Dokumen tersebut membahas tentang isu etika dalam pelayanan keperawatan khususnya mengenai aborsi. Aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan sebelum janin mampu hidup di luar rahim, yang dibedakan menjadi aborsi spontan dan aborsi buatan. Dalam pandangan Islam, aborsi dianggap sebagai dosa besar dan dapat dikenai sanksi hukum.
1. ISSUE ETIK YANG TERJADI DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN
“ISSUE MORAL”
•
• 2.1 Pengertian Etika
• Etika diartikan “sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan
keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan
manusia yang didorong oleh kehendak dengan didasari
pikiran yang jernih dengan pertimbangan perasaan.
• Etik ialah suatu cabang ilmu filsafat. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa etik adalah disiplin yang mempelajari
tentang baik atau buruk sikap tindakan manusia. Etika
Merupakan bagian filosofis yang berhubungan erat dengan
nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah
benar atau salah, dan penyelesaiannya baik atau tidak (Jones,
1994).
2. ABORSI
Dunia tidak hanya telah diporak - porandakan oleh peperangan politis, keberingasan kriminal
ataupun ketergantungan akan obat bius, tetapi juga datang dari jutaan ibu yang mengakhiri hidup
janinnya. Aborsi telah menjadi penghancur kehidupan umat manusia terbesar sepanjang sejarah
dunia.
Hasil riset Allan Guttmacher Institute ( 1989 ) melaporkan bahwa setiap tahun sekitar 55 juta bayi
digugurkan. Angka ini memberikan bukti bahwa setiap hari 150.658 bayi dibunuh, atau setiap menit
105 nyawa bayi direnggut sewaktu masih dalam kandungan.
Janin : ( Manusia dalam Rahim ) Pengguguran kandungan alias aborsi ( abortus, bahasa Latin ) secara
umum dapat dipilah dalam dua kategori, yakni aborsi alami ( abortus natural ) dan aborsi buatan
( abortus provocatus ), yang termasuk didalamnya abortus provocatus criminalis, yang merupakan
tindak kejahatan dan dilarang di Indonesia ( diatur dalam pasal 15 ayat 2 Undang - undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 ).A.Aborsi tidak hanya dilakukan oleh para wanita berstatus istri
yang bermaksud menghentikan kelangsungan kandungannya, tetapi juga banyak penyandang hamil
pra-nikah melakukannya.
Kecenderungan melakukan aborsi ini tak lepas dari pandangan terhadap hakikat kapan kehidupan
anak manusia dimulai.
Aborsi merupakan masalah yang kompleks, mencakup nilai-nilai religius, etika, moral dan ilmiah serta
secara spesifik sebagai masalah biologi.
3. DEFINISI ABORSI
• Secara sederhana kata aborsi adalah mati ( gugurnya ) hasil konsepsi. Artinya aborsi itu dapat
dimulai dari sejak benih wanita (ovum ) dengan benih pria ( sperma ) mengadakan konsepsi.
Kehidupan yang utuh dimulai dari dua benih menjadi satu ( TWO IS ONE ).
Aborsi adalah : Berakhirnya suatu kehamilan ( oleh akibat – akibat tertentu ) sebelum buah
kehamilan tersebut mampu untuk hidup di luar kandungan / kehamilan yang tidak dikehendaki atau
diinginkan. Aborsi itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu aborsi spontan dan aborsi buatan. Aborsi
spontan adalah aborsi yang terjadi secara alami tanpa adanya upaya - upaya dari luar ( buatan )
untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Sedangkan aborsi buatan adalah aborsi yang terjadi akibat
adanya upaya - upaya tertentu untuk mengakhiri proses kehamilan.
Aborsi tetap saja menjadi masalah kontroversial, tidak saja dari sudut pandang kesehatan, tetapi
juga dari sudut pandang hukum dan agama. Aborsi biasanya dilakukan atas indikasi medis yang
berkaitan dengan ancaman keselamatan jiwa atau adanya gangguan kesehatan yang berat pada diri
si ibu, misalnya tuberkulosis paru berat, asma, diabetes, gagal ginjal, hipertensi, bahkan biasanya
terdapat dikalangan pecandu ( ibu yang terinfeksi virus ).
