Dokumen tersebut membahas tentang siklus manajemen puskesmas yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Pada tahap perencanaan, puskesmas menganalisis data kinerja, sumber daya, dan status kesehatan masyarakat untuk merumuskan rencana lima tahunan dan tahunan meliputi rencana usulan kegiatan dan rencana pelaksanaan kegiatan."
3. Kebijakan Pusat dan Daerah
• UU 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
• UU 6 tahun 2014 (Undang Undang Desa)
• UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
• PP Nomor 2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
• Permenkes 9 tahun 2014 tentang Klinik
• Permenkes 25 tahun 2014 tentang Kesehatan Anak
• Permenkes 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
• Permenkes 97 tahun 2014 tentang kesehatan Pra Hamil, Maternal dan KB
• Permenkes 46 tahun 2015 tentang akreditasi FKTP
• Permenkes 39 tahun 2016 tentang PIS-PK
• Permenkes 43 tahun 2016 tentang SPM kesehatan Kab/Kota
• Permenkes 44 tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
• Permenkes Nomor 61 tahun 2017 tentang Juknis DAK Non Fisik TA 2018
• Kepmenkes 375 tahun 2009 tentang RPJP-K 2005 – 2009
• Kepmenkes 52 tahun 2015 tentang Renstra Kemenkes 2015 – 2019
• Kepmenkes 514 tahun 2015 PPK dokter
• Dll (pelaksanaan program, dll)
5. Manajemen Puskesmas
Tujuan dicapai melalui proses penyelenggaraan yg
dilaksanakan dengan baik & bermutu berdasarkan
hasil analisis situasi (evidence based)
Efektif
Efisien Memanfaatkan sumber daya yang tersedia
dalam melaksanakan upaya kesehatan sesuai
standar dengan baik & benar dalam
mewujudkan target kinerja
GOAL : kinerja pelaksanaan Puskesmas yang baik dan terukur
P1
P2
P3
“ADANYA KERJASAMA ANTARA MANUSIA DALAM MENCAPAI SUATU TUJUAN
YANG DISETUJUI BERSAMA”
8. MANAJEMEN PUSKESMAS
Sistem Informasi Puskesmas
Sumber Daya
Upaya pelayanan
Peningkatan Mutu
Pemberdayaan Masy.
Pengawasan
Pengendalian dan
Penilaian (P3)
Penggerakan
Pelaksanaan (P2)
Perencanaan
(P1)
POLA KEPEMIMPINAN & KOMUNIKASI EFEKTIF
MANAJEMEN PUSKESMAS
9. SIKLUS MANAJEMEN PUSKESMAS
CONTOH SIKLUS
2017, 2018, 2019
9
JAN FEB MAR APRI
L
MEI JUNI JULI AGU
S
SEPT OKT NOV DES
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
20182017 2019
PERENCANAAN (P1)
• Evaluasi
2017
• Akhir
Penyusunan
RUK 2018
• Persiapan
RPK 2018
• Awal
Penyusunan
RUK 2019
PELAKSANAAN RPK 2018
PEMBAHASAN RUK 2019
M
U
S
R
E
N
B
A
N
G
D
E
S
M
U
S
R
E
N
B
A
N
G
M
A
T
M
U
S
R
E
N
B
A
N
G
K
A
B
LOKMIN
Review
kinerja
tengah
tahun
LOKMIN LOKMIN LOKMIN LOKMIN LOKMINLOKMIN LOKMIN LOKMIN LOKMIN LOKMIN
LOKMIN LS
I
Persiapan
Musren-
bangmat
LOKMIN
LOKMIN
LS II
LOKMIN
LS III
LOKMIN LS
IV
PENGGERAKKAN DAN PELAKSANAAN (P2)
PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENILAIAN KINERJA (P3)
• Evaluasi
2018
• Akhir
Penyusun
an RUK
2019
• Persiapan
RPK 2019
• Awal
Penyusun
an RUK
2020
EVA
LUASI
11. PERENCANAAN PUSKESMAS (P1)
RENCANA 5 TAHUNAN PUSKESMAS
RENCANA TAHUNAN PUSKESMAS
RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK)
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN
Indikator kegiatan prioritas yang dilakukan Puskesmas di dalam menyelesaikan masalah
kesehatan di wilayah kerjanya untuk lima tahun ke depan.
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun dalam mendukung tercapainya
rencana lima tahunan yang telah ditetapkan.
Usulan kegiatan yang persiapkan pada tahun berjalan yang akan dilaksanakan dalam satu
tahun mendatang
Rencana kegiatan satu tahun yang mengacu pada rencana usulan kegiatan tahun
sebelumnya yang telah mendapatkan persetujuan anggaran
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) bulanan
Breakdown rencana kegiatan dalam satu tahun untuk dilaksanakan per bulan dengan
mempertimbangkan target capaian, ketersediaan sumber daya
RENCANA KERJA ANGGARAN (RKA)
Dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program, kegiatan dan anggaran
SKPD
12. Menjamin kelangsungan kegiatan pelayanan
kesehatan pada setiap tahun dalam satu periode,
walaupun terjadi pergantian pengelola dan
pelaksana
PERENCANAAN PUSKESMAS (P1)
RENCANA LIMA
TAHUNAN
DINAS
KESEHATAN
KAB/KOTA
Penelaahan kembali jika ada Kebijakan Kesehatan Baru (midterm
evaluation)
RENCANA 5 TAHUNAN
PUSKESMAS
RENCANA TAHUNAN
RENCANA LIMA
TAHUNAN
KEMENTERIAN
KESEHATAN
Ket : N-1 adalah Tahun berjalan,
sehingga N-2 adalah Tahun berjalan dikurangi 1
SPM BIDANG
KESEHATAN
KAB./KOTA
DATA KINERJA &
GAMBARAN STATUS
KESEHATAN DALAM
4 TAHUN (N-5 s/d N-
2)
14. 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
PREDIKSI
TAHUN N(-1):
• Data hasil kinerja 4 tahun, dng ke-
cenderungan hasilnya; Prediksi Hasil Thn
N(-1)
• Ketersediaan Sumberdaya &
pengelolaannya
• Identifikasi Kebutuhan & Harapan
Masyarakat (SMD, MMD), Potensi
Masyarakat
• Prediksi Situasi dan kondisi (N- N(+4)
yad ∑ Pdd, Kesmas, Poleksos, dll).
