SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
BAB II
PEMBAHASAN
A.

Teknik Pemberian Obat Secara Parenteral
Lima bulan yang lalu, tepatnya bulan Juli 2007 artikel suplemen mengangkat sebuah artikel
mengenai teknik pengobatan via air minum atau pengobatan oral. Kesempatan kali ini kami akan
menyampaikan tentang teknik pengobatan parenteral yaitu pemberian obat melalui injeksi atau
suntikan. Di dunia perunggasan teknik injeksi lebih familiar dipakai untuk pemberian vaksin,
terutama vaksin inaktif, sedangkan untuk pengobatan masih relatif jarang dilakukan. Kebanyakan
peternak lebih memilih memberikan obat melalui air minum.
Obat injeksi diartikan sebagai sediaan steril bebas pirogen (senyawa organik yang menimbulkan
demam yang berasal dari kontaminasi mikrobia). Berdasar pada definisi tersebut, maka syarat obat
suntik adalah steril. Jika tidak steril maka bisa dipastikan bukan efek ampuh dari obat yang kita
peroleh, melainkan penyakit ayam menjadi semakin parah. Kondisi steril tentu saja tidak hanya
pada sediaan obat yang kita gunakan tetapi alat suntik yang kita gunakan juga harus dalam kondisi
steril.
Sediaan obat injeksi dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu larutan, suspensi dan emulsi. Bentuk
sediaan obat injeksi berupa larutan yang relatif encer akan lebih cepat diabsorpsi (diserap) dalam
tubuh dan menghasilkan efek terapi yang lebih cepat dibandingkan bentuk suspensi dan emulsi.
Teknik parenteral mungkin jarang digunakan, namun pada kondisi tertentu teknik pengobatan
ini sangat diperlukan. Pada umumnya teknik ini dilakukan guna memperoleh kerja obat yang cepat,
misalnya saat kondisi ayam parah dimana nafsu makan dan minum turun. Selain itu bisa
disebabkan sifat zak aktif dari obat yang bisa rusak atau tidak efektif jika diberikan via oral (air
minum, ransum).

B.

Jenis Teknik Pengobatan Parenteral
Dalam dunia kedokteran, obat dapat disuntikkan ke dalam hampir seluruh organ atau bagian
tubuh, termasuk sendi, ruang cairan sendi, tulang punggung bahkan dalam kondisi gawat dapat
disuntikkan dalam jantung. Lain halnya dalam dunia perunggasan, teknik injeksi yang biasanya
diaplikasikan adalah suntikan intramuskuler dan subkutan.
Lokasi penyuntikan obat intravena (IV) dan subkutan (SC)

Suntikan Intravena

Pengertian :
Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena waktu cepat sehingga obat
langsung masuk dalam sistem sirkulasi darah.

Tujuan :
1. Memasukkan obat secara cepat
2. Mempercepat penyerapan obat

Lokasi yang digunkan untuk penyuntikan :
1. Pada lengan (vena mediana cubiti / vena cephalica )
2. Pada tungkai (vena saphenosus)
3. Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak
4. Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada anak
Persiapan alat :
1. Handscoon 1 pasang
2. Spuit steril 3 ml atau 5 ml atau spuit imunisasi
3. Bak instrument
4. Kom berisi kapas alcohol
5. Perlak dan pengalas
6. Bengkok
7. Obat injeksi dalam vial atau ampul
8. Daftar pemberian obat
9. Torniquet
10. Kikir ampul bila diperlukan

Pelaksanaan :

A. Fase orientasi

1. Salam terapeutik
2. Evaluasi/ validasi
3. Kontrak

B. Fase kerja

1. Siapkan peralatan ke dekat pasien
2. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 5 B (Benar obat, dosis, pasien, cara pemberian
dan waktu)
3. Pasang sketsel atau tutup tirai untuk menjaga privasi pasien
4. Cuci tangan dengan benar
5. Memakai handscoon dengan baik
6. Posisikan pasien dan bebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian pasien
7. Mematahkan ampula dengan kikir
8. Memasukkan obat kedalam spuit sesuai dengan advice dokter dengan teknik septic dan
aseptic
9. Menentukan daerah yang akan disuntik
10. Memasang pengalas dibawah daerah yang akan disuntik
11. Memasang tourniquet 10-12 cm diatas vena yang akan disuntik sampai vena terlihat
jelas
12. Melakukan desinfeksi menggunakan kapas alcohol pada daerah yang akan disuntik dan
biarkan kering sendiri
13. Memasukkan jarum dengan posisi tepat yaitu lubang

