2. PERAN STRATEGIS KESEHATAN KERJA
DALAM PEMBANGUNAN
usia produktif
=
usia reproduktif
BEKERJA
95% dari angk kerja
(127,07 juta)
266 JUTA PENDUDUK
INDONESIA
✧Penurunan AKI (Angka Kematian Ibu) & AKB (Angka
Kematian Bayi)
✧Penurunan Stunting
✧Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
✧Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
✧Pencegahan Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
BONUS DEMOGRAFI
KESEHATAN KERJA
Upaya kesehatan pada Tatanan Tempat kerja
Pekerja Sehat dan Produktif
INDONESIA UNGGUL
4. LEVELING
PELAKSANAAN
PROGRAM
KESEHATAN
KERJA DI
PUSKESMAS
JENIS PENILAIAN KRITERIA PENILAIAN LEVEL I LEVEL II LEVEL III
PERENCANAAN a. Perencanaan v v v
SDM b. Pengelola program kesehatan kerja v v v
c. Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja - - v
K3 INTERNAL d. SOP v v v
e. Peta identifikasi bahaya dan risiko di Puskesmas v v v
f. Jalur dan Tanda Evakuasi v v v
g. Ketersediaan APAR v v v
h. Simulasi Apar - v v
i. Pelayanan PAK v v v
j. Pelayanan PAK bagi Petugas - v v
k. Deteksi Dini PTM dan pencegahan PM bagi petugas
- v v
K3 EKSTERNAL l. Pembentukan Pos UKK v v v
m. Pembinaan Pos UKK - v v
n. Pendataan perusahaan v v v
o. Pembinaan perusahaan - v v
p. Peta Wilayah Kerja Puskesmas v v v
q. Peta distribusi dan sebaran penyakit pada masyarakat
dan peta potensi risiko kesehatan kerja di wilayah kerja
Puskesmas
- v v
Pola penilaian
pelaksanaan
kegiatan
kesehatan kerja
di Puskesmas.
Memperhatikan
situasi dan
kondisi yang ada
di lapangan
35
5. Setiap WNI usia 15 sd 59 th mendapat skrining kesehatan sesuai standar
Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
Setiap Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar
PROGRAM KESEHATAN
KERJA DAN
OLAHRAGA
1.GP2SP
2.POS UKK
3.K3 PERKANTORAN
4.K3 FASYANKES
5.TKI
6.ROAD SAFETY/INJURI
7.PEMBINAAN
KEBUGARAN JASMANI
DUKUNGAN PROGRAM KESJAOR PADA STANDAR SPM
4
Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
Setiap penderita DM mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar
Setiap WNI usia 60 th ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
Setiap orang dengan TB mendapat pelayanan TB sesuai standar
Setiap orang berisiko terinfeksi HIV mendapat pemeriksaan HIV sesuai standar
Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
Setiap Ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar
Setiap orang dengan gangguan jiwa mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar
7. 5
KESEHATAN KERJA
KESEHATAN OLAHRAGA
INDIKATOR RENSTRA/RPJMN
PROGRAM KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA
TAHUN 2020 – 2024
Jumlah Kabupaten/Kota yang
melaksanakan kesehatan kerja
Jumlah Kabupaten/Kota yang
melaksanakan kesehatan olahraga
INDIKATOR RPJMN
8. PERAN PUSKESMAS
1. Sebagai fasilitator dalam
pembentukan dan pembinaan Pos
UKK
2. Memfasilitasi pemeriksaan
kesehatan
3. Sebagai rujukan pelayanan
kesehatan kerja
4. Menggalang kerja sama dengan
berbagai pihak
5. Membangun komitmen dengan
kader, toma, toga, perusahaan dan
sektor swasta
9. INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL
Puskesmas yang
melaksanakan
kesehatan kerja
Puskesmas yang melaksanakan kesehatan kerja internal dan eksternal.
