SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA
DINI MELALUI PERMAINAN BALOK
Aisyah
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Pedagogik dan Psikologi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Email : aisyah@unipasby.ac.id
Abstract
Cognitive as a thought process in the form of the ability to connect, assess and consider something. One
of the cognitive abilities that children can develop is to recognize the concept of shape, color and size.
Introducing the concept of shape, color, and size to children is important because color, shape and size
are the most visible features in the world around us and can help children solve problems in life and
adapt to their environment. There are 4 stages of child development, namely motor sensory, concrete pre-
operation, concrete operation, and formal operation. Through play activities that contain education,
children's thinking powers are stimulated to stimulate emotional, social and physical development.
Utilizing the surrounding environment as a means and source of learning by giving children the
opportunity to explore experiences gained orally or with creative media. The use of blocks in early
childhood education is intended to develop various abilities of children, in addition to providing
opportunities for children to explore. Educational game tools (APE) for early childhood are always
designed with in-depth thinking tailored to the child's age range. Game tools for children aged 4-5 years
are made simpler and not too difficult compared to games for children aged 5-6 years which are more
difficult to work on.
Keywords: Cognitive Ability, Early Childhood, Block Game
1. PENDAHULUAN
Kognitif sebagai suatu proses berpikir
berupa kemampuan untuk menghubungkan,
menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Salah
satu kemampuan kognitif yang dapat
dikembangkan anak yaitu mengenal konsep
bentuk, warna dan ukuran.Mengenalkan konsep
bentuk, warna, dan ukuran pada anak penting
dilakukan sebab warna, bentuk dan ukuran
merupakan ciri yang paling terlihat dalam dunia
sekeliling kita dan dapat membantu anak
menyelesaikan masalah dalam kehidupan, serta
beradaptasi dengan lingkungannya.
Permainan balok adalah salah satu
permainan edukatif yang menggunakan
potongan-potongan kayu berbentuk geometri
yang dapat membuat anak mengekspresikan
imajinasinya yang bersifat abstrak menjadi
sesuatu yang konkrit dan
mengembangkan kemampuan kognitif serta
mendapatkan pemahaman konsep-konsep
penting dalam pemecahan masalah, konsep
matematika dan geometri.
Pengembangan kognitif yaitu satu
pengembangan kemampuan dasar anak, yang
bertujuan agar anak mampu meningkatkan
kemampuan dan kreativitas sesuai dengan tahap
perkembangan. Di samping itu, anak dapat
mengembangkan pengetahuan yang sudah
diketahui dengan pengetahuan yang baru
diperolehnya. Dalam pelaksanaan pengembangan
kognitif, kegiatan harus disesuaikan dengan
kondisi lingkungan serta dikaitkan dengan tema.
Bermain sambil belajar dapat mengembangkan
aspek perkembangan anak usia dini. Aspek
perkembangan yang dapat dikembangkan antara
lain adalah Nilai agama moral, kognitif, fisik
motorik,bahasa, sosial-emosional, dan seni.
kemampuan kognitif anak khususnya dalam
Volume 02 Nomor 02, Desember 2020 Page 37-41
Incrementapedia: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Program Studi PG-PAUD Fakultas Pedagogik dan Psikologi
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
http://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/incrementapedia
e-ISSN: 2686-3146
Incrementapedia: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2019, 01 (02) |38
mengenal konsep bentuk, warna dan ukuran
karena kegiatan di kelas masih berorientasi pada
guru dan guru hanya memberikan kegiatan dan
permainan yang monoton sehingga anak kurang
tertarik dan cepat bosan. Sementara itu,
penggunaan alat permainan edukatif kurang
optimal dan keterbatasan media, guru hanya
menggunakan lembar kerja siswa atau majalah
untuk memberikan kegiatan didalam kelas
sehingga anak cenderung pasif, kurang kreatif
dan kurang mandiri.
2. PEMBAHASAN
Artikel ini membahas secara teoritis
mengenai Kemampuan kognitif anak, tahapan
perkembangan anak, manfaat kegiatan bermain
yang mengandung edukasi, pemanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sarana dan sumber
belajar, penggunaan balok dalam pendidikan
anak usia, dan alat permainan edukatif (APE)
untuk anak usia dini.
Usia dini atau prasekolah merupakan usia
yang efektif untuk mengembangkan berbagai
potensi yang dimiliki anak-anak. 5 aspek
perkembangan yang dimiliki anak meliputi Nilai
Agama dan Moral, Fisik Motorik, Bahasa,
Kognitif, dan Sosial Emosional harus dapat
dikembangkan secara optimal. Upaya
pengembangan ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara termasuk mengembangkan
kemampuan kognitif anak agar dapat
menyelesaikan masalah sendiri dalam
kehidupannya nanti.
Tahap perkembangan menurut piaget terbagi
menjadi 4 tingkat perkembangan kemampuan
otak untuk berpikir mengembangkan
pengetahuan kognitif, yaitu tahapan sensori
motorik, pra-operasional kongkrit, operasional
kongkrit, dan operasional formal. Pada tahap ini
anak mengembangkan kemampuan untuk
mengorganisasikan dan mengkoordinasikan serta
mempersepsikan dengan gerakan-gerakan dan
tindakan fisik yaitu: (a) Tahap sensorimotor
sepanjang tahap ini mulai dari lahir hingga
berusia dua tahun, bayi belajar tentang diri
mereka sendiri dan dunia mereka melalui indea
mereka yang sedang berkembang dan melalui
aktivitas motor. (Diane, E. Papalia, sally wendkos
Old and Ruth Duskin Fieldman, 2008:212). (b)
Tahap praoperasional, pada tingkat ini anak telah
menunjukkan aktivitas kognitif dalam
menghadapi berbagai hal diluar dirinya. Aktivitas
berfikirnya belum mempunyai sistem yang
terorganisasikan. (c) Tahap operasional
kongkrit,pada tahap ini anak sudah cukup matang
untuk menggunakan pemikiran logika atau
operasi, tetapi hanya untuk objek fisik yang ada
saat ini.egosentrisnya berkurang dan kemampuan
dalam tugas menjadi lebih baik.(d) tahap
operasional formal, pada umur 12 tahun keatas,
timbul periode operasi baru. Periode ini anak
dapat menggunakan operasi-operasi konkritnya
untuk membentuk operasi yang lebih kompleks.
(Matt jarvis,2011:111).
Teori kontruktivisme menegaskan bahwa suatu
proses aktif di mana anak membangun konsep
atau gagasan baru berdasar pada pengetahuan
yang telah mereka peroleh. Anak memilih dan
mengubah bentuk informasi, membangun
hipotesis, dan membuat keputusan, bersandar
pada suatu struktur teori untuk melakukanya.
Vygotsky, menjelaskan bahwa anak belajar dari
benda nyata dan benda bergerak.
Kemampuan kognitif merupakan salah satu dari
bidang pengembangan kemampuan dasar yang
dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan
kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan
tahap perkembangannya. Pengembangan