14. Lakukan aspirasi yaitu tarik penghisap sedikit untuk memeriksa apakah jarum sudah
masuk kedalam vena yang ditandai dengan darah masuk kedalam tabung spuit ( saat
aspirasi jika ada darah berarti jarum telah masuk kedalam vena, jika tidak ada darah
masukkan sedikit lagi jarum sampai terasa masuk di vena )
15. Buka tourniquet dan anjurkan pasien membuka kepalan tangannya, masukkan obat
secara perlahan jangan terlalu cepat.
16. Tarik jarum keluar setelah obat masuk ( pada saat menarik jarum keluar tekan bekas
suntikan dengan kapas alcohol agar tidak keluar )
17. Rapikan pasien dan bereskan alat (jarum suntik diisi dengan larutan chlorine 0,5%
sebelum dibuang)
18. Lepaskan sarung tangan rendam pada larutan chlorine
19. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk

C. Fase terminasi
1. Evalusi respon klien terhadap tindakan yang dilakukan
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak yang akan dating
E. Pendokumentasian :

1. Oleh karena injeksi ini menakutkan klien, mkaka usahakan klien tidak menjadi takut dengan
memberikan penjelasan.
2. Perhatikan tekhnik aseptik dan anti septik baik pada alat-alat maupun cara kerja.
3. Jangan salah memberikan obat atau salah memberikan kepada klien lain, ingat prinsip 5
benar dalam pemberian obat.
4. Perhatikan reaksi-reaksi klien setelah dapat disuntikan dan dicatat serta laporkan.

Suntikan subkutan
Pemberian obat subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit
yaitu pada jarign konektif atau lemak di bawah dermis.

Lokasi injeksi subkutan :
1/3 lengan atas sebelah luar
paha bagian depan
perut
area scapula
area ventrogluteal
area dorsogluteal

Prinsip injeksi subkutan :
bukan pada area yang nyeri, merah, dan pruritis tau edema
area kulit yang akan diinjeksi diregangkan
sudut 45°
aspirasi tidak boleh ada darah
massage pada daerah injeksi setelah injeksi

Pada pemakaian injeksi subkutan untuk jangka waktu yang alam, maka injeksi perlu
direncanakan untuk diberikan secara rotasi pada area yang berbeda.
Pemberian obat melalui subkutan ini umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin
yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah, Dalam pemberian insulin terdapat dua
tipe larutan, yaitu larutan yang jernih dan larutan yang keruh. Larutan jernih adalah insulin
tipe reaksi cepat (insulin regular) dan larutan keruh adalah tipe lambat karena adanya
penambahan protein yang memperlambat absorbsi obat.

