SlideShare a Scribd company logo
No Kode	 : Keperawatan/................/............./2013
MODUL FARMAKOLOGI 02
PENGGOLONGAN OBAT
	
Penulis:
SITI LESTARI, MN
PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN
Pusdiklatkes Badan PPSDM Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2013
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
1
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
III
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom
serta Antibiotika
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3, diharapkan
mampu mengidentifikasi jenis obat, indikasi, efek
samping dan dosis obat.
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang :
1.	 Menjelaskan jenis obat, indikasi, kontra indikasi, dosis, efek	
samping dan bahaya penggunaan obat syaraf pusat
2.	 Menjelaskan jenis obat, indikasi, kontra indikasi, dosis, efek	
samping dan bahaya penggunaan obat syaraf otonom
3.	 Menjelaskan jenis obat, indikasi, kontra indikasi, dosis, efek	
samping dan bahaya penggunaan antibiotika
4.	 Menjelaskan jenis obat, indikasi, kontra indikasi, dosis, efek	
samping dan bahaya penggunaan obat hormon
PokokMateri
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang :
1.	 obat syaraf pusat
2.	 obat syaraf otonom
3.	 obat-obat antibiotika
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Uraian Materi
OBAT SISTEM SARAF PUSAT
1.	 DEFINISI SISTEM SARAF PUSAT
Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem
saraf tepi (SST) . Secara rinci , silahkan saudara lihat gambar dibawah ini. Pada
sistem syaraf pusat, rangsang seperti sakit, panas, rasa, cahaya, dan suara mula-
mula diterima oleh reseptor, kemudian dilanjutkan ke otak dan sumsum tulang
belakang. Rasa sakit disebabkan oleh perangsangan rasa sakit diotak besar.
Sedangkan analgetik narkotik menekan reaksi emosional yang ditimbulkan rasa
sakit tersebut. Sistem syaraf pusat dapat ditekan seluruhnya oleh penekan saraf
pusat yang tidak spesifik, misalnya sedatif hipnotik. Obat yang dapat merangsang
SSP disebut analeptika.
Skema 3.1 Sistem persyarafan
Obat – obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek
farmakodinamiknya dibagi atas dua golongan besar yaitu : merangsang atau
menstimulasi yang secara langsung maupun tidak langsung merangsang
aktivitas otak, sumsum tulang belakang beserta syarafnya dan menghambat
atau mendepresi, yang secara langsung maupun tidak lansung memblokir proses
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang belakang dan saraf- sarafnya.
2   Klasifikasi Obat Sistem Saraf Pusat
Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar,
yaitu:
1.	 Perangsang sistem saraf pusat, seperti amfetamin
2.	 Penekan sistem saraf pusat seperti sedatf hipnotik dan anestesi
3.	 Analgesik-Antipiretik , termasuk Analgesik Narkotik dan Nonnarkotika
4.	 Anti konvulsi
5.	 Psikofarmaka
Baiklah, untuk selanjutnya akan kita bahas satu persatu
1. OBAT PERANGSANG SISTEM SARAF PUSAT
Obat Perangsang Sistem Saraf Pusat antara lain :
a. AMFETAMIN
Indikasi : untuk narkolepsi, gangguan penurunan perhatian
Efek samping : Euforia dan kesiagaan, tidak dapat tidur, gelisah, tremor,
iritabilitas dan beberapa masalah kardiovaskuler (Tachicardia, palpitasi,
aritmia)
Farmakokinetik : waktu paruh 4-30 jam, diekskresikan lebih cepat pada urin
asam daripada urin basa
Reaksi yang merugikan : menimbulkan efek- efek yang buruk pada sistem
saraf pusat, kardiovaskuler, gastroinstestinal, dan endokrin.
dosis : Dewasa : 5-20 mg; Anak > 6 th : 2,5-5 mg/hari
b. METILFENIDAT
Indikasi : pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan depresan
SSP, syndrom hiperkinetik pada anak
 Efek samping : insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri kepala,
Tachicardia
 Kontraindikasi : hipertiroidisme, penyakit ginjal.
 Farmakokinetik : diabsorbsikan melalui saluran cerna dan diekskresikan
melalui urin, dan waktu paruh plasma antara 1-2 jam
 Reaksi yang merugikan : takikardia, palpitasi, meningkatkan hiperaktivitas.
 dosis pemberian : Anak : 0.25 mg/kgBB/hr, Dewasa : 10 mg 3x/hr
c. KAFEIN
 Indikasi : menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir yang
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
4
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
cepat, perangsang pusat pernafasan dan fasomotor, untuk merangsang
pernafasan pada apnea bayi prematur
 Efek samping : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih
cepat
 Kontraindikasi : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan migren,
sering gelisah (anxious ).
 Farmakokinetik : kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan
dengan cepat setelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan
melalui urin
 Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan
mempengaruhi SSP dan jantung.
 Dosis pemberian : apnea pada bayi : 2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan obat
depresan : 0.5-1 gr kafein Na-Benzoat (Intramuskuler)
d. NIKETAMID
Indikasi : merangsang pusat pernafasan
 Efek samping : pada dosis berlebihan menimbulkan kejang
 Farmakokinetik : diabsorbsi dari segala tempat pemberian tapi lebih efektif
dari IV
Dosis : 1-3 ml untuk perangsang pernafasan
e. DOKSAPRAM
Indikasi : perangsang pernafasan
 Efek samping : hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah
 Farmakokinetik : mempunyai masa kerja singkat dalam SSP
 Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IV
2. OBAT –OBAT  PENEKAN SISTEM SARAF PUSAT
a.  Obat Anestetik :
Obat anestetik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit
dalam bermacan-macam tindakan operasi.
1). Anestetik Lokal : Obat yang merintangi secara reversible penerusan
impuls-impuls syaraf ke SSP (susunan syaraf pusat) pada kegunaan lokal
dengan demikian dapat menghilangkan rasa nyeri, gatal-gatal, panas
atau dingin.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
5
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Penggunaan
Anestetik lokal umumnya digunakan secara parenteral misalnya
pembedahan kecil dimana pemakaian anestetik umum tidak dibutuhkan.
Efek samping
Eek samping dari pengguna anestetik local terjadi akibat khasiat
dari kardiodepresifnya ( menekan fungsi jantung ), mengakibatkan
hipersensitasi berupa dermatitis alergi.
Tabel 3.1 : Penggolongan obat anestesi lokal
Obat Indikasi Efek samping
Bupivikain anestetik lokal
Etil klorida anestetik local menekan
pernafasan,
gelisah dan mual
Lidokain anestesi filtrasi dan anestesi
permukaan, antiaritmia
Mengantuk
Benzokain anestesi permukaan dan
menghilangkan rasa nyeri dan gatal
Prokain
( novokain )
anestesi filtrasi dan permukaan hipersensitasi
 2). Anestetika Umum : Obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi
pada pusat-pusat syaraf tertentu yang bersifat reversible, dimana seluruh
perasaan dan kesadaran ditiadakan.
Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestetik umum :
-	 berbau enak dan tidak merangsang selaput lender
-	 mula kerja cepat tanpa efek samping
-	 sadar kembalinya tanpa kejang
-	 berkhasiat analgetik baik dengan melemaskan otot-otot seluruhnya
-	 Tidak menambah pendarahan kapiler selama waktu pembedahan
a)	 Efek samping
Hampir semua anestetik inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping
yang terpenting diantaranya adalah :
-	 Menekan pernafasan, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretiken
-	 Mengurangi kontraksi jantung, terutama haloten dan metoksifluran
yang paling ringan pada eter
-	 Merusak hati, oleh karena sudah tidak digunakan lagi seperti senyawa
klor
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
6
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
-	 Merusak ginjal, khususnya metoksifluran
b)	 Penggolongan
Menurut penggunaannya anestetik umum digolongkan menjadi 2 yaitu:
-	 Anestetik injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting (
thiopental dan heksobarbital )
-	 Anestetik inhalasi diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan.
Contohnya:
Tabel 3.2 : Penggolongan Obat anestesi Umum
Obat Waktu induksi Pertimbangan Pemakaian
Inhalasi : Cairan Menguap
Eter Lambat Sangat mudah terbakar. Tidak menimbulkan
efek yang berat bagi sistem cardiovasculer
dan hepar
Enfluran Cepat Menyebabkan hiptensi, kontra indikasi
gangguan ginjal
Halotan Cepat Pemulihan cepat,dapat menurunkan
tekanan darah, efek bronkhodilator dan
kontraindikasi bagi obstetri
Inhalasi : Gas
Nitrous Oksida
(Gas tertawa)
Sangat cepat Pemulihan cepat, mempunyai efek yang
minimal pada kardiovaskuler. Haus diberikan
bersama sama oksigen. Potensi rendah
Intravena
K e t a m i n
(Ketalar)
Cepat Dipakai untuk pembedahan jangka singkat
atau induksi pembedahan. Obat ini
meninkatkan salivasi, tekanan darah dan
nadi.
b. Obat Hipnotik dan Sedatif
Hipnotik atau obat tidur , adalah obat yang diberikan malam hari dalam dosis
terapi dapat mempertinggi keinginan tubuh normal untuk tidur, mempermudah
atu menyebabkan tidur. Sedangkan sedative adalah obat obat yang menimbulkan
depresi ringan pada SSP tanpa menyebabkan tidur, dengan efek menenangkan
dan mencegah kejang-kejang. Yang termasuk golongan obat sedative-hipnotik
adalah: Ethanol (alcohol), barbiturate, fenobarbital, Benzodiazepam, methaqualon.
Persyaratan obat tidur yang ideal
-	 Menimbulkan suatu keadaan yang sama dengan tidur normal
-	 Jika terjadi kelebihan dosis, pengaruh terhadap fungsi lain dari system
saraf pusat maupun organ lainnya yang kecil.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
7
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
-	 Tidak tertimbun dalam tubuh
-	 Tidak menyebabkan kerja ikutan yang negative pada keesokan harinya
-	 Tidak kehilangan khasiatnya pada penggunaan jangka panjang
a.	 Efek samping
Kebanyakan obat tidur memberikan efek samping umum yang mirip dengan
morfin antara lain :
-	 Depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi, contohnya
flurazepam, kloralhidrat, dan paraldehida.
-	 Tekanan darah menurun, contohnya golongan barbiturate.
-	 Hang-over, yaitu efek sisa pada keesokan harinya seperti mual,
perasaan ringan di kepala dan pikiran kacau, contohnya golongan
benzodiazepine dan barbiturat.
-	 Berakumulasi di jaringan lemak karena umumnya hipnotik bersifat
lipofil.
b.	 Penggolongan Obat Hypnotik
Secara kimiawi, obat-obat hipnotik digolongkan sebagai berikut :
1)	 Golongan barbiturate, seperti fenobarbital, butobarbital, siklobarbital,
heksobarbital.
2)	 Golongan benzodiazepine, seperti flurazepam, nitrazepam, flunitrazepam
dan triazolam.
3)	 Golongan alcohol dan aldehida, seperti klralhidrat dan turunannya serta
paraldehida.
4)	 Golongan bromide, seperti garam bromide ( kalium, natrium, dan
ammonium ) dan turunan ure seperti karbromal dan bromisoval.
5)	 Golongan lain, seperti senyawa piperindindion (glutetimida ) dan
metaqualon.
Beberapa obat akan dibahas tersendiri dibawah ini :
1)	 Diazepam
Indikasi        : hipnotika dan sedative, anti konvulsi, relaksasi, relaksasi
otot dan anti ansietas (obat epilepsi).
2)	 Nitrazepam
Indikasi        : seperti indikasi diazepam
Efek samping : pada pengguanaan lama terjadi kumulasi dengan efek
sisa (hang over ), gangguan koordinasi dan melantur.
3)	 Flunitrazepam
Indikasi        : hipnotik, sedatif, anestetik premedikasi operasi.
Efek samping : amnesia (hilang ingatan )
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
8
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
4)	 Kloral hidrat
Indikasi        : hipnotika dan sedatif
Efek samping: merusak mukosa lambung usus dan ketagihan
5)	 Luminal
Indikasi        : sedative, epilepsy, tetanus, dan keracunan strikhnin.
3. ANALGETIK-ANTIPIRETIK
Merupakan obat atau  zat-zat yang mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Sedangkan bila menurunkan panas disebut Antipiretika.
Atas kerja farmakologisnya, analgetik dibagi dalam dua kelompok
besar, yaitu: analgetik perifer (non-narkotik dan analgetik narkotik)
1.	 Analgetik Perifer (non narkotik)
Semua analgetik perifer memiliki khasiat sebagai anti
piretik yaitu menurunkan suhu. Terdiri dari obat-obat
yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
a.	 Penggolongan:
Berdasarkan rumus kimianya analgetik perifer digolongkan menjadi :
1)	Golongan salisilat
Asamasetilsalisilatyanglebihdikenalsebagaiasetosalatauaspirin.Obatini
diindikasikanuntuksakitkepala,nyeriotot,demam.Sebagaicontohaspirin
dosiskecildigunakanuntukpencegahanthrombosiskoronerdancerebral.
Asetosal adalah analgetik antipirentik dan anti inflamasi yang
sangat luas digunakan dan digolongkan dalam obat bebas. Efek
sampingnya yaitu perangsangan bahkan dapat menyebabkan iritasi
lambung  dan saluran cerna. Dosis oral 325-650 mg, 4-6 jam/hari
2)	 Golongan para aminofenol
Terdiri dari fenasetin dan asetaminofen (parasetamol ). Efek samping
golonganiniserupadengasalisilatyaitumenghilangkanataumengurangi
nyeri ringan sedang, dan dapat menurunkan suhu tubuh dalam keadaan
demam, dengan mekanisme efek sentral. Efek samping dari parasetamol
dan kombinasinya pada penggunaan dosis besar atau jangka lama
dapat menyebabkan kerusakan hati. Dosis 325-650 mg, 4 kali sehari.
3) Golongan pirazolon(dipiron)
Dipiron sebagai analgetik antipirentik, karena efek inflamasinya
lemah. Efek samping semua derivate pirazolon dapat menyebabkan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
9
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
agranulositosis, anemia aplastik dan trombositopenia.
4) Golongan antranilat
Digunakan sebagai analgetik karena sebagai anti inflamasi kurang
efektif dibandingkan dengan aspirin. Efek samping seperti gejala
iritasi mukosa lambung dan gangguan saluran cerna sering timbul.
Penggunaan :
Obat-obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri
tanpa memengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak
menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini juga berdaya antipiretis
dan/atau antiradang. Oleh karena itu tidak hanya digunakan
sebagai obat antinyeri, melainkan juga pada demam (infeksi virus/
kuman, selesma, pilek) dan peradangan seperti rematik dan encok.
Efek samping :
Yang paling umum adalah gangguan lambung-usus, kerusakan darah,
kerusakan hati dan ginjal dan juga reaksi alergi kulit. Efek-efek samping
ini terutama terjadi pada penggunaan lama atau dalam dosis tinggi.
Oleh karena itu penggunaan anal-getika secara kontinu tidak dianjurkan.
2.	 Analgetik Narkotik.
Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri  hebat, seperti fraktur dan
kanker.
Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat,
yaitu:
1.	 Obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal; parasetamol, asetosal.
2.	 Obat perifer bersama kodein atau tramadol.
3.	 Obat sentral (Opioid) peroral atau rectal.
4.	 Obat Opioid parenteral.
Penggolongan analgetik narkotik adalah sebagai berikut :
a.       Alkaloid alam                       : morfin,codein
b.      Derivate semi sintesis           : heroin
c.       Derivate sintetik                   : metadon, fentanil
d.      Antagonis morfin                  : nalorfin, nalokson, dan pentazooin.
Secara tersendiri analgesik narkotika akan dibahas sebagai berikut
a.	 Morfin
Indikasi            : analgetik selama dan setelah pembedahan
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
10
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
	 perut akut.
Efek samping   : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ indiksi pada
over dosis.
Dosis : IM, IV :5-15 mg setiap 4 jam, jika perlu (PRN)
b.	 Kodein fosfat
Indikasi           : nyeri ringan sampai sedang
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit
perut akut
Efek samping   : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ indiksi over
dosis
Dosis : IM, IV :15 – 60	 mg setiap 4 jam, jika perlu (PRN)
c.	 Meperidin (Demerol)
Indikasi : nyeri sedang,
Efek samping Dapat menurunkan tekanan darah, pusing. Pada cidera
kepala dapat menimbulkan peningkatan TIK.
Dosis : Oral, IM 50-100 mg setiap 3-4 jam bila perlu.
d.	 Nalorfin, Nalokson
Adalah antagonis morfin, bekerja meniadakan semua khasiat morfin
dan bersifat analgetik. Khusus digunakan pada kasus overdosis atau
intoksikasi obat-obat analgetik narkotik.
4. 	 OBAT PSIKOFARMAKA
Obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan
saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas
mental dan perilaku, dan digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik. 
Psikofarmaka dibagi dalam 3 kelompok :
a. Obat yang menekankan fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat
1) Neuroleptika yaitu obat yang berkerja sebagai anti psikotis dan
sedative yang dikenal dengan Mayor Tranquilizer.
Neuroleptika mempunyai beberapaa khasiat :
-	 Anti psikotika, yaitu dapat meredakan emosi dan agresi,
mengurangi atau menghilangkan halusinasi, mengembalikan
kelakuan abnormal dan schizophrenia.
-	 Sedative yaitu menghilangkan rasa bimbang, takut dan gelisah,
contoh tioridazina.
-	 Anti emetika, yaitu merintangi neorotransmiter ke pusat muntah,
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
11
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
contoh proklorperezin.
-	 Analgetika yaitu menekan ambang rasa nyeri, contoh
haloperidinol.
Efek samping
-	 Gejala ekstrapiramidal yaitu kejang muka, tremor dan kaku
anggota gerak karena disebabkan kekurangan kadar dopamine
dalam otak.
-	 Sedative disebabkan efek anti histamine antara lain
mengantuk,lelah dan pikiran keruh.
-	 Diskenesiatarda, yaitu gerakan tidak sengaja terutama pada otot
muka (bibir, dan rahang )
-	 Hipotensi, disebabkan adanya blockade reseptor alfa adrenergic
dan vasolidasi.
-	 Efek anti kolinergik dengan ciri-ciri mulut kering, obstipasi dan
gangguan penglihatan.
-	 Efek anti serotonin menyebabkan gemuk karena menstimulasi
nafsu makan
-	 Galaktore yaitu meluapnya ASI karena menstimulasi produksi ASI
secara berlebihan.
2) Ataraktika/ anksiolitika yaitu obat yang bekerja sedative, relaksasi
otot dan anti konvulsi yang digunakan pada gangguan akibat gelisah/
cemas, takut, stress dan gangguan tidur, dikenal dengan Minor
Tranquilizer.
Penggolongan obat-obat ataraktika dibagi menjadi 2
yaitu : 1) Derivat Benzodiazepin dan 2) kelompok lain,
contohnya : benzoktamin, hidrosizin dan meprobramat.
2.     Obat yang menstimulasi fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat, dibagi
2:
a.   Anti Depresiva, dibagi menjadi thimoleptika yaitu obat yang dapat
melawan melankolia dan memperbaiki suasana jiwa serta thimeritika
yaitu menghilangkan inaktivitas fisik dan mental tanpa memperbaiki
suasana jiwa. Secara umum anti depresiva dapat memperbaiki suasana
jiwa dan dapat menghilangkan gejala-gejala murum dan putus asa.
Obat ini terutama digunakan pada keadaan depresi, panic dan fobia.
Anti depresiva dibagi dalam 2 golongan :
1)	Anti depresiva generasi pertama, seringkali disebut anti
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
12
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
depresiva trisiklis dengan efek samping gangguan pada system
otonom dan jantung. Contohnya imipramin dan amitriptilin.
2)	Anti deprisiva generasi kedua, tidak menyebabkan efek anti kolinergik
dan gangguan jantung, contohnya meprotilin dan mianserin.
b.    Psikostimulansia yaitu obat yang dapat mempertinggi inisiatif, kewaspadaan
dan prestasi fisik dan mental dimana rasa letih dan kantuk ditangguhkan,
memberikan rasa nyaman dan kadang perasaan tidak nyaman tapi bukan
depresi.
5.     OBAT ANTI KONVULSI
	 Obat yang dapat menghentikan penyakit epilepsi, yaitu suatu penyakit
gangguan syaraf yang ditimbul secara tiba-tiba dan berkala, adakalanya disertai
perubahan-perubahan kesadaran.
Penyebab antiepileptika : pelepasan muatan listrik yang cepat, mendadak dan
berlebihan pada neuron-neuron tertentu dalam otak yang diakibatkan oleh luka
di otak( abses, tumor, anteriosklerosis ), keracunan timah hitam dan pengaruh
obat-obat tertentu yang dapat memprovokasi serangan epilepsi.
Jenis –  Jenis Epilepsi :
1.   Grand mal (tonik-tonik umum )
Timbul serangan-serangan yang dimulai dengan kejang-kejang otot hebat
dengan pergerakan kaki tangan tak sadar yang disertai jeritan, mulut
berbusa,mata membeliak dan disusul dengan pingsan dan sadar kembali.
2.   Petit mal
Serangannya hanya singkat sekali tanpa disertai kejang.
3.   Psikomotor (serangan parsial kompleks)
Kesadaran terganggu hanya sebagian tanoa hilangnya ingatan dengan
memperlihatkan perilaku otomatis seperti gerakan menelan atau berjalan
dalam lingkaran.
Penggunaan obat antikonvulsi
1.      untuk menghindari sel-sel otak
2.      mengurangi beban social dan psikologi pasien maupun keluarganya
3.      profilaksis/pencegahan sehingga jumlah serangan berkurang
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
13
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Penggolongan obat antikonvulsi
1.      Golongan hidantoin, adalah obat utama yang digunakan pada hampir semua
jenis epilepsi. Contoh fenitoin.
2.      Golongan barbiturat, sangat efektif sebagi anti konvulsi, paling sering
digunakan pada serangan grand mal. Contoh fenobarbital dan piramidon.
3.      Golongan karbamazepin, senyawa trisiklis ini berkhasiat antidepresif dan
anti konvulsif.
4.      Golongan benzodiazepine, memiliki khasiat relaksasi otot, hipnotika dan
antikonvulsiv yang termasuk golongan ini adalah desmetildiazepam yang
