1. BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teknik Pemberian Obat Secara Parenteral
Lima bulan yang lalu, tepatnya bulan Juli 2007 artikel suplemen mengangkat sebuah artikel
mengenai teknik pengobatan via air minum atau pengobatan oral. Kesempatan kali ini kami akan
menyampaikan tentang teknik pengobatan parenteral yaitu pemberian obat melalui injeksi atau
suntikan. Di dunia perunggasan teknik injeksi lebih familiar dipakai untuk pemberian vaksin,
terutama vaksin inaktif, sedangkan untuk pengobatan masih relatif jarang dilakukan. Kebanyakan
peternak lebih memilih memberikan obat melalui air minum.
Obat injeksi diartikan sebagai sediaan steril bebas pirogen (senyawa organik yang menimbulkan
demam yang berasal dari kontaminasi mikrobia). Berdasar pada definisi tersebut, maka syarat obat
suntik adalah steril. Jika tidak steril maka bisa dipastikan bukan efek ampuh dari obat yang kita
peroleh, melainkan penyakit ayam menjadi semakin parah. Kondisi steril tentu saja tidak hanya
pada sediaan obat yang kita gunakan tetapi alat suntik yang kita gunakan juga harus dalam kondisi
steril.
Sediaan obat injeksi dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu larutan, suspensi dan emulsi. Bentuk
sediaan obat injeksi berupa larutan yang relatif encer akan lebih cepat diabsorpsi (diserap) dalam
tubuh dan menghasilkan efek terapi yang lebih cepat dibandingkan bentuk suspensi dan emulsi.
Teknik parenteral mungkin jarang digunakan, namun pada kondisi tertentu teknik pengobatan
ini sangat diperlukan. Pada umumnya teknik ini dilakukan guna memperoleh kerja obat yang cepat,
misalnya saat kondisi ayam parah dimana nafsu makan dan minum turun. Selain itu bisa
disebabkan sifat zak aktif dari obat yang bisa rusak atau tidak efektif jika diberikan via oral (air
minum, ransum).
B.
Jenis Teknik Pengobatan Parenteral
Dalam dunia kedokteran, obat dapat disuntikkan ke dalam hampir seluruh organ atau bagian
tubuh, termasuk sendi, ruang cairan sendi, tulang punggung bahkan dalam kondisi gawat dapat
disuntikkan dalam jantung. Lain halnya dalam dunia perunggasan, teknik injeksi yang biasanya
diaplikasikan adalah suntikan intramuskuler dan subkutan.
2. Lokasi penyuntikan obat intravena (IV) dan subkutan (SC)
Suntikan Intravena
Pengertian :
Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena waktu cepat sehingga obat
langsung masuk dalam sistem sirkulasi darah.
Tujuan :
1. Memasukkan obat secara cepat
2. Mempercepat penyerapan obat
Lokasi yang digunkan untuk penyuntikan :
1. Pada lengan (vena mediana cubiti / vena cephalica )
2. Pada tungkai (vena saphenosus)
3. Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak
4. Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada anak
3. Persiapan alat :
1. Handscoon 1 pasang
2. Spuit steril 3 ml atau 5 ml atau spuit imunisasi
3. Bak instrument
4. Kom berisi kapas alcohol
5. Perlak dan pengalas
6. Bengkok
7. Obat injeksi dalam vial atau ampul
8. Daftar pemberian obat
9. Torniquet
10. Kikir ampul bila diperlukan
Pelaksanaan :
A. Fase orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi/ validasi
3. Kontrak
B. Fase kerja
1. Siapkan peralatan ke dekat pasien
2. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 5 B (Benar obat, dosis, pasien, cara pemberian
dan waktu)
3. Pasang sketsel atau tutup tirai untuk menjaga privasi pasien
4. Cuci tangan dengan benar
5. Memakai handscoon dengan baik
6. Posisikan pasien dan bebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian pasien
7. Mematahkan ampula dengan kikir
8. Memasukkan obat kedalam spuit sesuai dengan advice dokter dengan teknik septic dan
aseptic
4. 9. Menentukan daerah yang akan disuntik
10. Memasang pengalas dibawah daerah yang akan disuntik
11. Memasang tourniquet 10-12 cm diatas vena yang akan disuntik sampai vena terlihat
jelas
12. Melakukan desinfeksi menggunakan kapas alcohol pada daerah yang akan disuntik dan
biarkan kering sendiri
13. Memasukkan jarum dengan posisi tepat yaitu lubang
14. Lakukan aspirasi yaitu tarik penghisap sedikit untuk memeriksa apakah jarum sudah
masuk kedalam vena yang ditandai dengan darah masuk kedalam tabung spuit ( saat
aspirasi jika ada darah berarti jarum telah masuk kedalam vena, jika tidak ada darah
masukkan sedikit lagi jarum sampai terasa masuk di vena )
15. Buka tourniquet dan anjurkan pasien membuka kepalan tangannya, masukkan obat
secara perlahan jangan terlalu cepat.