Langkah pemberian injeksi subkutan
1. Siapkan peralatan berupa :
Buku catatan rencana/ order pengbatan
Vial atau ampul berisi obat yang akan diberikan
Spuit dn jarum steril (spuit 2ml, jarun ukuran 25 gauge, 5/8-1/2 inci)
Kapas anti septic steril
Kassa steril untul membuka ampul (bila diperlukan)
Bak instrumen
Bengkok
Perlak dan alasnya
2. Masukkan obat dari vial atau ampul ke dalam tabung spuit dengan cara yang benar.
3. Beritahu pasien dan atur dalm posisi yang nyaman (jangan keliru pasien; Bantu pasien pada
posisi yang mana, lengan, kaki, atau perut yang akan digunaka injeksi sehingga dapat rileks).
4. Pilih area tubuh yang tepat, kemudian usap dengan kapas antiseptik dari tengah keluar secara
melingkar sekitar 5 cm menggunakan tangan yang tidak untuk menginjeksi.
5. Siapkan spuit, lepas kap penutup secara tegak lurus sambil menunggu aniseptik kering dan
keluarakan udara dari spuit.
6. Pegang spuit dengan salah satu tangan antara jempol dan jari-jari pada area injeksi dengan
telapak tangan menghadap ke arah samping atau atas untuk krmiringan 45° atau dengan telapak
tangan menghadap ke bawah untuk kemiringan 45°. Gunakan tangan yng tidak memegang spuit
untuk mengangkat atau merentangkan kulit, lalu secara hati-hati dan mantap tangan yang lain
menusukkan jarum. Lkukan aspirasi, bila muncul darah maka segera cabut spuit untuk dibuang
dan diganti spuit dan obat baru. Bila tidak muncul darah, maka pelan-pelan dorong obat ke
dalam jaringan
7. Cabut spuit lalu usap dan massage pada area injeksi. Bila temoat penusukan mengeluaran
darah, maka tekan area tusukan dengan kassa steril kering sampai perdarahan berhenti.
8. Buang spuit tanpa harus menutup jarum dengan kapnya (mencegah cidera bagi perawat) pada
tempat pembuangan secara benar.
9. Catat tindakan yang telah dilakukan
10. Kaji keefektifitasan obat.
C.
D.

Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Pengobatan secara Parenteral

Agar pemberian obat dapat mencapai efek yang optimal, yaitu obat mampu bekerja optimal
membasmi bibit penyakit ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu :
Jaga sterilitas obat maupun peralatan
Obat injeksi yang diproduksi oleh pabrik telah melalui uji sterilitas oleh bagian quality control
(QC) sehingga sterilitas obat telah terjamin. Namun saat pemberian, obat injeksi yang telah dibuka
harus segera diberikan dan habis selama 24 jam. Selain itu, alat suntik (Alat Suntik Socorex) juga
harus disterilkan terlebih dahulu (dimasak dalam air mendidih selama 30 menit) dan ganti jarum
setiap 200-300 suntikan agar tetap tajam dan steril’
Hati-hati saat menyuntik
Pelaksanaan penyuntikan harus hati-hati untuk menghindari kesalahan penyuntikan yang
berakibat obat tidak bisa diserap secara optimal sehingga dosis yang diterima kurang sesuai. Selain
itu, kesalahan penyuntikan juga bisa menyebabkan timbulnya peradangan di sekitar tempat
penyuntikan, cacat maupun kematian.
Pastikan obat tidak keluar lagi
Setelah penyuntikan, perhatikan bekas lokasi penyuntikan. Pastikan apakah terdapat obat yang
keluar. Hasil penyuntikan yang baik ditandai dengan tidak keluarnya obat dan biasanya terdapat
benjolan kecil dalam otot yang merupakan depo obat.
Keberhasilan pengobatan harus didukung dengan teknik pengobatan yang benar. Teknik
pengobatan secara injeksi telah dipaparkan. Semoga bermanfaat dan ayam kita sembuh dari sakit.
DAFTAR PUSTAKA

(http://info.medion.co.id). Diakses tanggal 11 Februari 2012.
Tugas Makalah KDM II
Dosen Ns. La Rangki, S.kep

INJEKSI INTRAVENA DAN SUBKUTAN

OLEH
KELOMPOK II

EDDI SIHRUN

IRIANI

ZAINAL

SUSTINA

RIZAL AMRULAH

RAHMAN RAHIM

SAWAL

RAHMATUL ILHAM

AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)
PEMKAB. MUNA
2012/2013
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim..
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji
adalah milik Allah Tuhan yang maha mengatur lagi maha bijaksana, yang maha penyayang lagi
maha dermawan dan maha pengasih lagi maha pemurah. Karena hanya dengan rakhmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Sebagai manusia biasa, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Demi kesempurnaan dan peningkatan kualitas makalah ini, kami mohon kritik dan
saran dari berbagai pihak dalam rangka penyempurnaan makalah ini.
Untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada temanteman yang telah membantu kami dalam proses penyelesaian penyusunan makalah ini yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada kami guna terselesainya makalah ini,
dengan tidak mengurangi rasa hormat yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan membantu kami dalam
melaksanakan kuliah nanti. Amiieen. . . . . .