aktif, klorazepam, klobazepam.
5.      Golongan asam valproat, terutama efektif untuk terapi epilepsy umum tetapi
kurang efektif terhadap serangan psikomotor. Efek anti konvulsi asam valproat
didasarkan meningkatkan kadar asam gama amino butirat acid.
Obat tersebut akan dibahas tersendiri
a.	 Fenitoin
Indikasi            : semua jenis epilepsi, kecuali petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi: gangguan hati, wanita hamil dan menyusui
Efek samping  : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala tremor, insomnia.
Dosis : Oral 100 mg 3kali sehari, IV dosis pembebasan 10-15 mg, infus IV 50
mg/menit maksimal 300 mg sehari
b.	 Penobarbital
Indikasi            : semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi: depresi pernafasan berat, porifiria
Efek samping :mengantuk, depresi mental
Dosis Oral 100-200 mg/hari dalam dosis terbagi. Anak, oral 3-6 mg/kg/hari
dalam dosis terbagi.
c.	 Karbamazepin
Indikasi            : epilepsi semua jenis kecuali petit mal neuralgia trigeminus
Kontra indikasi: gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi sumsum tulang
Efek samping  : mual,muntah,pusing, mengantuk, ataksia,bingung
Dosis oral 200 mg dua kali sehari , dosis ditingkatkan bila perlu.
d.	 Diazepam (Valium)
Indikasi            : status epileptikus, konvulsi akibat keracunan
Kontra indikasi: depresi pernafasan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
14
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Efek samping  : mengantuk, pandangan kabur, bingung, antaksia, amnesia
ketergantungan, kadang nyeri kepala.
Dosis : IV 5-10 mg dengan perlahan-lahan (1-2 menit),bila perlu diulang
setelah 30 menit. Pada anak-anak 2-5 mg. Pada konvulsi karena demam,
anak-2 0,25-0,50 mg/kg berat badan, bayi dan anak dibawah 5 tahun 5 mg ,
setelah 5 tahun 10 mg.
Demikiantadibahasantentangobat-obatyangmempengaruhisyarafpusat,sekarang
akankitalanjutkandenganobat-obatanyangmempengaruhisyarafotonom.Jangan
lupa, untuk memudahkan memahami materi belajar selanjutnya, saya persilahkan
saudara untuk melihat kembali skema susunan syaraf pada halaman sebelumnya.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
15
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
OBAT SYARAF OTONOM
Obat otonom yaitu obat-obat yang bekerja pada susunan syaraf otonom, mulai
dari sel syaraf sampai sel efektor. Obat ini berpengaruh secar spesifik dan bekerja
pada dosis kecil. Efek suatu obat otonom  dapat diperkirakan jika respons berbagai
organ otonom terhadap impuls syaraf otonom diketahui.
1      Cara Kerja Obat Otonom
Obat otonom mempengaruhi transmisi neurohormonal dengan cara
menghambat atau mengintensifkannya. Terdapat beberapa kemungkinan
pengaruh obat pada transmisi system kolinergik dan adrenergic, yaitu:
1.      Menghambat sintesis atau pelepasan transmitor
2.      Menyebabkan penglepasan transmitor.
3.      Berikatan dengan reseptor
4.      Menghambat destruksi transmitor.
2.      Penggolongan Obat Berdasarkan Efek Utamanya
a. Kolinergik atau Parasimpatomimetik
Efek obat golongan ini menyerupai efek yang ditimbulkan oleh aktivitas
susunan saraf parasimpatis.
Ada 2 macam reseptor kolinergik:
-	 Reseptor muskarinik: merangsang otot polos dan memperlambat
denyut jantung
-	 Reseptor nikotinik/ neuromuskular yang mempengaruhi otot rangka
Penggolongan Kolinergik
-	 Ester kolin (asetil kolin, metakolin, karbakol, betanekol)
-	 Anti kolinestrase (eserin, prostigmin, dilsopropil fluorofosfat)
-	 Alkaloid tumbuhan (muskarin, pilokarpin, arekolin)
-	 Obat kolinergik lain (metoklopramid, sisaprid)
Farmakodinamik Kolinergik
-	 Meningkatkan TD
-	 Meningkatkan denyut nadi
-	 Meningkatkan kontraksi saluran kemih
-	 Meningkatkan peristaltik
-	 Konstriksi bronkiolus (kontra indikasi asma bronkiolus)
-	 Konstriksi pupil mata (miosis)
-	 Antikolinesterase: meningkatkan tonus otot
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
16
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Efek Samping
-	 Asma bronkial dan ulcus peptikum (kontraindikasi)
-	 Iskemia jantung, fibrilasi atrium
-	 Toksin; antidotum → atropin dan epineprin
Indikasi
-	 Ester kolin: tidak digunakan pengobatan (efek luas dan
singkat),  meteorismus, (kembung), retensio urine, glaukoma, paralitic
ileus, intoksikasi atropin/ alkaloid beladona, faeokromositoma.
-	 Antikolinesterase: atonia otot polos (pasca bedah, toksik), miotika
(setelah pemberian atropin pd funduskopi), diagnosis dan pengobatan
miastemia gravis (defisiensi kolinergik sinap), penyakit Alzheimer
(defisiensi kolinergik sentral)
-	 Alkaloid Tumbuhan: untuk midriasis (pilokarpin)
-	 Obat Kolinergik Lain: digunakan untuk memperlancar jalanya kontras
radiologik, mencegah dan mengurangi muntah (Metoklopramid)
Intoksikasi
-	 Efek muskarinik: mata hiperemis, miosis kuat, bronkostriksi,
laringospasme, rinitis alergika, salivasi, muntah, diare, keringat berlebih
-	 Efek nikotinik: otot rangka lumpuh
-	 Efek kelainan sentral: ataksia, hilangnya refleks, bingung, sukar bicara,
konvulsi, koma, nafas Cheyne Stokes, lumpuh nafas.
Tabel 3.3 : Jenis Obat Kolinergik
Nama-nama obat
kolinergik
Dosis Pemakaian dan
pertimbangan pemakaian
Bekerja langsung
Betanekol (urecholine) D: PO: 10-50 mg,
b.i.d.-q.i.d
Untuk meningkatkan urin,
dapat merangsang motilitas
lambung
Karbakol (carcholine,
miostat)
0,75-3%, 1 tetes Untuk menurunkan tekanan
intraokuler, miosis
Pilokarpin (pilocar) 0,5-4%, 1 tetes Untuk menurunkan tekanan
intraokuler, miosis
Antikolinestrase reversible
Fisostigmin (eserine) 0,25-0,5%, 1 tetes,
q.d-q.i.d
Untuk menurunkan tekanan
intraokuler, miosis, masa
kerja singkat
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
17
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Neostigmin (prostigmin) D: PO: mula-mula
15 mg, t.i.d
Dosis max:
50 mg, t.i.d
Untuk menambah kekuatan
otot pada miastenia gravis,
masa kerja singkat
Ambenonium (mytelase) D: PO: 60-120 mg,
t.i.d atau q.i.d
Untuk menambah kekuatan
otot, masa kerja sedang
Antikolinestrase irreversible
Demakarium (humorsol) 0,125-0,25%, 1
tetes, q 12-48 jam
Untuk menurunkan tekanan
intraocular pada glaucoma,
miotikum, masa kerja
panjang
Isofluorofat (floropryl) Ointment 0,25%, q
8-72 jam
Untuk mengobati glaucoma.
Kenakan pada sakus
konjungtiva
a.	 Simpatomimetik atau Adrenergic
Yakni obat-obat yang merangsang system syaraf simpatis, karena obat-obat
ini menyerupai neurotransmitter (norepinafrin dan epinephrine). Obat-obat
ini bekerja pada suatu reseptor adrenergic yang terdapat pada sel-sel otot
polos, seperti pada jantung, dinding bronkiolus saluran gastrointestinal,
kandung kemih dan otot siliaris pada mata. Reseptor adrenergic meliputi
alfa1, alfa2, beta1 dan beta2
Kerja obat adrenergic dapat di bagi dalam 7 jenis:
1)	 Perangsang perifer terhadap otot polos pembuluh darah kulit dan
mukosa, dan terhadap kelenjar liur dan keringat.
2)	 Penghambatan perifer terhadap otot polos usus, bronkus, dan
pembuluh darah otot rangka.
3)	 Perangsangan jantung, dengan akibat peningkatan denyut jantung dan
kekuatan kontraksi.
4)	 Perangsangan SSP, misalnya perangsangan pernapasan, peningkatan
kewaspadaan, aktivitas psikomotor dan pengurangan nafsu makan.
5)	 Efek metabolic, misalnya peningkatan glikogenesis di hati dan otot,
lipolisis dn pelepasan asam lemak bebas dari jaringan lemak.
6)	 Efek endokrin, misalnya mempengaruhi efek insulin, rennin dan
hormone hipofisis.
7)	 Efek prasinaptik, dengan akibat hambatan atau peningkatan
penglepasan neurotransmitter NE dan Ach.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
18
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Penggolongan Adrenergik
-	 Katekolamin (Endogen: epineprin, norepineprin dan dopamine;
Sintetik:    isoprotenol hidroklorida dan dobutamine)
-	 Non katekolamin (fenileprin, meteprotenol dan albuterol)
Farmakodinamik Adrenergic
-	 Bersifat inotropik
-	 Bronkodilator
-	 Hipertensi
-	 Tremor dan gelisah
Efek Samping
Efek samping sering kali muncul apabila dosis ditingkatkan atau obat
bekerja non selektif (bekerja pada beberapa reseptor). Efek samping yang
sering timbul pada obat-obat adrenergic adalah, hipertensi, takikardi,
palpitasi, aritmia, tremor, pusing, kesulitan berkemih, mual dan muntah.
Kontra Indikasi
-	 Tidak boleh di gunakan pada ibu hamil
-	 Sesuaikan dosis pada penderita yang mendapat antidepresi trisiklik
-	 Tidak boleh digunakan pada penderita Stenorsis subaorta, anoreksia,
insomnia dan estenia.
-	
Tabel 3.4 : Jenis Obat Adrenergik
Adrenergic Resptor Dosis Pemakaian dalam klinik
E p i n e f r i n
(adrenalin)
Alfa1, beta1,
beta2
Berbeda-beda
D: IV, IM, SK:
0,2-1 ml dari
1:1000
S y o k
nonhipovalemik, henti
jantung, anafilaksis
akut, asma akut.
Efadrin Alfa1, beta1,
beta2
D: PO: 25-50
mg, t.i.d atau
q.i.d
D: SK
Keadaan hipotensi,
b r o n k o s p a s m e ,
kongesti hidung,
hipotensi ortoristik.
N o r e p i n e f r i n
( l a v a r t e r e n o l ,
levophed)
Alfa1, beta1 D: IV: 4 mg,
dekstrose 5%
dalam 250-500
ml
Syok, merupakan
vasokontriktor kuat,
meningkatkan tekanan
darah dan curah
jantung
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
19
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
D o p a m i n e
(intropin)
Beta1 D: IV: mula-
mula 1-5 µg/
k g / m e n i t ,
naikkan secara
bertahap; ≤ 50
µg/kg/menit
Hipotensi (tidak
menurunkan fungsi
ginjal dalam dosis <5
µg/kg/menit)
Fenilefrin (neo-
synephrine)
Alfa1 Larutan
0,123-1%
Kongesti hidung
(dekongestan)
P s e u d o e f e d r i n
(Sudafed, Actifed)
Alfa1, beta1 Obat bebas
(beberapa)
Dekongestan
Fenilpropanolamin
( D i m e t a p p ,
contac, triaminicol,
dexatrim)
Alfa1, beta1 Obat bebas
(beberapa)
Dekongestan
D o b u t a m i n
(dobutrek)
Beta1 D: IV: mula-
mula 2,5-10
µg/kg, dapat
d i n a i k k a n
s e c a r a
bertahap; ≤ 40
µg/kg/menit
Obesitas
I s o p r o t e n o l
(isoprel)
Beta1, beta2 Inhal: 1-2
semprotan, IV:
5-20 µ/menit
Dekompensasi jantung,
payahjantungkongestif
(meningkatkan aliran
darah miokardium dan
curah jantung)
M e t a p r o t e n o l
(alupent, metaprel)
B e t a 1
(beberapa),
beta2
Inhal: 2-3
semprotan ≤ 12
semprotan/hari
D: PO: 10-20
mg, t.i.d atau
q.i.d
Bronkospasme, blok
jantung akut (hanya
dipakai pada bradikardi
yang refrakter terhadap
atropine)
A l b u t e r o l
(proventil)
Beta2 Inhal: 1-2
semprotan, q
4-6 h D: PO: 2-4
mg, t.i.d atau
q.i.d
Bronkospasme
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
20
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Ritodrin (yutopar) B e t a 1
(beberapa),
beta2
D: PO: 10-20
mg, q 4-6 h, ≤
120 mg/hari
IV: 50-300 µ/
menit
Relaksasi usus
b.	 Parasimpatolitik atau Antikolinergik
Obat-obat yang menghambat kerja asetilkolin dengan menempati reseptor-
reseptor asetilkolindisebut dengan antikolinergik atau parasimpatolitik.
Obat ini mempengaruhi organ jantung, saluran pernapasan, saluran
gastrointestinal, kandung kemih, mata dan kelenjar eksokrin dengan
menghambat saraf parasimpatis, sehingga system saraf simpatis
(adrenergic) menjadi dominan.
Penggolongan Obat Antikolinergik
-	 Antikolinergik klasik (alkaloid belladonna, atropine sulfat dan
skopolamin)
-	 Antikolinergik sintetik (Propantelin)
-	 Antikolinergik-antiparkisonisme (triheksifenidil hidroklorida, prosiklidin,
biperiden dan benztropin)
Farmakodinamik Antikolinergik
-	 Menghambat efek muskarinik
-	 Penurunan salivasi dan sekresi lambung (konstipasi)
-	 Mengurangi kontraksi tonus kandung kemih
-	 Dapat bekerja sebagai antidot terhadap toksin
-	 Sebagai obat antispasmodik
-	 Meningkatkan TD
-	 Mengurangi rigriditas dan tremor berhubungan dengan ekstensi
neuromuscular
Efek Samping
-	 Mulut kering
-	 Gangguan penglihatan (terutama penglihatan kabur akibat midriasis)
-	 Konstipasi sekunder
-	 Retensi urine
-	 Takikardia (akibat dosis tinggi)
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
21
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Tabel 3. 5 : Obat-obat Antikolinergik
Nama obat Dosis Pemakaian dan pertimbangan
Atropine D: IM: 0,4 mg
IV: 0,5-2 mg
Pembedahan untuk mengurangi salvias
dan sekresi bronchial. Meningkatkan
denyut jantung dengan dosis ≥ 0,5 mg
Propantelin
(bentyl)
D: PO: 7,5-15 mg,
t.i.d atau q.i.d
Sebagai antispasmodic untuk tukak peptic
dan irritable bowel syndrome
Skopolamin
(hyoscine)
D: PO: 0,5-1 mg,
t.i.d atau q.i.d;
IM: 0,3-0,6 mg
Obat preanestesi, irritable bowel
syndrome dan mabuk perjalanan.
Isopropamid
(darbid)
D: PO: 5 mg, b.i.d Tukak peptic dan irritable bowel syndrome
Hematropin
( i s o p t o
hematropin)
Larutan 2-5%, 1-2
tetes
Midriasis dan siklopegia (paralisis otot
siliaris sehingga akomodasi hilang) untuk
pemeriksaan mata
Siklopentolat
(cyclogyl)
Larutan 0,5-2%,
1-2 tetes
Midriasisdansiklopegiauntukpemeriksaan
mata
Benztropin
(cogentin)
D; PO: 0.5-6 mg/
hari dalam dosis
terbagi
Penyakit parkison. Untuk mengobati efek
samping fenotiazin dan agen antipsikotik
lainnya
B i p e r i d e n
(akineton)
D: PO: 2 mg, b.i.d -
q.i.d
Penyakit parkison. Untuk mengobati efek
samping fenotiazin dan agen antipsikotik
lainnya
Trihesifinidil
(artane)
D: PO: 1 mg/hari,
dapat dinaikkan
sampai 5-15 mg/
hari dalam dosis
terbagi
Penyakit parkison. Untuk mengobati efek
samping fenotiazin dan agen antipsikotik
lainnya
c.	 Simpatolitik atau Antiadrenergik
Obat-obat antiadrenergik umumnya mengahambat efek neurotransmitter
adrenergic dengan menempati reseptor alfa dan beta baik secara langsung
maupun tidak langsung. Berdasar tempat kerjanya, golongan obat ini dibagi
atas antagonis adrenoreseptor (adrenoreseptor bloker) dan penghambat
saraf adrenergic.
Antagonis reseptor atau adrenoreseptor blocker ialah obat yang menduduki
adrenoreseptor sehingga menghalanginya untuk berinteraksi dengan obat
adrenergic, dengan demikian menghalangi kerja obat adrenergic pada
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
22
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
sel efektornya. Untuk masing-masing adrenoreseptor α dan β memiliki
penghambat yang efektif yakni α-blocker dan β-blocker.
Penghambat saraf adrenergic adalah obat yang mengurangi respon sel
efektor terhadap perangsangan saraf adrenergic, tetapi tidak terhadap
obat adrenergic eksogen.
1.      α - Blocker
Penggolongan dan Indikasi Obat α - Blocker
a.    α – Blocker Nonselektif:
-	 Derivat haloalkilamin (dibenamin dan fenoksibenzamin) :
untuk pengobatan feokromositoma, pengobatan simtomatik
hipertofi prostat benigna dan untuk persiapan operasi,
-	 Derivat imidazolin (fentolamin dan telazolin) : mengatasi
hipertensi, pseudo-obstruksi usus dan impotensi.
-	 Alkaloid ergot (ergonovin, ergotamine dan ergotoksin) :
meningkatkan tekanan darah, untuk stimulasi kontraksi
uterus setelah partus, mengurangi nyeri migren dan untuk
pengobatan demensia senelis.
b.   α1
 – Blocker Selektif:
Derivat kuinazolin (prazosin, terazosin, doksazosin, trimazosin
danbunazosin) : untuk pengobatan hipertensi, gagal jantung
kongesif, penyakit vaskuler perifer, penyakit raynaud dan
hipertofi prostat benigna (BPH)
c.    α2
 – Blocker Selektif : (Yohimbin) untuk pengobatan impotensi,
meningkatkan TD,
Farmakodinamik
-	 Menimbulkan vasodilatasi dan venodilatasi
-	 Menghambat reseptor serotonin
-	 Merangsang sekresi asam lambung, saliva, air mata dan
keringat
-	 Kontriksi pupil
Efek Samping
-	 Hipotensi postural
-	 Iskemia miokard dan infark miokard
-	 Takikardi dan aritmia
-	 Hambatan ejakulasi dan espermia yang reversible
-	 Kongesti nasal
-	 Pusing, sakit kepala, ngantuk, palpasi edema perifer dan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
23
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
nausea.
-	 Tekanan darah menurun
2.      β - Blocker
Jenisnya adalah propanolol yang menjadi prototype golongan
obat ini. Sehingga sampai sekarang semua β-blocker baru selalu
dibandingkan dengan propanolol.
Farmakodinamik
-	 Mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas miokard
-	 Menurunkan TD dan resistensi perifer
-	 Sebagai antiaritmia
-	 Bronkokontriksi
-	 Mengurangi efek glikemia
-	 Peningkatan asam lemak dalam darah
-	 Menghambat tremor dan sekresi renin
Efek Samping
-	 Gagal jantung dan Bradiaritmia
-	 Bronkospasme
-	 Gangguan sirkulasi perifer
-	 Gejala putus obat (serangan angina, infark miokard, aritmia
ventrikuler bahkan kematian)
-	 Hipoglikemia dan hipotensi
-	 Efek sentral (rasa lelah, gangguan tidur dan depresi)
-	 Gangguan saluran cerna (nausea, muntah, diare atau konstipasi)
-	 Gangguan fungsi libido ( penurunan libido dan impotensi)
-	 Alopesia, retensi urine, miopati dan atropati
Indikasi
Pada umumnya obat-obat antiadrenergik di gunakan untuk
pengobatan Angina pectoris, Aritmia, Hipertensi, Infark
miokard, Kardiomiopati obstruktif hipertrofik, Feokromositoma,
Tirotoksokosis, Glaucoma, tremor esensial dan Ansietas
Kontraindikasi
-	 Hati-hati penggunaan β-blocker pada penderita  dengan
pembesaran jantung dan gagal jantung
-	 Hati-hati penggunaan pada penderita asma, syok kardiogenik,
penyakit hati dan ginjal.
-	 Tidak boleh digunakan pada penyakit vascular perifer dan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
24
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
penyakit paru obstruktif menahun (PPOM)
3.      Penghambat Saraf Adrenergik
Penghambat saraf adrenergic mengambat aktivitas saraf adrenergic
berdasarkan gangguan sintesis atau penyimpanan dan penglepasan
neurotransmitor di ujung saraf adrenergic.
Penggolongan dan Indikasi Obat Penghambat Saraf Adrenergik
a.	 Guanetidin dan Guanadrel (ismelin dan hylorel) : sebagai
antihipertensi
b.	 Reserpin : sebagai antihipertensi (lebih efektif bila dikombinasikan
dengan obat diuretic)
c.	 Metirosin : menghambat enzim tirosin hidroksilase, sebagai
adjuvant dari fenoksibenzamin pada pengobatan feokrositoma
maligna.
Farmakodinamik
-	 Menyebabkan respon trifasik terhadap TD
-	 Menyebabkan vasodilatasi, venodilatasi dan penurunan curah
jantung.
-	 Retensi air dan garam
-	 Meningkatkan motilitas saluran cerna
Efek Samping
-	 Hipotensi ortostatik dan hipotensi postural
-	 Diare
-	 Hambatan ejakulasi
-	 Retensi urine
-	 Sedasi, ansietas dan tidak mampu berkonsentrasi
-	 Depresi psikotik atau gangguan psikis lainnya
-	 Hidung tersumbat
-	 Odema
Kontraindikasi
-	 Tidak boleh diberikan pada penderita dengan riwayat depresi.
-	 Tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan alcohol.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
25
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Tabel 3.6 : Jenis Obat Antiadrenergik
Antiadrenergik Reseptor Dosis Pemakaian dalam klinis
T o l a z o l i n
(proscoline)
alfa D:IM: IV: 25mg,
q.i.d. bayi baru
lahir: IV: 1-2mg/
kg selama 10
menit
Gangguan pembuluh
darah tepi (raynaud),
hipertensi
F e n t o l a m i n
(regitine)
alfa D: IM: IV: 5 mg      
A: IM: IV: 1 mg
Gangguan pembuluh
darah perifer, hipertensi.
Prazosin (minipress) alfa D: PO: 1-5 mg,
t.i.d; ≤ 20 mg/
hari
Hipertensi
Propanolol (inderal) B e t a 1 ,
beta2
D: PO: 10-20
mg, t.i.d atau
q.i.d; dosis dapat
disesuaikan
IV: 1-3 mg, dapat
diulang bila
perlu
Hipertensi, aritmia,
angina pectoris, pasca
infark miokardium
Nadolol (corgard) B e t a 1 ,
beta2
D: PO:40-80 mg/
hari, ≤ 240 mg/
hari
Hipertensi, angina
pektoris
Timolol (blocarden) B e t a 1 ,
beta2
D: PO:10-20 mg,
b.i.d ≤60 mg/
hari
Hipertensi pasca infark
miokardium
M e e t o p r o l o l
(lopressor)
Beta1 D: PO: 100-450
mg, q.i.d; q rata-
rata 50 mg b.i.d
Hipertensi, angina, pasca
infark miokardium
Atenolol (temormin) Beta1 D: PO:50-100
mg/hari
Hipertensi, angina
A s e b u t o l o l
(spectral)
Beta1 D: PO: 200 mg,
b.i.d
Hipertensi, aritmia
ventrikel
4. Obat Ganglion
Reseptornya dikenal sebagai reseptor nikotinik yang sensitive terhadap
peghambatan oleh heksametonium. Atas dasar fakta yang ditemukan diduga
bahwa Ach yang dilepaskan saraf preganglion berinteraksi dengan suatu neuron
perantara yang di lepaskan katekolamin.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
26
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Zat yang menstimulasi kolinoreseptor di ganglion otonom dapat dibagi
2 golongan. Golongan yang pertama terdiri dari nikotin dan lobelin. Golongan
kedua adalah muskarin, metakolin dan sebagian antikolinestrase. Sedangkan zat
penghambat ganglion juga ada 2 golongan,yaitu golongan yang merangsang
lalu menghambat seperti nikotin dan yang langsung mengambat contohnya
heksametonium dan trimetafan.
1.      Obat Yang Merangsang Ganglion.
Nikotin penting bukan karena kegunaannya dalam terapi tapi tempat
kerjanya di ganglion yang dapat menimbulkan ketergantungan dan bersifat
toksik.
Farmakodinamik
-	 Takikardi
-	 Merangsang efek bifasik pada medulla adrenalin
-	 Merangsang efek sentral pada SSP
-	 Vasokontriksi
-	 Tonus usus dan peristaltic meningkat
-	 Perangsangan sekresi air dan secret bronkus
Efek Samping
-	 Muntah dan Salivasi
-	 Hipertensi
-	 Efek sentral (Tremor dan insomnia)
-	 Efek nikotinik (kelumpuhan atau lemah pada otot rangka)
Intoksikasi
Intoksikasi akut: mual, slivasi, kolik usus, muntah, diare, keringat dingin,
sakit kepala, pusing, pendengaran dan penglihatan terganggu, otot-otot
menjadi lemah, frekuensi napas meninggi, TD naik. Pengobatan: larutan kalium
permanganate 1:10.000
Intoksikasi kronik: kejadian ini biasanya terjadi pada perokok berat antara
lain faringitis, sindrom pernapasann perokok, ekstrasistol, takikardi atrium
