Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang obat-obat ekspektoran yang digunakan untuk merangsang pengeluaran dahak.
2) Jenis-jenis obat ekspektoran diantaranya kalium iodida, amonium klorida, guaifenesin, minyak terbang, dan ipecacuanhae radix.
3) Obat-obat ekspektoran bekerja dengan menurunkan viskositas dahak dan merangsang produksi lend
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Laporan praktikum mengenai absorpsi dan ekskresi obat melalui saliva dan urin. Mahasiswa melakukan uji klinik dengan memberikan kapsul KI kepada probandus dan mengukur kadar KI dalam saliva dan urin setiap 15 menit selama 90 menit. Hasil menunjukkan puncak kadar KI tereliminasi melalui saliva dan urin terjadi pada menit ke-75.
Dokumen tersebut membahas tentang penggolongan obat, penomoran pada obat jadi dan obat tradisional, serta informasi yang tercantum pada kemasan dan brosur obat seperti nama obat, komposisi, indikasi, kontraindikasi, efek samping, aturan pakai, dan tanggal kedaluwarsa.
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotikaUlfah Hanum
Peraturan ini mengatur tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Peraturan ini mengatur tata cara peredaran melalui penyaluran dan penyerahan, serta persyaratan izin untuk produksi, impor, dan penyaluran narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Laporan praktikum mengenai absorpsi dan ekskresi obat melalui saliva dan urin. Mahasiswa melakukan uji klinik dengan memberikan kapsul KI kepada probandus dan mengukur kadar KI dalam saliva dan urin setiap 15 menit selama 90 menit. Hasil menunjukkan puncak kadar KI tereliminasi melalui saliva dan urin terjadi pada menit ke-75.
Dokumen tersebut membahas tentang penggolongan obat, penomoran pada obat jadi dan obat tradisional, serta informasi yang tercantum pada kemasan dan brosur obat seperti nama obat, komposisi, indikasi, kontraindikasi, efek samping, aturan pakai, dan tanggal kedaluwarsa.
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotikaUlfah Hanum
Peraturan ini mengatur tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Peraturan ini mengatur tata cara peredaran melalui penyaluran dan penyerahan, serta persyaratan izin untuk produksi, impor, dan penyaluran narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi.
Mata kuliah Farmakognosi membahas tentang obat-obatan yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Mata kuliah ini memberikan pengetahuan tentang definisi dan sejarah Farmakognosi, tatanama tumbuhan dan hewan obat, aktivitas farmakologi bahan alami, serta identifikasi dan pengembangan obat baru dari sumber alam."
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...pjj_kemenkes
1. Dokumen tersebut membahas tentang penggolongan obat-obat yang bekerja pada sistem saraf pusat dan otonom serta antibiotika.
2. Obat-obat tersebut dikelompokkan menjadi penstimulasi atau penghambatan sistem saraf pusat, analgesik-antipiretik, antiepilepsi, psikofarmaka, obat sistem saraf otonom, dan antibiotika.
3. Jenis obat yang dijelaskan meliputi amfetamin, metilfenidat
Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi nyeri dan demam serta analgetika narkotik dan non-narkotik. Terdapat penjelasan tentang mekanisme terjadinya nyeri dan demam beserta proses terapi menggunakan berbagai jenis obat analgetik."
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensiSurya Amal
Healthy People 2010 for Hypertension menganjurkan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dan intensif guna mencapai pengontrolan tekanan darah secara optimal. Maka untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan partisipasi aktif para sejawat Apoteker yang melaksanakan praktek profesinya pada setiap tempat pelayanan kesehatan. Apoteker dapat bekerja sama dengan dokter dalam memberikan edukasi ke pasien mengenai hipertensi, memonitor respons pasien melalui farmasi komunitas, adherence terhadap terapi obat dan non-obat, mendeteksi dan mengenali secara dini reaksi efek samping, dan mencegah dan/atau memecahkan masalah yang berkaitan dengan pemberian obat.
Dokumen tersebut membahas tentang diuretik, termasuk sejarah, definisi, klasifikasi, mekanisme kerja, dan contoh diuretik seperti manitol dan inhibitor karbonik anhidrase seperti asetazolamid.
1. Hipnotik dan sedatif adalah golongan obat penenang sistem saraf pusat yang efeknya bergantung pada dosis, dari ringan hingga berat seperti koma dan kematian.
2. Obat-obatan hipnotik sedative mampu mendepresi sistem saraf pusat dan diklasifikasikan menjadi benzodiazepin, barbiturat, dan non-barbiturat non-benzodiazepin seperti propofol.