Raha, 14 Februari 2012

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu tugas terpenting dari seorang perawat adalah memberikan obat yang aman dan
akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki
masalah klien. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat
menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang
serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila tidak tepat diberikan.
Seorang perawat memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek samping
yang ditimbulkan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien
menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan.
Adapun rute pemberian obat dibedakan atas beberapa rute antara lain secara iral,
parenteral, pemberian topical, inhalasi, dan intraokuler. Rute pemberian obat dipilih
berdasarkan kandungan obat dan efek yang diinginkan juga kondisi fisik dan mental klien.
Maka dari itu pada makalah ini akan dibahas salah satu rute pemberian obat yaitu rute
parenteral, memberikan obat dengan menginjeksinya ke dalam jaringan tubuh.

Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah untuk memahami teknik pemberian
obat secara injeksi.

Batasan Masalah
Batasan masalah, yaitu hanya menjelaskan mengenai injeksi.

DAFTAR ISI

Halaman Sampul…………………………………………………………………………………i
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………..ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………...1
B. Tujuan…………………………………………………………………………….1
C. Batasan Masalah…………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
A. Teknik Pemberian Obat Parental………………………………………………2
B. Jenis Teknik Pengobatan Parental……………………………………………..2
C. Suntikan intrafena.............................……………………………………………7
D. Suntikan subkutan..........................................................………………………...9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………….10
B. Saran………………………………………………………………………………...10
DAFTAR PUSTAKA

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan secara
merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.

B. Saran
1. Semoga makalah ini dapat menjadi bahan bantu bagi para penggunanya.

More Related Content

What's hot

Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...aulia rahmah
 
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidananLegislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidananfebriok
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikAl-Ikhlas14
 
Cara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusCara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusAULIA SHARA
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalKampus-Sakinah
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanKampus-Sakinah
 
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanDokter Tekno
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanAnna Nisa
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converteddr. Bobby Ahmad
 
Konsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sby
Konsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sbyKonsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sby
Konsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sbyTriana Septianti
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normalelisa novi
 
Prinsip pemberian obat
Prinsip pemberian obatPrinsip pemberian obat
Prinsip pemberian obatary Camba
 
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananIsu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananAl-Ikhlas14
 
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1AjEn9
 
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...Aprillia Indah Fajarwati
 
Pemberian obat dan suplemen dalam kehamilan
Pemberian obat dan suplemen dalam kehamilanPemberian obat dan suplemen dalam kehamilan
Pemberian obat dan suplemen dalam kehamilanSusanti Suhartati
 

What's hot (20)

Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
 
Farmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonikaFarmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonika
 
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidananLegislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
 
Cara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusCara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infus
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
 
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme Persalinan
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
 
Konsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sby
Konsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sbyKonsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sby
Konsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sby
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normal
 
Pemebrian obat melalui Intravena
Pemebrian obat melalui IntravenaPemebrian obat melalui Intravena
Pemebrian obat melalui Intravena
 
Pemasangan infus
Pemasangan infusPemasangan infus
Pemasangan infus
 
Prinsip pemberian obat
Prinsip pemberian obatPrinsip pemberian obat
Prinsip pemberian obat
 
Anfis payudara
Anfis payudaraAnfis payudara
Anfis payudara
 
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananIsu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
 
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
 
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...
 
Pemberian obat dan suplemen dalam kehamilan
Pemberian obat dan suplemen dalam kehamilanPemberian obat dan suplemen dalam kehamilan
Pemberian obat dan suplemen dalam kehamilan
 

Viewers also liked

Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiJoni Iswanto
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Operator Warnet Vast Raha
 
parenteral intravena
parenteral intravenaparenteral intravena
parenteral intravenaMela Roviani
 
Kb 2 pemberian obat obatan
Kb 2 pemberian obat obatanKb 2 pemberian obat obatan
Kb 2 pemberian obat obatanpjj_kemenkes
 
