Dokumen tersebut membahas tentang nyeri punggung bawah (low back pain), meliputi definisi, faktor risiko, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa low back pain adalah nyeri di daerah punggung bawah yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti usia, aktivitas fisik, dan kondisi medis tertentu, serta dapat didiagnosis dan diobati dengan berbagai metode kon
Dokumen tersebut membahas tentang nyeri punggung, termasuk definisi, jenis, gejala, mekanisme terjadinya, dan pencegahan untuk pekerja. Jenis nyeri punggung yang dijelaskan antara lain nyeri punggung bawah akut dan kronis, nyeri punggung atas, skiatika, slipped disc, dan lainnya. Risiko nyeri punggung meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan aktivitas sehari
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Nyeri pinggang bawah pasien disebabkan oleh aktivitas berat yang menyebabkan kerusakan pada diskus intervertebral L4-L5. Penatalaksanaannya meliputi istirahat total di tempat tidur dengan alas keras, infus cairan dan obat, serta diet normal.
Dokumen tersebut memberikan prosedur pengujian otot leher, bahu, siku, pergelangan tangan dan tangan menggunakan skala grading 1-5 dengan manual muscle testing. Terdapat enam belas tes otot yang mencakup fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi dan lainnya untuk setiap bagian tubuh.
Nyeri punggung bawah (low back pain) adalah keluhan yang paling sering dijumpai di Indonesia. Penyebabnya meliputi otot dan ligamen punggung, tulang belakang, saraf spinal, serta kondisi organ seperti ginjal dan usus. Pengobatan meliputi istirahat, obat analgesik, terapi fisik, dan dalam kasus berat bisa dilakukan operasi. Pencegahan melalui olahraga teratur dan mekanika tubuh yang benar.
Dokumen tersebut merupakan daftar pemeriksaan modul neurologi yang mencakup pemeriksaan motorik, refleks fisiologis dan patologis, serta sensoris umum. Pemeriksaan motorik meliputi inspeksi sikap dan gerakan anggota gerak, tonus otot, dan kekuatan otot. Pemeriksaan refleks meliputi refleks tendon, kulit perut, dan refleks patologis seperti Babinski. Pemeriksaan sensoris meliputi pemeriksaan
Dokumen tersebut membahas tentang nyeri punggung, termasuk definisi, jenis, gejala, mekanisme terjadinya, dan pencegahan untuk pekerja. Jenis nyeri punggung yang dijelaskan antara lain nyeri punggung bawah akut dan kronis, nyeri punggung atas, skiatika, slipped disc, dan lainnya. Risiko nyeri punggung meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan aktivitas sehari
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Nyeri pinggang bawah pasien disebabkan oleh aktivitas berat yang menyebabkan kerusakan pada diskus intervertebral L4-L5. Penatalaksanaannya meliputi istirahat total di tempat tidur dengan alas keras, infus cairan dan obat, serta diet normal.
Dokumen tersebut memberikan prosedur pengujian otot leher, bahu, siku, pergelangan tangan dan tangan menggunakan skala grading 1-5 dengan manual muscle testing. Terdapat enam belas tes otot yang mencakup fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi dan lainnya untuk setiap bagian tubuh.
Nyeri punggung bawah (low back pain) adalah keluhan yang paling sering dijumpai di Indonesia. Penyebabnya meliputi otot dan ligamen punggung, tulang belakang, saraf spinal, serta kondisi organ seperti ginjal dan usus. Pengobatan meliputi istirahat, obat analgesik, terapi fisik, dan dalam kasus berat bisa dilakukan operasi. Pencegahan melalui olahraga teratur dan mekanika tubuh yang benar.
Dokumen tersebut merupakan daftar pemeriksaan modul neurologi yang mencakup pemeriksaan motorik, refleks fisiologis dan patologis, serta sensoris umum. Pemeriksaan motorik meliputi inspeksi sikap dan gerakan anggota gerak, tonus otot, dan kekuatan otot. Pemeriksaan refleks meliputi refleks tendon, kulit perut, dan refleks patologis seperti Babinski. Pemeriksaan sensoris meliputi pemeriksaan
USG penting untuk kehamilan karena aman, tidak invasif, dan dapat mendeteksi kelainan janin. USG 2D tetap menjadi standar untuk kehamilan sementara USG 3D dan 4D lebih bersifat hiburan. Tenaga kesehatan perlu memahami prinsip dan aplikasi USG untuk manajemen kehamilan dan deteksi dini kelainan.
