1. Tabloid12 Oktober - 18 Oktober 2015
No. 03 - XX, 2015
Bejibun Paket Datang Barengan
Kali ini sasaran paket pemerintah dan OJK adalah industri UMKM dan importir
B
enar-benar sedang mu-
sim paket kebijakan. Se-
telah dua pekan lalu
Bank Indonesia (BI) mengge-
lontorkan paket kebijakan ba-
reng dengan peluncuran paket
ekonomi (Pak Eko II), kini pe-
merintah gantian dengan sosok
eksekutif di Otoritas Jasa Ke-
uangan (OJK) membarengi pe-
luncuran Pak Eko III.
OJK mengeluarkan enam pa-
ket kebijakan sekaligus. Perin-
ciannya, dua paket tertuju ke
sektor perbankan. Adapun em-
pat paket kebijakan yang lain
disusun untuk industri perbank-
an non-bank. Inti aturan OJK ini
bertujuan mengamankan paso-
kan valas di dalam negeri,
mengubah ketentuan kualitas
kredit, mendorong sektor usaha
mikro, kecil dan menengah
(UMKM) serta industri kreatif.
Di lain sisi, Pek Eko III masih
menawarkan banyak paket ke-
bijakan. Sebagian kebijakan
yang menonjol adalah regulasi
terkait impor. Ada aturan ten-
tang impor limbah non-bahan
berbahaya dan beracun, tekstil
dan produk tekstil, besi atau
baja, ban, mesin fotokopi dan
pencetak berwarna, serta mesin
dan peralatan mesin.
Deregulasi impor ini menitik-
beratkan pada penyederhanaan
perizinan, rasionalisasi peratur-
an dengan menghilangkan dup-
likasi atau redundancies, irre-
levant regulations, dan kesela-
rasan antar peraturan.
34-37
■ Bisnis
APM Genjot Purnajual
Bisnis mobil lesu, bisnis onder-
dil jadi penambal kinerja. 8-9
■ Reksadana
ETF Saham BUMN
Indo Premier merilis ETF ber-
basis saham-saham BUMN. 18
■ BPJS Tenaga Kerja
Klaim JHT Meningkat
Masuk kuartal tiga, klaim JHT
meningkat pesat. 32
Negara-Negara ASEAN Mengkaji Ulang Tarif Pajak Menjelang MEA. 38-39
Helmi Kamal Lubis, CEO Dana Pensiun Pertamina:
Banyak yang Masih Energik. 28-29
Kita bisa belajar dari
Filipina soal mengelola
industri alih daya. 26-27
Buruh ingin menjaga daya beli, pengusaha mau selamat dari perlambatan ekonomi
P
aket kebijakan eko-
nomi jilid III disam-
but gembira peng-
usaha dan kaum pekerja.
Pengusaha bisa sedikit
bernapas lega lantaran na-
sibnya dipedulikan betul
oleh pemerintah. Sementa-
ra buruh bisa tersenyum
sebab Rancangan Peratur-
an Pemerintah tentang
P e n g u p a h a n u r u n g
diumumkan.
Kompak mengapresiasi
pemerintah bukan berarti
keduanya sudah seiring
sejalan. Kini, soal upah
minimum, buruh dan peng-
usaha masih saling “gon-
tok-gontokan”.
Pengusaha bilang, per-
mintaan kenaikan upah
minimum yang diajukan
buruh terlalu ketinggian.
Pekerja bilang, pemilik
modal maunya cuma upah
murah tanpa melihat ke-
adaan. Sementara, peme-
rintah yang mestinya jadi
penengah, tak juga mem-
beri kepastian.
Yang untung, calon ke-
pala daerah. Isu upah ini
seksi menjadi modal men-
dulang dukungan.
3-6
www.kontan.co.id
Peti Kemas
jadi Tempat
Nyaman. 20
Peluang bisnis
modifikasi
kontainer
untuk peritel
Rp 12.000
Lagi-Lagi Mereka
Tarik Ulur Upah
KTNM151012
2. Musim Kirim Paket
KONTAN/Benny Rachmadi
Menjaga
Kepercayaan
S
elain membaca Tabloid Kontan, saya
yakin Anda juga pernah atau bahkan
sering mengunjungi laman-laman
situs www.kontan.co.id. Jika Anda cermati,
dalam beberapa bulan terakhir, berita-berita
tentang gejolak rupiah sering muncul dalam
urutan berita terpopuler. Bahkan,
belakangan, ketika nilai tukar rupiah
terpuruk semakin dalam, berita rupiah
konsisten nangkring di urutan teratas berita
paling sering dibaca.
Apa yang terjadi di www.kontan.co.id kon-
sisten dengan data mesin pencari Google. Jika
kita bedah data Google Trend, terlihat bahwa
“rupiah” berada di urutan ke-5 dalam daftar
kata kunci paling sering dicari di Indonesia
dalam kurun waktu 90 hari terakhir hingga
hari Kamis lalu (8/10).
Fakta-fakta di atas menjadi bukti nyata
bahwa gejolak rupiah adalah masalah semua
orang dari semua kalangan. Pemilik usaha
kesulitan mengatur siasat bisnis karena,
seperti belut, rupiah semakin sulit dipegang
buntutnya. Padahal, di bulan-bulan ini, para
pemilik dan pengelola bisnis harus membuat
perencanaan untuk tahun depan. Dan, kurs
nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika
Serikat (AS) adalah salah satu asumsi utama
yang biasa mereka gunakan. Setali tiga uang,
rumahtangga juga pusing tujuh keliling meng-
atur pengeluaran mereka. Maklum, penguatan
dollar Amerika Serikat, kemudian, juga menge-
rek harga banyak barang.
Jadi, wajar dong, jika tuntutan agar peme-
rintah maupun bank sentral menjaga nilai
tukar rupiah terdengar semakin kencang saat
ini. Menjaga rupiah berarti memastikan roda
mesin pabrik-pabrik milik para pebisnis tetap
berputar cepat. Buat rumahtangga, rupiah
yang stabil juga memastikan dapur mereka
tetap mengepul tebal. Ingat, uang (rupiah) ada-
lah sumber kebahagiaan, tapi juga sekaligus
sumber malapetaka. Keluarga yang tadinya
harmonis bisa tiba-tiba mengalami krisis jika
sisi finansial mereka bermasalah. Kenaikan
upah pun tidak akan banyak menolong jika
nilai rupiah yang diberikan sebagai upah ter-
gerus dalam.
Nilai tukar rupiah adalah cerminan kondisi
fundamental ekonomi suatu negara. Ini arti-
nya, jika ingin menjaga rupiah, pemerintah
kudu menjaga dan memperkuat fundamental
ekonomi. Dengan kata lain, pemerintah harus
mampu mempergunakan semua sumber daya
yang dimiliki negara untuk menggerakkan
roda ekonomi dan menciptakan pertumbuhan.
Di saat yang sama, pemerintah juga dituntut
menjaga inflasi dan mendorong ekspor.
Bicara fundamental ekonomi adalah bicara
hasil, prestasi, dan data. Pencapaian-penca-
paian itulah yang meyakinkan investor, baik
asing mapun lokal, untuk mendekap rupiah
atau aset-aset dalam mata uang rupiah. Meng-
apa? Karena prestasi dan hasil itu menum-
buhkan kepercayaan bahwa nilai tukar rupiah
akan stabil, atau bahkan menguat.
Tapi, sebelum jauh sampai hasil, kepercaya-
an masyarakat dan investor terhadap rupiah
sejatinya juga bisa dibangun sejak awal pro-
ses. Di sini, kita bicara tentang perencanaan,
langkah-langkah eksekusi yang terlihat nyata,
dan yang tak kalah penting: koordinasi.
Oleh karena itu, “konflik” antara bank sen-
tral dan pemerintah yang mengemuka akhir-
akhir ini sungguh tidak produktif. Alih-alih
menopang rupiah, aksi berbalas kritik pejabat
bank sentral dan petinggi pemerintah justru
membuat masyarakat dan investor bingung.