kemampuan kognitif bertujuan agar anak mampu
mengolah perolehan belajarnya, menemukan
bermacam-macam alternatif pemecahan masalah,
pengembangan kemampuan logika matematika,
pengetahuan ruang waktu, kemampuan memlilah
dan mengelompokkan, dan persiapan
pengembangan kemampuan berpikir teliti.
Melalui kegiatan bermain yang mengandung
edukasi, daya pikir anak terangsang untuk
merangsang perkembangan emosi,
perkembangan sosial dan perkembngan fisik.
Setiap anak mempunyai kemampuan dan
ketertarikan bermain yang berbeda tergantung
dari perkembangan anak. Dalam menentukan
permainan edukatif, orang tua atau pendidik
harus memilih permainan dan menyediakan
media-media yang dapat mendukung
perkembangan kepribadian anak, yang
menyangkut fisik, intelektual, sosial, moral dan
emosional anak.
Salah satu permainan menggunakan kemampuan
kognitif yaitu bermain dengan balok, anak-anak
mendapat kesempatan melatih kerja sama
mata,tangan, serta kordinasi fisik. Balok unit
adalah potongan-potongankayu yang memiliki
bentuk beraneka ragam seperti segitiga,
segiempat, persegi panjang dansetengah
lingkaran. Bermain balok unit merupakan
kegiatan main dengan cara menyusun potongan-
potongan balok untuk membentuk suatu bentuk
bangunan sesuai dengan imajinasi dan
kemampuan anak dalam mendesain suatubentuk
ruang dan bangunan. Permainan Balok
merupakan potongan kayu yang memiliki
Incrementapedia: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2019, 01 (02) |39
berbagai bentuk.Umumnya berbentuk segi empat
atau kubus. Pada perkembangannya, balok
sebagai alat permainan tidak hanya dibuat dari
kayu.Beragam bahan dipergunakan, seperti
misalnya karton, busa, karet, dan sebagainya.
Beragam balok dapat dipergunakan sebagai alat
permainan atau sarana belajar. Beberapa jenis
balok yang dipergunakan sebagai alat permainan
antara lain adalah balok unit, balok besar, balok
berongga, balok pasak/lego, dan balok lainnya.
(1) Balok unit merupakan balok yang memiliki
bentuk dan ukuran standar (2) Balok besar
merupakan balok berukuran besar macro play,
dimana anak akan membangun rumah dengan
skala sesuai dengan tinggi mereka. Tidak ada
ukuran standar untuk balok besar ini, namun
disyaratkan dibuat dari bahan yang ringan,
misalnya karton. Balok besar dapat juga dibuat
dengan memanfaatkan karton bekas bungkus,
seperti misalnya bekas bungkus susu. Masukkan
kertas koran kedalam bekas bungkus agar lebih
kuat dan awet dipakai bermain. Karton-karton
bekas tadi dapat dibungkus kertas berwarna agar
menarik. (3) Balok berongga pada prinsipnya
kegunaannya sama dengan balok besar, yaitu
untuk bermain macro play. Bedanya hanya pada
bahannya, dimana balok berongga dibuat dari
kayu/papan. (4) Balok pasak/lego. Balok pasak
merupakan balok yang setiap baloknya memiliki
pasak pada bagian atas dan lobang pada bagian
bawah. Bahan balok ini umumnya kayu atau
plastik. Contoh terkenal dari balok pasak ini
adalah lego. Balok pasak ini lebih disukai anak-
anak karena memberikan lebih banyak pilihan
bentuk, yang tidak dapat dilakukan bila
menggunakan jenis balok lainnya. (5) Balok
lainnya. Jenis balok lainnya cukup banyak,seperti
balok alphabet, dan sebagainya. Penggunaan
balok dalam pendidikan anak usia dini
dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai
kemampuan anak, di samping untuk memberikan
kesempatan bagi anak bereksplorasi.
Manfaat permainan balok adalah
mengembangkan konsep matematika dan
geometri, mengembangkan keterampilan
membedakan penglihatan. Dalam
mengembangkan konsep matematika dan
geometri, balok diciptakan dalam bentuk
matematis maka anak yang memainkannya
dilatih memiliki pengertian konkret dari konsep-
konsep penting dalam berpikir logis, termasuk
kemampuan menggunakan klasifikasi (misalnya
meletakkan balok yang sama bentuknya, sama
warnanya, dan yang sama ukurannya), serial
(misalnya, mengurutkan dari yang paling pendek
ke yang paling tinggi). Anak dapat belajar konsep
matematika yaitu kemampuan mengembangkan
konsep bentuk, warna dan ukuran dengan
permainan balok, mengenal bentuk lingkaran,
silindris, segiempat, segitiga, Membedakan
warna-warna pada balok dan dapat membedakan
ukuran balok yang bermacam-macam. Melalui
permainan balok, anak akan belajar ukuran,
bentuk, warna, jumlah, urutan, lokasi, panjang
dan berat pada saat mereka membangun dan
merapikan balok.
Dalam bermain anak memiliki nilai kesempatan
untuk mengekspresikan sesuatu yang ia rasakan
dan ia pikirkan. Anak mempraktikkan
keterampilan dan mendapatkan kepuasan dalam
bermain, yang berarti mengembangkan dirinya
sendiri.Selanjutnya anak dapat mengembangkan
otot kasar dan halus, meningkatkan penalaran,
dan memahami keberadaan lingkungannya,
membentuk daya imajinasi, daya fantasi, dan
kreativitasnya.
Metode yang dapat digunakan dalam
mengembangkan kognitif meliputi : pemberian
tugas, demonstrasi, tanya jawab, mengucapkan
sya’ir, percobaan, eksperimen, bercakap-cakap,
bercerita dan praktik langsung. Dalam
menggunakan metode seperti ini, guru dapat
memilih salah satu atau gabungan dari beberapa
metode yang sesuai dengan kemampuan, fasilitas
kegiatan belajar mengajar yang disajikan, serta
sesuai dengan bahan pengembangan dan
kebutuhan, minat dan kemampuan serta
lingkungan anak.
Dalam memberikan kegiatan pengembangan
kognitif hendaknya mengacu kepada kompetensi
yang hendak dicapai dan sedapat mungkin
dikaitkan dengan tema yang sedang dibahas.
Pelaksanaan kegiatan pengembangan kognitif
dapat menggunakan bermacam-macam metode
yang sesuai dengan kompetensi yang hendak
dicapai.Memanfaatkan lingkungan sekitar
sebagai sarana dan sumber belajar dengan
memberi kesempatan anak untuk mengeksplorasi
pengalaman yang didapat secara lisan atau
dengan media kreatif, kegiatan yang diberikan
hendaknya merupakan pengetahuan yang objektif
dan sesuai dengan kenyataan.
Mengingat pentingnya masa ini, maka peran
stimulasi berupa penyediaan lingkungan yang
kondusif harus disiapkan oleh para pendidik, baik
orang tua, guru, pengasuh ataupun orang dewasa
lain yang ada disekitar anak, sehingga anak
memiliki kesempatan untuk mengembangkan
seluruh potensinya. Potensi yang dimaksud
meliputi aspek moral dan nilai-nilai agama,
sosial, emosional dan kemandirian, kemampuan
berbahasa, kognitif, fisik/motorik, kreativitas dan
Incrementapedia: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2019, 01 (02) |40
seni. Pendidikan anak usia dini diberikan pada
awal kehidupan anak untuk dapat berkembang
secara optimal. Supaya tercapai seluruh aspek
perkembangan pada anak usia dini dengan
menggunakan prinsip belajar melalui bermain
dalam metode pembelajaran-nya.Terkait dengan
itu, orang tua dan guru perlu menyediakan
lingkungan yang benar untuk membebaskan
seluruh potensi kreatifnya. Di dalam pendidikan
anak usia dini, orang tua dan guru bukanlah
pengajar, melainkan sebagai motivator,
fasilitator. Orang tua dan guru diharapkan