Teks tersebut membahas tentang ultrasound therapy, termasuk penjelasan tentang gelombang suara, propagasi gelombang melalui medium, efek termal dan non-termal, serta dosimetri penggunaan ultrasound.
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cervical root syndrome di Klinik Asya Mojokerto meliputi pemberian TENS, mobilisasi saraf, dan dry needling untuk meringankan nyeri dan spasme otot serta meningkatkan fungsi gerak.
Teknik-teknik PNF merangkum berbagai metode fasilitasi gerakan yang digunakan dalam terapi latihan untuk meningkatkan fungsi dan struktur tubuh serta aktivitas harian. Beberapa teknik utama meliputi rhythmic initiation, agonistic reversal, contract-relax, dan hold-relax yang melibatkan kontraksi otot agonis dan antagonis untuk memperpanjang otot dan meningkatkan rentang gerak sendi.
Pasien wanita 45 tahun dengan keluhan nyeri dan keterbatasan gerak bahu kiri sejak 1 bulan. Pemeriksaan menemukan nyeri tekan bahu kiri dan tes provokasi positif. Diagnosis suspek adhesive capsulitis bahu kiri. Rencana pemeriksaan lebih lanjut dengan X-ray dan penatalaksanaan dengan obat analgesik, antiinflamasi, myorelaksan dan edukasi.
Dokumen tersebut membahas tentang sindroma koroner akut dan penyakit jantung iskemik kronis. Sindroma koroner akut merupakan penyumbatan arteri koroner secara akut yang menyebabkan infark miokardium, sedangkan penyakit jantung iskemik kronis ditandai dengan nyeri dada yang berulang akibat penyempitan pembuluh darah jantung secara bertahap. Dokumen ini juga menjelaskan faktor risiko, patof
Dokumen tersebut membahas tentang wawancara psikiatri dan pemeriksaan status mental pasien, meliputi tujuan, fokus, jenis pemeriksaan, anamnesis psikiatri, prinsip wawancara, dan checklist keterampilan wawancara psikiatrik.
Dokumen tersebut membahas tentang kejang demam pada anak, termasuk definisi, epidemiologi, patofisiologi, klasifikasi, gejala, faktor risiko, komplikasi, pemeriksaan, penatalaksanaan, dan pencegahan kejang demam.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, gejala klinis, diagnosis, pengobatan, dan komplikasi stroke. Secara ringkas, stroke terjadi akibat gangguan aliran darah otak yang dapat menyebabkan kematian atau cacat permanen, dengan penyebab utama hipertensi, emboli, dan perdarahan. Diagnosis didasarkan pada gejala neurologis dan pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan
Rasunan mengeluhkan nyeri punggung bawah yang menyebar ke kaki kanan setelah mengangkat barang berat. MRI menunjukkan pergeseran nucleus pulposus di L5 yang menjelaskan penyebab nyeri. Diagnosis neurologis adalah lumbago dan sciatica yang disebabkan oleh herniasi diskus lumbal.
USG penting untuk kehamilan karena aman, tidak invasif, dan dapat mendeteksi kelainan janin. USG 2D tetap menjadi standar untuk kehamilan sementara USG 3D dan 4D lebih bersifat hiburan. Tenaga kesehatan perlu memahami prinsip dan aplikasi USG untuk manajemen kehamilan dan deteksi dini kelainan.
Teks tersebut membahas tentang ultrasound therapy, termasuk penjelasan tentang gelombang suara, propagasi gelombang melalui medium, efek termal dan non-termal, serta dosimetri penggunaan ultrasound.
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cervical root syndrome di Klinik Asya Mojokerto meliputi pemberian TENS, mobilisasi saraf, dan dry needling untuk meringankan nyeri dan spasme otot serta meningkatkan fungsi gerak.
Teknik-teknik PNF merangkum berbagai metode fasilitasi gerakan yang digunakan dalam terapi latihan untuk meningkatkan fungsi dan struktur tubuh serta aktivitas harian. Beberapa teknik utama meliputi rhythmic initiation, agonistic reversal, contract-relax, dan hold-relax yang melibatkan kontraksi otot agonis dan antagonis untuk memperpanjang otot dan meningkatkan rentang gerak sendi.