Bagaimana investor akan percaya dan merasa
nyaman menyimpan rupiah jika dua penjaga-
nya saja tidak seia sekata?
Jika ingin menyelamatkan rupiah, pemerin-
tah dan bank sentral harus segera memperbaiki
koordinasi yang terkesan memburuk akhir-
akhir ini. Kekompakan kedua otoritas ini akan
menjadi modal utama menjaga rupiah. o
Cipta Wahyana
Foto Cover: Muradi
Tajuk
2. Cipta Wahyana: Menjaga Ke-
percayaan
Laporan Utama
3. Pemerintah gagal jadi pene-
ngah soal upah
4. Buruh dan pengusaha masih
jauh dari satu suara terkait
upah minimum
6. Cara pengusaha antisipasi ke-
naikan upah
Bisnis
8. APM tingkatkan layanan pur-
najual untuk menyiasati anjlok-
nya penjualan kendaraan
10. Hanson International Tbk me-
mantapkan diri fokus 100% di
bisnis properti
Investasi
11. Investor harus hati-hati, IHSG
pekan ini berpotensi terkoreksi
13. Menakar keuntungan bisnis ja-
lan tol Waskita
14. Peluang dari rencana pembagi-
an dividen saham bank BUMN
Studi di Luar Negeri
16. Merinci keperluan hidup dan
sekolah di luar negeri
Reksadana
18. Melirik peluang untung dari
potensi menggeliatnya saham
BUMN di masa mendatang
Profil
19. Kisah Nena Firdaus membesar-
kan bisnis katering pernikahan
Usaha
20. Modifikasi kontainer jadi ruang
usaha
21. Konsultasi Usaha, Wahyu Saidi:
Mematenkan merek
22. Bisnis rok tutu masih mengem-
bang
23. Kiat Agribisnis: Ketan Rp 582
Miliar
Tokoh
24. Indra Prasta, Raffi Ahmad, M.
Noor Rachman
Manajemen
25. Diversifikasi bisnis
Cardig Aero Services
Reportase
26. Indonesia patut belajar ke Filii-
pina
CEO
28. Helmi Kamal Lubis, CEO Dana
Pensiun Pertamina: Banyak
yang Masih Energik
29. Refleksi, A.M. Lilik Agung: Bu-
daya Inovasi
Dialog
30. Hariyadi Sukamdani, Ketua
Asosiasi Pengusaha Indonesia:
Tolong, Seluruh Bisnis Kesulitan
Cash Flow.
31. Analisis Ekonomi Desmon Sili-
tonga: Saatnya Benahi Ekono-
mi
Keuangan
32. Bisnis program pesangon berki-
bar saat PHK merebak
Surat & SMS
33. Surat dan SMS
33. Konsultasi Pajak Agus Susanto
Lihin dan Hendra Wijana: Biaya
Berobat Karyawan
Laporan Khusus
36. Paket kebijakan ekonomi jilid III
jadi obat bagi industri padat
karya
Menyambut MEA
38. Tarif pajak penghasilan akan
dipangkas.
Kedai
40. Menjajal bakso ikan gaya pon-
tianak di Kedai Bakso Ahan,
Tangerang
DAFTAR ISI
INDRA PRASTA
TABLOID KONTAN 1 Oktober - 18 Oktober 015 Tajuk
3. Pemerintah gagal jadi
penengah soal upah.
Tedy Gumilar, Andri Indradie,
Silvana M.P., Agus Triyono
S
elasa, 6 Oktober 2015, ra-
pat panjang dari sore
hingga malam digelar di
kantor Kementerian Koordina-
tor Bidang Perekonomian
(Kemko Perekonomian), La-
pangan Banteng, Jakarta Pusat.
Pembahasannya soal Rancang-
an Peraturan Pemerintah (RPP)
tentang Pengupahan.
Usai rapat, Menteri Koordina-
tor Bidang Perekonomian Dar-
min Nasution menyatakan, ke-
menteriannya telah menyelesai-
kan pembahasan RPP
Pengupahan. Beleid itu akan
diluncurkan sebagai bagian dari
paket kebijakan ekonomi jilid
III – rencananya diumumkan
Kamis, 8 Oktober 2015.
Namun, Rabu siang, di Istana
Negara, Darmin menyebut sore
hari itu juga, pukul 17.00 WIB
paket ekonomi III akan di-
umumkan. Artinya, pengumum-
an maju sehari lebih cepat.
Di tempat yang sama, Sekre-
taris Kabinet Pramono Anung
menyampaikan, percepatan di-
lakukan karena pemerintah ti-
dak mau kehilangan momen-
tum. Pemerintah menilai, reaksi
pasar cukup positif terhadap
paket kebijakan ekonomi sebe-
lumnya. “Ini ditandai dengan
pergerakan rupiah dan indeks
yang beberapa hari belakangan
cukup bagus,“ kata politisi PDI
Perjuangan itu.
Namun, istana presiden sore
hingga menjelang magrib hari
itu menjadi saksi antiklimaks
12 tahun drama penantian RPP
Pengupahan. Darmin dan bebe-
rapa menteri bidang ekonomi
yang hadir pada pengumuman
paket kebijakan jilid III tak se-
dikit pun menyinggung soal be-
leid tersebut. “Jangan banyak-
banyak dulu, nanti menyebar
terlalu luas jadi tidak fokus,”
kilah Darmin singkat kala dita-
nya soal nasib RPP tersebut.
Nyatanya, regulasi yang di-
nanti-nanti belum ditandata-
ngani Presiden Joko Widodo.
Kapan waktunya, Darmin sen-
diri belum bisa memberikan
kepastian.
Dalam waktu yang hampir
bersamaan, Hanif Dhakiri, Men-
teri Ketenagakerjaan yang pa-
ling berkepentingan dengan
peraturan ini, malah punya
agenda di tempat lain. Ia meng-
hadiri pembukaan acara Forum
Konsolidasi Dewan Pengupah-
an se-Indonesia di Hotel Mer-
cure Convention Centre Ancol,
Jakarta Utara.
Politisi Partai Kebangkitan
Bangsa ini mengaku tidak pa-
ham kenapa RPP Pengupahan
tak jadi diumumkan di Istana
Negara hari itu. Begitu juga soal
kapan regulasi tersebut bakal
diundangkan dan diterapkan.
“Sesegera mungkin. Saya ikut
Pak Menko saja,” katanya.
Hingga tulisan ini naik cetak,
tak ada aturan baru soal peng-
upahan yang dikeluarkan pe-
merintah.
Tarik-menarik
Tarik-menarik kepentingan
terkait RPP ini memang sengit.
Yang paling gembira atas pem-
batalan pengumuman RPP
Pengupahan, ya, kaum buruh.
Apalagi, kalau sampai beleid ini
tidak jadi terbit. “Jangan sampai
terjadi. Bisa jadi ada mogok
nasional kalau pemerintah te-
tap mendorong formula upah
inflasi plus PDRB plus alfa,”
kata Iswan Abdullah, anggota
Dewan Pengupahan Nasional
(DPN) yang mewakili buruh.
Di lain pihak, pemerintah dan
kalangan pengusaha meman-
dang, formula kenaikan upah
berdasarkan faktor inflasi dan
pertumbuhan ekonomi paling
tepat digunakan. “Kami sepakat
upah buruh harus naik. Tapi
kenaikannya harus bisa dipre-
diksi agar bisa memberikan ke-
pastian kepada buruh dan peng-
usaha,” kata Anton Supit, Wakil
Ketua DPN dari unsur
pengusaha.
Polemik buruh-pengusaha
yang gagal ditengahi pemerin-
tah ini jelas cerita buruk. Apala-
gi, Dewan Pengupahan Daerah
(DPD) kini tengah berjibaku
membahas upah minimum pro-
vinsi (UMP) dan upah minimum
kabupaten/kota (UMK).