Kegiatan kesehatan kerja internal (dilaksanakan di dalam gedung Puskesmas)
sebagai berikut :
1.Perencanaan kegiatan kesehatan kerja
2.Ada SDM dibidang kesehatan kerja (pengelola program Kesja atau Jabfung PKK)
3.Pelaksanaan K3 internal di Puskesmas (SOP, jalur evakuasi, penggunaan APD,
APAR, peta identifikasi bahaya dan faktor risiko)
4.Pelayanan dan tatalaksana Penyakit Akibat Kerja/ PAK dan penyakit umum pada
pekerja Puskesmas (deteksi dini risiko penyakit PM & PTM )
Upaya kesehatan kerja eksternal (kegiatan yang dilaksanakan di luar gedung
Puskesmas) sebagai berikut :
1.Pemberdayaan dan pembinaan pekerja terutama pekerja informal (target: minimal 2
pos UKK per Puskesmas)
2.Pembinaan kesehatan kerja di perusahaan
3.Pemetaan faktor risiko kesehatan di tempat kerja pada wilayah kerjanya
28
INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN KERJA
10. DEFINISI OPERASIONAL
NO KRITERIA PENILAIAN DO BUKTI SUMBER DATA
a. Perencanaan kegiatan
kesehatan kerja di
Puskesmas
Adanya perencanaan kegiatan kesehatan
kerja internal dan external di Puskesmas
yang tercantum dalam dokumen
Rencanaan Usulan Kegiatan (RUK) dan
dibahas dalam mini lokakarya dalam
pelaksanaan kegiatan tiap tahun.
Dokumen perencanaan
kegiatan kesehatan
kerja yang tercantum
dalam
• Dokumen RKU
• Dokumen Minlok
• Puskesmas
• Dihitung dan
dilaporkan
setahun sekali
b. Pengelola program
kesehatan kerja
Petugas Puskesmas yang ditugaskan
melalui SK kepala Puskesmas sebagai
pelaksana dan/atau pengelola kesehatan
kerja.
SK penunjukan
pelaksanadan/atau
pengelola program
kesehatan kerja
• Puskesmas
• Dihitung dan
dilaporkan
setahun sekali
c. Adanya tenaga jabatan
fungsional pembimbing
kesehatan kerja (PKK).
Tersedia usulan formasi pejabat fungsional
Pembimbing Kesehatan kerja (PKK) di
Puskesmas dan/atau ada Jabfung PKK
yang diangkat di Puskesmas.
• Adanya formasi
Jabfung PKK di
Puskesmas
• Adanya SK
pengangkatan
• Puskesmas
• Dihitung dan
dilaporkan
setahun sekali
29
11. DEFINISI OPERASIONAL
NO KRITERIA PENILAIAN DO BUKTI SUMBER DATA
d. SOP K3 SOP K3, diantaranya SOP pelaksanaan
standar general precaution, yaitu:
• Cuci tangan
• APD
• Pengelolaan alat medis (instruksi kerja,
strerilisasi alat, kalibrasi)
• Pengelolaan limbah, dll
Dokumen SOP • Puskesmas
• Dihitung dan
dilaporkan
setahun sekali
e. Pemetaan identifikasi
bahaya dan risiko.
Peta ruangan Puskesmas yang dilengkapi
dengan jenis faktor risiko petensi bahaya pada
setiap ruangan kerja.
Dokumen peta ruang kerja
Puskesmas yang dilengkapi
potensi bahaya dan tingkat
risiko
• Puskesmas
• Dihitung dan
dilaporkan
setahun sekali
f. Tersedia jalur evakuasi
dan ada rambu-rambu
evakuasi.
Tersedia jalur evakuasi yang dilengkapi dengan
rambu-rambu mengarahkan evakuasi menuju
ke titik kumpul.
Foto rambu-rambu jalur
evakuasi di Puskesmas
• Puskesmas
• Dihitung dan
dilaporkan
setahun sekali
g. Tersedia Alat Pemadam
Api Ringan (APAR)
Tersedianya Alat Pemadam Api Ringan di
Puskesmas
Foto APAR • Puskesmas
• Dihitung dan
dilaporkan
setahun sekali
30
12. DEFINISI OPERASIONAL
NO KRITERIA PENILAIAN DO BUKTI SUMBER DATA
h. Simulasi APAR Cukup Jelas. Foto dan laporan
simulasi APAR
• Puskesmas
• Dihitung dan dilaporkan
setahun sekali
i. Terlaksananya pelayanan
dan tatalaksana Penyakit
Akibat Kerja (PAK) bagi
pekerja di wilayah kerja
Puskesmas
Rekap data pasien per
bulan dengan
keterangan jenis
pekerjaan dan
penyakitnya.
Dokumen • Buku registrasi pasien
Puskesmas
• Dihitung setiap bulan
sekali.
j. Terlaksananya pelayanan
dan tatalaksana Penyakit
Akibat Kerja (PAK) bagi
petugas Puskesmas
Data tatalaksana PAK
pada petugas
Puskesmas yang
diobati/dirujuk.