memberikan stimulus pada anak, sehingga terjadi
proses pembelajaran yang berpusat pada anak
(student centered). Biarkan anak dengan bebas
melakukan, memegang, menggambar,
membentuk, ataupun membuat dengan caranya
sendiri dan menguraikan pengalamannya sendiri.
Bebaskan daya kreatif anak dengan membiarkan
anak menuangkan imajinasinya. Ketika anak
mengembangkan keterampilan kreatif, maka
anak tersebut juga dapat menghasilkan ide-ide
yang inovatif dan jalan keluar dalam
menyelesaikan masalah serta meningkatkan
kemampuan dalam mengingat sesuatu.
Lingkungan keluarga yang baik, sekurang-
kurangnya mempunyai tiga ciri, yaitu: Pertama,
keluarga memberikan suasana emosional yang
baik bagi anak-anaknya, seperti perasaan senang,
aman, disayangi, dan dilindungi. Kedua,
mengetahui dasar-dasar kependidikan, terutama
berkenaan dengan kewajiban dan tanggung jawab
orang tua terhadap pendidikan anak serta tujuan
dari isi pendidikan yang diberikan kepadanya.
Ketiga, bekerjasama dengan pusat pendidikan
tempat orang tua mengamanatkan pendidikan
anaknya.
Proses pembelajaran pada pendidikan anak usia
dini menjadi permasalahan yang pelik di
Indonesia beberapa tahun terakhir. Hal ini
disebabkan karena pembelajaran yang
dilaksanakan cenderung berorientasi akademik,
pembelajaran yang lebih menekankan pada
pencapaian kemampuan anak dalam membaca,
menulis, dan berhitung (baca: calistung).
Seharusnya, pembelajaran di jenjang pendidikan
anak usia dini (0-6 tahun) lebih diarahkan untuk
mengembangkan berbagai potensi yang terdapat
dalam diri anak, seperti: fisik, kognisi, bahasa,
dan sosio-emosional. Kecenderungan tersebut
disebabakan antara lain karena pemahaman yang
keliru terhadap konsep pembelajaran awal pada
anak.
Pola asuh orang tua terhadap anak memiliki peran
penting dalam upaya mengembangkan kreativitas
anak. Pola asuh belajar adalah interaksi antara
anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan
pengasuhan dalam mendidik anak. Gaya
pengasuhan dalam mendidik anak diukur
berdasarkan kategori positif dan negatif dengan
tolak ukur kontrol orang tua, kejelasan
komunikasi dan tuntutan orangtua menjadi
matang.(Rini Harianti, 2016) Disamping pola
asuh orang tua, gaya belajar anak juga
mempengaruhi perkembangan kreativitas anak.
semakin baik gaya belajar siswa maka semakin
baik pula hasil belajarnya. Sebaliknya, semakin
buruk gaya belajar siswa maka semakin rendah
hasil belajarnya. (Tanamir, 2016) hasil belajar
dalam penelitian ini terkait dengan kreativitas
anak usia dini.
Kreativitas biasanya diartikan sebagai
kemampuan untuk menciptakan suatu produk
baru, baik yang benar-benar baru sama sekali,
maupun merupakan modifikasi atau perubahan
dengan menggabungkan hal-hal yang sudah ada.
Jika konsep ini dikaitkan dengan kreativitas anak,
anak yang bersangkutan mungkin menciptakan
suatu karya yang benar-benar baru dan orisinil
(asli ciptaan sendiri), atau dapat saja merupakan
modifikasi dari berbagai cara belajar yang ada
sehingga menghasilkan bentuk baru. Tumbuhnya
kreativitas pada anak usia dini, memungkinkan
terwujudnya ide perubahan dan upaya
peningkatan secara terus menerus, dan sesuai
dengan situasi dan kondisi lingkungan di mana
sekolah berada. Disamping itu, tuntutan untuk
meningkatkan kemampuan anak muncul dari
dalam diri sendiri, tanpa menunggu ide ataupun
perintah dari orang lain.
Penggunaan balok dalam pendidikan anak usia
dini dimaksudkan untuk mengembangkan
berbagai kemampuan anak, di samping untuk
memberikan kesempatan bagi anak
bereksplorasi. Permainan Balok termasuk Alat
Permainan Edukatif (APE).APE adalah alat
permainan yang sengaja di rancang secarakhusus
untuk kepentingan pendidikan. Alat permainan
edukatif (APE) untuk anak usia dini selalu di
rancang dengan pemikiran yang mendalam
disesuaikan dengan rentang usia anak. alat
permainan untuk anak usia rentang 4-5 tahun di
buat dengan lebih sederhana dan tidak terlalu sulit
dibandingkan dengan alat permainan untuk anak
usia rentang 5-6 tahun yang lebih sulit
pengerjaannya.
3. SIMPULAN DAN SARAN
3.1. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut (1) Kemampuan
kognitif merupakan salah satu dari bidang
Incrementapedia: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2019, 01 (02) |41
pengembangan kemampuan dasar yang
dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan
kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan
tahap perkembangannya. (2) terdapat 4 tahapan
perkembangan anak yaitu sensori motorik, pra-
operasional kongkrit, operasional kongkrit, dan
operasional formal. (3) Melalui kegiatan bermain
yang mengandung edukasi, daya pikir anak
terangsang untuk merangsang perkembangan
emosi, perkembangan sosial dan perkembngan
fisik. (4) Memanfaatkan lingkungan sekitar
sebagai sarana dan sumber belajar dengan
memberi kesempatan anak untuk mengeksplorasi
pengalaman yang didapat secara lisan atau
dengan media kreatif. (5) Penggunaan balok
dalam pendidikan anak usia dini dimaksudkan
untuk mengembangkan berbagai kemampuan
anak, di samping untuk memberikan kesempatan
bagi anak bereksplorasi.(6) Alat permainan
edukatif (APE) untuk anak usia dini selalu di
rancang dengan pemikiran yang mendalam
disesuaikan dengan rentang usia anak. Alat
permainan untuk anak usia rentang 4-5 tahun di
buat dengan lebih sederhana dan tidak terlalu sulit
dibandingkan dengan alat
permainan untuk anak usia rentang 5-6 tahun
yang lebih sulit pengerjaannya.
3.2. Saran
Pendidik dan orangtua sebaiknya memahami
perkembangan kognitif pada anak usia dini,
sehingga mampu memlilih metode pembelajaran
yang benar dan pola asuh yang tepat dalam proses
belajarnya, sehingga anak usia dini dapat
berkembang di sekolah dan berikan motivasi
belajar dalam segala hal kegiatan yang mereka
lakukan supaya anak dapat berkreasi dan
mengembangkan kemampuan kognitif sesuai
dengan pengalaman.
4. REFERENSI
Depertemen Pendidikan Nasional. (2007).
Pengembangan Kognitif di Taman Kanak-
Kanak. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Taman Kanak.
Fauziddin, Muhammad. (2016). Penerapan
Belajar Melalui Permainan Balok Unit
untuk Meningkatkan Kreativitas Anak Usia
Dini. Dalam Jurnal Manajemen Pendidikan
Vol 1 No.3, 2016. Diunduh pada hari Rabu,
tanggal 20 Desember 2017 Pukul 17.14
WIB.
Holis, Ade. (2016). Belajar Melalui Bermain
untuk Pengembangan Kreativitas dan
Kognitif anak usia dini. Di dalam Jurnal
Manajemen Pendidikan. Vol 09 No-
01,2016. Diunduh pada hari Rabu, tanggal
20 Desember2017 Pukul 17.20 WIB
Ibda, Fatimah. (2015). Perkembangan kognitif
teori Jean Piaget. Dalam Jurnal Manajemen
Pendidikan. Vol 3 No-1, Januari-Juni 2015.
Diunduh pada hari Selasa, tanggal 19
Desember 2017 Pukul 20.33 WIB
Widyastuti, Sari. 2015. Permainan balok
berpengaruh terhadap kemampuan kognitif
anak. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Diunduh pada hari Senin,
tanggal 18 Desember 2017 Pukul 16.45
WIB.