• Susun Rencana 5 Tahun
Ket : N-1 adalah Tahun berjalan,
sehingga N-2 adalah Tahun berjalan dikurangi 1
N(-5) N(-4) N(-3) N(-2) N(-1) N N(+1) N(+2) N(+3) N(+4)
MIDTERMEVALUATION
PELAKSANAAN & WASDALI TAHUNAN
PROSES PENYUSUNAN RENCANA LIMA
TAHUNAN SELANJUTNYA
ANALISIS TREND (4Th)
PROSESPERSIAPANPENYUSUNAN
RENCANA LIMATAHUNAN /RENCANATAHUNAN
15. TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PUSKESMAS
PERSIAPAN
ANALISA SITUASI
PERUMUSAN MASALAH
RENCANA 5 TAHUNAN & RENCANA
TAHUNAN
(RUK, RKA DAN RPK)
17. Pengumpulan
Data Kinerja,
ketersediaan sumber
daya & Status
Kesehatan
Masyarakat
Analisa
Masalah Dari sisi
pandang Masyarakat
melalui Survei Mawas
Diri
Analisa Data
Deskriptif/Komparatif/Hub
ungan dalam & antara
Program
ANALISA SITUASI2
18. 2A. Pengumpulan Data
DATA KINERJA DAN STATUS KESEHATAN MASYARAKAT
Data dasar, yang mencakup:
• Identitas Puskesmas;
• Wilayah kerja Puskesmas
• Sumber daya Puskesmas, meliputi: Manajemen Puskesmas;
Gedung dan sarana Puskesmas; Jejaring Puskesmas, lintas
sektor serta potensi sumber daya lainnya; Sumber daya
manusia kesehatan; dan Ketersediaan dan kondisi peralatan
Puskesmas.
19. 2A. Pengumpulan Data
Data UKM Esensial, yaitu:
• Pelayanan Promosi Kesehatan;
• Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
• Pelayanan KIA-KB;
• Pelayanan Pelayanan Gizi;
• Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular
(termasuk Surveilans dan Sentinel SKDR).
Data UKM Pengembangan, contohnya antara lain: Upaya Kesehatan Sekolah
(UKS); Kesehatan Jiwa; Kesehatan Gigi Masyarakat; Kesehatan Tradisional dan
Komplementer; Kesehatan Olahraga; Kesehatan Kerja; Kesehatan Indera;
Kesehatan Lanjut Usia; dan/atau Pelayanan kesehatan lainnya sesuai kebutuhan
Puskesmas.
20. 2A. Pengumpulan Data
Data UKP, antara lain: Kunjungan Puskesmas; Pelayanan Umum;
Kesehatan Gigi dan Mulut; Rawat Inap, UGD, Kematian, dll.
Data Keperawatan Kesehatan Masyarakat, data laboratorium,
dan data kefarmasian.
Kondisi keluarga di wilayah kerjanya yang diperoleh dari Profil
Kesehatan Keluarga (Prokesga) melalui pelaksanaan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
21. RENCANA 5 TAHUNAN PUSKESMAS
ANALISA menurut Waktu2 ANALISA menurut Umur2 ANALISA Komparatif2
22. RENCANA 5 TAHUNAN PUSKESMAS
ANALISA Peta Dasar2
U
ANALISA Peta Masalah Ibu2 ANALISA Peta Masalah Gizi Kurang2 ANALISA Peta Masalah KLB Diare2 ANALISA Peta Masalah Kecacingan2 Gabungan Peta Masalah Kesehatan
24. • Indikator Persalinan di Fasyankes, Imunisasi, ASI Eksklusif, Pemantauan Pertumbuhan
termasuk Pelayanan Dasar dalam SPM sehingga ke depannya target harus 100%
• Karena sasaran indikator ini akan berbeda setiap tahunnya maka intervensi lanjut
yang perlu dilakukan untuk perbaikan indikator ini ke depan adalah memastikan para
ibu yang saat kunjungan keluarga tahun sedang hamil agar melakukan ANC secara
rutin sesuai standar selama hamil, bersalin di Fasyankes, dan memastikan bayi yang
dilahirkan agar memperoleh ASI eksklusif, dipantau pertumbuhannya dan Imunisasi
Dasar Lengkap.
• Artinya Ibu hamil yang ditemukan dapat mempengaruhi capaian indikator-indikator
baik indikator PIS-PK maupun indikator Program, termasuk juga KB.
• Kegiatan yang harus diperkuat oleh Puskesmas adalah Kelas Ibu Hamil dan Posyandu,
serta optimalisasi pemanfaatan Jampersal. Disamping itu, Dinas Kesehatan harus
memberikan dukungan dalam bentuk melakukan pembinaan secara terintegrasi
lintas program.