Injeksi intravena
Injeksi intravenaInjeksi intravena
Injeksi intravenaADHP
 
Tentir+menulis+resep+fkui2007
Tentir+menulis+resep+fkui2007Tentir+menulis+resep+fkui2007
Tentir+menulis+resep+fkui2007amelialestari417
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
 
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Ida Part II
 
Injek11
Injek11Injek11
Injek11fadzan
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasikenggi
 

Viewers also liked (12)

laporan farmako
laporan farmakolaporan farmako
laporan farmako
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
 
parenteral intravena
parenteral intravenaparenteral intravena
parenteral intravena
 
Air ketuban ppt
Air ketuban pptAir ketuban ppt
Air ketuban ppt
 
Kb 2 pemberian obat obatan
Kb 2 pemberian obat obatanKb 2 pemberian obat obatan
Kb 2 pemberian obat obatan
 
Injeksi intravena
Injeksi intravenaInjeksi intravena
Injeksi intravena
 
Tentir+menulis+resep+fkui2007
Tentir+menulis+resep+fkui2007Tentir+menulis+resep+fkui2007
Tentir+menulis+resep+fkui2007
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
 
Injek11
Injek11Injek11
Injek11
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 

Similar to Teknik Pengobatan Parenteral

Similar to Teknik Pengobatan Parenteral (20)

La rangki inksiiii sam
La rangki inksiiii samLa rangki inksiiii sam
La rangki inksiiii sam
 
pemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatanpemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatan
 
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
 
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
 
La rangki injeksi
La rangki injeksiLa rangki injeksi
La rangki injeksi
 
parenteral intracutan
parenteral intracutanparenteral intracutan
parenteral intracutan
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Prosedur pemberian obat
Prosedur pemberian obatProsedur pemberian obat
Prosedur pemberian obat
 
32244817 latar-belakang-obat-111111111
32244817 latar-belakang-obat-11111111132244817 latar-belakang-obat-111111111
32244817 latar-belakang-obat-111111111
 
32244817 latar-belakang-obat-111111111
32244817 latar-belakang-obat-11111111132244817 latar-belakang-obat-111111111
32244817 latar-belakang-obat-111111111
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
 
Makalah pemberian obat sc iv
Makalah pemberian obat sc ivMakalah pemberian obat sc iv
Makalah pemberian obat sc iv
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhan
 
115411205 injeksi
115411205 injeksi115411205 injeksi
115411205 injeksi
 
115411205 injeksi
115411205 injeksi115411205 injeksi
115411205 injeksi
 
206878888 injeksi
206878888 injeksi206878888 injeksi
206878888 injeksi
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Teknik Pengobatan Parenteral

