Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat. Untuk hidup bersama, manusia membentuk berbagai kelompok, organisasi, dan institusi sosial. Kelompok ini diatur oleh norma dan nilai yang berlaku umum dalam masyarakat.
1. MANUSIA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT
Oleh :
Kelompok 1
ALGISNA SUCIARA SM(C1AA14009)
ALIFYA SASMI (C1AA14011)
ANGGUN ANGGRAENI(C1AA14015)
ACEP SUNAN HIDAYAT(C1AA14003)
ABDUL NASIR
2. MANUSIA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT
Manusia merupakan makhluk yang terdiri dari jasmaniah
(raga) dan rohaniah (jiwa). Dari segi rokhaniah manusia terdiri
dari fikiran dan perasaan, apabila diserasikan akan
menghasilkan kehendak yang kemudian menjadi sikap. Sikap
itulah yang kemudian menjadi landasan gerak segi jasmaniah
manusia. Pola berfikir yang dianut seseorang akan
mempengaruhi sikapnya. Sikap tersebut merupakan
kecenderungan untuk berbuat atau tidak berbuat terhadap
manusia, benda atau keadaan.
Jika perilaku sudah melembaga dan membudaya maka
gejala tersebut akan menjadi patokan perilaku yang pantas.
Patokan perilaku yang pantas ini serin disebut norma atau
kaidah. Perangkat kaidah-kaidah tertentu yang terdiri dari
kaidah-kaidah kepercayaan, kesusilaan, kesopanan, dan
hukum, kemudian perangkat tersebut menjadi patokan dalam
interaksi sosial untuk hidup sebagai anggota masyarakat
3. A. UNSUR-UNSUR MASYARAKAT
1. Kategori sosial
kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri-ciri yang objektif yang
dikenakan pada manusia-manusianya, seperti: seks, usia, pendapatan.
2. Golongan sosial
kesatuan manusia yang ditandai oleh suatu ciri tertentu, bahkan sering kali ciri itu
dikenalkan kepada mereka dari pihak luar kalangan mereka sendiri. Misalnya: golongan
pemuda, gelandangan dan pengemis.
3. Komunitas
kesatuan hidup manusia, yang menempati wilayah yang nyata dan berinteraksi
menurut suatu system adat istiadat, terikat identitas komunitas dan memiliki patriotism dan
nasionalisme. Misalnya kesatuan-kesatuan seperti kota, desa, RW, pengrajin, petani dll.
4. Kelompok dan himpunan
Kelompok adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi antar anggotanya,
mempunyai adat istiadat tertentu norma-norma berkesinambungan dan adanya rasa
identitas yang sama serta mempunyai organisasi dan sistem pimpinan.
Himpunan adalah kesatuan manusia yang berdasarkan sifat tugas dan atau guna,
sifat hubungan berdasarkan kotrak, dasar organisasinya buatan, pimpinan berdasarkan
wewenang dan hokum. Misalnya PPNI, IDI, IBI, IAKMI, dll. (Syafrudin, 2009)
4. B. PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
Proses sosial
cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-
perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu
dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan
tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-
perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola
kehidupan yang telah ada. Proses sosial dapat diartikan
sebagai pengaruh timbal-balik antara pelbagai segi
kehidupan bersama.
5. LANJUTAN …
Interaksi sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis
yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-
kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
Interaksi sosial tak akan mungkin teradi apabila manusia mengadakan hubungan
yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap
sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.
Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan
yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di
dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku,interaksi sosial
itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan - aturan dan nilai – nilai
yang ada dapat dilakukan dengan baik.
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada :
Imitasi
Sugesti
Identifikasi
Simpati
6. C. STRATIFIKASI SOSIAL DAN MOBILITAS SOSIAL
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi berasal dari bahasa Latin Stratum (bentuk tunggal) dan strata (bentuk
jamak) yang artinya lapisan. Sedangkan kata social berasal dari kata socius yang
artinya rekan atau masyarakat. Diartikan adanya perbedaan penduduk atau warga
masyarakat ke dalam lapisan-lapisan secara hierarki atau bertingkat. Perwujudan
pelapisan social ialah adanya kelas tinggi,kelas menengah,dan kelas rendah di
dalam masyarakat.
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarkat ke dalam kelas-
kelas secara hierarkis (bertingkat).
Max Weber, stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk
dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarki menurut
dimensi kekuasaan privelese dan prestise.