16. Tarik jarum keluar setelah obat masuk ( pada saat menarik jarum keluar tekan bekas
suntikan dengan kapas alcohol agar tidak keluar )
17. Rapikan pasien dan bereskan alat (jarum suntik diisi dengan larutan chlorine 0,5%
sebelum dibuang)
18. Lepaskan sarung tangan rendam pada larutan chlorine
19. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk
C. Fase terminasi
1. Evalusi respon klien terhadap tindakan yang dilakukan
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak yang akan dating
5. E. Pendokumentasian :
1. Oleh karena injeksi ini menakutkan klien, mkaka usahakan klien tidak menjadi takut dengan
memberikan penjelasan.
2. Perhatikan tekhnik aseptik dan anti septik baik pada alat-alat maupun cara kerja.
3. Jangan salah memberikan obat atau salah memberikan kepada klien lain, ingat prinsip 5
benar dalam pemberian obat.
4. Perhatikan reaksi-reaksi klien setelah dapat disuntikan dan dicatat serta laporkan.
Suntikan subkutan
Pemberian obat subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit
yaitu pada jarign konektif atau lemak di bawah dermis.
Lokasi injeksi subkutan :
1/3 lengan atas sebelah luar
paha bagian depan
perut
area scapula
area ventrogluteal
area dorsogluteal
Prinsip injeksi subkutan :
bukan pada area yang nyeri, merah, dan pruritis tau edema
area kulit yang akan diinjeksi diregangkan
sudut 45°
aspirasi tidak boleh ada darah
massage pada daerah injeksi setelah injeksi
Pada pemakaian injeksi subkutan untuk jangka waktu yang alam, maka injeksi perlu
direncanakan untuk diberikan secara rotasi pada area yang berbeda.
6. Pemberian obat melalui subkutan ini umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin
yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah, Dalam pemberian insulin terdapat dua
tipe larutan, yaitu larutan yang jernih dan larutan yang keruh. Larutan jernih adalah insulin
tipe reaksi cepat (insulin regular) dan larutan keruh adalah tipe lambat karena adanya
penambahan protein yang memperlambat absorbsi obat.
Langkah pemberian injeksi subkutan
1. Siapkan peralatan berupa :
Buku catatan rencana/ order pengbatan
Vial atau ampul berisi obat yang akan diberikan
Spuit dn jarum steril (spuit 2ml, jarun ukuran 25 gauge, 5/8-1/2 inci)
Kapas anti septic steril
Kassa steril untul membuka ampul (bila diperlukan)
Bak instrumen
Bengkok
Perlak dan alasnya
2. Masukkan obat dari vial atau ampul ke dalam tabung spuit dengan cara yang benar.
3. Beritahu pasien dan atur dalm posisi yang nyaman (jangan keliru pasien; Bantu pasien pada
posisi yang mana, lengan, kaki, atau perut yang akan digunaka injeksi sehingga dapat rileks).
4. Pilih area tubuh yang tepat, kemudian usap dengan kapas antiseptik dari tengah keluar secara
melingkar sekitar 5 cm menggunakan tangan yang tidak untuk menginjeksi.
5. Siapkan spuit, lepas kap penutup secara tegak lurus sambil menunggu aniseptik kering dan
keluarakan udara dari spuit.
6. Pegang spuit dengan salah satu tangan antara jempol dan jari-jari pada area injeksi dengan
telapak tangan menghadap ke arah samping atau atas untuk krmiringan 45° atau dengan telapak
tangan menghadap ke bawah untuk kemiringan 45°. Gunakan tangan yng tidak memegang spuit
untuk mengangkat atau merentangkan kulit, lalu secara hati-hati dan mantap tangan yang lain
menusukkan jarum. Lkukan aspirasi, bila muncul darah maka segera cabut spuit untuk dibuang
dan diganti spuit dan obat baru. Bila tidak muncul darah, maka pelan-pelan dorong obat ke
dalam jaringan
7. Cabut spuit lalu usap dan massage pada area injeksi. Bila temoat penusukan mengeluaran
darah, maka tekan area tusukan dengan kassa steril kering sampai perdarahan berhenti.
7. 8. Buang spuit tanpa harus menutup jarum dengan kapnya (mencegah cidera bagi perawat) pada
tempat pembuangan secara benar.
