SlideShare a Scribd company logo
Obat-obatan sistem organ lain
dr. Flori R. Sari, Ph.D
Departemen Farmakologi FKIK UINSH
Unit Pelayanan Laboratorium Kedokteran dan Kerjasama Riset
PPKM FKIK UINSH
Obat sistem pernafasan
Gejala gangguan
sistem respirasi
•Batuk
•Bronkokostriksi 
sesak
•Nyeri tenggorokan
•Radang
•Rhinorrhea
Obat sistem respirasi
• Antibiotik
• Bronkodilator / relievers
1. Agonis Adrenoceptor  jarang digunakan
2. Agonis selektif reseptor beta 2:
– Short acting (SABA) : albuterol/salbutamol,
levalbuterol, metaproterenol, terbutaline,
pirbuterol
– Long acting (LABA) : salmeterol xinofoate,
formoterol
1. Methylxanthine : Theophylline
2. Antimuscarinic agents
– Ipatropium bromida
• Anti-inflamasi / controllers
• Simptomatik (batuk)
• Epinefrin
1. Bronkodilator cepat (SK, inhalasi)  bronkodilatasi
maksimum dicapai dalam 15 menit
2. Efek samping : takikardi, aritmia dan perburukan angina
• Efedrin
1. Durasi lebih panjang namun potensi lebih rendah daripada
epinefrin.
2. Efek samping : takikardi, aritmia dan perburukan angina
• Isoproterenol
1. Bronkodilator cepat (inhalasi)  bronkodilatasi dalam 5
menit
2. Peningkatan mortalitas karena aritmia jantung  masih
kontroversi
BRONKODILATOR
Agonis adrenoceptor
• Merupakan agonis adrenoceptor namun bersifat
selektif pada reseptor beta 2  efek samping pada
jantung minimal.
• Dibagi menjadi dua : short-acting beta agonist
(SABA) dan long-acting beta agonist (LABA).
• Tersedia dalam bentuk oral, inhalasi maupun
parenteral namun yang paling efektif adalah
dengan inhalasi  bekerja langsung pada target.
• Efek samping : takifilaksis/toleransi, aritmia dan
hipoksemia  masih kontroversi
BRONKODILATOR
Agonis beta-2 selektif
• Obat : albuterol**, levalbuterol*, bitolterol*,
metaproterenol*, terbutaline**, pirbuterol.
* Bisa dicairkan dengan saline pada portable nebulizer
* Tersedia dalam bentuk oral
* Satu-satunya dengan sediaan sub-kutan  untuk status
asmatikus
• Efek bronkodilatasi dicapai dalam 30 menit dan
bertahan 3-4 jam.
BRONKODILATOR
Beta-2 selective agonist : SABA
• Obat : salmeterol
(seretide®), formoterol
• Efek bronkodilatasi
bertahan hingga 12 jam.
BRONKODILATOR
Beta-2 selective agonist : LABA
• Mekanisme : bronkodilator langsung, anti-
inflamasi, inhibisi PDE enzyme (pada dosis tinggi),
menghambat reseptor adenosine  mencegah
kontraksi otot polos saluran napas dan
pembebasan histamin dari mast cells.
• Tidak seefektif beta-2 agonis dan kortikosteroid
inhaler, namun sangat ekonomis dan murah
untuk manajemen asma dalam keadaan ekonomi
terbatas.
• Yang paling sering digunakan: theophylline
(aminophylline), theobromine dan caffeine.
BRONKODILATOR
Methylxanthine
• Theophylline (aminophylline):
1.Bronkodilator paling efektif dalam golongan
xanthine.
2.Pemakaian theophylline hanya bisa digunakan
jika ada fasilitas pengukuran level
theophylline  narrow therapeutic windows !
(toksisitas berkaitan dengan kadarnya di
plasma).
3.Metabolisme di hepar  hati-hati pada pasien
dengan penyakit liver.
BRONKODILATOR
Methylxanthine
• Mekanisme : menghambat asetilkolin secara
kompetitif di reseptor muskarinik 
menghambat kontraksi saluran napas,
menurunkan sekresi mukus.
• Obat: atropin, ipratropium bromide* (analog
sintetik atropin), tiotropium* (long-acting 24
hours duration, selective  still in clinical trials).
* Selain pada asma, juga efektif pada PPOK
• Efektif dalam dosis kecil tanpa menstimulasi
jantung.
BRONKODILATOR
Anti-muscarinic
• Digunakan sebagian besar pada asma
• Mekanisme:
1. Merelaksasi jalan napas TIDAK secara langsung.
2. Paling penting  menghambat inflamasi limfositik dan
eosinofilik di saluran pernapasan terutama pada asma.
3. Menghambat sitokin jalan napas  menurunkan
reaktivitas jalan napas.
4. Memiliki sifat partial beta agonis.
5. Menurunkan eksaserbasi akut asma jika digunakan
secara teratur.
CONTROLLER
Anti-inflamasi steroid
ANTITUSIF / Cough supressants
• Mekanisme: sentral  menahan sensitivitas pusat batuk
• Indikasi : non-productive cough, self limited cough, cough
induced reflexly by pharyngeal or laryngeal irritation
• TIDAK DIANJURKAN pada pasien dengan batuk produktif
(sekresi mukus banyak)
• Obat:
1. Codeine
2. Noskapin
3. Dextromethorphan
4. Diphenhydramine
SIMPTOMATIK
Antitusif
Kodein
• An opioid
• Bekerja sentral menekan pusat batuk
• Bekerja efektif secara oral
• Sebagian besar well-tolerated
• Nausea, vomiting, constipation, dizziness,
drowsiness, palpitations, pruritus
• Overdosis  depresi napas (masih keluarga
opioid)
SIMPTOMATIK
Antitusif
Dextromethorphan (DMP)
• Non opioid
• Sama efektifnya dengan kodein
• Meningkatkan ambang batuk
• Pada dosis normal tidak menimbulkan adiksi,
sedasi, dan depresi napas  bisa ditemukan
sebagai obat OTC.
• Adverse reactions : mild, infrequent ; examples:
nausea , dizziness
• Very large doses : pada pasien dengan gangguan
respirasi  CNS and respiratory depression
SIMPTOMATIK
Antitusif
Diphenhydramine
• Anti-histamin
• Efek sedasi kuat dan aktivitas antikolinergik
• Efek antitusif  diperoleh jika efeknya
sebagai sedasi signifikan (antitusif tidak
langsung).
SIMPTOMATIK
Antitusif
• Mekanisme: meningkatkan sekresi cairan saluran
napas  facilitate the transport of mucus (high
dose)
• Adverse reactions : nausea and drowsiness occur
rarely
• Obat :
1.Glyceryl guaiacolate
2.Ammonium chloride
3.Potassium iodide
SIMPTOMATIK
Ekspektoran
• Mekanisme: memecahkan ikatan disulfide
mukus kekentalan mukus berkurang 
mudah dibuang
• ES: nausea, vomiting, stomatitis, rhinorrhea
• Obat:
1.N-Acetylcysteine
2.Ambroxol
3.Bromhexine
SIMPTOMATIK
Mukolitik
• For rhinitis, rhinorrhea
• α1 adrenoceptor agonists  vasokonstriksi pembuluh
