SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada masa transisi semua remaja mengalami perubahan dari masa kanak-kanak
kemasa dewasa. Kelabilan pada masa transisi ini menjadikan mereka sering membuat sensasi
untuk menarik perhatian umum tentang keberadaan mereka. Sensasi yang mereka buat
terkadang bermuatan positif. Namun, bagi remaja yang lemah akidah dan mempunyai dasar
akhlaq yang kurang memadai sering kali membuat sensasi yang bernada negatif, bahkan
sudah menjerumus kedalam kriminalitas dan sensasi negative inilah yang membuat remaja
terjerumus dalam lingkaran setan yang ujung-ujungnya adalah kemaksiatan belaka.
Pada masa tansisi ini mulai muncul sifat-sifat khas wanita dan laki-laki, yaitu sifat
pasif menerima pada wanita, dan sifat aktif berbuat pada laki-laki. Bersamaan dengan hal itu,
anak mulai berani, rasa bimbang dan takutnya mulai menghilang sedikit demi sedikit. Baik
pada wanita maupun pada laki-laki timbul keberanian berbuat dan ketertarikan pada lawan
jenisnya.
Apabila remaja melakukan sex bebas, tidak dapat di pungkiri seorang wanita yang
akan menjadi korban sex bebas tersebut yang lambat laun akan merusak psikologis, mental
dan suramnya masa depan, akibat kehamilan yang tidak di inginkan (pra-nikah). Kebanyakan
yangmenjadi korban free sex mencari jalan keluar dengan berpikir pendek yaitu melakukan
aborsi.
Oleh karena itu, saya akan membahas suatu permasalahan yang sampai saat ini
masaih banyak dilakukan remaja yaitu tentang “Aborsi Semakin Marak di Kalangan Remaja”
2
dengan harapan setelah membaca karya tulis ilmiah ini remaja lebih mengerti, memahami,
dan tidak melakukan Aborsi.
1.2. Rumusan Masalah
Untuk lebih mempermudah dalam pembahasan dan pemahaman juga agar tidak
menyimpang dari objek pembahasan serta agar mengarah pada titik pembahasan dan sasaran
yang dimaksud, maka penulis membatasi dengan cara mengemukakan dan menyajikan
rumusan masalah sebagai berikut :
1.2.1. Mengapa aborsi menjadi jalan keluar bagi remaja hamil di luar nikah?
1.2.2. Apa dambak dari aborsi?
1.2.3. Bagaimana cara mengatasi aborsi di kalangan remaja.
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis sehingga mengambil masalah ini yaitu:
1.3.1 Memberikan pengertian dan pemahaman tentang aborsi.
1.3.2 Memberikan informasi mengenai dampak dari aborsi.
1.3.3 Memberikan beberapa solusi untuk mencegah terjadinya remaja melakikan aborsi.
1.4. Manfaat Penulisan
Penulisan ini memiliki manfaat sebagai berikut :
1.4.1 Memberikan sebuah bahan pemikiran dalam memecahkan masalah aborsi.
3
1.4.2. Memberikan sebuah gambaran serta solusi untuk mencegah terjadinya aborsi.
1.5. Metode Penelitian
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis memperoleh data – data dengan cara
browsing di internet dan mengambil dari beberapa sumber lainnya.
1.6. Sistematika Penulisan
Bab. I Pendahuluan
1.1.Latar belakang masalah
1.2.Rumusan masalah
1.3.Tujuan penulisan
1.4.Manfaat penulisan
1.5.Metode penelitian
1.6.Sistematika penulisan
Bab. II Landasan Teori
2.1. Pengertian aborsi
2.2. Dampak aborsi
Bab. III Aborsi Semakin Marak di Kalangan Remaja
1.1. Aborsi menjadi jalan keluar bagi remaja hamil di luar nikah
1.1.1.Aborsi menurut hukum pidana Indonesia
1.1.2.Aborsi menurut hukum Islam
1.2. Dampak dari aborsi
4
1.2.1.Dampak kesehatan mental (Psikologis)
1.2.2.Efek secara fisik
1.3. Cara mengatasi aborsi di kalangan remaja
1.3.1.Hindari seks bebas
Bab. IV Penutup
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
Daftar Pustaka
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Aborsi
Menurut kamus ilmiah popular,aborsi atau abortus adalah pengguguran janin. Aborsi
secara kebahasaan berarti keguguran kandungan,pengguguran kandungan atau membuang
janin. Aborsi dalam teknologi kedokteran berarti terhentinya kehamilan sebelum 28 minggu.
Aborsi dalam istilah hokum berarti pengeluaran hasil konsepsi rahim sebelum waktunya
(sebelum dapat lahir secara alamiah).
Aborsi adalah salah satu mata pelajaran yang paling sulit, kontroversial, dan
menyakitkan dalam masyarakat modern. Kontroversi utama berkisar pada pertanyaan-
pertanyaan yang membuat keputusan tentang aborsi, individu atau negara; dalam keadaan apa
mungkin dilakukan, dan yang mampu membuat keputusan. Pertanyaan medis seperti teknik
aborsi kurang kontroversial tapi kadang-kadang bagian dari perdebatan yang lebih besar.
Aborsi bukanlah hal baru dalam masyarakat manusia, sebuah studi oleh antropolog
George Devereux, menunjukkan bahwa lebih dari 300 kontemporer masyarakat nonindustrial
manusia dipraktekkan aborsi. Perempuan telah melakukan aborsi pada diri mereka sendiri
atau aborsi yang berpengalaman di tangan orang lain selama ribuan tahun dan aborsi terus
terjadi hari ini dalam pengembangan wilayah di bawah kondisi medis primitif. Namun,
teknologi modern dan perubahan sosial telah membuat aborsi sebuah bagian dari perawatan
kesehatan modern. Pada saat yang sama, aborsi telah menjadi isu politik di beberapa
masyarakat dan titik nyala untuk perbedaan pendapat tentang peran perempuan dan otonomi
individu dalam keputusan-keputusan hidup.
6
2.2 Dampak Aborsi
Aborsi kebanyakan dilakukan jika seseorang mengalami kehamilan yang tidak
diinginkan, namun sayangnya sebagian besar melakukannya secara ilegal.Adakah ciri-ciri
fisik tertentu perempuan yang pernah melakukan aborsi? Aborsi yang dilakukan mungkin
tidak menyebabkan terjadinya perubahan secara fisik dari luar tubuh perempuan tersebut.Tapi
aborsi ini bisa menyebabkan dampak terhadap organ fisik di dalam tubuh.Perubahan fisik
yang terjadi lebih banyak di dalam tubuh. "Jika dilakukan dengan dokter maka kondisinya
bisa terkontrol dan efek sampingnya bisa menjadi minimal," ujar Dr Med Damar
Prasmusinto, SpOG dari Departemen obstetri dan ginekologi FKUI/RSCM saat dihubungi
detikHealt.
Dr Damar menuturkan namun jika aborsi yang dilakukan secara sembarangan
misalnya dengan menggunakan jamu, obat atau memasukkan alat melalui vagina maka bisa
berakibat fatal dan merusak organ di dalamnya. "Pernah ada abortus ilegal yang
menggunakan batang singkong yang dimasukkan melalui vagina, itu bisa menyebabkan
robek di mana-mana bahkan hingga ususnya keluar," ujar Dr Damar.
Sedangkan jika seseorang melakukan kuret berkali-kali dalam hal ini hingga lebih
dari 3 kali maka bisa membuat rahim menjadi tidak sehat seperti jadi kering, serta mengubah
jaringan sehat menjadi jaringan ikat. Sementara itu dr R Muharam, SpOG mengungkapkan
jika aborsi dilakukan dengan tidak baik maka bisa menimbulkan kerusakan pada organ fisik
dalam seperti menembus ke usus, rahim yang robek atau bolong.
Sementara itu jika aborsi yang dilakukan tidak bersih dalam arti masih ada sisa janin
atau plasenta yang tersisa di dalam rahim akan menyebabkan terjadinya pendarahan yang
terus menerus. Kondisi lain yang mungkin timbul jika aborsi yang dilakukan tidak bersih
adalah dapat memicu munculnya tumor.
7
BAB III
Aborsi Semakin Marak di Kalangan Remaja
3.1. Aborsi Menjadi Jalan Keluar Bagi Remaja Hamil di Luar Nikah
3.1.1 Aborsi menurut hokum pidana Indonesia
Aborsi merupakan salah satu topik yang selalu hangat & menjadi perbincangan di
berbagai kalangan masyarakat, di banyak tempat & di berbagai negara, baik itu di dalam
forum resmi maupun forum-forum non-formal lainnya. Sebenarnya, masalah ini sudah
banyak terjadi sejak zaman dahulu, di mana dalam penanganan aborsi, cara-cara yang
digunakan meliputi cara-cara yang sesuai dengan protokol medis maupun cara-cara
