Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas.
Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas.
Konseling obat sangat berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien. Penerapan konseling obat sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam praktek kefarmasian pada pasien dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat karena pasien mendapatkan penjelasan mengenai manfaat penggunaan obat yang sesuai dengan aturan pakai yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.
Untuk menjamin aksesibilitas, ketersediaan dan keterjangkauan obat, serta penggunaan obat secara rasional dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional, Menteri Kesehatan telah menetapkan Formularium Nasional (ForNas), sebagai acuan dalam penyediaan dan penggunaan obat dalam JKN. Harga obat yang tercantum dalam ForNas akan dicantumkan dalam e-catalog obat dari LKPP.
Konseling obat sangat berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien. Penerapan konseling obat sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam praktek kefarmasian pada pasien dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat karena pasien mendapatkan penjelasan mengenai manfaat penggunaan obat yang sesuai dengan aturan pakai yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.
Untuk menjamin aksesibilitas, ketersediaan dan keterjangkauan obat, serta penggunaan obat secara rasional dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional, Menteri Kesehatan telah menetapkan Formularium Nasional (ForNas), sebagai acuan dalam penyediaan dan penggunaan obat dalam JKN. Harga obat yang tercantum dalam ForNas akan dicantumkan dalam e-catalog obat dari LKPP.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Â
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
1.
2. SSO merupakan sistem saraf yang bekerja
tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di
bwah kehendak saraf pusat
Contoh gerakan tersebut adalah denyut
jantung, perubahan pupil mata, gerak
peristaltik alat pencernaan, dan pengeluaran
keringat
3. 1. Sistem Saraf Simpatik
terletak di depan ruas tulang belakang. Tepatnya pada
medula spinalis. Fungsi saraf ini terutama untuk
memacu kerja organ tubuh,
Contoh : mempercepat denyut jantung, memperbesar
pupil mata, dan melebarkan bronkus. Memperlambat
kerja alat pencernaan, menghambat ereksi, dan
menghambat kontraksi kandung kemih.
2. Sistem Saraf Parasimpatik
Saraf ini memiliki fungsi antara lain memperlambat
detak jantung, memperkecil pupil mata, menciutkan
bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan,
merangsang ereksi, dan mempercepat kontarksi
kandung kemih.
4. Rangsangan dari susunan saraf untuk mencapai
ganglion efektor memerlukan suatu penghantar
yang disebut transmiter neurohormon
(neurotransmiter)
• Neurotransmiter untuk saraf simpatik (adrenergik)
adalah Efinefrin (Adrenalin) dan Norefinefrin
(Noradrenalin/NA)
•Neurotransmiter untuk saraf parasimpatik
(kolinergik) adalah Asetilkolin (Ach)
5.
6. Obat saraf otonom adalah obat yang dapat
mempengaruhi penerusan impuls dalam
SSO dengan jalan mengganggu sintesis,
penimbunan, pembebasan atau penguraian
neurptransmiter srta mempengaruhi
kerjareseptor khusus. Hal ini akan
mempengaruhhi fungsi otot polos, organ
jantung, dan kelenjar.
7. 1. Zat yang bekerja terhadap saraf simpatik
a. Simpatomimetik (adrenergik)
Obat ini meniru efek dan perangsangan
sistem saraf simpatik, seperti efedrinm
isoprenalin, amfetamin
b. Simpatolitik (adrenolitik)
Obat ini menekan saraf simpatik dan melawan
efek adrenergik, seperti alkaloid dan
propanolol.
8. 2. Zat yang bekerja terhadap saraf
parasimpatik
a. Parasimpartomimetik (kolinergik)
obat ini merangsang organ – organ
saraf parasimpatik dan meniru efek
perangsangan oleh asetilkolin, seperti
pilokarpin dan fisostigmin
b. Parasimpatolitik (antikolinergik)
obat ini melawan efek – efek kolinergik,
seperti alkaloid belladon dan
propantelin
9. 3. Zat perintang ganglion
obat ini merintangi penerusan impuls dalam
sel – sel ganglion simpatik dan parasimpatik.
Efek perintangan ini dampaknya luas, antara
lain vasodilatasi sehingga digunakan pada
hipertensi tertentu.
