optimalisasi Peran Perawat dalam Manajemen Pasien ARDS di masa Pandemi COVID 19
Optimalisasi Peran Perawat dalam Manajemen Pasien ARDS di masa Pandemi COVID 19Eri Yanuar Akhmad B Sunaryo
 
Optimalisasi software dalam pembuatan karya tulis
Optimalisasi software dalam pembuatan karya tulisOptimalisasi software dalam pembuatan karya tulis
Optimalisasi software dalam pembuatan karya tulisEri Yanuar Akhmad B Sunaryo
 

More from Eri Yanuar Akhmad B Sunaryo (15)

Anatomi dan Fisiologi Jantung Keperawatan Medikal Bedah
Anatomi dan Fisiologi Jantung Keperawatan Medikal BedahAnatomi dan Fisiologi Jantung Keperawatan Medikal Bedah
Anatomi dan Fisiologi Jantung Keperawatan Medikal Bedah
 
Ventilasi Mekanik (Mechanical Ventilator) Eri Yanuar
Ventilasi Mekanik (Mechanical Ventilator) Eri YanuarVentilasi Mekanik (Mechanical Ventilator) Eri Yanuar
Ventilasi Mekanik (Mechanical Ventilator) Eri Yanuar
 
Interpretasi Analisa Gas Darah (AGD) dengan Pendekatan Stewart
Interpretasi Analisa Gas Darah (AGD) dengan Pendekatan StewartInterpretasi Analisa Gas Darah (AGD) dengan Pendekatan Stewart
Interpretasi Analisa Gas Darah (AGD) dengan Pendekatan Stewart
 
Resusitasi Cairan Pada Pasien Kritis
Resusitasi Cairan Pada Pasien KritisResusitasi Cairan Pada Pasien Kritis
Resusitasi Cairan Pada Pasien Kritis
 
Tatalaksana Isolasi Mandiri Pasien COVID-19
Tatalaksana Isolasi Mandiri Pasien COVID-19 Tatalaksana Isolasi Mandiri Pasien COVID-19
Tatalaksana Isolasi Mandiri Pasien COVID-19
 
Optimalisasi Peran Perawat dalam Manajemen Pasien ARDS di masa Pandemi COVID 19
Optimalisasi Peran Perawat dalam Manajemen Pasien ARDS di masa Pandemi COVID 19Optimalisasi Peran Perawat dalam Manajemen Pasien ARDS di masa Pandemi COVID 19
Optimalisasi Peran Perawat dalam Manajemen Pasien ARDS di masa Pandemi COVID 19
 
Manajemen Deteksi Dini Pasien Suspek COVID-19
Manajemen Deteksi Dini Pasien Suspek COVID-19Manajemen Deteksi Dini Pasien Suspek COVID-19
Manajemen Deteksi Dini Pasien Suspek COVID-19
 
Tutorial Zoom Untuk Perawat HIPGABI
Tutorial Zoom Untuk Perawat HIPGABITutorial Zoom Untuk Perawat HIPGABI
Tutorial Zoom Untuk Perawat HIPGABI
 
Interpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
Interpretasi Rontgen Dada atau Foto ThoraksInterpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
Interpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
 
Kegawatan Kardiovaskular
Kegawatan KardiovaskularKegawatan Kardiovaskular
Kegawatan Kardiovaskular
 
Optimalisasi software dalam pembuatan karya tulis
Optimalisasi software dalam pembuatan karya tulisOptimalisasi software dalam pembuatan karya tulis
Optimalisasi software dalam pembuatan karya tulis
 
Early Warning Score HIPERCCI 2017
Early Warning Score HIPERCCI 2017Early Warning Score HIPERCCI 2017
Early Warning Score HIPERCCI 2017
 
Lembar Early Warning Score HIPERCCI 2017
Lembar Early Warning Score HIPERCCI 2017Lembar Early Warning Score HIPERCCI 2017
Lembar Early Warning Score HIPERCCI 2017
 
Dasar interprestasi ekg
Dasar interprestasi ekgDasar interprestasi ekg
Dasar interprestasi ekg
 
Pengenalan ekg dasar
Pengenalan ekg dasarPengenalan ekg dasar
Pengenalan ekg dasar
 

Recently uploaded

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewanintan588925
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESINeliHusniawati2
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 

Recently uploaded (20)

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 

Berikut rencana tindakan saya untuk skenario tersebut:1. Monitor pasien setiap 2 jam dan hitung skor EWSnya. Alasan untuk frekuensi monitoring 2 jam adalah karena skor pasien masih rendah dan kondisinya belum memburuk. 2. Pada pukul 1600, skor pasien meningkat menjadi 6. Frekuensi monitoring perlu ditinjau kembali menjadi setiap 1 jam untuk memantau perkembangan kondisi pasien lebih sering. 3. Pada puk