tradisional, yang dilakukan oleh dokter, bidan maupun dukun beranak, baik di kota-kota
besar maupun di daerah terpencil. Pertentangan moral & agama merupakan masalah terbesar
yang sampai sekarang masih mempersulit adanya kesepakatan tentang kebijakan
penanggulangan masalah aborsi.Oleh karena itu, aborsi yang ilegal & tidak sesuai dengan
cara-cara medis masih tetap berjalan & tetap merupakan masalah besar yang masih
mengancam perempuan dalam masa reproduksi.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, baik teknologi maupun hukum sampai saat
ini, para dokter kini harus berhadapan dengan adanya hak otonomi pasien. Dalam hak
otonomi ini, pasien berhak menentukan sendiri tindakan apa yang hendak dilakukan dokter
terhadap dirinya, maupun berhak menolaknya. Sedangkan jika tidak puas, maka pasien akan
berupaya untuk menuntut ganti rugi atas dasar kelalaian yang dilakukan dokter tersebut.
Timbulnya berbagai pembicaraan & undang-undang soal hak otonomi perempuan membuat
hak atas diri sendiri ini memasuki area wacana soal aborsi, atau penentuan dari pihak
perempuan yang merasa berhak juga untuk menentukan nasibnya sendiri terhadap adanya
8
kehamilan yang tidak diinginkannya. Namun, bila dilihat dari sisi para pelaku pelayanan
kesehatan ini, seorang dokter pada waktu lulus, sudah bersumpah untuk akan tetap selalu
menghormati setiap kehidupan insani mulai dari saat pembuahan sampai saat meninggal.
Karenanya, tindakan aborsi ini sangat bertentangan dengan sumpah dokter sebagai pihak
yang selalu menjadi pelaku utama (selain para tenaga kesehatan baik formal maupun non-
formal lainnya) dalam hal tindakan aborsi ini.Pengguguran atau aborsi dianggap suatu
pelanggaran pidana.
Di Indonesia adapun ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan soal aborsi &
penyebabnya dapat dilihat pada: KUHP Bab XIX Pasal 229,346 s/d 349: Pasal 229: Barang
siapa dengan sengaja mengobati seorang perempuan atau menyuruhnya supaya diobati,
dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya
dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling
banyak tiga ribu rupiah.
Pasal 346: Seorang perempuan yang dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling
lama empat tahun.
Pasal 347: (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang perempuan tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling
lama duabelas tahun. (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan tersebut,
diancam dengan pidana penjara paling lama limabelas tahun.
Pasal 348: (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang perempuan dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun enam bulan. (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya
perempuan tersebut, diancam dengan pidana penjara tujuh tahun.
9
Pasal 349: Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
berdasarkan pasal 346, ataupun membantu melakukan salah satu kejahatan dalam pasal 347
& 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga &
dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan.
Dari rumusan pasal-pasal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa: Seorang
perempuan hamil yang dengan sengaja melakukan aborsi atau ia menyuruh orang lain,
diancam hukuman empat tahun penjara. Seseorang yang dengan sengaja melakukan aborsi
terhadap ibu hamil dengan tanpa persetujuan ibu hamil tersebut, diancam hukuman penjara
12 tahun, & jika ibu hamil tersebut mati, diancam penjara 15 tahun penjara. Jika dengan
persetujuan ibu hamil, maka diancam hukuman 5,5 tahun penjara & bila ibu hamil tersebut
mati diancam hukuman 7 tahun penjara. Jika yang melakukan & atau membantu melakukan
aborsi tersebut seorang dokter, bidan atau juru obat ancaman hukumannya ditambah
sepertiganya & hak untuk berpraktik dapat dicabut. Setiap janin yang dikandung sampai
akhirnya nanti dilahirkan berhak untuk hidup serta mempertahankan hidupnya.
UU HAM, pasal 53 ayat 1(1): Setiap anak sejak dalam kandungan berhak untuk
hidup, mempertahankan hidup & meningkatkan taraf kehidupannya.
UU Kesehatan:
Pasal 75 : (1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi. (2) Larangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan: indikasi kedaruratan medis yang
dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang
menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki
sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau kehamilan akibat
perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan.
10
Pasal 76 : Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:
sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir,
kecuali dalam hal kedaruratan medis. Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan
kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri. Dengan persetujuan ibu
hamil yang bersangkutan. Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan dan penyedia
layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 77 : Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman,
dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pada penjelasan UU Kesehatan pasal 77 dinyatakan sebagai berikut: Yang dimaksud
dengan praktik aborsi yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab adalah
aborsi yang dilakukan dengan paksaan dan tanpa persetujuan perempuan yang bersangkutan,
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang tidak profesional, tanpa mengikuti standar
profesi dan pelayanan yangberlaku, diskriminatif, atau lebih mengutamakan imbalan materi
dari pada indikasi medis. Namun sayangnya didalam UU Kesehatan ini belum disinggung
soal masalah kehamilan akibat hubungan seks komersial yang menimpa pekerja seks
komersial. Dalam peraturan pemerintah sebagai pelaksanaan dari pasal ini dijabarkan antara
lain mengenai keadaan darurat dalam menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian & kewenangan bentuk persetujuan, sarana kesehatan
yang ditunjuk.
3.1.2. Aborsi Menurut Hukum Islam
Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan di luar pernikahaan, terutama para
pelajar dan mahasiswa hari ini sudah sampai batas yang sangat mengkawatirkan.Ini akibat
11
hilangnya nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat, ditambah dengan gencarnya mass
media yang menawarkan kehidupan glamor, bebas dan serba hedonis yang menyebabkan
generasi muda terseret dalam jurang kehancuran.
Pacaran sudah menjadi aktivitas yang lumrah, bahkan sebagian orang tua mlinder dan
merasa malu jika anaknya tidak mempunyai pacar, karena menurut pandangan mereka orang
yang tidak pacaran, adalah orang yang tidak bisa bergaul dan masa depannya suram,serta
susah mencari jodoh. Tidak sedikit dari mereka yang akhirnya melakukan hubungan seks di
luar pernikahan dan hamil, kemudian berakhir dengan pengguran kandungan dengan
paksa.Aborsi menurut pengertian medis adalah mengeluarkan hasil konsepsi atau
pembuahan, sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibunya.
Sedang menurut bahasa Arab disebut dengan al-Ijhadh yang berasal dari kata “
ajhadha - yajhidhu “ yang berarti wanita yang melahirkan anaknya secara paksa dalam
keadaan belum sempurna penciptaannya. Atau juga bisa berarti bayi yang lahir karena
dipaksa atau bayi yang lahir dengan sendirinya. Aborsi di dalam istilah fikih juga sering
disebut dengan “ isqhoth “ ( menggugurkan ) atau “ ilqaa’ ( melempar ) atau “ tharhu “ (
membuang ) ( al Misbah al Munir , hlm : 72 )