Tenggat waktunya pemba-
hasan UMP mesti beres tanggal
1 November 2015. Sementara
UMK harus ditetapkan selam-
bat-lambatnya 21 November
2015. Namun, ketiadaan patok-
an dalam penetapan upah mini-
mum membuat saban tahun
hampir pasti banyak daerah ga-
gal memenuhi deadline.
RPP Pengupahan tadinya di-
harapkan bisa menjadi formula
baku yang diterapkan semua
daerah. Dengan begitu, tak per-
lu lagi ada “gontok-gontokan”
setiap tahun. Meski, kata Hanif,
formula yang pemerintah racik
belum dapat memuaskan ke-
pentingan semua pihak.
Akibatnya, peran Dewan
Pengupahan Daerah menjadi
kurang bertaji. Di banyak dae-
rah, penetapan UMP/UMK ke-
rap bergantung pada kepenting-
an politik kepala daerah.
Tak sedikit perusahaan gagal
memenuhi aturan UMP. “Sudah
kami hitung pakai rumusan.
Tapi keputusannya bukan seka-
dar ekonomi tapi ekonomi plus.
Plus politik,” tandas Wakil Ke-
tua DPD Surakarta dan Karang-
anyar, Sutomo, yang berasal
dari unsur akademisi.
Anton berkisah, belum lama
ia diundang salah satu pemerin-
tah kabupaten di Sulawesi Uta-
ra. Untuk 2015, provinsi itu me-
netapkan kenaikan UMP sekitar
13,16% menjadi Rp 2,15 juta.
Lebih tinggi Rp 150.000 ketim-
bang Sulawesi Selatan, yang
kondisi ekonominya lebih baik.
Kepada Anton, para pejabat
daerah itu meminta saran. Pa-
salnya, upah minimum yang
tinggi membuat para pengusaha
di daerah itu tidak sanggup me-
menuhi kewajibannya.
Jika diterapkan sebagaimana
seharusnya, kerugian malah le-
bih besar lagi. Perusahaan yang
sudah eksis mengurangi jumlah
tenaga kerja. Sementara peker-
jaan menarik investor baru kian
berat saja. “Saya bilang kepada
mereka, ini bukan soal sanggup
atau tidak sanggup. Tapi ini hu-
kum, dan Anda harus melaksa-
nakan apa pun konsekuensi-
nya,” kisah Anton.
Iswan tidak menafikan, men-
jelang pilkada serentak yang
akan berlangsung pada Desem-
ber mendatang, kian banyak
kandidat kepala daerah yang
menjadikan isu UMP/UMK un-
tuk mendulang suara. Namun
dia melihatnya sebagai kewa-
jaran lantaran upah minimum
memang menjadi sebuah kepu-
tusan politik. Lagipula,
“Bagi buruh, kita tidak bisa me-
nolak kalau ada orang yang
mau membantu persoalan ini,”
katanya.
Upah memang bagus sebagai
komoditas gorengan politik. o
Pemerintah Lelet, Soal
Upah Ketinggalan Paket
Penetapan UMP/
UMK kerap
tergantung
kepentingan
politik kepala
daerah.
Upah Minimum, Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi
UMP Rata-
rata Nasional
Pertumbuhan
UMP (%)
Pertumbuhan
Ekonomi* (%)
Inflasi* (%)
Umum Inti
2010 Rp 908.800 9,40 6,38 6,96 4,28
2011 Rp 988.800 8,80 6,17 3,79 4,34
2012 Rp 1.119.100 13,18 6,03 4,30 4,40
2013 Rp 1.332.400 9,06 5,58 8,38 4,98
2014 Rp 1.584.404 18,91 5,02 8,36 4,93
2015 Rp 1.780,000 12,34 4,67** 2,24*** 3,32***
*Berdasarkan harga konstan 2010
**Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2015
*** Inflasi hingga September 2015
UMP Tertinggi 2015 UMP Terendah 2015
DKI Jakarta
UMP Rp 2,70 juta
Naik 10,6%
KHL Rp 2,54 juta
Papua
UMP Rp 2,19 juta
Naik 7,5%
KHL Rp 2,17 juta
Sulawesi Utara
UMP Rp 2,15 juta
Naik 13,16%
KHL Rp 1,64 juta
Bangka Belitung
UMP Rp 2,10 juta
Naik 28,05%
KHL Rp 2,08 juta
Kalimantan Timur
UMP Rp 2,03 juta
Naik 7,41%
KHL Rp 2,03 juta
Nusa Tenggara Timur
UMP Rp 1,25 juta
naik 8,7%
KHL Rp 1,65 juta
Nusa Tenggara Barat
Rp 1,33 juta
naik 9,92%
KHL Rp 1,43 juta
Bengkulu
UMP Rp 1,50 juta
naik 11,11%
KHL 1,50
Sulawesi Tengah
UMP Rp 1,50 juta
Naik 20%
KHL Rp 1,50 juta
Kalimantan Barat
UMP Rp 1,56 juta
Naik 13,04%
KHL Rp 1,50 juta
UMP= Upah Minimum Provinsi
KHL= Komponen Hidup Layak
sumber: Badan Pusat Statistik, ILO,
berbagai sumber, diolah KONTAN
Laporan Utama
TABLOID KONTAN 12 Oktober - 18 Oktober 2015
4. Polemik upah minimum
tak berkesudahan.
Tedy Gumilar, Andri Indradie,
Silvana Maya Pratiwi
S
ejak pukul 15.32 WIB,
Rabu, 8 Oktober 2015, Edy
Yusuf Agung Gunanto su-
dah berada di ruang tunggu pe-
numpang di bandar udara Ach-
mad Yani, Semarang. Pesawat
sore itu akan membawanya
terbang ke Jakarta. Dosen di
jurusan ilmu ekonomi studi
pembangunan Universitas Di-
ponegoro ini berada di Jakarta
selama tiga hari, hingga kemba-
li ke Semarang Jumat pagi.
Edy yang datang ke ibukota
dengan kapasitas sebagai Wakil
Ketua Dewan Pengupahan Dae-
rah (DPD) Jawa Tengah, hen-
dak mengikuti forum konsoli-
dasi dewan pengupahan se-In-
donesia, di Hotel Mercure,
Ancol, Jakarta Utara.
Di tempat itu juga hadir tak ku-
rang dari 323 orang, 190 orang
di antaranya perwakilan DPD
dari 33 provinsi.
Forum konsolidasi semacam
ini merupakan hajatan rutin ta-
hunan yang digelar Kementeri-
an Ketenagakerjaan sejak tahun
2009. Tapi, cuma namanya yang
“forum konsolidasi”. Kenyata-
annya, persoalan UMP/UMK
yang menjadi pekerjaan utama
DPD selalu menjadi semacam
arena perseteruan abadi antara
buruh dengan pengusaha.
Mirisnya, selisih pendapat
tak cukup cuma menguar di ru-
ang rapat DPD. Namun menja-
lar hingga aksi tuntutan massa
di jalanan. Tak ada yang salah,
sebab kemerdekaan berpenda-
pat di negeri ini dijamin oleh
konstitusi.
Persoalannya, kondisi serupa
selalu berulang saban tahun.
Seolah tak pernah belajar dan
menggiring munculnya perta-
nyaan soal kemampuan peme-
rintah menjadi penengah dalam
sistem tripartit pembahasan
upah minimum; pemerintah-
pengusaha-buruh.
Kali ini situasi yang mirip-mi-
rip dengan tahun-tahun sebe-
lumnya berpotensi kembali ter-
ulang. Kalangan buruh meminta
kenaikan upah minimum 22%
hingga 25%. Sementara peng-
usaha yang tengah megap-me-
gap menganggap tuntutan sebe-
sar itu tak masuk akal.