9. Catat tindakan yang telah dilakukan
10. Kaji keefektifitasan obat.
8. C.
D.
Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Pengobatan secara Parenteral
Agar pemberian obat dapat mencapai efek yang optimal, yaitu obat mampu bekerja optimal
membasmi bibit penyakit ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu :
Jaga sterilitas obat maupun peralatan
Obat injeksi yang diproduksi oleh pabrik telah melalui uji sterilitas oleh bagian quality control
(QC) sehingga sterilitas obat telah terjamin. Namun saat pemberian, obat injeksi yang telah dibuka
harus segera diberikan dan habis selama 24 jam. Selain itu, alat suntik (Alat Suntik Socorex) juga
harus disterilkan terlebih dahulu (dimasak dalam air mendidih selama 30 menit) dan ganti jarum
setiap 200-300 suntikan agar tetap tajam dan steril’
Hati-hati saat menyuntik
Pelaksanaan penyuntikan harus hati-hati untuk menghindari kesalahan penyuntikan yang
berakibat obat tidak bisa diserap secara optimal sehingga dosis yang diterima kurang sesuai. Selain
itu, kesalahan penyuntikan juga bisa menyebabkan timbulnya peradangan di sekitar tempat
penyuntikan, cacat maupun kematian.
Pastikan obat tidak keluar lagi
Setelah penyuntikan, perhatikan bekas lokasi penyuntikan. Pastikan apakah terdapat obat yang
keluar. Hasil penyuntikan yang baik ditandai dengan tidak keluarnya obat dan biasanya terdapat
benjolan kecil dalam otot yang merupakan depo obat.
Keberhasilan pengobatan harus didukung dengan teknik pengobatan yang benar. Teknik
pengobatan secara injeksi telah dipaparkan. Semoga bermanfaat dan ayam kita sembuh dari sakit.
10. Tugas Makalah KDM II
Dosen Ns. La Rangki, S.kep
INJEKSI INTRAVENA DAN SUBKUTAN
OLEH
KELOMPOK II
EDDI SIHRUN
IRIANI
ZAINAL
SUSTINA
RIZAL AMRULAH
RAHMAN RAHIM
SAWAL
RAHMATUL ILHAM
AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)
PEMKAB. MUNA
2012/2013
11. KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim..
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji
adalah milik Allah Tuhan yang maha mengatur lagi maha bijaksana, yang maha penyayang lagi
maha dermawan dan maha pengasih lagi maha pemurah. Karena hanya dengan rakhmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Sebagai manusia biasa, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Demi kesempurnaan dan peningkatan kualitas makalah ini, kami mohon kritik dan
saran dari berbagai pihak dalam rangka penyempurnaan makalah ini.
Untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada temanteman yang telah membantu kami dalam proses penyelesaian penyusunan makalah ini yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada kami guna terselesainya makalah ini,
dengan tidak mengurangi rasa hormat yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan membantu kami dalam
melaksanakan kuliah nanti. Amiieen. . . . . .
Raha, 14 Februari 2012
Penulis
12. BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu tugas terpenting dari seorang perawat adalah memberikan obat yang aman dan
akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki
masalah klien. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat
menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang
serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila tidak tepat diberikan.
Seorang perawat memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek samping
yang ditimbulkan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien
menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan.
Adapun rute pemberian obat dibedakan atas beberapa rute antara lain secara iral,
parenteral, pemberian topical, inhalasi, dan intraokuler. Rute pemberian obat dipilih
berdasarkan kandungan obat dan efek yang diinginkan juga kondisi fisik dan mental klien.
Maka dari itu pada makalah ini akan dibahas salah satu rute pemberian obat yaitu rute
parenteral, memberikan obat dengan menginjeksinya ke dalam jaringan tubuh.
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah untuk memahami teknik pemberian
obat secara injeksi.
Batasan Masalah
Batasan masalah, yaitu hanya menjelaskan mengenai injeksi.
DAFTAR ISI
Halaman Sampul…………………………………………………………………………………i
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………..ii
13. Daftar Isi…………………………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………...1
B. Tujuan…………………………………………………………………………….1
C. Batasan Masalah…………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
A. Teknik Pemberian Obat Parental………………………………………………2
B. Jenis Teknik Pengobatan Parental……………………………………………..2
C. Suntikan intrafena.............................……………………………………………7
D. Suntikan subkutan..........................................................………………………...9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………….10
B. Saran………………………………………………………………………………...10
DAFTAR PUSTAKA
BAB III
PENUTUP
14. A. Kesimpulan
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan secara
merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.
B. Saran
1. Semoga makalah ini dapat menjadi bahan bantu bagi para penggunanya.