paroksismal, nyeri jantung, penyakit buerger, tremor dan insomnia.
2.      Obat Penghambat Ganglion
Dalam golongan ini termasuk heksametonium (C6), pentolinium (C5),
tetraetiamonium (TEA), klorisondamin, mekamilamin, trimetafan.
Farmakodinamik
-	 Vasodilatasi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
27
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
-	 Pengurangan alir balik vena
-	 Temperature kulit meningkat
-	 Penurunan laju filtrasi glomerulus
-	 Sekresi lambung, air liur dan pancreas berkurang
-	 Kelenjar keringat dihambat.
Efek Samping
-	 Midriasis
-	 Hipotensi ortostatik
-	 Sembelit dengan kemungkinan ileus peeristaltik dan retensi urin
-	 Mulut kering
-	 Impotensi
-	 Konstipasi
-	 Obstipasi diseling dengan diare, mual, anoreksia dan sinkop.
Kontraindikasi
-	 Gunakan dengan hati-hati pada pasien alergi
-	 Jangan di gunakan pada penderita insufisiensi koroner dan ginjal.
Demikianlah tadi obat yang bekerja pada syaraf otonom. Sudah dapat
membedakan diantara keduanya? Bila belum, jangan bosan untuk mempelajarinya.
Nah, sekarang kita akan lanjutkan dengan bahasan tentang antibiotika. Selamat
belajar !
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
28
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
ANTIMIKROBA DAN ANTIBIOTIKA
1.	 Pengertian
Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi,
yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain.
Antibiotika ( latin : anti = lawan, bios = hidup ) adalah zat-zat kimia yang
dihasilkan mikro organisme hidup tertuam fungi dan bakteri ranah. Yang
memiliki kahsiat mematikan atau mengahambat pertumbuahn banyak bakteri
dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil.
2.	 Pembuatan Antibiotika
Pembuatan antibiotika lazimnya dilakukan dengan jalan mikrobiologi
dimana mikro organisme dibiak dalam tangki-tangki besar dengan zat-zat
gizi khusus. Kedalam cairan pembiakan disalurkan oksigen atau udara steril
guna mempercepat pertumbuhan jamur sehingga produksi antibiotiknya
dipertinggi setelah diisolasi dari cairan kultur, antibiotika dimurnikan dan
ditetapkan aktifitasnya beberapa antibiotika tidak dibuat lagi dengan
jalan biosintesis ini, melakukan secara kimiawi, antara lain kloramfenikol
Aktivitas Umumnya dinyatakan dalam suatu berat (mg),kecuali zat yang
belum sempurna pemurniannya dan terdiri dari campuran beberapa zat misalnya
polimiksinBbasitrasin,ataukarenabelumdiketahuistrukturkimianya,seperti,nistatin.
3.	 Mekanisme Kerja dan Reaksi Merugikan
Beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan
sefalosforin) atau membran sel (kleompok polimiksin), tetapi mekanisma kerja
yang terpenting adalah perintangan selektif metabolisme protein bakteri sehingga
sintesis protein bakteri, sehingga sintesis protein dapat terhambat dan kuman
musnah atau tidak berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan tetrasiklin.
Reaksi merugikan yang bisa terjadi adalah alergi, baik ringan maupun
berat. Selanjutnya adalah Suprainfeksi atau infeksi sekunder yang terjadi
jika flora normal terganggu selama terapi antimikroba. Reaksi merugikan
yang ketiga adalah toksisitas organ seperi hati dan ginjal. Contonya
ototoksik dan nefrotoksik sebagai akibat pemakaian aminoglikosida.
4.	 Golongan Obat Antibiotika
Berdasarkan luas aktivitasnya, antibiotika dibedakan menjadi antibiotika aktivitas
sempit ( narrow spectrum) dan aktivitas luas (broad spectrum). Termasuk narrow
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
29
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
spectrumadalahobatyanghanyaaktifterhadapbeberapajeniskumansaja,misalnya
peniccillin G dan peniccillin V, erytromicin , Klindamicin, Kanamicin dan asam
fusidat bekerja terhadap bakteri gram positif. Sedangkan streptomicin, gentamicin,
polimiksin-B dan asam nalidiksat khusus aktif terhadap kuman gram negatif.
Antibiotik broad-spectrum bekerja terhadap bakteri gram
positif maupun gram negatif, antara lain sulfonamida, ampicillin,
sefalosporin, kloramfenikol , tetrasiklin dan rifampisin.
1.      Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari
bermacam-macam jemis yang dihasilkan (hanya berbeda mengenai gugusan
samping R ) benzilpenisilin ternyata paling aktif. Sefalosforin diperoleh dari
jamur cephalorium acremonium, berasl dari sicilia (1943) penisilin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesi dinding sel.
Pensilin terdiri dari :
a.       Benzil Penisilin Dan Fenoksimetil Penisilin
1)      Benzil Penisilin (Penicillin )
Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis,
salmonelosis invasive, gonore.
Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem,
leukopenia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
Dosis infeksi Oral :200.000-500.000 U/setiap 6 jam, IM 500.000-5 juta U/hari
dalam dosis terbagi. Anak : 25.000-90.000 U/hari Dalam dosis terbagi.
2)      Fenoksimetilpenisilin
Indikasi : tonsillitis, otitis media, erysipelas, demam rematik, prpopiliaksis infeksi
pneumokokus.
Dosis Oral 3-4 dd 250-500 mg 1 jam ac atau 2 jam pc.
b.      Pensilin Tahan Penisilinase
1)      Kloksasilin
Indikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase.
Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada
glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.
Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi
penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami
infeksi.
Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
30
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi,
angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
Dosis Oral 4 d.d 500 mg ac, IM 4-6 kali sehari 250-1000 mg (garam Na).
2)      Flukoksasilin
Indikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase.
Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous
pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.
Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh.
Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik
kecuali jika selaput otak mengalami infeksi.
Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi,
angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
Dosis Oral 3-4 dd 500-1.000 mg ac.
c.       Pensilin Spectrum Luas
1)      Ampisilin
Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis,
salmonelosis invasive, gonore.
Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada
glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.
Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh.
Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak
mengalami infeksi.
Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi,
angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
Dosis Oral 250-500 mg setiap 6 jam. IM/IV : 2-8 g/hari. Anak , oral 50-100
mg/kg/hari Dalam dosis terbagi. IM/IV 50-200 mg/kg/hari Dalam dosis
terbagi.
2)      Amoksisilin
Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis,
salmonelosis invasive, gonore.
Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada
glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.
Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh.
Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak
mengalami infeksi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
31
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi,
angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
Dosis : Oral 250-500 mg setiap 8 jam, Anak, Oral 20-40 mg/kg/hari Dalam
dosis terbagi 3.
d.      Penisilin Anti Pseudomona
	 1)      Tikarsilin
Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas dan proteus. Dapat
diberikan dalam kombinasi dengan aminoglikosida untuk mendapatkan
efek sinergistik.
Dosis IM 1 g setiap 6 jam; IV :1-3 g setiap 4-6 jam atau 150-300/kg/hari
Dalam dosis terbagi.
	 2)      Piperasilin
	 Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas aerugenosa.
	 Dosis : IM,IV 2-4 g setiap 4-6 jam atau 100-300 /kg/hr Dalam dosis terbagi
tidak melebih 24 g/hari. Anak: IM,IV : 50-100 /kg/hr dalam dosis
terbagi 4.
2.      Sefalosforin
Sefalosforin merupakan antibiotic betalaktam yang bekerja dengan cara
menghambat sintesis dinding mikroba. Farmakologi sefalosforin mirip dengan
penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan dapat di hambat probenisid.
          Sefalosforin terbagi atas :
a.       Sefadroksil
Indikasi : infeksi baktri gram (+) dan (-)
Interaksi : sefalosforin aktif terhadap kuman garm (+) dan (-) tetapi
spectrum anti mikroba masing-masng derrivat bervariasi.
efek samping : diare dan colitis yang disebabkan oleh antibiotic (
penggunaan dosis tinggi) mual dan mumtah rasa tidak enak pada saluran
cerna sakit kepala.
Kontra indikasi : hipersensitivitas terahadap sefalosforin, porfiria
Dosis : Oral 500-2 g/hari dalam dosis terbagi 1-2. Anak 30 mg/kg/hari
dalam dosis terbagi 2.
b.    Sefotakzim
Indikasi : profilaksis pada pembedahan, epiglotitis karena hemofilus,
meningitis.
Dosis : IM,IV 1-2 g setiap 6-8 jam, Anak : IM,IV : 50-180 mg/kg setiap 4-8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
32
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
jam.
d.    Sefuroksim
Indikasi : profilaksis tindakan bedah,lebih aktif terhadap H. influenzae dan N
gonorrhoeae.
Dosis : Oral 250-500 mg setiap 12 jam. IM,IV 750-1,5 g setiap 8 jam. Anak,
Oral 250-500 mg setiap 12 jam. IM,IV 50-100 mg/kg/hari dalam dosis
terbagi.
e.    Sefamandol
Indikasi: profilaksis pada Tindakan 1 pembedahan.
f.     Sefpodoksim
Indikasi: infeksi saluran napas tetapi. Penggunaan ada faringitis dan
tonsillitis, hanya yang kambuhan, infeksi kronis atau resisten terhadap
antbiotika lain.
Dosis : 500 mg- 1 g setiap 4-8 jam. IM,IV 50-100 mg/kg/hr dalam dosis
terbagi.
3.      Tetrasiklin
Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spectrum luas. Penggunaannya
semakin lama semakin berkurang karena masalah resistansi.
Tetrasiklin terbagi atas :
a.   Tetrasiklin.
Indikasi: eksaserbasi bronkitri kronis, klamidia, mikoplasma, dan riketsia, efusi
pleura karena keganasan atau sirosis, akne vulganis.
Peringatan: gangguan fungsi hati (hindari pemberian secara i.v), gangguan
fungsi ginjal, kadang-kadang menimbulkan fotosintesis.
Efek samping: mual, muntah, diare, eritema.
Dosis : Oral 250-500 mg setiap 6 jam atau 1-2 g dalam dosis terbagi 2-4. IV:
250-500 mg/hari atau 1-2 g dalam dosis terbagi 2. Anak> 8 tahun Oral, 25-
50 mg/kg/hari u 1-2 g dalam dosis terbagi 4. IV :10-20 mg/kg/hari u 1-2 g
dalam dosis terbagi 2.
b.   Demeklosiklin Hidroklorida
Indikasi: tetrasiklin.
Perhatikan anak Fotositivtas lebih sering terjadi pernah dilaporkan
terjadinya diabeters indipidus nefrogenik.
Dosis : Oral 150 mg setiap 6 jam atau 300 m setiap 12 jam. Anak > 8 tahun :
Oral, 6-12 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 2-4.
c.   Doksisiklin
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
33
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
	 Indikasi: tetrasiklin.bruselosis (kombniasi dengan tetrasiklin), sinusitis kronis ,
penyakit radang perlvis (bersama metronidazo)
	 d.   Oksitetrasiklin
Indikasi ; peringatan; kontaindikasi; efek samping; lihat tetrasilin; hindari
pada porfiria.
	 Dosis: 250-500 mg tiap 6 jam
	 Oxytetracycline ( generic ) cairan Inj. 50 mg/ vial (K)
	 Teramycin (Pfizer Indonesia) cairan inj. 50 mg/ vial. Kapsul 250 mg (K).
4.      Aminoglikosida
	 Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram posistif
dan gram negative. Aminasin, gentamisin dan tobramisin d juga aktif terhadap
pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif teradap mycobacterium
tuberculosisdanpenggunaannyasekaranghamperterbatasuntuktuberkalosa.
	 a.   Amikasin
	 Indikasi : infeksi generatif yang resisten terhadap gentamisin.
	 Dosis : Anak dan Dewasa : IM,IV : 15 m/kg/hari dalam dosis terbagi 2-3 tidak
melebihi 1,5 g
	 BBL, IV : 7,5 mg/kg/hari setiap 12 jam.
	 b.      Gentamisin
	 Indikasi : septicemia dan sepsis pada neonatus, meningitis dan
infeksi SSP lainnya. Infeksi bilier, pielonefritis dan prostates akut,
endokarditis karena Str viridans. Atau str farcalis (bersama penisilin,
pneumonia nosokomial, terapi tambahan pad meningitis karena listeria.
Peringatan : gangguan funsi ginjal, bayi dan usia lanjut ( (sesuaikan
dosis, awasi fungsi ginjal, pendengaran dan vestibuler dan
periksa kadar plasma), hindari penggunaan jangka panjang.
	 Kontraindikasi: kehamilan, miastenia gravis.
	 Efek samping : gangguna vestibuler dan pendengaran, netrotoksista,
hipomagnesemia pada pemberian jangka panjang colitis karena antibiotic.
Dosis:injeksiintramuskuler,intravenalambatatauinfuse,2-5mg/kg/hari(dalam
dosis terbagai tiap 8 jam) lihat juga keterangan diatas sesuaikan dosis terbagi
tiap 8 jam ) lihat juga keterangan fungsi ginjal dan ukur kadar dalam plasma.
	 c.     Netilmisin
	 Indikasi: infeksi berat kuman gram negative yang resisten terhadap gentainisin.
	 Dewasa : IM,IV : 3-6 mg/kg/hari dalam dosis terbagi. Anak:IM, IV : 1-2,5
mg/kg/hari dalam dosis terbagi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
34
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
5.      Kloramfenikol
	 Kloramfenikol merupakan antibiotic dengan spectrum luas, namun bersifat
toksik.Obatiniseyogyanyadicadangkanuntukinfeksiberatakibathaemophilus
influenzae,demantifoid,meningitisdanabsesotak,bakteremiadaninfeksiberat
lainnya. Karena toksisitasnya, obat ini tidak cocok untuk penggunaan sistemik.
	 Kontraindikasi: wanita hamil, penyusui dan pasien porfiria
Efeks samping : kelainan darah yang reversible dan irevesibel
seperti anemia anemia aplastik ( dapat berlanjut mejadi
leukemia), neuritis perifer, neuritis optic, eritem multiforme, mual,
muntah, diare, stomatitis, glositits, hemoglobinuria nocturnal.
	 Dosis pada typus, untuk permulaan 1-2 g kemudian 4 kali 500-750 mg.
Neonatus maksimal 25 mg/kg/hari dalam 4 dosis. Anak diatas 2 mgg : 25-
50 mg/kg/hari terbagi dalam 2-3 dosis. Infeksi parah IV 4 kali 500-1500 mg.
6.      Makrolid
	Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hamper sama
dengan penisilin, sehingga obat ini digunakan sebagai alternative
penisilin. Indikasi eritremisin mencakup indikasi saluran napas,
pertusis, penyakit gionnaire dan enteritis karena kampilo bakteri.
	 a.       Eritromisin
	 Indikasi: sebagai alternative untuk pasien yang alergi penisilin untuk
pengobatan enteritis kampilobakter, pneumonia, penyakit legionaire, sifilis,
uretritis non gonokokus, protatitis kronik, akne vulgaris, dan rpofilaksis difetri
dan pertusis. Dosis Oral 250-500 mg setia 6 jam. Anak , oral 30-50 m/kg/hari
dalam dosis terbagi (setiap 6 jam)
	 b.      Azitromisin
Indikasi: infeksi saluran napas, otitis media, infeksi klamida daerah genital
tanpa kompliasi.
	 Dosis : 1 dd 500 mg 1 jam ac atau 2 jam pc selama 3 hari.
7.      Polipeptida
	 Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (= kolistin), basi-trasin
dan gramisidin, dan berciri struktur polipeptida siklis dengan gugusan-
gugusan amino bebas. Berlainan dengan antibiotika lainnya yang
semuanya diperoleh dari jamur, antibiotika ini dihasilkan oleh beberapa
bakteri tanah. Polimiksin hanya aktif terhadap basil Gram-negatif termasuk
Pseudomonas, basitrasin dan gramisidin terhadap kuman Gram-positif.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
35
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
	 Khasiatnya berupa bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya
(surface-active agent) dan kemampuannya untuk melekatkan diri
pada membran sel bakteri, sehingga permeabilitas sel diperbesar
dan akhirnya sel meletus. Kerjanya tidak tergantung pada keadaan
membelah tidaknya bakteri, maka dapat dikombinasi dengan
antibiotika bakteriostatik seperti kloramfenikol dan tetrasiklin.
Resorpsinya dari usus praktis nihil, maka hanya digunakan secara
parenteral, atau oral untuk bekerja di dalam usus. Distribusi
obat setelah” injeksi tidak merata, ekskresinya lewat ginjal.
	 Antibiotika ini sangat toksis bagi ginjal, polimiksin juga untuk organ pendengar.
MakapenggunaannyapadainfeksidenganPseu¬domonaskinisangatberkurang
dengan munculnya antibiotika yang lebih aman (gentamisin dan karbenisilin).
8.      Golongan Antimikobakterium
	 Golongan antibiotika dan kemoterapetka ini aktif te rhadap kuman
mikobakterium. Termasuk di sini adalah obat-obat anti TBC dan lepra,
misalnya rifampisin, streptomisin, INH, dapson, etambutol dan lain-lain.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
36
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
1.	Obat Sistem Saraf Pusat adalah obat yang bekerja terhadap SSP
dapat dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu: perangsang
sistem saraf pusat, seperti amfetamin; Penekan sistem saraf pusat
seperti sedatf hipnotik dan anestesi; Analgesik-Antipiretik , termasuk
Analgesik Narkotik dan Nonnarkotika; Anti konvulsi dan Psikofarmaka.
2.	Obat otonom mempengaruhi transmisi neurohormonal dengan cara
menghambat atau mengintensifkannya. Terdapat beberapa kemungkinan
pengaruh obat pada transmisi system kolinergik dan adrenergic, yaitu:
a.	 Menghambat sintesis atau pelepasan transmitor
b.	 Menyebabkan penglepasan transmitor.
c.	 Berikatan dengan reseptor
d.	 Menghambat destruksi transmitor.
3.	 Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang
dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
37
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Tes Formatif
I. Petunjuk: jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang
paling benar
1.	 Yang termasuk analgesik narkotika adalah ...
a.	 Meperidin
b.	 Asetosal
c.	 Antalgin
d.	 Asam mefenamat
e.	 Nalorfin
2.	 Pemantauan efek samping penggunaan obat hipnotik adalah ...
a.	 Bradikardia
b.	 Efek hang-over
c.	 Hipotensi
d.	 Diare
e.	 Inkontinensia urine
3.	 Bukan merupakan Indikasi diazepam adalah ....
a.	 hipnotika dan sedative
b.	 anti konvulsi
c.	 Premedikasi operasi
d.	 relaksasi otot
e.	 anti ansietas
4.	 Efek samping yang perlu dipantau oleh perawat dalam pemberian
analgesik – antipiretik : asetosal adalah...
a.	 Mengantuk atau Menidurkan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
38
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
b.	 iritasi lambung  dan saluran cerna
c.	 berdebar dan takhikardi
d.	 perdarahan dibawah kulit
e.	 fotosensitive
5.	 Obat antikonvulsi yang bisa digunakan pada semua jenis epilepsi adalah
a.	 Phenobarbital
b.	 Klorazepam
c.	 Klobazepam
d.	 Fenitoin
e.	 Piramidon
6.	 Farmakodinamik kolinergik adalah ....
a.	 Menurunkan Tekanan Darah
b.	 Menurunkan denyut nadi
c.	 Menurunkan kontraksi saluran kemih
d.	 Menurunkan peristaltik
e.	 Konstriksi bronkiolus
7.	 Intervensi keperawatan pada penggunaan simpatomimetik berupa
pemantauan terhadap ....
a.	 Hidung tersembat
b.	 bradikardi
c.	 hipotensi
d.	 peningkatan kadar gula darah
e.	 peningkatan peristaltik usus
8.	 Reaksi merugikan yang merugikan akibat penggunaan antibiotika yang
harus dipantau perawat adalah ....
a.	 Suprainfeksi, toksisitas dan alergi
b.	 Alergi, resistensi dan adiksi
c.	 toksisitas , infeksi dan alergi
d.	 fotosensitif, toleransi dan alergi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
39
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
e.	 resistensi, adiksi dan suprainfeksi
9.	 Termasuk Antibiotik broad-spectrum ( spektrum luas ) adalah ....
a.	 peniccillin V
b.	 erytromicin
c.	 Klindamicin
d.	 kloramfenikol
e.	 Kanamicin.
10.	Kontra indikasi gentamicin adalah ....
a.	 Neonatus
b.	 Wanita hamil
c.	 Infeksi bilier
d.	 pielonefritis dan prostates akut
e.	 endokarditis
Sudahkah anda menyelesaikan pertanyaan di atas? Untuk mengetahui ketepatan
jawaban anda, jika anda telah mengerjakan soal tersebut, silahkan cocokkan
dengan kunci jawaban yang ada di akhir modul.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
40
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Umpan Balik
	 Mintalah nilai pada Tutor Anda kemudian diskusikan hal-hal yang belum
Anda kuasai bersamanya. Jawaban Anda akan dinilai berdasarkan jumlah benar
kata kunci dari pemecahan masalah kasus di atas. Kemudian gunakan rumus di
bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan
belajar 2.
Rumus :
				 Jumlah nilai setiap soal tugas x 10
Tingkat Penguasaan = -------------------------------------------
				 Jumlah seluruh kata kunci
Arti tingkatan penguasaan yang Anda capai :
90% - 100%	 = baik sekali
80% - 89%	 = baik
70% - 79%	 = sedang
< 69%	 = kurang
	 Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat
meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya. Tetapi bilai nilai Anda masih di bawah
80%, maka Anda harus mengulang kegiatan sub modul pokok ini terutama bagian
yang belum dikuasai.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
41
Pendahuluan Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Tugas Mandiri
1.	 Bacalah buku “Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan “
karangan Lee, Joyce L. dan Hayes, Evelyn R , hal 571 tentang Agen-
agen Endokrina atau buku “Obat-Obat Penting” karangan Drs Tan
Hoan Tjai dan Dr s Kirana hal 627 tentang Hormon –hormon.
2.	 Diskusikan materi tersebut dengan teman-teman
3.	 Buatlah resume tentang : Jenis Obat, dosis, indikasi, kontra indikasi,
efek samping dan implikasi dalam keperawatan.
4.	 Konsultasikan dengan tutor anda untuk mendapat tanggapan.