10. ï‚ž Adrenergik (Simpatomimetik)
adalah zat yang dapat menimbulkan
sebagian efek yang sama dengan stimulasi
susunan saraf simpatik dan melepaskan NA
di ujung saraf
Adrenergik dapat dibagi dalam 2 kelompok
menurut titik kerjanya di sel sel efektor ,
yaitu : reseptor alfa dan reseptor beta β
11. Pada umumnya, stimulasi pada masing
masing reseptor akan menghasilkan efek :
Reseptor 1 : Menimbulkan vasokontriksi otot polos
dan menstimulasi sel – sel kelenjar
dengan bertambahnya sekresi liur
dan keringat
Reseptor 2 : Menghambaat pelepasan NA pada
saraf aadrenergik dengan turunnya
TD, pelepasan asetilkolin d usus pun
dikurangi sehingga peristaltik
menurun
12. Reseptor β 1 : Memperkuat daya dan
frekuensi kontraksi jantung
Reseptor β 2 : Bronkodilatasi dan stimulasi
metabolisme glikogen dan
lemak
PENGGOLONGAN ADRENERGIK
Dapat dibagi menjadi 2 kelompok :
a. Zat yang bekerja langsung , antara lain ke
reseptor adrenalin, NA, dan isoprenalin
b. Zat dengan kerja tdk langsung, bisa dengan
obat – obatan seperti efedrin, amfetamin,
guanetidin, dan reserpin
13.  Efek + β : Adrenalin, efedrin, dan
dopamin
ï‚ž Efek : NA, fenilefrin, nafazolin, dn
turunan
ï‚ž Efek 2 : Metildopa, klonidin, guanfasin
 Efek β 1 + β2 : Adrenalin, efedrin,
isoprenalin, isoksuprin
 Efek β 1 : NA, oksifedrin dan
dobutamin,
 Efek β 2 : Salbutamol, terbutalin,
fenoterol, dan ritodrin yang
memberikan efek
bronkodilatasi dan relaksasi
rahim
14. ï‚ž Berdasarkan khasiatnya dapat digunakan untuk :
1. Pada syok, untuk memperkuat kerja jantung (β1)
dan meningkatkan TD pada hipotensi ( 1)
khususnya adrenalin dan NA
2. Pada asma, untuk mencapai bronkodilatasi (β2)
terutama salbutamol ,efedrin
3. Pada pilek (rinitis) , untuk menciutkan mukosa
yang bengkak ( ) terutama zat – zat imidazolin
4. Pada obesitas, untuk menekan nafsu makan,
fenfluramin dan mazindol
15. Pada dosis biasa dapat menimbulkan ES
terhadap jantung dan SSP, yaitu takikardia,
jantung berdebar, nyeri kepala daan gelisah
Pada penggunaan yang lama dapat
menimbulkan takifilaksis
16. 1. Epinefrin
Efek utamanya terhadap tubuh antara lain :
Jantung, pembuluh, pernapasan, metabolisme
Penggunaannya :
a. Analeptikum, yaitu obat stimulasi jantung yang
aktif sekali pada keadaan darurat seperti kolaps,
syok anafilaktik, dan jantung berhenti
b. Sangat efektif pada serangan asma akut
c. Tambahan anastesi lokal
d. Pada tetes hidung untuk pilek
ES pada dosis tinggi menimbulkan nekrosis pada jari
sampai kolaps
17. 2. Isoprenalin
Penggunaannya :
pada kejang bronkus (asma) dan sebagai
stimulan sirkulasi darah
ES pada dosis tinggi berupa takikardia dan efek
sentral
3. Orsiprenalin
Khasiat = isprenalin tapi onset lebih lambat
3. Fenilefrin
Penggunaannya pada hipotensi (kolaps),
midriatikum, dekongestif, dan sebagai campuran
obat flu
ES dapat menimbulkan hipertensi pada bayi jika
digunakan busui
18. ï‚ž Adalah zat yang melawan sebagian atau
seluruh aktivitas susunan saraf simpatik.
Berdasarkan mekanisme kerjanya,
adrenolitik dpt dibagi menjadi 3 :
1. Alfa=bloker/ Penakit ( -simpatolitik)
Zat ini memblokir reseptor yang banyak
terdapat di jaringan otot polos,
khususnyapada pembuluh kulit dan
mukosa. Efek utamanya adalah vasodilatasi
perifer
19. Ada tiga jenis bloker, yaitu :
a. blokir nonselektif : Fentolamin &
alkaloid ergot
b. - 1 bloker selektif : derivat kuinazolin
( Prazosin, Terazosin )
c. - 2 bloker selektif : Yohimbin
2. Beta-Blokir / Penakit β (β simpatolitik)
Dahulu untuk obat gangguan jantung. Tahun
1980-an digunakan sebagai hipertensi
20. Obat ini dibagi menjadi 2 kelompok :
1. β 1 bloker selektif : Atenolol, m,etoprolol
2. β 1 bloker nonselektif : Alprenolol
21. ï‚ž Carilah Spesialite Obat dari Adrenergik dan
Adrenolitik minimal 5 dengan format
No NAMA GENERIK NAMA DAGANG PABRIK
1 Ergotamin tartrat +
kofein
CAFERGOT
BELLAPHEN
Novartis
Soho
22. ï‚ž Cocokkanlah pernyataan kolom di sebelah
kiri dengan jawaban ang terdapat pada
kolom sebelah kanan !
