SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
ANALISA MASALAH
1. Identifikasi Masalah
No Upaya Target Pencapaian Kesenjangan
Masalah
Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial
1 Promosi Kesehatan
a. Persentasi pendu-
duk yang memiliki
jaminan kesehatan
52 % 8575
(jumlah
kepemilikan
jkn/jumlah
jiwa* 100)
(27 %)
b. Persentase desa sia-
ga purnama ma-
ndiri.
5% 0% Sudah terbentuknya
Desa Siaga, namun
tidak rutin pembinaan
c. Jumlah kebijakan
publik berwawasan
kesehatan.
3 1 2 Telah terdapat
kebijakan publik yang
dikeluarkan untuk
bidang kesehatan,
hanya tentang kader
d. Persentase desa
yang
memanfaatkan
dana desa untuk
kesehatan minimal
10%.
20% 4 2 Desa yang
menggunakan dana
desa untuk kesehatan
sebanyak 4 desa yaitu
Desa Cisait, Desa
Kramatjati, Desa
Dukuh, dan Desa
Sukajadi
e. Jumlah Dunia
Usaha yang
Memanfaatkan
CSR-nya untuk
program kesehatan.
(Desa Silebu dan
Desa Sukajadi)
8 1 2 Telah terdapat dunia
usaha yang
memanfaatkan CSR
nya untuk program
kesehatan, namun
belum untuk semua
desa. CSR yang
memfasilitasi yaitu
dari PT. Indah Kiat
f. Jumlah Ormas yg
memanfaatkan
sumberdayanya
untuk mendukung
kesehatan.
6 1 Telah terdapat ormas
yang memanfaatkan
sumberdayanya untuk
mendukung
kesehatan (PKK).
g. Jumlah tema pesan
dalam komunikasi
informasi &
edukasi (KIE)
kepada masyarakat.
10 16 Penyuluhan dalam
gedung dan luar
gedung telah
dilaksanakan namun
tidak semua
menggunakan alat
KIE
h. Persentase
puskesmas yang
mempromosikan
kesehatan
(advokasi, bina
suasana, gerakan
pemberdayaan).
100% 50 % 50 % Puskesmas
mempromosikan
kesehatan hanya
50%, karena belum
ada dukungan lintas
sektor berupa
kebijakan lintas
sektor untuk
mendukung
kesehatan, MoU atau
dokumen kerjasama
dalam bidang
kesehatan.
i. Persentase
posyandu purnama
mandiri.
75% 75% Pada Tingkat
Posyandu, terdapat 27
posyandu, yang sudah
menjadi Posyandu
Mandiri sebanyak 2
Posyandu pada Desa
Cisait, dan 25
Posyandu merupakan
Posyandu Purnama.
j. Persentase PHBS
tatanan rumah
tangga.
80% 54% 26 % Pembinaan PHBS
rumah tangga, 54%
belum tercapai.
2. Penetapan Prioritas Masalah
Dari masalah-masalah yang ditemukan tersebut terlebih dahulu akan ditentukan prioritas
masalahnya mengingat terbatasnya sumber daya langkah awal yang diambil adalah dengan
menentukan prioritas SPM. Untuk memprioritaskan SPM tersebut di gunakan metode USG
(Urgency, Seriuosness, Growth).
Definisi USG adalah suatu metode USG yang merupakan cara dalam menetapkan urutan
prioritas, dengan memperhatikan urgensinya, keseriusannya, dan adanya kemungkinan
berkembangnya masalah. keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai
1 – 5 atau 1 – 10. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih
jelasnya, dapat diuraikan sebagai berikut:
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas (Buka Halaman 30)
Definisi USG :
A. Urgent adalah tingkat kegawatan masalah, artinya apabila masalah tidak segera
ditanggulangi akan semakin gawat dengan bobot skor :
1. 5 = sangat gawat
2. 4 = gawat
3. 3 = cukup gawat
4. 2 = kurang gawat
5. 1 = tidak gawat
B. Seriousness adalah tingkat keseriusan sebuah masalah, apabila masalah tidak
diselesaikan akan berakibat serius pada masalah lain dengan bobot skor :
1. 5 = sangat serius
2. 4 = serius
3. 3 = cukup serius
4. 2 = kurang serius
5. 1 = tidak serius
C. Growth adalah besar atau luasnya masalah berdasarkan pertumbuhan atau
perkembangan, artinya apabila masalah tersebut bila tidak segera ditangani
pertumbuhannya akan berjalan terus. Dengan bobot skor :
1. 5 = sangat serius
2. 4 = serius
3. 3 = cukup serius
4. 2 = kurang serius
5. 1 = tidak serius
5 Berikut adalah matriks penentuan prioritas masalah yang akan diselesaikan
No Masalah U S G Total
1 Masih banyak masyarakat yang belum
masuk peserta JKN.
3 5 4 12
2 Belum terbentuknya Desa Siaga. 5 5 5 15
3 Belum terdapat kebijakan publik yang
dikeluarkan untuk bidang kesehatan.
5 5 5 15
4 Belum ada dana desa yang dikeluarkan
untuk bidang kesehatan.
3 4 4 11
5 Belum terdapat dunia usaha yang
memanfaatkan CSR nya untuk program
kesehatan.
3 3 3 9
6 Belum terdapat ormas yang 3 3 3 9
memanfaatkan sumberdayanya untuk
mendukung kesehatan.
7 Jumlah tema pesan KIE ke masyarakat
masih rendah
5 5 5 15
8 Puskesmas mempromosikan kesehatan
hanya 50%, karena belum ada dukungan
lintas sektor berupa kebijakan lintas
sektor untuk mendukung kesehatan, MoU
atau dokumen kerjasama dalam bidang
kesehatan.
5 5 5 15
9 Persentase posyandu purnama mandiri. 5 4 3 12
10 PHBS rumah tangga, 54% belum tercapai 3 5 4 12
3. Akar penyebab masalah
A. FISHBONE DIAGRAM
Dr. Kaoru Ishikawa seorang ilmuwan Jepang, merupakan tokoh kualitas yang
telah memperkenalkan user friendly control, Fishbone cause and effect diagram,
emphasised the ‘internal customer’ kepada dunia. Ishikawa juga yang pertama
memperkenalkan 7 (seven) quality tools: control chart, run chart, histogram, scatter
diagram, pareto chart, and flowchart yang sering juga disebut dengan “7 alat
pengendali mutu/kualitas” (quality control seven tools).
Diagram Fishbone dari Ishikawa menjadi satu tool yang sangat populer dan
dipakai di seluruh penjuru dunia dalam mengidentifikasi faktor penyebab
problem/masalah. Alasannya sederhana. Fishbone diagram tergolong praktis, dan
memandu setiap tim untuk terus berpikir menemukan penyebab utama suatu
permasalahan. Diagram “tulang ikan” ini dikenal dengan cause and effect diagram.
Kenapa Diagram Ishikawa juga disebut dengan “tulang ikan”?…..ya memang kalau
diperhatikan rangka analisis diagram Fishbone bentuknya ada kemiripan dengan ikan,
dimana ada bagian kepala (sebagai effect) dan bagian tubuh ikan berupa rangka serta
duri-durinya digambarkan sebagai penyebab (cause) suatu permasalahan yang timbul.
Dari gambar di atas terlihat bahwa faktor penyebab problem antara lain
(kemungkinan) terdiri dari : material/bahan baku, mesin, manusia dan metode/cara.
Semua yang berhubungan dengan material, mesin, manusia, dan metode yang “saat
ini” dituliskan dan dianalisa faktor mana yang terindikasi “menyimpang” dan
berpotensi terjadi problem. Ingat,..ketika sudah ditemukan satu atau beberapa
“penyebab” jangan puas sampai di situ, karena ada kemungkinan masih ada akar
penyebab di dalamnya yang “tersembunyi”. Bahasa gaulnya, jangan hanya melihat
yang gampang dan nampak di luar.
Ishikawa mengajarkan kita untuk melihat “ke dalam” dengan bertanya
“mengapa?……mengapa?…dan mengapa?”. Hanya dengan bertanya “mengapa”
beberapa kali kita mampu menemukan akar permasalahan yang sesungguhnya.