PIS-PK DALAM MENGAWAL INDIKATOR
PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK
25. IMUNISASI: PROGRAM & PIS-PK
Wilayah
Jumlah
Sasaran
Imunisasi Dasar
Lengkap
IMUNISASI
PISPK %
Abs %
ACEH BESAR 10.668 8.482 79,5 72,33
ACEH JAYA 2.610 969 37,1 69,33
ACEH TIMUR 9.881 5.186 52,5 62,50
KOTA LANGSA 3.557 3.418 96,1 76,23
KOTA SABANG 869 801 92,2 83,33
KOTA SUBULUSSALAM 1.967 1.191 60,5 60,00
PIDIE 8.970 2.863 31,9 48,63
PROVINSI ACEH 114.863 80.354 70,0 64,90
Sumber: Data Program Dit. Kesga, 2017
Aplikasi Keluarga Sehat, 20
Sept 2018
Selisih dapat terjadi karena:
- Kualitas data PISPK dipengaruhi pada cara pengambilan data saat kunjungan keluarga,
apakah betul-betul imunisasi dasar lengkap dibuktikan dengan isian pada Buku KIA
Sumber: Hasil Prov Aceh– Workshop PIS-PK, 27-29 Sept 2018
26. Selisih dapat terjadi karena:
- Kualitas data PISPK dipengaruhi pada cara
pengambilan data saat kunjungan keluarga, apakah
betul-betul imunisasi dasar lengkap dibuktikan dengan
isian pada Buku KIA
- Data program merupakan data individu, sementara
PISPK merupakan data keluarga dimana mungkin
terjadi pada satu keluarga terdapat lebih dari 1
ARTyang memenuhi kriteria untuk ditanya terkait IDL
dan salah satu Artnya tidak lengkap mendapat
imunisasi
ANALISIS IMUNISASI: PROGRAM & PIS-PK
27. HIPERTENSI: PROGRAM & PIS-PK
Kab/Kota
Total Yang
Diperiksa
Jumlah
Hipertensi
Persentase
Hipertensi
Hipertensi
PISPK
ACEH JAYA 0 0 0 49,1%
SUBULUSSALAM 8 1 12.5% 51,02%
ACEH TIMUR 0 0 0 36,5%
LANGSA 0 0 0 25,9%
PIDIE 0 0 0 52,10%
ACEH BESAR 557 212 38.1% 52,1%
SABANG 0 0 0 64,8%
PROVINSI ACEH 4037 1574 39% 37,6%
Sumber: Data Program Dit. P2PTM, 2017
Aplikasi Keluarga
Sehat, 20 september
2018
Sumber: Hasil Prov Aceh– Workshop PIS-PK, 27-29 Sept 2018
28. ANALISIS HIPERTENSI: PROGRAM & PIS-PK
Sumber: Hasil Prov Aceh– Workshop PIS-PK, 27-29 Sept 2018
NO MASALAH PERBEDAAN CAPAIAN RTL
1 Data Program
Tidak terdapat data hipertensi yang diobati
sesuai standar/secara teratur; sumber data
adalah pasien yang datang ke Posbindu
dan/atau ke Puskesmas
Penanggung jawab program:
Menambahkan data pasien
hipertensi berobat sesuai standar
dalam pencatatan & pelaporan
INTERVENSI LANJUT LAINNYA:
• Dokter menegakkan diagnosis hipertensi pada pasien yang tekanan darahnya tinggi saat
diukur di kunjungan keluarga dan memberikan KIE untuk memperbaiki life style dan diet;
jika tekanan darah tetap tinggi, diberikan pengobatan sesuai standar;
• Mengaktifkan posbindu PTM untuk cek kesehatan rutin bagi pasien PTM;
• Bagi pasien peserta BPJS Kesehatan mengikut sertakan dalam Prolanis;
• Intervensi lanjut lintas program: Konseling gizi oleh petugas Gizi pada pasien hipertensi
terutama untuk diet rendah garam, pelaksanaan kegiatan kesehatan olahraga pada
kelompok masyarakat, terutama pasien hipertensi
30. PELAYANAN K1-K4-PN-BUFAS-KB AKTIF//POPULASI
PUSKESMAS DI KAB. BUAH SEHAT TAHUN 2016
0
20
40
60
80
100
120
Apel
Mangga
Jeruk
DurianMarkisa
Anggur
Kiwi
K1
K4
Ibu Komplikasi
PN
Ibu Nifas
KB-Aktif
KN
KF
Fe
PEMANFAATAN: KAITKAN/PERHITUNGKAN DENGAN
INDIKATOR YG BERLAKU
Contoh Grafik Sarang Laba-laba
34. PENENTUAN URUTAN PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4 = besar,
3 = sedang, 2 = kecil, 1 = sangat kecil).
35. U – S – G
Urutan prioritas masalah berdasarkan hasil USG adalah masalah C, B, A
Berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil, 1 =
sangat kecil) Atau 1 – 10 ( tergantung sensitifitas yang diinginkan)
38. RENCANA 5 TAHUNAN PUSKESMAS
Penyusunan Perencanaan 5 tahunan4
Menentukan Target Prioritas Dalam
menyelesaikan masalah untuk satu periode
kinerja
39. PERENCANAAN PUSKESMAS (P1)
RENCANA LIMA
TAHUNAN
PUSKESMAS
Penelaahan kembali jika ada Kebijakan Kesehatan Baru (midterm
evaluation)
RENCANA TAHUNAN
PUSKESMAS
RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK)
KEBIJAKAN
KESEHATAN YANG
BARU (Secara
Lokal atau
Nasional)
DATA KINERJA &
GAMBARAN STATUS
KESEHATAN TAHUN
LALU
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK)
RENCANA KERJA ANGGARAN (RKA)
40. PERENCANAAN PUSKESMAS (P1)
TAHAPAN PELAKSANAN
RENCANA TAHUNAN PUSKESMAS
PERSIAPAN1
ANALISA SITUASI2
PERUMUSAN MASALAH3
PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN
(RUK)4
PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
(RKA)5
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN
KEGIATAN (RPK)4
PROSES SAMA SEPERTI
PENYUSUNAN
PERENCANAAN LIMA
TAHUN
47. PENGGERAKAN PELAKSANAAN (P2)
RAPAT DINAS
PENGARAHAN APEL PEGAWAI
PELAKSANAAN KEGIATAN SETIAP
PROGRAM SESUAI JADWAL
FORUM KHUSUS (LOKAKARYA MINI)
48. LOKAKARYA MINI PUSKESMAS
TRI BULANAN
Dihadiri seluruh staf
internal Puskesmas Dihadiri internal Puskesmas dan
Lintas Sektor terkait
• Menilai pencapaian &
hambatan yang dijumpai
pada bulan atau periode
yang lalu
• Pemantauan pelaksanaan
rencana yang akan datang
• Perencanaan ulang yang
lebih baik (bila diperlukan)
sesuai dengan tujuan yang
dicapai
Setiap bulan sekali
Setiap tiga bulan sekali
• Menggalang dan meningkatkan
kerjasama antar sektor terkait dalam
pembangunan kesehatam
• Menginformasikan & mengidentifikasi
capaian hasil kegiatan tribulanan
sebelumnya, membahas &
memecahkan masalaha serta
hambatan oleh LS
• RTL dan memasukan umpan balik dari
masyarakat dan sasaran program
BULANAN
50. LOKAKARYA MINI BULANAN
Penggalangan tim dalam rangka
pengorganisasian untuk dapat
terlaksananya RPK
Luaran :
o RPK tahunan
o RPK bulanan
o Matriks pembagian tugas dan
darbin
o Bahan musrenbang
o Draft RUK tahun selanjutnya
o Draft Rencana Lima tahunan
(bila siklus lima tahunan)
BULANAN
PERTAMA
Tindaklanjut lokmin bulanan pertama.