James C. Scot, mengatakan bahwa sistem pelapisan sosial akan melahirkan mitos
atau rasionalnya sendiri untuk menerangkan apa sebabnya orang tertentu harus di
anggap lebih tinggi kedudukannya dari orang lain.
Proses Terjadinya Stratfikasi (lapisan) Sosial Sistem lapisan masyarakat dapat
terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Pembentuk
sistem lapisan tersebut ialah kepandaian, tingkat umur (yang senior), dan mungkin
juga harta dalam batas-batas tertentu. Akan tetapi, ada pula yang dengan sengaja
disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama.
7. LANJUTAN …
Mobilitas Sosial
Kata mobilitas berasal dari bahasa Latin mobilis yang artinya
mudah dipindahkan atau banyak gerak. Mobilitas social dapat diartikan
yaitu suatu gerak perpindahan seseorang atau sekelompok warga dari
status social yang satu ke status social yang lain. Gerak perpindahan itu
dapat berakibat naik turunnya kelas social ataupun tidak. Mobilitas social
juga dapat diartikan gerakan social.
Ada 3 macam bentuk mobilitas social yaitu
1. Mobilitas horizontal
perpindahan status social yang dialami seseorang atau
sekelompok warga dalam lapisan social yang sama. Ciri utama mobilitas
horizontal adalah lapisan social yang ditempati tidak mengalami
perubahan.
2. Mobilitas Vertikal
Perpindahan status social seseorang atau sekelompok warga
pada lapisan social yang berbeda. Ciri utama mobilitas vertical adalah
terjadinya gerak naik atau gerak turun dari satu lapisan sosial ke lapisan
social yang lain. Gerak social yang naik dinamakan social climbing (up
ward mobility). Sedangkan gerak social yang turun dinamakan social
sinking (down ward mobility).
3. Mobilitas antargenerasi
Mobilitas social yang terjadi antar 2 generasi atau lebih.
8. D. Sistem Sosial dan Sistem Budaya
Sistem Sosial
Sistem sosial diartikan sebagai suatu keseluruhan dari unsur-unsur sosial yang
berkaitan dan berhubungan satu sama lain., dan saling pengaruh-mempengaruhi,
dalam kesatuan.
Teori sistem sosial pertama kali diperkenalkan oleh seorang sosiolog Amerika, Talcot
Parsons. Konsep sistem sosial merupakan konsep relasional sebagai pengganti
konsep eksistensional perilaku sosial. Konsep sistem sosial adalah alat pembantu
untuk menjelaskan tentang kelompok-kelompok manusia. Sebagai suatu sistem
sosial, ia mempunyai bagian yang saling bergantung antara yang satu dengan yang
lainnya di dalam satu kesatuan.
Dalam suatu sistem sosial, paling tidak harus terdapat empat hal, yaitu :
1. Dua orang
2. Terjadi interaksi di antara mereka
3. Bertujuan
4. Memiliki struktur, simbol dan harapan-harapan bersama yang
dipedomaninya.
Sistem sosial terdiri atas satuansatuan interaksi sosial. Unsur-unsur
tersebut membentuk struktur sistem sosial itu sendiri dan mengatur
sistem sosial.
9. LANJUTAN…
Unsur-unsur sistem sosial tersebut ada sepuluh
yaitu :
1. Keyakinan (pengetahuan),
2. Perasaan (sentimen),
3. Tujuan, sasaran, atau cita-cita,
4. Norma,
5. Kedudukan peranan (status),
6. Tingkatan atau pangkat (rank),
7. Kekuasaan atau pengaruh (power),
8. Sangsi,
9. Sarana atau fasilitas,
10. Tekanan ketegangan (stress-strain).
10. LANJUTAN …
Sistem Budaya
Sistem budaya merupakan wujud yang abstrak dari
kebudayaan. Sistem budaya atau cultural system merupakan ide-ide
dan gagasan manusia yang hidup bersama dalam suatu
masyarakat. Gagasan tersebut tidak dalam keadaan lepas satu dari
yang lainnya, tetapi selalu berkaitan dan menjadi suatu sistem.
sistem budaya adalah bagian dari kebudayaan, yang diartikan
pula adat-istiadat. Adat istiadat mencakup sistem nilai budaya,
sistem norma, norma-norma menurut pranata-pranata yang ada di
dalam masyarakat yang bersangkutan, termasuk norma agama.
