Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur pemasangan dan pelepasan implan kontrasepsi. Prosedur pemasangan meliputi persiapan alat dan obat, pembersihan daerah lengan, pemberian anestesi lokal, pembuatan insisi, dan pemasangan 6 kapsul implan secara berurutan di bawah kulit. Prosedur pelepasan dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu pop-out, standar, U, dan tusukan Ma. Keempat cara ter
1. Pemasangan dan pelepasan Implant
Prosedur pemasangan:
1) Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE yang selengkap mungkin mengenai
Inplant ini sehingga calon akseptor betul-betul mengetahui , mengerti dan menerimanya
sebagai cara kontrasepsi yang akan dipakai.
2) Pemasangan implant di lakukan pada bagian dalam lengan atas atau lengan bawah. Kira-
kira 6-8cm diatas atau dibawah siku, melalui insisi tunggal. Dalam bentuk kipas dan di
masukkan tepat dibawah kulit.
3) Persiapan alat-alat yang di perlukan:
• Sabun antiseptic
• Kasa steril
• Cairan antiseptic (Betadhine)
• Kain steril yang mempunyai lubang
• Obat anestesi local
• Seprit dan jarum suntik
• Troika no.10
• Sepasang handscoon steril
• Satu set kapsul inplant (6buah).
• Scalpel yang tajam
4) Teknik pemasangan
Pasien dibaringakan di tempat tidur dan lengan kiri diletakkan di atas meja kecil di samping
tempat tidur pasien.
Daerah tempat pemasangan (lengan kiri atas) dicuci denagan sabun antiseptic kemudian
diberi cairan antiseptic
Daerah tempat pemasangan inplant di tutup dengan kain steril yang berlubang.
Lakukan injeksi obat anastesi kira-kira 6-10cm di atas lipatan siku
Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5cm dengan scalpel yang tajam.
Troika dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan bawah kulit,
Kemudian kapsul dimasukan kedalam troikar dan didorong dengan plunger sampaim kapsul
terletak dibawah kulit.
Kemudian dilakukan secara berturut-turut sampai kapsul keenam. Keenam kapsul dibawah
kulit diletakkan sedemikian rupa sehingga susunanya seperti kipas.
Setelah semua kapsul berada dibawh kulit, troikar ditarik pelan-pelan keluar.
Control luka apakah ada perdarahan atau tidak.
2. Jika tidak ada perdarahan tutup luka dengan kasa steril, kemudian diplester , umumnya tidak
diperlukan jahitan.
Nasehati pasien agar luka jangan basah selama lebih kurang 4hari dan datang kembali jika
ada keluhan-keluhan yang mengganggu.
Pengangkatan atau ekstraksi
Teknik pengeluaran implant umumnya lebih sulit dari pada insersi. Persoalannya timbul
apabila implant dipasang terlalu dalam atau bila timbul jaringan fibrous sekeliling implant.
Pengangkatan inplant dilakukan atas indikasi sebagai berikut:
• Atas permintaan pasien ( seperti jika ingin hamil lagi)
• Timbulnya efek samping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan
pengobatan biasa.
• Sudah habis masa pakainya
• Terjadi kehamilan
Prosedur pengangkatan:
a) Alat-alat yang diperlukan
Selain dari alat-alat yang diperlukan sewaktu pemasangan kapsul inplant diperlukan satu
forceps lurus dan satu forceps bengkok.
b) Tentukan letak posisi kapsul inplant (kapsul 1-6) kalau perlu kapsul didorong kea rah
tempat insisi akan di lakukan.
Daerah insisi didisinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang berlubang.
Lakukan anastesi local, jangan menyuntikkan anastesi local di atas Implant karena
pembengkakan kulit dapat menghalangi pandangan dari letak implannya.
Kemudian lakukan insisi selebar lebih kurang 5-7mm ditempat yang paling dekat dengan
kapsul inplant.
Forsep dimasukkan melalui lubang insisi dan kapsul didorong dengan jari tangan ke arah
ujung forceps.
Forceps dibuka lalu kapsul dijepit dengan ujung forceps
Kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalau perlu dapat dibantu dengan
mendorong kapsul dengan jari tangan lain. Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan
jaringan disekitarnya. Dalam hal ini lakkukanlah insisi pada jaringan yang membungkus
kapsul tersebut pelan-pelan sampai kapsul menjadi bebas sehingga mudah menariknya
keluar.