More Related Content

Similar to jurnal pengembangan kognitif 1.pdf

M3KB4 - Keterkaitan Tema.pptx
M3KB4 - Keterkaitan Tema.pptxM3KB4 - Keterkaitan Tema.pptx
M3KB4 - Keterkaitan Tema.pptxErizNKhas2
 
Tugas b.indonesia pak arifin
Tugas b.indonesia pak arifinTugas b.indonesia pak arifin
Tugas b.indonesia pak arifinLogis Fanromik
 
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang MendidikKarakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang MendidikFitri Yusmaniah
 
Makalah Pembelajaran Anak Usia Dini.pdf
Makalah Pembelajaran Anak Usia Dini.pdfMakalah Pembelajaran Anak Usia Dini.pdf
Makalah Pembelajaran Anak Usia Dini.pdfAyuPermataChandra
 
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIB
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIBPENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIB
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIBMasriqon Masriqon
 
Makalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halus
Makalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halusMakalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halus
Makalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halusandreanapulu
 
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...DindaSafitri13
 
proposal skripsi kognitif dengan kertas krep.docx
proposal skripsi kognitif dengan kertas krep.docxproposal skripsi kognitif dengan kertas krep.docx
proposal skripsi kognitif dengan kertas krep.docxTitik Dewanto
 
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia diniMakalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia diniAisyahTamara
 
Bahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainanBahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainanMasriqon Masriqon
 