3. Mekanisme kerja obat-
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Pasien mengalami infeksi saluran kemih akibat bakteri E. coli selama 5 hari dengan gejala nyeri perut dan sakit saat buang air kecil. Pemeriksaan urine menunjukkan bakteriuria, urine keruh, dan hasil mikroskopis positif E. coli. Pasien diberi antibiotik ampisilin atau amoxicillin untuk mengobati infeksi tersebut.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas berbagai jenis obat antitusif dan cara kerjanya, baik yang bekerja di perifer maupun sentral
2. Obat antitusif utama yang dibahas adalah kodein, dekstrometorfan, dan noskapin
3. Kodein dan dekstrometorfan bekerja secara sentral dengan meningkatkan ambang batuk, sedangkan noskapin bekerja secara perifer
Mata kuliah Farmakognosi membahas tentang obat-obatan yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Mata kuliah ini memberikan pengetahuan tentang definisi dan sejarah Farmakognosi, tatanama tumbuhan dan hewan obat, aktivitas farmakologi bahan alami, serta identifikasi dan pengembangan obat baru dari sumber alam."
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...pjj_kemenkes
1. Dokumen tersebut membahas tentang penggolongan obat-obat yang bekerja pada sistem saraf pusat dan otonom serta antibiotika.
2. Obat-obat tersebut dikelompokkan menjadi penstimulasi atau penghambatan sistem saraf pusat, analgesik-antipiretik, antiepilepsi, psikofarmaka, obat sistem saraf otonom, dan antibiotika.
3. Jenis obat yang dijelaskan meliputi amfetamin, metilfenidat
Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi nyeri dan demam serta analgetika narkotik dan non-narkotik. Terdapat penjelasan tentang mekanisme terjadinya nyeri dan demam beserta proses terapi menggunakan berbagai jenis obat analgetik."
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensiSurya Amal
Healthy People 2010 for Hypertension menganjurkan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dan intensif guna mencapai pengontrolan tekanan darah secara optimal. Maka untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan partisipasi aktif para sejawat Apoteker yang melaksanakan praktek profesinya pada setiap tempat pelayanan kesehatan. Apoteker dapat bekerja sama dengan dokter dalam memberikan edukasi ke pasien mengenai hipertensi, memonitor respons pasien melalui farmasi komunitas, adherence terhadap terapi obat dan non-obat, mendeteksi dan mengenali secara dini reaksi efek samping, dan mencegah dan/atau memecahkan masalah yang berkaitan dengan pemberian obat.
Dokumen tersebut membahas tentang diuretik, termasuk sejarah, definisi, klasifikasi, mekanisme kerja, dan contoh diuretik seperti manitol dan inhibitor karbonik anhidrase seperti asetazolamid.
1. Hipnotik dan sedatif adalah golongan obat penenang sistem saraf pusat yang efeknya bergantung pada dosis, dari ringan hingga berat seperti koma dan kematian.
2. Obat-obatan hipnotik sedative mampu mendepresi sistem saraf pusat dan diklasifikasikan menjadi benzodiazepin, barbiturat, dan non-barbiturat non-benzodiazepin seperti propofol.
3. Mekanisme kerja obat-
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Pasien mengalami infeksi saluran kemih akibat bakteri E. coli selama 5 hari dengan gejala nyeri perut dan sakit saat buang air kecil. Pemeriksaan urine menunjukkan bakteriuria, urine keruh, dan hasil mikroskopis positif E. coli. Pasien diberi antibiotik ampisilin atau amoxicillin untuk mengobati infeksi tersebut.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas berbagai jenis obat antitusif dan cara kerjanya, baik yang bekerja di perifer maupun sentral
2. Obat antitusif utama yang dibahas adalah kodein, dekstrometorfan, dan noskapin
3. Kodein dan dekstrometorfan bekerja secara sentral dengan meningkatkan ambang batuk, sedangkan noskapin bekerja secara perifer
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian batuk, jenis-jenis batuk, penyebab, gejala, dan pengobatan batuk. Batuk dibedakan menjadi batuk akut dan kronis, serta batuk berdahak dan kering. Penyebab batuk meliputi infeksi, iritasi mekanis, kimiawi, dan suhu. Pengobatan batuk meliputi terapi non-obat seperti minum air putih, serta obat golongan ekspektoran dan antitusif sesuai
Dokumen tersebut membahas tentang pengobatan penyakit saluran pernafasan seperti batuk, asma, influenza, faringitis, dan bronkitis. Beberapa obat yang disebutkan meliputi antitusif, ekspektoran, mukolitik, analgetik, antibiotik, antihistamin, dan obat-obat lainnya untuk mengobati gejala dan menurunkan peradangan.
deskripsi entang batuk dan obat-obat apa saja yang biasa digunakan di pasaran. Ada beberapa jenis obat batu sepertimukolitik, ekspektorant dan anttusif.
gamgadget.com
chemicalhealth.blogspot.com
pavivore.web.id
ndroidtek.web.id
Dokumen tersebut membahas tentang obat, aspek farmakologi obat, perjalanan obat dalam tubuh, penyerapan, metabolisme, distribusi dan ekskresi obat, efek samping obat, antibiotika, kemoterapi, anti malaria, fungistatik, anti diare, kolera, disentri basiler, typhus, obat cacing, dan obat pencahar.
Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing di saluran pernapasan dan dapat disebabkan oleh infeksi, alergi, asma, atau benda asing yang masuk. Ada dua jenis batuk, yaitu batuk kering dan batuk berdahak, serta dua jenis obat untuk mengobati batuk, yaitu antitusif untuk menekan batuk dan ekspektoran untuk merangsang pengeluaran dahak.
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obatpjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang penggolongan obat, termasuk obat jantung seperti glikosida jantung, antiangina, dan antidistritmia. Modul ini juga menjelaskan jenis, indikasi, dosis dan efek samping dari berbagai obat jantung beserta contoh-contohnya.
Dokumen ini membahas tentang berbagai obat-obatan untuk saluran nafas yang diberikan setiap hari selama periode 16 hari berturut-turut sejak tanggal 6 Juni 2013.
Dokumen tersebut membahas tentang toksikologi yang mempelajari efek zat beracun terhadap organisme hidup, meliputi toksikologi obat, makanan, pestisida, dan lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam toksikologi seperti LC50, LD50, akut, kronis, serta cara menentukan tingkat toksisitas suatu zat.
Batuk adalah refleks alami tubuh untuk membersihkan saluran pernafasan dari benda asing, meskipun batuk berlebihan dapat mengganggu aktivitas. Batuk dipicu oleh stimulasi reseptor batuk di saluran pernafasan oleh iritan kimia atau mekanis. Sinyal batuk diteruskan ke pusat batuk di otak untuk memicu kontraksi otot dan pembukaan pita suara guna mengeluarkan benda asing.
Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan antara obat paten, obat generik, obat generik bermerek, dan obat generik berlogo. Secara singkat, obat paten adalah hasil riset yang dilindungi hak ciptanya, obat generik adalah obat dengan kandungan aktif yang sama setelah masa hak paten berakhir, obat generik bermerek adalah obat generik yang diberi merek dagang, sedangkan obat generik berlogo adalah program pemerintah untuk
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penyakit asma, termasuk definisi, penyebab, gejala, klasifikasi, patogenesis, dan penggolongan obat-obatan untuk asma berdasarkan mekanisme kerjanya.
Antihistamin dan kemoterapik parasit memberikan penjelasan singkat tentang obat-obatan untuk mengobati reaksi alergi dan parasit. Antihistamin seperti mebhidrolin dan feniramin digunakan untuk mengobati reaksi alergi dengan menghambat pelepasan histamin. Sedangkan kemoterapik parasit seperti biogrisin digunakan untuk mengobati infeksi parasit dengan menghambat pertumbuhan dan perkembangan parasit.
Dokumen tersebut membahas tentang pengobatan wasir dengan menggunakan produk Biosir, yang merupakan ekstrak herbal alami dalam bentuk kapsul. Biosir mengandung empat jenis tanaman obat yaitu daun wungu, temulawak, pegagan, dan sambiloto, yang memiliki berbagai manfaat farmokologi seperti peluruh air seni, antiradang, dan hepatoprotektif untuk mengatasi wasir dan gejalanya. Dokumen ini juga memberikan anjuran g
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai ekstrak, tinctura, dan infus dari beberapa tanaman obat tradisional beserta klasifikasinya secara ilmiah. Di antaranya adalah sereh, mahkota dewa, daun salam, kumis kucing, contoh sediaan tinctura seperti tingtur kina, ipeka, dan gambir, serta hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat infus.
Dokumen tersebut membahas tentang obat-obat respiratori yang meliputi definisi, jenis-jenis, indikasi, kontraindikasi, efek samping dan dosisnya. Jenis-jenis obat respiratori yang dijelaskan antara lain obat antitussif, ekspektoran, mukolitik, bronkodilator untuk asma, dan kortikosteroid.
Batuk adalah refleks yang bertujuan membersihkan saluran pernapasan dari lendir dan partikel asing. Batuk dapat menjadi gejala berbagai penyakit saluran pernapasan. Ada tiga jenis batuk yaitu batuk berdahak, batuk kering, dan pengencer dahak. Virus dan bakteri serta merokok merupakan penyebab utama batuk. Mencegah batuk meliputi berhenti merokok, mengubah pola makan sehat, dan mengatasi kondisi
Sistem pernafasan terdiri dari saluran udara mulai dari hidung hingga paru-paru. Obat yang bekerja pada saluran pernafasan digunakan untuk mengobati gangguan seperti rhinitis, batuk, dan bronkodilatasi. Rhinitis ditandai dengan bersin, hidung tersumbat dan diobati dengan antihistamin dan dekongestan. Batuk diobati dengan mukolitik, ekspektoran, dan antitusif yang bekerja dengan meredakan irit
Dokumen tersebut membahas tentang obat-obatan sistem pernapasan. Ringkasannya adalah:
1. Dokumen tersebut membahas berbagai jenis obat untuk mengobati penyakit saluran pernapasan seperti pilek, batuk, dan asma.
2. Jenis obat yang dibahas antara lain dekongestan, antihistamin, ekpektoran, mukolitik, dan berbagai jenis bronkodilator.
