Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
sosialisasi dan pembentukan kepribadian
1. Kelompok 4
ANGGOTA KELOMPOK:
1. ANASTASIA MARIA DELFIERA
2. ANASTASYA NINDYA
3. ANDHIKO PRIATAM
4. FADHILLA HAFIZH
5. SALSABILA
2.
3.
4. Manusia berbeda dengan hewan yang hanya dalam seluruh
perilakunya hanya mengandalkan nalurinya melainkan
manusia harus memutuskan sendiri apa yang dilakukannya.
Keputusan itu tentu didasarkan pada rasionalitasnya bahwa
suatu hal harus dilakukan karena baik bagi dirinya dan hal lain
tidak dilakukan karena tidak baik bagi dirinya atau orang lain.
Karena dilihat dan dirasakan baik, keputusan ini kemudian
menjadi kebiasaan yang diikuti oleh individu-individu lain.
Kebiasaan ini kemudian ditegakkan
Kebiasaan ini kemudian ditegakkan menjadi bagian dari
kebudayaan kelompok atau masyarakat tertentu.
5. Kebiasaan suatu kelompok dapat berbeda dari satu kelompok
ke kelompok-kelompok lain. Kebiasaan yang berbeda itu
mencakup bidang
ekonomi, kekeluargaan, pendidikan, agama, dan politik.
Kebiasaan-kebiasaan tersebut harus ditanamkan dari satu
generasi ke generasi selanjutnya. Tujuannya adalah agar
anggota kelompok atau masyarakat dari generasi berikut
dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebiasaan (nilai
dan aturan) yang dianut kelompok atau masyarakat tertentu.
Penanaman atau proses belajar anggota kelompok atau
masyarakat tentang kebiasaan-kebiasaan di dalam kelompok
atau masyarakatnya dalam sosiologi disebut. sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer
kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi
lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat
6. Menurut Peter L Berger, sosialisasi adalah proses belajar
seorang anak untuk menjadi anggota yang dapat berpartisipasi di
dalam masyarakat.
Menurut David Gaslin, sosialisasi adalah proses belajar yang
dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan tentang nilai dan
norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota kelompok
masyarakat.
Oleh sebab itu, teori sosialisasi dari sejumlah tokoh
sosiologi merupakan teori mengenai peran
7. Diri seseorang merupakan produk sosial dari hasil
interaksinya dengan orang lain.
Sejak lahir seseorang telah mengalami proses
sosialisasi.
Artinya, sejak lahir sesorang melakukan proses tentang
cara bertindak belajar tentang bagaimana bertindak
dan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku di masyarakat melalui refleksi terhadap orang
lain.
Meskipun nilai dan norma sosial merupakan isi yang
dipelajari seseorang untuk membentuk dirinya, nilai dan
norma sosial juga menjadi penentu bagaimana pola
sosialisasi akan berlangsung dalam diri seseorang.
8. Pada dasarnya, tidak ada seorang pun yang tidak
melakukan proses sosialisasi dalam hidupnya.
Manusia hidup dan dalam masyarakat. Melalui proses
sosialisasi, orang menjadi tahu bagaimana ia harus
berperilaku di tengah-tengah masyarakat.
Proses sosialisasi juga dapat mewarnai cara berpikir
dan kebiasaan-kebiasaan dalam hidupnya. Akhirnya, ia
akan terampil dan panadai dalam hidup bermasyarakat.
Proses sosialisasi ini berlangsung seumur hidup selama
manusia masih mampu dan mau meningkatkan
kemampuannya untuk menjadi manusia yang lebih
berguna bagi masyarakatnya.
Tanpa sosialisasi,, kemampuan akal, emosi dan jiwa
seseorang tidak dapat berkembang sesuai dengan yang
diharapkan masyarakatnya.
9.
10. Menurut Yinger, kepribadian adalah keseluruhan perilaku
seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu
yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
Ungkapan sistem kecenderungan tertentu tersebut
menyatakan bahwa setiap orang mempunyai cara
berperilaku yang khas, sperti
sikap, bakat, adat, kecakapan, kebiasaan, dan tindakan
yang sama setiap hari.
Ungkapan interaksi dengan serangkaian situasi menyatakan
bahwa perilaku merupakan produk gabungan dari
kecenderungan perilaku seseorang dan situasi perilaku
yang dihadapi seseorang
Sosialisasi bertujuan untuk membentuk diri sesorang agar
dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai dan
norma yang dianut oleh masyarakat di mana ia tinggal.
11. Menurut George herbert spencer dalam bukunya
Mind, Self, and Society (1972), ketika manusia lahir ia
belum mempunyai diri (self). Diri manusia
berkembang tahap-demi tahap melalui interaksi
dengan anggota masyarakat lain. Setiap anggota
baru dalam masyarakat harus mempelajari peran-
peran yang ada dalam masyarakat. Hal ini yang
disebut oleh Mead sebagai Role taking
(pengambilan peran).