Memantau pelaksanaan kegiatan setiap
bulan secara teratur
Fokus utama : kesinambungan arah dan
kegiatan antara hal yang direncanakan,
integrasi program dalam menyelesaikan
masalah prioritas
Luaran :
o RTL berupa RPK bulan berikutya
o Komitmen utk melaksanakan RPK yang
telah disusun
o Bahan yang akan disampaikan pada
lokmin tribulanan (bila sesuai jadwal)
BULANAN
RUTIN
51. LOKAKARYA MINI TRI BULANAN
TRI BULANAN
PERTAMA
TRI BULANAN
RUTIN
Penggalangan tim dalam rangka
pengorganisasian LS terkait
pembangunan kesehatan.
Mendiskusikan usulan yang akan
disampikan dalam Musrebangmat.
Luaran :
o Rencana kegiatan masing sektor
yang terintegrasi
o Komitmen bersama untuk
menindaklanjuti hasil lokmin
dalam penandatanganan
kesepakatan
o Usulan bidang kesehatan yang
disepakati untuk dibawa pada
Musrenbangmat
Tindaklanjut lokmin tribulanan
pertama.
Luaran :
o Rencana pelaksanaan
kegiatan berikutnya
o Kesepakatan bersama
untuk menindaklanjuti
rencana
52. PESERTA LOKAKARYA MINI
BULANAN TRI BULANAN
Kepala Puskesmas
Seluruh pegawai Puskesmas,
termasuk pegawai yang
bertugas di Pustu dan
Poskesdes.
Jejaring Fasyankes di wilker
Puskesmas.
Camat
Kepala Puskesmas
Pegawai Puskesmas
Perwakilan Dinkes Kab/Kota
Tim penggerak PKK
kecamatan/distrik
Perwakilan Puskesmas diwilayah
kecamatan/distrik
Staf kecamatan
LS di kecamatan, a.l pertanian,
agama, pendidikan, BKKBN, sosial
(sesuai dengan LS yang ada di
kecamatan)
Lembaga/organisasi
kemasyarakatan lain bila perlu.
54. 54
PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENILAIAN KINERJA
PUSKESMAS
PENGAWASAN
Internal:
Eksternal:
PENGENDALIAN
Dilakukan Puskesmas sendiri,
baik oleh Kepala Puskesmas, tim
audit internal maupun setiap
penanggungjawab dan
pengelola/pelaksana program
Dilakukan oleh
instansi dari luar
Puskesmas
Menjamin kesesuaian
pelaksanaan kegiatan dengan
rencana yang telah ditetapkan
dan dilakukan secara terus
menerus. Jika terdapat
ketidaksesuaian dilakukan upaya
perbaikan.
PENILAIAN KINERJA
PUSKESMAS (PKP)
Dilaksanakan oleh
Puskesmas.
Hasil penilaian diverifikasi
oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Lokakarya Mini Pencapaian
Cakupan
Pelayanan
Kesehatan
Pelaksanaan
Manajemen
Puskesmas
Surveior perlu mengetahui dan Peraturan peraturan penyelenggaraan Puskesmas antara lain:
Bapak/Ibu yang saya hormati,
Masalah yang dihadapi Puskesmas sangat beragam dan jumlahnya tidak sedikit. Puskesmas menghadapi masalah penyakit menular, (seperti malaria, ISPA, TB), penyakit tidak menular yang diakibatkan gaya hidup yang tidak sehat (DM, Hipertensi, obesitas, kebiasaan merokok), kematian neonatal, kematian ibu hamil, dll.
Tidak semua masalah bisa diselesaikan dalam satu waktu oleh Puskesmas, mengingat sumberdaya yang tersedia di Puskesmas terbatas dan mempertimbangkan tingkat urgency, seriousness, dan growth dari suatu masalah. Oleh sebab itu, dalam rangka penyelesaian masalah di Puskesmas, semua sumberdaya harus dikelola sebaik-baiknya agar pelayanan kesehatan dapat terlaksana optimal. Pengelolaan sumberdaya dan upaya tersebut dilaksanakan melalui manajemen Puskesmas.