darah hidung  menurunkan edema dan kongesti nasal.
• topical : dryness of nasal mucosa, sneezing, headache
long term stop  rebound phenomena
• oral : tachycardia, anorexia, increased blood pressure,
insomia etc ( sympathomimetic)
• Oral decongestant : phenylpropanolamine,ephedrine,
pseudoephedrine,phenylephrine
• Topical : naphazoline, xylomethazoline,phenylephrine
SIMPTOMATIK
Dekongestan
Obat diuretik
DIURETIK
• Mekanisme utama :
1.Menurunkan volume darah dan cairan
ekstraseluler dengan meningkatkan ekskresi
natrium, air dan klorida  penurunan curah
jantung.
2.Menurunkan resistensi perifer
3.Dibagi 3 golongan:
a.Tiazid
b.Diuretik kuat
c. Diuretik hemat kalium
DIURETIK : Tiazid
• Menghambat transport bersama Na-Cl di
tubulus distal ginjal  ekskresi Na dan Cl
meningkat.
• Obat : hidroklorotiazid (HCT, prototipe gol.
tiazid), bendroflumetiazid, klorotiazid,
indapamid dan klortalidon.
• Dapat digunakan secara tunggal pada
hipertensi ringan – sedang, dikombinasikan
pada hipertensi yang sulit dikontrol
DIURETIK : Tiazid
• Pilihan utama  harga murah, waktu paruh
panjang, efeknya jangka panjang.
• Efek hipotensif dicapai setelah 2-3 hari dan
mencapai maksimum setelah 2-4 minggu 
Peningkatan dosis dilakukan setelah waktu
maksimum
• Efek diuretik dan anti-hipertensi hilang pada
pasien dengan gagal ginjal.
DIURETIK : Diuretik kuat
• Bekerja di ansa Henle asenden bagian epitel tebal
dengan menghambat kotransport Na, K, Cl dan
menghambat resorpsi air dan elektrolit
• Obat : furosemid, torasemid, bumetanid dan asam
etakrinat.
• Efek diuretiknya kuat  lebih sering dipakai pada
gangguan fungsi ginjal dan gagal jantung.
DIURETIK : Diuretik hemat kalium
• Diberikan sebagai kombinasi untuk mencegah
hipokalemia, tetapi hati-hati pada gagal ginjal
(creatinine serum > 2,5 mg/dL)  bisa terjadi
hiperkalemia.
• Obat : amilorid, traimeteren dan spironolakton
(antagonis aldosteron)
Obat Dosis (mg) Pemberian Sediaan
a.
Diuretik tiazid
Hidrokorotiazid
Klortalidon
Indapamid
Bendroflumetiazid
Metolazon
Metolazon rapid
acting
Xipamid
12,5-25
12,5-25
1,25-2,5
2,5-5
2,5-5
0,5-1
10-20
1 x sehari
1 x sehari
1 x sehari
1 x sehari
1 x sehari
1 x sehari
1 x sehari
Tab 25 dan 50 mg
Tab 50 mg
Tab 2,5 mg
Tab 5 mg
Tab 2,5; 5 dan 10 mg
Tab 0,5 mg
Tab 2,5 mg
Obat lokal saluran cerna
Antasid • Bersifat basa lemah
• Bekerja menetralkan
asam lambung 
meningkatkan pH
lambung.
• Dibagi menjadi antasid
sistemik dan non-
sistemik.
• Antasid sistemik :
natrium bikarbonat (bic-
nat)
• Antasida non-sistemik / lokal lambung :
aluminium hidroksida, magnesium hidroksida,
kalsium karbonat, magnesium trisilikat.
• Efek samping : konstipasi, diare.
• Hati-hati penggunaannya dengan obat lain 
absorpsi turun.
Penghambat sekresi asam lambung
• Bekerja menurunkan asam lambung secara
langsung.
• Efek samping : konstipasi dan diare
• Pompa proton inhibitor (omperazole,
pantoprazole)  bekerja sangat kuat, butuh
suasana asam untuk aktivasi dan penyerapan
turun jika terganggu makanan.
• Misoprostol (analog metilester prostaglandin) 
efektif, JANGAN diberikan pada wanita hamil
karena kontraksi uterus  abortus.
Pertahanan asam lambung
• Senyawa aluminium sukrosa sulfat
• Dalam keadaan asam saling berikatan seperti
lem dan menutup luka lambung secara
selektif  butuh suasana asam dan lambung
kosong.
• Efek samping : diare dan konstipasi.
• Hati-hati mengganggu kerja obat lain.
Digestan
• Bekerja membantu proses pencernaan 
enzim pencernaan (pankreas dan empedu)
• Enzim pankreas : pankreatin (Primperan
compositum®), pankreatik lipase
(pancreoflat®).
• Enzim empedu
Antagonis H2
• Golongan anti-histamin yang bekerja spesifik
menghambat reseptor H2  menghambat
sekresi asam lambung.
• Obat : simetidin, ranitidine, famotidine
• Absorpsi diganggu makanan, dan dapat
menembus sawar plasenta (hati-hati dengan
ibu hamil).
• Hati-hati mengganggu absorpsi obat lain.
Pencahar
Laxadine
Insulin dan anti-diabetik
Insulin
Hormon polipeptida yang
disintesis oleh sel beta
langerhans dari proinsulin
dengan menghilangkan 4
asam amino dan
melepaskan C peptide.
Insulin disekresi dalam
kadar rendah dalam
keadaan basal dan akan
terstimulasi atau tertekan
oleh beberapa stimulasi .
DM dan insulin
• Dapat diberikan dengan intravena,
intramuskuler, namun untuk jangka panjang
digunakan subkutan.
• Penggunaannya perlu edukasi yang cukup
karena banyak pasien yang enggan disuntik.
• Jenis dibedakan berdasarkan lama kerja dan
asal spesiesnya (human dan bovine / porcine).
Satuan dosis
• Dinyatakan dengan unit (U).
• Satu unit = insulin yang dibutuhkan untukan
menurunkan glukosa puasa 45 mg/dL pada
kelinci.
• Standar internasional yang berlaku :
1. Bovine / porcine 24 U/mg
2. Human 25 dan 30 U/mg
• Dipasarkan secara komersil dalam bentuk
solusio dengan kadar 100U/mL
Insulin glargine
CARA PAKAI
Reguler
CARA PAKAI
Portable pen injectors
CARA PAKAI
Insulin pump
CARA PAKAI
Inhaled insulin
Efek samping
• Hipoglikemia (takikardi, palpitasi, keringat,
gemetar)
1. Terlambat makan
2. Karbohidrat tidak adekuat
3. Aktivitas fisik berlebih
4. Dosis insulin berlebih
 Prinsip tata laksana hipoglikemia adalah memberikan karbohidrat
simplek. Pasien sadar lewat minuman/makanan, pasien tidak
sadar lewat parenteral.
• Reaksi alergi dan resistensi
• Lipoatrofi dan lipohipertrofi
Obat antidiabetik oral
INSULIN SECRETAGOGUES
Sulfonilurea
• Mekanisme :
meningkatkan sekresi
insulin dari pankreas
dengan mereduksi
kadar glukagon
serum dan
penutupan kanal
potasium.
Sulfonilurea
Meglitinid
menghambat
Diazoksid
mengaktivasi
Kanal
K+
/ATP
GLUT2
reseptor
Glukosa
Sel beta pankreas
Sekresi
insulin
Ca2
+
Granul
Insulin