No Pernyataan No Jawaban
1 Obat ang meniru efek dan perangsangan sistem
saraf simpatik adalah .......
A Alkaloid ergot
2 Obat golongan adrenergik yang bekerja khusus
pada reseptor β 2 adalah.......
B Adrenergik
3 Senyawa -bloker ang digunakan pada migrain
adalah.....
C Simpatolitik
4 Atenolol termasuk obat golongan....... D Nafazolin
5 Adrebergik ang merupakan derivat imidazolin
adalah..........
E Salbutamol
23. ï‚ž Kolinergik atau parasimpatomimetik adalah
kelompok zat yang dapat menimbulkan efek
yang sama dengan stimulasi susunan saraf
parasimpatik.
ï‚ž Tugas utama saraf parasimpatik adalah
mengumpulkan energi dari makanan dan
menghambat penggunaannya (asimilasi)
sehingga bila neuron saraf parasimpatik
dirangsang , akan timbul sejumlah efek ang
menyerupai keadaan istirahat dan tidur
24. ï‚ž Stimulasi pencernaan, dengan jalan mempercepat
gerakan peristaltik, sekresi kelenjar ludah, getah
lambung ( HCl ), dan sekresi air mata.
ï‚ž Memperlambat sirkulasi, mengurangi kegiatan
jantung, vasodilatasi pembuluh darah, dan
penurunan tekanan darah
ï‚ž Memperlambat pernapasan, dengan menciutkan
bronkus ( bronkokontriksi )
ï‚ž Kontraksi otot mata dengan efek penempitan pupil
(miosis) dan menurunkan tekanan intra okuler mata
ï‚ž Kontraksi kiandung kemih dan ureter dengan efek
memperlancar pengeluaran urin
ï‚ž Dilatasi pembuluh dan kontraksi otot rangka
25. ï‚ž Reseptor kolinergik terdapat dalam semua
ganglion, sinaps dan neuron prosganglioner
dari saraf parasimpatik.
ï‚ž Brdasarkan efeknya terhadap
perangsangan, reseptor ini dapat dibagi
dalam 2 jenis, yaitu :
a) Reseptor Muskarinik (M) berada di neuron
prosganglioner dan terbagi lagi menjadi
reseptor M1, M2, dan M3. ketiga reseptor ini
bila dirangsang akan memberikan efek yang
berlainan
26. ï‚ž Muskarin adalah derivat furan ang sangat
beracun dan terdapat pada jamur merah
Amanita muscaria . Setelah diaktivasi oleh
neurotrensmitter asetilkolin atau kolinergik
dapat menimbulkan semua efek fisiologis
Reseptor M1 : Aktivitas pelepasan NA
ditingkatkan
Reseptor M2 : Kontraksi meningkat,
bradikardia
Reseptor M3 : Sekresi, relaksasi
27. b) Reseptor nikotin ( N ), terdapat di pelat
ujung mioneuron otot rangka dan di
ganglion autonom (simpatik dan
parasimpatik ).
Stimulasi reseptor ini oleh kolinergik
(neostigmin dan piridostigmin) menimbulkan
efek yang menerupai efek adrenergik, jadi
sifatnya sangat belawanan
28. Kolinergik dapat dibagi menurut cara kerjanya,
yaitu :
1. Bekerja langsung : karbakol, pilokarpin,
muskarin, dan arekolin (alkaloid dari pinang
)
2. Bekerja tak langsung : Zat – zat
antikolinesterase seperti Fisostigmin,
Neostigmin, dan Piridostigmin. Obat obat ini
menghambat penguraian asetilkolin
sementara.