More Related Content

What's hot

Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakitManajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
Putri Shyafira El-Maryam
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Interaksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptorInteraksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptor
fatmanurhaliza24
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Surya Amal
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
Ilma Nurhidayati
 
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
Dokter Tekno
 
Pengenalan resep
Pengenalan resepPengenalan resep
Pengenalan resep
Tazkiyatan Isria
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
university muhammadiyah of purwokwerto
 
(3) obat obat kolinergik
(3) obat obat kolinergik(3) obat obat kolinergik
(3) obat obat kolinergik
N. Hikmah Alinda
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
Dokter Tekno
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
Surya Amal
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
Surya Amal
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
marwahhh
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
CTie Lupy
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
'ekka' Siie Ceweggh Cancerr
 

What's hot (20)

Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakitManajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
Interaksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptorInteraksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptor
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
 
Pengenalan resep
Pengenalan resepPengenalan resep
Pengenalan resep
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
(3) obat obat kolinergik
(3) obat obat kolinergik(3) obat obat kolinergik
(3) obat obat kolinergik
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 

Viewers also liked

Farmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem SarafFarmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem Saraf
Dedi Kun
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatbarkah1933
 
Obat Syaraf Pusat, Syaraf Otonom, dan Antibiotik
Obat Syaraf Pusat, Syaraf Otonom, dan AntibiotikObat Syaraf Pusat, Syaraf Otonom, dan Antibiotik
Obat Syaraf Pusat, Syaraf Otonom, dan Antibiotik
pjj_kemenkes
 
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Jonathan London
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
pjj_kemenkes
 