Formula kenaikan upah ber-
dasarkan inflasi dan pendapat-
an domestik bruto regional
(PDRB) diajukan pemerintah
sebagai jalan tengah. Kalau
menggunakan patokan asumsi
inflasi dan PDB nasional, upah
minimum buruh tetap naik, ber-
kisar antara 10%–11%.
Namun di sisi lain, daya saing
pengusaha nasional tetap terja-
ga. “Formula yang akan diterap-
kan dalam perhitungan upah
minimum diupayakan sederha-
na dan mudah dipahami oleh
seluruh pemangku kepenting-
an,” kata Menteri Ketenagaker-
jaan, Hanif Dhakiri.
Cuma, jurus pamungkas yang
digadang-gadang Hanif masih
sebatas wacana. Sampai tulisan
ini naik cetak, Rancangan Per-
aturan Pemerintah (RPP) ten-
tang Pengupahan yang meng-
atur soal formula tersebut be-
lum juga dikeluarkan.
Alhasil, di banyak daerah,
masing-masing pihak menyo-
dorkan usulan yang dianggap
paling benar. “UMK rumusnya
mengada-ada sesuai kepenting-
an masing-masing stake holder.
Misalnya, upah sektor gurem
Buruh dan pengusaha masih jauh dari satu suara terkait upah minimum.
KONTAN/Baihaki
Pengusaha dan Buruh
Berpolemik Tanpa Wasit
Serikat pekerja
tetap menuntut
upah minimum
naik 22% dan
menolak formula
pemerintah.
sama dengan yang sudah ma-
pan,” kata Sutomo, Wakil Ketua
Dewan Pengupahan Surakarta
dan Karanganyar.
Tidak memuaskan
Disahkan atau tidak, sejak
jauh-jauh hari formula inflasi
plus PDRB sudah ditolak kaum
pekerja. Kenaikan upah mini-
mum 22% dianggap paling tepat
dengan kondisi buruh saat ini.
Karyawan tetap perusahaan
garmen, PT Bina Citra Karisma
Lestari di Kabupaten Bandung,
Jawa Barat, Riyadi, misalnya.
Ia menerima upah bulanan
Rp 2,041 juta, sudah termasuk
tunjangan-tunjangan. Pas ban-
derol dengan Upah Minimum
Kabupaten Bandung yang juga
Rp 2,041 juta.
Dengan upah segitu, dia ha-
rus menghidupi istrinya yang
ibu rumah-tangga dan anak
bungsunya yang masih duduk
di kelas 6 SD. Anak sulungnya,
selepas SMA terpaksa langsung
bekerja lantaran tak ada biaya
untuk melanjutkan sekolah.
Setelah dipotong biaya sewa
tempat tinggal, makan sehari-
hari dengan kebutuhan sekolah
anak, praktis upah tersebut tak
cukup untuk sebulan hidup.
“Saya sudah dua atau tiga tahun
nggak ada lemburan. Jadi eng-
gak ada tambahan penghasilan
selain gaji,” katanya sembari
menerawang.
Iswan Abdullah, Anggota De-
wan Pengupahan Nasional per-
wakilan buruh menyebut, fakta
serupa Riyadi, jamak ditemu-
kan di kalangan pekerja. Menu-
rutnya, secara rata-rata, upah
minimum hanya bisa mencu-
kupi 62,3% total kebutuhan se-
bulan. Artinya, belum genap
sebulan, upah tersebut sudah
habis terpakai untuk kebutuhan
sehari-hari.
Artinya lagi, seluruh upah
yang diterima buruh semuanya
habis dibelanjakan. Kalau ada
kenaikan upah minimum 22%
tahun depan, tambahan terse-
but juga akan habis dibelanja-
kan. “Dampaknya, daya beli
buruh terus bertambah. Ini,
kan, bagus untuk pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang mayo-
ritas disumbang oleh belanja
masyarakat,” tandas Iswan.
Penolakan atas formula per-
hitungan upah minimum bukan
cuma soal besaran kenaikan
yang tidak sesuai tuntutan bu-
ruh. Menurut Iswan, lantaran
dasar perhitungannya sudah
dipatok sejak awal, peran buruh
dalam pembahasan upah mini-
mum juga bakal tereliminir.
Anton Supit, Wakil Ketua De-
wan Pengupahan Nasional me-
negaskan, pihaknya bukan me-
nentang kenaikan upah mini-
mum. Upah minimum, ia bilang,
sewajarnya memang harus
mengalami kenaikan. Namun,
praktik yang terjadi selama ini
kenaikannya dianggap terlalu
tinggi dan tidak bisa diprediksi.
Ini menyulitkan pengusaha,
terutama yang bermain di in-
dustri padat karya untuk
menyusun perencanaan ke-
uangan perusahaan.
Di industri tekstil misalnya,
komponen upah menyerap se-
kitar 25% dari total biaya opera-
sional perusahaan. Nah, kalau
upah naik terlalu tinggi, perusa-
haan pasti kesulitan memenuhi
kewajiban sesuai ketentuan.
Apalagi, kondisi ekonomi
terkini tidak menguntungkan
bagi pengusaha untuk mengem-
bangkan usahanya. “Kalau ke-
naikan UMP dipotong dari ke-
untungan perusahaan, ya, tidak
apa-apa. Tapi yang banyak ter-
jadi daya saing kita yang terki-
kis. Ini yang bahaya,” ujar Anton
yang duduk di dewan peng-
upahan mewakili Asosiasi
TABLOID KONTAN 12 Oktober - 18 Oktober 2015 Laporan Utama
5. Pengusaha Indonesia (Apindo).
Bonar Sirait, Chief HR Officer
PT Asia Pacific Fibers Tbk me-
minta buruh bisa bertenggang
rasa. Sebab, hampir semua per-
usahaan bakal kesulitan jika
buruh menuntut kenaikan upah
hingga 22%.
Asia Pacific Fibers yang pu-
nya pekerja sekitar 4.000 orang,
sendiri tidak dalam kondisi ter-
baik. Serbuan produk China
yang lebih murah 15% dari pro-
duk lokal membikin perusaha-
an kesulitan. “Kalau pada akhir-
nya kenaikan UMP memukul
mereka, kemana buruh mau
mencari kerja?” kata Bonar.
Dampaknya bagi perusahaan
tak semata-mata sebatas penge-
luaran untuk UMP/UMK.
Kenaikan upah minimum akan
mempengaruhi upah pekerja
yang sudah bekerja diatas satu
tahun. “Yang di bawah naik,
yang atas juga akan minta naik.
Sundulan ini yang berat buat
kami,” imbuhnya.
Di lapangan, perbedaan upah
antara pekerja yang belum ge-
nap satu tahun dengan yang di
atasnya sangat tipis. Malah, ada
juga pekerja yang sudah beker-
ja lebih dari 20 tahun dibayar
dengan standar UMP/UMK (li-
hat boks).
Persoalan berikutnya, upah
yang dianggap terlalu tinggi dan
tidak bisa diprediksi membuat
banyak perusahaan mengurangi
tenaga kerja, merelokasi pabrik
ke daerah yang UMP/UMK-nya
lebih murah, hingga menutup
usahanya.
Iswan menyadari, kenaikan
upah membuat beban perusa-
haan membengkak. Makanya,
ia menilai di sinilah peran
pemerintah musti dimainkan
untuk mengurangi beban peng-
usaha dari sisi yang lain. Bukan
selalu mengandalkan upah mu-
rah.
Pemberian berbagai insentif
pajak, pemangkasan bunga kre-
dit usaha, dan mendorong eks-
por yang lebih besar, bisa men-
jadi pilihan kebijakan stimulus
bagi pengusaha. Plus, mendong-
krak daya beli masyarakat de-
ngan menjaga stabilitas harga
bahan pokok dan penurunan
harga Bahan Bakar Minyak.
Sejatinya, beragam insentif
fiskal dan non fiskal sudah dige-
lontorkan oleh pemerintah.