Di dalam teks-teks al Qur’an dan Hadist tidak didapati secara khusus hukum aborsi,
tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang tanpa hak, sebagaimana firman
Allah swt :
“ Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya
adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan
melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar( Qs An Nisa’ : 93 )
12
Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud bahwasanya Rosulullah saw
bersabda :
“ Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya
selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari kedua, terbentuklah segumlah
darah beku. Ketika genap empat puluh hari ketiga , berubahlah menjadi segumpal daging.
Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh, serta memerintahkan untuk
menulis empat perkara, yaitu penentuan rizki, waktu kematian, amal, serta nasibnya, baik
yang celaka, maupun yang bahagia.“ ( Bukhari dan Muslim )
Maka, untuk mempermudah pemahaman, pembahasan ini bisa dibagi menjadi dua bagian
sebagai berikut : Menggugurkan Janin Sebelum Peniupan Roh.nDalam hal ini, para ulama
berselisih tentang hukumnya dan terbagi menjadi tiga pendapat :
Pendapat Pertama : Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya
boleh.Bahkan sebagian dari ulama membolehkan menggugurkan janin tersebut dengan obat.
( Hasyiat Al Qalyubi : 3/159 ) Pendapat ini dianut oleh para ulama dari madzhab Hanafi,
Syafi’I, dan Hambali. Tetapi kebolehan ini disyaratkan adanya ijin dari kedua orang tuanya,(
Syareh Fathul Qadir : 2/495 ). Mereka berdalil dengan hadist Ibnu Mas’ud di atas yang
menunjukkan bahwa sebelum empat bulan, roh belum ditiup ke janin dan penciptaan belum
sempurna, serta dianggap benda mati, sehingga boleh digugurkan.
Pendapat kedua : Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya makruh.Dan
jika sampai pada waktu peniupan ruh, maka hukumnya menjadi haram. Dalilnya bahwa
waktu peniupan ruh tidak diketahui secara pasti, maka tidak boleh menggugurkan janin jika
13
telah mendekati waktu peniupan ruh , demi untuk kehati-hatian . Pendapat ini dianut oleh
ulama madzhab Hanafi dan Imam Romli salah seorang ulama dari madzhab Syafi’I .(
Hasyiyah Ibnu Abidin : 6/591, Nihayatul Muhtaj : 7/416 ).
Pendapat ketiga : Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya haram.
Dalilnya bahwa air mani sudah tertanam dalam rahim dan telah bercampur dengan ovum
wanita sehingga siap menerima kehidupan, maka merusak wujud ini adalah tindakan
kejahatan . Pendapat ini dianut oleh Ahmad Dardir , Imam Ghozali dan Ibnu Jauzi (
Syareh Kabir : 2/ 267, Ihya Ulumuddin : 2/53, Inshof : 1/386)
Adapun status janin yang gugur sebelum ditiup rohnya (empat bulan) , telah dianggap
benda mati, maka tidak perlu dimandikan, dikafani ataupun disholati. Sehingga bisa
dikatakan bahwa menggugurkan kandungan dalam fase ini tidak dikatagorikan pembunuhan,
tapi hanya dianggap merusak sesuatu yang bermanfaat.
Ketiga pendapat ulama di atas tentunya dalam batas-batas tertentu, yaitu jika di
dalamnya ada kemaslahatan, atau dalam istilah medis adalah salah satu bentuk Abortus
Profocatus Therapeuticum, yaitu jika bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta
pengobatan. Dan bukan dalam katagori Abortus Profocatus Criminalis, yaitu yang dilakukan
karena alasan yang bukan medis dan melanggar hukum yang berlaku, sebagaimana yang
telah dijelaskan di atas.
Secara umum, para ulama telah sepakat bahwa menggugurkan janin setelah peniupan
roh hukumnya haram.Peniupan roh terjadi ketika janin sudah berumur empat bulan dalam
perut ibu, Ketentuan ini berdasarkan hadist Ibnu Mas’ud di atas. Janin yang sudah ditiupkan
roh dalam dirinya, secara otomatis pada saat itu, dia telah menjadi seorang manusia,
sehingga haram untuk dibunuh. Hukum ini berlaku jika pengguguran tersebut dilakukan
14
tanpa ada sebab yang darurat. Namun jika disana ada sebab-sebab darurat, seperti jika sang
janin nantinya akan membahayakan ibunya jika lahir nanti.
Dari keterangan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa para ulama sepakat bahwa
Abortus Profocatus Criminalis, yaitu aborsi kriminal yang menggugurkan kandungan setelah
ditiupkan roh ke dalam janin tanpa suatu alasan syar’I hukumnya adalah haram dan termasuk
katagori membunuh jiwa yang diharamkan Allah swt.
Adapun aborsi yang masih diperselisihkan oleh para ulama adalah Abortus Profocatus
Therapeuticum, yaitu aborsi yang bertujuan untuk penyelamatan jiwa, khususnya janin yang
belum ditiupkan roh di dalamnya.
3.2. Dampak dari aborsi
3.2.1. Kesehatan Mental (Psikologis)
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan
maupun keselamatan wanita secara fisik,tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
terhadap mental seorang wanita. Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan
mengalami hal-hal seperti berikut ini: Kehilangan harga diri (82%). Berteriak-teriak histeris
(51%). Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (64%). Ingin melakukan bunuh diri (28%).
Mulai mencoba menggunakan obat-obatan terlarang (41%). Tidak lagi menikmati lagi
hubungan seksual (59%).
3.2.2. Efek secara fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah aborsi ada beberapa resiko yang akan di
hadapi seorang wanita. Seperti yang di jelaskan dalam buku “facth of life” yang di tulis oleh
Bria Clowes,yaitu: Kematian mendadak karena pendarahan hebat, kematian mendadak
karena pembiusan yang gagal. Kematian secara lambat akibat infrksi serius di sekitar
15
kandungan. Rahim yang sobek. Kerusakan leher rahim. Kanker payudara. Kanker indung
telur. Kamker leher rahim. Kelainan pada placenta atau ari-ari yang akan menyebabkan cacat
pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya. Menjadi
mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi. Infeksi rongga panggul. Infeksi pada lapisan
rahim.
3.3. Cara mengatasi aborsi di kalangan remaja
3.3.1. Hindari sex babas.
Menghindari sex bebas tidak semudah yang kita bayangkan. Meskipun terlihat tidak
mudah, tapi sebagai pemilik kehormatan diri tentu akan berjuang keras untuk
menghindarinya. Terutama untuk seorang wanita.
3.3.1.1 Pondasi keimanan yang kuat dan sehat.
3.3.1.2 Memilih teman pergaulan.
3.3.1.3 Menjaga hubungan baik dengan kedua orang tua.
3.3.1.4 Hindari menonton film berbau sex.
3.3.1.5 Hindari pembicaraan yang mengarah kepada bumbu-bumbu seksual.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah di jelaskan,dapat Di simpulkan bahwa aborsi di akibatkan
oleh kenakalan remaja yang sudah termasuk kriminal di karena kan bersifat
membunuh.hukum aborsi sudah jelas dipaparkan baik dalam hukum pidana Indonesia yang
salah satunya terdapat pada pasal 229 ayat 1 yang menjelaskan bahwa perbuatan aborsi yang
di sengaja atas perbuatan diri sendiri atau minta bantuan orang lain dianggap sebagai
tindakan pidana yang di ancam dengan hukuman 4 tahun penjara.
4.2 Saran
Kehamilan yang tidak di inginkan membuat para wanita menjadi kebingungan.
Terkadang tak ada lagi pilihan selain mendapat malu. Saran penulis tentang solusi
penyimpangan aborsi yaitu menyangkut upaya memberikan informasi kesehatan reproduksi
yang cukup dan mendalam.
Untuk langkah awal, perlunya upaya menungkatkan akses remaja terhadap informasi
yang benar dengan merangkul berbagai kalangan termasuk media massa. Para orang tua pun
perlu belajar psikologi remaja bahwa mereka bukan lagi anak kecil yang penurut seperti yang
dibayangkan, mereka sedang mengalami perubahan prilaku.