Penyebab sesungguhnya, bukan gejala.
Dengan menerapkan diagram Fishbone ini dapat menolong kita untuk dapat
menemukan akar “penyebab” terjadinya masalah khususnya di industri manufaktur
dimana prosesnya terkenal dengan banyaknya ragam variabel yang berpotensi
menyebabkan munculnya permasalahan. Apabila “masalah” dan “penyebab” sudah
diketahui secara pasti, maka tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah
dilakukan. Dengan diagram ini, semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita
untuk dapat melihat semua kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar”
permasalahan sebenarnya
B. Bagaimana Menggunakan Diagram Fishbone?
Ya….inilah bagian yang paling penting. Ishikawa san telah menciptakan ide
cemerlang yang dapat membantu dan memampukan setiap orang atau
organisasi/perusahaan menyelesaikan masalah dengan tuntas sampai ke akarnya.
Kumpulkanlah beberapa orang yang mempunyai pengalaman dan keahlian memadai
menyangkut problem yang terjadi. Semua anggota tim memberikan pandangan dan
pendapat dalam mengidentifikasi semua pertimbangan mengapa masalah tersebut
terjadi. Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga kebebasan memberikan pendapat
dan pandangan setiap individu.
C. Penggunaan
1. Melakukan identifikasi penyebab masalah;
2. Mengkatagorikan berbagai sebab potensial suatu masalah dengan cara yang sistematik;
3. Mencari akar penyebab masalah;
4. Menjelaskan hubungan sebab akibat suatu masalah.
D. Pedoman Pelaksanaan
1. Identifikasi semua penyebab yang relevan berdasarkan fakta dan data;
2. Karakteristik yang diamati benar-benar nyata berdasarkan fakta, dapat diukur atau
diupayakan dapat diukur;
3. Dalam diagram tulang ikan, faktor-faktor yang terkendali sedapat mungkin seimbang
peranan atau bobotnya;
4. Faktor penyebab yang ditemukan adalah yang mungkin dapatdiperbaiki, bukan yang tidak
mungkin diperbaiki ataudiselesaikan;
5. Dalam menyelesaikan fakta dimulai pada tulang yang kecil,selanjutnya akan memperbaiki
faktor tulang besar yang akanmenyelesaikan masalah;
6. Perlu dicatat masukan yang diperoleh selama pertemuan dalam pembuatan diagram tulang
ikan.
E. Fishbone Diagram sering juga disebut sebagai diagram Sebab Akibat.
Dimana dalam menerapkan diagram ini mengandung langkah-langkah sebagai berikut:
 Menyiapkan sesi sebab-akibat
 Mengidentifikasi akibat
 Mengidentifikasi berbagai kategori.
 Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran.
 Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
 Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin
F. Kelebihan diagram tulang ikan
 Lebih terstruktur;
 Mengkatagorikan berbagai sebab potensial dari suatu masalah dengan cara
yang sistematik;
 Mengajarkan pada tim dan individu mengenai proses serta prosedur yang
berlaku atau yang baru.
G. Kekurangan diagram tulang ikan
 tulang ikan belum menggambarkan sebab yang sebenarnya (paling mungkin)
harus didukung data.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas (Buka Halaman 31)
6 Akar Penyebab Masalah
Telah
Terbentuknya
Desa Siaga,
namun tidak rutin
pembinaan
METODE
Telah terdapat
peraturan desa
tentang kesehatan,
hanya tentang kader
Kurangnya
sosialisasi Desa
Siaga dari nakes
10 indikator
pembentukan Desa
Siaga masih banyak
belum terpenuhi
Belum terbentuknya
FKMD
LINGKUNGAN
Masyarakat masih
mengesampingkan
pemderdayaan
masyarakat dalam bidang
kesehatan
DANA
Pihak Desa yang
belum mengeluarkan
dana desa untuk
kesehatan
Belum dilakukannya
advokasi untuk dana
desa
MANUSIA
Pengetahuan tentang
pentingnya Desa
Siaga rendah
Tenaga kesehatan
kurang
mengetahui teknik
pembentukan
Desa Siaga
Pelaksana promkes tidak
sesuai kompetensinya
SARANA
Belum terdapat
ambulance desa yang
merupakan syarat desa
siaga
Telah terdapat
kebijakan publik
yang dikeluarkan
untuk bidang
kesehatan, hanya
tentang Kader
MANUSIA
Desa belum
mengetahui masalah
kesehatan apa untuk
dibuat kebijakan
Tenaga kesehatan
belum melakukan
advokasi
LINGKUNGAN
Perangkat desa
beranggapan peraturan
desa tentang kesehatan
belum penting
Belum pernah sosialisasi
tentang kebijakan
kesehatan
METODE
Belum terbentuknya
FKMD
Tidak pernah
berdiskusi tentang
masalah kesehatan
di desa
Jumlah tema
pesan KIE ke
masyarakat
masih rendah
MANUSIA
Kurangnya tenaga
kesehatan
Pelaksana promkes
tidak sesuai
kompetensinya ( S1
Kesmas/ kesling)
Kurangnya
koordinasi dengan
pelaksana program
lain
METODE
Media KIE kurang
inovatif
Kurangnya kompetensi
pelaksana promkes untuk
membuat media KIE
SARANA
Alat untuk
melaksanakan KIE
terbatas Jarak pelaksanaan
KIE antar desa jauh
Puskesmas
mempromosikan
kesehatan hanya
50%
SARANA
Jarak pelaksanaan
promosi kesehatan
antar desa jauh
METODE
Pelaksana promkes
tidak mengetahui
tata cara advokasi
dan bina suasana
Pelaksana promkes
tidak sesuai
kompetensinya
LINGKUNGAN
Kepedulian masyarakat tentang
pemberdayaan masyarakat
kurang
DANA
Sulit meminta dana
desa untuk kegiatan
pemberdayaan
masyarakat bidang
kesehatan
Kurangnya
advokasi ke desa
MANUSIA
Kurangnya tenaga
kesehatan
Pelaksana promkes
tidak sesuai
kompetensinya
Kurangnya
kerjasama dengan
lintas sektor
SARANA DANA
Rendahnya
kepemilikan
JKN.
MANUSIA
Pengetahuan tentang
pentingnya JKN
rendah
Persepsi bahwa JKN
semua gratis dari
pemerintah
Tidak membayar
premi sehingga JKN
tidak aktif
METODE
Belum pernah bekerja
sama dengan BPJS
untuk memberikan
penyuluhan
Belum pernah
melakukan penyuluhan
Jarak antara BPJS
dan puskesmas yang
jauh
Tidak ada dana
untuk penyuluhan
JKN
LINGKUNGAN
Kepedulian
masyarakat tentang
kepemilikan JKN
masih rendah
PHBS rumah
tangga rendah.
MANUSIA
Kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang
PHBS
Belum optimalnya
peran petugas pada
kegiatan PHBS
Kurangnya tenaga
kesehatan di
puskesmas
Kurangnya
pengetahuan
pelaksana program
tentang PHBS
Kompetensi
pelaksana promkes
tidak sesuai
METODE
Kurangnya
penyuluhan tentang
PHBS
SARANA
Belum ada kader
PHBS
Akses rumah
tangga yang jauh
LINGKUNGAN
Kepedulian
masyarakat tentang
PHBS masih kurang
Belum ada
dukungan lintas
sektor tentang PHBS
Belum aktifnya
FKMD
Belum ada dana
desa yang
dikeluarkan untuk
bidang kesehatan.
DANA
Kegiatan pemberdayaan
masyarakat kesehatan
tidak dianggarkan dalam
perencanaan desa
Analisis masalah
kesehatan yang
kurang dalam
musrenbang
Belum aktifnya
FKMD di desa
MANUSIA
Pengetahuan pentingnya
dana desa untuk
kesehatan masih rendah
Kurangnya
sosialisasi dana desa
LINGKUNGAN
Belumada dukungan
dana desa dari
kecamatan dan desa
METODE
Advokasi dengan
kecamatan dan desa
yang kurang