Generasi pertama sulfonilurea
Masa paruh 4 – 5 jam
Eksresi ginjal
Masa paruh 4 – 5 jam
Metabolisme hepar
500 mg, single dose
Masa paruh 24 – 48 jam
Metabolisme hepar
Dosis 250 mg morning
single dose
Generasi kedua sulfonilurea
Potensi hipoglikemik = 200
kali dari tolbutamid.
Masa paruh 4 jam, efek
hipoglikemik panjang
Metabolisme hepar
100 kali dari tolbutamid
Masa paruh 3 – 4 jam
Metabolisme hepar
Paling kuat di generasi
kedua
Monotherapy once daily
Glibenklamid
Starting dose : 2,5 mg/day; average dose 5-10 mg/d, maximum 20 mg/d, morning
single dose
Semua sulfonilurea di metabolisme di hepar dan di eksresi di ginjal sehingga
dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan hepar dan ginjal
Dose : 1 mg/d; maksimum 8 mg/d; morning single dose
INSULIN SECRETAGOGUES
Meglitinides
Kelas baru golongan
insulin secretagogues
Mekanisme kerja hampir
sama dengan sulfonilurea
namun tanpa gugus sulfur
 aman untuk pasien
dengan alergi sulfur.
Kerja cepat
Metabolisme hepar
Bisa sebagai monoterapi
atau dikombinasi dengan
biguanid
INSULIN SECRETAGOGUES
d-phenylalanine derivative
Kelas terbaru golongan
insulin secretagogues
Mekanisme kerja hampir
sama dengan sulfonilurea
namun tanpa gugus sulfur 
aman untuk pasien dengan
alergi sulfur.
Kerja cepat
AMAN untuk pasien dengan
gangguan ginjal, efek samping
hipoglikemia SANGAT
MINIMAL
Bisa sebagai monoterapi atau
dikombinasi dengan biguanid
Bekerja memperkuat insulin pada stimulasi glukosa namun efek
potensiasi insulin akan berkurang jauh dalam keadaan
NORMOGLIKEMIA
• Tidak seperti sulfonilurea, biguanid tidak memerlukan sel
beta yang masih berfungsi baik karena mekanisme kerja
efek hipoglikemik tidak melalui insulin
• Waktu paruh 1,5 – 3 jam.
• Tidak terikat protein plasma, tidak dimetabolisme dan
diekskresi oleh ginjal.
• Digunakan paling sering pada DM dengan kelainan dasar
resistensi insulin.
• Sangat jarang memprovokasi hipoglikemia
• Dosis diberikan secara titrasi
BIGUANIDES
Metformin, fenformin, buformin
THIAZOLIDINEDIONES
Pioglitazone, rosiglitazone, troglitazone
• Ligand proliferator-activated receptor gamma (PPARγ)
• Mekanisme kerja : menurunkan resistensi insulin melalui
regulasi nuklear gen yang bekerja pada metabolisme
lipid dan glukosa
• Dapat menurunkan HbA1c dan menaikkan HDL
• Eksresi lewat ginjal walaupun masih bisa diberikan pada
insufisiensi renal ringan.
• Efek samping : peningkatan BB, edema, menambah volume
plasma.
• Kontraindikasi : insufisiensi hepar, gagal jantung grade 3 / 4
• Dosis :
1. Rosiglitazone : 4 – 8 mg/hari
2. Pioglitazone : 15 -45 mg /hari
THIAZOLIDINEDIONES
Tzds bekerja dengan regulasi nuklear di level gen, sehingga membutuhkan waktu
lama untuk mencapai target klinis (6-12 minggu)
Penghambat enzim α-glukosidase
• Mekanisme : memperlambat absorpsi polisakarida,
dekstrin dan disakarida di intestine.
• Tidak mempengaruhi sekresi insulin  efek
hipoglikemia minimal.
• Diberikan sebagai ajuvan.
• Akarbose dan mioglitol.
• Efek samping : gejala karena malabsorpsi, flatulen,
diare dan abdominal bloating.
• Dosis : 25 mg (4-8 minggu), maksimal 75 mg
Anti-tiroid
Hipertiroid
• Terjadi karena meningkatnya kadar hormon tiroid bebas
dalam darah.
• Pada tirotoksikosis, hormon menyebar ke seluruh tubuh 
keadaaan gawat.
Antitiroid
• Golongan tionamid (propiltiourasil dan
metimazol)  menghambat proses
pembentukan hormon tiroid.
• Terapi minimal 1 tahun untuk mencapai
kondisi normal.
• Efek samping : agranulositosis, purpura.
Penghambat ion iodida
• Menghambat masuknya ion aktif iodida ke
dalam kelenjar tiroid  menurunkan produksi
hormon tiroid.
• Tiosianat, perklorat.
• Obat lithium untuk mania, dapat menurunkan
sekresi tiroksin  bisa terjadi hipotiroidism.
Yodida
• Yodida dosis rendah untuk meningkatkan
sintesis hormon tiroid, yodida dosis tinggi
menekan produksi hormon tiroid.
• Obat : natrium yodida, kalium yodida dam
larutan lugol.
Kontrasepsi hormonal
Hormon steroid
• Steroid kelamin endogen : estrogen dan
progestin
• Estrogen : pertumbuhan seks sekunder,
regulasi menstruasi, efek metabolik non-
endokrin.
• Progesteron : efek proliferasi pada
endometrium, mempertahankan kehamilan,
• Androgen (testosteron) : sedikit pada wanita
(fungsi seksual), tinggi pada pria untuk seks
sekunder.
Kontrasepsi hormonal
• Cara kerja KH estrogen : menaikkan kadar
estrogen  feed back negatif menghambat
GnRH  FSH turun (tidak ada pematangan
telur)  LH turun (tidak ada ovulasi)
• Cara kerja KH progesteron : meningkatkan
kekentalan mukus (sperma tidak bisa
membuahi), menimbulkan gangguan hormon,
hambatan nidasi dan gangguan pergerakan
tuba.
Menekan ovulasi
Mengurangi transpor sperma di
bagian atas saluran genital
(tuba fallopii)
Mengganggu pertumbuhan
endometrium, sehingga
menyulitkan proses implantasi
Memperkental lendir serviks
(mencegah penetrasi sperma)
Kemasan
ORAL
• Preparat kombinasi : derivat estrogen dan
progestin
• Preparat tunggal : progestin
Kemasan
SUNTIKAN
• Berisi derivat tunggal progesteron (MPA) 
diberikan 3 bulan sekali
• Berisi kombinasi MPA dan estradiol sipional 
diberikan 1 minggu sekali
Kemasan
IMPLAN SUBKUTAN
• Berisi etonogestrel  untuk 3 tahun
• Berisi levonorgestrel  untuk 5 tahun
Kemasan
Spiral hormonal / IUD hormonal
• Spiral yang berisi levonorgestrel 
levonorgestrel-releasing intrauterine system
• Mekanisme kontrasepsi  efek spiral + efek
hormonal
PEMILIHAN
• Usia
• Pendidikan
• Latar belakang penyakit
• Jangka waktu
• Efisiensi dan efektivitas
• Biaya
• Ketersediaan fasilitas
Efek samping
• Gangguan haid, gangguan menyusui, mual,
peningkatan tekanan darah, peningkatan
berat badan, gangguan toleransi glukosa, sakit
kepala (progesteron).