Obat susunan saraf
Obat susunan sarafObat susunan saraf
Obat susunan saraf
Kampus-Sakinah
 
(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik
N. Hikmah Alinda
 
Anatomi dan fisiologi sistem persarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persarafanAnatomi dan fisiologi sistem persarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persarafanFedi Nurrizall
 
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
gex'z windha suardika
 
Farmakologi toksikologi edisi 3
Farmakologi toksikologi edisi 3Farmakologi toksikologi edisi 3
Farmakologi toksikologi edisi 3
Sainal Edi Kamal
 
Efek samping obat
Efek samping obat Efek samping obat
Efek samping obat
Dedi Kun
 
Makalah farmakologi- digoksin- analistiana farmasi -2014
Makalah farmakologi-  digoksin- analistiana farmasi -2014Makalah farmakologi-  digoksin- analistiana farmasi -2014
Makalah farmakologi- digoksin- analistiana farmasi -2014
Anna Lisstya
 
Adm kemo print hsd
Adm kemo print hsdAdm kemo print hsd
Adm kemo print hsd
Imelda Wijaya
 
sistem koordinasi dan indera
sistem koordinasi dan inderasistem koordinasi dan indera
sistem koordinasi dan inderaFikri Irfandi
 
adenohipofisis_pertumbuhan-prl
adenohipofisis_pertumbuhan-prladenohipofisis_pertumbuhan-prl
adenohipofisis_pertumbuhan-prl
Tisya Izzya
 
Silabus kdm ib
Silabus kdm ibSilabus kdm ib
Silabus kdm ib
Ruhawi uye Ruhawi uye
 
Obat Ganglion Dan Pelumpuh Otot
Obat Ganglion Dan Pelumpuh OtotObat Ganglion Dan Pelumpuh Otot
Obat Ganglion Dan Pelumpuh Otot
keranjanggw
 
Tugas farmakologi
Tugas farmakologiTugas farmakologi
Tugas farmakologi
Septian Muna Barakati
 
Konsep Dok Kep
Konsep Dok KepKonsep Dok Kep
Konsep Dok Kep
novidiahputu
 

Viewers also liked (20)

Farmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem SarafFarmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem Saraf
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusat
 
Obat Syaraf Pusat, Syaraf Otonom, dan Antibiotik
Obat Syaraf Pusat, Syaraf Otonom, dan AntibiotikObat Syaraf Pusat, Syaraf Otonom, dan Antibiotik
Obat Syaraf Pusat, Syaraf Otonom, dan Antibiotik
 
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
 
Obat susunan saraf
Obat susunan sarafObat susunan saraf
Obat susunan saraf
 
Obat sistem saraf
Obat sistem sarafObat sistem saraf
Obat sistem saraf
 
(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik
 
Anatomi dan fisiologi sistem persarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persarafanAnatomi dan fisiologi sistem persarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persarafan
 
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
 
Farmakologi toksikologi edisi 3
Farmakologi toksikologi edisi 3Farmakologi toksikologi edisi 3
Farmakologi toksikologi edisi 3
 
Efek samping obat
Efek samping obat Efek samping obat
Efek samping obat
 
Makalah farmakologi- digoksin- analistiana farmasi -2014
Makalah farmakologi-  digoksin- analistiana farmasi -2014Makalah farmakologi-  digoksin- analistiana farmasi -2014
Makalah farmakologi- digoksin- analistiana farmasi -2014
 
Adm kemo print hsd
Adm kemo print hsdAdm kemo print hsd
Adm kemo print hsd
 
sistem koordinasi dan indera
sistem koordinasi dan inderasistem koordinasi dan indera
sistem koordinasi dan indera
 
adenohipofisis_pertumbuhan-prl
adenohipofisis_pertumbuhan-prladenohipofisis_pertumbuhan-prl
adenohipofisis_pertumbuhan-prl
 
Silabus kdm ib
Silabus kdm ibSilabus kdm ib
Silabus kdm ib
 
Obat Ganglion Dan Pelumpuh Otot
Obat Ganglion Dan Pelumpuh OtotObat Ganglion Dan Pelumpuh Otot
Obat Ganglion Dan Pelumpuh Otot
 
Tugas farmakologi
Tugas farmakologiTugas farmakologi
Tugas farmakologi
 
Konsep Dok Kep
Konsep Dok KepKonsep Dok Kep
Konsep Dok Kep
 

Similar to Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta Antibiotika

Bab i
Bab iBab i
126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf
nataliaayp
 
162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi
homeworkping7
 
Tugas Teori Farmakologi 1
Tugas Teori Farmakologi 1 Tugas Teori Farmakologi 1
Tugas Teori Farmakologi 1
Salsabila Azzahra
 
Analgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiAnalgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiNunung Ayu Novi
 
psikofarma4.pptx
psikofarma4.pptxpsikofarma4.pptx
psikofarma4.pptx
KarmilaPanigoro
 
Makalah psikotropika
Makalah psikotropikaMakalah psikotropika
Makalah psikotropikaYadhi Muqsith
 
Makalah psikofarmaka
Makalah psikofarmakaMakalah psikofarmaka
Makalah psikofarmaka
Operator Warnet Vast Raha
 
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
LisaSofitriana
 
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxREFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
AdnalKhemalPasha
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
SyarifahNurulMaulida1
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
Marito Simanungkalit
 
Konsep psikofarmaka
Konsep psikofarmakaKonsep psikofarmaka
PPT PATOLOGI SSP 3.pptx
PPT PATOLOGI SSP 3.pptxPPT PATOLOGI SSP 3.pptx
PPT PATOLOGI SSP 3.pptx
RirinAnggreni1
 
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptxPPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
AuliaPutri98
 
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxSISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
elly394769
 

Similar to Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta Antibiotika (20)

Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf
 
162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi
 
Tugas Teori Farmakologi 1
Tugas Teori Farmakologi 1 Tugas Teori Farmakologi 1
Tugas Teori Farmakologi 1
 
Analgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiAnalgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesi
 
psikofarma4.pptx
psikofarma4.pptxpsikofarma4.pptx
psikofarma4.pptx
 
Makalah psikotropika
Makalah psikotropikaMakalah psikotropika
Makalah psikotropika
 
Makalah psikofarmaka
Makalah psikofarmakaMakalah psikofarmaka
Makalah psikofarmaka
 
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
 
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxREFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
 
Konsep psikofarmaka
Konsep psikofarmakaKonsep psikofarmaka
Konsep psikofarmaka
 
Obat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNA
Obat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNAObat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNA
Obat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNA
 
PPT PATOLOGI SSP 3.pptx
PPT PATOLOGI SSP 3.pptxPPT PATOLOGI SSP 3.pptx
PPT PATOLOGI SSP 3.pptx
 
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptxPPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
 
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxSISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
 
Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA
Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNAKep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA
Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA
 

More from pjj_kemenkes

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 

Recently uploaded (20)