Belum terdapat dunia
usaha yang
memanfaatkan CSR
nya untuk program
kesehatan.
MANUSIA METODE
Kurang melakukan
advokasi
Pengetahuan industri
untuk bekerjasama
dalam CSR masih
rendah
SARANA LINGKUNGAN
Tidak terdapat
industri besar di
wilayah kerja
puskesmas
Kurang dukungan
lintas sektor
Persentase
posyandu
purnama
mandiri
SARANA
Jarak posyandu
yang masih
cukup jauh
METODE
advokasi dan bina
suasana masih
kurang
LINGKUNGAN
Kepedulian masyarakat tentang
pemberdayaan masyarakat
kurang
DANA
Sulit meminta dana
desa untuk
pelaksanaan kegiatan
posyandu
MANUSIA
Kurangnya
kerjasama dengan
lintas sektor (3,3,3)
Telah terdapat ormas
yang memanfaatkan
sumberdayanya untuk
mendukung kesehatan,
hanya PKK saja
MANUSIA METODE
Pengetahuan ormas
tentang kesehatan
masih rendah
Kurangnya
sosialisasi kesehatan
kepada ormas
SARANA LINGKUNGAN
Belum ada data
ormas di Puskesmas
Kuragnya dukungan
lintas sektor
No Prioritas Masalah Penyebab Masalah
Alternatif Pemecahan
Masalah
Pemecahan Masalah
Terpilih
Keterangan
1 Belum terbentuknya
Desa Siaga.
a. Tenaga kesehatan kurang
mengetahui teknik pembentukan
Desa Siaga.
b. Pelaksana promkes tidak sesuai
kompetensinya.
c. Pengetahuan tentang pentingnya
Desa Siaga rendah.
d. Kurangnya sosialisasi Desa
Siaga dari nakes.
e. 10 indikator pembentukan Desa
Siaga masih banyak belum
terpenuhi.
f. Belum terbentuknya FKMD.
g. Belum terdapat peraturan desa
tentang kesehatan.
h. Pihak Desa yang belum
mengeluarkan dana desa untuk
kesehatan.
i. Belum dilakukannya advokasi
untuk dana desa.
j. Masyarakat masih
mengesampingkan
pemderdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan.
k. Belum terdapat ambulance desa
yang merupakan syarat desa
siaga.
1. Sosialisasi tentang
Desa Siaga.
2. Membentuk dan
melakukan pembinaan
Forum Kesehatan
Masyarakat Desa
(FKMD).
3. Advokasi peraturan
desa.
4. Advokasi mengenai
ambulance desa.
5. Advokasi dana desa.
Membentuk dan melakukan
pembinaan Forum Kesehatan
Masyarakat Desa (FKMD).
2 Belum terdapat
kebijakan publik yang
dikeluarkan untuk
a. Desa belum mengetahui
masalah kesehatan apa untuk
dibuat kebijakan.
1. Melaksanakan Survei
Mawas Diri dan
Musyawarah
Melaksanakan SMD dan
MMD.
bidang kesehatan. b. Tenaga kesehatan belum
melakukan advokasi.
c. Tidak pernah berdiskusi tentang
masalah kesehatan di desa.
d. Belum terbentuknya FKMD.
e. Perangkat desa beranggapan
peraturan desa tentang
kesehatan belum penting.
f. Belum pernah sosialisasi
tentang kebijakan kesehatan.
Masyarakat Desa untuk
mengetahui masalah
kesehatan di masing –
masing desa.
2. Membentuk dan
melakukan pembinaan
Forum Kesehatan
Masyarakat Desa
(FKMD).
3. Sosialisasi tentang
kebijakan kesehatan
3 Jumlah tema pesan KIE
ke masyarakat masih
rendah.
a. Kurangnya koordinasi dengan
pelaksana program lain.
b. Kurangnya tenaga kesehatan.
c. Pelaksana promkes tidak sesuai
kompetensinya.
d. Alat untuk melaksanakan KIE
terbatas.
e. Jarak pelaksanaan KIE antar
desa jauh.
f. Media KIE kurang inovatif.
g. Kurangnya kompetensi
pelaksana promkes untuk
membuat media KIE.
1. Melakukan penyuluhan
individu, kelompok dan
massa.
2. Koordinasi dengan
pelaksana program lain
untuk melaksanakan
KIE.
Penyuluhan individu,
kelompok dan massa.
4 Puskesmas
mempromosikan
kesehatan hanya 50%
a. Kurangnya tenaga kesehatan.
b. Pelaksana promkes tidak sesuai
kompetensinya.
c. Pelaksana promkes tidak
mengetahui tata cara advokasi
dan bina suasana.
d. Pelaksana promkes tidak sesuai
kompetensinya.
e. Jarak pelaksanaan promosi
1. Melakukan advokasi
mengenai kesehatan.
2. Melakukan bina
suasana atau kerjasama
untuk MoU dengan
lintas sektor.
3. Melaksanakan SMD
dan MMD.
Melakukan bina suasana atau
kerjasama untuk MoU dengan
lintas sektor.
kesehatan antar desa jauh.
f. Sulit meminta dana desa untuk
kegiatan pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan.
g. Kurangnya advokasi ke desa.
h. Kepedulian masyarakat tentang
pemberdayaan masyarakat
kurang.
i. Kurangnya kerjasama dengan
lintas sektor.
5 Masih banyak
masyarakat yang belum
masuk peserta JKN.
a. Tidak membayar premi
sehingga JKN tidak aktif.
b. Pengetahuan tentang pentingnya
JKN rendah.
c. Persepsi bahwa JKN semua
gratis dari pemerintah.
d. Belum pernah melakukan
penyuluhan.
e. Belum pernah bekerja sama
dengan BPJS untuk memberikan
penyuluhan.
f. Jarak antara BPJS dan
puskesmas yang jauh.
g. Tidak ada dana untuk
penyuluhan JKN.
h. Kepedulian masyarakat tentang
kepemilikan JKN masih rendah.
Melakukan kerjasama
dengan BPJS untuk
melakukan penyuluhan.
Melakukan kerjasama dengan
BPJS untuk melakukan
penyuluhan.
6 Pembinaan PHBS
rumah tangga rendah.
a. Kurangnya tenaga kesehatan di
puskesmas.
b. Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang PHBS.
c. Belum optimalnya peran
petugas pada kegiatan PHBS.
1. Membentuk kader
PHBS.
2. Melakukan penyuluhan
PHBS.
3. Mengaktifkan FKMD.
4. Refreshing kader
Refreshing kader PHBS.
d. Kurangnya pengetahuan
pelaksana program tentang
PHBS.
e. Kompetensi pelaksana promkes
tidak sesuai.
f. Kurangnya penyuluhan tentang
PHBS.
g. Akses rumah tangga yang jauh.
h. Belum ada kader PHBS.
i. Belum ada dukungan lintas
sektor tentang PHBS.
j. Kepedulian masyarakat tentang
PHBS masih kurang.
k. Belum aktifnya FKMD.
PHBS.
7 Belum ada dana desa
yang dikeluarkan untuk
bidang kesehatan.
a. Pengetahuan pentingnya dana
desa untuk kesehatan masih
rendah.
b. Kurangnya sosialisasi dana
desa.
c. Advokasi dengan kecamatan
dan desa yang kurang.
d. Kegiatan pemberdayaan
masyarakat kesehatan tidak
dianggarkan dalam perencanaan
desa.
e. Analisis masalah kesehatan
yang kurang dalam musrenbang.
f. Belum aktifnya FKMD di desa.
g. Belumada dukungan dana desa
dari kecamatan dan desa.
1. Mengaktifikan FKMD.
2. Advokasi.
3. Mengikuti kegiatan
Musrenbang tingkat
desa dan kecamatan.
Advokasi.
8 Belum terdapat dunia
usaha yang
memanfaatkan CSR nya
a. Pengetahuan industri untuk
bekerjasama dalam CSR masih
rendah.
Advokasi dengan industri
agar bekerjasama dalam
hal CSR.
Advokasi dengan industri
agar bekerjasama dalam hal
CSR.
untuk program
kesehatan.
b. Tidak terdapat industri besar di
wilayah kerja.
c. Kurang dukungan lintas sektor.
d. Kurang melakukan advokasi.
9 Belum terdapat ormas
yang memanfaatkan
sumberdayanya untuk
mendukung kesehatan.
a. Pengetahuan ormas tentang
kesehatan masih rendah
b. Belum ada data ormas di
Puskesmas
c. Kurangnya sosialisasi kesehatan
kepada ormas
d. Kuragnya dukungan lintas
sektor
1. Sosialisasi program
kesehatan
2. Advokasi.
Sosialisasi program kesehatan
7 Cara Pemecahan Masalah

