Makalah ini membahas tentang pemberian obat secara intramuskular, meliputi pengertian, tujuan, indikasi, kontraindikasi, daerah penyuntikan, persiapan alat dan bahan, hal-hal yang perlu diperhatikan, prosedur kerja, dan penyuluhan pasien. Pemberian obat secara intramuskular dilakukan untuk mempercepat absorpsi obat dengan menyuntikkan langsung ke otot. Daerah penyuntikan yang tepat antara lain p
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasiaulia rahmah
Oral
Sublingual
Parenteral
Inhalasi
Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasiaulia rahmah
Oral
Sublingual
Parenteral
Inhalasi
Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia
1. TUGAS KDPK
“Pemberian Obat Secara Intramuskular”
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7
DEWI SARTINA
NUR FITRIANINGSIH.
WD.MUNAWAR.
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2013
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas tentang Pemberian Obat Secara
Intramuskular.
Terima kasih kami ucapkan kepada para pengajar atas bimbingan dan pendidikan yang diberikan
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Makalah ini merupakan hasil diskusi kelompok kami.Pembahasan di dalamnya kami
dapatkan dari kuliah, browsing internet, diskusi anggota, dll.Dengan pemahaman berdasarkan
pokok bahasan masalah pemberian obat secara intramuscular.
Kami sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaannya.Demikian yang dapat kami
sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami yang sedang menempuh
pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi temanteman dan kami khususnya.
Penulis
Raha,7 Maret 2013.
3. BAB I
PENDAHULUAN
A,Latar Belakang
Intramuskular (i.m),Rute IM memungkinkan absorbsi obat yang lebih cepat dari pada
rute SC karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot.Bahaya kerusakan jaringan
berkurang ketika obat memasuki otot yang dalam terapi bila tidak berhati-hati ada risiko
menginjeksi obat langsung ke pembuluh darah.Dengan injeksi didalam otot yang terlarut
berlangsung dalam waktu 10-30 menit,guna memperlambat reabsorbsi dengan maksud
memperpanjang
kerja
obat,seringkali
digunakan
larutan
atau
suspense
dalam
minyak,umpamanya suspense penisilin dan hormone kelamin.
B. Ruang Lingkup Penulisan
Makalah ini menyajikan materi antara lain:
A. Pengertian Pemberian Obat Secara Intramuscular.
B. Tujuan Pemberian Obat Secara Intramuskular.
C. Indikasi Pemberian Obat Secara Intramuscular.
D. Kontra Indikasi Pemberian Obat Secara Intramuscular.
E. Daerah Penyuntikan Pemberian Obat Secara Intramuscular.
F. Persiapan Alat dan Bahan Dalam Pemberian Obat Secara Intramuscular.
G. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Obat Secara Intramuscular.
H. Prosedur Kerja Pemberian Obat Secara Intramuscular Secara Umum.
I. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Obat Secara IM (Intra Muskuler) dan Penyuluhan
Pasien.
4. C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai pembelajaran tentang bagaimana proses pemberian
obat secara intramuscular secara benar dan tepat sehingga tidak berisiko besar bagi pasien dan
petugas kesehatan.
D. Metode Penulisan
Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan. Metode studi
kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca pustaka tentang sistem pemberian obat secara
intramuskular.Selain itu, tim penulis juga memperoleh data dari browsing internet yang
merupakan metode yang dapat mempermudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
E. Sistematika Penulisan
Kata pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A.Latar Belakang
B.Ruang Lingkup Penulisan
C.Tujuan Penulisan
D. Metode Penulisan
E.Sistematika Penulisan
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Pemberian Obat Secara Intramuscular.
B. Tujuan Pemberian Obat Secara Intramuskular
C. Indikasi Pemberian Obat Secara Intramuscular.
D. Kontra Indikasi Pemberian Obat Secara Intramuscular.
E. Daerah Penyuntikan Pemberian Obat Secara Intramuscular.
5. F. Persiapan Alat dan Bahan Dalam Pemberian Obat Secara Intramuscular.
G. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Obat Secara Intramuscular.
H. Prosedur Kerja Pemberian Obat Secara Intramuscular Secara Umum.
I. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Obat Secara IM (Intra Muskuler) dan Penyuluhan.
BAB III Penutup
A. Kesimpulan
B.Saran
6. BABII
PEMBAHASAN
PEMBERIAN OBAT SECARA INTRAMUSKULAR
A.Pengertian Pemberian Obat Secara Intramuskular.
Pemberian obat secara intra muskuler adalah Pemberian obat / cairan dengan cara
dimasukkan langsung ke dalam otot (muskulus). Pemberian obat dengan cara ini dilakukan pada
bagian tubuh yang berotot besar,agar tidak ada kemungkinan untuk menusuk syaraf, misalnya
pada bagian bokong, dan kaki bagian atas, atau pada lengan bagian atas. Pemberian obat seperti
ini memungkinkan obat akan dilepaskan secara berkala dalam bentuk depot obat.
Jaringan intramuskular: terbentuk dari otot bergaris yang mempunyai banyak vaskularisasi
(setiap 20 mm3 terdiri dari 200 otot dan 700 kapiler darah). Aliran darah tergantung dari posisi
otot di tempat penyuntikkan.
B.Tujuan Pemberian Obat Secara Intramuskular.
Tujuan pemberian obat secara intramuscular yaitu agar obat di absorbsi tubuh dengan cepat.
C.Indikasi Dalam Pemberian Obat Secara Intramuskular.