Aborsi dikalangan remaja masih merupakan hal yang tabu, jangankan untuk dibicarakan apalagi
untuk dilakukan
5. Ada 3 hal yang terjadi sebelum aborsi :
1.Adanya hubungan seks pria dan wanita
2.Hubungan seks dengan komitmen ( seks dalam
pernikahan )
3.Hubungan seks tanpa komitmen ( seks di luar
pernikahan )
Aborsi adalah dampak dari hubungan seks, artinya
aborsi baru terjadi apabila ada hubungan seks
( termasuk perkosaan / kekerasan seks ) dan
konsepsi kedua benih. Konsepsi dapat terjadi pada
wanita yang sudah menstruasi dengan laki - laki
yang spermanya telah dewasa : dimulai dari
kelompok remaja sampai tua, kecuali pada wanita
sampai menopause.
6. .Aborsi itu sendiri ada 3 macam :
1.ME ( Menstrual Extraction ) : Dilakukan 6 minggu
dari menstruasi terakhir dengan penyedotan.
Tindakan aborsi ini sangat sederhana dan secara
psikologis juga tidak terlalu " berat " karena masih
dalam bentuk gumpalan darah, belum berbentuk
janin.
2.Diatas 12 minggu, masih dianggap normal dan
termasuk tindakan aborsi
yang sederhana.
3.Aborsi diatas 18 minggu, tidak dilakukan di klinik
tetapi di rumah sakit besar.
7. Lanjutan
Tetapi bagi kalangan pecandu atau pekerja seks aborsi seringkali terjadi
saat usia kehamilan sudah diatas 18 minggu. Biasanya mereka akan
mendatangi klinik - klinik yang mereka ketahui dan mereka seringkali tidak
memikirkan efek samping bagi tubuh mereka sendiri. Mereka melakukan
aborsi ini karena mereka tidak menginginkan kehamilan tersebut dan
terkadang mereka melakukan ini karena tidak ingin menularkan virus pada
bayi mereka, dikarenakan sebagian dari mereka mengetahui bahwa
mereka telah terinfeksi virus, tetapi bagaimana jika mereka tidak
mengetahui jika mereka terinfeksi virus dan menginginkan bayi tersebut
lahir ? Ada juga dari mereka yang memilih cara - cara alternatif, seperti
melakukannya sendiri dengan meminum jamu peluntur, loncat - loncat,
mengurut perut, sampai memasukan benda - benda tertentu kedalam
rahim dan ada juga meminta bantuan orang yang mampu mengatasi hal
tersebut seperti mendatangi dukun dan sebagainya.
Di Indonesia sendiri pengguguran kandungan tidak asing lagi. Semakin
banyaknya pecandu yang ada dan banyaknya juga pekerja seks maka
tingkat pengguguran kandungan pun semakin meningkat. Dan ini yang
harus kita waspadai dan perhatikan. Sebaiknya jika ingin melakukan aborsi
diperhatikan
8. Lanjutan
• dahulu apa memang perlu adanya tindakan aborsi tersebut.
Remaja hamil, baik yang menempuh a borsi maupun yang meneruskan
kehamilannya, membutuhkan banyak biaya untuk pelaksaan aborsi atau
untuk perawatan kehamilan dan melahirkan. Biaya yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan aborsi bekisar antara Rp 300.000 sampai Rp 1.100.000,
dengan rata - rata biaya aborsi Rp. 415.000. Jumlah biaya terkecil dipakai
oleh responden dari bidan di Puskesmas atau Dokter.
Remaja yang meneruskan kehamilan membutuhkan biaya perawatan
kehamilan dan kelahiran anaknya. Berbeda dengan remaja yang
melakukan aborsi, remaja yang melahirkan anak umumnya mendapatkan
bantuan dari orang tua . Dari responden yang melahirkan, sekitar 15%
biaya ditanggung bersama dengan pasangan dan 11% ditanggung oleh
pasangan.