Jean Piaget's Cognitive Development Athia .pptx
Jean Piaget's Cognitive Development Athia .pptxJean Piaget's Cognitive Development Athia .pptx
Jean Piaget's Cognitive Development Athia .pptxAthiaFidian
 
6 Aspek Perkembangan Anak.docx
6 Aspek Perkembangan Anak.docx6 Aspek Perkembangan Anak.docx
6 Aspek Perkembangan Anak.docxsdnkaretan
 
Psikologi perkembangan. rizki alfi altati
Psikologi perkembangan. rizki alfi altatiPsikologi perkembangan. rizki alfi altati
Psikologi perkembangan. rizki alfi altatiRizkiAlfiAltati
 
Topik2kanak kanakdanseni-110913001619-phpapp02
Topik2kanak kanakdanseni-110913001619-phpapp02Topik2kanak kanakdanseni-110913001619-phpapp02
Topik2kanak kanakdanseni-110913001619-phpapp02Herney Aqilah Kay
 
Topik 2 kanak kanak dan seni
Topik 2 kanak kanak dan seniTopik 2 kanak kanak dan seni
Topik 2 kanak kanak dan seniWany Hardy
 

Similar to jurnal pengembangan kognitif 1.pdf (20)

MBE12503
MBE12503MBE12503
MBE12503
 
M3KB4 - Keterkaitan Tema.pptx
M3KB4 - Keterkaitan Tema.pptxM3KB4 - Keterkaitan Tema.pptx
M3KB4 - Keterkaitan Tema.pptx
 
Tugas b.indonesia pak arifin
Tugas b.indonesia pak arifinTugas b.indonesia pak arifin
Tugas b.indonesia pak arifin
 
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang MendidikKarakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
 
Makalah Pembelajaran Anak Usia Dini.pdf
Makalah Pembelajaran Anak Usia Dini.pdfMakalah Pembelajaran Anak Usia Dini.pdf
Makalah Pembelajaran Anak Usia Dini.pdf
 
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIB
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIBPENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIB
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIB
 
167 162-1-pb
167 162-1-pb167 162-1-pb
167 162-1-pb
 
- Sains dan kreativitas
 - Sains dan kreativitas - Sains dan kreativitas
- Sains dan kreativitas
 
Makalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halus
Makalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halusMakalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halus
Makalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halus
 
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
 
proposal skripsi kognitif dengan kertas krep.docx
proposal skripsi kognitif dengan kertas krep.docxproposal skripsi kognitif dengan kertas krep.docx
proposal skripsi kognitif dengan kertas krep.docx
 
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia diniMakalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
 
Bahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainanBahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainan
 
Perkembangan anak
Perkembangan anakPerkembangan anak
Perkembangan anak
 
Jean Piaget's Cognitive Development Athia .pptx
Jean Piaget's Cognitive Development Athia .pptxJean Piaget's Cognitive Development Athia .pptx
Jean Piaget's Cognitive Development Athia .pptx
 
6 Aspek Perkembangan Anak.docx
6 Aspek Perkembangan Anak.docx6 Aspek Perkembangan Anak.docx
6 Aspek Perkembangan Anak.docx
 
Psikologi perkembangan. rizki alfi altati
Psikologi perkembangan. rizki alfi altatiPsikologi perkembangan. rizki alfi altati
Psikologi perkembangan. rizki alfi altati
 
Bermain Dan Anak
Bermain Dan AnakBermain Dan Anak
Bermain Dan Anak
 
Topik2kanak kanakdanseni-110913001619-phpapp02
Topik2kanak kanakdanseni-110913001619-phpapp02Topik2kanak kanakdanseni-110913001619-phpapp02
Topik2kanak kanakdanseni-110913001619-phpapp02
 
Topik 2 kanak kanak dan seni
Topik 2 kanak kanak dan seniTopik 2 kanak kanak dan seni
Topik 2 kanak kanak dan seni
 

Recently uploaded

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 

Recently uploaded (20)