3. Obat-obat tersebut bekerja den
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien gangguan sistem pernafasan akibat peradangan, meliputi pengertian, penyebab, pathofisiologi, manajemen medis, dan manajemen keperawatan untuk penyakit paru obstruktif kronis, tuberkulosis, dan pneumonia."
Dokumen tersebut memberikan daftar nama mahasiswa dan informasi mengenai keracunan serta tanda-tanda klinis dan penanganannya. Informasi kunci meliputi berbagai jenis racun, gejala keracunan, dan terapi seperti menghambat absorpsi, mengeluarkan racun dari lambung, dan memberikan kataritik.
Dokumen tersebut membahas tentang bronkitis, yaitu peradangan pada bronkus yang dapat berupa akut atau kronis. Bronkitis akut biasanya disebabkan virus sedangkan bronkitis kronis oleh faktor seperti rokok, infeksi, dan polusi. Gejalanya bervariasi mulai dari batuk, nyeri dada, hingga gangguan pernapasan. Penatalaksanaannya meliputi pemberian obat seperti ekspektoran, bronchodilator, serta terapi suportif se
Parotitis adalah inflamasi pada kelenjar ludah yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Gejala utamanya adalah bengkak dan nyeri pada kelenjar ludah di sekitar telinga akibat peradangan. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, analgesik, serta menjaga nutrisi dan istirahat yang memadai.
Asma bronkial adalah kondisi saluran pernapasan yang mengalami penyempitan sementara akibat hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan peradangan. Penyebabnya meliputi inhalan, ingestan, kontaktan, genetik, dan alergen. Gejalanya antara lain nafas cepat dan dalam serta otot pernapasan bekerja keras. Pengobatannya meliputi diagnosis, obat untuk serangan akut maupun jangka panjang, serta rehabilitasi medis yang m
Rencana asuhan keperawatan ini membahas diagnosa dan tindakan untuk meningkatkan fungsi pernapasan dan mengurangi gangguan pertukaran gas, serta meningkatkan toleransi aktivitas dengan memberikan lingkungan yang mendukung dan menjelaskan proses penyakit untuk meningkatkan pemahaman pasien.
Dokumen tersebut membahas berbagai penyakit sistem pernapasan seperti renitis, infeksi saluran pernapasan atas, kanker paru-paru, SARS, rinitis, laringitis, legionnaries, tonsilitis, dan asfiksi. Untuk setiap penyakit dijelaskan gejala, penyebab, dan pengobatannya.
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
Terapi komplementer seperti latihan pernapasan Buteyko, senam asma, akupuntur, akupresur, terapi herba, dan terapi nutrisi dapat membantu mengurangi gejala asma dan meningkatkan kualitas hidup penderita asma. Terapi-terapi tersebut bertujuan untuk memperbaiki sistem pernapasan dan meningkatkan imunitas tubuh.
Dokumen berisi daftar nama dan skenario pasien laki-laki remaja yang diduga menderita pneumonia berdasarkan gejalanya seperti batuk berkepanjangan, sesak napas, demam, dan nyeri dada."
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Ekspektoran
1. Obat-Obat Ekspektoran | 1
MAKALAH FARMAKOLOGI
“OBAT-OBAT EKSPEKTORAN “
DISUSUN OLEH :
KELAS A
KELOMPOK 4
MUSFIRAH NURUL ANISA
NUR FAUZIAH KASIM PUJI KURNIAWATI RAHMAN
NUREVA RAMLI RESKY AMALIA
NURFAEDAH KARIM SERVIN NOVIYANA M
NURNANENGSIH
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKESMAKASSAR
JURUSAN FARMASI
2. Obat-Obat Ekspektoran | 2
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya kita masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa juga kita
sanjung sajikan selawat beriringkan salam kepada nabi kita yakni Nabi Muhammad SAW yang
membawa kita dari alam kebodohan hingga alam yang penuh pengetahuan yang seperti kita
sarakan pada saat ini.
Tak lupa kami ucapkan dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberi
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini
masih banyak kekurangan.Oleh sebab itu Kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
membangun motivasi.Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan teman-teman.Amin.
Makassar, Mei 2013
Penulis
3. Obat-Obat Ekspektoran | 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekspektoran................................................................................... 6
B. Obat-Obat Ekspektoran................................................................................... 6
C. Farmakodinamika............................................................................................ 8
D. Contoh Obat-Obat Ekspektoran...................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 14
4. Obat-Obat Ekspektoran | 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batuk sebenarnya adalah refleks normal tubuh kita akibat adanya rangsangan dari
selaput lendir di daerah tenggorok dan cabang tenggorok, yang bertujuan untuk
membersihkan saluran pernafasan dari zat-zat asing yang menganggu.Jadi, merupakan
suatu mekanisme perlindungan tubuh.Namun jika berlebihan memang jadi menjengkelkan.