Manajemen Puskesmas adalah serangkaian proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan kontrol untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Yang dimaksud dengan efektif adalah tujuan dicapai melalui proses penyelenggaraan yang dilaksanakan dengan baik dan bermutu berdasarkan hasil analisis situasi (evidence based), sedangkan efisien berarti memanfaatkan sumber daya yang tersedia dalam melaksanakan upaya kesehatan sesuai standar dengan baik & benar dalam mewujudkan target kinerja
TUJUAN ILMU MANAJEMAN :
“ADANYA KERJASAMA ANTARA MANUSIA DALAM MENCAPAI SUATU TUJUAN YANG DISETUJUI BERSAMA”
Apa yang dilihat oleh surveior dalam menilai sistem manajeman Puskesmas :
Bagaimana Puskesmas mengelola Sumberdaya Puskesmas, upaya Puskesmas, mutu, pemberdayaan masyarakat dan Sistem Informasi Puskesmas terintegrasi pengelolaannya melalui manajemen Puskesmas, dan didukung oleh pola kepemimpinan dan komunikasi efektif.
Bagaimana kesesuaian input, proses, output dari manajemen Puskesmas selama ini dikenal dengan P1, P2, dan P3, yaitu:
Perencanaan (kesesuaian dan kesinambungan perencanaan Rencana 5 Tahunan, Rencana Tahunan, RUK, RPK tahunan dan bulanan)
Penggerakkan pelaksanaan; (bagaimana proses lokakarya mini bulanan dan triwulanan, proses pencapaian target, dsb) dan
Pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja Puskesmas. (bagaimana sistem pengawasan dan evaluasi yang dilakukan Puskesmas baik untuk pelaksanaan internal puskesmas maupun eksternal/kerjasama dengan piihak lain?)
Bagaimana Puskesmas menerapkan pola kepemimpinan ?
KEPEMIMPINAN harus melalui 3H : Head, Hand, Hearth
Komunikasi : SBC – KAIFA (Steps to Behavioral Change / KAIPA (komunikasi, advokas, …..)
Kerjasama dalam organisasi Puskesmas : ?
Hal ini yang
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa manjemen puskesmas dilakukan untuk memastikan seluruh unsur Puskesmas berjalan baik dalam mencapai tujuan bersama.
Surveior diharapkan memahami bagaimana pelaksanaan P1. P2 dan P3 di Puskesmas.
Sesuai dengan ketentuan : maka Perencanaan Puskesmas harus terintegrasi ke dalam proses perencanaan daerah yaitu melalui Musrembang (musrembang desa/kelurahan, kecamatan, kab/kota, provinsi hingga nasional)
Berikut contoh siklus manajemen Puskesmas tahun 2017 dimulai dari akhir 2016 hingga awal 2018.
Pada akhir tahun 2016 hingga awal Januari 2017 telah dilakukan :
evaluasi kinerja tahun 2016 melalui PKP
Rencana Usulan Kegiatan 2017 yang telah diproses/disetujui
Persiapan Rencana Pelaksanaan Kegiatan 2017 berdasarkan RUK 2017
persiapan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan 2018
Pada Awal Januari 2017 dilakukan :
Analisa situasi dan survei mawas diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) sebagai bahan untuk penyusunan RUK 2018 dan Rencana Lima Tahunan
Lokakarya mini Bulanan Pertama yang menghasilkan bahan Musrembangdes 2017, Draft RUK 2018 dan Draft Rencana lima tahunan 2018 – 2022
Musrembangdes oleh Desa atau Kelurahan yang menghasilkan draft RUK 2018 dan Rencana Lima tahunan 2018-2022 yang telah disesuaikan dengan hasil Musrembang
dan seterusnya hingga diperoleh keputusan persetujuan anggaran terhadap usulan kegiatan yang diajukan
Artinya hasil- hasil musrembang ini memberikan kejelasan peran dalam penyediaan sumberdaya, keterlibatan Lintas sektro dan masy dalam pelaksnaan kegiatan
Tujuan :
menjamin kelangsungan kegiatan pelayanan kesehatan pada setiap tahun dalam satu periode, walaupun terjadi pergantian pengelola dan pelaksana
Dalam penyusunan perencanaan 5 tahun Puskesmas. Harus mengacu pada rencana lima tahunan dinkes kab/kota dan juga rencana lima tahunan Kementerian Kesehatan.
Jika ada Kebijakan baru terkait kesehatan yang ditetapkan setelah disusunnya rencana lima tahunan maupun tahunan, maka perlu dilakukan penelaahan ulang rencana tersebut untuk dapat disesuaikan dengan hal-hal yang sangat prinsip dan prioritas.
Hasil kegiatan yang tadi telah disebutkan tersebut kemudian dimasukkan kedalam usulan bersama guna memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.
Dilakukan pembahasan pada musrembang desa/KLH pada akhir bulan januari tahun N-1
Hasil dari pembahasan tesebut akan menjadi masukan pada pembahasan Lokmin pertama Lintas Perogram yang diselenggarakan pada awal minggu pertama Februari di Puskesmas. Pada tahapan Lokmin ini perlu dihadirkan Tim pembina Cluster Puskesmas Kab./Kota yang bertanggung jawab sebagai pembina puskemas untuk membantu Puskesmas dapam mencari pemencahan masalahnya
Rumusan pemecahan masalah berperinsip pada SMART (specifik, measurable, acheivable, reliable, time bound) dan mengacu pada kebijakan di atas (top-down) dan hasil analisis maslaha lokal (bottom-up) … hasilnya akan menjadi bahan rumusan RUK thingkat kecamatan
Dalam penyusunan perencanaan 5 tahun Puskesmas. Harus mengacu pada rencana lima tahunan dinkes kab/kota dan juga rencana lima tahunan Kementerian Kesehatan.
Jika ada Kebijakan baru terkait kesehatan yang ditetapkan setelah disusunnya rencana lima tahunan maupun tahunan, maka perlu dilakukan penelaahan ulang rencana tersebut untuk dapat disesuaikan dengan hal-hal yang sangat prinsip dan prioritas.
Penyusunan Rencana 5 tahunan pada tahun berjalan, harus melihat hasil analisis trend 4 tahun kebelakang.