More Related Content

What's hot

Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulitPemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
peternugraha
 
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
SofiaNofianti
 
pertusis.pptx
pertusis.pptxpertusis.pptx
pertusis.pptx
ZhafhafCelluler
 
Atresia Esofagus
Atresia EsofagusAtresia Esofagus
Atresia Esofagus
Hanifa Rahmadilla
 
mekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinmekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinhanarisha
 
Hipoglikemia.pptx
Hipoglikemia.pptxHipoglikemia.pptx
Hipoglikemia.pptx
DewiNurKhotimah1
 
Airway & Breathing Management
Airway & Breathing Management Airway & Breathing Management
Airway & Breathing Management
Andry Sartika, S.Kep.,Ners.,M.Kep
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
Wahyu Purnama
 
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
Isman Firdaus
 
Lp pneumonia
Lp pneumoniaLp pneumonia
Lp pneumonia
Yabniel Lit Jingga
 
Fisiologi batuk
Fisiologi batukFisiologi batuk
Fisiologi batuk
baroezd
 
PPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin D
PPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin DPPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin D
PPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin D
Agustin Dian Kartikasari
 
Muntah pada Anak
Muntah pada AnakMuntah pada Anak
Muntah pada Anak
mataharitimoer MT
 
Obat obat anti jamur
Obat obat anti jamurObat obat anti jamur
Obat obat anti jamur
fikri asyura
 
Metodologi penelitian, desain studi &
Metodologi penelitian, desain  studi &Metodologi penelitian, desain  studi &
Metodologi penelitian, desain studi &Ira Masykura
 

What's hot (20)

Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulitPemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
 
Tatalaksana osteoporosis komprehensif
Tatalaksana osteoporosis komprehensifTatalaksana osteoporosis komprehensif
Tatalaksana osteoporosis komprehensif
 
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
 
pertusis.pptx
pertusis.pptxpertusis.pptx
pertusis.pptx
 
Atresia Esofagus
Atresia EsofagusAtresia Esofagus
Atresia Esofagus
 
mekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinmekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubin
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Hipoglikemia.pptx
Hipoglikemia.pptxHipoglikemia.pptx
Hipoglikemia.pptx
 
Dibetes Melitus Tipe 2
Dibetes  Melitus Tipe 2Dibetes  Melitus Tipe 2
Dibetes Melitus Tipe 2
 
Airway & Breathing Management
Airway & Breathing Management Airway & Breathing Management
Airway & Breathing Management
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Syok pada anak
Syok pada anak Syok pada anak
Syok pada anak
 
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
 
Lp pneumonia
Lp pneumoniaLp pneumonia
Lp pneumonia
 
Fisiologi batuk
Fisiologi batukFisiologi batuk
Fisiologi batuk
 
Keseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolitKeseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolit
 
PPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin D
PPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin DPPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin D
PPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin D
 
Muntah pada Anak
Muntah pada AnakMuntah pada Anak
Muntah pada Anak
 
Obat obat anti jamur
Obat obat anti jamurObat obat anti jamur
Obat obat anti jamur
 
Metodologi penelitian, desain studi &
Metodologi penelitian, desain  studi &Metodologi penelitian, desain  studi &
Metodologi penelitian, desain studi &
 

Viewers also liked

Antitusif
AntitusifAntitusif
Anti Diabetik Oral
Anti Diabetik OralAnti Diabetik Oral
Anti Diabetik Oral
Alda Simbolon
 
Obat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem sspObat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem ssp
Putri Cavaluna
 
Batuk dan pengobatannya
Batuk dan pengobatannyaBatuk dan pengobatannya
Batuk dan pengobatannya
rula25
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
pjj_kemenkes
 
Anestesi umum-fk-ur
Anestesi umum-fk-urAnestesi umum-fk-ur
Anestesi umum-fk-urAldi Rauf
 
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalPresentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
Aris Rahmanda
 
Pengetahuan produk biosir hpai
Pengetahuan produk biosir hpaiPengetahuan produk biosir hpai
Pengetahuan produk biosir hpai
radhiani
 
Safe intubation
Safe intubationSafe intubation
Safe intubation
Nur Hajriya
 
1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)
1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)
1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)Lidya Dalovya
 
Diuretic pharmacology
Diuretic pharmacologyDiuretic pharmacology
Diuretic pharmacology
nisha althaf
 
Fisiologi sistem urinaria
Fisiologi sistem urinariaFisiologi sistem urinaria
Fisiologi sistem urinariaShiAddung
 
Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Dedi Kun
 
Ekspektoran
EkspektoranEkspektoran
Ekspektoran
Nur Kasim
 
Asma ppt (2)
Asma ppt (2)Asma ppt (2)
Asma ppt (2)
dwikasari25
 
Antitusif & Agen Mukolitik
Antitusif & Agen MukolitikAntitusif & Agen Mukolitik
Antitusif & Agen Mukolitik
Muhammad Nasrullah
 

Viewers also liked (19)

Antitusif
AntitusifAntitusif
Antitusif
 
Anti Diabetik Oral
Anti Diabetik OralAnti Diabetik Oral
Anti Diabetik Oral
 
Obat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem sspObat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem ssp
 
Batuk dan pengobatannya
Batuk dan pengobatannyaBatuk dan pengobatannya
Batuk dan pengobatannya
 
Farmakologi Anti tusiv akper pemkot tegal
Farmakologi Anti tusiv akper pemkot tegalFarmakologi Anti tusiv akper pemkot tegal
Farmakologi Anti tusiv akper pemkot tegal
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
 
Anestesi umum-fk-ur
Anestesi umum-fk-urAnestesi umum-fk-ur
Anestesi umum-fk-ur
 
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalPresentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
 
Pengetahuan produk biosir hpai
Pengetahuan produk biosir hpaiPengetahuan produk biosir hpai
Pengetahuan produk biosir hpai
 
Safe intubation
Safe intubationSafe intubation
Safe intubation
 
1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)
1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)
1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)
 
Diuretic pharmacology
Diuretic pharmacologyDiuretic pharmacology
Diuretic pharmacology
 
Batuk
BatukBatuk
Batuk
 
Fisiologi sistem urinaria
Fisiologi sistem urinariaFisiologi sistem urinaria
Fisiologi sistem urinaria
 
Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan
 
Ekspektoran
EkspektoranEkspektoran
Ekspektoran
 
TOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGITOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGI
 
Asma ppt (2)
Asma ppt (2)Asma ppt (2)
Asma ppt (2)
 
Antitusif & Agen Mukolitik
Antitusif & Agen MukolitikAntitusif & Agen Mukolitik
Antitusif & Agen Mukolitik
 

Similar to Obat obatan sistem organ lain

126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
nataliaayp
 
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
FitriAyuWahyuni1
 
OBAT_UNTUK_GANGGUAN_SALURAN_NAFAS.pptx
OBAT_UNTUK_GANGGUAN_SALURAN_NAFAS.pptxOBAT_UNTUK_GANGGUAN_SALURAN_NAFAS.pptx
OBAT_UNTUK_GANGGUAN_SALURAN_NAFAS.pptx
SyarifahNurulMaulida1
 
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
FitriAyuWahyuni1
 
Toksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.pptToksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.ppt
Fadhol Romdhoni
 
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptxPPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
AuliaPutri98
 
PRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptx
PRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptxPRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptx
PRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptx
TobIo10
 
AH2-PPI.pptx
AH2-PPI.pptxAH2-PPI.pptx
AH2-PPI.pptx
ssuserdfe591
 
Saluran pencernaan d3
Saluran pencernaan d3Saluran pencernaan d3
Saluran pencernaan d3rismawulanda
 
Antidotum.pptx
Antidotum.pptxAntidotum.pptx
Antidotum.pptx
Mau Maulana
 
Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017
Fadhol Romdhoni
 
Bab i
Bab iBab i
Obat sistem saluran pencernaan
Obat sistem saluran pencernaanObat sistem saluran pencernaan
Obat sistem saluran pencernaan
Fina Ratih Wiraputri
 
6. farmakologi ASMA.pptx
6. farmakologi ASMA.pptx6. farmakologi ASMA.pptx
6. farmakologi ASMA.pptx
hanik mariana
 
OBAT_OBAT ASMA.pptx
OBAT_OBAT ASMA.pptxOBAT_OBAT ASMA.pptx
OBAT_OBAT ASMA.pptx
EndangSusilowati30
 
farmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdf
farmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdffarmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdf
farmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdf
MuhammadIsnainiZuhri
 

Similar to Obat obatan sistem organ lain (20)

126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
 
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
 
OBAT_UNTUK_GANGGUAN_SALURAN_NAFAS.pptx
OBAT_UNTUK_GANGGUAN_SALURAN_NAFAS.pptxOBAT_UNTUK_GANGGUAN_SALURAN_NAFAS.pptx
OBAT_UNTUK_GANGGUAN_SALURAN_NAFAS.pptx
 
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
 
Toksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.pptToksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.ppt
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptxPPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
 
PRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptx
PRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptxPRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptx
PRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptx
 
AH2-PPI.pptx
AH2-PPI.pptxAH2-PPI.pptx
AH2-PPI.pptx
 
Saluran pencernaan d3
Saluran pencernaan d3Saluran pencernaan d3
Saluran pencernaan d3
 
Drug management
Drug managementDrug management
Drug management
 
Antidotum.pptx
Antidotum.pptxAntidotum.pptx
Antidotum.pptx
 
Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Obat sistem saluran pencernaan
Obat sistem saluran pencernaanObat sistem saluran pencernaan
Obat sistem saluran pencernaan
 
1.farmakologi
1.farmakologi1.farmakologi
1.farmakologi
 
6. farmakologi ASMA.pptx
6. farmakologi ASMA.pptx6. farmakologi ASMA.pptx
6. farmakologi ASMA.pptx
 
OBAT_OBAT ASMA.pptx
OBAT_OBAT ASMA.pptxOBAT_OBAT ASMA.pptx
OBAT_OBAT ASMA.pptx
 
farmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdf
farmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdffarmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdf
farmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdf
 

Recently uploaded

Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
hanifatunfajria
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
Winda Qowiyatus
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
AshriNurIstiqomah1
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 

Recently uploaded (20)

Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 

Obat obatan sistem organ lain

  • 1. Obat-obatan sistem organ lain dr. Flori R. Sari, Ph.D Departemen Farmakologi FKIK UINSH Unit Pelayanan Laboratorium Kedokteran dan Kerjasama Riset PPKM FKIK UINSH
  • 3. Gejala gangguan sistem respirasi •Batuk •Bronkokostriksi  sesak •Nyeri tenggorokan •Radang •Rhinorrhea
  • 4. Obat sistem respirasi • Antibiotik • Bronkodilator / relievers 1. Agonis Adrenoceptor  jarang digunakan 2. Agonis selektif reseptor beta 2: – Short acting (SABA) : albuterol/salbutamol, levalbuterol, metaproterenol, terbutaline, pirbuterol – Long acting (LABA) : salmeterol xinofoate, formoterol 1. Methylxanthine : Theophylline 2. Antimuscarinic agents – Ipatropium bromida • Anti-inflamasi / controllers • Simptomatik (batuk)
  • 5. • Epinefrin 1. Bronkodilator cepat (SK, inhalasi)  bronkodilatasi maksimum dicapai dalam 15 menit 2. Efek samping : takikardi, aritmia dan perburukan angina • Efedrin 1. Durasi lebih panjang namun potensi lebih rendah daripada epinefrin. 2. Efek samping : takikardi, aritmia dan perburukan angina • Isoproterenol 1. Bronkodilator cepat (inhalasi)  bronkodilatasi dalam 5 menit 2. Peningkatan mortalitas karena aritmia jantung  masih kontroversi BRONKODILATOR Agonis adrenoceptor
  • 6. • Merupakan agonis adrenoceptor namun bersifat selektif pada reseptor beta 2  efek samping pada jantung minimal. • Dibagi menjadi dua : short-acting beta agonist (SABA) dan long-acting beta agonist (LABA). • Tersedia dalam bentuk oral, inhalasi maupun parenteral namun yang paling efektif adalah dengan inhalasi  bekerja langsung pada target. • Efek samping : takifilaksis/toleransi, aritmia dan hipoksemia  masih kontroversi BRONKODILATOR Agonis beta-2 selektif
  • 7. • Obat : albuterol**, levalbuterol*, bitolterol*, metaproterenol*, terbutaline**, pirbuterol. * Bisa dicairkan dengan saline pada portable nebulizer * Tersedia dalam bentuk oral * Satu-satunya dengan sediaan sub-kutan  untuk status asmatikus • Efek bronkodilatasi dicapai dalam 30 menit dan bertahan 3-4 jam. BRONKODILATOR Beta-2 selective agonist : SABA
  • 8. • Obat : salmeterol (seretide®), formoterol • Efek bronkodilatasi bertahan hingga 12 jam. BRONKODILATOR Beta-2 selective agonist : LABA
  • 9. • Mekanisme : bronkodilator langsung, anti- inflamasi, inhibisi PDE enzyme (pada dosis tinggi), menghambat reseptor adenosine  mencegah kontraksi otot polos saluran napas dan pembebasan histamin dari mast cells. • Tidak seefektif beta-2 agonis dan kortikosteroid inhaler, namun sangat ekonomis dan murah untuk manajemen asma dalam keadaan ekonomi terbatas. • Yang paling sering digunakan: theophylline (aminophylline), theobromine dan caffeine. BRONKODILATOR Methylxanthine
  • 10. • Theophylline (aminophylline): 1.Bronkodilator paling efektif dalam golongan xanthine. 2.Pemakaian theophylline hanya bisa digunakan jika ada fasilitas pengukuran level theophylline  narrow therapeutic windows ! (toksisitas berkaitan dengan kadarnya di plasma). 3.Metabolisme di hepar  hati-hati pada pasien dengan penyakit liver. BRONKODILATOR Methylxanthine
  • 11. • Mekanisme : menghambat asetilkolin secara kompetitif di reseptor muskarinik  menghambat kontraksi saluran napas, menurunkan sekresi mukus. • Obat: atropin, ipratropium bromide* (analog sintetik atropin), tiotropium* (long-acting 24 hours duration, selective  still in clinical trials). * Selain pada asma, juga efektif pada PPOK • Efektif dalam dosis kecil tanpa menstimulasi jantung. BRONKODILATOR Anti-muscarinic
  • 12. • Digunakan sebagian besar pada asma • Mekanisme: 1. Merelaksasi jalan napas TIDAK secara langsung. 2. Paling penting  menghambat inflamasi limfositik dan eosinofilik di saluran pernapasan terutama pada asma. 3. Menghambat sitokin jalan napas  menurunkan reaktivitas jalan napas. 4. Memiliki sifat partial beta agonis. 5. Menurunkan eksaserbasi akut asma jika digunakan secara teratur. CONTROLLER Anti-inflamasi steroid
  • 13. ANTITUSIF / Cough supressants • Mekanisme: sentral  menahan sensitivitas pusat batuk • Indikasi : non-productive cough, self limited cough, cough induced reflexly by pharyngeal or laryngeal irritation • TIDAK DIANJURKAN pada pasien dengan batuk produktif (sekresi mukus banyak) • Obat: 1. Codeine 2. Noskapin 3. Dextromethorphan 4. Diphenhydramine SIMPTOMATIK Antitusif
  • 14. Kodein • An opioid • Bekerja sentral menekan pusat batuk • Bekerja efektif secara oral • Sebagian besar well-tolerated • Nausea, vomiting, constipation, dizziness, drowsiness, palpitations, pruritus • Overdosis  depresi napas (masih keluarga opioid) SIMPTOMATIK Antitusif
  • 15. Dextromethorphan (DMP) • Non opioid • Sama efektifnya dengan kodein • Meningkatkan ambang batuk • Pada dosis normal tidak menimbulkan adiksi, sedasi, dan depresi napas  bisa ditemukan sebagai obat OTC. • Adverse reactions : mild, infrequent ; examples: nausea , dizziness • Very large doses : pada pasien dengan gangguan respirasi  CNS and respiratory depression SIMPTOMATIK Antitusif
  • 16. Diphenhydramine • Anti-histamin • Efek sedasi kuat dan aktivitas antikolinergik • Efek antitusif  diperoleh jika efeknya sebagai sedasi signifikan (antitusif tidak langsung). SIMPTOMATIK Antitusif
  • 17. • Mekanisme: meningkatkan sekresi cairan saluran napas  facilitate the transport of mucus (high dose) • Adverse reactions : nausea and drowsiness occur rarely • Obat : 1.Glyceryl guaiacolate 2.Ammonium chloride 3.Potassium iodide SIMPTOMATIK Ekspektoran
  • 18. • Mekanisme: memecahkan ikatan disulfide mukus kekentalan mukus berkurang  mudah dibuang • ES: nausea, vomiting, stomatitis, rhinorrhea • Obat: 1.N-Acetylcysteine 2.Ambroxol 3.Bromhexine SIMPTOMATIK Mukolitik