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 

Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta Antibiotika

  • 1.
  • 2. No Kode : Keperawatan/................/............./2013 MODUL FARMAKOLOGI 02 PENGGOLONGAN OBAT Penulis: SITI LESTARI, MN PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN Pusdiklatkes Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2013
  • 3. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar 1 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif III Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3, diharapkan mampu mengidentifikasi jenis obat, indikasi, efek samping dan dosis obat. TUJUANPembelajaran Umum TUJUANPembelajaran Khusus Mahasiswa mampu menjelaskan tentang : 1. Menjelaskan jenis obat, indikasi, kontra indikasi, dosis, efek samping dan bahaya penggunaan obat syaraf pusat 2. Menjelaskan jenis obat, indikasi, kontra indikasi, dosis, efek samping dan bahaya penggunaan obat syaraf otonom 3. Menjelaskan jenis obat, indikasi, kontra indikasi, dosis, efek samping dan bahaya penggunaan antibiotika 4. Menjelaskan jenis obat, indikasi, kontra indikasi, dosis, efek samping dan bahaya penggunaan obat hormon PokokMateri Mahasiswa mampu menjelaskan tentang : 1. obat syaraf pusat 2. obat syaraf otonom 3. obat-obat antibiotika
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Uraian Materi OBAT SISTEM SARAF PUSAT 1. DEFINISI SISTEM SARAF PUSAT Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem saraf tepi (SST) . Secara rinci , silahkan saudara lihat gambar dibawah ini. Pada sistem syaraf pusat, rangsang seperti sakit, panas, rasa, cahaya, dan suara mula- mula diterima oleh reseptor, kemudian dilanjutkan ke otak dan sumsum tulang belakang. Rasa sakit disebabkan oleh perangsangan rasa sakit diotak besar. Sedangkan analgetik narkotik menekan reaksi emosional yang ditimbulkan rasa sakit tersebut. Sistem syaraf pusat dapat ditekan seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak spesifik, misalnya sedatif hipnotik. Obat yang dapat merangsang SSP disebut analeptika. Skema 3.1 Sistem persyarafan Obat – obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek farmakodinamiknya dibagi atas dua golongan besar yaitu : merangsang atau menstimulasi yang secara langsung maupun tidak langsung merangsang aktivitas otak, sumsum tulang belakang beserta syarafnya dan menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun tidak lansung memblokir proses
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 3 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang belakang dan saraf- sarafnya. 2   Klasifikasi Obat Sistem Saraf Pusat Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu: 1. Perangsang sistem saraf pusat, seperti amfetamin 2. Penekan sistem saraf pusat seperti sedatf hipnotik dan anestesi 3. Analgesik-Antipiretik , termasuk Analgesik Narkotik dan Nonnarkotika 4. Anti konvulsi 5. Psikofarmaka Baiklah, untuk selanjutnya akan kita bahas satu persatu 1. OBAT PERANGSANG SISTEM SARAF PUSAT Obat Perangsang Sistem Saraf Pusat antara lain : a. AMFETAMIN Indikasi : untuk narkolepsi, gangguan penurunan perhatian Efek samping : Euforia dan kesiagaan, tidak dapat tidur, gelisah, tremor, iritabilitas dan beberapa masalah kardiovaskuler (Tachicardia, palpitasi, aritmia) Farmakokinetik : waktu paruh 4-30 jam, diekskresikan lebih cepat pada urin asam daripada urin basa Reaksi yang merugikan : menimbulkan efek- efek yang buruk pada sistem saraf pusat, kardiovaskuler, gastroinstestinal, dan endokrin. dosis : Dewasa : 5-20 mg; Anak > 6 th : 2,5-5 mg/hari b. METILFENIDAT Indikasi : pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan depresan SSP, syndrom hiperkinetik pada anak  Efek samping : insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri kepala, Tachicardia  Kontraindikasi : hipertiroidisme, penyakit ginjal.  Farmakokinetik : diabsorbsikan melalui saluran cerna dan diekskresikan melalui urin, dan waktu paruh plasma antara 1-2 jam  Reaksi yang merugikan : takikardia, palpitasi, meningkatkan hiperaktivitas.  dosis pemberian : Anak : 0.25 mg/kgBB/hr, Dewasa : 10 mg 3x/hr c. KAFEIN  Indikasi : menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir yang
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 4 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif cepat, perangsang pusat pernafasan dan fasomotor, untuk merangsang pernafasan pada apnea bayi prematur  Efek samping : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih cepat  Kontraindikasi : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan migren, sering gelisah (anxious ).  Farmakokinetik : kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan dengan cepat setelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan melalui urin  Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan mempengaruhi SSP dan jantung.  Dosis pemberian : apnea pada bayi : 2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan obat depresan : 0.5-1 gr kafein Na-Benzoat (Intramuskuler) d. NIKETAMID Indikasi : merangsang pusat pernafasan  Efek samping : pada dosis berlebihan menimbulkan kejang  Farmakokinetik : diabsorbsi dari segala tempat pemberian tapi lebih efektif dari IV Dosis : 1-3 ml untuk perangsang pernafasan e. DOKSAPRAM Indikasi : perangsang pernafasan  Efek samping : hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah  Farmakokinetik : mempunyai masa kerja singkat dalam SSP  Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IV 2. OBAT –OBAT  PENEKAN SISTEM SARAF PUSAT a.  Obat Anestetik : Obat anestetik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dalam bermacan-macam tindakan operasi. 1). Anestetik Lokal : Obat yang merintangi secara reversible penerusan impuls-impuls syaraf ke SSP (susunan syaraf pusat) pada kegunaan lokal dengan demikian dapat menghilangkan rasa nyeri, gatal-gatal, panas atau dingin.
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 5 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Penggunaan Anestetik lokal umumnya digunakan secara parenteral misalnya pembedahan kecil dimana pemakaian anestetik umum tidak dibutuhkan. Efek samping Eek samping dari pengguna anestetik local terjadi akibat khasiat dari kardiodepresifnya ( menekan fungsi jantung ), mengakibatkan hipersensitasi berupa dermatitis alergi. Tabel 3.1 : Penggolongan obat anestesi lokal Obat Indikasi Efek samping Bupivikain anestetik lokal Etil klorida anestetik local menekan pernafasan, gelisah dan mual Lidokain anestesi filtrasi dan anestesi permukaan, antiaritmia Mengantuk Benzokain anestesi permukaan dan menghilangkan rasa nyeri dan gatal Prokain ( novokain ) anestesi filtrasi dan permukaan hipersensitasi  2). Anestetika Umum : Obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi pada pusat-pusat syaraf tertentu yang bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan. Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestetik umum : - berbau enak dan tidak merangsang selaput lender - mula kerja cepat tanpa efek samping - sadar kembalinya tanpa kejang - berkhasiat analgetik baik dengan melemaskan otot-otot seluruhnya - Tidak menambah pendarahan kapiler selama waktu pembedahan a) Efek samping Hampir semua anestetik inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping yang terpenting diantaranya adalah : - Menekan pernafasan, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretiken - Mengurangi kontraksi jantung, terutama haloten dan metoksifluran yang paling ringan pada eter - Merusak hati, oleh karena sudah tidak digunakan lagi seperti senyawa klor
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 6 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif - Merusak ginjal, khususnya metoksifluran b) Penggolongan Menurut penggunaannya anestetik umum digolongkan menjadi 2 yaitu: - Anestetik injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting ( thiopental dan heksobarbital ) - Anestetik inhalasi diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan. Contohnya: Tabel 3.2 : Penggolongan Obat anestesi Umum Obat Waktu induksi Pertimbangan Pemakaian Inhalasi : Cairan Menguap Eter Lambat Sangat mudah terbakar. Tidak menimbulkan efek yang berat bagi sistem cardiovasculer dan hepar Enfluran Cepat Menyebabkan hiptensi, kontra indikasi gangguan ginjal Halotan Cepat Pemulihan cepat,dapat menurunkan tekanan darah, efek bronkhodilator dan kontraindikasi bagi obstetri Inhalasi : Gas Nitrous Oksida (Gas tertawa) Sangat cepat Pemulihan cepat, mempunyai efek yang minimal pada kardiovaskuler. Haus diberikan bersama sama oksigen. Potensi rendah Intravena K e t a m i n (Ketalar) Cepat Dipakai untuk pembedahan jangka singkat atau induksi pembedahan. Obat ini meninkatkan salivasi, tekanan darah dan nadi. b. Obat Hipnotik dan Sedatif Hipnotik atau obat tidur , adalah obat yang diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat mempertinggi keinginan tubuh normal untuk tidur, mempermudah atu menyebabkan tidur. Sedangkan sedative adalah obat obat yang menimbulkan depresi ringan pada SSP tanpa menyebabkan tidur, dengan efek menenangkan dan mencegah kejang-kejang. Yang termasuk golongan obat sedative-hipnotik adalah: Ethanol (alcohol), barbiturate, fenobarbital, Benzodiazepam, methaqualon. Persyaratan obat tidur yang ideal - Menimbulkan suatu keadaan yang sama dengan tidur normal - Jika terjadi kelebihan dosis, pengaruh terhadap fungsi lain dari system saraf pusat maupun organ lainnya yang kecil.
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 7 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif - Tidak tertimbun dalam tubuh - Tidak menyebabkan kerja ikutan yang negative pada keesokan harinya - Tidak kehilangan khasiatnya pada penggunaan jangka panjang a. Efek samping Kebanyakan obat tidur memberikan efek samping umum yang mirip dengan morfin antara lain : - Depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi, contohnya flurazepam, kloralhidrat, dan paraldehida. - Tekanan darah menurun, contohnya golongan barbiturate. - Hang-over, yaitu efek sisa pada keesokan harinya seperti mual, perasaan ringan di kepala dan pikiran kacau, contohnya golongan benzodiazepine dan barbiturat. - Berakumulasi di jaringan lemak karena umumnya hipnotik bersifat lipofil. b. Penggolongan Obat Hypnotik Secara kimiawi, obat-obat hipnotik digolongkan sebagai berikut : 1) Golongan barbiturate, seperti fenobarbital, butobarbital, siklobarbital, heksobarbital. 2) Golongan benzodiazepine, seperti flurazepam, nitrazepam, flunitrazepam dan triazolam. 3) Golongan alcohol dan aldehida, seperti klralhidrat dan turunannya serta paraldehida. 4) Golongan bromide, seperti garam bromide ( kalium, natrium, dan ammonium ) dan turunan ure seperti karbromal dan bromisoval. 5) Golongan lain, seperti senyawa piperindindion (glutetimida ) dan metaqualon. Beberapa obat akan dibahas tersendiri dibawah ini : 1) Diazepam Indikasi        : hipnotika dan sedative, anti konvulsi, relaksasi, relaksasi otot dan anti ansietas (obat epilepsi). 2) Nitrazepam Indikasi        : seperti indikasi diazepam Efek samping : pada pengguanaan lama terjadi kumulasi dengan efek sisa (hang over ), gangguan koordinasi dan melantur. 3) Flunitrazepam Indikasi        : hipnotik, sedatif, anestetik premedikasi operasi. Efek samping : amnesia (hilang ingatan )
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 8 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 4) Kloral hidrat Indikasi        : hipnotika dan sedatif Efek samping: merusak mukosa lambung usus dan ketagihan 5) Luminal Indikasi        : sedative, epilepsy, tetanus, dan keracunan strikhnin. 3. ANALGETIK-ANTIPIRETIK Merupakan obat atau  zat-zat yang mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Sedangkan bila menurunkan panas disebut Antipiretika. Atas kerja farmakologisnya, analgetik dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu: analgetik perifer (non-narkotik dan analgetik narkotik) 1. Analgetik Perifer (non narkotik) Semua analgetik perifer memiliki khasiat sebagai anti piretik yaitu menurunkan suhu. Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. a. Penggolongan: Berdasarkan rumus kimianya analgetik perifer digolongkan menjadi : 1) Golongan salisilat Asamasetilsalisilatyanglebihdikenalsebagaiasetosalatauaspirin.Obatini diindikasikanuntuksakitkepala,nyeriotot,demam.Sebagaicontohaspirin dosiskecildigunakanuntukpencegahanthrombosiskoronerdancerebral. Asetosal adalah analgetik antipirentik dan anti inflamasi yang sangat luas digunakan dan digolongkan dalam obat bebas. Efek sampingnya yaitu perangsangan bahkan dapat menyebabkan iritasi lambung  dan saluran cerna. Dosis oral 325-650 mg, 4-6 jam/hari 2) Golongan para aminofenol Terdiri dari fenasetin dan asetaminofen (parasetamol ). Efek samping golonganiniserupadengasalisilatyaitumenghilangkanataumengurangi nyeri ringan sedang, dan dapat menurunkan suhu tubuh dalam keadaan demam, dengan mekanisme efek sentral. Efek samping dari parasetamol dan kombinasinya pada penggunaan dosis besar atau jangka lama dapat menyebabkan kerusakan hati. Dosis 325-650 mg, 4 kali sehari. 3) Golongan pirazolon(dipiron) Dipiron sebagai analgetik antipirentik, karena efek inflamasinya lemah. Efek samping semua derivate pirazolon dapat menyebabkan
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 9 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif agranulositosis, anemia aplastik dan trombositopenia. 4) Golongan antranilat Digunakan sebagai analgetik karena sebagai anti inflamasi kurang efektif dibandingkan dengan aspirin. Efek samping seperti gejala iritasi mukosa lambung dan gangguan saluran cerna sering timbul. Penggunaan : Obat-obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa memengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini juga berdaya antipiretis dan/atau antiradang. Oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai obat antinyeri, melainkan juga pada demam (infeksi virus/ kuman, selesma, pilek) dan peradangan seperti rematik dan encok. Efek samping : Yang paling umum adalah gangguan lambung-usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal dan juga reaksi alergi kulit. Efek-efek samping ini terutama terjadi pada penggunaan lama atau dalam dosis tinggi. Oleh karena itu penggunaan anal-getika secara kontinu tidak dianjurkan. 2. Analgetik Narkotik. Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri  hebat, seperti fraktur dan kanker. Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu: 1. Obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal; parasetamol, asetosal. 2. Obat perifer bersama kodein atau tramadol. 3. Obat sentral (Opioid) peroral atau rectal. 4. Obat Opioid parenteral. Penggolongan analgetik narkotik adalah sebagai berikut : a.       Alkaloid alam                       : morfin,codein b.      Derivate semi sintesis           : heroin c.       Derivate sintetik                   : metadon, fentanil d.      Antagonis morfin                  : nalorfin, nalokson, dan pentazooin. Secara tersendiri analgesik narkotika akan dibahas sebagai berikut a. Morfin Indikasi            : analgetik selama dan setelah pembedahan Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 10 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif perut akut. Efek samping   : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ indiksi pada over dosis. Dosis : IM, IV :5-15 mg setiap 4 jam, jika perlu (PRN) b. Kodein fosfat Indikasi           : nyeri ringan sampai sedang Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut Efek samping   : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ indiksi over dosis Dosis : IM, IV :15 – 60 mg setiap 4 jam, jika perlu (PRN) c. Meperidin (Demerol) Indikasi : nyeri sedang, Efek samping Dapat menurunkan tekanan darah, pusing. Pada cidera kepala dapat menimbulkan peningkatan TIK. Dosis : Oral, IM 50-100 mg setiap 3-4 jam bila perlu. d. Nalorfin, Nalokson Adalah antagonis morfin, bekerja meniadakan semua khasiat morfin dan bersifat analgetik. Khusus digunakan pada kasus overdosis atau intoksikasi obat-obat analgetik narkotik. 4. OBAT PSIKOFARMAKA Obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku, dan digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik.  Psikofarmaka dibagi dalam 3 kelompok : a. Obat yang menekankan fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat 1) Neuroleptika yaitu obat yang berkerja sebagai anti psikotis dan sedative yang dikenal dengan Mayor Tranquilizer. Neuroleptika mempunyai beberapaa khasiat : - Anti psikotika, yaitu dapat meredakan emosi dan agresi, mengurangi atau menghilangkan halusinasi, mengembalikan kelakuan abnormal dan schizophrenia. - Sedative yaitu menghilangkan rasa bimbang, takut dan gelisah, contoh tioridazina. - Anti emetika, yaitu merintangi neorotransmiter ke pusat muntah,
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 11 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif contoh proklorperezin. - Analgetika yaitu menekan ambang rasa nyeri, contoh haloperidinol. Efek samping - Gejala ekstrapiramidal yaitu kejang muka, tremor dan kaku anggota gerak karena disebabkan kekurangan kadar dopamine dalam otak. - Sedative disebabkan efek anti histamine antara lain mengantuk,lelah dan pikiran keruh. - Diskenesiatarda, yaitu gerakan tidak sengaja terutama pada otot muka (bibir, dan rahang ) - Hipotensi, disebabkan adanya blockade reseptor alfa adrenergic dan vasolidasi. - Efek anti kolinergik dengan ciri-ciri mulut kering, obstipasi dan gangguan penglihatan. - Efek anti serotonin menyebabkan gemuk karena menstimulasi nafsu makan - Galaktore yaitu meluapnya ASI karena menstimulasi produksi ASI secara berlebihan. 2) Ataraktika/ anksiolitika yaitu obat yang bekerja sedative, relaksasi otot dan anti konvulsi yang digunakan pada gangguan akibat gelisah/ cemas, takut, stress dan gangguan tidur, dikenal dengan Minor Tranquilizer. Penggolongan obat-obat ataraktika dibagi menjadi 2 yaitu : 1) Derivat Benzodiazepin dan 2) kelompok lain, contohnya : benzoktamin, hidrosizin dan meprobramat. 2.     Obat yang menstimulasi fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat, dibagi 2: a.   Anti Depresiva, dibagi menjadi thimoleptika yaitu obat yang dapat melawan melankolia dan memperbaiki suasana jiwa serta thimeritika yaitu menghilangkan inaktivitas fisik dan mental tanpa memperbaiki suasana jiwa. Secara umum anti depresiva dapat memperbaiki suasana jiwa dan dapat menghilangkan gejala-gejala murum dan putus asa. Obat ini terutama digunakan pada keadaan depresi, panic dan fobia. Anti depresiva dibagi dalam 2 golongan : 1) Anti depresiva generasi pertama, seringkali disebut anti
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 12 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif depresiva trisiklis dengan efek samping gangguan pada system otonom dan jantung. Contohnya imipramin dan amitriptilin. 2) Anti deprisiva generasi kedua, tidak menyebabkan efek anti kolinergik dan gangguan jantung, contohnya meprotilin dan mianserin. b.    Psikostimulansia yaitu obat yang dapat mempertinggi inisiatif, kewaspadaan dan prestasi fisik dan mental dimana rasa letih dan kantuk ditangguhkan, memberikan rasa nyaman dan kadang perasaan tidak nyaman tapi bukan depresi. 5.     OBAT ANTI KONVULSI Obat yang dapat menghentikan penyakit epilepsi, yaitu suatu penyakit gangguan syaraf yang ditimbul secara tiba-tiba dan berkala, adakalanya disertai perubahan-perubahan kesadaran. Penyebab antiepileptika : pelepasan muatan listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan pada neuron-neuron tertentu dalam otak yang diakibatkan oleh luka di otak( abses, tumor, anteriosklerosis ), keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat tertentu yang dapat memprovokasi serangan epilepsi. Jenis –  Jenis Epilepsi : 1.   Grand mal (tonik-tonik umum ) Timbul serangan-serangan yang dimulai dengan kejang-kejang otot hebat dengan pergerakan kaki tangan tak sadar yang disertai jeritan, mulut berbusa,mata membeliak dan disusul dengan pingsan dan sadar kembali. 2.   Petit mal Serangannya hanya singkat sekali tanpa disertai kejang. 3.   Psikomotor (serangan parsial kompleks) Kesadaran terganggu hanya sebagian tanoa hilangnya ingatan dengan memperlihatkan perilaku otomatis seperti gerakan menelan atau berjalan dalam lingkaran. Penggunaan obat antikonvulsi 1.      untuk menghindari sel-sel otak 2.      mengurangi beban social dan psikologi pasien maupun keluarganya 3.      profilaksis/pencegahan sehingga jumlah serangan berkurang