Tiga paket kebijakan ekonomi
yang diumumkan sejak Septem-
ber 2015, mayoritas berbicara
soal dukungan terhadap dunia
usaha di sektor riil.
Persoalannya, struktur indus-
tri dan ekonomi Indonesia ska-
dung carut-marut bak benang
kusut. Kebijakan yang dirilis
pemerintah tidak bisa menyele-
saikan persoalan dalam tempo
seketika. Sementara masalah
yang dihadapi industri dan pe-
kerja tak bisa lagi menunggu
untuk diselesaikan. “Dulu peng-
usaha dianggap sebentar-seben-
tar mengancam bakal ada PHK.
Sekarang sudah kejadian, apa
mau dikata?” tandas Anton.
Yang rugi pencari kerja
Kalau sudah begini, yang rugi
bukan cuma buruh. Kesempat-
an bagi para pencari kerja baru
untuk bekerja di sektor formal
jadi kian terjepit.
Data teranyar soal ketenaga-
kerjaan yang dirilis Badan Pusat
Statistik, per Februari 2015,
jumlah pengangguran di Indo-
nesia mencapai 7,45 juta orang.
Ini belum ditambah golongan
setengah penganggur dan pe-
kerja paruh waktu yang menca-
pai 35,69 juta, plus 17,69 juta
pekerja keluarga/tak dibayar.
Padahal, lapangan kerja baru
yang tersedia dari hasil realisasi
investasi di sektor riil sangat
terbatas. Sepanjang semester I
2015, realisasi penyerapan tena-
ga kerja Indonesia dari investasi
asing dan dalam negeri menca-
pai 686.174 orang. Jelas, keter-
sediaan lapangan kerja sangat
tidak mencukupi ketersediaan
tenaga kerja.
Anton menegaskan, pihaknya
tidak meminta pemerintah
membela pengusaha. Tapi pe-
merintah harus membela ke-
pentingan orang yang belum
bekerja. Pertanyaannya, peme-
rintah mau membela kepenting-
an buruh yang jumlahnya lebih
sedikit dari orang yang belum
bekerja, atau bagaimana?”
tandas Anton.
Yah, tak juga ketemu ujung-
nya, nih! o
ANTARA/Budiyanto
Persoalan upah yang mencuat di permu-
kaan selalu soal upah minimum. Padahal,
yang tak kalah penting juga soal struktur
dan skala upah. Ketiadaan faktor ini mem-
buat banyak pekerja yang sudah puluhan
tahun bekerja masih digaji sebatas standar
upah mininum. Atau, hanya sedikit lebih
tinggi dari upah minimum.
Rakhmat (42), karyawan sebuah perusa-
haan tekstil di Kabupaten Bandung, Jawa
Barat, sudah bekerja hampir 20 tahun. Tapi
gajinya sama dengan upah minimum
Kabupaten Bandung tahun 2015 yang
Rp 2,041 juta. “Bedanya 10 ribu perak sama
yang baru masuk,” keluhnya.
Buruh dari perusahaan garmen lain di
Kabupaten Bandung, Wahidin, masa kerja-
nya lebih lama setahun dari Rakhmat. Dan,
upah yang diterima bapak satu anak, ini
saban bulan sekitar Rp 2,2 juta. Selisihnya,
kurang dari Rp 200.000 diatas standar
UMK. “Sama yang baru masuk bedanya
dikit, kisaran Rp 100 ribu-Rp 300 ribuan,”
kata Wahidin.
Anton Supit, Wakil Ketua Dewan
Pengupahan Nasional mengaku tak tahu
ada berapa banyak perusahaan yang
menggaji karyawannya seperti Rakhmat
dan Wahidin. Yang jelas, dalam kasus se-
perti ini, peran serikat pekerja diperlukan
untuk bernegosiasi dengan pengusaha.
“Kalau tidak dipenuhi, tinggalkan saja per-
usahaannya. Cuma pemerintah juga harus
menyiapkan banyak lapangan pekerjaan
biar buruh punya pilihan,” tandasnya.
Sebagai tahap awal, Anton menyarankan
agar kenaikan upah minimum jangan terlalu
tinggi. Sebab, kalau di level bawah saja
sudah ketinggian, sulit bagi perusahaan
untuk mengatrol upah pekerja yang non
UMR. Dengan begitu, kenaikan upah bisa
dirasakan semua tingkatan pekerja
dengan maksimal.
Edy Yusuf Agung Gunanto, Wakil Ketua
Dewan Pengupahan Provinsi Jawa Tengah
mengakui, permasalahan skala upah sela-
ma ini memang belum diatur dengan benar.
“Kita ributnya yang upah minimun terus se-
hingga yang satu tahun ke atas tidak pernah
diperhatikan,” tukasnya.
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri
menyebut, pemerintah juga memasukkan
poin soal struktur dan skala upah dalam
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
Pengupahan. Dengan begitu, ada konsep
upah yang jelas bagi buruh non UMR. “La,
justru itu, ini akan menjadi fokus RPP
Pengupahan. Kalau formulasinya tunggu
pengumuman,” kilah Hanif.
Edy mengusulkan upah calon pegawai
menerima 80% dari UMP/UMK. Jika peker-
ja lulusan SMP dengan masa kerja diatas
satu tahun upahnya naik 120%-125%. Saat
yang sama, pekerja lulusan SMA digaji
150% dan S1 200% dari UMP/UMK. Upah
ini ditinjau dua atau empat tahun sekali. o
Kerja Puluhan Tahun Upah Standar Minimum
Dewan pengupah-
an kabupaten/kota
membentuk tim
survei Komponen
Hidup Layak (KHL)
yang terdiri dari
perwakilan serikat
pekerja, Apindo,
pemerintah, dan
akademisi dengan
mengikutsertakan
BPS setempat.
Mekanisme Penetapan UMK
Dewan Pengupah-
an kabupaten/kota
menetapkan hasil
survei sebagai nilai
KHL dan dituang-
kan dalam berita
acara.
Dewan pengupahan mem-
bahas usulan besaran nilai
UMK dengan mempertim-
bangkan; a. Nilai KHL; b. Nilai
UMK tahun sebelumnya; c.
Inflasi berdasar asumsi inflasi
RAPBN tahun berikutnya; d.
Produktifitas, pertumbuhan
ekonomi, dan usaha yang
paling tidak mampu di kabu-
paten/kota; e. Kondisi pasar
tenaga kerja; f. Kemampuan
perusahaan g. PDRB.
Jika Dewan pengupahan
kabupaten/kota tidak
dapat mengambil kepu-
tusan, bupati/walikota
mengambil keputusan
atas dasar pertimbangan
BPS setempat.
Bupati/walikota
menyampaikan reko-
mendasi usulan nilai
UMK kepada guber-
nur dengan tembusan
kepada ketua dewan
pengupahan provinsi
dan kepala dinas
tenaga kerja.
Dewan pengupahan
provinsi membahas
dan menentukan nilai
UMK dengan mem-
perhatikan usulan
bupati/walikota un-
tuk direkomendasikan
kepada gubernur.
Gubernur mene-
tapkan nilai UMK
dengan memper-
timbangkan usulan
bupati/walikota dan
saran dewan pengu-
pahan provinsi.
Keterangan: UMK = Upah Minimum Kabupaten/Kota
sumber: Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 16 tahun 2014
Mekanisme Penetapan UMSP UMSK
Dewan Pengupahan Provinsi atau Dewan Pengupahan
Kabupaten/Kota melakukan penelitian serta menghim-
pun data dan informasi mengenai: a. homogenitas peru-
sahaan; b. jumlah perusahaan; c. jumlah tenaga kerja; d.
devisa yang dihasilkan; e. nilai tambah yang dihasilkan; f.
kemampuan perusahaan; g. asosiasi perusahaan; dan h.
serikat pekerja/serikat buruh terkait.