  • 1. National Early Warning Score System 2 (NEWS2) updated 2017 Eri Yanuar Akhmad B.S., S.Kep., Ns., M.N.Sc.(I.C)
  • 2. Eri Yanuar Akhmad B.S., S.Kep., Ns., M.N.Sc.(I.C) • Recent Position: Basic and Emergency Nursing Staff, School of Nursing, Universitas Gadjah Mada • Education History: School of Nursing, Faculty of Medicine, Universitas Gadjah Mada Master of Nursing Science (Intensive Care) The University of Adelaide Australia • Email: ✉eri_yanuar2004@yahoo.com
  • 3. The National Early Warning Score 2 • National Early Warning Score adalah sistem penilaian kumulatif yang menstandarkan penilaian tingkat keparahan penyakit akut • Alat sederhana • Track & Triggering Warning Sistem • Digunakan di semua rumah sakit di Irlandia • Menunjukkan tanda-tanda awal pemburukan • Skor dihitung dengan menggunakan tanda vital pasien • Parameter penilaian didasarkan pada parameter ViEWS yang divalidasi untuk pasien medis dan bedah • Berdasarkan pengembangan NEWS pertama tahun 2012
  • 4. PERBEDAAN NEWS versi 1 dan versi 2
  • 5. Secara umum konsepnya masih sama hanya beberapa saja yang berubah yaitu:
  • 7. Sistem Skoring yang baru dan warna untuk skor 1 adalah kuning
  • 9. Detail pada tiap parameter dengan range yang jelas
  • 10. Adanya saturasi oksigen skala 2 untuk pasien dengan kondisi khusus
  • 11. Penambahan keadaan gelisah pada level kesadaran
  • 12. NEWS Validation for Medical & Surgical Patients using ViEWS Parameters 1. Bleyer A.J. et al. (2011). Longitudinal analysis of one million vital signs in patients in academic medical centre. Resuscitation doi:10.1016/j. Resuscitation, 2011.06.033 2. Kellett J & Kim A. (2011). Validation of an abbreviated VitalpacTM Early Warning Score (ViEWS) in 75,419 consecutive admissions to a Canadian Regional Hospital Resuscitation. doi:10.1016/j.resuscitation.2011.08.022 3. Prytherch D, Smith G, Schmidt P, Featherstone P. (2010). ViEWS – Towards a national early warning score for detecting adult inpatient deterioration. Resuscitation. 81(8), 932-7. 4. Mitchell I., McKay H., Van Leuvan C., Berry R., McCutcheon C., Avard B., Slater N., Neeman T. and Lamberth P. (2010). A prospective controlled trial of the effect of a multi-faceted intervention on early recognition and intervention in deteriorating hospital patients. Resuscitation. 81, 658–666. 5. National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE), (2010). Acutely ill patients in hospital. Available at: http://www.nice.org.uk/guidance/index
  • 13. HAL YANG PENTING Early Warning Score tidak menggantikan penilaian klinis yang kompeten Ketika staf khawatir tentang perawatan pasien harus ditingkatkan dapat ditingkatkan terlepas dari skor EWS dilanjutkan skrining untuk Sepsis saat ada EWS dari ≥ 5 Dalam persentase kecil pasien, EWS tidak mengidentifikasi kemerosotan dalam kondisi pasien
  • 14. Overall COMPASS© / NEWS Education Programme incorporates: • Categorisation of patients’ SEVERITY of illness for EARLY detection of clinical deterioration • A TRACKING system using the NEWS based on the patient’s vital signs • A definitive plan to ESCALATE care • TRIGGERING a swift response i.e. activation of an early response appropriate to the level of the score • The use of a structured COMMUNICATION tool (ISBAR), (more information on this later)
  • 15. Jika terjadi arrest jantung atau pernafasan, aktifkan sistem code blue Beberapa pasien mungkin memerlukan pemeriksaan medis segera namun tidak akan memicu skor tinggi. Protokol ini diaktifkan dengan skor 3 dalam satu parameter atau total skor 3.
  • 16. Mengapa kita memerlukan Early Warning Score?
  • 17.
  • 18. Cardiac Arrest Calls in a General Hospital Gallagher, J. Groarke, J.D. & Courtney, G. (2006) IMJ. 99(6),114-116. • Retrospective study of cardiac arrest over 24 month period (2002-2004) • Subgroup of 20 patients progress in preceding 24 hours- • Decline in patients condition evident in 45- 75% • Respiratory rate infrequently recorded