Fungsi sistem budaya adalah menata dan memantapkan
tindakan-tindakan serta tingkah laku manusia. Proses belajar dari
sistem budaya ini dilakukan melalui pembudayaan atau
institutionalization (pelembagaan).
Menurut Bakker (1984 : 37) kebudayaan sebagai penciptaan
dan perkembangan nilai meliputi segala apa yang ada dalam alam
fisik, personal dan sosial, yang disempurnakan untuk realisasi
tenaga manusia dan masyarakat.
11. E. Norma Sosial dan Nilai Sosial dalam Kehidupan Masyarakat
Norma Sosial
Manusia tidak pernah lepas dari peraturan. Di mana
pun dan kapan pun di sekeliling kita terdapat aturan yang
membatasi perilaku manusia. Norma Sosial adalah
patokan perilaku manusia dalam kehidupan
bermasyarakat.
Fungsinya adalah untuk memberi batasan berupa
perintah atau larangan dalam berperilaku, memaksa
individu untuk menyesuaikan diri dengan nilai yang
berlaku di masyarakat dan menjaga solidaritas
antaranggota masyarakat. Oleh karena fungsi-fungsi
tersebut, maka sosialisasi norma memiliki peran yang
penting dalam mewujudkan ketertiban sosial.
12. LANJUTAN…
Berdasarkan daya pengikatnya, norma dibedakan menjadi empat.
1. Cara (usage) merupakan norma yang daya pengikatnya sangat lemah.
2. Kebiasaan (folkways) ialah aturan yang daya pengikatnya lebih kuat dari
usage.
3. Tata kelakuan (mores) ialah aturan yang telah diterima masyarakat dan
biasanya berhubungan dengan sistem kepercayaan atau keyakinan.
4. Adat istiadat (custom) merupakan aturan yang memiliki sanksi keras
terhadap pelanggarnya, berupa penolakan atau pengadilan.
Macam-macam Norma Sosial
1) Norma Agama
2) Norma Kesusilaan (Mores)
3) Norma Adat
4) Norma Kebiasaan
5) Norma Kesopanan
6) Norma Hukum
13. LANJUTAN…
Nilai Sosial
Nilai sosial adalah ukuran- ukuran, patokan-patokan,
anggapan-anggapan, keyakinan-keyakinan, yang hidup
dan berkembang dalam masyarakat serta dianut oleh
banyak orang dalam lingkungan masyarakat mengenai
apa yang benar, pantas, luhur, dan baik untuk dilakukan.
Nilai-nilai sosial merupakan aktualisasi dari kehendak
masyarakat mengenai segala sesuatu yang dianggap
benar dan baik
Nilai sosial dalam masyarakat bersumber pada tiga
hal yaitu :
1. Tuhan
2. Masyarakat
3. individu
14. LANJUTAN…
Tolak Ukur
Setiap masyarakat mempunyai nilai yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan
setiap masyarakat mempunyai tolak ukur nilai yang berbeda-beda pula. Selain
itu, perbedaan cara pandang masyarakat terhadap nilai mendorong
munculnya perbedaan nilai. Suatu nilai dapat tetap dipertahankan apabila nilai
tersebut mempunyai daya guna fungsional, artinya mempunyai
kebermanfaatan bagi kehidupan masyarakat itu sendiri
Ciri-ciri Nilai Sosial
1. Tidak semua hal yang baik di mata masyarakat dapat dianggap sebagai
nilai sosial.
2. Merupakan hasil interaksi antaranggota masyarakat
3. Ditularkan di antara anggota-anggota masyarakat melalui pergaulan.
4. Terbentuk melalui proses belajar yang panjang melalui sosialisasi.
5. Nilai sebagai alat pemuas kebutuhan sosial.
15. F. Berbagai Kelompok Sosial, Organisasi serta Institusi Sosial
Kelompok Sosial
Sebagai makhluk social manusia akan selalu hidup dalam
kelompok-kelompok tertentu . Hal ini karena adanya
kenyataan bahwa upaya manusia untuk memenuhi berbagai
kebutuhan hidupnya akan lebih produktif diperoleh dalam
kehidupan berkelompok.