  • 1. BAB II PEMBAHASAN A. Teknik Pemberian Obat Secara Parenteral Lima bulan yang lalu, tepatnya bulan Juli 2007 artikel suplemen mengangkat sebuah artikel mengenai teknik pengobatan via air minum atau pengobatan oral. Kesempatan kali ini kami akan menyampaikan tentang teknik pengobatan parenteral yaitu pemberian obat melalui injeksi atau suntikan. Di dunia perunggasan teknik injeksi lebih familiar dipakai untuk pemberian vaksin, terutama vaksin inaktif, sedangkan untuk pengobatan masih relatif jarang dilakukan. Kebanyakan peternak lebih memilih memberikan obat melalui air minum. Obat injeksi diartikan sebagai sediaan steril bebas pirogen (senyawa organik yang menimbulkan demam yang berasal dari kontaminasi mikrobia). Berdasar pada definisi tersebut, maka syarat obat suntik adalah steril. Jika tidak steril maka bisa dipastikan bukan efek ampuh dari obat yang kita peroleh, melainkan penyakit ayam menjadi semakin parah. Kondisi steril tentu saja tidak hanya pada sediaan obat yang kita gunakan tetapi alat suntik yang kita gunakan juga harus dalam kondisi steril. Sediaan obat injeksi dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu larutan, suspensi dan emulsi. Bentuk sediaan obat injeksi berupa larutan yang relatif encer akan lebih cepat diabsorpsi (diserap) dalam tubuh dan menghasilkan efek terapi yang lebih cepat dibandingkan bentuk suspensi dan emulsi. Teknik parenteral mungkin jarang digunakan, namun pada kondisi tertentu teknik pengobatan ini sangat diperlukan. Pada umumnya teknik ini dilakukan guna memperoleh kerja obat yang cepat, misalnya saat kondisi ayam parah dimana nafsu makan dan minum turun. Selain itu bisa disebabkan sifat zak aktif dari obat yang bisa rusak atau tidak efektif jika diberikan via oral (air minum, ransum). B. Jenis Teknik Pengobatan Parenteral Dalam dunia kedokteran, obat dapat disuntikkan ke dalam hampir seluruh organ atau bagian tubuh, termasuk sendi, ruang cairan sendi, tulang punggung bahkan dalam kondisi gawat dapat disuntikkan dalam jantung. Lain halnya dalam dunia perunggasan, teknik injeksi yang biasanya diaplikasikan adalah suntikan intramuskuler dan subkutan.
  • 2. Lokasi penyuntikan obat intravena (IV) dan subkutan (SC) Suntikan Intravena Pengertian : Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena waktu cepat sehingga obat langsung masuk dalam sistem sirkulasi darah. Tujuan : 1. Memasukkan obat secara cepat 2. Mempercepat penyerapan obat Lokasi yang digunkan untuk penyuntikan : 1. Pada lengan (vena mediana cubiti / vena cephalica ) 2. Pada tungkai (vena saphenosus) 3. Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak 4. Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada anak
  • 3. Persiapan alat : 1. Handscoon 1 pasang 2. Spuit steril 3 ml atau 5 ml atau spuit imunisasi 3. Bak instrument 4. Kom berisi kapas alcohol 5. Perlak dan pengalas 6. Bengkok 7. Obat injeksi dalam vial atau ampul 8. Daftar pemberian obat 9. Torniquet 10. Kikir ampul bila diperlukan Pelaksanaan : A. Fase orientasi 1. Salam terapeutik 2. Evaluasi/ validasi 3. Kontrak B. Fase kerja 1. Siapkan peralatan ke dekat pasien 2. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 5 B (Benar obat, dosis, pasien, cara pemberian dan waktu) 3. Pasang sketsel atau tutup tirai untuk menjaga privasi pasien 4. Cuci tangan dengan benar 5. Memakai handscoon dengan baik 6. Posisikan pasien dan bebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian pasien 7. Mematahkan ampula dengan kikir 8. Memasukkan obat kedalam spuit sesuai dengan advice dokter dengan teknik septic dan aseptic
  • 4. 9. Menentukan daerah yang akan disuntik 10. Memasang pengalas dibawah daerah yang akan disuntik 11. Memasang tourniquet 10-12 cm diatas vena yang akan disuntik sampai vena terlihat jelas 12. Melakukan desinfeksi menggunakan kapas alcohol pada daerah yang akan disuntik dan biarkan kering sendiri 13. Memasukkan jarum dengan posisi tepat yaitu lubang 14. Lakukan aspirasi yaitu tarik penghisap sedikit untuk memeriksa apakah jarum sudah masuk kedalam vena yang ditandai dengan darah masuk kedalam tabung spuit ( saat aspirasi jika ada darah berarti jarum telah masuk kedalam vena, jika tidak ada darah masukkan sedikit lagi jarum sampai terasa masuk di vena ) 15. Buka tourniquet dan anjurkan pasien membuka kepalan tangannya, masukkan obat secara perlahan jangan terlalu cepat. 16. Tarik jarum keluar setelah obat masuk ( pada saat menarik jarum keluar tekan bekas suntikan dengan kapas alcohol agar tidak keluar ) 17. Rapikan pasien dan bereskan alat (jarum suntik diisi dengan larutan chlorine 0,5% sebelum dibuang) 18. Lepaskan sarung tangan rendam pada larutan chlorine 19. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk C. Fase terminasi 1. Evalusi respon klien terhadap tindakan yang dilakukan 2. Rencana tindak lanjut 3. Kontrak yang akan dating
