1. PDRB ( Produk Domestik Regional Bruto )
http://www.sumedangkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=94&Itemid=50
Beberapa penjelasan mengenai pengertian PDRB yaitu PDRB atas dasar harga berlaku,
PDRB atas dasar harga konstan, pendapatan regional, pendapatan perkapita dan lain-lain.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat dihasilkan melalui tiga pendekatan yaitu :
1. Pendekatan Produksi (Pruduction Approach) yaitu PDRB merupakan jumlah nilai
produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi dalam suatu
wilayah / region pada suatu jangka waktu tertentu, biasanya setahun.
2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach) yaituPDRB merupakan jumlah balas jasa
yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut di dalam proses produksi di suatu
wilayah pada jangka waktu tertentu (setahun). Balas jasa faktor produksi tersebut adalah
upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan. Dalam pengertian PDRB termasuk
pula penyusutan barang modal tetap dan pajak tidak langsung neto. Jumlah komponen
pendapatan ini per-sektor disebut sebagai nilai tambah bruto seluruh sector (lapangan
usaha).
3. Pendapatan Pengeluaran (Expenditure Approach) yaitu PDRB merupakan jumlah
semua pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari
untung, perubahan stok dan ekspor neto di suatu wilayah pada suatu periode (biasanya
setahun). Ekspor neto disini adalah ekspor dikurangi impor.
Hasil perhitungan PDRB di Kabupaten Sumedang disajikan dalam seri 5 (lima)
tahun yaitu Tahun 2003-2007 menurut jenis lapangan usaha
yang terdiri dari sembilan sektor, yaitu sebagai berikut :
1. Sektor Pertanian;
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian;
3. Sektor Industri Pengolahan;
4. Sektor Listrik, Gas dan Air Minum;
5. Sektor Bangunan / Konstruksi;
6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran;
7. Sektor Angkutan dan Komunikasi;
8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan;
3. Pengertian PDRB adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh
kegiatan pekonomian diseluruh daerah dalam tahun tertentu atau perode tertentu dan biasanya
satu tahun.
– penghitungan PDRB menggunakan dua macam harga yaitu harga berlaku dan harga konstan.
PDRB harga atas harga berlaku merupakan nilai tmabah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan sementasra atas harga konstan
dihitung dengan menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar.
Metode penghitungan
Penghitungan PDRB dapat dilakukan dengan empat cara pendekatan yaitu :
1. Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi dapat disebut juga pendekatan nilai tambah dimana nilai tambah bruto (
NTB) dengan cara mengurangkan nilai out put yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi
dengan biaya antara dari masing nilai produksi bruto tiap sektor ekonomi. Nilai tambah
merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dipain oleh unit produksi sebagai
input antara. Nilai yang ditambahkan sama dengan balas jasa faktor produksi atas ikutsertanya
dalam proses produksi.
2. Pendekatan Pendapatan
Pada pendekatan ini, nilai tambah dari kegiatan – kegiatan ekonomi dihitung dengan cara
menjumlahkan semua balas jasa faktor praoduksi yaitu upah dan gajih, surplus usaha,
penyusutan danpajak tak langsung neto. Untuk sektor Pemerintahan dan usaha yang sifatnya
tidak mencari keuntunga, surplus usaha ( bunga neto, sewa tanah dan keuntungan ) tidak
diperhitungkan.
3. Pendekatan Pengeluaran
- Pendekatan ini digunakan untuk menghitung nilai barang dan jasa yang digunakan oleh
berbagai golongan dalam masyarakat untuk keperluan konsumsi rumah tangga, pemerintah dan
yayasan sosial ; Pembentukan modal; dan ekspor. Mengingant nilai barang dan jasa hanya
berasasl dari produksi domestik, total pengeluaran dari komponen – komponen di tas hsrus
dikursngi nilsi impor sehingga nilai ekspor yang dimaksud adalah ekspor neto. Penjumlahan
seluruh komponen pengeluaran akhir ini disebut PDRB atas dassar harga pasar.
4. Metode Alokasi
Metode ini digunakn jika data suatu unit produksi di suatu daerah tidak tersedia. Nilai tambah
suatu unit produksi di daerah tersebut dihitung dengsn menggunakan data yang telah
dialokasikan dari sumber yang tingkatnya lebih tinggi, misalnya data suatu kabupaten diperoleh
dari alokasi data Propinsi.