Secara sederhana, batuk dibedakan menjadi dua jenis, batuk kering dan batuk
berdahak. Batuk kering biasanya bukan merupakan mekanisme pengeluaran zat asing, dan
mungkin merupakan bagian dari penyakit lain. Batuk seperti ini tidak berguna dan harus
dihentikan. Untuk ini ada obat-obat yang bekerja menekan rangsang batuk atau dikenal
dengan nama antitusif. Beberapa obat yang termasuk jenis ini dan sering digunakan adalah
dekstrometorfan, noskapin, dan kodein.
Sebaliknya, batuk berdahak adalah mekanisme tubuh untuk mengeluarkan zat-zat
asing dari saluran nafas, temasuk dahak.Batuk ini sebaiknya tidak ditekan, supaya zat-zat
asing itu bisa dikeluarkan.Obat-obat yang bisa membantu pengeluaran dahak disebut
ekspektoran.Obat-obat ini biasanya juga merangsang terjadinya batuk supaya terjadi
pengeluaran dahak.Selain itu ada juga obat-obat yang bisa membantu mengencerkan dahak
sehingga mudah dikeluarkan yang disebut mukolitik.Contoh obat-obat ekspektoran adalah
amonium klorida, gliseril guaiakol, ipekak, dll.
Batuk yang disebabkan karena infeksi virus biasanya akan sembuh sendiri, tetapi
batuk yang merupakan gejala infeksi pernafasan karena bakteri mungkin butuh waktu lebih
lama dan memerlukan tambahan obat antibiotika. Batuk jenis ini biasanya ditandai dengan
dahak yang banyak, kental dan berwarna kuning kehijauan.Kalau Anda mengalami batuk
demikian tentu perlu diperiksakan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Dari segi lamanya, batuk dibedakan menjadi batuk akut (< 3 minggu), batuk
subakut (3-8 minggu), dan batuk kronis (> 8 minggu). Batuk akut dan subakut umumnya
relatif ringan dan bisa sembuh sendiri, walaupun seringkali perlu penanganan dengan obat
batuk dan obat lain untuk mengurangi gejala dan menghilangkan penyebabnya. Sedangkan
batuk kronis, perlu perhatian tersendiri karena batuk kronis biasanya adalah tanda atau
5. Obat-Obat Ekspektoran | 5
gejala adanya penyakit lain yang lebih berat. Banyak penyakit berat yang ditandai dengan
batuk kronis, misalnya asma, TBC, gangguan refluks lambung, penyakit paru obstruksi
kronis, sampai kanker paru-paru.Untuk itu, batuk kronis harus diperiksakan ke dokter
untuk memastikan penyebabnya dan diatasi sesuai dengan penyebabnya itu. Dalam
makalah ini akandibahas mengenai ekspektoransia, obat-obat ekspektoran, beserta contoh-
contoh obatnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ekspektoran ?
2. Apa saja penggolongan obat-obat ekspektoran ?
3. Apa saja contoh obat-obatekspektoran ?
6. Obat-Obat Ekspektoran | 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Ekspektoran
Ekspektoran ialah obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran
napas (ekspektorasi). Ekspektoransia adalah senyawa yang mempermudah atau
mempercepat pembuangan secret bronkus dari bronkus dan trakea. Ekspektoransia sendiri
dibagi atas, sekretolitika, mukolitika dan sekretomotorika. Pembedaan yang jelas antara
ketiga kelompok ini tak mungkin dilakukan karena perbedaannya yang kecil. Sekretolitika
meninggikan sekresi bronkus dan dengan demikian mengencerkan lendir. Ini terjadi secara
reflektorik dengan stimulus serabut aferen parasimpatikus dan atau dengan bekerja
langsung pada sel pembentuk lendir. Mukolitika mengubah sifat fisikimia secret, terutama
viskositasnya diturunkan. Sekretomotorika menyebabkan getaran secret dan batuk untuk
mengeluarkan secret dan batuk untuk mengeluarkan secret tersebut.
Penggunaan ekspektoran didasarkan pengalaman empiris. Belum ada data yang
membuktikan efektivitas ekspektoran dengan dosis yang umum digunakan.Mekanisme
kerjanya diduga berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan selanjutnya secara refleks
merangsang sekresi kelenjar saluran napas lewat N. vagus, sehingga menurunkan viskositas
dan mempermudah pengeluaran dahak.
Ekspektoran mengencerkan flegma di tenggorokan dan saluran bronkus sehingga
meringankan iritasi yang menyebabkan batuk.Ekspektoran yang biasanya digunakan dalam
sediaan batuk adalah guaifenesin.
B. Obat-Obat Ekspektoran
Simplisia yang mengandung saponin (misalnya Radix Primulae, Radix Polygalae),
simlisia/ senyawa yang merangsang muntah (misalnya Radix Ipecacuanhae, emetin) dan
guaiakol kemungkinan bekerja murni secara refloktoris. Sedangkan ammonium klorida
dankalium iodide bekerja baik secara reflektoris maupun secara langsung. Minyak atsiri
(misalnya oleum anisi, eucalypti, Menthae, Thymi, Terebinthinae) langsung menstimulasi
sekresi bronkus. Jika minyak atsiri diberikan secara oral, setelah absorpsi sebagian akan
dikeluarkan melalui paru- paru. Pendapat tentang arti terapeutik sekretolitika bervariasi.
