UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
Math n sains
1. PERSPEKTIF PENDIDIKAN
SAINS DAN MATEMATIKA
ANAK USIA DINI
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Gusnawirta T. Fasli, M.Pd
Indah Dwi Sartika
7516150194
Elsa Cindrya
7516150190
2. Konsep pendidikan Sains
No Dimensi
perkembangan
Kontribusi/ nilai perkembangan
sains
Rasional/kondisi
1 Perkembangan kognitif 1. memfasilitasi secara optimal
perkembangan kognitif yang benar
Membantu
2. mengingat dan menginformasikan
yang diperolehnya
3. meningkatkan penguasaan
pengetahuan dari segi isi dan proses
Membuka
4. menguasai konsep sekaligus
mamahami dan mengaplikasikannya
5. menjadikan pemahaman lebih
bermakna dan fungsional
memberi kesempatan
6. menggunakan konsep dan prinsip
yang diperlajarinya dalam suasana
yang lebih real
1. aktivitas sains
memberi peluang
observasi, membaca,
eksperimen, diskusi,
dan sebagainya pada
anak
2. aktivitas sains dapat
menghindari
pembelajaran bersifat
menjajali (feeding) dan
hapalan saja yang
berfungsi hanya
mengasah daya pikir
semata
Konsep Sains Pada Perspektif Perkembangan
3. 2 Perkembangan
afektif
1. menjadikan pengalaman afeksi yang
lebih membekas
2. menjadikan karakter tertentu mudah
mempribadi (mengindividualisasi)
3. meningkatkan pembentukan jatidiri
dan sikap-sikap sebagai ilmuan
4. membangun sikap positif terhadap
pengetahuan, orang dan alam
sekitarnya
5. memberikan kesempatan
mengekspresikan emosi pada
dunianya, sehingga perasaan lebih
berkembang, lebuh tersentuk
tentang yang dipelajarinya.
1. Pengenalan perilaku ditanamkan tidak
melalui sajian verbal semata, melainkan
diwujudkan dalam bentuk perbuatan nyata
2. Kegiatan memungkinkan frekuensi,
intensitas dan proporsi keterlibatan anak
terhadap nilai afeksi menjadi lebih tinggi
dan berkualitas
3. Menyediakan suasana menyenangkan
sesuai dengan tuntutan perilaku nyata
dalam kehidupan
3 Perkembangan
psikomotorik
1. Membantu memiliki kesanggupan
menggerakkan anggota tubuh dan
bagian-bagiannya
2. Membantu meningkatkan
keterampilan motorik (kasar maupun
halus)
3. Memfasilitasi irama dimensi
perkembangan motorik menjadi lebih
seimbang
4. Meningkatkan kemampuan
koordinasi (mind) dan kesanggupan
gerak tubuh
5. Meningkatkan kemampuan
memanipulasi obyek dan lingkungan
1. Secara umum aktifitas sains banyak
memberi pengalaman motorik yaitu
kesempatan memanipulasi obyek dan
lingkungan
2. Aktivitas sains dapat menjadi pengganti
kegiatan motorik, misal: untuk motorik
kasar melalui bercocok tanam, dan motorik
halus melalui menulis, mengukur dan
memilah.
4. Eksplorasi, observasi dan eksperimen yang
merupakan bentuk kegiatan ilmiah pun
mendapatkan tempat yang sesuai dengan teori
belajar yang dinyatakan oleh Montessori.
Konsep Sains Pada Perspektif Aktivitas
Bermain
Montessori menyatakan bahwa pembelajaran
pada anak usia dini dapat menggunakan teori
“learning by doing”. Pembelajaran dilakukan
dengan mengutamakan penggunaan alat peraga
dan alat permainan. Ini berarti dalam
pembelajaran pada anak usia dini selalu
melibatkan berbagai bentuk alat dan permainan.
8. Konsep pendidikan Matematika
Konsep Matematika Pada Perspektif Perkembangan
Matematika
Persamaan dan perbedaan, pengaturan
informasi/data, memahami tentang
angka, jumlah, pola-pola, ruang,
bentuk, perkiraan dan perbandingan
9. Selain kognitif, matematika juga dapat mengembangkan
aspek perkembangan lainnya misalnya bahasa, anak dapat
berlatih mengucapkan lambang bilangan. Kemudian anak
dapat menggunakan tangannya untuk menghitung benda,
yang akan mengembangkan motoriknya. Dan kegiatan lain
yang sesuai untuk mengembangkan aspek perkembangan
anak lainnya.