Dewan Pengupahan melakukan peneli-
tian untuk menentukan sektor unggulan
yang selanjutnya disampaikan kepada
asosiasi perusahaan dan serikat pekerja/
serikat buruh di sektor yang bersangku-
tan untuk dirundingkan.
Besaran UMSP/UMSK disepak-
ati oleh asosiasi perusahaan dan
serikat pekerja di sektor yang
bersangkutan.
Dinas Ketenagakerjaan
menyampaikan hasil kesepaka-
tan kepada gubernur atau
bupati/walikota sebagai dasar
penetapan UMSP/UMSK.
Ket: UMSP = Upah Minimum Sektoral Provinsi
UMSK = UMSP = Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota
sumber: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 7 tahun 2013 tentang Upah Minimum
Laporan Utama TABLOID KONTAN 12 Oktober - 18 Oktober 2015 5
6. Merelokasi usaha ke daerah yang tingkat upah minimumnya lebih rendah menjadi salah satu pilihan pengusaha meski sulit diupayakan.
Cara pengusaha antisi-
pasi kenaikan upah.
Andri Indradie, Tedy Gumilar,
Silvana Maya P.
P
osisi para pengusaha se-
makin terjepit saja. Belum
selesai memikirkan struk-
tur biaya akibat perlambatan
ekonomi yang menjalar, seben-
tar lagi mereka akan berhada-
pan dengan isu pengupahan.
Maksudnya, kabar yang berka-
itan dengan hasil keputusan
Upah Minimum Provinsi (UMP)
dan Upah Minimum Kabupaten/
Kota (UMK).
Menurut rencana, pembahas-
an UMP dan UMK akan selesai
masing-masing tanggal 1 No-
vember dan 21 November tahun
ini. Berdasarkan wawancara
KONTAN, sebagian kecil peng-
usaha skeptis. Yang lain berha-
rap kebijakan UMP dan UMK
mendukung mereka.
Sisanya. dan ini kelompok
mayoritas, ingin pemerintah
menjalankan fungsi sebagaima-
na mestinya. Maksudnya, men-
jadi mediator antara pemilik
bisnis dan pekerja tanpa harus
mengintervensi terlalu jauh.
Ricardo Lumalessil, Human
Resource and Development
PT Sepatu Bata Tbk, bilang,
upah itu sifat dasarnya perlin-
dungan para pekerja dan indus-
tri. Namun, besaran upah dipu-
tuskan antara pengusaha dan
pekerja. “Pemerintah tinggal
ketok palu. Kuncinya di harmo-
nisasi pengusaha dan pihak pe-
kerja,” kata Ricardo.
Namun, hampir semua peng-
usaha yang diwawancarai KON-
TAN meminta, isu upah jangan
sampai menjadi alat politisasi.
Apalagi pemilihan kepala dae-
rah sudah dekat. Ketua Umum
Asosiasi Pengusaha Indonesia
(Apindo) Hariyadi Sukamdani,
menuturkan jangan sampai ada
kandidat kepala daerah yang
menunggangi proses pemba-
hasan upah untuk mencari mas-
sa pendukung.
Segala cara
Yang jelas, pengusaha meng-
aku, selalu siap setiap kali ada
rencana kenaikan upah. Bah-
kan, di tengah perlambatan
ekonomi seperti yang kini terja-
di. Intinya, mereka akan menca-
ri segala cara agar bertahan.
Ketua Apindo Anton Joenoes
Supit bilang, pengusaha bisa
meminta penangguhan pemba-
yaran sesuai ketentuan upah
minimum. Tapi, biasanya cara
ini agak susah. “Tahun ini se-
pertinya tidak ada yang disetu-
jui,” ujarnya kepada Tabloid
KONTAN, Rabu (7/10).
Pengusaha, lanjut Anton, bia-
sanya akan efisiensi, mulai dari
evaluasi struktur biaya sampai
pengurangan karyawan. Sebab,
dengan naiknya upah, artinya
biaya tenaga kerja akan naik.
Atau, kalau yang sudah kepe-
pet, biasanya sampai relokasi
ke daerah yang nilai upah mini-
mumnya lebih rendah. Kalau ti-
dak, ya, tutup usaha.
Di tempatnya bekerja, terang
Ricardo, perusahaan sudah me-
nerapkan efisiensi karena situa-
si ekonomi sedang buruk.
Cuma, sebisa mungkin efisiensi
tanpa harus berujung pemutus-
an hubungan kerja (PHK). Mes-
kipun, kenyataannya, sudah 20
orang yang diputus kerja oleh
Sepatu Bata.
PHK itu tak terhindarkan
lantaran beban biaya operasio-
nal sudah melejit. Sebab, per-
usahaan menjual produk dalam
rupiah, sementara bahan baku
dibayar memakai dollar AS.
Bonar Sirait, Chief Human
Resource Officer PT Asia Pacific
Fibers (APF) mengatakan, se-
lain melakukan efisiensi dan
menutup perusahaan, relokasi
usaha juga opsi bagi industri
serat dan fiber. Ada 18 perusa-
haan anggota asosiasi tersebut
di rayon Jawa Barat dan Ban-
ten. Sebentar lagi, akan ada tiga
anggota baru.
Namun, lantaran upah mini-
mum terlalu tinggi, ada bebera-
pa anggota berniat merelokasi
usaha ke Jawa Tengah yang ni-
lai upah minimumnya lebih
rendah. Bukan hanya jadi ko-
moditas politik saja, di rayon
tempat perusahaannya berope-
rasi juga ada istilah upah mini-
mum kelompok usaha (UMKU).
“Bukan cuma UMP dan UMK
saja,” jelas Bonar.
Sayang sekali, Bonar enggan
menyebut nama-nama perusa-
haan apa saja yang bakal mere-
lokasi usahanya ke Jawa Te-
ngah. Hanya dia memastikan,
tak ada perusahaan yang bisa
mempertahankan bisnisnya jika
upah minimum naik 20%–22%.
“Menurut saya, (kenaikan sebe-
sar itu) tidak realistis di zaman
sekarang,” tegas Bonar.
Saat ini, APF mempekerjakan
sekitar 4.000 karyawan. Apa
yang akan dilakukan APF jika
upah minimum naik? Jika sete-
lah mengutak-atik struktur bia-
ya operasional tak memungkin-
kan, opsi paling terakhir yang
mungkin diambil adalah pengu-
rangan karyawan.
Sementara Reza V. Maspaitel-
la, President CEO PT Valdo
Investama menambahkan, pi-
lihan lain yang biasanya diambil
perusahaan saat upah naik ada-
lah efisiensi dengan mengalih-
kan pekerjaan ke pihak ketiga
alias perusahaan outsourcing.
Masalahnya, kata Reza, peme-
rintah belum serius mengem-
bangkan bisnis outsourcing ini
(baca halaman 26–27).
Kata Hariyadi, Apindo dan 25
asosiasi usaha sudah menyam-
paikan rekomendasi ke peme-
rintah terkait Rencana Peratur-
an Pemerintah tentang Peng-
upahan. Komponen kebutuhan
hidup layak (KHL) dalam me-
nentukan UMP dan UMK seba-
iknya digunakan lima tahun ke
depan. Lantas, dengan demiki-
an, survei KHL selama tahun
2015 digunakan untuk basis pe-
nyesuaian kenaikan upah mini-
mum lima tahun ke depan.
Poin terakhir, pengusaha
ingin kenaikan tahunan upah
minimum berdasarkan formula
yang sama di seluruh Indonesia.
Formula tersebut berasal dari
hasil survei KHL ditambah hi-
tungan inflasi nasional, dan
pertumbuhan ekonomi masing-
masing daerah. Apindo juga
memberi rekomendasi agar pe-
merintah membahas ruang ling-
kup usaha outsourcing yang
sampai saat ini masih dibatasi
hanya di lima bidang saja.