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 

jurnal pengembangan kognitif 1.pdf

  • 1. MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BALOK Aisyah Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Pedagogik dan Psikologi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya Email : aisyah@unipasby.ac.id Abstract Cognitive as a thought process in the form of the ability to connect, assess and consider something. One of the cognitive abilities that children can develop is to recognize the concept of shape, color and size. Introducing the concept of shape, color, and size to children is important because color, shape and size are the most visible features in the world around us and can help children solve problems in life and adapt to their environment. There are 4 stages of child development, namely motor sensory, concrete pre- operation, concrete operation, and formal operation. Through play activities that contain education, children's thinking powers are stimulated to stimulate emotional, social and physical development. Utilizing the surrounding environment as a means and source of learning by giving children the opportunity to explore experiences gained orally or with creative media. The use of blocks in early childhood education is intended to develop various abilities of children, in addition to providing opportunities for children to explore. Educational game tools (APE) for early childhood are always designed with in-depth thinking tailored to the child's age range. Game tools for children aged 4-5 years are made simpler and not too difficult compared to games for children aged 5-6 years which are more difficult to work on. Keywords: Cognitive Ability, Early Childhood, Block Game 1. PENDAHULUAN Kognitif sebagai suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Salah satu kemampuan kognitif yang dapat dikembangkan anak yaitu mengenal konsep bentuk, warna dan ukuran.Mengenalkan konsep bentuk, warna, dan ukuran pada anak penting dilakukan sebab warna, bentuk dan ukuran merupakan ciri yang paling terlihat dalam dunia sekeliling kita dan dapat membantu anak menyelesaikan masalah dalam kehidupan, serta beradaptasi dengan lingkungannya. Permainan balok adalah salah satu permainan edukatif yang menggunakan potongan-potongan kayu berbentuk geometri yang dapat membuat anak mengekspresikan imajinasinya yang bersifat abstrak menjadi sesuatu yang konkrit dan mengembangkan kemampuan kognitif serta mendapatkan pemahaman konsep-konsep penting dalam pemecahan masalah, konsep matematika dan geometri. Pengembangan kognitif yaitu satu pengembangan kemampuan dasar anak, yang bertujuan agar anak mampu meningkatkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan tahap perkembangan. Di samping itu, anak dapat mengembangkan pengetahuan yang sudah diketahui dengan pengetahuan yang baru diperolehnya. Dalam pelaksanaan pengembangan kognitif, kegiatan harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta dikaitkan dengan tema. Bermain sambil belajar dapat mengembangkan aspek perkembangan anak usia dini. Aspek perkembangan yang dapat dikembangkan antara lain adalah Nilai agama moral, kognitif, fisik motorik,bahasa, sosial-emosional, dan seni. kemampuan kognitif anak khususnya dalam Volume 02 Nomor 02, Desember 2020 Page 37-41 Incrementapedia: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Program Studi PG-PAUD Fakultas Pedagogik dan Psikologi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya http://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/incrementapedia e-ISSN: 2686-3146
  • 2. Incrementapedia: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2019, 01 (02) |38 mengenal konsep bentuk, warna dan ukuran karena kegiatan di kelas masih berorientasi pada guru dan guru hanya memberikan kegiatan dan permainan yang monoton sehingga anak kurang tertarik dan cepat bosan. Sementara itu, penggunaan alat permainan edukatif kurang optimal dan keterbatasan media, guru hanya menggunakan lembar kerja siswa atau majalah untuk memberikan kegiatan didalam kelas sehingga anak cenderung pasif, kurang kreatif dan kurang mandiri. 2. PEMBAHASAN Artikel ini membahas secara teoritis mengenai Kemampuan kognitif anak, tahapan perkembangan anak, manfaat kegiatan bermain yang mengandung edukasi, pemanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sarana dan sumber belajar, penggunaan balok dalam pendidikan anak usia, dan alat permainan edukatif (APE) untuk anak usia dini. Usia dini atau prasekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. 5 aspek perkembangan yang dimiliki anak meliputi Nilai Agama dan Moral, Fisik Motorik, Bahasa, Kognitif, dan Sosial Emosional harus dapat dikembangkan secara optimal. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk mengembangkan kemampuan kognitif anak agar dapat menyelesaikan masalah sendiri dalam kehidupannya nanti. Tahap perkembangan menurut piaget terbagi menjadi 4 tingkat perkembangan kemampuan otak untuk berpikir mengembangkan pengetahuan kognitif, yaitu tahapan sensori motorik, pra-operasional kongkrit, operasional kongkrit, dan operasional formal. Pada tahap ini anak mengembangkan kemampuan untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan serta mempersepsikan dengan gerakan-gerakan dan tindakan fisik yaitu: (a) Tahap sensorimotor sepanjang tahap ini mulai dari lahir hingga berusia dua tahun, bayi belajar tentang diri mereka sendiri dan dunia mereka melalui indea mereka yang sedang berkembang dan melalui aktivitas motor. (Diane, E. Papalia, sally wendkos Old and Ruth Duskin Fieldman, 2008:212). (b) Tahap praoperasional, pada tingkat ini anak telah menunjukkan aktivitas kognitif dalam menghadapi berbagai hal diluar dirinya. Aktivitas berfikirnya belum mempunyai sistem yang terorganisasikan. (c) Tahap operasional kongkrit,pada tahap ini anak sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika atau operasi, tetapi hanya untuk objek fisik yang ada saat ini.egosentrisnya berkurang dan kemampuan dalam tugas menjadi lebih baik.