Pasien wanita 45 tahun dengan keluhan nyeri dan keterbatasan gerak bahu kiri sejak 1 bulan. Pemeriksaan menemukan nyeri tekan bahu kiri dan tes provokasi positif. Diagnosis suspek adhesive capsulitis bahu kiri. Rencana pemeriksaan lebih lanjut dengan X-ray dan penatalaksanaan dengan obat analgesik, antiinflamasi, myorelaksan dan edukasi.
Dokumen tersebut membahas tentang sindroma koroner akut dan penyakit jantung iskemik kronis. Sindroma koroner akut merupakan penyumbatan arteri koroner secara akut yang menyebabkan infark miokardium, sedangkan penyakit jantung iskemik kronis ditandai dengan nyeri dada yang berulang akibat penyempitan pembuluh darah jantung secara bertahap. Dokumen ini juga menjelaskan faktor risiko, patof
Dokumen tersebut membahas tentang wawancara psikiatri dan pemeriksaan status mental pasien, meliputi tujuan, fokus, jenis pemeriksaan, anamnesis psikiatri, prinsip wawancara, dan checklist keterampilan wawancara psikiatrik.
Dokumen tersebut membahas tentang kejang demam pada anak, termasuk definisi, epidemiologi, patofisiologi, klasifikasi, gejala, faktor risiko, komplikasi, pemeriksaan, penatalaksanaan, dan pencegahan kejang demam.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, gejala klinis, diagnosis, pengobatan, dan komplikasi stroke. Secara ringkas, stroke terjadi akibat gangguan aliran darah otak yang dapat menyebabkan kematian atau cacat permanen, dengan penyebab utama hipertensi, emboli, dan perdarahan. Diagnosis didasarkan pada gejala neurologis dan pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan
Rasunan mengeluhkan nyeri punggung bawah yang menyebar ke kaki kanan setelah mengangkat barang berat. MRI menunjukkan pergeseran nucleus pulposus di L5 yang menjelaskan penyebab nyeri. Diagnosis neurologis adalah lumbago dan sciatica yang disebabkan oleh herniasi diskus lumbal.
Pendekatan diagnostik pada kasus low back pain membahas empat poin utama, yaitu etiologi, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan. Nyeri punggung bawah dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma, infeksi, degenerasi, dan psikologis. Diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti MRI. Pengobatan meliputi istirahat, terapi fisik, dan operasi j
Beberapa gejala penyakit saraf dan tulang belakang dijelaskan, termasuk gejala muscular dystrophies, Brown Squard Sindrom, dan tingkat kerusakan disc intervertebral. Tes untuk mendeteksi penekanan akar saraf L4 hingga S1 dan hasil laboratorium cairan serebrospinal untuk Guillain-Barré Syndrome (GBS) juga diuraikan.
Cervical root syndrome adalah kondisi yang disebabkan oleh iritasi atau tekanan pada akar saraf cervical akibat penonjolan cakram intervertebral yang menyebabkan nyeri leher menyebar ke bahu, lengan atas dan bawah, serta kelemahan otot. Penyebab utamanya adalah gangguan foramen saraf tulang belakang akibat penurunan cakram dan perubahan degeneratif sendi. Diagnosa didasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik
Dokumen ini membahas tentang nyeri punggung bawah, penyebabnya seperti otot dan ligamen, tulang belakang, saraf spinal, dan organ. Juga dibahas tentang gejala saraf spinal, diagnosis hernia nukleus pulposus, dan pengobatan konservatif seperti istirahat, pembatasan aktivitas, obat-obatan, terapi fisik, serta cara mencegah nyeri punggung dengan menjaga berat badan dan olahraga secara teratur.
Sakroiliitis adalah peradangan pada sendi sakroiliaka yang menghubungkan tulang belakang bawah dengan panggul, menyebabkan nyeri punggung bawah dan kadang merembet ke kaki. Pemeriksaan fisik meliputi tes provokatif sendi untuk melihat reproduksi rasa sakit, sementara pemeriksaan penunjang seperti röntgen dapat menunjukkan perubahan pada sendi. Pengobatan meliputi obat pereda nyeri,
Dokumen tersebut membahas lokasi dan pola gangguan pergerakan yang disebabkan oleh berbagai jenis lesi sistem saraf pusat dan perifer. Lesi pada Upper Motor Neurone, Lower Motor Neurone, Neuromuscular Junction, otot, basal ganglia dan cerebellum dapat menyebabkan kelemahan, gangguan pergerakan, dan gangguan sensasi dengan karakteristik yang berbeda untuk setiap lokasi lesi. Dokumen ini berguna untuk mendiagnosis lokasi le
Dokumen tersebut membahas tentang nyeri punggung bawah, yang meliputi penyebabnya (otot, tulang belakang, saraf spinal, organ), gejala, faktor risiko, diagnosa, dan pengobatan seperti terapi konservatif, fisik, suntikan, operasi, serta pencegahan.