Sebagian besar mereka tidak memeriksa kandungannya secara rutin
karena merasa malu keluar rumah dengan perut besar tidak lama setelah
menikah atau tanpa menikah. Mereka rata - rata baru memeriksa
kandungannya setelah berusia lebih dari 4 bulan. Empat bulan pertama
kehamilan adalah periode yang berusaha disembunyikan dan bahkan
digugurkan.
9. KASUS - KASUS ABORSI
• Seorang pecandu yang sudah clean memiliki pengalaman pernah
melakukan aborsi karena ia dulu memakai narkoba. Karena untuk
mendapatkan drugs ia memerlukan uang banyak untuk memenuhi
kebutuhannya itu dan ia pun rela sampai menjual dirinya agar
mendapatkan drugs. Karena pekerjaan yang menurutnya sangat
menyiksa dirinya itu ia pun tidak menggunakan kondom dan ia sampai
ke tahap hamil, tanpa mengetahui siapa ayah dari bayinya tersebut. Ia
terus berusaha mencari uang lebih untuk kebutuhan drugsnya dan juga
untuk membiayai pengguguran kandungan yang tidak ia kehendaki
tersebut. Sampai pada usia kandungannya mencapai 3 bulan ia harus
penggugurkan kandungannya dan itu memerlukan uang yang sangat
banyak, karena usia kandungannya sudah cukup besar. Dan ini pun
bukan pertama kalinya ia melakukan aborsi tersebut.
10. PENYEBAB ABORSI
Karakteristik ibu hamil dengan aborsi yaitu:
a) Umur Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita
hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi
daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian
maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun. Ibu-ibu yang terlalu muda
seringkali secara emosional dan fisik belum matang, selain pendidikan pada
umumnya rendah, ibu yang masih muda masih tergantung pada orang lain.
Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan kehamilan
remaja yang tidak dikehendaki.Keguguran sengaja yang dilakukan oleh tenaga
nonprofessional dapat menimbulkan akibat samping yang serius seperti tingginya
angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan. Abortus yang terjadi pada remaja terjadi karena
mereka belum matur dan mereka belum memiliki sistem transfer plasenta
seefisien wanita dewasa. Abortus dapat terjadi juga pada ibu yang tua meskipun
mereka telah berpengalaman, tetapi kondisi badannya serta kesehatannya sudah
mulai menurun sehingga dapat mempengaruhi janin intra uterine.
11. Lanjutan
b) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat Jarak kehamilan kurang dari 2
tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan
lama dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim
belum pulih dengan baik. Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang
sangat berdekatan (di bawah dua tahun) akan mengalami peningkatan
resiko terhadap terjadinya perdarahan pada trimester III, termasuk
karena alasan plasenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta
dapat melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
c) Paritas ibu Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan
pertumbuhan janin dan perdarahan saat persalinan karena keadaan
rahim biasanya sudah lemah. Paritas 2-3 merupakan paritas paling
aman ditinjau dari sudut kematian maternal.Paritas 1 dan paritas
tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih
tinggi.Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal.Risiko pada
paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik,
sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah
dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi
adalah tidak direncanakan..
12. Lanjutan
d) Riwayat Kehamilan yang lalu Menurut Malpas dan Eastman
kemungkinan terjadinya abortus lagi pada seorang wanita ialah 73%
dan 83,6%. Sedangkan, Warton dan Fraser dan Llewellyn – Jones
memberi prognosis yang lebih baik, yaitu 25,9% dan 39%
(Wiknjosastro, 2007).
Meski pengguguran kandungan (aborsi) dilarang oleh hukum, tetapi
kenyataannya terdapat 2,3 juta perempuan melakukan aborsi
(Kompas, 3 Maret 2000). Masalahnya tiap perempuan mempunyai
alasan tersendiri untuk melakukan aborsi dan hukumpun terlihat
tidak akomodatif terhadap alasan-alasan tersebut, misalnya dalam
masalah kehamilan paksa akibat perkosaan atau bentuk kekerasan
lain termasuk kegagalan KB. Larangan aborsi berakibat pada
banyaknya terjadi aborsi tidak aman (unsafe abortion), yang
mengakibatkan kematian.Data WHO menyebutkan, 15-50% kematian
ibu disebabkan oleh pengguguran kandungan yang tidak aman.Dari
20 juta pengguguran kandungan tidak aman yang dilakukan tiap
tahun, ditemukan 70.000 perempuan meninggal dunia.Artinya 1 dari
8 ibu meninggal akibat aborsi yang tidak aman.