  • 19. • For rhinitis, rhinorrhea • α1 adrenoceptor agonists  vasokonstriksi pembuluh darah hidung  menurunkan edema dan kongesti nasal. • topical : dryness of nasal mucosa, sneezing, headache long term stop  rebound phenomena • oral : tachycardia, anorexia, increased blood pressure, insomia etc ( sympathomimetic) • Oral decongestant : phenylpropanolamine,ephedrine, pseudoephedrine,phenylephrine • Topical : naphazoline, xylomethazoline,phenylephrine SIMPTOMATIK Dekongestan
  • 21.
  • 22. DIURETIK • Mekanisme utama : 1.Menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler dengan meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida  penurunan curah jantung. 2.Menurunkan resistensi perifer 3.Dibagi 3 golongan: a.Tiazid b.Diuretik kuat c. Diuretik hemat kalium
  • 23. DIURETIK : Tiazid • Menghambat transport bersama Na-Cl di tubulus distal ginjal  ekskresi Na dan Cl meningkat. • Obat : hidroklorotiazid (HCT, prototipe gol. tiazid), bendroflumetiazid, klorotiazid, indapamid dan klortalidon. • Dapat digunakan secara tunggal pada hipertensi ringan – sedang, dikombinasikan pada hipertensi yang sulit dikontrol
  • 24. DIURETIK : Tiazid • Pilihan utama  harga murah, waktu paruh panjang, efeknya jangka panjang. • Efek hipotensif dicapai setelah 2-3 hari dan mencapai maksimum setelah 2-4 minggu  Peningkatan dosis dilakukan setelah waktu maksimum • Efek diuretik dan anti-hipertensi hilang pada pasien dengan gagal ginjal.
  • 25. DIURETIK : Diuretik kuat • Bekerja di ansa Henle asenden bagian epitel tebal dengan menghambat kotransport Na, K, Cl dan menghambat resorpsi air dan elektrolit • Obat : furosemid, torasemid, bumetanid dan asam etakrinat. • Efek diuretiknya kuat  lebih sering dipakai pada gangguan fungsi ginjal dan gagal jantung.
  • 26. DIURETIK : Diuretik hemat kalium • Diberikan sebagai kombinasi untuk mencegah hipokalemia, tetapi hati-hati pada gagal ginjal (creatinine serum > 2,5 mg/dL)  bisa terjadi hiperkalemia. • Obat : amilorid, traimeteren dan spironolakton (antagonis aldosteron)
  • 27. Obat Dosis (mg) Pemberian Sediaan a. Diuretik tiazid Hidrokorotiazid Klortalidon Indapamid Bendroflumetiazid Metolazon Metolazon rapid acting Xipamid 12,5-25 12,5-25 1,25-2,5 2,5-5 2,5-5 0,5-1 10-20 1 x sehari 1 x sehari 1 x sehari 1 x sehari 1 x sehari 1 x sehari 1 x sehari Tab 25 dan 50 mg Tab 50 mg Tab 2,5 mg Tab 5 mg Tab 2,5; 5 dan 10 mg Tab 0,5 mg Tab 2,5 mg
  • 29. Antasid • Bersifat basa lemah • Bekerja menetralkan asam lambung  meningkatkan pH lambung. • Dibagi menjadi antasid sistemik dan non- sistemik. • Antasid sistemik : natrium bikarbonat (bic- nat)
  • 30. • Antasida non-sistemik / lokal lambung : aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, kalsium karbonat, magnesium trisilikat. • Efek samping : konstipasi, diare. • Hati-hati penggunaannya dengan obat lain  absorpsi turun.
  • 31. Penghambat sekresi asam lambung • Bekerja menurunkan asam lambung secara langsung. • Efek samping : konstipasi dan diare • Pompa proton inhibitor (omperazole, pantoprazole)  bekerja sangat kuat, butuh suasana asam untuk aktivasi dan penyerapan turun jika terganggu makanan. • Misoprostol (analog metilester prostaglandin)  efektif, JANGAN diberikan pada wanita hamil karena kontraksi uterus  abortus.
  • 32. Pertahanan asam lambung • Senyawa aluminium sukrosa sulfat • Dalam keadaan asam saling berikatan seperti lem dan menutup luka lambung secara selektif  butuh suasana asam dan lambung kosong. • Efek samping : diare dan konstipasi. • Hati-hati mengganggu kerja obat lain.
  • 33. Digestan • Bekerja membantu proses pencernaan  enzim pencernaan (pankreas dan empedu) • Enzim pankreas : pankreatin (Primperan compositum®), pankreatik lipase (pancreoflat®). • Enzim empedu
  • 34. Antagonis H2 • Golongan anti-histamin yang bekerja spesifik menghambat reseptor H2  menghambat sekresi asam lambung. • Obat : simetidin, ranitidine, famotidine • Absorpsi diganggu makanan, dan dapat menembus sawar plasenta (hati-hati dengan ibu hamil). • Hati-hati mengganggu absorpsi obat lain.
  • 37. Insulin Hormon polipeptida yang disintesis oleh sel beta langerhans dari proinsulin dengan menghilangkan 4 asam amino dan melepaskan C peptide. Insulin disekresi dalam kadar rendah dalam keadaan basal dan akan terstimulasi atau tertekan oleh beberapa stimulasi .
  • 38. DM dan insulin • Dapat diberikan dengan intravena, intramuskuler, namun untuk jangka panjang digunakan subkutan. • Penggunaannya perlu edukasi yang cukup karena banyak pasien yang enggan disuntik. • Jenis dibedakan berdasarkan lama kerja dan asal spesiesnya (human dan bovine / porcine).
  • 39. Satuan dosis • Dinyatakan dengan unit (U). • Satu unit = insulin yang dibutuhkan untukan menurunkan glukosa puasa 45 mg/dL pada kelinci. • Standar internasional yang berlaku : 1. Bovine / porcine 24 U/mg 2. Human 25 dan 30 U/mg • Dipasarkan secara komersil dalam bentuk solusio dengan kadar 100U/mL
  • 40.
  • 46. Efek samping • Hipoglikemia (takikardi, palpitasi, keringat, gemetar) 1. Terlambat makan 2. Karbohidrat tidak adekuat 3. Aktivitas fisik berlebih 4. Dosis insulin berlebih  Prinsip tata laksana hipoglikemia adalah memberikan karbohidrat simplek. Pasien sadar lewat minuman/makanan, pasien tidak sadar lewat parenteral. • Reaksi alergi dan resistensi • Lipoatrofi dan lipohipertrofi
  • 48. INSULIN SECRETAGOGUES Sulfonilurea • Mekanisme : meningkatkan sekresi insulin dari pankreas dengan mereduksi kadar glukagon serum dan penutupan kanal potasium. Sulfonilurea Meglitinid menghambat Diazoksid mengaktivasi Kanal K+ /ATP GLUT2 reseptor Glukosa Sel beta pankreas Sekresi insulin Ca2 + Granul Insulin