More Related Content

What's hot

SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
 SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMASSismiati bulu
 
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisataSk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisataNeneng Holifah
 
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)Lutfi Imansari
 
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanPermenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanMuh Saleh
 
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakatKuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakatTheodorus Indarto
 
Modul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader PosyanduModul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader PosyanduMuh Saleh
 
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022novitawanget
 
Manajemen puskesmas
Manajemen puskesmas Manajemen puskesmas
Manajemen puskesmas renjanaera
 
4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan
4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan
4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhanELFTV
 
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)Muh Saleh
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasI Putu Cahya Legawa
 

What's hot (20)

PPT LINSEK TW 2 (2).pptx
PPT LINSEK TW 2 (2).pptxPPT LINSEK TW 2 (2).pptx
PPT LINSEK TW 2 (2).pptx
 
SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
 SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
 
Sop promkes
Sop promkesSop promkes
Sop promkes
 
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisataSk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
 
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
 
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanPermenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
 
Buku Panduan Kader Posyandu
Buku Panduan Kader PosyanduBuku Panduan Kader Posyandu
Buku Panduan Kader Posyandu
 
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakatKuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
 
Kespro bagi catin
Kespro bagi catinKespro bagi catin
Kespro bagi catin
 
Indikator kinerja ukm
Indikator kinerja ukmIndikator kinerja ukm
Indikator kinerja ukm
 
Modul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader PosyanduModul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader Posyandu
 
KAK Jambore Kader.docx
KAK Jambore Kader.docxKAK Jambore Kader.docx
KAK Jambore Kader.docx
 
Posyandu
PosyanduPosyandu
Posyandu
 
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
 
Manajemen puskesmas
Manajemen puskesmas Manajemen puskesmas
Manajemen puskesmas
 
4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan
4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan
4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan
 
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
 
PIS-PK
PIS-PKPIS-PK
PIS-PK
 
Posbindu – PTM
Posbindu – PTMPosbindu – PTM
Posbindu – PTM
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
 

Similar to Analisa masalah promkes ptp(1)

Materi RUKUNS 2
Materi RUKUNS 2 Materi RUKUNS 2
Materi RUKUNS 2 Ronny Syach
 
Menentukan Prioritas, Akar Penyebab Masalah, dan Cara Pemecahan Masalah Keseh...
Menentukan Prioritas, Akar Penyebab Masalah, dan Cara Pemecahan Masalah Keseh...Menentukan Prioritas, Akar Penyebab Masalah, dan Cara Pemecahan Masalah Keseh...
Menentukan Prioritas, Akar Penyebab Masalah, dan Cara Pemecahan Masalah Keseh...Mimi S Munadi
 
MI-3 Startegi Upaya Kesehatan
MI-3 Startegi Upaya KesehatanMI-3 Startegi Upaya Kesehatan
MI-3 Startegi Upaya Kesehatanljjkadinkes
 