Dokumen tersebut membahas tentang sakit pinggang atau low back pain, termasuk gejala, penyebab, dan pengobatan sakit pinggang. Sakit pinggang umumnya disebabkan oleh cedera otot atau sendi di pinggang, misalnya karena posisi duduk yang salah atau mengangkat beban berat. Gejalanya berupa nyeri di pinggang yang dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Pengobatan sakit pinggang meliputi istirahat, kompres dingin/hangat, pere
A 19-year-old male presented to the emergency department complaining of right shoulder pain after being involved in a motorcycle accident 2 hours prior. On examination, swelling and deformity were observed around the anterior right shoulder with tenderness over the middle third of the right clavicle. X-rays revealed a fracture of the middle third of the right clavicle. The patient was diagnosed with a closed fracture of the right clavicle middle third and treated with analgesia and immobilization, with plans for open reduction and internal fixation surgery.
This document summarizes a journal article comparing surgical versus conservative treatment of rib fractures. The summary includes:
1) A meta-analysis of 14 studies found surgical treatment was associated with lower mortality, shorter hospital stays, shorter intensive care and ventilation times, and lower rates of pulmonary infection and tracheotomy compared to conservative treatment.
2) While surgical treatment had better outcomes, it was also more expensive. The best treatment should be chosen based on each patient's situation.
3) More high-quality randomized controlled trials are still needed to confirm these findings.
Compartment syndrome is a serious condition caused by increased pressure within one or more muscle compartments, reducing blood flow and causing tissue damage. It requires an emergency fasciotomy to cut the fascia and release the pressure. Left untreated, it can cause permanent nerve and muscle damage within hours. Diagnosis is based on pain disproportionate to the injury, firm swelling, and compartment pressure over 30 mmHg. Treatment involves removing pressure sources, splinting, and an emergency fasciotomy if pressure does not decrease or symptoms do not improve within 2 hours.
This document discusses the management of vascular injuries associated with extremity trauma. It begins by outlining the importance of rapid diagnosis and treatment, as irreversible tissue damage can occur after only 6 hours. Both non-operative and operative management approaches are then described. Non-operative options include observation of some low-risk injuries and endovascular occlusion. Operative treatment involves open surgical repair or ligation of injured vessels. Special considerations like fasciotomy, wound coverage, and the need for multi-specialty involvement are also noted. The document concludes by discussing guidelines for amputation in cases of severe "mangled extremity" injuries.
Tarsal Tunnel Syndrome (TTS) adalah kondisi yang menyebabkan nyeri pada kaki akibat penekanan saraf tibialis posterior di terowongan tulang di kaki. Gejala utamanya adalah nyeri dan kesemutan di telapak kaki dan tumit. Penyebabnya dapat berupa faktor anatomi, trauma, atau penyakit seperti diabetes. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik dan EMG, sedangkan pengobatannya meliputi istirahat, splint
Primary malignant bone tumors are rare. Imaging such as radiography, CT, and MRI play an important role in detecting, characterizing, staging, and following up on bone tumors. The document discusses several primary bone tumors seen at different ages such as osteosarcoma, which commonly arises in the metaphysis of long bones in teenagers; chondrosarcoma, which arises in flat bones in those over 40; and Ewing sarcoma, which typically affects the diaphysis of long bones in children and adolescents. Imaging features of these tumors are provided along with other bone tumors like chordoma, lymphoma, and fibrosarcoma.
Ewing sarcoma was a feared cancer of childhood, with few survivors. The disease manifests as chronic increasing pain in flat bones or long bone diaphysis, with a lytic destructive lesion seen on imaging. The 5-year survival rate is 60-65% for non-metastatic disease and 25-30% for metastatic disease. Diagnosis involves biopsy showing small round blue cells staining positive for CD99. Treatment involves chemotherapy and surgery when possible, with improved local control using surgery versus radiation alone. The long-term survival and prognosis depends on presence of metastases at diagnosis.