(d) tahap operasional formal, pada umur 12 tahun keatas, timbul periode operasi baru. Periode ini anak dapat menggunakan operasi-operasi konkritnya untuk membentuk operasi yang lebih kompleks. (Matt jarvis,2011:111). Teori kontruktivisme menegaskan bahwa suatu proses aktif di mana anak membangun konsep atau gagasan baru berdasar pada pengetahuan yang telah mereka peroleh. Anak memilih dan mengubah bentuk informasi, membangun hipotesis, dan membuat keputusan, bersandar pada suatu struktur teori untuk melakukanya. Vygotsky, menjelaskan bahwa anak belajar dari benda nyata dan benda bergerak. Kemampuan kognitif merupakan salah satu dari bidang pengembangan kemampuan dasar yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan agar anak mampu mengolah perolehan belajarnya, menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, pengembangan kemampuan logika matematika, pengetahuan ruang waktu, kemampuan memlilah dan mengelompokkan, dan persiapan pengembangan kemampuan berpikir teliti. Melalui kegiatan bermain yang mengandung edukasi, daya pikir anak terangsang untuk merangsang perkembangan emosi, perkembangan sosial dan perkembngan fisik. Setiap anak mempunyai kemampuan dan ketertarikan bermain yang berbeda tergantung dari perkembangan anak. Dalam menentukan permainan edukatif, orang tua atau pendidik harus memilih permainan dan menyediakan media-media yang dapat mendukung perkembangan kepribadian anak, yang menyangkut fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional anak. Salah satu permainan menggunakan kemampuan kognitif yaitu bermain dengan balok, anak-anak mendapat kesempatan melatih kerja sama mata,tangan, serta kordinasi fisik. Balok unit adalah potongan-potongankayu yang memiliki bentuk beraneka ragam seperti segitiga, segiempat, persegi panjang dansetengah lingkaran. Bermain balok unit merupakan kegiatan main dengan cara menyusun potongan- potongan balok untuk membentuk suatu bentuk bangunan sesuai dengan imajinasi dan kemampuan anak dalam mendesain suatubentuk ruang dan bangunan. Permainan Balok merupakan potongan kayu yang memiliki
  • 3. Incrementapedia: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2019, 01 (02) |39 berbagai bentuk.Umumnya berbentuk segi empat atau kubus. Pada perkembangannya, balok sebagai alat permainan tidak hanya dibuat dari kayu.Beragam bahan dipergunakan, seperti misalnya karton, busa, karet, dan sebagainya. Beragam balok dapat dipergunakan sebagai alat permainan atau sarana belajar. Beberapa jenis balok yang dipergunakan sebagai alat permainan antara lain adalah balok unit, balok besar, balok berongga, balok pasak/lego, dan balok lainnya. (1) Balok unit merupakan balok yang memiliki bentuk dan ukuran standar (2) Balok besar merupakan balok berukuran besar macro play, dimana anak akan membangun rumah dengan skala sesuai dengan tinggi mereka. Tidak ada ukuran standar untuk balok besar ini, namun disyaratkan dibuat dari bahan yang ringan, misalnya karton. Balok besar dapat juga dibuat dengan memanfaatkan karton bekas bungkus, seperti misalnya bekas bungkus susu. Masukkan kertas koran kedalam bekas bungkus agar lebih kuat dan awet dipakai bermain. Karton-karton bekas tadi dapat dibungkus kertas berwarna agar menarik. (3) Balok berongga pada prinsipnya kegunaannya sama dengan balok besar, yaitu untuk bermain macro play. Bedanya hanya pada bahannya, dimana balok berongga dibuat dari kayu/papan. (4) Balok pasak/lego. Balok pasak merupakan balok yang setiap baloknya memiliki pasak pada bagian atas dan lobang pada bagian bawah. Bahan balok ini umumnya kayu atau plastik. Contoh terkenal dari balok pasak ini adalah lego. Balok pasak ini lebih disukai anak- anak karena memberikan lebih banyak pilihan bentuk, yang tidak dapat dilakukan bila menggunakan jenis balok lainnya. (5) Balok lainnya. Jenis balok lainnya cukup banyak,seperti balok alphabet, dan sebagainya. Penggunaan balok dalam pendidikan anak usia dini dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai kemampuan anak, di samping untuk memberikan kesempatan bagi anak bereksplorasi. Manfaat permainan balok adalah mengembangkan konsep matematika dan geometri, mengembangkan keterampilan membedakan penglihatan. Dalam mengembangkan konsep matematika dan geometri, balok diciptakan dalam bentuk matematis maka anak yang memainkannya dilatih memiliki pengertian konkret dari konsep- konsep penting dalam berpikir logis, termasuk kemampuan menggunakan klasifikasi (misalnya meletakkan balok yang sama bentuknya, sama warnanya, dan yang sama ukurannya), serial (misalnya, mengurutkan dari yang paling pendek ke yang paling tinggi). Anak dapat belajar konsep matematika yaitu kemampuan mengembangkan konsep bentuk, warna dan ukuran dengan permainan balok, mengenal bentuk lingkaran, silindris, segiempat, segitiga, Membedakan warna-warna pada balok dan dapat membedakan ukuran balok yang bermacam-macam. Melalui permainan balok, anak akan belajar ukuran, bentuk, warna, jumlah, urutan, lokasi, panjang dan berat pada saat mereka membangun dan merapikan balok. Dalam bermain anak memiliki nilai kesempatan untuk mengekspresikan sesuatu yang ia rasakan dan ia pikirkan. Anak mempraktikkan keterampilan dan mendapatkan kepuasan dalam bermain, yang berarti mengembangkan dirinya sendiri.Selanjutnya anak dapat mengembangkan otot kasar dan halus, meningkatkan penalaran, dan memahami keberadaan lingkungannya, membentuk daya imajinasi, daya fantasi, dan kreativitasnya. Metode yang dapat digunakan dalam mengembangkan kognitif meliputi : pemberian tugas, demonstrasi, tanya jawab, mengucapkan sya’ir, percobaan, eksperimen, bercakap-cakap, bercerita dan praktik langsung. Dalam menggunakan metode seperti ini, guru dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa metode yang sesuai dengan kemampuan, fasilitas kegiatan belajar mengajar yang disajikan, serta sesuai dengan bahan pengembangan dan kebutuhan, minat dan kemampuan serta lingkungan anak. Dalam memberikan kegiatan pengembangan kognitif hendaknya mengacu kepada kompetensi yang hendak dicapai dan sedapat mungkin dikaitkan dengan tema yang sedang dibahas. Pelaksanaan kegiatan pengembangan kognitif dapat menggunakan bermacam-macam metode yang sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai.Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sarana dan sumber belajar dengan memberi kesempatan anak untuk mengeksplorasi pengalaman yang didapat secara lisan atau dengan media kreatif, kegiatan yang diberikan hendaknya merupakan pengetahuan yang objektif dan sesuai dengan kenyataan. Mengingat pentingnya masa ini, maka peran stimulasi berupa penyediaan lingkungan yang kondusif harus disiapkan oleh para pendidik, baik orang tua, guru, pengasuh ataupun orang dewasa lain yang ada disekitar anak, sehingga anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh potensinya. Potensi yang dimaksud meliputi aspek moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian, kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/motorik, kreativitas dan