More Related Content

What's hot

Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaKesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaIsmail Hamim
 
Bab ii kehamilan risiko tinggi
Bab ii kehamilan risiko tinggiBab ii kehamilan risiko tinggi
Bab ii kehamilan risiko tinggiRahma Agustin
 
PROMOSI KESEHATAN
PROMOSI KESEHATANPROMOSI KESEHATAN
PROMOSI KESEHATANIndra II
 
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata Operator Warnet Vast Raha
 
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap AborsiMasail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap AborsiHaristian Sahroni Putra
 
Pandangan Agama terhadap Aborsi
Pandangan Agama terhadap AborsiPandangan Agama terhadap Aborsi
Pandangan Agama terhadap AborsiSamuel Sitorus
 
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaKonsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaLinda Meliati
 
Siklus kesehatan wanita
Siklus kesehatan wanitaSiklus kesehatan wanita
Siklus kesehatan wanitahoshirami
 
Materi penyuluhan kespro.pptx 2
Materi penyuluhan kespro.pptx 2Materi penyuluhan kespro.pptx 2
Materi penyuluhan kespro.pptx 2Muhammad ramadhan
 
Pembekalan kesehatan reproduksi
Pembekalan kesehatan reproduksiPembekalan kesehatan reproduksi
Pembekalan kesehatan reproduksiAgnes Claudia
 

What's hot (19)

Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
 
Makalah iskes
Makalah iskesMakalah iskes
Makalah iskes
 
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaKesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi Remaja
 
Utk blog
Utk blogUtk blog
Utk blog
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Bab ii kehamilan risiko tinggi
Bab ii kehamilan risiko tinggiBab ii kehamilan risiko tinggi
Bab ii kehamilan risiko tinggi
 
PROMOSI KESEHATAN
PROMOSI KESEHATANPROMOSI KESEHATAN
PROMOSI KESEHATAN
 
Makalah aborsi menurut pandangan islam
Makalah aborsi menurut pandangan islamMakalah aborsi menurut pandangan islam
Makalah aborsi menurut pandangan islam
 