7. Obat-Obat Ekspektoran | 7
Khasiat kalium iodide tidaklah diragukan akan tetapi pemakaiannya untuk waktu yang
lama dibatasi (bahaya keracunan iod).
Penggunaan minyak atsiri pada bayi dan anak- anak menimbulkan masalah karena
khasiatnya yang tidak pasti dan kemungkinan timbulnya keadaan yang lebih buruk yaitu
laringospasmus atau stimulasi sentral. Berikut beberapa penjelasan mengenai obat- obat
ekspektoran :
1. Kalium Iodida
Iodida menstimulasi sekresi mucus di cabang tenggorok dan mencairkannya,
tetapi sebagai obat (hampir) tidak efektif. Namun obat ini banyak digunakan dalam
sediaan batuk, khususnya pada asma, meskipun risiko akan efek samping besar sekali.
Kalium iodida terutama digunakan untuk profilaksis dan terapi struma (gondok) dan
hipertirosis, serta untuk obat tetes mata (larutan 1%) pada lensa mata keruh (katarak).
Efek sampingnya kuat dan berupa gangguan tiroid, struma, urticarial dan iod-
akne, juga hiperkaliemia (pada fungsi ginjal buruk).
Dosis: pada batuk oral 3 dd 0,5 – 1 g, maksimal 6 g sehari. Bagi pasien yang
tidak boleh diberikan kalium, obat ini dapat diganti dengan natrium iodida dengan
khasiat yang sama.
2. Amonium Klorida
Berdaya deuretis lemah yang menyebabkan acidosis, yakni kelebihan asam
dalam darah.Keasaman darah merangsang pusat pernapasan, sehingga frekuensi
napas meningkat dan getar bulu-getar (cilia) di saluran napas distimulasi.Sekresi
dahak juga meningkat.Maka senyawa ini banyak digunakan dalam sediaan sirop
batuk, misalnya Obat Batuk Hitam.
Efek sampingnya hanya bisa terjadi pada dosis tinggi dan berupa acidosis
(khusus pada anak-anak dan pada pasien ginjal) dan gangguan lambung (mual,
muntah), berhubung sifatnya yang merangsang mukosa.
Dosis: oral 3-4 dd 100-150 mg, maksimal 3 g seharinya.
3. Guaifenesin (gliserilguaiakolat)
Adalah derivat-guaiakol yang banyak digunakan sebagai ekspektorans dalam
pelbagai jenis sediaan batuk populer.Pada dosis tinggi bekerja merelaksasi otot,
seperti mefenesin.
8. Obat-Obat Ekspektoran | 8
Efek sampingnya kadang kala berupa iritasi lambung (mual, muntah) yang
dapat dikurangi bila diminum dengan segelas air.
Dosis: oral 4-6 dd 100-200 mg
4. Minyak Terbang
Minyak terbang/atsiri, seperti minyak kayu putih, minyak permen dan minyak
adas (Oleum foeniculi) berkhasiat menstimulasi sekresi dahak, bekerja spasmolitis
(melawan kejang), antiradang dan juga bersifat bakteriostatis lemah.Berdasarkan
sifat-sifat ini, minyak terbang banyak digunakan dalam sirop batuk atau juga sebagai
obat inhalasi uap (obat sedot), yaitu k.l. 10 tetes dimasukkan ke dalam 1 liter air
panas dan dihisap uapnya.Terbukti bahwa inhalasi demikian juga sangat efektif untuk
meringankan selesma akibat infeksi virus yang ternyata dapat diinaktifkan oleh suhu
di atas 400
C.
5. Ipecacuanhae radix
Akar tambahan dari tumbuhan Pyschotria ipecacuanha (Rubiaceae)ini
mengandung dua alkaloida, yakni emetin dan sefaetin. Zat-zat ini bersifat emetis
(menimbulkan muntah), spasmolitis terhadap kejang-kejang saluran napas dan
menstimulasi sekresi bronchi secara reflektoris.Penggunaan utamanya adalah sebagai
emetikum efektif pada peristiwa keracunan, terutama pada anak-anak. Sebagai
ekspektorans hanya digunakan dalam kombinasi dengan obat-obat batuk lain,
misalnya dalam pulvis/tablet Doveri, yakni campuran dengan serbuk candu dan Ipeca
juga berfungsi mencegah penyalahgunaannya.
Efek sampingnya pada dosis biasa berupa reaksi hipersensitasi dan muntah-
muntah pada dosis yang lebih tinggi.
Dosis: oral 3 dd 50 mg.
C. Farmakodinamik
Mekanisme Kerja:
- Penurunan viskositas dahak bronkial
- Mempengaruhi aktivitas siliar
- Perangsangan produksi surfaktan
Tujuan-tujuan ini dapat dicapai dengan obat-obat dan metode yang berbeda.