  • 20.
  • 21.
  • 24. Rantai Delivery Oxygen (DO2) • Persamaan ini menghitung jumlah oksigen yang dikirim ke jaringan per menit
  • 25. Jalan napas yang memadai dan kemampuan untuk melindungi jalan nafas DO2 tergantung pada:
  • 26. DO2 tergantung pada: Pegerakan paru yang efektif – neurologis dan muskular
  • 27. DO2 tergantung pada: Berfungsinya jaringan paru-paru
  • 28. Pasokan darah pulmonal yang cukup DO2 tergantung pada:
  • 29. Chain of Oxygen Delivery DO2 = (SVxHR) x (Hb) x SaO2 x 1.39)+PaO2 x 0.003 Haemoglobin- Normal Adult range / Concentration (anaemia: causes)
  • 30. Chain of Oxygen Delivery DO2 = (SVxHR) x (HB) x SaO2 x 1.39)+PaO2 x 0.003 (SVxHR) = Cardiac output (CO) Tergantung pada: – Kontraktilitas otot jantung – Pre-load (venous return ke jantung) – After-load (resistansi dari ejeksi ventrikel) – Heart rate
  • 31. Airway & Breathing Decreased oxygen delivery at the tissue level Anaerobic metabolism Lactate production Acidosis Stimulates respiratory drive Increases the respiratory rate
  • 32. Airway & Breathing • Poin Penting • Beberapa pasien dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah "CO2 retainer", yaitu mereka tidak menanggapi peningkatan CO2 tetapi menanggapi O2 rendah - konsentrasi O2 yang tinggi dapat menekan dorongan hipoksia mereka. Ini adalah alasan adanya skala saturasi 2 pada NEWS 2 • NB - pasien-pasien ini juga akan menderita kerusakan organ akhir atau henti jantung jika kadar O2 darah mereka turun terlalu rendah. • Pada PPOK jika PCO2 ≥ 8kPa tetapi hipoksia (PO2 ≤ 8kPa) - JANGAN MENURUNKAN O2 • Jangan mengandalkan mesin! • Tetap bersama pasien - bertujuan untuk mencapai PaO2 8kPa, atau SaO2 dari 90%.
  • 33. Airway & Breathing • Peningkatan laju pernafasan dapat terjadi dengan SaO2 normal • Pasien meninggal karena hipoksia lebih cepat dari pada CO2 tinggi • Jika pasien memburuk jangan menghentikan oksigen tambahan saat mengambil AGD
  • 35. Circulation • Penurunan TD (Hipotensi) didefinisikan sebagai penurunan lebih dari 20% dari tekanan darah biasa atau tekanan darah sistolik kurang dari 100 mmHg. • Hipotensi dapat mencerminkan penurunan curah jantung yang dapat menyebabkan penurunan jumlah oksigen yang sampai ke jaringan
  • 36. Circulation •Penurunan TD bisa jadi akibat dari: •Penurunan volume darah intravaskular •Penurunan resistansi pembuluh darah perifer •Berkurangnya kontraktilitas jantung
  • 37. Circulation •Penurunan volume darah intravaskular • Curah jantung turun karena stroke volume rendah • Volume stroke jatuh menyebabkan takikardia • Untuk mempertahankan TD  resistensi perifer meningkat •Hipotensi, tangan dingin & tidak ada gagal jantung - cairan infus
  • 38. Circulation •Penurunan resistensi vaskular perifer •Vasodilatasi menyebabkan TD rendah •Vasodilatasi menyebabkan venous return rendah •Venous return rendah menyebabkan stroke volume rendah •Hipotensi, tangan hangat: cairan IV
  • 39. Circulation •Berkurangnya kontraktilitas jantung •Curah jantung turun dari volume stroke rendah •Volume stroke jatuh menyebabkan takikardia •Untuk mempertahankan BP, resistensi perifer meningkat •Hipotensi, tangan dingin & tanda gagal jantung •Hentikan cairan •Konsultasi ICU / CCU
  • 40. The Hypotensive Patient •Reduksi di preload (volume loss) • (e.g. haemorrhage, sepsis, vomiting) •Reduksi di cardiac contractility (pump failure) • (e.g. MI, heart failure) •Reduksi di afterload (vasodilation) • (e.g. sepsis, overdose)
  • 41. Hypotension & Organ Perfusion Cerebral hypoxia  agitation, confusion Renal impairment  reduced urine output Myocardial ischaemia  angina, MI Gut ischaemia  abdominal pain, nausea Peripheral ischaemia akral dingin