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata
 
Dampak aborsi dan kesehatan
Dampak aborsi dan kesehatanDampak aborsi dan kesehatan
Dampak aborsi dan kesehatan
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap AborsiMasail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
 
Pandangan Agama terhadap Aborsi
Pandangan Agama terhadap AborsiPandangan Agama terhadap Aborsi
Pandangan Agama terhadap Aborsi
 
Kesehatan reproduksi remaja (revisi)
Kesehatan reproduksi remaja (revisi)Kesehatan reproduksi remaja (revisi)
Kesehatan reproduksi remaja (revisi)
 
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaKonsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
 
Makalah abortus
Makalah  abortusMakalah  abortus
Makalah abortus
 
Siklus kesehatan wanita
Siklus kesehatan wanitaSiklus kesehatan wanita
Siklus kesehatan wanita
 
Materi penyuluhan kespro.pptx 2
Materi penyuluhan kespro.pptx 2Materi penyuluhan kespro.pptx 2
Materi penyuluhan kespro.pptx 2
 
Pembekalan kesehatan reproduksi
Pembekalan kesehatan reproduksiPembekalan kesehatan reproduksi
Pembekalan kesehatan reproduksi
 

Similar to Kti tiwi

ABORSI-pertemuan-4.docx
ABORSI-pertemuan-4.docxABORSI-pertemuan-4.docx
ABORSI-pertemuan-4.docxNurmaYanti40
 
Karya Tulis Ilmiah
Karya Tulis IlmiahKarya Tulis Ilmiah
Karya Tulis IlmiahFelicia Dewi
 
Abortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhAbortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhfhradillah
 
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.pptIndriWahyuniSPsiBimb
 
Islam dan kesehatan
Islam dan kesehatanIslam dan kesehatan
Islam dan kesehatanAnis Solihah
 
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docxMakalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docxzainulandri1
 
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulMakalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulMakalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulMakalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulMakalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulMakalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulMakalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulMakalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to Kti tiwi (20)

ABORSI-pertemuan-4.docx
ABORSI-pertemuan-4.docxABORSI-pertemuan-4.docx
ABORSI-pertemuan-4.docx
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Kespro remaja
Kespro remaja  Kespro remaja
Kespro remaja
 
Karya Tulis Ilmiah
Karya Tulis IlmiahKarya Tulis Ilmiah
Karya Tulis Ilmiah
 
Abortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhAbortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhh
 
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
 
Isu etik (aborsi)
Isu etik (aborsi)Isu etik (aborsi)
Isu etik (aborsi)
 
Islam dan kesehatan
Islam dan kesehatanIslam dan kesehatan
Islam dan kesehatan
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docxMakalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
 
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulMakalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
 
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulMakalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
 
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulMakalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
 
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulMakalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
 
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulMakalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
 
Masa Antara
Masa Antara Masa Antara
Masa Antara
 
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulMakalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
 
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandulMakalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
Makalah pandangan islam terhadap menopouse dan wanita mandul
 