3. Lakukanlah prosedur ini berturut-turut untuk mengeluarkan kapsul lainnya. Jika sewaktu
mengeluarkan kapsul inplant terjadi perdarahan, hentikanlah perdarahan terlebih dahulu
umpama dengan menekan daerah yang berdarah tersebut dengan kain kasa steril.
Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak di jumpai lagi perdarahan, tutuplah luka insisi
dengan kasa steril, kemudian diplester.
Umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit, apabila akseptor ingin dipasang implant yang
baru ini dapat segera dilakukan.
Nasehati pasien agar luka tidak basah dan selalu dalam keadaan bersih selama lebih kurang
4hari.
(Sumber: Sarwono Prawirohardjo, 2008 dan KB dan dr.Hanafi Hartanto.2004)
Sampai saat ini dikenal 4cara pelepasan implant, yaitu sebagai berikut:
Cara POP-OUT. (Darney, Klaise dan Walker)
Merupakan teknis pilihan bila memungkinkan karena tidak traumatis, sekalipun tidak selalu
mudah untuk mengerjakanya. Dorong ujung proksimal “kapsul”(arah bahu) kearah distal
dengan ibu jari sehingga mendekati lubang insisi, sementara jari telunjuk menahan bagian
tengah “kapsul”, sehingga ujung distal “kapsul” menekan kulit.
Bila perlu, bebaskan jaringan yang menyelubungi ujung “kapsul” dengan scalpel/bisturi.
Tekan dengan lembut ujunng kapsul melalui lubang insisi sehingga ujung tesebut akan
menyembul/pop-out melalui lubang insisi.
Cara STANDART
Bila cara “POP-OUT” tidak berhasil atau tidak mungkin dikerjakan, maka dipakai cara
standart.
Jepit ujung distal “kapsul” dengan klem Mosquito, sampai kira-kira 0,5-1cm dari ujung
klemnya masuk dibawah kulit melalui lubang insisi. Putar pegangan klem pada posisi 180◦
disekitar sumbu utamanya mengarah ke bahu akseptor. Bersihkan jaringan-jaringan yang
menempel di sekeliling klem dan “kapsul” dengan skalpet atau kasa steril sampai kapsul
terlihat dengan jelas.
Tangkap ujung kapsul yang sudah terlihat dengan klem Crile, lepaskan klem Mosquito, dan
keluarkan kapsul dengan klem Crile. Cabut/keluarkan “kapsul-kapsul” lainnya dengan cara
yang sama.
Cara “U”
Teknik ini dikembangkan oleh Dr. Untung Prawirohardjo dari Semarang. Dibuat insisi
4. memanjang selebar 4mm, kira-kira 5mm proksimal dari ujung distal “kapsul”, diantara
kapsul ke-3 dan ke-4.
“kapsul” yang akan dicabut difiksasi dengan meletakkan jari telunjuk tangan kiri sejajar di
samping”kapsul”.Kapsul di pegang dengan klem atau forcep kurang lebih 5 menit dari ujung
distalnya. Kemudian klem di putar ke arah pangkal lengan atas/bahu akseptor sehingga
kapsul terlihat dibawah lubang insisi dan dapat di bersihkan dari jaringan-jaringan yang
menyelubunginya dengan memakai scalpel. Untuk seterusnya dicabut keluar.
Cara tusuk “Ma”
Dikembangkan oleh Dr. IBG Manuaba dari Denpasar memakai alat bantu kawat atau jari
roda sepeda. Satu ujung dilengkungkan sepanjang 0,5-0,75cm dengan sudut 90◦ dan
diperkecil serta di runcingkan. Sedangkan ujung yang lain dilengkungkan dalam satu bidang
dengan lengkungan runcing tadi dan dipakai untuk pegangan operator. Setelah kapsul dijepit
dengan klem arteri, jaringan ikat dibersikan dengn pisau sampai kapsul tampak putih.
Kemudian alat tusuk “Ma” ditusukkan pada kapsul serta terus dikait keluar.
Atau setelah kapsul di jepit dengan pinset klem arteri alat tusuk “Ma” ditusukkan kedalam
kapsul sambil diungkit kea rah luka insisi. Lalu pinset atau klem arteri dilepaskan dan dengan
pisau kapsul dibebaskan dari jaringan lain lalu di ungkit keluar dari luka insisi.
(Sumber: dr.Hanafi Hartanto. 2004)