Dengan adanya data hasil kinerja 4 tahun, maka dapat dilihat kecenderungan dan prediksi hasil di tahun berjalan tersebut
Selain itu penting untuk menghitung kembali ketersediaan sumberdaya termasuk kompetensinya serta pengelolaannya
Lakukan pula identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat baik dari SMD MMD Potensi desa, Kotak saran dll
Lakukan pula prediksi situasi dan kondisi hingga 4 tahun kebelakang terkait jumlah penduduk, kesehatan masyarakat, poleksosbud yang dapat berpengaruh terkadap status kesehatan
Pastikan pada perencanaan tersebut memasukkan pelaksanaan dan wasdal serta evaluasi mid term
Dalam mencapai output yang diharapakan dalam rencana 5 tahunan tersebut dilakukan pembagaian atau di breakdown per tahun. Menjadi perencanaan tahunan
============================================
Garis besar proses penyusunan :
Tahun pertama sudah dibahas saat menyusun 5 tahunan
Tahun berriktnya dilakukan analisis situasi (CHA, CSS/SMD) MMD yang dilihat bukan hanya angka-angka rutin tetapi dilihat juga adanya perubahan perubahan sesuai situasi dan kondisi
Penetapan tujuan (objektif) dimana rumusan pemecahan masalah mencapai sasaran dalam 5 tahunan dan tahunan yang dituangkan dalam bentuk sususan rancana program-program bermutu
Rumusan tujuan harus SMART (Spesific, measurable, achieveable, Reliable; time bound)
Dalam penyusunan strategi lakukan pengelompokan atau segmentasi, lalu tetapkan urutan prioritas, dan pemosisian terhadao upaya pemecahan masalah (STP / segmentasi, prioritas, p0sisi)
Pentahapan berdasarka urutan prioritas dan pemosisian (posisi sentral/tidak sentral) misal gizi, air bersih
Rumuskan Rencana Langkah-lankah pelaksanaan
Rumuskan Rencanaan Action Plan menjadi rencana pelaksanaan kegiatan
Laksanakan apa yang sudah disusun (Implementasi_
Lakukan Kontroling : dengan wasdal, lakukan PDCA dalam setiap kegaitan untuk mencapai tujuan peningkatan mutu yang berkesinambungan
Segara garis besar, pada manajemen Puskesmas, penyusunan rencana dilakukan melalui tahapan tahapan :
Persiapan
Analisa Situasi
Perumusan masalah, baru dilakukan
Penyusunan Rencana seprti rencana 5 tahunan atau satu tahunan atau RUK atau RPK
Dalam identifikasi masalah diperlukan :
MENGUMPULKAN DATA KINERJA, ketersediaan sumber daya DAN STATUS KESEHATAN MASYARAKAT a.l : DATA DASAR; DATA UKM ESENSIAL; DATA UKM PENGEMBANGAN; DATA UKP; DATA KEPERAWATAN KESEHATAN MASY, DATA LAB; DATA KEFARMASIAN DAN DATA KONDISI KELUARGA; KELUHAN/SARAN MASYARAKAT; DLL
Data RUK tahun sebelumnya, RPK tahun ini, dll
Misal : status Kesmas (Umum, Kematian Bayi, Ibu, Kematian karena mas kesehatan atau penyakit yang perlu diperhatikan, masalah kesmas setempat.
Status Gizzi masy ( bagaiman gizi buruk, gizi kurang, pada maternal, balita , termasuk kondisi stunting)
Bagaimana ketersedian sumber daya (SPATU/3Ms) di Puskesmas serta bagaimana efektifitas fungsinya, serta bagaimana sumberdaya di Masyarakat
ANALISA DATA :
Dalam analisis data, data yang telah dikumpulkan tadi perlu dibaca dengan seksama dan dilakukan cleaning terlebih dahulu untuk melihat kesesuaian dan validasi data.
Dengan data yang valid tersebut maka kemudian dilakukan analisa baik menggunakan analisa deskriptif, komparatif dll yang sesuai kebutuhan.
Misalnya : Pada pada akes dan cakupan program – program di puskesmas dalam sasaran sesuai dengan siklus hidup, adakah drop put adakah MOP, bagaimana gap analisis terhadap sasaran
Dalam menetapkan diagnosa dan upaya pemecahan diperlukan hasl gap analisis dengan hasil trend analisis. Lihat hasil kinerja program sepanjang 4 tahun (jika tahun ini 2017 (perencananan 2018) maka dilihat dari tahun N-5/N-2)) status keseahatan dan kinerja Puskesmas sampai dengan tahun N-2, dan bagaimana prediksi sampai tahun ini (N-1) data dari cakupan dan mutunya (teknis dan manajemen) serta sumberdayanya
Tetapkan diagnosis masalah yang dihadapi dan identifikasi faktor penyebab dan latar belakang masalah, serta faktor faktor penghambat dan pendukung, misal kepemimpinannya, komunikasinya, tim worknya dll
Upaya pemecahan masalah ini perlu mempertimbangkan hal hal yang diatasi dan hal yang dapat dikembangankan dengan keterlibatan masyarakat
ANALISA MASALAH :
Oleh karena itu, analisis pun digunakan dalam menggali permasalahan kesehatan dari sudut pandang masyarakat yaitu melalui survei mawas diri dan musyawarah masy desa (SMD MMD) guna mendapatkan persamaan persepsi masalah
Dengan cara : buatlah instrumen survei mawas diri yang sederhana untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah dari sisi masyarakat, hasil SMD tersebut kemudian dibahas di MMD di semua desa untuk penyamaan persepsi antara demand dan supply
Kesepakatan rumusan masalah diperlukan untuk kesepakatan bersama untuk mengatasi masalah.
Berikut contoh-contoh metode analisa data yang dapat dilaksanakan:
Analisa menurut waktu (tren berdasarkan hari, minggu, bulan, tahun). Merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk melakukan estimasi pada masa yang akan datang;
Analisa menurut demografi (jenis kelamin, umur, jenis pekerjaan, dll). Dapat dilihat perbandingan kejadian pada masing-masing kelompok.