  • 4. Incrementapedia: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2019, 01 (02) |40 seni. Pendidikan anak usia dini diberikan pada awal kehidupan anak untuk dapat berkembang secara optimal. Supaya tercapai seluruh aspek perkembangan pada anak usia dini dengan menggunakan prinsip belajar melalui bermain dalam metode pembelajaran-nya.Terkait dengan itu, orang tua dan guru perlu menyediakan lingkungan yang benar untuk membebaskan seluruh potensi kreatifnya. Di dalam pendidikan anak usia dini, orang tua dan guru bukanlah pengajar, melainkan sebagai motivator, fasilitator. Orang tua dan guru diharapkan memberikan stimulus pada anak, sehingga terjadi proses pembelajaran yang berpusat pada anak (student centered). Biarkan anak dengan bebas melakukan, memegang, menggambar, membentuk, ataupun membuat dengan caranya sendiri dan menguraikan pengalamannya sendiri. Bebaskan daya kreatif anak dengan membiarkan anak menuangkan imajinasinya. Ketika anak mengembangkan keterampilan kreatif, maka anak tersebut juga dapat menghasilkan ide-ide yang inovatif dan jalan keluar dalam menyelesaikan masalah serta meningkatkan kemampuan dalam mengingat sesuatu. Lingkungan keluarga yang baik, sekurang- kurangnya mempunyai tiga ciri, yaitu: Pertama, keluarga memberikan suasana emosional yang baik bagi anak-anaknya, seperti perasaan senang, aman, disayangi, dan dilindungi. Kedua, mengetahui dasar-dasar kependidikan, terutama berkenaan dengan kewajiban dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak serta tujuan dari isi pendidikan yang diberikan kepadanya. Ketiga, bekerjasama dengan pusat pendidikan tempat orang tua mengamanatkan pendidikan anaknya. Proses pembelajaran pada pendidikan anak usia dini menjadi permasalahan yang pelik di Indonesia beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang dilaksanakan cenderung berorientasi akademik, pembelajaran yang lebih menekankan pada pencapaian kemampuan anak dalam membaca, menulis, dan berhitung (baca: calistung). Seharusnya, pembelajaran di jenjang pendidikan anak usia dini (0-6 tahun) lebih diarahkan untuk mengembangkan berbagai potensi yang terdapat dalam diri anak, seperti: fisik, kognisi, bahasa, dan sosio-emosional. Kecenderungan tersebut disebabakan antara lain karena pemahaman yang keliru terhadap konsep pembelajaran awal pada anak. Pola asuh orang tua terhadap anak memiliki peran penting dalam upaya mengembangkan kreativitas anak. Pola asuh belajar adalah interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan dalam mendidik anak. Gaya pengasuhan dalam mendidik anak diukur berdasarkan kategori positif dan negatif dengan tolak ukur kontrol orang tua, kejelasan komunikasi dan tuntutan orangtua menjadi matang.(Rini Harianti, 2016) Disamping pola asuh orang tua, gaya belajar anak juga mempengaruhi perkembangan kreativitas anak. semakin baik gaya belajar siswa maka semakin baik pula hasil belajarnya. Sebaliknya, semakin buruk gaya belajar siswa maka semakin rendah hasil belajarnya. (Tanamir, 2016) hasil belajar dalam penelitian ini terkait dengan kreativitas anak usia dini. Kreativitas biasanya diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru, baik yang benar-benar baru sama sekali, maupun merupakan modifikasi atau perubahan dengan menggabungkan hal-hal yang sudah ada. Jika konsep ini dikaitkan dengan kreativitas anak, anak yang bersangkutan mungkin menciptakan suatu karya yang benar-benar baru dan orisinil (asli ciptaan sendiri), atau dapat saja merupakan modifikasi dari berbagai cara belajar yang ada sehingga menghasilkan bentuk baru. Tumbuhnya kreativitas pada anak usia dini, memungkinkan terwujudnya ide perubahan dan upaya peningkatan secara terus menerus, dan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan di mana sekolah berada. Disamping itu, tuntutan untuk meningkatkan kemampuan anak muncul dari dalam diri sendiri, tanpa menunggu ide ataupun perintah dari orang lain. Penggunaan balok dalam pendidikan anak usia dini dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai kemampuan anak, di samping untuk memberikan kesempatan bagi anak bereksplorasi. Permainan Balok termasuk Alat Permainan Edukatif (APE).APE adalah alat permainan yang sengaja di rancang secarakhusus untuk kepentingan pendidikan. Alat permainan edukatif (APE) untuk anak usia dini selalu di rancang dengan pemikiran yang mendalam disesuaikan dengan rentang usia anak. alat permainan untuk anak usia rentang 4-5 tahun di buat dengan lebih sederhana dan tidak terlalu sulit dibandingkan dengan alat permainan untuk anak usia rentang 5-6 tahun yang lebih sulit pengerjaannya. 3. SIMPULAN DAN SARAN 3.1. Simpulan Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut (1) Kemampuan kognitif merupakan salah satu dari bidang
  • 5. Incrementapedia: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2019, 01 (02) |41 pengembangan kemampuan dasar yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya. (2) terdapat 4 tahapan perkembangan anak yaitu sensori motorik, pra- operasional kongkrit, operasional kongkrit, dan operasional formal. (3) Melalui kegiatan bermain yang mengandung edukasi, daya pikir anak terangsang untuk merangsang perkembangan emosi, perkembangan sosial dan perkembngan fisik. (4) Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sarana dan sumber belajar dengan memberi kesempatan anak untuk mengeksplorasi pengalaman yang didapat secara lisan atau dengan media kreatif. (5) Penggunaan balok dalam pendidikan anak usia dini dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai kemampuan anak, di samping untuk memberikan kesempatan bagi anak bereksplorasi.(6) Alat permainan edukatif (APE) untuk anak usia dini selalu di rancang dengan pemikiran yang mendalam disesuaikan dengan rentang usia anak. Alat permainan untuk anak usia rentang 4-5 tahun di buat dengan lebih sederhana dan tidak terlalu sulit dibandingkan dengan alat permainan untuk anak usia rentang 5-6 tahun yang lebih sulit pengerjaannya. 3.2. Saran Pendidik dan orangtua sebaiknya memahami perkembangan kognitif pada anak usia dini, sehingga mampu memlilih metode pembelajaran yang benar dan pola asuh yang tepat dalam proses belajarnya, sehingga anak usia dini dapat berkembang di sekolah dan berikan motivasi belajar dalam segala hal kegiatan yang mereka lakukan supaya anak dapat berkreasi dan mengembangkan kemampuan kognitif sesuai dengan pengalaman. 4. REFERENSI Depertemen Pendidikan Nasional. (2007). Pengembangan Kognitif di Taman Kanak- Kanak. Jakarta: Direktorat Pembinaan Taman Kanak. Fauziddin, Muhammad. (2016). Penerapan Belajar Melalui Permainan Balok Unit untuk Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini. Dalam Jurnal Manajemen Pendidikan Vol 1 No.3, 2016. Diunduh pada hari Rabu, tanggal 20 Desember 2017 Pukul 17.14 WIB. Holis, Ade. (2016). Belajar Melalui Bermain untuk Pengembangan Kreativitas dan Kognitif anak usia dini. Di dalam Jurnal Manajemen Pendidikan. Vol 09 No- 01,2016. Diunduh pada hari Rabu, tanggal 20 Desember2017 Pukul 17.20 WIB Ibda, Fatimah. (2015). Perkembangan kognitif teori Jean Piaget. Dalam Jurnal Manajemen Pendidikan. Vol 3 No-1, Januari-Juni 2015. Diunduh pada hari Selasa, tanggal 19 Desember 2017 Pukul 20.33 WIB Widyastuti, Sari. 2015. Permainan balok berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anak. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diunduh pada hari Senin, tanggal 18 Desember 2017 Pukul 16.45 WIB.