Distal radius fractures are the most common fracture in adults, especially in those aged 18 and 50, and their incidence is increasing each year. This systematic review and meta-analysis aims to compare functional, clinical, and radiological outcomes of operative versus nonoperative treatment of distal radius fractures in adults, as there is no consensus on the optimal treatment approach.
This review summarizes the strengths and limitations of the current evidence on the effectiveness of arthroscopic partial meniscectomy (APM) for meniscal tears. It finds that the evidence is limited by small trial sizes, lack of long-term follow up, and high crossover rates from non-surgical to surgical treatment. Additionally, patient preferences and what constitutes a meaningful improvement are unknown for those with meniscal tears. The review calls for higher quality randomized controlled trials that are stratified based on clear clinical criteria and evaluate both surgical and non-surgical options.
The document discusses the management of proximal femur fractures in elderly patients. It covers the anatomy of the femoral neck, classifications of fractures, peri-operative management including prevention of bleeding complications, operative treatment options depending on the type of fracture, and post-operative care. The goal of treatment is early mobilization and return to previous activity levels. Interdisciplinary orthogeriatric management reduces complications and mortality in elderly hip fracture patients.
Compartment syndrome is a medical condition caused by increased pressure within a compartment in the body that reduces blood flow. Left untreated, it can lead to muscle and nerve damage or even limb loss. The document discusses compartment syndrome specifically in the lower extremity. It defines compartment syndrome, outlines risk factors, describes the pathophysiology and classic symptoms, and provides guidance on diagnosis using compartment pressure measurements. It also details the preferred surgical treatment of a two incision four compartment fasciotomy and emphasizes proper wound care after to minimize skin retraction and allow tissue recovery.
This document contains a schedule for the week of July 4-8, 2022 listing the days, times, and staff assignments for reporting, clinic duties, procedures, and surgeries. It also includes several patient case summaries for Monday July 4th, providing identifying information, room assignment, diagnosis, and planned treatment for each case by the assigned operator.
1. Acute haematogenous osteomyelitis is a serious inflammatory disorder of the musculoskeletal system that mainly affects children. Staphylococcus aureus is the most common causal organism. It leads to inflammation, suppuration, and bone necrosis near the metaphysis of long bones.
2. Acute septic arthritis, also known as pyogenic arthritis, can infect joints via direct invasion, direct spread from a bone abscess, or blood spread. Common causal organisms are S. aureus, H. influenzae, and streptococcus. It leads to an acute inflammatory reaction in the synovial membrane and erosion of cartilage.
3. Treatment for both conditions involves supportive care, splinting, parenteral
This document provides an overview of the principles of external fixation. It discusses the historical progression of external fixator designs from 1st generation rigid frames to modern circular and hexapod frames. Key components of external fixation like pins, clamps, and rods are described. The document emphasizes improving frame stability through increasing pin size and decreasing the distance between pins and fractures. It covers applications of uniplanar, biplanar, circular, and articulating frames and discusses the concept of damage control surgery using temporary external fixation.
Distal femur fractures are rare but severe injuries, often requiring surgical treatment. They are classified based on their location and involvement of the knee joint. Surgical techniques include external fixation, intramedullary nailing, plating, and total knee arthroplasty in elderly patients. The goals of treatment are to restore the knee joint, obtain stability in both frontal and sagittal planes, and allow early mobilization. Proper surgical technique and implant choice are important for achieving good clinical and radiological outcomes.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang persiapan ruangan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk visitasi akreditasi LAM-PTKES 2022. Beberapa persiapan ruangan yang disebutkan antara lain menyiapkan ruang presentasi, ruang assessor, ruang data, dan ruang smoking. Perlengkapan yang disewa antara lain meja, kursi, papan mading, TV, dan kulkas beserta harganya.
Scoliosis is defined as a lateral curvature of the spine. It can be postural and reversible or structural and irreversible. The most common type is idiopathic scoliosis. Scoliosis is classified using systems like King and Moe that classify curve patterns, and Lenke classification which considers curve type, lumbar modifier, and sagittal thoracic modifier. Diagnosis involves inspection for asymmetry, physical exams like Adams test, and imaging like x-rays to measure Cobb's angle. Management depends on the Cobb angle, ranging from observation for mild curvatures, bracing for moderate, and surgery for severe curvatures over 45 degrees.