Analisa komparatif, menjelaskan data dengan membandingkan karakteristik data wilayah yang satu dengan wilayah lainnya.
Kita juga dapat menggabungkan peta maslah kesehatan dari wilayah kerja Puskesmas. Kita dapat melihat desa/kelurhan mana yang paling banyak masalah kesehatannya
Sehingga dapat kita gunakan dalam menentukan kokus prioritas. Dengan penggabungan ini, kita juga dapat mengetahui apakah permasalahan kesehatan yang satu
timbul akibat masalah kesehatan lainnya. Seperti tingginya masalah diare dan kecacingan akibat akses air bersih di daerah tersebut masih menjadi masalah.
Slide diatas menggambarkan Hasil kunjungan keluarga di tingkat Puskesmas. Pada slide tersebut kita dapat melihat masalah prioritas di tiap kelurahan.
Indikator Persalinan di Fasyankes, Imunisasi, ASI Eksklusif, Pemantauan Pertumbuhan merupakan Pelayanan Dasar dalam SPM sehingga ke depannya target harus 100%.
Sasaran indikator ini akan berbeda setiap tahunnya maka intervensi lanjut yang perlu dilakukan untuk perbaikan indikator ini ke depan adalah memastikan para ibu yang saat kunjungan keluarga tahun sedang hamil agar melakukan ANC secara rutin selama, bersalin di Fasyankes, dan memastikan bayi yang dilahirkan agar memperoleh ASI eksklusif, dipantau pertumbuhannya dan Imunisasi Dasar Lengkap.
Artinya Ibu hamil yang ditemukan dapat mempengaruhi capaian indikator-indikator baik indikator PIS-PK maupun indikator Program, termasuk KB.
Kegiatan yang harus diperkuat oleh Puskesmas adalah Kelas Ibu Hamil dan Posyandu serta optimalisasi pemanfaatan Jampersal. Disamping itu, Dinas Kesehatan harus memberikan dukungan dalam bentuk melakukan pembinaan secara terintegrasi lintas program.
Imunisasi Dasar Lengkap merupakan indikator di tingkat individu yang ditanyakan pada keluarga dengan anggota rumah tangga berumur 12-23 bulan.
Indikator tingkat individu, dalam 1 keluarga bisa >1 orang menderita hipertensi
Seharusnya program mempunyai perkiraan penderita hipertensi yang harus ditemukan (bisa dihitung dari hasil Riskesdas)
Ini penting karena 2/3 penderita hipertensi tidak tahu kalua mereka menderita hipertensi
Perlu percepatan implementasi program di lapangan
Intervensi P2TMBM segera diberlakukan
Indikator tingkat individu, dalam 1 keluarga bisa >1 orang menderita hipertensi
Seharusnya program mempunyai perkiraan penderita hipertensi yang harus ditemukan (bisa dihitung dari hasil Riskesdas)
Ini penting karena 2/3 penderita hipertensi tidak tahu kalua mereka menderita hipertensi
Perlu percepatan implementasi program di lapangan
Intervensi P2TMBM segera diberlakukan
Dalam memudahkan untuk melaksanakan analisis data pencapaian hasil kinerja pelaksanaan suatu program atau antar program terkait di kelurahan wilayah kerja Puskesmas, hasil cakupan kegiatan dapat disajikan dalam bentuk grafik sarang laba-laba. Dengan grafik sarang laba-laba diharapkan dapat lebih mudah diketahui tingkat kesenjangan pencapaian dan ketidakserasian antara hasil cakupan kegiatan pada setiap desa di wilayah kerja Puskesmas.
Slide diatas merupakan contoh grafik sarang laba-laba untuk Pelayanan K1-K4-PN-BUFAS-KB Aktif. Dari grafik sarang laba-laba diatas dapat dilihat:
Logis tidaknya target yang dibuat.
Pencapaian target di semua desa di wilayah kerja Puskesmas.
Ada tidaknya kesenjangan dalam pelayanan kesehatan seperti seluruh ibu yang bersalin harus dilakukan kunjungan nifas. Tetapi di beberapa desa terjadi gap di dalam
pelaksanaanya.
Setelah dilakukannya analisis secara menyeluruh seperti yang telah dijelaskan tadi,
Maka Puskesmas Perlu merunutkan masalah masalah apa saja yang ada. Untuk mempermudah maka puskesmas mengisi tabel lampiran seperti yang dapat dilihat pada slide berikut nya (klik Identifikasi masalah dan kemudian Klik tombol end untuk kembali ke slide ini)
Seluruh masalah tentu saja harapannya dapat diselesaikan semua. Tetapi perlu diingat pula dnegan ketersediaan sumber daya yang ada. Oleh karena itu Puskesmas perlu menetapkan urutan prioritas masalah mana terlebih dahulu yang perlu ditangani segera dan memberikan daya ungkit tinggi. Untuk hal ini puskesmas dapat menggunakan cara USG (klik tombol USG, kemudian klik tombol end untuk kembali pada slide ini)
Setiap permasalahan agar dapat diatasi dengan tepat maka diperlukan identifikasi akar penyebab masalah yang utamanya. (klik tulisan akar penyebab, lalu klik tombol end untuk kembali ke slide ini)
Setelah diidentifikasi akar penyebab masalah maka dapat dilakukan penetapan cara penyelesaian masalah. Untuk mempermudah Puskesmas dapat mengisi
Caranya dapat dilakukan dengan menggunakan pohon masalah (problem tree) ataupun dengna menggunakan metode diagram fishbone
Penting diperhatikan pada tahapan ini adalah bagaimana ketajaman Puskesmas dalam mencari akan masalah.