12. 1. Play stage
*Dalam tahap ini seorang anak kecil mulai belejar mengambil peran
orang-orang yang berada di sekitarnya. Ia mulai meniru peran yang
dijalankan oleh orang tuanya, tetangganya, atau orang yang sering
berinteraksi dengannya (significant others)
2. Game stage
*Pada tahap ini, seorang anak tidak hanya mengetahui peran yang harus
dijalankannya, tetapi telah mengetahui peran yang dijalankan orang lain
dengan siapa ia berinteraksi.
3. Generalized others
*Pada tahap ketiga dari sosialisasi, anak telah mampu mengambil peran-
peran orang lain yang lebih luas (generalized others), tidak sekedar orang-
orang terdekatnya (significant others). Dalam tahap ini, ia telah mampu
berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karrena telah memahami
peran dirinya dan peran orang lain.
13. Charles Holton Cooley pun menyatakan
bahwa konsep diri eseorang berkembang
melalui interaksi dengan orang lain.
Diri seseorang yang berkembang melalui
interaksi dengan orang lain ini disebut
Cooley sebagai looking-glass self.
Looking-glass self terbagi menjadi 3 tahap berikut:
1. Seseorang membayangkan bagaimana perilaku atau
tindakannya tampak bagi orang lain
2. Seseorang membayangkan bagaimana orang lain menilai
perilaku atau tindakan itu.
3. Seseorang membangun konsepsi tentang dirinya
berdasarkan asumsi penilaian orang lain terhadap
dirinnya itu.
14. Warisan Biologis (keturunan)
*Faktor keturunan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian.
Semua manusia normal dan sehat mempunyai persamaan biologis.
Persamaan biologis ini membantu kita menjelaskan beberapa persamaan
dalam kepribadian dan perilaku semua orang.
*Setiap warisan biologis seseorang juga unik. Artinya, tidak seorangpun
(kecuali anak kembar) memiliki karakteristik yang sama dengan orang lain.
*Menurut Paul B Horton dan Chester L. Hunt, karakteristik fisik
tertentu menjadi suatu faktor dalam perkembangan kepribadian sesuai
dengan bagaimana ia didefinisikan dan diperlakukan dalam masyarakat dan
oleh kelompok acuan seseorang.
*Untuk beberapa ciri, faktor warisan biologis lebih penting dari yang
lain. Warisan biologis beserta perbedaan-perbedaannya tentu akan
mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang.
Lingkungan fisik (geografis)
*Perbedaan perilaku kelompok terutama disebabkan oleh perbedaan
iklim, topografi (permukaan relief bumi), dan sumber alam.
15. Kebudayaan
*Kebudayaan merupakan keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial, baik berupa gagasan, aktivitas, dan hasil dari aktifitas manusia yang
digunakan untuk memahami lingkungan dan pengalamannya, serta dijadikan
pedoman hidup anggota masyarakat.
*Di dalam kebudayaan terkandung unsur-unsur seperti kepercayaan, mata
pencaharian, kesenian, dan adat istiadat.
*Kebudayaan berperan dalam pembentukan kepribadian seseorang dan
masyarakat. Setiap kebudayaan menyediakan seperangkat norma, yang berbeda
dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya dan mempengaruhi kepribadian
anggotanya.
Pengalaman kelompok
*Masyarakat majemuk memiliki kelompok-kelompok dengan budaya dan
standar atau ukuran moral yang berbeda-beda. Standar atau ukuran tersebut
digunakan untuk menentukan mana kepribadian yang baik (sesuai dengan
harapan) dan mana yang tidak baik.
*Kadang kala ukuran penilaian antarkelompok saling berbeda. Ada kalanya
seseorang dihadapkan pada model-model perilaku yang pada saat yang sama
bisa dicela, didukung, diakui, atau dikutuk oleh kelompok lain.
16. Pengalaman unik
*Menurut Paul B. Horton, pengalamn unik mengandung pengertian bahwa
tidak seorangpun mengalami serangkaian pengalaman yang persis satu sama
lainnya dan tidak seorangpun mempunyai latar belakang pengalaman yang
sama.
*Pengalaman unik dapat membentuk kepribadian seseorang.
Sosiologi tidak memusatkan perhatiannya pada faktor warisan
dan lingkungan fisik. Fokus sosiologi dalam mengkaji
pembentukan diri adalah interaksi seseorang dengan orang
lain. Hal ini disebabkan karena diri seseorang terbentuk
melalui refleksi atau cerminan orang lain terhadapnya.