Yang juga penting, pemerin-
tah juga sebaiknya betul-betul
mempertimbangkan kenaikan
UMP dan UMK, terutama kena-
ikan upah ini mempengaruhi
besaran tingkat upah di kawas-
an-kawasan industri serta pro-
yek-proyek infrastruktur yang
menjadi fokus pemerintah.
Hariyadi menilai, jika upah di
kawasan industri terlalu tinggi,
bukan saja investasi terhambat.
Kawasannya juga tak laku. o
Efisiensi sampai Relokasi
Sulit, ya, Tutup Usaha Saja
KONTAN/Muradi
Pengusaha Indonesia mana yang asing dengan isu pengupah-
an? Hampir semua pengusaha di Indonesia sudah terbiasa de-
ngan tuntutan kenaikan upah. Cara paling gampang mengahda-
pinya, menurut Hariayadi Sukamdani, Chairman Sahid Group
sekaligus Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo)
adalah dengan mempertahankan usaha seefisien mungkin. “Se-
jak sepuluh tahun lalu bisnis group kami efisien,” tuturnya.
Dengan eisien, lanjut Hariyadi, perusahaan atau bisnis group
akan mempu menghadapi terpaan badai yang bisa membuat
situasi ekonomi lesu. Paling buruk, jika tak siap situasi sulit mi-
salnya kenaikan upah tinggi, pengusaha biasanya akan memilih
memindahkan usaha atau pabriknya ke daerah yang
upahnya rendah.
Ketua Apindo Anton Joenoes Supit bilang, cuma pilihan itu
bukan keputusan dan langkah mudah. Coba saja dihitung. Kalau
sebuah perusahaan dengan 8.000 buruh dan minimal sudah
bekerja 20 tahun, bagaimana memindahkannya? Untuk bayar
pesangon saja, sebanyak 32 bulan kali gaji, perusahaan harus
siap Rp 600 miliar. Belum lagi, perusahaan harus beli tanah.
Harus menyiapkan jauh-jauh hari.
Hanya saja, relokasi usaha akhirnya tetap jadi pilihan demi
napas lebih panjang. Sutomo, akademisi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret menilai, karena itulah kebijakan upah
akhirnya juga berpengaruh ke pemerataan industri. “Hipotesis
saya, kalau suatu lokasi upahnya tinggi, industrinya akan menye-
bar ke daerah yang lebih rendah,” ujarnya. Relokasi membuat
persebaran industri lebih merata. Dengan begitu, aktivitas eko-
nomi juga tak lagi terpusat di Jabodetabek. o
Upah Bisa menjadi Alat
Pemerataan Industri?
6 TABLOID KONTAN 12 Oktober - 18 Oktober 2015 Laporan Utama
7. Pengantar.
Penulis
P
aragraf pertama.
Paragraf selanjutnya.
Paragraf selanjutnya.
Paragraf selanjutnya.
Sub judul
Paragraf selanjutnya.
Paragraf selanjutnya.
Paragraf selanjutnya.
Paragraf akhir. o
Kutipan
Paragraf pertama
Paragraf bok selanjutnya. Paragraf bok selanjutnya. Paragraf
bok. o
Judul Bok
Kontan TABLOID KONTAN 12 Oktober - 18 Oktober 2015
8. APM tingkatkan layan-
an purnajual untuk me-
nyiasati anjloknya pen-
jualan kendaraan.
Oginawa R. Prayogo,
Dadan M. Ramdan
P
ada Agustus lalu, mobil
Toyota Avanza milik Dwi
Atini masuk bengkel un-
tuk menjalani perawatan rutin.
Wanita karier berusia 55 tahun
ini mengaku, mobilnya terakhir
kali diservis pada Januari lalu.
Ya, terbilang waktu yang me-
lampaui periode yang disaran-
kan bengkel untuk servis berka-
la, yakni setiap 10.000 kilometer
atau setiap enam bulan jika ja-
rak tersebut tidak tercapai.
Dwi yang berprofesi sebagai
pegawai negeri sipil berkilah,
tidak ada kesengajaan untuk
memolorkan waktu servis ber-
kala kendaraannya. “Saya mo-
lor servis berkalanya karena
faktor mobil yang jarang dipa-
kai saja, dan mencari waktu
kosong, bukan karena masalah
keuangan,” jelasnya.
Memang, perawatan kenda-
raan tidak bisa ditawar-tawar
lagi sebab menyangkut keaman-
an dan kenyamanan si pengen-
daranya. Kendaraan yang tidak
terawat bisa berisiko fatal, se-
perti mengalami kecelakaan
akibat rem blong. Jadi tidak ada
toleransi untuk memundurkan
jadwal servis karena kondisi
ekonomi yang sedang sulit.
Sebab itu, layanan servis ken-
daraan bermotor bisa dibilang
tidak terkena imbas berarti dari
kelesuan ekonomi yang tengah
terjadi. Bahkan di tengah penju-
alan mobil nasional yang anjlok,
bisnis purnajual dan penjualan
suku cadang otomotif masih
tetap bertumbuh.
Manajer Cabang Outlet Toyo-
ta Auto2000 Surabaya Iksir
Imanuwell mencatat, sepanjang
tahun ini, transaksi bengkel non
penjualan mobil mengalami ke-
naikan sebesar 7%. “Kalau eko-
nomi normal, pertumbuhan
bisnis bengkel mencapai
8%–10%,” akunya.
Sejatinya pertumbuhan bisnis
bengkel lebih menjanjikan di-
banding penjualan mobil yang
terus menurun sejak tahun lalu.
I k s i r m e n y e b u t k a n ,
bengkel Auto2000 Ahmad Yani
di Surabaya menerima penger-
jaan servis mobil sebanyak 95
unit sampai 100 unit per hari.
Berdasarkan data Gabungan
Industri Kendaraan Bermotor
Indonesia (Gaikindo), total
penjualan mobil nasional per
Agustus 2015 hanya sebanyak
671.641 unit. Jumlah tersebut
turun 19,08% dibanding penjual-
an di periode sama tahun lalu
yang mencapai 830,096 unit
(lihat tabel).
Wajar saja, pada April lalu,
Gaikindo telah merevisi target
penjualan pada 2015 hanya
mencapai 1,05 juta unit, turun
dari target yang pernah diung-
kap pada akhir 2014,
yakni 1,1 juta unit.
Tambah diler
Menghadapi kondisi pereko-
nomian yang lesu dan berimbas
pada tergelincirnya angka pen-
jualan mobil, industri otomotif
memutar strategi supaya kiner-
ja keuangannya tetap positif.
Tidak hanya terus menggenjot
penjualan, para agen pemegang
merek (APM) berlomba-omba
mendongkak kinerja pelayanan
purnajual atawa after sales ser-
vice. Setidaknya, pendapatan
dari after sales service bisa
menambal hasil penjualan yang
menciut menyusul daya beli
masyarakat terus melemah.
Presiden Direktur PT Hyun-
dai Mobil Indonesia Mukiat Su-
tikno mengungkapkan, penda-
patan perusahaan yang berasal
dari jasa servis dan onderdil
dalam kondisi normal komposi-
sinya sebesar 20%, sisanya ber-
asal dari penjualan mobil. “Ka-
rena penjualan mobil turun,
maka bisnis onderdil porsinya
bisa naik mencapai 25%,” ujar
Mukiat tanpa menyebut nilai
omzet perusahaan.
Penjualan mobil Hyundai per
Agustus 2015 mencapai 1.067
unit atau turun 33% dibanding
tahun lalu sebesar 1.594 unit.
Namun, dalam jangka panjang,
penjualan mobil yang turun ini
tentu bisa berpengaruh terha-
dap bisnis purnajual. Pasalnya
jumlah mobil yang beredar di
pasaran akan ikut menyusut.
Biasanya para APM mengukur
jumlah mobil yang beredar di
pasaran dengan umur kendara-
annya kurang dari delapan ta-
hun atau biasa disebut unit in
operation (UIO).