Dokumen • Buku registrasi petugas
Puskesmas
• Dihitung setiap bulan
sekali.
31
13. DEFINISI OPERASIONAL
NO KRITERIA PENILAIAN DO BUKTI SUMBER DATA
k. Terlaksananya deteksi dini
resiko penyakit tidak
menular dan pencegahan
penyakit menular pada
petugas.
• Deteksi dini PTM diantaranya:
pemeriksaan tekanan darah, IMT, gula
darah, kolesterol, dan lain-lain.
• Pencegahan penyakit menular
diantaranya: KIE pencegahan penyakit
menular, penyediaan APD, vaksinasi
bagi pekerja berisiko
Foto dan dokumen kegiatan • Buku registrasi
petugas
Puskesmas
• Dihitung dan
dilaporkan
setiap bulan
sekali.
l Pembentukan Pos UKK
bagi pekerja informal,
seperti: petani, nelayan dan
UMKM
Pembentukan Pos UKK pada pekerja sektor
informal yang ada di wilayah kerja
Puskesmas.
Data Pos UKK
• Identitas Pos UKK (nama,
alamat dan bidang usaha,
jumlah pekerja)
• Identitas kader Pos UKK (
jumlah dan jumlah kader)
• Puskesmas
• Dihitung dan
dilaporkan setiap
bulan sekali
m Pembinaan Pos UKK yang
ada di wilayah kerja
Puskesmas.
Pembinaan kesehatan kerja berupa
kegiatan sosialisasi, penyuluhan, fasilitasi
kegiatan pengendalian risiko pada Pos UKK
yang sudah terbentuk
Laporan kegiatan Pembinaan
(laporan kegiatan atau
keberhasilan)
• Puskesmas
• Dihitung dan
dilaporkan setiap
bulan sekali
32
14. DEFINISI OPERASIONAL
NO KRITERIA PENILAIAN DO BUKTI SUMBER DATA
n Pendataan tempat kerja sektor formal
yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Pendataan tempat kerja sektor
formal yang ada di wilayah kerja
Puskesmas.
Data jumlah perusahaan
yang ada di wilayah kerja
Puskesmas.
• Puskesmas
• Dihitung dan
dilaporkan setiap
bulan sekali.
o Pembinaan kesehatan kerja berupa
kegiatan sosialisasi, penyuluhan dan
fasilitasi pada perusahaan atau
kelompok pekerja
Pembinaan kesehatan kerja berupa
kegiatan sosialisasi, penyuluhan
dan fasilitasi pengendalian risiko
kesehatan kerja pada perusahaan
atau kelompok pekerja
Data dan laporan hasil
pembinaan, meliputi:
Nama, identitas, serta
jumlah perusahaan yang
telah dibina oleh
Puskesmas dan
perusahaan yang telah
melaksanakan program
kesehatan kerja
• Puskesmas
• Dihitung dan
dilaporkan setiap
bulan sekali
p Pemetaan wilayah kerja Puskesmas. Pemetaan wilayah kerja
Puskesmas, meliputi: pemetaan
kondisi geografis wilayah kerja
Puskesmas dan fasilitas umum.
Peta wilayah kerja
Puskesmas yang
dilengkapi dengan lokasi
fasilitas umum.
• Puskesmas
• Dihitung dan
dilaporkan setiap
tahun sekali
33
15. DEFINISI OPERASIONAL
NO KRITERIA PENILAIAN DO BUKTI SUMBER DATA
q Peta distribusi dan
sebaran penyakit pada
masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas dan
peta potensi bahaya
kesehatan kerja di
wilayah kerja
Puskesmas
• Peta distribusi dan sebaran penyakit
pada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas yaitu distribusi dan
sebaran penyakit terbanyak sehingga
menjadi permasalahan kesehatan
prioritas di wilayah kerja Puskesmas,
seperti sebaran penderita HIV, TBC,
anak stunting, dll.
• Peta potensi bahaya kesehatan kerja
di wilayah kerja Puskesmas yaitu peta
wilayah wilayah kerja dengan lokasi
tempat kerja formal dan informal, serta
dilengkapi dengan identifikasi potensi
bahaya utama pada setiap jenis
tempat kerja. Yang dimaksud potensi
bahaya utama adalah potensi bahaya
dengan risiko paling tinggi dinilai dari
dampak terhadap kesehatan pekerja
dan dampak terhadap kesehatan
masyarakat.