  • 5. E. Pendokumentasian : 1. Oleh karena injeksi ini menakutkan klien, mkaka usahakan klien tidak menjadi takut dengan memberikan penjelasan. 2. Perhatikan tekhnik aseptik dan anti septik baik pada alat-alat maupun cara kerja. 3. Jangan salah memberikan obat atau salah memberikan kepada klien lain, ingat prinsip 5 benar dalam pemberian obat. 4. Perhatikan reaksi-reaksi klien setelah dapat disuntikan dan dicatat serta laporkan. Suntikan subkutan Pemberian obat subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada jarign konektif atau lemak di bawah dermis. Lokasi injeksi subkutan : 1/3 lengan atas sebelah luar paha bagian depan perut area scapula area ventrogluteal area dorsogluteal Prinsip injeksi subkutan : bukan pada area yang nyeri, merah, dan pruritis tau edema area kulit yang akan diinjeksi diregangkan sudut 45° aspirasi tidak boleh ada darah massage pada daerah injeksi setelah injeksi Pada pemakaian injeksi subkutan untuk jangka waktu yang alam, maka injeksi perlu direncanakan untuk diberikan secara rotasi pada area yang berbeda.
  • 6. Pemberian obat melalui subkutan ini umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah, Dalam pemberian insulin terdapat dua tipe larutan, yaitu larutan yang jernih dan larutan yang keruh. Larutan jernih adalah insulin tipe reaksi cepat (insulin regular) dan larutan keruh adalah tipe lambat karena adanya penambahan protein yang memperlambat absorbsi obat. Langkah pemberian injeksi subkutan 1. Siapkan peralatan berupa : Buku catatan rencana/ order pengbatan Vial atau ampul berisi obat yang akan diberikan Spuit dn jarum steril (spuit 2ml, jarun ukuran 25 gauge, 5/8-1/2 inci) Kapas anti septic steril Kassa steril untul membuka ampul (bila diperlukan) Bak instrumen Bengkok Perlak dan alasnya 2. Masukkan obat dari vial atau ampul ke dalam tabung spuit dengan cara yang benar. 3. Beritahu pasien dan atur dalm posisi yang nyaman (jangan keliru pasien; Bantu pasien pada posisi yang mana, lengan, kaki, atau perut yang akan digunaka injeksi sehingga dapat rileks). 4. Pilih area tubuh yang tepat, kemudian usap dengan kapas antiseptik dari tengah keluar secara melingkar sekitar 5 cm menggunakan tangan yang tidak untuk menginjeksi. 5. Siapkan spuit, lepas kap penutup secara tegak lurus sambil menunggu aniseptik kering dan keluarakan udara dari spuit. 6. Pegang spuit dengan salah satu tangan antara jempol dan jari-jari pada area injeksi dengan telapak tangan menghadap ke arah samping atau atas untuk krmiringan 45° atau dengan telapak tangan menghadap ke bawah untuk kemiringan 45°. Gunakan tangan yng tidak memegang spuit untuk mengangkat atau merentangkan kulit, lalu secara hati-hati dan mantap tangan yang lain menusukkan jarum. Lkukan aspirasi, bila muncul darah maka segera cabut spuit untuk dibuang dan diganti spuit dan obat baru. Bila tidak muncul darah, maka pelan-pelan dorong obat ke dalam jaringan 7. Cabut spuit lalu usap dan massage pada area injeksi. Bila temoat penusukan mengeluaran darah, maka tekan area tusukan dengan kassa steril kering sampai perdarahan berhenti.
  • 7. 8. Buang spuit tanpa harus menutup jarum dengan kapnya (mencegah cidera bagi perawat) pada tempat pembuangan secara benar. 9. Catat tindakan yang telah dilakukan 10. Kaji keefektifitasan obat.