More from Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) (20)
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. PENGERTIAN
Low Back Pain adalah perasaan tidak
enak di daerah tulang punggung bagian
bawah.
• D apat merupakan nyeri lokal
maupun nyeri radikular atau
keduanya.
• Nyeri terasa diantara sudut
iga terbawah dan lipat bokong
bawah yaitu didaerah lumbal
atau lumbosakral dan sering
disertai penjalaran nyeri
kearah tungkai dan kaki.
3. FAKTOR
RISIKO
• Usia
• Kurangnya latihan atau olahraga
• Postur tubuh yang tidak proporsional
yang dikombinasikan dengan
mekanisme gerak tubuh yang tidak
benar dapat menyebabkan stres dari
lumbal spine
• Berat tubuh (Obesitas)
• Trauma
4. FAKTOR RESIKO
• Berusia setengah baya atau lebih tua.
• Jenis kelamin laki-laki.
• Pernah mengalami cedera punggung
sebelumnya.
• Wanita hamil.
6. TANDA DAN
GEJALA
• Simple Back Pain (LBP sederhana)
dengan karakteristik
– Adanya nyeri pada daerah lumbal atau
lumbosacral tanpa penjalaran atau
keterlibatan neurologis
– Nyeri mekanik, derajat nyeri bervariasi
setiap waktu, dan tergantung dari
aktivitas fisik
– Kondisi kesehatan pasien secara umum
adalah baik
7
10. PEMERIKSAAN YANG SERING
DILAKUKAN PADA PASIEN LBP
• Tes Laseque (Straight Leg
Raising=SLR)
• Crossed lasegue
• Tes Kernig
• Patrick sign (FABERE sign)
13
17. A. TERAPI
KONSERVATIF
1. Tirah baring
2. Pembatasan aktivitas pasien
Sebaiknya hingga 3 bulan. Juga pembatasan mengangkat
berat hingga 10 kg untuk nyeri punggung sedang hingga
berat.
18. b. Terapi fisik
1. Diatermi/kompres panas/dingin
A. mengatasi nyeri dengan
mengatasi inflamasi dan spasme
otot.
B. akut dan edema: kompres dingin
C. kronik: dapat digunakan
kompres panas maupun dingin
D. macam pemanasan: radiasi infra
merah atau gelombang
elektromagnet (diatermi)
2. Korset lumbal
A. mencegah timbulnya eksaserbasi
akut atau nyeri pada NPB kronis
B. mengurangi beban pada diskus serta
dapat mengurangi spasme.
19. 3. Latihan
A. Segera setelah nyeri
menghilang.
B. stres minimal: jalan
kaki, naik sepeda
atau berenang.
C. memelihara
fleksibilitas
fisiologik, kekuatan
otot, mobilitas sendi
dan jaringan lunak.
D. pemanjangan otot,
ligamen dan tendon
sehingga aliran darah
semakin meningkat.
23. Definisi
Hernia Nucleus Pulposus (HNP) atau herniasi diskus intervertebralis, yang
sering pula disebut sebagai Lumbar Disc Syndrome atau Lumbosacral
radiculopathies adalah penyebab tersering nyeri pugggung bawah yang
bersifat akut, kronik atau berulang.
HNP adalah suatu penyakit dimana bantalan lunak diantara ruas-ruas
tulang belakang mengalami tekanan di bagian posterior atau lateral
sehingga nucleus pulposus pecah dan luruh sehingga terjadi penonjolan
melalui anulus fibrosus kedalam kanalis spinalis dan mengakibatkan
penekanan radiks saraf
24. Penyebab
• Trauma
• Tulang belakang→ jatuh, mengangkat beban berat
dengan posisi yang salah (membungkuk), obesitas
• Tulang leher (Whiplash Injury)→ kecelakaan mobil
• Proses degeneratif (usia)
• Kelainan congenital
26. Menurut lokasi penonjolan Nucleous Pulposus, terdapat 3 tipe :
Central
Posterolateral
Far-laterall
Berdasarkan lesi terkenanya terbagi atas :
Hernia Lumbosacralis
Hernia Servikalis
HerniaThorakalis
27. GEJALA KLINIS
:
• Hernia lumbosakralis
• Kekakuan atau
ketegangan, kelainan
bentuk tulang belakang.