  • 49. Generasi pertama sulfonilurea Masa paruh 4 – 5 jam Eksresi ginjal Masa paruh 4 – 5 jam Metabolisme hepar 500 mg, single dose Masa paruh 24 – 48 jam Metabolisme hepar Dosis 250 mg morning single dose
  • 50. Generasi kedua sulfonilurea Potensi hipoglikemik = 200 kali dari tolbutamid. Masa paruh 4 jam, efek hipoglikemik panjang Metabolisme hepar 100 kali dari tolbutamid Masa paruh 3 – 4 jam Metabolisme hepar Paling kuat di generasi kedua Monotherapy once daily Glibenklamid Starting dose : 2,5 mg/day; average dose 5-10 mg/d, maximum 20 mg/d, morning single dose Semua sulfonilurea di metabolisme di hepar dan di eksresi di ginjal sehingga dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan hepar dan ginjal Dose : 1 mg/d; maksimum 8 mg/d; morning single dose
  • 51. INSULIN SECRETAGOGUES Meglitinides Kelas baru golongan insulin secretagogues Mekanisme kerja hampir sama dengan sulfonilurea namun tanpa gugus sulfur  aman untuk pasien dengan alergi sulfur. Kerja cepat Metabolisme hepar Bisa sebagai monoterapi atau dikombinasi dengan biguanid
  • 52. INSULIN SECRETAGOGUES d-phenylalanine derivative Kelas terbaru golongan insulin secretagogues Mekanisme kerja hampir sama dengan sulfonilurea namun tanpa gugus sulfur  aman untuk pasien dengan alergi sulfur. Kerja cepat AMAN untuk pasien dengan gangguan ginjal, efek samping hipoglikemia SANGAT MINIMAL Bisa sebagai monoterapi atau dikombinasi dengan biguanid Bekerja memperkuat insulin pada stimulasi glukosa namun efek potensiasi insulin akan berkurang jauh dalam keadaan NORMOGLIKEMIA
  • 53. • Tidak seperti sulfonilurea, biguanid tidak memerlukan sel beta yang masih berfungsi baik karena mekanisme kerja efek hipoglikemik tidak melalui insulin • Waktu paruh 1,5 – 3 jam. • Tidak terikat protein plasma, tidak dimetabolisme dan diekskresi oleh ginjal. • Digunakan paling sering pada DM dengan kelainan dasar resistensi insulin. • Sangat jarang memprovokasi hipoglikemia • Dosis diberikan secara titrasi BIGUANIDES Metformin, fenformin, buformin
  • 54. THIAZOLIDINEDIONES Pioglitazone, rosiglitazone, troglitazone • Ligand proliferator-activated receptor gamma (PPARγ) • Mekanisme kerja : menurunkan resistensi insulin melalui regulasi nuklear gen yang bekerja pada metabolisme lipid dan glukosa
  • 55. • Dapat menurunkan HbA1c dan menaikkan HDL • Eksresi lewat ginjal walaupun masih bisa diberikan pada insufisiensi renal ringan. • Efek samping : peningkatan BB, edema, menambah volume plasma. • Kontraindikasi : insufisiensi hepar, gagal jantung grade 3 / 4 • Dosis : 1. Rosiglitazone : 4 – 8 mg/hari 2. Pioglitazone : 15 -45 mg /hari THIAZOLIDINEDIONES Tzds bekerja dengan regulasi nuklear di level gen, sehingga membutuhkan waktu lama untuk mencapai target klinis (6-12 minggu)
  • 56. Penghambat enzim α-glukosidase • Mekanisme : memperlambat absorpsi polisakarida, dekstrin dan disakarida di intestine. • Tidak mempengaruhi sekresi insulin  efek hipoglikemia minimal. • Diberikan sebagai ajuvan. • Akarbose dan mioglitol. • Efek samping : gejala karena malabsorpsi, flatulen, diare dan abdominal bloating. • Dosis : 25 mg (4-8 minggu), maksimal 75 mg
  • 58. Hipertiroid • Terjadi karena meningkatnya kadar hormon tiroid bebas dalam darah. • Pada tirotoksikosis, hormon menyebar ke seluruh tubuh  keadaaan gawat.
  • 59. Antitiroid • Golongan tionamid (propiltiourasil dan metimazol)  menghambat proses pembentukan hormon tiroid. • Terapi minimal 1 tahun untuk mencapai kondisi normal. • Efek samping : agranulositosis, purpura.
  • 60. Penghambat ion iodida • Menghambat masuknya ion aktif iodida ke dalam kelenjar tiroid  menurunkan produksi hormon tiroid. • Tiosianat, perklorat. • Obat lithium untuk mania, dapat menurunkan sekresi tiroksin  bisa terjadi hipotiroidism.
  • 61. Yodida • Yodida dosis rendah untuk meningkatkan sintesis hormon tiroid, yodida dosis tinggi menekan produksi hormon tiroid. • Obat : natrium yodida, kalium yodida dam larutan lugol.
  • 63. Hormon steroid • Steroid kelamin endogen : estrogen dan progestin • Estrogen : pertumbuhan seks sekunder, regulasi menstruasi, efek metabolik non- endokrin. • Progesteron : efek proliferasi pada endometrium, mempertahankan kehamilan, • Androgen (testosteron) : sedikit pada wanita (fungsi seksual), tinggi pada pria untuk seks sekunder.
  • 64.
  • 65.
  • 66. Kontrasepsi hormonal • Cara kerja KH estrogen : menaikkan kadar estrogen  feed back negatif menghambat GnRH  FSH turun (tidak ada pematangan telur)  LH turun (tidak ada ovulasi) • Cara kerja KH progesteron : meningkatkan kekentalan mukus (sperma tidak bisa membuahi), menimbulkan gangguan hormon, hambatan nidasi dan gangguan pergerakan tuba.
  • 67. Menekan ovulasi Mengurangi transpor sperma di bagian atas saluran genital (tuba fallopii) Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses implantasi Memperkental lendir serviks (mencegah penetrasi sperma)
  • 68. Kemasan ORAL • Preparat kombinasi : derivat estrogen dan progestin • Preparat tunggal : progestin
  • 69. Kemasan SUNTIKAN • Berisi derivat tunggal progesteron (MPA)  diberikan 3 bulan sekali • Berisi kombinasi MPA dan estradiol sipional  diberikan 1 minggu sekali
  • 70. Kemasan IMPLAN SUBKUTAN • Berisi etonogestrel  untuk 3 tahun • Berisi levonorgestrel  untuk 5 tahun
  • 71. Kemasan Spiral hormonal / IUD hormonal • Spiral yang berisi levonorgestrel  levonorgestrel-releasing intrauterine system • Mekanisme kontrasepsi  efek spiral + efek hormonal
  • 72. PEMILIHAN • Usia • Pendidikan • Latar belakang penyakit • Jangka waktu • Efisiensi dan efektivitas • Biaya • Ketersediaan fasilitas
  • 73. Efek samping • Gangguan haid, gangguan menyusui, mual, peningkatan tekanan darah, peningkatan berat badan, gangguan toleransi glukosa, sakit kepala (progesteron).