Indikasi pemberian obat secara intramuscular biasa dilakukan pada pasien yang tidak sadar
dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral,bebas
dari infeksi,lesi kulit,jaringan parut,tonjolan tulang,otot atau saraf besar dibawahnya.Pemberian
obat secara intamuskular harus dilakukan atas perintah dokter.
7. D.Kontra Indikasi Dalam Pemberian Obat Secara Intramuskular.
Kontra Indikasi pemberia nobat secara intramuscular : Infeksi,Lesi kulit,Jaringan
parut,Tonjolan tulang,Otot atau saraf besar dibawahnya.
E.Daerah Penyuntikan Dalam Pemberian Obat Intramuskular.
Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk berbaring telentang
dengan lutut sedikit fieksi.
Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau telentang
dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan
fieksi.
Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut di
putar ke arah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul fieksi dan
diletakkan di depan tiungkai bawah.
Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau
bcrbaring mendatar lengan atas fieksi.
F.Persiapan Alat dan Bahan Dalam Pemberian Obat Secara Intramuskular.
1. Daftar buku obat/catatan dan jadwal pemberian obat.
2. Obat yang dibutuhkan (obat dalam tempatnya).
3. Spuit dan jarum suntik sesuai dengan ukuran.Untuk orang dewasa panjangnya 2,5-3
cm,untuk anak-anak panjangnya 1,25-2,5 cm.
4. Kapas alcohol dalam tempatnya.
5. Cairan pelarut/aquadest steril.
6. Bak instrument/bak injeksi.
7. Gergaji ampul.
8. Bengkok.
9. Handscoon 1 pasang.
8. G.Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Obat Secara Intramuskular.
1. Tempat injeksi.
2. Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
3. Injeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
4. Kondisi atau penyakit klien.
5. Obat yang tepat dan benar.
6. Dosis yang diberikan harus tepat.
7. Pasien yang tepat.
8. Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar
H.Prosedur Kerja Pemberian Obat Secara Intramuscular Secara Umum.
1. Mencuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Ambil obat dan masukkan kedalam spuit sesuai dengan dosisnya.Setelah itu letakkan
dalam bak injeksi.
4. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (perhatikan lokasi penyuntikan).
5. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi.
6. Lakukan penyuntikan :
Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara,anjurkan pasien untuk berbaring
terlentang dengan lutut sedikit fleksi.
Pada ventrogluteal engan cara,anjurkan pasien untuk miring,tengkurap atau
terlentang dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan
dalam keadaan fleksi.
Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan
lutut di putar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul
fleksi dan diltakkan didepan tungkai bawah.
Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau
berbaring mendatar lengan atas fleksi.
9. 7.Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.
8.Setelah jarum masuk,lakukan aspirasi spuit,bila tidak ada darah yang tertarik dalam
spuit,maka tekanlah spuit hingga obat masuk secara perlahan-lahan hingga habis.
9.Setelah selesai,tarik spuit dan tekan sambil di masase penyuntikan dengan kapas
alcohol,kemudian spuit yang telah digunakan letakkan dalam bengkok.
10.Catat reaksi pemberian,jumlah dosis,dan waktu pemberian.
11.Cuci tangan.
I.Prosedur Pelaksanaan Pemberian Obat Secara IM (Intra Muskuler)
Penyuluhan Pasien.
Penyuluhan pasien ,Memungkinkan pasien untuk meminum obat dengan aman dan efektif.
A. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan.
3. Menyiapkan obat dengan benar
4. Menempatkan alat di dekat klien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi klien, sesuai tempat penyuntikan
2. Memasang perlak dan alasnya
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
4. Memakai sarung tangan
dan
10. 5. Menentukan tempat penyuntikan dengan benar ( palpasi area injeksi terhadap
adanya edema, massa, nyeri tekan. Hindari area jaringan parut, memar, abrasi atau
infeksi)
6. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke luar
diameter ±5cm)
7. Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk mereganggkan kulit
8. Memasukkan spuit dengan sudut 90 derajat, jarum masuk 2/3
9. Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit
10. Memasukkan obat secara perlahan (kecepatan 0,1 cc/detik)
11. Mencabut jarum dari tempat penusukan
12. Menekan daerah tusukan dengan kapas desinfektan
13. Membuang spuit ke dalam bengkok.
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
11. BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pemberian obat secara intramuscular dapat dilakukan pada bagian tubuh yang berotot
besar,agar tidak ada kemungkinan untuk menusuk syaraf, misalnya pada bagian bokong, dan
kaki bagian atas, atau pada lengan bagian atas. Pemberian obat secara intramuscular dilakukan
agar absorpsi obat lebih cepat.
Daerah penyuntikan dalam pemberian obat secara intramuskular tidak boleh dilakukan
disembarang tempat karena dapat menyebabkan resiko yang besar bagi jaringan tubuh yang
lainnya.
B.Saran
1.Sebelum
melakukan
prosedur
kerja
sebaiknya
petugas
kesehatan
terlebih
dahulu
memperhatikan alat-alat yang akan digunakan serta memperhatikan kebersihan alat-alat tersebut.
2.Petugas kesehatan harus memperhatikan prosedur kerja dalam melakukan pemberian obat
secara intramuscular agar tidak berisiko besar terhadap pasien maupun petugas kesehatan itu
sendiri.
12. DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati,Eny Retna,S.Si.T.2009.KDPK Kebidinan.Yogjakarta:Nuha Medika.
http://nursingbegin.com/prosedur-pemberian-obat-im/
http://yosefw.wordpress.com/2009/03/19/farmakokinetik-pada-geriatri/