Kti tiwi

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa transisi semua remaja mengalami perubahan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa. Kelabilan pada masa transisi ini menjadikan mereka sering membuat sensasi untuk menarik perhatian umum tentang keberadaan mereka. Sensasi yang mereka buat terkadang bermuatan positif. Namun, bagi remaja yang lemah akidah dan mempunyai dasar akhlaq yang kurang memadai sering kali membuat sensasi yang bernada negatif, bahkan sudah menjerumus kedalam kriminalitas dan sensasi negative inilah yang membuat remaja terjerumus dalam lingkaran setan yang ujung-ujungnya adalah kemaksiatan belaka. Pada masa tansisi ini mulai muncul sifat-sifat khas wanita dan laki-laki, yaitu sifat pasif menerima pada wanita, dan sifat aktif berbuat pada laki-laki. Bersamaan dengan hal itu, anak mulai berani, rasa bimbang dan takutnya mulai menghilang sedikit demi sedikit. Baik pada wanita maupun pada laki-laki timbul keberanian berbuat dan ketertarikan pada lawan jenisnya. Apabila remaja melakukan sex bebas, tidak dapat di pungkiri seorang wanita yang akan menjadi korban sex bebas tersebut yang lambat laun akan merusak psikologis, mental dan suramnya masa depan, akibat kehamilan yang tidak di inginkan (pra-nikah). Kebanyakan yangmenjadi korban free sex mencari jalan keluar dengan berpikir pendek yaitu melakukan aborsi. Oleh karena itu, saya akan membahas suatu permasalahan yang sampai saat ini masaih banyak dilakukan remaja yaitu tentang “Aborsi Semakin Marak di Kalangan Remaja”
  • 2. 2 dengan harapan setelah membaca karya tulis ilmiah ini remaja lebih mengerti, memahami, dan tidak melakukan Aborsi. 1.2. Rumusan Masalah Untuk lebih mempermudah dalam pembahasan dan pemahaman juga agar tidak menyimpang dari objek pembahasan serta agar mengarah pada titik pembahasan dan sasaran yang dimaksud, maka penulis membatasi dengan cara mengemukakan dan menyajikan rumusan masalah sebagai berikut : 1.2.1. Mengapa aborsi menjadi jalan keluar bagi remaja hamil di luar nikah? 1.2.2. Apa dambak dari aborsi? 1.2.3. Bagaimana cara mengatasi aborsi di kalangan remaja. 1.3. Tujuan Penulisan Tujuan penulis sehingga mengambil masalah ini yaitu: 1.3.1 Memberikan pengertian dan pemahaman tentang aborsi. 1.3.2 Memberikan informasi mengenai dampak dari aborsi. 1.3.3 Memberikan beberapa solusi untuk mencegah terjadinya remaja melakikan aborsi. 1.4. Manfaat Penulisan Penulisan ini memiliki manfaat sebagai berikut : 1.4.1 Memberikan sebuah bahan pemikiran dalam memecahkan masalah aborsi.
  • 3. 3 1.4.2. Memberikan sebuah gambaran serta solusi untuk mencegah terjadinya aborsi. 1.5. Metode Penelitian Dalam penulisan karya tulis ini, penulis memperoleh data – data dengan cara browsing di internet dan mengambil dari beberapa sumber lainnya. 1.6. Sistematika Penulisan Bab. I Pendahuluan 1.1.Latar belakang masalah 1.2.Rumusan masalah 1.3.Tujuan penulisan 1.4.Manfaat penulisan 1.5.Metode penelitian 1.6.Sistematika penulisan Bab. II Landasan Teori 2.1. Pengertian aborsi 2.2. Dampak aborsi Bab. III Aborsi Semakin Marak di Kalangan Remaja 1.1. Aborsi menjadi jalan keluar bagi remaja hamil di luar nikah 1.1.1.Aborsi menurut hukum pidana Indonesia 1.1.2.Aborsi menurut hukum Islam 1.2. Dampak dari aborsi
  • 4. 4 1.2.1.Dampak kesehatan mental (Psikologis) 1.2.2.Efek secara fisik 1.3. Cara mengatasi aborsi di kalangan remaja 1.3.1.Hindari seks bebas Bab. IV Penutup 4.1. Kesimpulan 4.2. Saran Daftar Pustaka
  • 5. 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aborsi Menurut kamus ilmiah popular,aborsi atau abortus adalah pengguguran janin. Aborsi secara kebahasaan berarti keguguran kandungan,pengguguran kandungan atau membuang janin. Aborsi dalam teknologi kedokteran berarti terhentinya kehamilan sebelum 28 minggu. Aborsi dalam istilah hokum berarti pengeluaran hasil konsepsi rahim sebelum waktunya (sebelum dapat lahir secara alamiah). Aborsi adalah salah satu mata pelajaran yang paling sulit, kontroversial, dan menyakitkan dalam masyarakat modern. Kontroversi utama berkisar pada pertanyaan- pertanyaan yang membuat keputusan tentang aborsi, individu atau negara; dalam keadaan apa mungkin dilakukan, dan yang mampu membuat keputusan. Pertanyaan medis seperti teknik aborsi kurang kontroversial tapi kadang-kadang bagian dari perdebatan yang lebih besar. Aborsi bukanlah hal baru dalam masyarakat manusia, sebuah studi oleh antropolog George Devereux, menunjukkan bahwa lebih dari 300 kontemporer masyarakat nonindustrial manusia dipraktekkan aborsi. Perempuan telah melakukan aborsi pada diri mereka sendiri atau aborsi yang berpengalaman di tangan orang lain selama ribuan tahun dan aborsi terus terjadi hari ini dalam pengembangan wilayah di bawah kondisi medis primitif. Namun, teknologi modern dan perubahan sosial telah membuat aborsi sebuah bagian dari perawatan kesehatan modern. Pada saat yang sama, aborsi telah menjadi isu politik di beberapa masyarakat dan titik nyala untuk perbedaan pendapat tentang peran perempuan dan otonomi individu dalam keputusan-keputusan hidup.
  • 6. 6 2.2 Dampak Aborsi Aborsi kebanyakan dilakukan jika seseorang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan, namun sayangnya sebagian besar melakukannya secara ilegal.Adakah ciri-ciri fisik tertentu perempuan yang pernah melakukan aborsi? Aborsi yang dilakukan mungkin tidak menyebabkan terjadinya perubahan secara fisik dari luar tubuh perempuan tersebut.Tapi aborsi ini bisa menyebabkan dampak terhadap organ fisik di dalam tubuh.Perubahan fisik yang terjadi lebih banyak di dalam tubuh. "Jika dilakukan dengan dokter maka kondisinya bisa terkontrol dan efek sampingnya bisa menjadi minimal," ujar Dr Med Damar Prasmusinto, SpOG dari Departemen obstetri dan ginekologi FKUI/RSCM saat dihubungi detikHealt. Dr Damar menuturkan namun jika aborsi yang dilakukan secara sembarangan misalnya dengan menggunakan jamu, obat atau memasukkan alat melalui vagina maka bisa berakibat fatal dan merusak organ di dalamnya. "Pernah ada abortus ilegal yang menggunakan batang singkong yang dimasukkan melalui vagina, itu bisa menyebabkan robek di mana-mana bahkan hingga ususnya keluar," ujar Dr Damar. Sedangkan jika seseorang melakukan kuret berkali-kali dalam hal ini hingga lebih dari 3 kali maka bisa membuat rahim menjadi tidak sehat seperti jadi kering, serta mengubah jaringan sehat menjadi jaringan ikat. Sementara itu dr R Muharam, SpOG mengungkapkan jika aborsi dilakukan dengan tidak baik maka bisa menimbulkan kerusakan pada organ fisik dalam seperti menembus ke usus, rahim yang robek atau bolong. Sementara itu jika aborsi yang dilakukan tidak bersih dalam arti masih ada sisa janin atau plasenta yang tersisa di dalam rahim akan menyebabkan terjadinya pendarahan yang terus menerus. Kondisi lain yang mungkin timbul jika aborsi yang dilakukan tidak bersih adalah dapat memicu munculnya tumor.