• Nyeri radiasi pada paha,
betis dan kaki (nyeri
radikuler)
• Kombinasi
paresthesiasi, lemah,
dan kelemahan refleks.
28. Hernia Servicalis
1.Leher :
• Nyeri yang menyebar,sering pada scapula
• sakit kepala tumpul yang menetap, bitemporal ~ migren
• Otot nyeri dan pergerakan terbatas
2. Ekstremitas superior :
•Nyeri
•Paraestesia menyebar pada atas siku, punggung tangan jari
bagian tengah yang sering unilateral
•Lhermitte sign’s : Sensasi listrik yang tiba-tiba pada bawah
leher yang diakibatkan oleh fleksi leher.
•Spurling sign’s : Rasa nyeri pada leher yang diakibatkan
kepala didorong kebawah dan tekukan tersebut kearah sisi
yang terkena
29. Hernia thorakalis
• Nyeri radikal.
• Melemahnya anggota tubuh bagian bawah dapat
menyebabkan kejang paraparesis.
• Serangannya kadang-kadang mendadak dengan paraplegia.
30. ANAMNESIS
Nyeri mulai dari bokong,
menjalar kebagian belakang
lutut, kemudian ke tungkai
bawah (sifat nyeri radikuler).
Nyeri semakin hebat bila
penderita mengejan, batuk,
mengangkat barang berat.
Nyeri bertambah bila ditekan
antara daerah disebelah L5 –
S1 (garis antara dua krista
iliaka).
Nyeri Spontan
Sifat nyeri adalah khas, yaitu
dari posisi berbaring ke duduk
nyeri bertambah hebat,
sedangkan bila berbaring nyeri
berkurang atau hilang.
31. Pemeriksaan Fisik
•Gaya jalan yang khas,
membungkuk dan miring ke sisi
tungkai yang nyeri dengan fleksi
di sendi panggul dan lutut, serta
kaki yang berjingkat.
•Laseque test
•Braggard dan Siccard test
33. Penatalaksanaan
Konservatif :
1. Tirah baring
2. Asetaminofen
3. NSAID
4. Relaksan otot
5. Opioid
6. Antidepresan ajuvan dan antikonvulsan
7. Hipnotik sedatif
Non Konservatif
1. Latihan (jalan kaki, naik sepeda atau berenang) → dengan stres minimal
2. Proper body mechanics
34. OPERATIF
• Tindakan operatif HNP harus berdasarkan alasan
yang kuat yaitu berupa:
• Defisit neurologik memburuk.
• Gangguan otonom (miksi, defekasi, seksual).
• Paresis otot tungkai bawah.
• Laminectomy
• Discectomy
• Mikrodiskectomy
36. YANG PERLU DIPERHATIKAN OLEH
PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH
1. WAKTU BERDIRI
➢Jangan memakai sepatu dengan hak
tinggi
➢Jangan berdiri waktu yang lama, selingi
dengan jongkok
➢Berdiri dengan satu kaki
lebih tinggi
diletakkan
mengurangi
untuk
hiperlordosis lumbal
➢Bila mengambil sesuatu di tanah,
membungkuk, tapi tekuklah
jangan
lutut
➢Bila mengangkat benda berat,
renggangkan kedua kaki lalu tekuklah
lutut dan punggung tetap tegak dan
angkatlah barang tersebut sedekat
mungkin dengan tubuh
37. – Dianjurkan oleh raga perorangan seperti renang dan jogging.
2. WAKTU BERJALAN
➢Berjalanlah dengan posisi tegak, rileks dan jangan
tergesa-gesa
4. WAKTU TIDUR
➢Waktu tidur punggung dalam keadaan mendatar ( jangan pakai alas dari per )
5. OLAH RAGA
➢ Hindari oleh raga beregu, satu lawan satu karena akan
meningkatkan stress pada punggung
3. WAKTU DUDUK
➢Pilihlah tempat duduk dengan kriteria :
➢Busa jangan terlalu lunak
➢Bila duduk seluruh punggung harus
mungkin kontak dengan kursi
sebanyak
38. PENCEGAHAN
1. Menjaga agar berat
badan Anda sehat.
2. Berolahraga secara
teratur.
3. Mengangkat barang
dengan kekuatan
kaki, bukan
punggung.
4. Pastikan posisi kerja
Anda tidak
berkontribusi
terhadap rasa sakit