Peta wilayah
Puskesmas dengan
data sbb:
• Peta sebaran
permasalahan
kesehatan prioritas,
seperti sebaran
penderita HIV, TBC,
anak stunting
• Peta wilayah
Puskesmas dengan
lokasi kerja formal dan
informal yang dilengkapi
dengan potensi bahaya
utama di tempat kerja.
• Puskesmas
• Dihitung dan
dilaporkan
setiap bulan
sekali
34
16. NO SUB
INDIKATOR
DEFINISI
OPERASIONAL
BUKTI CARA HITUNG SUMBER
DATA
1 Pembinaan
kesehatan kerja
di sektor formal
Pelaksanaan pendataan dan
pembinaan tempat kerja sektor
formal antara lain kegiatan
advokasi, koordinasi dan
pelaksanaan program
kesehatan kerja:
1.GP2SP
2.K3 Perkantoran
3.Pekerja Sehat Produktif
a. Data perusahaan yang ada di
kab/kota
b. Laporan pembinaan Kesja
pada sektor formal:
• Data Perusahaan yang dibina
dibidang kesehatan
• Data kegiatan pembinaan
dapat berupa rekap laporan
atau foto kegiatan
a. Jumlah
perusahaan/tempat kerja
formal di wilayah
kab/kota
b. Jumlah
perusahaan/tempat kerja
yang dibina oleh Dinkes
atau Puskesmas
• Dinkes
kab/kota
• Dinas
Tenaga
Kerja
• Dihitung
dan
dilaporkan
setahun
sekali
2 Pembinaan
kesehatan dan
keselamatan
kerja (K3)
fasilitas
pelayanan
kesehatan di
kabupaten/kota
a. Pelaksanaan pendataan
Fasyankes di wilayah
kab/kota
b. Pelaksanaan pembinaan K3
pada Fasyankes di wilayah
kabupaten/kota.
Catatan:
Fasyankes yang harus dibina K3 sbb:
Fasilitas pelayanan kesehatan
(RS. Puskesmas, Klinik,
Laboratorium dll) baik milik
pemerintah, TNI/Polri, dan
swasta
a. Data Fasyankes yang ada di
kabupaten/kota.
b. Laporan pembinaan K3
Fasyankes di wilayah kab/kota
sbb:
• Jumlah Fasyankes yang
dibina dalam pelaksanaan K3.
• Jumlah fasyankes yang
melaksanakan program K3.
a. Jumlah Fasyankes yang
ada di kab/kota
b. Jumlah Fasyankes
dibina kegiatan K3.
• Dinkes
Kab/Kota
• Dihitung
dan
dilaporkan
setahun
sekali
DEFINISI OPERASIONAL
10
18. INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL
Puskesmas yang
melaksanakan
kesehatan olahraga
Puskesmas yang melaksanakan kesehatan olahraga internal dan eksternal.
Kegiatan kesehatan olahraga internal (olahraga dilaksanakan di dalam
gedung Puskesmas) sebagai berikut :
1.Perencanaan,
2.Peregangan,
3.Senam bersama setiap 1 minggu sekali, dan
4.Pembinaan kebugaran jasmani bagi pegawai Puskesmas
Upaya kesehatan olahraga eksternal (kegiatan kesehatan olahraga yang
dilaksanakan di luar gedung Puskesmas) sebagai berikut :
1.Pembinaan kelompok olahraga pada masyarakat Ibu hamil, Lansia,
termasuk pembinaan kebugaran jasmani pada kelompok anak sekolah dan
madrasah serta Aparatur Sipil Negara (ASN) tingkat Kecamatan.
2.Pengembangan model intervensi peningkatan aktivitas fisik pada UKBM
(posbindu PTM, posyandu lansia), dibuktikan dengan laporan kegiatan.
36
INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN OLAHRAGA
19. DEFINISI OPERASIONAL
NO KRITERIA PENILAIAN DO BUKTI SUMBER DATA
a Perencanaan Adanya perencanaan kegiatan
kesehatan olahraga internal dan
external di Puskesmas yang
tercantum dalam dokumen
Rencanaan Usulan Kegiatan (RUK)
dan dibahas dalam mini lokakarya
dalam pelaksanaan kegiatan tiap
tahun.