Jika diumamakan sebagai Pohon… maka masalah yang terlihat atau kasat mata dapat diibaratkatkan seperti menguningnya daun atau kerontokan daun, tidak tumbuhnya buah dll adalah merupaan gejala… sama dengan permasalahan di puskesmas, tidak tercapainya target, tingginya angka kesakitan dll adalah merupakan gejala dari adanya permasalahan yang lebih dalam
Oleh karena itu, penggunaan metode pemecahan masalah (baik pohon masalah atau fishbone) harus dapat menggali hingga akar yang paling dalam agar solusi yang diberikan tepat
Caranya adalah menggunakan cangkul yang tajam… yaitu dengan mempertanyakan “mengapa” atau Why terhadap masalah yang ditemukan tidak hanya satu kali tetapi bisa hingga 5 kali…
Berdasarkan hasil tahapan sebelumnya, Puskesmas dapat mengisikan Permecahan masalah terpilih pada kolom yang disediakan.
Dengan ini diharapkan dapat terinci permasalah mana dan kegiatan apa yang diperlukan puskesmas dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada
Klik tombol next untuk melanjutkan ke slide berikutnya
Penetapan cara pemecahan masalah terpilih kemudian dituangkan kedalam rencana 5 tahunan yang akan disusun Puskesmas
Dalam penyusunan perencanaan tahunan Puskesmas. Harus mengacu pada rencana lima tahunan Puskesmas dan juga kebijakan kesehatan yang sedang berjalan.
Jika ada Kebijakan baru terkait kesehatan yang ditetapkan setelah disusunnya rencana tahunan, maka perlu dilakukan penelaahan ulang rencana tersebut untuk dapat
disesuaikan dengan hal-hal yang sangat prinsip dan prioritas.
Adapun tahap penyusunan rencana tahunan Puskesmas dilaksanakan dengan proses yang sama seperti penyusunan perencanaan 5 tahunan Puskesmas.
RUK
Berisi :
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan Puskesmas dengan memanfaatkan sumber daya sendiri, dan
Rencana kegiatan yang akan diusulkan Puskesmas untuk dilakukan oleh lintas sektor terkait, dalam upaya mendukung penyelesaian masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
Contoh : Sesuai hasil analisa Puskesmas, untuk menyelesaikan masalah diare, Puskesmas memerlukan dukungan dari Pemerintah Desa untuk membangun jamban pada keluarga yang belum memiliki jamban lewat Dana Desa (DD)
Selanjutnya, rencana kegiatan pada RUK yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas disusun menjadi Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Puskesmas, sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
RUK
Berisi :
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan Puskesmas dengan memanfaatkan sumber daya sendiri, dan
Rencana kegiatan yang akan diusulkan Puskesmas untuk dilakukan oleh lintas sektor terkait, dalam upaya mendukung penyelesaian masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
Contoh : Sesuai hasil analisa Puskesmas, untuk menyelesaikan masalah diare, Puskesmas memerlukan dukungan dari Pemerintah Desa untuk membangun jamban pada keluarga yang belum memiliki jamban lewat Alokasi Dana Desa (ADD)
Selanjutnya, rencana kegiatan pada RUK yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas disusun menjadi Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Puskesmas, sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Tahap penyusunan RPK dilaksanakan melalui pendekatan keterpaduan lintas program dan lintas sektor dalam lingkup siklus kehidupan. RPK Tahunan dibuat seperti format diatas.
RPK Tahunan yang telah disusun kemudian dirinci menjadi RPK bulanan bersama dengan target pencapaiannya, dan direncakan kegiatan pengawasan dan
pengendaliannya. RPK Bulanan dibuat seperti format diatas.
Berikut contoh siklus manajemen Puskesmas tahun 2016 dimulai dari akhir 2015 hingga awal 2017.
Pada akhir tahun 2015 hingga awal Januari 2016 telah dilakukan :
evaluasi kinerja tahun 2015 melalui PKP
Rencana Usulan Kegiatan 2016 yang telah diproses/disetujui
Persiapan Rencana Pelaksanaan Kegiatan 2016 berdasarkan RUK 2016
persiapan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan 2017
Pada Awal Januari 2016 dilakukan :
Analisa situasi dan survei mawas diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) sebagai bahan untuk penyusunan RUK 2017 dan Rencana Lima Tahunan 2018
Lokakarya mini Bulanan Pertama yang menghasilkan bahan Musrembangdes 2016, Draft RUK 2017 dan Draft Rencana lima tahunan 2018 – 2022
Musrembangdes oleh Desa atau Kelurahan yang menghasilkan draft RUK 2017 dan Rencana Lima tahunan 2018-2022 yang telah disesuaikan dengan hasil Musrembang
Lokmin bulanan pertama dilakukan pada hari terakhir minggu pertama. Selain untuk melakukan review RUK yang telah disetujui anggarannya, dilakukan pula pembagian habis kegiatan, evaluasi kompetensi petugas, pembagian tugas dan peran untuk seluruh pegawai. Forum lokmin ini juga dilakukan untuk menentukan jadwal kegiatan dalam satu tahun serta target yang harus dicapai oleh masing masing program
Kepala Puskesmas melakukan integrasi baik jadwal, anggaran, maupun kegiatan dalam setahun berjalan
Pengawasan Dan Pengendalian Pada Manajemen Puskesmas Dapat Dilakukan Melalui Forum Lokakarya Mini
Penilaian Kinerja Puskesmas Dilakukan Untuk Menilai Capaian Cakupan Pelayanan Kesehatan Dan Pelaksanaan Manajemen Puskesmas
Nilai Cakupan pelayanan kesehatan :
Kinerja Baik : > 91 %
Kinerja Cukup : 81 - 90
Kinerja Kurang : ≤ 80 %
Nilai pelaksanaan manajemen :
Kinerja Baik ≥ 8,5
Kinerja Cukup 5,5 – 8,4
Kinerja Kurang < 5.5