Strategy UKM diklat kadinkes
Strategy UKM diklat kadinkesStrategy UKM diklat kadinkes
Strategy UKM diklat kadinkesljjkadinkes
 
LAPORAN AKTUALISASI DIFA DIKIT LAGI FIX.docx
LAPORAN AKTUALISASI DIFA DIKIT LAGI FIX.docxLAPORAN AKTUALISASI DIFA DIKIT LAGI FIX.docx
LAPORAN AKTUALISASI DIFA DIKIT LAGI FIX.docxNurulAzizah292429
 
TUGAS INDIVIDU-ISU DI INSTANSI TEMPAT KERJA.pptx
TUGAS INDIVIDU-ISU DI INSTANSI TEMPAT KERJA.pptxTUGAS INDIVIDU-ISU DI INSTANSI TEMPAT KERJA.pptx
TUGAS INDIVIDU-ISU DI INSTANSI TEMPAT KERJA.pptxSandraDeviPratiwi
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatalModul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatalpjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasiModul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasipjj_kemenkes
 
ekonomi teknik
ekonomi teknikekonomi teknik
ekonomi teknikAndi Waris
 
Asuhan kebidanan pada keluarga di
Asuhan kebidanan pada keluarga diAsuhan kebidanan pada keluarga di
Asuhan kebidanan pada keluarga dinovitabatubara1
 
375158323-Analisis-Swot-Puskesmas.ppt
375158323-Analisis-Swot-Puskesmas.ppt375158323-Analisis-Swot-Puskesmas.ppt
375158323-Analisis-Swot-Puskesmas.pptRizqiNers
 

Similar to Analisa masalah promkes ptp(1) (20)

Materi RUKUNS 2
Materi RUKUNS 2 Materi RUKUNS 2
Materi RUKUNS 2
 
Menentukan Prioritas, Akar Penyebab Masalah, dan Cara Pemecahan Masalah Keseh...
Menentukan Prioritas, Akar Penyebab Masalah, dan Cara Pemecahan Masalah Keseh...Menentukan Prioritas, Akar Penyebab Masalah, dan Cara Pemecahan Masalah Keseh...
Menentukan Prioritas, Akar Penyebab Masalah, dan Cara Pemecahan Masalah Keseh...
 
Strategi UKM
Strategi UKMStrategi UKM
Strategi UKM
 
Strategi UKM
Strategi UKMStrategi UKM
Strategi UKM
 
Strategi UKM
Strategi UKMStrategi UKM
Strategi UKM
 
MI-3 Startegi Upaya Kesehatan
MI-3 Startegi Upaya KesehatanMI-3 Startegi Upaya Kesehatan
MI-3 Startegi Upaya Kesehatan
 
Tugas mutu 11
Tugas mutu 11Tugas mutu 11
Tugas mutu 11
 
Strategy UKM diklat kadinkes
Strategy UKM diklat kadinkesStrategy UKM diklat kadinkes
Strategy UKM diklat kadinkes
 
LAPORAN AKTUALISASI DIFA DIKIT LAGI FIX.docx
LAPORAN AKTUALISASI DIFA DIKIT LAGI FIX.docxLAPORAN AKTUALISASI DIFA DIKIT LAGI FIX.docx
LAPORAN AKTUALISASI DIFA DIKIT LAGI FIX.docx
 
TUGAS INDIVIDU-ISU DI INSTANSI TEMPAT KERJA.pptx
TUGAS INDIVIDU-ISU DI INSTANSI TEMPAT KERJA.pptxTUGAS INDIVIDU-ISU DI INSTANSI TEMPAT KERJA.pptx
TUGAS INDIVIDU-ISU DI INSTANSI TEMPAT KERJA.pptx
 
02a. 7 langkah keselamatan pasien
02a.  7 langkah keselamatan pasien02a.  7 langkah keselamatan pasien
02a. 7 langkah keselamatan pasien
 
MK KEHAMILAN-2.docx
MK KEHAMILAN-2.docxMK KEHAMILAN-2.docx
MK KEHAMILAN-2.docx
 
Rca
RcaRca
Rca
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatalModul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
 
Pert 3 Advokasi Prokes.pptx
Pert 3 Advokasi Prokes.pptxPert 3 Advokasi Prokes.pptx
Pert 3 Advokasi Prokes.pptx
 
Modul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasiModul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasi
 
ekonomi teknik
ekonomi teknikekonomi teknik
ekonomi teknik
 
Asuhan kebidanan pada keluarga di
Asuhan kebidanan pada keluarga diAsuhan kebidanan pada keluarga di
Asuhan kebidanan pada keluarga di
 
375158323-Analisis-Swot-Puskesmas.ppt
375158323-Analisis-Swot-Puskesmas.ppt375158323-Analisis-Swot-Puskesmas.ppt
375158323-Analisis-Swot-Puskesmas.ppt
 

Recently uploaded

Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang MaxwinSakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang MaxwinSakai99
 
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikssuser328cb5
 
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot
 
Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024
Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024
Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024ADYSULISTIYO2
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...Neta
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfachsofyan1
 
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOT
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOTIDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOT
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOTNeta
 
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99
 

Recently uploaded (9)

Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang MaxwinSakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang Maxwin
 
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
 
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
 
Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024
Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024
Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
 
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOT
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOTIDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOT
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOT
 
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
 

Analisa masalah promkes ptp(1)