13. ABORSI DALAM PANDANGAN ISLAM
•
Bagaimana Islam memandang Aborsi ?
Soal :
Bagaimana hukum dalam pandangan Islam ?
Jawab :
Sebelum membahas hukum aborsi, ada dua fakta yang dibedakan oleh para
fuqaha dalam masalah ini. Pertama : apa yang disebut imlash ( aborsi,
pengguguran kandungan ). Kedua, isqâth ( penghentian kehamilan ). Imlash
adalah menggugurkan janin dalam rahim wanita hamil yang dilakukan
dengan sengaja untuk menyerang atau membunuhnya.
Dalam hal ini, tindakan imlash ( aborsi ) tersebut jelas termasuk kategori
dosa besar; merupakan tindak kriminal. Pelakunya dikenai diyat ghurrah
budak pria atau wanita, yang nilainya sama dengan 10 diyat manusia
sempurna. Dalam kitab Ash - Shahîhayn, telah diriwayatkan bahwa Umar
telah meminta masukan para sahabat tentang aktivitas imlâsh yang
dilakukan oleh seorang wanita, dengan cara memukuli perutnya, lalu
janinnya pun gugur. Al-Mughirah bin Syu’bah berkata: '' Rasulullah saw. telah
memutuskan dalam kasus seperti itu dengan diyat ghurrah 1 budak pria atau
wanita ''.
14. Lanjutan
• Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Muhammad bin Maslamah, yang
pernah menjadi wakil Nabi saw. di Madinah. Karena itu, pada dasarnya
hukum aborsi tersebut haram.
Ini berbeda dengan isqâth al - haml ( penghentian kehamilan ), atau
upaya menghentikan kehamilan yang dilakukan secara sadar, bukan
karena keterpaksaan, baik dengan cara mengkonsumsi obat, melalui
gerakan, atau aktivitas medis tertentu. Penghentian kehamilan dalam
pengertian ini tidak identik dengan penyerangan atau pembunuhan,
tetapi bisa juga diartikan dengan mengeluarkan kandungan baik setelah
berbentuk janin ataupun belum dengan paksa.
Dalam hal ini, penghentian kehamilan ( al - ijhâdh ) tersebut kadang
dilakukan sebelum ditiupkannya ruh di dalam janin, atau setelahnya.
Tentang status hukum penghentian kehamilan terhadap janin, setelah ruh
ditiupkan kepadanya, maka para ulama sepakat bahwa hukumnya haram,
baik dilakukan oleh si ibu, bapak, atau dokter. Sebab, tindakan tersebut
merupakan bentuk penyerangan terhadap jiwa manusia, yang darahnya
wajib dipertahankan. Tindakan ini juga merupakan dosa besar.
15. HUKUM ABORSI MENURUT UUD
Menurut hukum - hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran
janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “ Abortus Provocatus
Criminalis ”
Yang menerima hukuman adalah:
1.Ibu yang melakukan aborsi
2.Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi
3.Orang - orang yang mendukung terlaksananya aborsi
Beberapa pasal yang terkait adalah:
Pasal 229
1.Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya
supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa
karenapengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.
2.Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau
menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika
dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.
3.Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani
pencarian maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
16. Lanjutan
• Pasal 314
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa
anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.
Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan
ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak
lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan
pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama
sembilan tahun.
Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang
lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan
dengan rencana.
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya
atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling
lama empat tahun.
17. Lanjutan
Pasal 347
1.Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama dua belas tahun.
2.Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan
pidana penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 348
1.Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun enam bulan.
2.Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan
pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan
salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka
pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga
dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan
dilakukan.
18. KELOMPOK II
• 1. FITRI DIANA ASTUTI
• 2. SARDINA NDOLIFI
• 3. DOMINIKA BUDU
• 4. AL FATIH