Dasar pembentukan kelompok social :
1. Factor kepentingan yang sama (common interest)
2. Factor darah dan keturunan yang sama (common ancestry)
3. Factor geografis
4. Factor daerah asal yang sama
16. LANJUTAN…
o Organisasi social
Organisasi social adalah sebagai cara-cara perilaku
manusia yang terorganisir secara social. Terorganisir secara
sosial artinya karena adanya sekelompok individu yang merasa
terikat oleh aturan-aturan tau adat istiadat tertentu yang
mengatur kehidupan kelompoknya sehingga disebut kesatuan
social
Ciri-ciri organisasi social
1. Bersifat langgeng
2. Memiliki identitas kolektif yang tegas
3. Memiliki daftar anggota yang terperinci
4. Memiliki program kegiatan yang terus menerus diarahkan
menuju tujuan yang jelas
5. Memiliki prosedur untuk menerima anggota baru dan
mengeluarkan anggota lama.
17. LANJUTAN…
Institusi Sosial
Institusi sosial yang dimaksudkan adalah pola-pola yang terorganisir
mengenai kepercayaan-kepercayaan dan tingkah laku yang berpusat pada
kebutuhan-kebutuhan sosial dasar.
Horton dan Hunt, Robert MZ Lawang, 1986 “institusi sosial adalah
suatu sistem hubungan sosial terorganisasi, yang memperlihatkan nilai-nilai
dan prosedur-prosedur bersama, dan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dasar tertentu dari masyarakat.”
Leopold von Wiese dan Howard Becker melihat institusi sosial atau
lembaga kemasyarakatan dari sudut fungsinya. Menurut mereka lembaga
kemasyarakatan merupakan suatu jaringan proses-proses hubungan antara
manusia dan antara kelompok manusia yang berfungsi untuk memelihara
hubungan-hubungan tersebut serta pola-polanya, sesuai dengan
kepentingan-kepentingan manusia dan kelompoknya.
Institusi pada dasarnya merupakan sistem, pola hubungan atau
kebiasaan yang dilakukan oleh manusia. Kebiasaan itu memiliki polanya
sendiri, memiliki tujuan dan nilai yang bermanfaat untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
18. LANJUTAN…
Bagaimana institusi sosial itu terbentuk?
Menurut Peter L. Berger (Lawang,1986)
mengemukakan bahwa setiap tindakan manusia tunduk
pada apa yang disebutnya dengan habitualisasi.
Habituasi itu dilakukan secara berulang karena dianggap
bernilai. Bila perbuatan itu terus menerus dilakukan,
maka perbuatan itu akan memiliki pola, prosedurnya
sendiri. Selain habitualisasi, Berger juga menyebut
tipifikasi. Tipifikasi biasanya terjadi paling kurang antara
dua orang yang berinteraksi di mana keduanya saling
memberi bentuk atau nilai dengan cara yang sama.
Tipifikasi seperti inilah yang disebut dengan institusi
sosial.
19. LANJUTAN…
Ciri-Ciri Institusi Sosial
Menurut Gillin dan Gillin (Soekanto, 2006;184) ada ciri umum
lembaga kemasyarakatan yakni:
1. Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-
polapemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas
kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. Institusi sosial terdiridariadat
istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur
kebudayaanlainnya yang secara langsung maupun tidak langsung
tergabungdalam satu unit yang fungsional.
2. Suatutingkat kekekalan tertentu merupakan ciri dari semua institusi
sosial. Akan membutuhkan waktu yang lama suatu tindakan
berkembang menjadi institusi sosial. Bila sudah
menjadisebuahinstitusi sosial, orang akan cenderung
mempertahankannya dengan norma-norma tertentu, karena
institusi itu dianggap bermanfaat.
3. Institusi sosial mempunya satu atau beberapa tujuan tertentu.
20. KESIMPULAN
Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan
dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan
itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial.
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang
saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar
individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.
Dalam peranan manusia sebagai anggota masyarakat, nilai dan
masyarakat memiliki kaitan yang sangat penting dan tidak dapat
dipisahkan. Masyarakat akan terkoyak bila nilai-nilai kebersamaan
telah lenyap dari masyarakat itu. Perkembangan nilai dalam suatu
masyrakat sangat dipengaruhi oleh warga masyarakat atau bangsa
yang memiliki nilai itu sendiri.
Nilai pada hakikatnya mengarahkan perilaku dan pertimbangan
seseorang namun tidak menghakimi apakah perilaku itu salah atau
benar. Nilai merupakan bagian yang sangat penting di masyarakat
dan perkembangan kebudayaan.