Refleksi-refleksi ini dapat dilihat di dalam 3 faktor
pembentukan kepribadian yang lain (lingkungan kebudayaan,
pengalaman kelompok, dan pengalaman unik.
17.
18. Keluarga
*Pada awal kehidupan sesorang, agen sosialisasi terdiri atas orang tua dan
saudara kandung. Namun dalam masyarakat yang mengenal sistem keluarga
luas, agen sosialisasi tidak hanya kedua orang tua dan saudara kandung
saja, tetapi juga paman, bibi, kakek, dan nenek.
*Pentingnya keluarga sebagai agen sosialisasi pertama terlatak pada
pentingnya bebrapa kemampuan yang diajarkan dalam tahap ini, seperti belajar
berkomunikasi melalui pendengaran, penglihatan, indera perasa, dan sentuhan
fisik. Dan itu semua hanya dapat diajarkan dalam periode tertentu saja. Proses
itu akan gagal jika proses itu terlambat ataupun terlalu dini dilakukan.
Kelompok sebaya atau sepermainan (peer group)
*Setelah dapat berjalan, berbicara, dan berpergian, ia mulai bertemu dan
berinteraksi dengan teman sebayanya, yang biasanya berasal dari keluarga lain.
*Pada tahap ini, anak memasiki gane stage, fase di mana ia mulai mempelajari
berbagai aturan tentang peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat.
*Dengan bermain, ia mulai mengenal nilai-nilai keadilan, kebenaran, toleransi,
atau solidaritas.
19. Sekolah
*Di sekolahlah seseorang akan mempelajari hal baru yang tidak
diajarkan di dalam keluarga maupun kelompok sepermainannya.
*Sekolah tidak saja mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang
bertujuan mempengaruhi perkembangan intelektual anak, tetapi juga
mempengaruhi hal-hal lain seperti kemandirian, tanggung jawab, dan tata
tertib.
*Robert Derben berpendapat bahwa yang dipelajari anak disekolah
disamping membaca, menulis, dan berhitung adalah aturan mengenai
kemandirian (independence), prestasi (achievment), universalisme
(universalism), dan spesifitas (specifity).
Media massa
*Media massa terdiri dari media cetak (surat kabar atau majalah) dan
media elektronik (radio, televisi, internet, film, kaset, dan CD)
*Media massa merupakan bentuk komunikasi dan rekreasi yang
menjangkau sejumlah besar orang.
*Media televisi adalah yang paling dominan karena dalam proses
sosialisasi karena anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya di depan
layar televisi dibandingkan waktu yang digunakan untuk belajar.
20. 1. Sosialisasi Primer (Primary socialization)
*Adalah sosialisasi pada tahap awal kehidupan seseorang sebagai manusia
*Berger dan Luckman menjelaskan sosialisasi primer sebagai sosialisasi
pertama yang dijalani individu semasa kecil, dimana ia belajar menjadi
anggota masyarakat. Hal itu dipelajarinya di dalam keluarga.
*Sosialisasi primer akan mempengaruhi seorang anak untuk dapat
membedakan dirinya dengan orang lain yang berada di sekitarnya.
2. Sosialisasi Sekunder (Sekondary socialization)
*Adalah proses berikutnya yang memperkenalkan individu ke dalam
lingkungan di luar keluarganya, seperti sekolah, lingkungan bermain, dan
lingkungan kerja.
*Dalam proses sosialisasi sekunder sering dijumpai dalam masyarakat
sebuah proses resosiliasi atau proses penyosialisasian ulang.
21. 1. Formal
*Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang
menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di
sekolah dan pendidikan militer.
2. Informal
*Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang
bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota
klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.
Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah
kepada pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku di lingkungannya.
Meskipun proses sosialisasi dipisahkan secara formal dan
informal, namun hasilnya sangat sulit untuk dipisah-pisahkan karena
individu biasanya mendapat sosialisasi formal dan informal sekaligus.
22. 1. Sosialisasi represif (repressive socialization)
*Sosialisasi represif menekankan pada penggunaan hukuman terhadap
kesalahan.
*Ciri lain dari sosialisasi represif adalah penekanan pada penggunaan materi
dalam hukuman dan imbalan, penekanan pada kepatuhan anak pada orang
tua, penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, non verbal dan berisi
perintah, penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan pada keinginan
orang tua, dan peran keluarga sebagai significant others.
2. Sosialisasi partisipatoris (participatory socialization)
*Merupakan pola dimana anak diberi imbalan ketika berperilaku baik. Selain
itu, hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Dalam proses sosialisasi ini anak
diberi kebebasan.
*Penekanan diletakkan pada interaksi yang bersifat lisan.
*Yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak. Keluarga
menjadi generalized others