Dokumen
perencanaan
kesehatan olahraga
yang tercantum dalam
•Dokumen RKU
•Dokumen Minlok
• Puskesmas
• Dihitung
setahun sekali
b Peregangan Dilakukannya peregangan pada jam
kerja puskesmas
Dokumen yang
minimal berisi foto
kegiatan peregangan
• Puskesmas
• Dihitung
sebulan sekali
c Senam bersama Terselenggaranya kegiatan senam
bersama pegawai Puskesmas
minimal 1 minggu sekali.
Dokumen jadwal
kegiatan senam
• Puskesmas
• Dihitung
sebulan sekali
37
20. DEFINISI OPERASIONAL
NO KRITERIA PENILAIAN DO BUKTI SUMBER DATA
d Pembinaan kebugaran
jasmani pegawai
Puskesmas
Pembinaan kebugaran jasmani
pegawai Puskesmas minimal
setahun 2 kali, kegiatannya
berupa pengukuran kebugaran
jasmani bagi pegawai
Puskesmas.
Dokumen yang berisi data
hasil pengukuran kebugaran
jasmani & deteksi dini PTM
(pengukuran tekanan darah,
gula darah, kolesterol dan
indeks masa tubuh).
• Puskesmas
• Dihitung
sebulan sekali
atau minimal
setahun 2 kali
e Analisis hasil kebugaran
jasmani pegawai
Puskesmas
Dilakukannya analisa hasil
pengukuran kebugaran jasmani
pegawai Puskesmas
Dokumen yang minimal
berisi informasi data analisa
hasil pengukuran kebugaran
jasmani
• Puskesmas
• Dihitung
sebulan sekali
f Latihan fisik pada Ibu
hamil
Kegiatan senam ibu hamil pada
kelas ibu hamil
Dokumen kegiatan
kelas Ibu hamil
• Puskesmas
• Dihitung
sebulan sekali
38
21. DEFINISI OPERASIONAL
NO KRITERIA PENILAIAN DO BUKTI SUMBER DATA
g Latihan fisik pada
kelompok lanjut usia
Kegiatan senam lansia pada kelompok
lanjut usia.
Foto/dokumen
kegiatan Senam lanjut
usia.
• Puskesmas
• Dihitung
sebulan sekali
h Pembinaan kebugaran
jasmani anak sekolah /
madrasah
Pembinaan kebugaran jasmani anak
sekolah berupa kegiatan pengukuran
jasmani anak sekolah /madrasah di
wilayah kerja Puskesmas
Data jumlah sekolah
yang melaksanakan
kebugaran jasmani
anak
sekolah/madrasah di
wilayah kerja
Puskesmas
• Puskesmas
• Dihitung
sebulan sekali
i Pembinaan kebugaran
jasmani jemaah haji.
Pembinaan kebugaran jasmani jemaah
haji berupa kegiatan pengukuran
jasmani jemaah haji di wilayah kerja
Puskesmas
Data jumlah haji yang
diukur kebugaran
jasmani
• Puskesmas
• Dihitung
sebulan sekali
j Pembinaan kebugaran
jasmani ASN di tingkat
kecamatan
Pembinaan kebugaran jasmani ASN
berupa kegiatan apengukuran
kebugaran jasmani ASN tingkat
kecamatan di wilayah kerja
Puskesmas
Data jumlah unit kerja
dan jumlah pegawai
yang diukur kebugaran
jasmani
• Puskesmas
• Dihitung
sebulan sekali
39
22. LEVELING
PELAKSANAAN
PROGRAM
KESEHATAN
OLAHRAGA DI
PUSKESMAS
JENIS
PENILAIAN
KRITERIA PENILAIAN
LEVEL I LEVEL II LEVEL III
INTERNAL a. Perencanaan v v v
b. Peregangan v v v
c. Senam bersama v v v
d. Pembinaan Kebjas pegawai
Puskesmas
v v v
e. Analisis hasil kebugaran jasmani
pegawai
-
v v
EXTERNAL f. Latihan fisik pada ibu hamil v v v
g. Latihan fisik pada lansia v v v
h. Pembinaan Kebjas anak
sekolah/madrasah
- v v
i. Pembinaan kebjas jemaah haji
- v v
j. Pembinaan Kebjas ASN tingkat
Kecamatan
- - v
Pola penilaian
pelaksanaan
kegiatan kesehatan
olahraga di
Puskesmas.