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 13 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Penggolongan obat antikonvulsi 1.      Golongan hidantoin, adalah obat utama yang digunakan pada hampir semua jenis epilepsi. Contoh fenitoin. 2.      Golongan barbiturat, sangat efektif sebagi anti konvulsi, paling sering digunakan pada serangan grand mal. Contoh fenobarbital dan piramidon. 3.      Golongan karbamazepin, senyawa trisiklis ini berkhasiat antidepresif dan anti konvulsif. 4.      Golongan benzodiazepine, memiliki khasiat relaksasi otot, hipnotika dan antikonvulsiv yang termasuk golongan ini adalah desmetildiazepam yang aktif, klorazepam, klobazepam. 5.      Golongan asam valproat, terutama efektif untuk terapi epilepsy umum tetapi kurang efektif terhadap serangan psikomotor. Efek anti konvulsi asam valproat didasarkan meningkatkan kadar asam gama amino butirat acid. Obat tersebut akan dibahas tersendiri a. Fenitoin Indikasi            : semua jenis epilepsi, kecuali petit mal, status epileptikus Kontra indikasi: gangguan hati, wanita hamil dan menyusui Efek samping  : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala tremor, insomnia. Dosis : Oral 100 mg 3kali sehari, IV dosis pembebasan 10-15 mg, infus IV 50 mg/menit maksimal 300 mg sehari b. Penobarbital Indikasi            : semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status epileptikus Kontra indikasi: depresi pernafasan berat, porifiria Efek samping :mengantuk, depresi mental Dosis Oral 100-200 mg/hari dalam dosis terbagi. Anak, oral 3-6 mg/kg/hari dalam dosis terbagi. c. Karbamazepin Indikasi            : epilepsi semua jenis kecuali petit mal neuralgia trigeminus Kontra indikasi: gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi sumsum tulang Efek samping  : mual,muntah,pusing, mengantuk, ataksia,bingung Dosis oral 200 mg dua kali sehari , dosis ditingkatkan bila perlu. d. Diazepam (Valium) Indikasi            : status epileptikus, konvulsi akibat keracunan Kontra indikasi: depresi pernafasan
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 14 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Efek samping  : mengantuk, pandangan kabur, bingung, antaksia, amnesia ketergantungan, kadang nyeri kepala. Dosis : IV 5-10 mg dengan perlahan-lahan (1-2 menit),bila perlu diulang setelah 30 menit. Pada anak-anak 2-5 mg. Pada konvulsi karena demam, anak-2 0,25-0,50 mg/kg berat badan, bayi dan anak dibawah 5 tahun 5 mg , setelah 5 tahun 10 mg. Demikiantadibahasantentangobat-obatyangmempengaruhisyarafpusat,sekarang akankitalanjutkandenganobat-obatanyangmempengaruhisyarafotonom.Jangan lupa, untuk memudahkan memahami materi belajar selanjutnya, saya persilahkan saudara untuk melihat kembali skema susunan syaraf pada halaman sebelumnya.
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 15 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif OBAT SYARAF OTONOM Obat otonom yaitu obat-obat yang bekerja pada susunan syaraf otonom, mulai dari sel syaraf sampai sel efektor. Obat ini berpengaruh secar spesifik dan bekerja pada dosis kecil. Efek suatu obat otonom  dapat diperkirakan jika respons berbagai organ otonom terhadap impuls syaraf otonom diketahui. 1      Cara Kerja Obat Otonom Obat otonom mempengaruhi transmisi neurohormonal dengan cara menghambat atau mengintensifkannya. Terdapat beberapa kemungkinan pengaruh obat pada transmisi system kolinergik dan adrenergic, yaitu: 1.      Menghambat sintesis atau pelepasan transmitor 2.      Menyebabkan penglepasan transmitor. 3.      Berikatan dengan reseptor 4.      Menghambat destruksi transmitor. 2.      Penggolongan Obat Berdasarkan Efek Utamanya a. Kolinergik atau Parasimpatomimetik Efek obat golongan ini menyerupai efek yang ditimbulkan oleh aktivitas susunan saraf parasimpatis. Ada 2 macam reseptor kolinergik: - Reseptor muskarinik: merangsang otot polos dan memperlambat denyut jantung - Reseptor nikotinik/ neuromuskular yang mempengaruhi otot rangka Penggolongan Kolinergik - Ester kolin (asetil kolin, metakolin, karbakol, betanekol) - Anti kolinestrase (eserin, prostigmin, dilsopropil fluorofosfat) - Alkaloid tumbuhan (muskarin, pilokarpin, arekolin) - Obat kolinergik lain (metoklopramid, sisaprid) Farmakodinamik Kolinergik - Meningkatkan TD - Meningkatkan denyut nadi - Meningkatkan kontraksi saluran kemih - Meningkatkan peristaltik - Konstriksi bronkiolus (kontra indikasi asma bronkiolus) - Konstriksi pupil mata (miosis) - Antikolinesterase: meningkatkan tonus otot
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 16 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Efek Samping - Asma bronkial dan ulcus peptikum (kontraindikasi) - Iskemia jantung, fibrilasi atrium - Toksin; antidotum → atropin dan epineprin Indikasi - Ester kolin: tidak digunakan pengobatan (efek luas dan singkat),  meteorismus, (kembung), retensio urine, glaukoma, paralitic ileus, intoksikasi atropin/ alkaloid beladona, faeokromositoma. - Antikolinesterase: atonia otot polos (pasca bedah, toksik), miotika (setelah pemberian atropin pd funduskopi), diagnosis dan pengobatan miastemia gravis (defisiensi kolinergik sinap), penyakit Alzheimer (defisiensi kolinergik sentral) - Alkaloid Tumbuhan: untuk midriasis (pilokarpin) - Obat Kolinergik Lain: digunakan untuk memperlancar jalanya kontras radiologik, mencegah dan mengurangi muntah (Metoklopramid) Intoksikasi - Efek muskarinik: mata hiperemis, miosis kuat, bronkostriksi, laringospasme, rinitis alergika, salivasi, muntah, diare, keringat berlebih - Efek nikotinik: otot rangka lumpuh - Efek kelainan sentral: ataksia, hilangnya refleks, bingung, sukar bicara, konvulsi, koma, nafas Cheyne Stokes, lumpuh nafas. Tabel 3.3 : Jenis Obat Kolinergik Nama-nama obat kolinergik Dosis Pemakaian dan pertimbangan pemakaian Bekerja langsung Betanekol (urecholine) D: PO: 10-50 mg, b.i.d.-q.i.d Untuk meningkatkan urin, dapat merangsang motilitas lambung Karbakol (carcholine, miostat) 0,75-3%, 1 tetes Untuk menurunkan tekanan intraokuler, miosis Pilokarpin (pilocar) 0,5-4%, 1 tetes Untuk menurunkan tekanan intraokuler, miosis Antikolinestrase reversible Fisostigmin (eserine) 0,25-0,5%, 1 tetes, q.d-q.i.d Untuk menurunkan tekanan intraokuler, miosis, masa kerja singkat
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 17 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Neostigmin (prostigmin) D: PO: mula-mula 15 mg, t.i.d Dosis max: 50 mg, t.i.d Untuk menambah kekuatan otot pada miastenia gravis, masa kerja singkat Ambenonium (mytelase) D: PO: 60-120 mg, t.i.d atau q.i.d Untuk menambah kekuatan otot, masa kerja sedang Antikolinestrase irreversible Demakarium (humorsol) 0,125-0,25%, 1 tetes, q 12-48 jam Untuk menurunkan tekanan intraocular pada glaucoma, miotikum, masa kerja panjang Isofluorofat (floropryl) Ointment 0,25%, q 8-72 jam Untuk mengobati glaucoma. Kenakan pada sakus konjungtiva a. Simpatomimetik atau Adrenergic Yakni obat-obat yang merangsang system syaraf simpatis, karena obat-obat ini menyerupai neurotransmitter (norepinafrin dan epinephrine). Obat-obat ini bekerja pada suatu reseptor adrenergic yang terdapat pada sel-sel otot polos, seperti pada jantung, dinding bronkiolus saluran gastrointestinal, kandung kemih dan otot siliaris pada mata. Reseptor adrenergic meliputi alfa1, alfa2, beta1 dan beta2 Kerja obat adrenergic dapat di bagi dalam 7 jenis: 1) Perangsang perifer terhadap otot polos pembuluh darah kulit dan mukosa, dan terhadap kelenjar liur dan keringat. 2) Penghambatan perifer terhadap otot polos usus, bronkus, dan pembuluh darah otot rangka. 3) Perangsangan jantung, dengan akibat peningkatan denyut jantung dan kekuatan kontraksi. 4) Perangsangan SSP, misalnya perangsangan pernapasan, peningkatan kewaspadaan, aktivitas psikomotor dan pengurangan nafsu makan. 5) Efek metabolic, misalnya peningkatan glikogenesis di hati dan otot, lipolisis dn pelepasan asam lemak bebas dari jaringan lemak. 6) Efek endokrin, misalnya mempengaruhi efek insulin, rennin dan hormone hipofisis. 7) Efek prasinaptik, dengan akibat hambatan atau peningkatan penglepasan neurotransmitter NE dan Ach.
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 18 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Penggolongan Adrenergik - Katekolamin (Endogen: epineprin, norepineprin dan dopamine; Sintetik:    isoprotenol hidroklorida dan dobutamine) - Non katekolamin (fenileprin, meteprotenol dan albuterol) Farmakodinamik Adrenergic - Bersifat inotropik - Bronkodilator - Hipertensi - Tremor dan gelisah Efek Samping Efek samping sering kali muncul apabila dosis ditingkatkan atau obat bekerja non selektif (bekerja pada beberapa reseptor). Efek samping yang sering timbul pada obat-obat adrenergic adalah, hipertensi, takikardi, palpitasi, aritmia, tremor, pusing, kesulitan berkemih, mual dan muntah. Kontra Indikasi - Tidak boleh di gunakan pada ibu hamil - Sesuaikan dosis pada penderita yang mendapat antidepresi trisiklik - Tidak boleh digunakan pada penderita Stenorsis subaorta, anoreksia, insomnia dan estenia. - Tabel 3.4 : Jenis Obat Adrenergik Adrenergic Resptor Dosis Pemakaian dalam klinik E p i n e f r i n (adrenalin) Alfa1, beta1, beta2 Berbeda-beda D: IV, IM, SK: 0,2-1 ml dari 1:1000 S y o k nonhipovalemik, henti jantung, anafilaksis akut, asma akut. Efadrin Alfa1, beta1, beta2 D: PO: 25-50 mg, t.i.d atau q.i.d D: SK Keadaan hipotensi, b r o n k o s p a s m e , kongesti hidung, hipotensi ortoristik. N o r e p i n e f r i n ( l a v a r t e r e n o l , levophed) Alfa1, beta1 D: IV: 4 mg, dekstrose 5% dalam 250-500 ml Syok, merupakan vasokontriktor kuat, meningkatkan tekanan darah dan curah jantung
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 19 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif D o p a m i n e (intropin) Beta1 D: IV: mula- mula 1-5 µg/ k g / m e n i t , naikkan secara bertahap; ≤ 50 µg/kg/menit Hipotensi (tidak menurunkan fungsi ginjal dalam dosis <5 µg/kg/menit) Fenilefrin (neo- synephrine) Alfa1 Larutan 0,123-1% Kongesti hidung (dekongestan) P s e u d o e f e d r i n (Sudafed, Actifed) Alfa1, beta1 Obat bebas (beberapa) Dekongestan Fenilpropanolamin ( D i m e t a p p , contac, triaminicol, dexatrim) Alfa1, beta1 Obat bebas (beberapa) Dekongestan D o b u t a m i n (dobutrek) Beta1 D: IV: mula- mula 2,5-10 µg/kg, dapat d i n a i k k a n s e c a r a bertahap; ≤ 40 µg/kg/menit Obesitas I s o p r o t e n o l (isoprel) Beta1, beta2 Inhal: 1-2 semprotan, IV: 5-20 µ/menit Dekompensasi jantung, payahjantungkongestif (meningkatkan aliran darah miokardium dan curah jantung) M e t a p r o t e n o l (alupent, metaprel) B e t a 1 (beberapa), beta2 Inhal: 2-3 semprotan ≤ 12 semprotan/hari D: PO: 10-20 mg, t.i.d atau q.i.d Bronkospasme, blok jantung akut (hanya dipakai pada bradikardi yang refrakter terhadap atropine) A l b u t e r o l (proventil) Beta2 Inhal: 1-2 semprotan, q 4-6 h D: PO: 2-4 mg, t.i.d atau q.i.d Bronkospasme
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 20 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Ritodrin (yutopar) B e t a 1 (beberapa), beta2 D: PO: 10-20 mg, q 4-6 h, ≤ 120 mg/hari IV: 50-300 µ/ menit Relaksasi usus b. Parasimpatolitik atau Antikolinergik Obat-obat yang menghambat kerja asetilkolin dengan menempati reseptor- reseptor asetilkolindisebut dengan antikolinergik atau parasimpatolitik. Obat ini mempengaruhi organ jantung, saluran pernapasan, saluran gastrointestinal, kandung kemih, mata dan kelenjar eksokrin dengan menghambat saraf parasimpatis, sehingga system saraf simpatis (adrenergic) menjadi dominan. Penggolongan Obat Antikolinergik - Antikolinergik klasik (alkaloid belladonna, atropine sulfat dan skopolamin) - Antikolinergik sintetik (Propantelin) - Antikolinergik-antiparkisonisme (triheksifenidil hidroklorida, prosiklidin, biperiden dan benztropin) Farmakodinamik Antikolinergik - Menghambat efek muskarinik - Penurunan salivasi dan sekresi lambung (konstipasi) - Mengurangi kontraksi tonus kandung kemih - Dapat bekerja sebagai antidot terhadap toksin - Sebagai obat antispasmodik - Meningkatkan TD - Mengurangi rigriditas dan tremor berhubungan dengan ekstensi neuromuscular Efek Samping - Mulut kering - Gangguan penglihatan (terutama penglihatan kabur akibat midriasis) - Konstipasi sekunder - Retensi urine - Takikardia (akibat dosis tinggi)
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 21 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tabel 3. 5 : Obat-obat Antikolinergik Nama obat Dosis Pemakaian dan pertimbangan Atropine D: IM: 0,4 mg IV: 0,5-2 mg Pembedahan untuk mengurangi salvias dan sekresi bronchial. Meningkatkan denyut jantung dengan dosis ≥ 0,5 mg Propantelin (bentyl) D: PO: 7,5-15 mg, t.i.d atau q.i.d Sebagai antispasmodic untuk tukak peptic dan irritable bowel syndrome Skopolamin (hyoscine) D: PO: 0,5-1 mg, t.i.d atau q.i.d; IM: 0,3-0,6 mg Obat preanestesi, irritable bowel syndrome dan mabuk perjalanan. Isopropamid (darbid) D: PO: 5 mg, b.i.d Tukak peptic dan irritable bowel syndrome Hematropin ( i s o p t o hematropin) Larutan 2-5%, 1-2 tetes Midriasis dan siklopegia (paralisis otot siliaris sehingga akomodasi hilang) untuk pemeriksaan mata Siklopentolat (cyclogyl) Larutan 0,5-2%, 1-2 tetes Midriasisdansiklopegiauntukpemeriksaan mata Benztropin (cogentin) D; PO: 0.5-6 mg/ hari dalam dosis terbagi Penyakit parkison. Untuk mengobati efek samping fenotiazin dan agen antipsikotik lainnya B i p e r i d e n (akineton) D: PO: 2 mg, b.i.d - q.i.d Penyakit parkison. Untuk mengobati efek samping fenotiazin dan agen antipsikotik lainnya Trihesifinidil (artane) D: PO: 1 mg/hari, dapat dinaikkan sampai 5-15 mg/ hari dalam dosis terbagi Penyakit parkison. Untuk mengobati efek samping fenotiazin dan agen antipsikotik lainnya c. Simpatolitik atau Antiadrenergik Obat-obat antiadrenergik umumnya mengahambat efek neurotransmitter adrenergic dengan menempati reseptor alfa dan beta baik secara langsung maupun tidak langsung. Berdasar tempat kerjanya, golongan obat ini dibagi atas antagonis adrenoreseptor (adrenoreseptor bloker) dan penghambat saraf adrenergic. Antagonis reseptor atau adrenoreseptor blocker ialah obat yang menduduki adrenoreseptor sehingga menghalanginya untuk berinteraksi dengan obat adrenergic, dengan demikian menghalangi kerja obat adrenergic pada
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 22 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif sel efektornya. Untuk masing-masing adrenoreseptor α dan β memiliki penghambat yang efektif yakni α-blocker dan β-blocker. Penghambat saraf adrenergic adalah obat yang mengurangi respon sel efektor terhadap perangsangan saraf adrenergic, tetapi tidak terhadap obat adrenergic eksogen. 1.      α - Blocker Penggolongan dan Indikasi Obat α - Blocker a.    α – Blocker Nonselektif: - Derivat haloalkilamin (dibenamin dan fenoksibenzamin) : untuk pengobatan feokromositoma, pengobatan simtomatik hipertofi prostat benigna dan untuk persiapan operasi, - Derivat imidazolin (fentolamin dan telazolin) : mengatasi hipertensi, pseudo-obstruksi usus dan impotensi. - Alkaloid ergot (ergonovin, ergotamine dan ergotoksin) : meningkatkan tekanan darah, untuk stimulasi kontraksi uterus setelah partus, mengurangi nyeri migren dan untuk pengobatan demensia senelis. b.   α1  – Blocker Selektif: Derivat kuinazolin (prazosin, terazosin, doksazosin, trimazosin danbunazosin) : untuk pengobatan hipertensi, gagal jantung kongesif, penyakit vaskuler perifer, penyakit raynaud dan hipertofi prostat benigna (BPH) c.    α2  – Blocker Selektif : (Yohimbin) untuk pengobatan impotensi, meningkatkan TD, Farmakodinamik - Menimbulkan vasodilatasi dan venodilatasi - Menghambat reseptor serotonin - Merangsang sekresi asam lambung, saliva, air mata dan keringat - Kontriksi pupil Efek Samping - Hipotensi postural - Iskemia miokard dan infark miokard - Takikardi dan aritmia - Hambatan ejakulasi dan espermia yang reversible - Kongesti nasal - Pusing, sakit kepala, ngantuk, palpasi edema perifer dan
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 23 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif nausea. - Tekanan darah menurun 2.      β - Blocker Jenisnya adalah propanolol yang menjadi prototype golongan obat ini. Sehingga sampai sekarang semua β-blocker baru selalu dibandingkan dengan propanolol. Farmakodinamik - Mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas miokard - Menurunkan TD dan resistensi perifer - Sebagai antiaritmia - Bronkokontriksi - Mengurangi efek glikemia - Peningkatan asam lemak dalam darah - Menghambat tremor dan sekresi renin Efek Samping - Gagal jantung dan Bradiaritmia - Bronkospasme - Gangguan sirkulasi perifer - Gejala putus obat (serangan angina, infark miokard, aritmia ventrikuler bahkan kematian) - Hipoglikemia dan hipotensi - Efek sentral (rasa lelah, gangguan tidur dan depresi) - Gangguan saluran cerna (nausea, muntah, diare atau konstipasi) - Gangguan fungsi libido ( penurunan libido dan impotensi) - Alopesia, retensi urine, miopati dan atropati Indikasi Pada umumnya obat-obat antiadrenergik di gunakan untuk pengobatan Angina pectoris, Aritmia, Hipertensi, Infark miokard, Kardiomiopati obstruktif hipertrofik, Feokromositoma, Tirotoksokosis, Glaucoma, tremor esensial dan Ansietas Kontraindikasi - Hati-hati penggunaan β-blocker pada penderita  dengan pembesaran jantung dan gagal jantung - Hati-hati penggunaan pada penderita asma, syok kardiogenik, penyakit hati dan ginjal. - Tidak boleh digunakan pada penyakit vascular perifer dan
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 24 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif penyakit paru obstruktif menahun (PPOM) 3.      Penghambat Saraf Adrenergik Penghambat saraf adrenergic mengambat aktivitas saraf adrenergic berdasarkan gangguan sintesis atau penyimpanan dan penglepasan neurotransmitor di ujung saraf adrenergic. Penggolongan dan Indikasi Obat Penghambat Saraf Adrenergik a. Guanetidin dan Guanadrel (ismelin dan hylorel) : sebagai antihipertensi b. Reserpin : sebagai antihipertensi (lebih efektif bila dikombinasikan dengan obat diuretic) c. Metirosin : menghambat enzim tirosin hidroksilase, sebagai adjuvant dari fenoksibenzamin pada pengobatan feokrositoma maligna. Farmakodinamik - Menyebabkan respon trifasik terhadap TD - Menyebabkan vasodilatasi, venodilatasi dan penurunan curah jantung. - Retensi air dan garam - Meningkatkan motilitas saluran cerna Efek Samping - Hipotensi ortostatik dan hipotensi postural - Diare - Hambatan ejakulasi - Retensi urine - Sedasi, ansietas dan tidak mampu berkonsentrasi - Depresi psikotik atau gangguan psikis lainnya - Hidung tersumbat - Odema Kontraindikasi - Tidak boleh diberikan pada penderita dengan riwayat depresi. - Tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan alcohol.
  • 27. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 25 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tabel 3.6 : Jenis Obat Antiadrenergik Antiadrenergik Reseptor Dosis Pemakaian dalam klinis T o l a z o l i n (proscoline) alfa D:IM: IV: 25mg, q.i.d. bayi baru lahir: IV: 1-2mg/ kg selama 10 menit Gangguan pembuluh darah tepi (raynaud), hipertensi F e n t o l a m i n (regitine) alfa D: IM: IV: 5 mg       A: IM: IV: 1 mg Gangguan pembuluh darah perifer, hipertensi. Prazosin (minipress) alfa D: PO: 1-5 mg, t.i.d; ≤ 20 mg/ hari Hipertensi Propanolol (inderal) B e t a 1 , beta2 D: PO: 10-20 mg, t.i.d atau q.i.d; dosis dapat disesuaikan IV: 1-3 mg, dapat diulang bila perlu Hipertensi, aritmia, angina pectoris, pasca infark miokardium Nadolol (corgard) B e t a 1 , beta2 D: PO:40-80 mg/ hari, ≤ 240 mg/ hari Hipertensi, angina pektoris Timolol (blocarden) B e t a 1 , beta2 D: PO:10-20 mg, b.i.d ≤60 mg/ hari Hipertensi pasca infark miokardium M e e t o p r o l o l (lopressor) Beta1 D: PO: 100-450 mg, q.i.d; q rata- rata 50 mg b.i.d Hipertensi, angina, pasca infark miokardium Atenolol (temormin) Beta1 D: PO:50-100 mg/hari Hipertensi, angina A s e b u t o l o l (spectral) Beta1 D: PO: 200 mg, b.i.d Hipertensi, aritmia ventrikel 4. Obat Ganglion Reseptornya dikenal sebagai reseptor nikotinik yang sensitive terhadap peghambatan oleh heksametonium. Atas dasar fakta yang ditemukan diduga bahwa Ach yang dilepaskan saraf preganglion berinteraksi dengan suatu neuron perantara yang di lepaskan katekolamin.