  • 1. ANALISA MASALAH 1. Identifikasi Masalah No Upaya Target Pencapaian Kesenjangan Masalah Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial 1 Promosi Kesehatan a. Persentasi pendu- duk yang memiliki jaminan kesehatan 52 % 8575 (jumlah kepemilikan jkn/jumlah jiwa* 100) (27 %) b. Persentase desa sia- ga purnama ma- ndiri. 5% 0% Sudah terbentuknya Desa Siaga, namun tidak rutin pembinaan c. Jumlah kebijakan publik berwawasan kesehatan. 3 1 2 Telah terdapat kebijakan publik yang dikeluarkan untuk bidang kesehatan, hanya tentang kader d. Persentase desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan minimal 10%. 20% 4 2 Desa yang menggunakan dana desa untuk kesehatan sebanyak 4 desa yaitu Desa Cisait, Desa Kramatjati, Desa Dukuh, dan Desa Sukajadi e. Jumlah Dunia Usaha yang Memanfaatkan CSR-nya untuk program kesehatan. (Desa Silebu dan Desa Sukajadi) 8 1 2 Telah terdapat dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk program kesehatan, namun belum untuk semua desa. CSR yang memfasilitasi yaitu dari PT. Indah Kiat f. Jumlah Ormas yg memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung kesehatan. 6 1 Telah terdapat ormas yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung kesehatan (PKK). g. Jumlah tema pesan dalam komunikasi informasi & edukasi (KIE) kepada masyarakat. 10 16 Penyuluhan dalam gedung dan luar gedung telah dilaksanakan namun tidak semua menggunakan alat
  • 2. KIE h. Persentase puskesmas yang mempromosikan kesehatan (advokasi, bina suasana, gerakan pemberdayaan). 100% 50 % 50 % Puskesmas mempromosikan kesehatan hanya 50%, karena belum ada dukungan lintas sektor berupa kebijakan lintas sektor untuk mendukung kesehatan, MoU atau dokumen kerjasama dalam bidang kesehatan. i. Persentase posyandu purnama mandiri. 75% 75% Pada Tingkat Posyandu, terdapat 27 posyandu, yang sudah menjadi Posyandu Mandiri sebanyak 2 Posyandu pada Desa Cisait, dan 25 Posyandu merupakan Posyandu Purnama. j. Persentase PHBS tatanan rumah tangga. 80% 54% 26 % Pembinaan PHBS rumah tangga, 54% belum tercapai. 2. Penetapan Prioritas Masalah Dari masalah-masalah yang ditemukan tersebut terlebih dahulu akan ditentukan prioritas masalahnya mengingat terbatasnya sumber daya langkah awal yang diambil adalah dengan menentukan prioritas SPM. Untuk memprioritaskan SPM tersebut di gunakan metode USG (Urgency, Seriuosness, Growth). Definisi USG adalah suatu metode USG yang merupakan cara dalam menetapkan urutan prioritas, dengan memperhatikan urgensinya, keseriusannya, dan adanya kemungkinan berkembangnya masalah. keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya, dapat diuraikan sebagai berikut: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas (Buka Halaman 30)
  • 3. Definisi USG : A. Urgent adalah tingkat kegawatan masalah, artinya apabila masalah tidak segera ditanggulangi akan semakin gawat dengan bobot skor : 1. 5 = sangat gawat 2. 4 = gawat 3. 3 = cukup gawat 4. 2 = kurang gawat 5. 1 = tidak gawat B. Seriousness adalah tingkat keseriusan sebuah masalah, apabila masalah tidak diselesaikan akan berakibat serius pada masalah lain dengan bobot skor : 1. 5 = sangat serius 2. 4 = serius 3. 3 = cukup serius 4. 2 = kurang serius 5. 1 = tidak serius C. Growth adalah besar atau luasnya masalah berdasarkan pertumbuhan atau perkembangan, artinya apabila masalah tersebut bila tidak segera ditangani pertumbuhannya akan berjalan terus. Dengan bobot skor : 1. 5 = sangat serius 2. 4 = serius 3. 3 = cukup serius 4. 2 = kurang serius 5. 1 = tidak serius 5 Berikut adalah matriks penentuan prioritas masalah yang akan diselesaikan No Masalah U S G Total 1 Masih banyak masyarakat yang belum masuk peserta JKN. 3 5 4 12 2 Belum terbentuknya Desa Siaga. 5 5 5 15 3 Belum terdapat kebijakan publik yang dikeluarkan untuk bidang kesehatan. 5 5 5 15 4 Belum ada dana desa yang dikeluarkan untuk bidang kesehatan. 3 4 4 11 5 Belum terdapat dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk program kesehatan. 3 3 3 9 6 Belum terdapat ormas yang 3 3 3 9
  • 4. memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung kesehatan. 7 Jumlah tema pesan KIE ke masyarakat masih rendah 5 5 5 15 8 Puskesmas mempromosikan kesehatan hanya 50%, karena belum ada dukungan lintas sektor berupa kebijakan lintas sektor untuk mendukung kesehatan, MoU atau dokumen kerjasama dalam bidang kesehatan. 5 5 5 15 9 Persentase posyandu purnama mandiri. 5 4 3 12 10 PHBS rumah tangga, 54% belum tercapai 3 5 4 12 3. Akar penyebab masalah A. FISHBONE DIAGRAM Dr. Kaoru Ishikawa seorang ilmuwan Jepang, merupakan tokoh kualitas yang telah memperkenalkan user friendly control, Fishbone cause and effect diagram, emphasised the ‘internal customer’ kepada dunia. Ishikawa juga yang pertama memperkenalkan 7 (seven) quality tools: control chart, run chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, and flowchart yang sering juga disebut dengan “7 alat pengendali mutu/kualitas” (quality control seven tools). Diagram Fishbone dari Ishikawa menjadi satu tool yang sangat populer dan dipakai di seluruh penjuru dunia dalam mengidentifikasi faktor penyebab problem/masalah. Alasannya sederhana. Fishbone diagram tergolong praktis, dan memandu setiap tim untuk terus berpikir menemukan penyebab utama suatu permasalahan. Diagram “tulang ikan” ini dikenal dengan cause and effect diagram. Kenapa Diagram Ishikawa juga disebut dengan “tulang ikan”?…..ya memang kalau diperhatikan rangka analisis diagram Fishbone bentuknya ada kemiripan dengan ikan, dimana ada bagian kepala (sebagai effect) dan bagian tubuh ikan berupa rangka serta duri-durinya digambarkan sebagai penyebab (cause) suatu permasalahan yang timbul. Dari gambar di atas terlihat bahwa faktor penyebab problem antara lain (kemungkinan) terdiri dari : material/bahan baku, mesin, manusia dan metode/cara. Semua yang berhubungan dengan material, mesin, manusia, dan metode yang “saat ini” dituliskan dan dianalisa faktor mana yang terindikasi “menyimpang” dan berpotensi terjadi problem. Ingat,..ketika sudah ditemukan satu atau beberapa “penyebab” jangan puas sampai di situ, karena ada kemungkinan masih ada akar