  • 42. The Hypotensive Patient  Heart rate and rhythm  Peripheral pulses  Capillary refill  Limb temperature  Central pulses  TD  Urine output  Oxygen saturations  Colour  Chest Auscultation  JVP Bagaimana Anda menilai efek bolus cairan? - Perhatian untuk pasien dengan disangka / terdiagnosis penyakit jantung --> HATI-HATI
  • 43. Pasien dengan Gangguan Tingkat Kesadaran Airway, Breathing, Circulation Don’t forget the Glucose • AVPU • Pupils • Blood Glucose
  • 44. Pasien dengan Gangguan Tingkat Kesadaran Glasgow Coma Scale Patients best response to stimuli out of 15 3 components • Eye opening • Best motor response • Best verbal response Range 1-4 Range 1-6 Range 1-5
  • 45. Pasien dengan Gangguan Tingkat Kesadaran Glasgow Coma Scale  Kaji setelah resusitasi selesai  Pantau GCS secara teratur  Jika GCS turun> 2 poin, hubungi staf medis  Jika GCS berada di bawah 9, hubungi ICU atau staf anestesi karena intubasi mungkin diperlukan
  • 46. Hypothermia (Temperature 350C) Kemungkinan Penyebab • Sepsis • Hypoadrenalism, hypopituatism, hypothyroidism • Aggressive fluid resuscitation • Exposure to low temperatures (Intra- operatively) • Neurological (stroke, trauma, tumour) • Skin disease (burns, dermatitis) • Drug induced (sedatives) • Neuromuscular in-sufficiency Signs and Symptoms • HR, RR & metabolic rate decreases • Confusion • Arrhythmias • Cardiac Arrest
  • 47. Urine Output •Keluaran urin harus lebih besar dari 0.5ml / kg / jam •Pencegahan gagal ginjal akut penting •Jangan berikan Forusemide untuk keluaran urin rendah kecuali penyebab lain sudah ditemukan dikesampingkan & pasien kelebihan cairan secara klinis
  • 48. Menghitung Early Warning Score dengan menggunakan Diagram Observasi (untuk pasien dewasa yang tidak hamil) The National Patient Observation Chart uses the Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure (ABCDE) assessment approach
  • 49.
  • 50. APA YANG HARUS KITA LAKUKAN??
  • 51.
  • 53.
  • 54.
  • 55.
  • 56.
  • 57. VERSI YANG ADA DI INDONESIA
  • 58.
  • 59.
  • 60.
  • 61.
  • 65. Level of Consciousness section Ini ada standar gelisah di NEWS2
  • 67. LATIHAN DENGAN FORMULIR NEWS2 VERSI ORIGINAL EDIT BAHASA INDONESIA
  • 68. Selasa, 28 Agustus 2018 0800 3 NRM NRM 1200 1600 1700 18001830 NKNK NKNK 3 3 6 8 10
  • 69.
  • 70.
  • 71.
  • 72. TUGAS!!! Rencanakan tindakan lengkap untuk skenario yang diberikan 1 Diskusikan alasan untuk melakukan monitoring dan meningkatkan/menurunkan frekuensi monitoring 2 Dokumentasi dan perhitungan skor yang benar menggunakan grafik EWS 3 Menunjukkan prosedur eskalasi yang sesuai 4
  • 73. Latihan dengan NEWS & Observation Chart T – 370C, Nadi - 65, RR - 22, SaO2 – 96%, BP 130/60, patient is alert.
  • 74. TUGAS!!! Rencanakan tindakan lengkap untuk skenario yang diberikan 1 Diskusikan alasan untuk melakukan monitoring dan meningkatkan/menurunkan frekuensi monitoring 2 Dokumentasi dan perhitungan skor yang benar menggunakan grafik EWS 3 Menunjukkan prosedur eskalasi yang sesuai 4
  • 75. Latihan dengan NEWS & Observation Chart T – 370C, Nadi - 65, RR - 22, SaO2 – 96%, BP 130/60, patient is alert.
  • 76. TUGAS!!! Rencanakan tindakan lengkap untuk skenario yang diberikan 1 Diskusikan alasan untuk melakukan monitoring dan meningkatkan/menurunkan frekuensi monitoring 2 Dokumentasi dan perhitungan skor yang benar menggunakan grafik EWS 3 Menunjukkan prosedur eskalasi yang sesuai 4
  • 77. Latihan dengan NEWS & Observation Chart T – 380C, Nadi - 86, RR - 30, SaO2 - 92% Nasal Kanul BP 110/60, patient is verbal
  • 78. TUGAS!!! Rencanakan tindakan lengkap untuk skenario yang diberikan 1 Diskusikan alasan untuk melakukan monitoring dan meningkatkan/menurunkan frekuensi monitoring 2 Dokumentasi dan perhitungan skor yang benar menggunakan grafik EWS 3 Menunjukkan prosedur eskalasi yang sesuai 4
  • 79. Latihan dengan NEWS & Observation Chart T – 380C, Nadi - 112, RR – 32, SaO2 – 90% BP 90/50, patient is coma