  • 7. 7 BAB III Aborsi Semakin Marak di Kalangan Remaja 3.1. Aborsi Menjadi Jalan Keluar Bagi Remaja Hamil di Luar Nikah 3.1.1 Aborsi menurut hokum pidana Indonesia Aborsi merupakan salah satu topik yang selalu hangat & menjadi perbincangan di berbagai kalangan masyarakat, di banyak tempat & di berbagai negara, baik itu di dalam forum resmi maupun forum-forum non-formal lainnya. Sebenarnya, masalah ini sudah banyak terjadi sejak zaman dahulu, di mana dalam penanganan aborsi, cara-cara yang digunakan meliputi cara-cara yang sesuai dengan protokol medis maupun cara-cara tradisional, yang dilakukan oleh dokter, bidan maupun dukun beranak, baik di kota-kota besar maupun di daerah terpencil. Pertentangan moral & agama merupakan masalah terbesar yang sampai sekarang masih mempersulit adanya kesepakatan tentang kebijakan penanggulangan masalah aborsi.Oleh karena itu, aborsi yang ilegal & tidak sesuai dengan cara-cara medis masih tetap berjalan & tetap merupakan masalah besar yang masih mengancam perempuan dalam masa reproduksi. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, baik teknologi maupun hukum sampai saat ini, para dokter kini harus berhadapan dengan adanya hak otonomi pasien. Dalam hak otonomi ini, pasien berhak menentukan sendiri tindakan apa yang hendak dilakukan dokter terhadap dirinya, maupun berhak menolaknya. Sedangkan jika tidak puas, maka pasien akan berupaya untuk menuntut ganti rugi atas dasar kelalaian yang dilakukan dokter tersebut. Timbulnya berbagai pembicaraan & undang-undang soal hak otonomi perempuan membuat hak atas diri sendiri ini memasuki area wacana soal aborsi, atau penentuan dari pihak perempuan yang merasa berhak juga untuk menentukan nasibnya sendiri terhadap adanya
  • 8. 8 kehamilan yang tidak diinginkannya. Namun, bila dilihat dari sisi para pelaku pelayanan kesehatan ini, seorang dokter pada waktu lulus, sudah bersumpah untuk akan tetap selalu menghormati setiap kehidupan insani mulai dari saat pembuahan sampai saat meninggal. Karenanya, tindakan aborsi ini sangat bertentangan dengan sumpah dokter sebagai pihak yang selalu menjadi pelaku utama (selain para tenaga kesehatan baik formal maupun non- formal lainnya) dalam hal tindakan aborsi ini.Pengguguran atau aborsi dianggap suatu pelanggaran pidana. Di Indonesia adapun ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan soal aborsi & penyebabnya dapat dilihat pada: KUHP Bab XIX Pasal 229,346 s/d 349: Pasal 229: Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang perempuan atau menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah. Pasal 346: Seorang perempuan yang dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun. Pasal 347: (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang perempuan tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama duabelas tahun. (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama limabelas tahun. Pasal 348: (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang perempuan dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan. (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan tersebut, diancam dengan pidana penjara tujuh tahun.
  • 9. 9 Pasal 349: Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun membantu melakukan salah satu kejahatan dalam pasal 347 & 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga & dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan. Dari rumusan pasal-pasal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa: Seorang perempuan hamil yang dengan sengaja melakukan aborsi atau ia menyuruh orang lain, diancam hukuman empat tahun penjara. Seseorang yang dengan sengaja melakukan aborsi terhadap ibu hamil dengan tanpa persetujuan ibu hamil tersebut, diancam hukuman penjara 12 tahun, & jika ibu hamil tersebut mati, diancam penjara 15 tahun penjara. Jika dengan persetujuan ibu hamil, maka diancam hukuman 5,5 tahun penjara & bila ibu hamil tersebut mati diancam hukuman 7 tahun penjara. Jika yang melakukan & atau membantu melakukan aborsi tersebut seorang dokter, bidan atau juru obat ancaman hukumannya ditambah sepertiganya & hak untuk berpraktik dapat dicabut. Setiap janin yang dikandung sampai akhirnya nanti dilahirkan berhak untuk hidup serta mempertahankan hidupnya. UU HAM, pasal 53 ayat 1(1): Setiap anak sejak dalam kandungan berhak untuk hidup, mempertahankan hidup & meningkatkan taraf kehidupannya. UU Kesehatan: Pasal 75 : (1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi. (2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan: indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan.
  • 10. 10 Pasal 76 : Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan: sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis. Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan. Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan dan penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri. Pasal 77 : Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pada penjelasan UU Kesehatan pasal 77 dinyatakan sebagai berikut: Yang dimaksud dengan praktik aborsi yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab adalah aborsi yang dilakukan dengan paksaan dan tanpa persetujuan perempuan yang bersangkutan, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang tidak profesional, tanpa mengikuti standar profesi dan pelayanan yangberlaku, diskriminatif, atau lebih mengutamakan imbalan materi dari pada indikasi medis. Namun sayangnya didalam UU Kesehatan ini belum disinggung soal masalah kehamilan akibat hubungan seks komersial yang menimpa pekerja seks komersial. Dalam peraturan pemerintah sebagai pelaksanaan dari pasal ini dijabarkan antara lain mengenai keadaan darurat dalam menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian & kewenangan bentuk persetujuan, sarana kesehatan yang ditunjuk. 3.1.2. Aborsi Menurut Hukum Islam Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan di luar pernikahaan, terutama para pelajar dan mahasiswa hari ini sudah sampai batas yang sangat mengkawatirkan.Ini akibat
  • 11. 11 hilangnya nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat, ditambah dengan gencarnya mass media yang menawarkan kehidupan glamor, bebas dan serba hedonis yang menyebabkan generasi muda terseret dalam jurang kehancuran. Pacaran sudah menjadi aktivitas yang lumrah, bahkan sebagian orang tua mlinder dan merasa malu jika anaknya tidak mempunyai pacar, karena menurut pandangan mereka orang yang tidak pacaran, adalah orang yang tidak bisa bergaul dan masa depannya suram,serta susah mencari jodoh. Tidak sedikit dari mereka yang akhirnya melakukan hubungan seks di luar pernikahan dan hamil, kemudian berakhir dengan pengguran kandungan dengan paksa.Aborsi menurut pengertian medis adalah mengeluarkan hasil konsepsi atau pembuahan, sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibunya. Sedang menurut bahasa Arab disebut dengan al-Ijhadh yang berasal dari kata “ ajhadha - yajhidhu “ yang berarti wanita yang melahirkan anaknya secara paksa dalam keadaan belum sempurna penciptaannya. Atau juga bisa berarti bayi yang lahir karena dipaksa atau bayi yang lahir dengan sendirinya. Aborsi di dalam istilah fikih juga sering disebut dengan “ isqhoth “ ( menggugurkan ) atau “ ilqaa’ ( melempar ) atau “ tharhu “ ( membuang ) ( al Misbah al Munir , hlm : 72 ) Di dalam teks-teks al Qur’an dan Hadist tidak didapati secara khusus hukum aborsi, tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt : “ Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar( Qs An Nisa’ : 93 )