9. Obat-Obat Ekspektoran | 9
1) Air, larutan NaCl 0,7 – 2%, larutan NaHCO3 2 – 5%
Efek ekspektoran tercapai dengan jalan inhalasi (larutan hipertonis dan isotonis).
Pengenceran secret bronkial secara langsung atau osmotik.
Bahaya bronkospasmus pada orang yang peka, pasien asma
2) Minyak atsiri, simplisia yang mengandung saponin
Pada batuk: minyak atsiri yang berkhasiat yang mengandung adas wangi, Adas,
Eukaliptus, Menthae piperitae, Salvia dan Timi.
Cara kerja: ekspektorasi dengan stimulasi sekresi langsung dan efek rangsangan
nonspesifik terhadap mukosa, sebagian antiseptik, mengendorkan kejang; anestetik
local.
Smplisia yang mengandung saponin: akar Senegal, bunga Primula veris, kayu
manis.
Efek: merangsang mukosa gastrointestinal, sehingga melalui refleks vagal terjadi
stimulasi kelenjar lendir di bronki.
3) Emetin
Pada dosis rendah (0,5-2 mg), sebagai emetik 20-30 mg) melalui reflex vagal
bekerja sebagai ekspektoran.
4) Amoniumklorida (NH4Cl), Kalium iodida (KI)
Penimbunan ion-ion di sel-sel yang memproduksi lendir di selaput lendir bronkial
dan stimulasi sekresi langsung.
Efek samping tidak boleh diabaikan:
- NH4Cl: muntah, haus, nyeri kepala, linglung; dosis lebih tinggi; asidosis
dengan hiperventilasi, pemakaian jangka panjang.
- KI: gangguan pada kelenjar tiroid
5) Guaifenesin, Guaiakol
Merangsang selaput lendir lambung, sehingga sekresi bronkial naik melalui
refleks parasimpatik.
Efek samping: sedasi, gangguan GI, muntah.
Guaifenesin, eterbgliserin dan guaiakolat, masih terdapat dalam banyak sediaan
kombinasi, namun efektivitas klinisnya memang masih diragukan.
10. Obat-Obat Ekspektoran | 10
D. Contoh Obat-Obat Ekspektoran
1. ALLERIN
Zat Aktif : Gliserilguaiakolat 50 mg, Na-sitrat 180 mg, difenhidramin HCl 12,5 mg,
pseudoefedrin 15mg/5 ml.
Indikasi : Untuk meringankan batuk berdahak dan pilek.
2. BRONCHICUM
Zat Aktif :Tingtur cimicifugae 0,2 ml, tingtur Grindellae 1 ml, tingtur Pimpinelae
0,2 ml, tingtur Primullae, tingtur Quebracho 0,7 ml, tingtur timus 1 ml, Efedrin HCl
0,15 g, minyak eukaliptus 0,01 ml, saponin 0,04 g/100 ml.
Indikasi : Melegakan dan melancarkan saluran nafas; mencairkan gumpalan
dahak dan lendir; mempermudah pembuangan dahak; menghilangkan gangguan dan
iritasi pada selaput lendir.
3. BUFABAT
Zat Aktif : Gliserilguaiakolat 100 mg
Indikasi : Meredakan batuk berdahak
4. COHISTAN Ekspektoran
Zat Aktif : Gliserilguaiakolat 50 mg, klorfeniramini maleat 1 mg/5ml.
Indikasi : Batuk pilek, batuk alergi, flu, faringitis, laryngitis, bronchitis, dan
lain-lain.
Efek Samping : Mengantuk.
5. COMTUSI
Zat Aktif : Oksomemazin 1,65 mg, gliserilguaiakolat 33,3 mg/kap
Indikasi : Batuk produktif dan non produktif; batuk disebabkan karena alergi.
Efek Samping : Mengantuk, lemas, hipotensi, inkoordinasi, kemerahan kulit.
6. DEFAN
Zat Aktif : Klorfeniramin maleat 1 mg, fenilpropanolamin HCl 8 mg,
gliserilguaiakolat 50 mg.
Indikasi : Batuk berdahak disertai dengan bersin, hidung tersumbat, pilek, dan
batuk karena alergi.
7. EXCOSIN
11. Obat-Obat Ekspektoran | 11
Zat Aktif : Parasetamol 120 mg, ammonium klorida 100 mg, efedrin HCl 5 mg,
klorfeniramin maleat 2 mg, glycerrhizae succus 150 mg, minyak mentol q.s./5 ml.
Indikasi : Mengatasi batuk disertai demam; mengeluarkan dahak, melegakan
pernapasan dan hidung tersumbat.
8. FIMETON
Zat Aktif : CTM 1 mg, gliserilguaiakolat 50 mg, efedrin HCl 5 mg, ammonium
kloridum 85 mg, mentol 0,75 mg, oleum eucalypti 0,35 mg.
Indikasi : Mengatasi batuk dan pilek, dapat melegakan tenggorokan.