Memperhatikan
situasi dan kondisi
yang ada di lapangan
40
23. PERAN PUSKESMAS
MEMASTIKAN :
•Kegiatan dilaksanakan
•Data tersedia
•Data dapat dikroscek kebenarannya dengan data terkait lainnya
•Data diolah menjadi informasi yang bermanfaat bagi Puskesmas
41
24. KECELAKAAN AKIBAT KERJA
(KAK)
Definisi:
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 03/Men/98 adalah
suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan
atau harta benda.
Menurut Pemerintah c/q Departemen Tenaga Kerja RI, arti
kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tiba-tiba atau
yang tidak disangka-sangka dan tidak terjadi dengan
sendirinya akan tetapi ada penyebabnya.
Heinrich et al., 1980:
Kejadian yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan atau
yang berpontensi menyebabkan merusak lingkungan. Selain
itu, kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat kerja adalah suatu
kejadian yang tidak terencana dan tidak terkendali akibat dari
suatu tindakan atau reaksi suatu objek, bahan, orang, atau
radiasi yang mengakibatkan cidera atau kemungkinan akibat
lainnya.
2
25. 1. KLASIFIKASI KECELAKAAN
KERJA
Ada banyak standar yang menjelaskan referensi tentang kode-kode
kecelakaan kerja, salah satunya adalah standar Australia AS 1885- 1
tahun 1990, sebagai berikut:
Jatuh dari atas ketinggian
Jatuh dari ketinggian yang sama
Menabrak objek dengan bagian tubuh
Terpajan oleh getaran mekanik
Tertabrak oleh objek yang bergerak
Terpajan oleh suara keras tiba-tiba
Terpajan suara yang lama
Terpajan tekanan yang bervariasi (lebih dari suara)
Pergerakan berulang dengan pengangkatan otot yang rendah
Otot tegang lainnya
3
26. 1. KLASIFIKASI KECELAKAAN
KERJA
Ada banyak standar yang menjelaskan referensi tentang kode-kode
kecelakaan kerja, salah satunya adalah standar Australia AS 1885- 1
tahun 1990, sebagai berikut:
Kontak dengan listrik
Kontak atau terpajan dengan dingin atau panas
Terpajan radiasi
Kontak tunggal dengan bahan kimia
Kontak lainnya dengan bahan kimia
Kontak dengan, atau terpajan faktor biologi
Terpajan faktor stress mental
Longsor atau runtuh
Kecelakaan kendaraan/Mobil
Lain-lain dan mekanisme cidera berganda atau banyak
Mekanisme cidera yang tidak spesifik
4
27. 2. DAMPAK KECELAKAAN
KERJA
Lack of control (kurang kontrol): tdk terpenuhinya sistem, standar, penyesuaian.
Immediate causes (penyebab langsung):
Loss (kerugian): unintended (tdk diinginkan), harm (bahaya), dan/atau
kerusakan/kerugian
5
28. 3.CIDERA AKIBAT KECELAKAAN
KERJA
Pengertian cidera berdasarkan Heinrich et al. (1980) adalah
patah, retak, cabikan, dan sebagainya yang diakibatkan oleh
kecelakaan. Bureau of Labor Statistics, U.S. Department of
Labor (2008) menyatakan bahwa bagian tubuh yang terkena
cidera dan sakit terbagi menjadi:
Kepala; mata.
Leher.
Batang tubuh; bahu, punggung.
Alat gerak atas; lengan tangan, pergelangan tangan,
tangan selain jari, jari tangan.
Alat gerak bawah; lutut, pergelangan kaki, kaki selain jari
kaki, jari kaki
Sistem tubuh.
Banyak bagian 6
29. 3.CIDERA AKIBAT KECELAKAAN
KERJA
7
Tujuan analisis cidera atau sakit:
Tujuan menganalisa cidera atau sakit yang mengenai
anggota bagian tubuh yang spesifik adalah untuk
membantu dalam mengembangkan program untuk
mencegah terjadinya cidera karena kecelakaan, sebagai
contoh cidera mata dengan penggunaan kaca mata
pelindung. Selain itu juga bisa digunakan untuk
menganalisis penyebab alami terjadinya cidera karena
kecelakaan kerja.
30. 4. KLASIFIKASI CIDERA AKIBAT
KEC.KER.
8
Banyak standar referensi penerapan yang digunakan berbagai oleh
perusahaan, salah satunya adalah standar Australia AS 1885-1 (1990).
Berikut adalah pengelompokan jenis cidera dan keparahannya:
a. Fatality
b. Loss Time Injury
c. Loss Time Day
d. Restricted duty
e. Medical Treatment Injury
f. First aid injury
g. Non Injury Incident