  • 8. C. D. Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Pengobatan secara Parenteral Agar pemberian obat dapat mencapai efek yang optimal, yaitu obat mampu bekerja optimal membasmi bibit penyakit ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu : Jaga sterilitas obat maupun peralatan Obat injeksi yang diproduksi oleh pabrik telah melalui uji sterilitas oleh bagian quality control (QC) sehingga sterilitas obat telah terjamin. Namun saat pemberian, obat injeksi yang telah dibuka harus segera diberikan dan habis selama 24 jam. Selain itu, alat suntik (Alat Suntik Socorex) juga harus disterilkan terlebih dahulu (dimasak dalam air mendidih selama 30 menit) dan ganti jarum setiap 200-300 suntikan agar tetap tajam dan steril’ Hati-hati saat menyuntik Pelaksanaan penyuntikan harus hati-hati untuk menghindari kesalahan penyuntikan yang berakibat obat tidak bisa diserap secara optimal sehingga dosis yang diterima kurang sesuai. Selain itu, kesalahan penyuntikan juga bisa menyebabkan timbulnya peradangan di sekitar tempat penyuntikan, cacat maupun kematian. Pastikan obat tidak keluar lagi Setelah penyuntikan, perhatikan bekas lokasi penyuntikan. Pastikan apakah terdapat obat yang keluar. Hasil penyuntikan yang baik ditandai dengan tidak keluarnya obat dan biasanya terdapat benjolan kecil dalam otot yang merupakan depo obat. Keberhasilan pengobatan harus didukung dengan teknik pengobatan yang benar. Teknik pengobatan secara injeksi telah dipaparkan. Semoga bermanfaat dan ayam kita sembuh dari sakit.
  • 10. Tugas Makalah KDM II Dosen Ns. La Rangki, S.kep INJEKSI INTRAVENA DAN SUBKUTAN OLEH KELOMPOK II EDDI SIHRUN IRIANI ZAINAL SUSTINA RIZAL AMRULAH RAHMAN RAHIM SAWAL RAHMATUL ILHAM AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER) PEMKAB. MUNA 2012/2013
  • 11. KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim.. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji adalah milik Allah Tuhan yang maha mengatur lagi maha bijaksana, yang maha penyayang lagi maha dermawan dan maha pengasih lagi maha pemurah. Karena hanya dengan rakhmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Sebagai manusia biasa, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Demi kesempurnaan dan peningkatan kualitas makalah ini, kami mohon kritik dan saran dari berbagai pihak dalam rangka penyempurnaan makalah ini. Untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada temanteman yang telah membantu kami dalam proses penyelesaian penyusunan makalah ini yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada kami guna terselesainya makalah ini, dengan tidak mengurangi rasa hormat yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan membantu kami dalam melaksanakan kuliah nanti. Amiieen. . . . . . Raha, 14 Februari 2012 Penulis
  • 12. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu tugas terpenting dari seorang perawat adalah memberikan obat yang aman dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah klien. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila tidak tepat diberikan. Seorang perawat memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek samping yang ditimbulkan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan. Adapun rute pemberian obat dibedakan atas beberapa rute antara lain secara iral, parenteral, pemberian topical, inhalasi, dan intraokuler. Rute pemberian obat dipilih berdasarkan kandungan obat dan efek yang diinginkan juga kondisi fisik dan mental klien. Maka dari itu pada makalah ini akan dibahas salah satu rute pemberian obat yaitu rute parenteral, memberikan obat dengan menginjeksinya ke dalam jaringan tubuh. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah untuk memahami teknik pemberian obat secara injeksi. Batasan Masalah Batasan masalah, yaitu hanya menjelaskan mengenai injeksi. DAFTAR ISI Halaman Sampul…………………………………………………………………………………i Kata Pengantar…………………………………………………………………………………..ii
  • 13. Daftar Isi…………………………………………………………………………………………iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………………………………...1 B. Tujuan…………………………………………………………………………….1 C. Batasan Masalah…………………………………………………………………1 BAB II PEMBAHASAN A. Teknik Pemberian Obat Parental………………………………………………2 B. Jenis Teknik Pengobatan Parental……………………………………………..2 C. Suntikan intrafena.............................……………………………………………7 D. Suntikan subkutan..........................................................………………………...9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………………………….10 B. Saran………………………………………………………………………………...10 DAFTAR PUSTAKA BAB III PENUTUP
  • 14. A. Kesimpulan Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan secara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. B. Saran 1. Semoga makalah ini dapat menjadi bahan bantu bagi para penggunanya.