  • 80. TUGAS!!! Rencanakan tindakan lengkap untuk skenario yang diberikan 1 Diskusikan alasan untuk melakukan monitoring dan meningkatkan/menurunkan frekuensi monitoring 2 Dokumentasi dan perhitungan skor yang benar menggunakan grafik EWS 3 Menunjukkan prosedur eskalasi yang sesuai 4
  • 81. Responsibilities Beritahu Clinical Nurse Manager/Nurse in Charge dan/atau tenaga medis yang sesuai. Tingkatkan frekuensi observasi sebagaimana diidentifikasi dalam protokol eskalasi. Protokol Eskalasi dapat diturunkan jika sesuai dan didokumentasikan dalam rencana pengelolaan. Jika Anda khawatir, perawatan pasien dapat ditingkatkan tanpa memperhatikanEarly Warning Score. Jika respon tidak sesuai dengan protokol eskalasi, Perawat yang Sedang bertugas harus menghubungi Konsultan/Dokter.
  • 82. Responsibilities • Pertimbangkan kebutuhan untuk keluar dari bangsal • Pertimbangkan keahlian personil & peralatan yang dibutuhkan untuk transportasi yang aman
  • 83.
  • 85.
  • 86.
  • 88.
  • 89. REFERENSI • De Meester, K., Verspuy, M., Monsieurs, K. G., & Van Bogaert, P. (2013). SBAR improves nurse–physician communication and reduces unexpected death: a pre and post intervention study. Resuscitation, 84(9), 1192-1196. • Doyle, M. (2006). Promoting standardized nursing language using an electronic medical record system. AORN journal, 83(6), 1335-1342. • Novak, K., & Fairchild, R. (2012). Bedside reporting and SBAR: Improving patient communication and satisfaction. Journal of pediatric nursing, 27(6), 760-762. • Ramasubbu, B., Stewart, E., & Spiritoso, R. (2016). Introduction of the identification, situation, background, assessment, recommendations tool to improve the quality of information transfer during medical handover in intensive care. Journal of the Intensive Care Society, 1751143716660982. • Raymond, M., & Harrison, M. C. (2014). The structured communication tool SBAR (Situation, Background, Assessment and Recommendation) improves communication in neonatology. SAMJ: South African Medical Journal, 104(12), 850-852. • Woodhall, L. J., Vertacnik, L., & McLaughlin, M. (2008). Implementation of the SBAR communication technique in a tertiary center. Journal of Emergency Nursing, 34(4), 314- 317.
  • 90. REFERENSI • Beyea, S. C. (1999). Standardized language—Making nursing practice count. AORN journal, 70(5), 831-838. • Jenerette, C., & Brewer, C. (2011). Situation, background, assessment, and recommendation (SBAR) may benefit individuals who frequent emergency departments: Adults with sickle cell disease. Journal of Emergency Nursing, 37(6), 559-561. • Lisbeth Blom MSc, R., Pia Petersson PhD, R. N., Peter Hagell PhD, R. N., & Albert Westergren PhD, R. N. (2015). The Situation, Background, Assessment and Recommendation (SBAR) Model for Communication between Health Care Professionals: A Clinical Intervention Pilot Study. International Journal of Caring Sciences, 8(3), 530. • McCormick, K. A., Lang, N., Zielstorff, R., Milholland, D. K., Saba, V., & Jacox, A. (1994). Toward standard classification schemes for nursing language: recommendations of the American Nurses Association Steering Committee on Databases to Support Clinical Nursing Practice. Journal of the American Medical Informatics Association, 1(6), 421-427. • Martin, H. A., & Ciurzynski, S. M. (2015). Situation, Background, Assessment, and Recommendation– Guided Huddles Improve Communication and Teamwork in the Emergency Department. Journal of Emergency Nursing, 41(6), 484-488. • Rutherford, M. (2008). Standardized nursing language: What does it mean for nursing practice. OJIN: The Online Journal of Issues in Nursing, 13(1), 243-50. • Tews, M. C., Liu, J. M., & Treat, R. (2012). Situation-background-assessment-recommendation (SBAR) and emergency medicine residents' learning of case presentation skills. Journal of graduate medical education, 4(3), 370-373.