  • 5. penyebab di dalamnya yang “tersembunyi”. Bahasa gaulnya, jangan hanya melihat yang gampang dan nampak di luar. Ishikawa mengajarkan kita untuk melihat “ke dalam” dengan bertanya “mengapa?……mengapa?…dan mengapa?”. Hanya dengan bertanya “mengapa” beberapa kali kita mampu menemukan akar permasalahan yang sesungguhnya. Penyebab sesungguhnya, bukan gejala. Dengan menerapkan diagram Fishbone ini dapat menolong kita untuk dapat menemukan akar “penyebab” terjadinya masalah khususnya di industri manufaktur dimana prosesnya terkenal dengan banyaknya ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan. Apabila “masalah” dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti, maka tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini, semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar” permasalahan sebenarnya B. Bagaimana Menggunakan Diagram Fishbone? Ya….inilah bagian yang paling penting. Ishikawa san telah menciptakan ide cemerlang yang dapat membantu dan memampukan setiap orang atau organisasi/perusahaan menyelesaikan masalah dengan tuntas sampai ke akarnya. Kumpulkanlah beberapa orang yang mempunyai pengalaman dan keahlian memadai menyangkut problem yang terjadi. Semua anggota tim memberikan pandangan dan pendapat dalam mengidentifikasi semua pertimbangan mengapa masalah tersebut terjadi. Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga kebebasan memberikan pendapat dan pandangan setiap individu. C. Penggunaan 1. Melakukan identifikasi penyebab masalah; 2. Mengkatagorikan berbagai sebab potensial suatu masalah dengan cara yang sistematik; 3. Mencari akar penyebab masalah; 4. Menjelaskan hubungan sebab akibat suatu masalah. D. Pedoman Pelaksanaan 1. Identifikasi semua penyebab yang relevan berdasarkan fakta dan data; 2. Karakteristik yang diamati benar-benar nyata berdasarkan fakta, dapat diukur atau diupayakan dapat diukur;
  • 6. 3. Dalam diagram tulang ikan, faktor-faktor yang terkendali sedapat mungkin seimbang peranan atau bobotnya; 4. Faktor penyebab yang ditemukan adalah yang mungkin dapatdiperbaiki, bukan yang tidak mungkin diperbaiki ataudiselesaikan; 5. Dalam menyelesaikan fakta dimulai pada tulang yang kecil,selanjutnya akan memperbaiki faktor tulang besar yang akanmenyelesaikan masalah; 6. Perlu dicatat masukan yang diperoleh selama pertemuan dalam pembuatan diagram tulang ikan. E. Fishbone Diagram sering juga disebut sebagai diagram Sebab Akibat. Dimana dalam menerapkan diagram ini mengandung langkah-langkah sebagai berikut:  Menyiapkan sesi sebab-akibat  Mengidentifikasi akibat  Mengidentifikasi berbagai kategori.  Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran.  Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama  Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin F. Kelebihan diagram tulang ikan  Lebih terstruktur;  Mengkatagorikan berbagai sebab potensial dari suatu masalah dengan cara yang sistematik;  Mengajarkan pada tim dan individu mengenai proses serta prosedur yang berlaku atau yang baru. G. Kekurangan diagram tulang ikan  tulang ikan belum menggambarkan sebab yang sebenarnya (paling mungkin) harus didukung data. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas (Buka Halaman 31)
  • 7.
  • 8. 6 Akar Penyebab Masalah Telah Terbentuknya Desa Siaga, namun tidak rutin pembinaan METODE Telah terdapat peraturan desa tentang kesehatan, hanya tentang kader Kurangnya sosialisasi Desa Siaga dari nakes 10 indikator pembentukan Desa Siaga masih banyak belum terpenuhi Belum terbentuknya FKMD LINGKUNGAN Masyarakat masih mengesampingkan pemderdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan DANA Pihak Desa yang belum mengeluarkan dana desa untuk kesehatan Belum dilakukannya advokasi untuk dana desa MANUSIA Pengetahuan tentang pentingnya Desa Siaga rendah Tenaga kesehatan kurang mengetahui teknik pembentukan Desa Siaga Pelaksana promkes tidak sesuai kompetensinya SARANA Belum terdapat ambulance desa yang merupakan syarat desa siaga
  • 9. Telah terdapat kebijakan publik yang dikeluarkan untuk bidang kesehatan, hanya tentang Kader MANUSIA Desa belum mengetahui masalah kesehatan apa untuk dibuat kebijakan Tenaga kesehatan belum melakukan advokasi LINGKUNGAN Perangkat desa beranggapan peraturan desa tentang kesehatan belum penting Belum pernah sosialisasi tentang kebijakan kesehatan METODE Belum terbentuknya FKMD Tidak pernah berdiskusi tentang masalah kesehatan di desa
  • 10. Jumlah tema pesan KIE ke masyarakat masih rendah MANUSIA Kurangnya tenaga kesehatan Pelaksana promkes tidak sesuai kompetensinya ( S1 Kesmas/ kesling) Kurangnya koordinasi dengan pelaksana program lain METODE Media KIE kurang inovatif Kurangnya kompetensi pelaksana promkes untuk membuat media KIE SARANA Alat untuk melaksanakan KIE terbatas Jarak pelaksanaan KIE antar desa jauh
  • 11. Puskesmas mempromosikan kesehatan hanya 50% SARANA Jarak pelaksanaan promosi kesehatan antar desa jauh METODE Pelaksana promkes tidak mengetahui tata cara advokasi dan bina suasana Pelaksana promkes tidak sesuai kompetensinya LINGKUNGAN Kepedulian masyarakat tentang pemberdayaan masyarakat kurang DANA Sulit meminta dana desa untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan Kurangnya advokasi ke desa MANUSIA Kurangnya tenaga kesehatan Pelaksana promkes tidak sesuai kompetensinya Kurangnya kerjasama dengan lintas sektor
  • 12. SARANA DANA Rendahnya kepemilikan JKN. MANUSIA Pengetahuan tentang pentingnya JKN rendah Persepsi bahwa JKN semua gratis dari pemerintah Tidak membayar premi sehingga JKN tidak aktif METODE Belum pernah bekerja sama dengan BPJS untuk memberikan penyuluhan Belum pernah melakukan penyuluhan Jarak antara BPJS dan puskesmas yang jauh Tidak ada dana untuk penyuluhan JKN LINGKUNGAN Kepedulian masyarakat tentang kepemilikan JKN masih rendah
  • 13. PHBS rumah tangga rendah. MANUSIA Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS Belum optimalnya peran petugas pada kegiatan PHBS Kurangnya tenaga kesehatan di puskesmas Kurangnya pengetahuan pelaksana program tentang PHBS Kompetensi pelaksana promkes tidak sesuai METODE Kurangnya penyuluhan tentang PHBS SARANA Belum ada kader PHBS Akses rumah tangga yang jauh LINGKUNGAN Kepedulian masyarakat tentang PHBS masih kurang Belum ada dukungan lintas sektor tentang PHBS Belum aktifnya FKMD
  • 14. Belum ada dana desa yang dikeluarkan untuk bidang kesehatan. DANA Kegiatan pemberdayaan masyarakat kesehatan tidak dianggarkan dalam perencanaan desa Analisis masalah kesehatan yang kurang dalam musrenbang Belum aktifnya FKMD di desa MANUSIA Pengetahuan pentingnya dana desa untuk kesehatan masih rendah Kurangnya sosialisasi dana desa LINGKUNGAN Belumada dukungan dana desa dari kecamatan dan desa METODE Advokasi dengan kecamatan dan desa yang kurang