29. Kolinergik dapat digunakan untuk penyakit :
1. Glaukoma
2. Miastenia gravis
3. Demensia alzheimer
4. Atonia ( keadaan kelemahan otot
polos )
30. Efek samping kolinergik sama dengan efek
apabila saraf parasimpatik distimulasi secara
berlebihan, antara lain : mual, muntah, diare,
meningkatna sekresi ludahj. Dahak, keringat,
dan air mata, bradikardia, bronkokontriksi serta
depresi pernapasan
Antidotum pada dosis berlebihan atau
keracunan kolinergik adalah antikolinergik
atropin dengan dosis tinggi, khusus untuki
melawan efek muskarin
31. ï‚ž Asetilkolin
Neurohormon ini bersifat tidak stabil karena segera
diuraikan oleh dua jenis kolinesterase untuk
menghindari stimulasi saraf kolinergis secara terus
menerus.
a. Karbakol, digunakan sebagai miotik, pada
glaukoma dan pada atonia organ lain
b. Pilokarpin, digunakan sebagai miotik pada
glaukoma
c. Neostigmin, digunakan pada miastenia dan
glaukoma
d. Piridostigmin, khusus digunakan pafa miastenia
gravis
32. No NAMA GENERIK NAMA DAGANG PABRIK
1 Asetilkolin MIOCHOL – E Novartis
2 Pilokarpin CENDOCARPINE
CARLOPIN
CARPINOL
Cendo
Otto
Dara varia
3 Neostigmin PROSTIGMIN Combiphar
4 Piridostigmin MESTINON Combiphar
34. Efek antikolinergik yang terpenting sbb :
1. Memperbesar pupil ( midriasis ) dan
berkurangnya akomodasi mata
2. Mengurangi sekresi kelenjar (air liur,
keringat, dahak)
3. Mengurangi tonus dan motilitas saluran
lambung usus, juga sekresi getah lambung
35. 4. Meningkatkan frekuensi jantung dan
mempercepat penerusan impuls di berkas
His
5. Merelaksasi otot detrusor ang
menyebabkan pengosongan kandung
kemih sehingga kapasitasnya meningkat
6. Dilatasi bronkus
7. Merangsang SSP dan pada dosis tinggi
menekan SSP ( kecuali zat amonium
kuartener )
36. 1. Sebaga midriatik, untuk pelebaran pupil
2. Sebagai spasmolitikum ( pereda kejang otot
dan kolik ) dari saluran lambung usus, saluran
empedu, dan organ urogenital ( Hiosiamin,
Butilskopalamin, Propantelin)
3. Inkontinensia urine ( flavoksat, tolterodin)
4. Asma dan bronkhitis ( ipratropium dan
tiotropium )
37. 5. Penyakit parkinson
6. Sebagai pramedikasi pada pembedahan,
untuk mengurangi sekresi ludah dan
bronkus ( atropin dan skopolamin )
7. Pada hiperhidrosis, untuk menekan
pengeluaran keringat yang berlebihan
8. Sebagai antidotum intoksikasi zat
penghambat kolinesterase (atropin )
38. 1. Alkaloid belladona : atropin, hiosiamin,
skopolamin, dan homatropin.
Atropin memiliki khasiat antikolinergik yang
kuat, sedasi, dan bronkodilatasi ringan
(melawan depresi pernapasan)
Penggunaannya :
1. Sebagai midriatik,
2. Spasmolitik asma
3. kejang pada lambung usus
4. antidotum pada overdosis
39. Turunan sintetik : homatropin dan
benzatropin yang digunakan sebagai
antiparkonson
40. 2. Zat amonium kuartener : Propantelin,
Ipratropium dan Tiotropium.
Sulit menembus sawar otak sehinga tidak
memili efek sentral . Penggunaannya untuk
meredakan peristaltik lambung usus.
3. Zat amin tersier : Pirenzepin, flavaxat, dan
tolterodin
41. NO NAMA GENERIK NAMA DAGANG PABRIK
1. Atropin CNTENDOATROPINE Cendo
2 Ipratropium ATROVE Boehringer
Ingelheim
3 Tropikamida CENDO MDRIATYL
MIDRIC
Cendo
Sanbe
4 Skopolamin SPASMOLIT Meprofarm
42. ï‚ž Bacalah Literatur tentang saraf otonom berikut
ini dengan lengkap, kemudian isilah kolom
pertanyaan dengan jawaban yang tepat !!
1 GAMBAR ( OTRIVIN NASAL SPRA ) INDIKASI
ES
KI
CARA PENGGUNAAN
2 METHERGIN TAB
3 PROSTIGMIN
4 ATROVENT (METERED AEROSOL )