  • 12. 12 Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud bahwasanya Rosulullah saw bersabda : “ Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari kedua, terbentuklah segumlah darah beku. Ketika genap empat puluh hari ketiga , berubahlah menjadi segumpal daging. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh, serta memerintahkan untuk menulis empat perkara, yaitu penentuan rizki, waktu kematian, amal, serta nasibnya, baik yang celaka, maupun yang bahagia.“ ( Bukhari dan Muslim ) Maka, untuk mempermudah pemahaman, pembahasan ini bisa dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut : Menggugurkan Janin Sebelum Peniupan Roh.nDalam hal ini, para ulama berselisih tentang hukumnya dan terbagi menjadi tiga pendapat : Pendapat Pertama : Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya boleh.Bahkan sebagian dari ulama membolehkan menggugurkan janin tersebut dengan obat. ( Hasyiat Al Qalyubi : 3/159 ) Pendapat ini dianut oleh para ulama dari madzhab Hanafi, Syafi’I, dan Hambali. Tetapi kebolehan ini disyaratkan adanya ijin dari kedua orang tuanya,( Syareh Fathul Qadir : 2/495 ). Mereka berdalil dengan hadist Ibnu Mas’ud di atas yang menunjukkan bahwa sebelum empat bulan, roh belum ditiup ke janin dan penciptaan belum sempurna, serta dianggap benda mati, sehingga boleh digugurkan. Pendapat kedua : Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya makruh.Dan jika sampai pada waktu peniupan ruh, maka hukumnya menjadi haram. Dalilnya bahwa waktu peniupan ruh tidak diketahui secara pasti, maka tidak boleh menggugurkan janin jika
  • 13. 13 telah mendekati waktu peniupan ruh , demi untuk kehati-hatian . Pendapat ini dianut oleh ulama madzhab Hanafi dan Imam Romli salah seorang ulama dari madzhab Syafi’I .( Hasyiyah Ibnu Abidin : 6/591, Nihayatul Muhtaj : 7/416 ). Pendapat ketiga : Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya haram. Dalilnya bahwa air mani sudah tertanam dalam rahim dan telah bercampur dengan ovum wanita sehingga siap menerima kehidupan, maka merusak wujud ini adalah tindakan kejahatan . Pendapat ini dianut oleh Ahmad Dardir , Imam Ghozali dan Ibnu Jauzi ( Syareh Kabir : 2/ 267, Ihya Ulumuddin : 2/53, Inshof : 1/386) Adapun status janin yang gugur sebelum ditiup rohnya (empat bulan) , telah dianggap benda mati, maka tidak perlu dimandikan, dikafani ataupun disholati. Sehingga bisa dikatakan bahwa menggugurkan kandungan dalam fase ini tidak dikatagorikan pembunuhan, tapi hanya dianggap merusak sesuatu yang bermanfaat. Ketiga pendapat ulama di atas tentunya dalam batas-batas tertentu, yaitu jika di dalamnya ada kemaslahatan, atau dalam istilah medis adalah salah satu bentuk Abortus Profocatus Therapeuticum, yaitu jika bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta pengobatan. Dan bukan dalam katagori Abortus Profocatus Criminalis, yaitu yang dilakukan karena alasan yang bukan medis dan melanggar hukum yang berlaku, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Secara umum, para ulama telah sepakat bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh hukumnya haram.Peniupan roh terjadi ketika janin sudah berumur empat bulan dalam perut ibu, Ketentuan ini berdasarkan hadist Ibnu Mas’ud di atas. Janin yang sudah ditiupkan roh dalam dirinya, secara otomatis pada saat itu, dia telah menjadi seorang manusia, sehingga haram untuk dibunuh. Hukum ini berlaku jika pengguguran tersebut dilakukan
  • 14. 14 tanpa ada sebab yang darurat. Namun jika disana ada sebab-sebab darurat, seperti jika sang janin nantinya akan membahayakan ibunya jika lahir nanti. Dari keterangan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa para ulama sepakat bahwa Abortus Profocatus Criminalis, yaitu aborsi kriminal yang menggugurkan kandungan setelah ditiupkan roh ke dalam janin tanpa suatu alasan syar’I hukumnya adalah haram dan termasuk katagori membunuh jiwa yang diharamkan Allah swt. Adapun aborsi yang masih diperselisihkan oleh para ulama adalah Abortus Profocatus Therapeuticum, yaitu aborsi yang bertujuan untuk penyelamatan jiwa, khususnya janin yang belum ditiupkan roh di dalamnya. 3.2. Dampak dari aborsi 3.2.1. Kesehatan Mental (Psikologis) Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan maupun keselamatan wanita secara fisik,tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap mental seorang wanita. Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini: Kehilangan harga diri (82%). Berteriak-teriak histeris (51%). Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (64%). Ingin melakukan bunuh diri (28%). Mulai mencoba menggunakan obat-obatan terlarang (41%). Tidak lagi menikmati lagi hubungan seksual (59%). 3.2.2. Efek secara fisik Pada saat melakukan aborsi dan setelah aborsi ada beberapa resiko yang akan di hadapi seorang wanita. Seperti yang di jelaskan dalam buku “facth of life” yang di tulis oleh Bria Clowes,yaitu: Kematian mendadak karena pendarahan hebat, kematian mendadak karena pembiusan yang gagal. Kematian secara lambat akibat infrksi serius di sekitar
  • 15. 15 kandungan. Rahim yang sobek. Kerusakan leher rahim. Kanker payudara. Kanker indung telur. Kamker leher rahim. Kelainan pada placenta atau ari-ari yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi. Infeksi rongga panggul. Infeksi pada lapisan rahim. 3.3. Cara mengatasi aborsi di kalangan remaja 3.3.1. Hindari sex babas. Menghindari sex bebas tidak semudah yang kita bayangkan. Meskipun terlihat tidak mudah, tapi sebagai pemilik kehormatan diri tentu akan berjuang keras untuk menghindarinya. Terutama untuk seorang wanita. 3.3.1.1 Pondasi keimanan yang kuat dan sehat. 3.3.1.2 Memilih teman pergaulan. 3.3.1.3 Menjaga hubungan baik dengan kedua orang tua. 3.3.1.4 Hindari menonton film berbau sex. 3.3.1.5 Hindari pembicaraan yang mengarah kepada bumbu-bumbu seksual.
  • 16. 16 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari penjelasan yang telah di jelaskan,dapat Di simpulkan bahwa aborsi di akibatkan oleh kenakalan remaja yang sudah termasuk kriminal di karena kan bersifat membunuh.hukum aborsi sudah jelas dipaparkan baik dalam hukum pidana Indonesia yang salah satunya terdapat pada pasal 229 ayat 1 yang menjelaskan bahwa perbuatan aborsi yang di sengaja atas perbuatan diri sendiri atau minta bantuan orang lain dianggap sebagai tindakan pidana yang di ancam dengan hukuman 4 tahun penjara. 4.2 Saran Kehamilan yang tidak di inginkan membuat para wanita menjadi kebingungan. Terkadang tak ada lagi pilihan selain mendapat malu. Saran penulis tentang solusi penyimpangan aborsi yaitu menyangkut upaya memberikan informasi kesehatan reproduksi yang cukup dan mendalam. Untuk langkah awal, perlunya upaya menungkatkan akses remaja terhadap informasi yang benar dengan merangkul berbagai kalangan termasuk media massa. Para orang tua pun perlu belajar psikologi remaja bahwa mereka bukan lagi anak kecil yang penurut seperti yang dibayangkan, mereka sedang mengalami perubahan prilaku.