9. GRAXINE
Zat Aktif : Bromheksin HCl 8 mg, gliserilguaiakolat 100 mg
Indikasi : Mukolitik dan ekspektoran.
Efek samping: Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, rasa penuh diperut, sakit
kepala, vertigo, berkeringat banyak dan ruam kulit.
10. HUFALLERZINE EXPECTORANT
Zat Aktif : Prometazin HCl 5 mg, glyceril guaiakolat 50 mg, tict. Ipecacuanhae
0,045%/5ml.
Indikasi : Sebagai antihistamin dan ekspektoran, cocok untuk batuk yang
disebabkan alergi.
11. ITRABAT
Zat Aktif : Gliserilguaiakolat 88 mg, ammonium klorida 180 mg, klorfeniramin
maleat 1 mg, succus liquiritae 100mg.
Indikasi : Meringankan batuk disertai dahak karena alergi.
Efek Samping : Mengantuk, mual, muntah, diare, sakit perut, pusing, dosis
berlebihan kemungkinan menimbulkan asidosis.
12. MEZINEX
Zat Aktif : Prometazin HCl 5 mg, ekstrak ipeka 3 mg, gliserilguaiakolat 45 mg,
etanol 0,04%.
Indikasi : Meredakan batuk berdahak atau batuk disebabkan alergi.
13. MULTIKOL
Zat Aktif : Succus glikeriza 83 mg, ammonium klorida 100 mg, efedrin HCl 5
mg, ekstrak timi 0,2 mg, mentol 2,5 mg.
12. Obat-Obat Ekspektoran | 12
Indikasi : Batuk kering, batuk sesak, batuk pilek dan batuk karena merokok.
14. NIRITON
Zat Aktif : Efedrin HCl 3 mg, ammonium klorida 60 mg, ammonium bromide 60
mg, Na-sitrat 100 mg, klorfeniramin maleat 2 mg, ekstrak timus encer 0,2 ml, oleum
mentol pip. q.s. alcohol 5% tiap 4 ml sirup.
Indikasi : Batuk disebabkan influenza, masuk angin, bronchitis, radang saluran
napas, alergi dan meredakan sesak nafas disebabkan asma.
15. OBH
Zat Aktif : Amonium klorida 100 mg, Succus liquiritae 160 mg, gliserilguaiakolat
50 mg, difenhidramin HCl 3,5 mg, bromhexin HCl 2 mg/5 ml sirup.
Indikasi : Untuk batuk berdahak disertai alergi.
Efek Samping: Mengantuk, gangguan pencernaan, gangguan psikomotor, mulut
kering, sedasi, mual, pusing, sakit kepala, vertigo, keluar keringat banyak, aritmia,
palpitasi, retensi urin, ruam kulit.
16. PHENERGAN
Zat Aktif : Prometazin 5 mg, guaiakolat ester 45 mg, ekstrak ipeka 3 mg/5 ml.
Indikasi : Batuk, bronchitis, batuk rejan, tuberculosis, batuk karena alergi.
17. SILEX
Zat Aktif : Guaifenesin37,5 mg, ekstrak thyme 250 mg, ekstrak primulae 50 mg,
ekstrak althaea 175 mg, ekstrak droserae 25 mg, ekstrak serphulli 175 mg, eucalyptus
oil 0,5 mg, anise oil 1,25 mg/5ml.
Indikasi : Batuk karena bronchitis, flu, faringitis, batuk rejan, batuk pada
perokok.
18. UNI BABY’S Cough
Zat Aktif : Parasetamol 120 mg, gliserilguaiakolat 25 mg, CTM 1 mg, oleum
anisi 0,005 ml/5ml.
Indikasi : Batuk berdahak, batuk panas, batuk pilek, batuk pilek, demam,
influenza.
13. Obat-Obat Ekspektoran | 13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ekspektoran ialah obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran napas
(ekspektorasi).
2. Obat-obat ekspektoran adalah Kalium Iodida, Ammonium klorida, Guaifenesin,
Minyak Terbang, Ipecancuhae radix.
3. Contoh obat-obat ekspektoran, yaitu: Allerin, Bronchicum, Bronchitin, Bufabat,
Cohistan, Comtusi, Defan, Elsiron, Emkanadryl, Excosin, Fimeton, Flucadex, Gigadryl,
Graxine, Guamin, Hufallerzine Expectorant, Itrabat, Mezinex, Multikol, Niriton, OBH,
Phenergan, Silex, Uni Baby’s Cough, dll.
14. Obat-Obat Ekspektoran | 14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010. Informasi Spesialite Obat Indonesia. PT. Isfi Penerbitan: Jakarta.
Harkness, Richard. 1984. Interaksi Obat. Penerbit ITB: Bandung.
Hoan Tjay, Tan., Rahardi, Kirana.2007.Obat-Obat Penting Edisi Keenam.PT Elex Media
Komputindo: Jakarta.
Gan Gunawan, Sulistia. 2009. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.
Mutschler, Ernst. 1985. Dinamika Obat. Penerbit ITB : Bandung.