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 26 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Zat yang menstimulasi kolinoreseptor di ganglion otonom dapat dibagi 2 golongan. Golongan yang pertama terdiri dari nikotin dan lobelin. Golongan kedua adalah muskarin, metakolin dan sebagian antikolinestrase. Sedangkan zat penghambat ganglion juga ada 2 golongan,yaitu golongan yang merangsang lalu menghambat seperti nikotin dan yang langsung mengambat contohnya heksametonium dan trimetafan. 1.      Obat Yang Merangsang Ganglion. Nikotin penting bukan karena kegunaannya dalam terapi tapi tempat kerjanya di ganglion yang dapat menimbulkan ketergantungan dan bersifat toksik. Farmakodinamik - Takikardi - Merangsang efek bifasik pada medulla adrenalin - Merangsang efek sentral pada SSP - Vasokontriksi - Tonus usus dan peristaltic meningkat - Perangsangan sekresi air dan secret bronkus Efek Samping - Muntah dan Salivasi - Hipertensi - Efek sentral (Tremor dan insomnia) - Efek nikotinik (kelumpuhan atau lemah pada otot rangka) Intoksikasi Intoksikasi akut: mual, slivasi, kolik usus, muntah, diare, keringat dingin, sakit kepala, pusing, pendengaran dan penglihatan terganggu, otot-otot menjadi lemah, frekuensi napas meninggi, TD naik. Pengobatan: larutan kalium permanganate 1:10.000 Intoksikasi kronik: kejadian ini biasanya terjadi pada perokok berat antara lain faringitis, sindrom pernapasann perokok, ekstrasistol, takikardi atrium paroksismal, nyeri jantung, penyakit buerger, tremor dan insomnia. 2.      Obat Penghambat Ganglion Dalam golongan ini termasuk heksametonium (C6), pentolinium (C5), tetraetiamonium (TEA), klorisondamin, mekamilamin, trimetafan. Farmakodinamik - Vasodilatasi
  • 29. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 27 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif - Pengurangan alir balik vena - Temperature kulit meningkat - Penurunan laju filtrasi glomerulus - Sekresi lambung, air liur dan pancreas berkurang - Kelenjar keringat dihambat. Efek Samping - Midriasis - Hipotensi ortostatik - Sembelit dengan kemungkinan ileus peeristaltik dan retensi urin - Mulut kering - Impotensi - Konstipasi - Obstipasi diseling dengan diare, mual, anoreksia dan sinkop. Kontraindikasi - Gunakan dengan hati-hati pada pasien alergi - Jangan di gunakan pada penderita insufisiensi koroner dan ginjal. Demikianlah tadi obat yang bekerja pada syaraf otonom. Sudah dapat membedakan diantara keduanya? Bila belum, jangan bosan untuk mempelajarinya. Nah, sekarang kita akan lanjutkan dengan bahasan tentang antibiotika. Selamat belajar !
  • 30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 28 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif ANTIMIKROBA DAN ANTIBIOTIKA 1. Pengertian Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain. Antibiotika ( latin : anti = lawan, bios = hidup ) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan mikro organisme hidup tertuam fungi dan bakteri ranah. Yang memiliki kahsiat mematikan atau mengahambat pertumbuahn banyak bakteri dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil. 2. Pembuatan Antibiotika Pembuatan antibiotika lazimnya dilakukan dengan jalan mikrobiologi dimana mikro organisme dibiak dalam tangki-tangki besar dengan zat-zat gizi khusus. Kedalam cairan pembiakan disalurkan oksigen atau udara steril guna mempercepat pertumbuhan jamur sehingga produksi antibiotiknya dipertinggi setelah diisolasi dari cairan kultur, antibiotika dimurnikan dan ditetapkan aktifitasnya beberapa antibiotika tidak dibuat lagi dengan jalan biosintesis ini, melakukan secara kimiawi, antara lain kloramfenikol Aktivitas Umumnya dinyatakan dalam suatu berat (mg),kecuali zat yang belum sempurna pemurniannya dan terdiri dari campuran beberapa zat misalnya polimiksinBbasitrasin,ataukarenabelumdiketahuistrukturkimianya,seperti,nistatin. 3. Mekanisme Kerja dan Reaksi Merugikan Beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan sefalosforin) atau membran sel (kleompok polimiksin), tetapi mekanisma kerja yang terpenting adalah perintangan selektif metabolisme protein bakteri sehingga sintesis protein bakteri, sehingga sintesis protein dapat terhambat dan kuman musnah atau tidak berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan tetrasiklin. Reaksi merugikan yang bisa terjadi adalah alergi, baik ringan maupun berat. Selanjutnya adalah Suprainfeksi atau infeksi sekunder yang terjadi jika flora normal terganggu selama terapi antimikroba. Reaksi merugikan yang ketiga adalah toksisitas organ seperi hati dan ginjal. Contonya ototoksik dan nefrotoksik sebagai akibat pemakaian aminoglikosida. 4. Golongan Obat Antibiotika Berdasarkan luas aktivitasnya, antibiotika dibedakan menjadi antibiotika aktivitas sempit ( narrow spectrum) dan aktivitas luas (broad spectrum). Termasuk narrow
  • 31. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 29 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif spectrumadalahobatyanghanyaaktifterhadapbeberapajeniskumansaja,misalnya peniccillin G dan peniccillin V, erytromicin , Klindamicin, Kanamicin dan asam fusidat bekerja terhadap bakteri gram positif. Sedangkan streptomicin, gentamicin, polimiksin-B dan asam nalidiksat khusus aktif terhadap kuman gram negatif. Antibiotik broad-spectrum bekerja terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif, antara lain sulfonamida, ampicillin, sefalosporin, kloramfenikol , tetrasiklin dan rifampisin. 1.      Penisilin Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari bermacam-macam jemis yang dihasilkan (hanya berbeda mengenai gugusan samping R ) benzilpenisilin ternyata paling aktif. Sefalosforin diperoleh dari jamur cephalorium acremonium, berasl dari sicilia (1943) penisilin bersifat bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesi dinding sel. Pensilin terdiri dari : a.       Benzil Penisilin Dan Fenoksimetil Penisilin 1)      Benzil Penisilin (Penicillin ) Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive, gonore. Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopenia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral. Dosis infeksi Oral :200.000-500.000 U/setiap 6 jam, IM 500.000-5 juta U/hari dalam dosis terbagi. Anak : 25.000-90.000 U/hari Dalam dosis terbagi. 2)      Fenoksimetilpenisilin Indikasi : tonsillitis, otitis media, erysipelas, demam rematik, prpopiliaksis infeksi pneumokokus. Dosis Oral 3-4 dd 250-500 mg 1 jam ac atau 2 jam pc. b.      Pensilin Tahan Penisilinase 1)      Kloksasilin Indikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase. Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS. Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
  • 32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 30 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral. Dosis Oral 4 d.d 500 mg ac, IM 4-6 kali sehari 250-1000 mg (garam Na). 2)      Flukoksasilin Indikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase. Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS. Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral. Dosis Oral 3-4 dd 500-1.000 mg ac. c.       Pensilin Spectrum Luas 1)      Ampisilin Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive, gonore. Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS. Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral. Dosis Oral 250-500 mg setiap 6 jam. IM/IV : 2-8 g/hari. Anak , oral 50-100 mg/kg/hari Dalam dosis terbagi. IM/IV 50-200 mg/kg/hari Dalam dosis terbagi. 2)      Amoksisilin Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive, gonore. Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS. Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi.
  • 33. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 31 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral. Dosis : Oral 250-500 mg setiap 8 jam, Anak, Oral 20-40 mg/kg/hari Dalam dosis terbagi 3. d.      Penisilin Anti Pseudomona 1)      Tikarsilin Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas dan proteus. Dapat diberikan dalam kombinasi dengan aminoglikosida untuk mendapatkan efek sinergistik. Dosis IM 1 g setiap 6 jam; IV :1-3 g setiap 4-6 jam atau 150-300/kg/hari Dalam dosis terbagi. 2)      Piperasilin Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas aerugenosa. Dosis : IM,IV 2-4 g setiap 4-6 jam atau 100-300 /kg/hr Dalam dosis terbagi tidak melebih 24 g/hari. Anak: IM,IV : 50-100 /kg/hr dalam dosis terbagi 4. 2.      Sefalosforin Sefalosforin merupakan antibiotic betalaktam yang bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding mikroba. Farmakologi sefalosforin mirip dengan penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan dapat di hambat probenisid.           Sefalosforin terbagi atas : a.       Sefadroksil Indikasi : infeksi baktri gram (+) dan (-) Interaksi : sefalosforin aktif terhadap kuman garm (+) dan (-) tetapi spectrum anti mikroba masing-masng derrivat bervariasi. efek samping : diare dan colitis yang disebabkan oleh antibiotic ( penggunaan dosis tinggi) mual dan mumtah rasa tidak enak pada saluran cerna sakit kepala. Kontra indikasi : hipersensitivitas terahadap sefalosforin, porfiria Dosis : Oral 500-2 g/hari dalam dosis terbagi 1-2. Anak 30 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 2. b.    Sefotakzim Indikasi : profilaksis pada pembedahan, epiglotitis karena hemofilus, meningitis. Dosis : IM,IV 1-2 g setiap 6-8 jam, Anak : IM,IV : 50-180 mg/kg setiap 4-8
  • 34. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 32 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif jam. d.    Sefuroksim Indikasi : profilaksis tindakan bedah,lebih aktif terhadap H. influenzae dan N gonorrhoeae. Dosis : Oral 250-500 mg setiap 12 jam. IM,IV 750-1,5 g setiap 8 jam. Anak, Oral 250-500 mg setiap 12 jam. IM,IV 50-100 mg/kg/hari dalam dosis terbagi. e.    Sefamandol Indikasi: profilaksis pada Tindakan 1 pembedahan. f.     Sefpodoksim Indikasi: infeksi saluran napas tetapi. Penggunaan ada faringitis dan tonsillitis, hanya yang kambuhan, infeksi kronis atau resisten terhadap antbiotika lain. Dosis : 500 mg- 1 g setiap 4-8 jam. IM,IV 50-100 mg/kg/hr dalam dosis terbagi. 3.      Tetrasiklin Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spectrum luas. Penggunaannya semakin lama semakin berkurang karena masalah resistansi. Tetrasiklin terbagi atas : a.   Tetrasiklin. Indikasi: eksaserbasi bronkitri kronis, klamidia, mikoplasma, dan riketsia, efusi pleura karena keganasan atau sirosis, akne vulganis. Peringatan: gangguan fungsi hati (hindari pemberian secara i.v), gangguan fungsi ginjal, kadang-kadang menimbulkan fotosintesis. Efek samping: mual, muntah, diare, eritema. Dosis : Oral 250-500 mg setiap 6 jam atau 1-2 g dalam dosis terbagi 2-4. IV: 250-500 mg/hari atau 1-2 g dalam dosis terbagi 2. Anak> 8 tahun Oral, 25- 50 mg/kg/hari u 1-2 g dalam dosis terbagi 4. IV :10-20 mg/kg/hari u 1-2 g dalam dosis terbagi 2. b.   Demeklosiklin Hidroklorida Indikasi: tetrasiklin. Perhatikan anak Fotositivtas lebih sering terjadi pernah dilaporkan terjadinya diabeters indipidus nefrogenik. Dosis : Oral 150 mg setiap 6 jam atau 300 m setiap 12 jam. Anak > 8 tahun : Oral, 6-12 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 2-4. c.   Doksisiklin
  • 35. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 33 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Indikasi: tetrasiklin.bruselosis (kombniasi dengan tetrasiklin), sinusitis kronis , penyakit radang perlvis (bersama metronidazo) d.   Oksitetrasiklin Indikasi ; peringatan; kontaindikasi; efek samping; lihat tetrasilin; hindari pada porfiria. Dosis: 250-500 mg tiap 6 jam Oxytetracycline ( generic ) cairan Inj. 50 mg/ vial (K) Teramycin (Pfizer Indonesia) cairan inj. 50 mg/ vial. Kapsul 250 mg (K). 4.      Aminoglikosida Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram posistif dan gram negative. Aminasin, gentamisin dan tobramisin d juga aktif terhadap pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif teradap mycobacterium tuberculosisdanpenggunaannyasekaranghamperterbatasuntuktuberkalosa. a.   Amikasin Indikasi : infeksi generatif yang resisten terhadap gentamisin. Dosis : Anak dan Dewasa : IM,IV : 15 m/kg/hari dalam dosis terbagi 2-3 tidak melebihi 1,5 g BBL, IV : 7,5 mg/kg/hari setiap 12 jam. b.      Gentamisin Indikasi : septicemia dan sepsis pada neonatus, meningitis dan infeksi SSP lainnya. Infeksi bilier, pielonefritis dan prostates akut, endokarditis karena Str viridans. Atau str farcalis (bersama penisilin, pneumonia nosokomial, terapi tambahan pad meningitis karena listeria. Peringatan : gangguan funsi ginjal, bayi dan usia lanjut ( (sesuaikan dosis, awasi fungsi ginjal, pendengaran dan vestibuler dan periksa kadar plasma), hindari penggunaan jangka panjang. Kontraindikasi: kehamilan, miastenia gravis. Efek samping : gangguna vestibuler dan pendengaran, netrotoksista, hipomagnesemia pada pemberian jangka panjang colitis karena antibiotic. Dosis:injeksiintramuskuler,intravenalambatatauinfuse,2-5mg/kg/hari(dalam dosis terbagai tiap 8 jam) lihat juga keterangan diatas sesuaikan dosis terbagi tiap 8 jam ) lihat juga keterangan fungsi ginjal dan ukur kadar dalam plasma. c.     Netilmisin Indikasi: infeksi berat kuman gram negative yang resisten terhadap gentainisin. Dewasa : IM,IV : 3-6 mg/kg/hari dalam dosis terbagi. Anak:IM, IV : 1-2,5 mg/kg/hari dalam dosis terbagi.
  • 36. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 34 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 5.      Kloramfenikol Kloramfenikol merupakan antibiotic dengan spectrum luas, namun bersifat toksik.Obatiniseyogyanyadicadangkanuntukinfeksiberatakibathaemophilus influenzae,demantifoid,meningitisdanabsesotak,bakteremiadaninfeksiberat lainnya. Karena toksisitasnya, obat ini tidak cocok untuk penggunaan sistemik. Kontraindikasi: wanita hamil, penyusui dan pasien porfiria Efeks samping : kelainan darah yang reversible dan irevesibel seperti anemia anemia aplastik ( dapat berlanjut mejadi leukemia), neuritis perifer, neuritis optic, eritem multiforme, mual, muntah, diare, stomatitis, glositits, hemoglobinuria nocturnal. Dosis pada typus, untuk permulaan 1-2 g kemudian 4 kali 500-750 mg. Neonatus maksimal 25 mg/kg/hari dalam 4 dosis. Anak diatas 2 mgg : 25- 50 mg/kg/hari terbagi dalam 2-3 dosis. Infeksi parah IV 4 kali 500-1500 mg. 6.      Makrolid Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hamper sama dengan penisilin, sehingga obat ini digunakan sebagai alternative penisilin. Indikasi eritremisin mencakup indikasi saluran napas, pertusis, penyakit gionnaire dan enteritis karena kampilo bakteri. a.       Eritromisin Indikasi: sebagai alternative untuk pasien yang alergi penisilin untuk pengobatan enteritis kampilobakter, pneumonia, penyakit legionaire, sifilis, uretritis non gonokokus, protatitis kronik, akne vulgaris, dan rpofilaksis difetri dan pertusis. Dosis Oral 250-500 mg setia 6 jam. Anak , oral 30-50 m/kg/hari dalam dosis terbagi (setiap 6 jam) b.      Azitromisin Indikasi: infeksi saluran napas, otitis media, infeksi klamida daerah genital tanpa kompliasi. Dosis : 1 dd 500 mg 1 jam ac atau 2 jam pc selama 3 hari. 7.      Polipeptida Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (= kolistin), basi-trasin dan gramisidin, dan berciri struktur polipeptida siklis dengan gugusan- gugusan amino bebas. Berlainan dengan antibiotika lainnya yang semuanya diperoleh dari jamur, antibiotika ini dihasilkan oleh beberapa bakteri tanah. Polimiksin hanya aktif terhadap basil Gram-negatif termasuk Pseudomonas, basitrasin dan gramisidin terhadap kuman Gram-positif.
  • 37. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 35 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Khasiatnya berupa bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya (surface-active agent) dan kemampuannya untuk melekatkan diri pada membran sel bakteri, sehingga permeabilitas sel diperbesar dan akhirnya sel meletus. Kerjanya tidak tergantung pada keadaan membelah tidaknya bakteri, maka dapat dikombinasi dengan antibiotika bakteriostatik seperti kloramfenikol dan tetrasiklin. Resorpsinya dari usus praktis nihil, maka hanya digunakan secara parenteral, atau oral untuk bekerja di dalam usus. Distribusi obat setelah” injeksi tidak merata, ekskresinya lewat ginjal. Antibiotika ini sangat toksis bagi ginjal, polimiksin juga untuk organ pendengar. MakapenggunaannyapadainfeksidenganPseu¬domonaskinisangatberkurang dengan munculnya antibiotika yang lebih aman (gentamisin dan karbenisilin). 8.      Golongan Antimikobakterium Golongan antibiotika dan kemoterapetka ini aktif te rhadap kuman mikobakterium. Termasuk di sini adalah obat-obat anti TBC dan lepra, misalnya rifampisin, streptomisin, INH, dapson, etambutol dan lain-lain.
  • 38. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 36 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 1. Obat Sistem Saraf Pusat adalah obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu: perangsang sistem saraf pusat, seperti amfetamin; Penekan sistem saraf pusat seperti sedatf hipnotik dan anestesi; Analgesik-Antipiretik , termasuk Analgesik Narkotik dan Nonnarkotika; Anti konvulsi dan Psikofarmaka. 2. Obat otonom mempengaruhi transmisi neurohormonal dengan cara menghambat atau mengintensifkannya. Terdapat beberapa kemungkinan pengaruh obat pada transmisi system kolinergik dan adrenergic, yaitu: a. Menghambat sintesis atau pelepasan transmitor b. Menyebabkan penglepasan transmitor. c. Berikatan dengan reseptor d. Menghambat destruksi transmitor. 3. Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain. Rangkuman
  • 39. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 37 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tes Formatif I. Petunjuk: jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang paling benar 1. Yang termasuk analgesik narkotika adalah ... a. Meperidin b. Asetosal c. Antalgin d. Asam mefenamat e. Nalorfin 2. Pemantauan efek samping penggunaan obat hipnotik adalah ... a. Bradikardia b. Efek hang-over c. Hipotensi d. Diare e. Inkontinensia urine 3. Bukan merupakan Indikasi diazepam adalah .... a. hipnotika dan sedative b. anti konvulsi c. Premedikasi operasi d. relaksasi otot e. anti ansietas 4. Efek samping yang perlu dipantau oleh perawat dalam pemberian analgesik – antipiretik : asetosal adalah... a. Mengantuk atau Menidurkan
  • 40. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 38 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif b. iritasi lambung  dan saluran cerna c. berdebar dan takhikardi d. perdarahan dibawah kulit e. fotosensitive 5. Obat antikonvulsi yang bisa digunakan pada semua jenis epilepsi adalah a. Phenobarbital b. Klorazepam c. Klobazepam d. Fenitoin e. Piramidon 6. Farmakodinamik kolinergik adalah .... a. Menurunkan Tekanan Darah b. Menurunkan denyut nadi c. Menurunkan kontraksi saluran kemih d. Menurunkan peristaltik e. Konstriksi bronkiolus 7. Intervensi keperawatan pada penggunaan simpatomimetik berupa pemantauan terhadap .... a. Hidung tersembat b. bradikardi c. hipotensi d. peningkatan kadar gula darah e. peningkatan peristaltik usus 8. Reaksi merugikan yang merugikan akibat penggunaan antibiotika yang harus dipantau perawat adalah .... a. Suprainfeksi, toksisitas dan alergi b. Alergi, resistensi dan adiksi c. toksisitas , infeksi dan alergi d. fotosensitif, toleransi dan alergi
  • 41. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 39 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif e. resistensi, adiksi dan suprainfeksi 9. Termasuk Antibiotik broad-spectrum ( spektrum luas ) adalah .... a. peniccillin V b. erytromicin c. Klindamicin d. kloramfenikol e. Kanamicin. 10. Kontra indikasi gentamicin adalah .... a. Neonatus b. Wanita hamil c. Infeksi bilier d. pielonefritis dan prostates akut e. endokarditis Sudahkah anda menyelesaikan pertanyaan di atas? Untuk mengetahui ketepatan jawaban anda, jika anda telah mengerjakan soal tersebut, silahkan cocokkan dengan kunci jawaban yang ada di akhir modul.
  • 42. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 40 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Mintalah nilai pada Tutor Anda kemudian diskusikan hal-hal yang belum Anda kuasai bersamanya. Jawaban Anda akan dinilai berdasarkan jumlah benar kata kunci dari pemecahan masalah kasus di atas. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar 2. Rumus : Jumlah nilai setiap soal tugas x 10 Tingkat Penguasaan = ------------------------------------------- Jumlah seluruh kata kunci Arti tingkatan penguasaan yang Anda capai : 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% - 79% = sedang < 69% = kurang Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya. Tetapi bilai nilai Anda masih di bawah 80%, maka Anda harus mengulang kegiatan sub modul pokok ini terutama bagian yang belum dikuasai.
  • 43. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 41 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri 1. Bacalah buku “Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan “ karangan Lee, Joyce L. dan Hayes, Evelyn R , hal 571 tentang Agen- agen Endokrina atau buku “Obat-Obat Penting” karangan Drs Tan Hoan Tjai dan Dr s Kirana hal 627 tentang Hormon –hormon. 2. Diskusikan materi tersebut dengan teman-teman 3. Buatlah resume tentang : Jenis Obat, dosis, indikasi, kontra indikasi, efek samping dan implikasi dalam keperawatan. 4. Konsultasikan dengan tutor anda untuk mendapat tanggapan.