  • 15. Belum terdapat dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk program kesehatan. MANUSIA METODE Kurang melakukan advokasi Pengetahuan industri untuk bekerjasama dalam CSR masih rendah SARANA LINGKUNGAN Tidak terdapat industri besar di wilayah kerja puskesmas Kurang dukungan lintas sektor
  • 16. Persentase posyandu purnama mandiri SARANA Jarak posyandu yang masih cukup jauh METODE advokasi dan bina suasana masih kurang LINGKUNGAN Kepedulian masyarakat tentang pemberdayaan masyarakat kurang DANA Sulit meminta dana desa untuk pelaksanaan kegiatan posyandu MANUSIA Kurangnya kerjasama dengan lintas sektor (3,3,3)
  • 17. Telah terdapat ormas yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung kesehatan, hanya PKK saja MANUSIA METODE Pengetahuan ormas tentang kesehatan masih rendah Kurangnya sosialisasi kesehatan kepada ormas SARANA LINGKUNGAN Belum ada data ormas di Puskesmas Kuragnya dukungan lintas sektor
  • 18. No Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih Keterangan 1 Belum terbentuknya Desa Siaga. a. Tenaga kesehatan kurang mengetahui teknik pembentukan Desa Siaga. b. Pelaksana promkes tidak sesuai kompetensinya. c. Pengetahuan tentang pentingnya Desa Siaga rendah. d. Kurangnya sosialisasi Desa Siaga dari nakes. e. 10 indikator pembentukan Desa Siaga masih banyak belum terpenuhi. f. Belum terbentuknya FKMD. g. Belum terdapat peraturan desa tentang kesehatan. h. Pihak Desa yang belum mengeluarkan dana desa untuk kesehatan. i. Belum dilakukannya advokasi untuk dana desa. j. Masyarakat masih mengesampingkan pemderdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan. k. Belum terdapat ambulance desa yang merupakan syarat desa siaga. 1. Sosialisasi tentang Desa Siaga. 2. Membentuk dan melakukan pembinaan Forum Kesehatan Masyarakat Desa (FKMD). 3. Advokasi peraturan desa. 4. Advokasi mengenai ambulance desa. 5. Advokasi dana desa. Membentuk dan melakukan pembinaan Forum Kesehatan Masyarakat Desa (FKMD). 2 Belum terdapat kebijakan publik yang dikeluarkan untuk a. Desa belum mengetahui masalah kesehatan apa untuk dibuat kebijakan. 1. Melaksanakan Survei Mawas Diri dan Musyawarah Melaksanakan SMD dan MMD.
  • 19. bidang kesehatan. b. Tenaga kesehatan belum melakukan advokasi. c. Tidak pernah berdiskusi tentang masalah kesehatan di desa. d. Belum terbentuknya FKMD. e. Perangkat desa beranggapan peraturan desa tentang kesehatan belum penting. f. Belum pernah sosialisasi tentang kebijakan kesehatan. Masyarakat Desa untuk mengetahui masalah kesehatan di masing – masing desa. 2. Membentuk dan melakukan pembinaan Forum Kesehatan Masyarakat Desa (FKMD). 3. Sosialisasi tentang kebijakan kesehatan 3 Jumlah tema pesan KIE ke masyarakat masih rendah. a. Kurangnya koordinasi dengan pelaksana program lain. b. Kurangnya tenaga kesehatan. c. Pelaksana promkes tidak sesuai kompetensinya. d. Alat untuk melaksanakan KIE terbatas. e. Jarak pelaksanaan KIE antar desa jauh. f. Media KIE kurang inovatif. g. Kurangnya kompetensi pelaksana promkes untuk membuat media KIE. 1. Melakukan penyuluhan individu, kelompok dan massa. 2. Koordinasi dengan pelaksana program lain untuk melaksanakan KIE. Penyuluhan individu, kelompok dan massa. 4 Puskesmas mempromosikan kesehatan hanya 50% a. Kurangnya tenaga kesehatan. b. Pelaksana promkes tidak sesuai kompetensinya. c. Pelaksana promkes tidak mengetahui tata cara advokasi dan bina suasana. d. Pelaksana promkes tidak sesuai kompetensinya. e. Jarak pelaksanaan promosi 1. Melakukan advokasi mengenai kesehatan. 2. Melakukan bina suasana atau kerjasama untuk MoU dengan lintas sektor. 3. Melaksanakan SMD dan MMD. Melakukan bina suasana atau kerjasama untuk MoU dengan lintas sektor.
  • 20. kesehatan antar desa jauh. f. Sulit meminta dana desa untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan. g. Kurangnya advokasi ke desa. h. Kepedulian masyarakat tentang pemberdayaan masyarakat kurang. i. Kurangnya kerjasama dengan lintas sektor. 5 Masih banyak masyarakat yang belum masuk peserta JKN. a. Tidak membayar premi sehingga JKN tidak aktif. b. Pengetahuan tentang pentingnya JKN rendah. c. Persepsi bahwa JKN semua gratis dari pemerintah. d. Belum pernah melakukan penyuluhan. e. Belum pernah bekerja sama dengan BPJS untuk memberikan penyuluhan. f. Jarak antara BPJS dan puskesmas yang jauh. g. Tidak ada dana untuk penyuluhan JKN. h. Kepedulian masyarakat tentang kepemilikan JKN masih rendah. Melakukan kerjasama dengan BPJS untuk melakukan penyuluhan. Melakukan kerjasama dengan BPJS untuk melakukan penyuluhan. 6 Pembinaan PHBS rumah tangga rendah. a. Kurangnya tenaga kesehatan di puskesmas. b. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS. c. Belum optimalnya peran petugas pada kegiatan PHBS. 1. Membentuk kader PHBS. 2. Melakukan penyuluhan PHBS. 3. Mengaktifkan FKMD. 4. Refreshing kader Refreshing kader PHBS.
  • 21. d. Kurangnya pengetahuan pelaksana program tentang PHBS. e. Kompetensi pelaksana promkes tidak sesuai. f. Kurangnya penyuluhan tentang PHBS. g. Akses rumah tangga yang jauh. h. Belum ada kader PHBS. i. Belum ada dukungan lintas sektor tentang PHBS. j. Kepedulian masyarakat tentang PHBS masih kurang. k. Belum aktifnya FKMD. PHBS. 7 Belum ada dana desa yang dikeluarkan untuk bidang kesehatan. a. Pengetahuan pentingnya dana desa untuk kesehatan masih rendah. b. Kurangnya sosialisasi dana desa. c. Advokasi dengan kecamatan dan desa yang kurang. d. Kegiatan pemberdayaan masyarakat kesehatan tidak dianggarkan dalam perencanaan desa. e. Analisis masalah kesehatan yang kurang dalam musrenbang. f. Belum aktifnya FKMD di desa. g. Belumada dukungan dana desa dari kecamatan dan desa. 1. Mengaktifikan FKMD. 2. Advokasi. 3. Mengikuti kegiatan Musrenbang tingkat desa dan kecamatan. Advokasi. 8 Belum terdapat dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya a. Pengetahuan industri untuk bekerjasama dalam CSR masih rendah. Advokasi dengan industri agar bekerjasama dalam hal CSR. Advokasi dengan industri agar bekerjasama dalam hal CSR.
  • 22. untuk program kesehatan. b. Tidak terdapat industri besar di wilayah kerja. c. Kurang dukungan lintas sektor. d. Kurang melakukan advokasi. 9 Belum terdapat ormas yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung kesehatan. a. Pengetahuan ormas tentang kesehatan masih rendah b. Belum ada data ormas di Puskesmas c. Kurangnya sosialisasi kesehatan kepada ormas d. Kuragnya dukungan lintas sektor 1. Sosialisasi program kesehatan 2. Advokasi. Sosialisasi program kesehatan
  • 23. 7 Cara Pemecahan Masalah