11. Pada anak usia dibawah 3 tahun dapat dilakukan melalui
tiga tahap, yaitu:
1. Membilang, yaitu menyebutkan bilangan berdasarkan
urutan
2. Mencocokan setiap angka dengan benda yang sedang
dihitung
3. Membandingkan antara kelompok benda satu dengan
kelompok benda yang lain untuk mengetahui jumlah
benda yang lebih banyak, lebih sedikit, atau sama
Mengenal konsep
12. Pola merupakan susunan benda yang terdiri atas
warna, bentuk, jumlah, atau peristiwa.
Contoh susunan pola berdasarkan ukuran: besar,
kecil, besar, kecil. Susunan pola ber- dasarkan
warna: merah, biru, merah, biru. Dan, susunan pola
berdasarkan peristiwa sehari-hari: sesudah makan
biskuit, saya minum susu. Untuk mengembangkan
kemampuan mengenal pola dan hubungan, anak
perlu diberi banyak kesempatan untuk menggali
dan memanipulasi benda dan mencatat persamaan
dan perbedaanya.
Mengenalkan Konsep Pola dan Hubungan Pada Anak Usia Bawah
3 Tahun
13. Dimaksud di sini adalah anak mengenal bentuk-
bentuk geometri (segitiga, segi empat, persegi,
ling- karan) yang sama dan posisi dirinya dalam
suatu ruang.
Anak akan belajar bahwa benda yang satu
mempunyai bentuk yang sama dengan benda
yang satunya. Ketika anak melihat buah apel
dan bercerita, “Buah apel ini bentuknya seperti
bola,” maka sebenarnya anak sedang
mengembangkan pengertian tentang geometri.
Mengenalkan Konsep Hubungan Geometri dan Ruang pada anak usia
bawah 3 tahun
14. Memilih dan mengelompokan meliputi kemampuan
mengamati dan mencatat persamaan dan
perbedaan benda. Anak-anak usia di bawah tiga
tahun mengenal persamaan dan perbedaan
melalui kelima indera mereka pada saat
bereksplorasi dengan benda-benda di sekitar. Anak
belajar melalui memperhatikan, mendengar,
menyentuh, merasakan, mencium bau benda-
benda yang dimainkannya, sehingga mengetahui
benda-benda yang sama dan yang berbeda.
Mengenalkan konsep Memilih dan Mengelompokan pada anak usia
bawah 3 tahun
15. Konsep angka dikembangkan melalui 3 tahap,
1. Menghitung
2. Hubungan satu-satu
3. Menjumlah
Mengembangkan konsep angka pada anak usia 3-6
tahun
16. Tujuan mengenalkan pola dan hubungan pada
anak usia 3-6 tahun adalah mengenalkan dan
menganalisa pola-pola sederhana, menjiplak,
membuat, dan membuat perkiraan tentang
kemungkinan dari kelanjutan pola.
Mengembangkan Konsep Pola dan Hubungan pada anak usia 3-6
tahun
17. Pertama anak belajar mengenal bentuk-bentuk
sederhana (segitiga, lingkaran, segi empat).
Kedua, anak belajar tentang ciri-ciri dari setiap
bentuk geometri. Selanjutnya, anak belajar
menerapkan pengetahuannya untuk berkreasi
membangun dengan bentuk-bentuk geometri.
Mengembangkan Konsep Hubungan Geometri dan Ruang pada
anak usia 3-6 tahun
18. Anak belajar pengukuran dari berbagai
kesempatan melalui kegiatan yang
membutuhkan kreativitas. Tahap awal anak
tidak menggunakan alat, tetapi mengenalkan
konsep lebih panjang, lebih pendek, lebih
ringan, cepat, dan lebih lambat. Tahap
berikutnya, anak diajak menggunakan alat ukur
bukan standar, seperti pita, sepatu, dll. Pada
tahap lebih tinggi lagi, anak diajak menggunakan
jam dinding, penggaris, skala, termometer.
Mengembangkan Konsep Pengukuran pada anak usia 3-6
tahun
19. Pada awalnya anak
mulai memilih benda
tanpa tujuan.
Selanjutnya anak
memilih mainan
dengan tujuan,
misalnya berdasarkan
warna, ukuran, atau
bentuk.
Mengembangkan Konsep Pengumpulan, Pengaturan dan Tampilan
Data pada anak usia 3-6 tahun