Jumlah mobil Hyundai dalam
kategori UIO saat ini berada di
angka 30.000-an unit mobil. Se-
banyak 75% di antaranya masih
melakukan servis di bengkel
resmi Hyundai. Mukiat meng-
aku, agar bisnis servis dan on-
derdil Hyundai tetap mengebul,
pihaknya sering mengadakan
program tertentu dengan mem-
berikan diskon menarik. Harap-
annya, konsumen mau kembali
ke bengkel resmi.
Dalam pelayanan purnajual,
Hyundai senantiasa menjaga
stok onderdil yang sering digu-
nakan konsumen saat servis
berkala atau fast moving parts.
“Untuk fast moving parts, kami
stok barang untuk kebutuhan
enam bulan ke depan,” ujar
Mukiat.
Untuk ekspansi pembukaan
gerai baru, Hyundai akan lebih
selektif. Salah satu contohnya,
rencana pembukaan gerai di
Palangkaraya, Kalimantan Te-
ngah, yang terpaksa ditunda
karena ada petaka kabut asap.
Sepanjang tahun 2015, Hyundai
baru menambah satu gerai baru
yang berlokasi di Surabaya,
Jawa Timur. Jumlah gerai
Hyundai sendiri sampai saat ini
sebanyak 49 gerai.
Strategi tak jauh berbeda di-
tempuh PT Suzuki Indomobil
Sales (SIS) dalam memperta-
hankan kinerja keuangan dari
ambrolnya angka penjualan
mobil. Baru-baru ini, APM mo-
bil Suzuki itu menambah diler
di Indramayu, Jawa Barat. Diler
anyar ini menjadi diler Suzuki
yang ke-12 yang dibuka sepan-
jang 2015 ini.
Deputy 4W Managing Direc-
tor SIS Davy J. Tuilan menjelas-
kan, manajemen sengaja me-
nambah diler saat pasar otomo-
tif sedang lesu dengan harapan,
saat pasar pulih, jangkauan ke
konsumen lebih banyak. Mak-
lum saja, tahun ini, bisa dibilang
tahun berat yang dilewati Suzu-
ki.
Penjualan mobil Suzuki per
Agustus 2015 merosot sebesar
21,9% menjadi 82.511 unit, dari
angka penjualan tahun lalu yang
sebesar 105.705 unit. Sedang-
kan untuk penjualan onderdil
dan aksesori mobil, penurunan-
nya hanya sebesar 4% dan jasa
pelayanan servis cenderung
bergerak flat.
Menurut Davy, komposisi
penyumbang penjualan SIS ber-
asal dari penjualan mobil sebe-
sar 95% dan sisa 5% berasal dari
jasa servis, penjualan onderdil,
dan aksesori mobil. Kalaupun
penurunan penjualan mobil cu-
kup besar, porsi pendapatan
dari onderdil paling hanya naik
di angka 5,3%. “Memang penju-
alan onderdil tidak banyak
membantu,” akunya.
Menurut Davi, penambahan
diler bertujuan untuk mening-
katkan pelayanan mereka kepa-
da konsumen. “Kami juga ber-
komitmen meningkatkan layan-
an, baik dari sisi penjualan
maupun purnajual,” ujarnya.
Diler Suzuki paling bungsu
ini terdiri dari dua lantai. Lantai
pertama memiliki luas 800 m2
dan luas lantai dua sekitar 390
m2. Khusus untuk bengkel me-
miliki luas 330 m2. Adapun pe-
milik dari diler Suzuki ini adalah
PT Cinta Damai Putra Bahagia
(CDPB), yang tercatat sebagai
diler utama Suzuki.
Cinta Damai merupakan diler
Suzuki sejak 1970-an dan mena-
ungi pemasaran dan perbaikan
mobil Suzuki di wilayah III Cire-
bon. “Kami yakin, diler ini bisa
memberikan dampak positif ke
konsumen dan juga ke Suzuki,”
kata Septian Ricky Hersiman,
General Manager Cinta Damai
Putra Bahagia.
Lantaran penjualan mobil baru lesu, para agen pemegang merek (APM) menggenjot pendapatan dari layanan purnajual dan penjualan onderdil.
KONTAN/Baihaki
Penjualan Lesu, Ini Cara
Menambal Pendapatan
APM menambah
jumlah diler
untuk
memperluas
layanan
purnajual.
BisnisBisnis
TABLOID KONTAN 12 Oktober - 1 Oktober 2015
9. Ricky bilang, kendaraan Su-
zuki, baik mobil komersial
maupun mobil penumpang, co-
cok untuk konsumen mereka
yang ada di Indramayu. Daerah
ini terkenal sebagai daerah per-
tanian dan juga perikanan.
“Produk Suzuki sesuai dengan
kebutuhan tersebut,” jelasnya.
Memperluas jaringan diler
juga ditempuh PT Honda Pros-
pect Motor (HPM) untuk meng-
antisipasi dampak pelemahan
ekonomi. Pada Agustus lalu,
HPM meresmikan Honda Union
Tangerang. Ini adalah diler res-
mi Honda yang ke-98 di Indone-
sia dan ke-32 di wilayah Jabota-
bek. Diler yang berdiri di atas
lahan seluas 4.895 m2 itu dileng-
kapi dengan fasilitas layanan
penjualan dan purnajual, seper-
ti sales, service, dan spareparts.
Honda Union Tangerang memi-
liki showroom seluas 526 m2
yang menampilkan semua line-
up produk Honda terbaru.
Terdapat pula fasilitas wai-
ting lounge dengan televisi,
private zone, cafe zone, food
zone, internet zone, toilet, ru-
ang merokok, dan kids zone.
Sejumlah fasilitas tersebut me-
lengkapi diler baru ini. Untuk
layanan purna jual terdapat fa-
silitas servis seluas 4.063 m2
yang dilengkapi dengan sembi-
lan bay general repair, tiga bay
perawatan berkala, tiga bay
quick service, dua bay final in-
spection, serta satu bay wheel
alignment
Utamakan layanan
Bisnis jasa servis dan onder-
dil penguasa pasar mobil nasio-
nal, yakni PT Toyota Astra Mo-
tor (TAM) juga tetap moncer.
Maklum, jumlah mobil Toyota
yang beredar di masyarakat
masih bertambah setiap tahun.
Deputy Director Customer
First TAM Widyawati Soedigdo
mengibaratkan onderdil seba-
gai obat bagi mobil. Sebab,
kendaraan harus menggunakan
onderdil baru agar tetap sehat
walaupun konsumen memiliki
kecenderungan menunda peng-
gantian suku cadang ini karena
efek pelemahan ekonomi.
Bisnis di luar penjualan mobil
ini diperkirakan tumbuh 7% di
tahun ini. Meski tumbuh, angkat
ini melambat dibandingkan per-
tumbuhan tahun sebelumnya,
yang sebesar 12%. “Kami mere-
visi target dari 12% menjadi 7%,
karena faktor perlambatan eko-
nomi dan nilai tukar rupiah
yang melemah.” ungkapnya.
Untuk penjualan mobil per
Agustus 2015, Toyota mencetak
penjualan sebanyak 208.439
unit atau turun 26,18% diban-
ding periode yang sama di tahun
lalu yang sebanyak 282.376 unit.
Tidak hanya penjualan, market
share penjualan Toyota pun
ikut menciut, dari 34% menjadi
31% dari total penjualan mobil
nasional.
Wiwid, sapaan akrab dari
Widyawati, menjelaskan, dalam
keadaan normal, pendapatan
dari servis dan onderdil meng-
ambil porsi 20% dari total pen-
dapatan TAM. Sedangkan sisa-
nya berasal dari penjualan mo-
bil. “Karena penjualan mobil
turun, saat ini porsi pendapatan
dari layanan servis dan onderdil
di angka 33%,” ungkapnya tanpa
mau menyebut nominal dari
omzet tersebut.
Wiwid mengklaim, pihaknya
selalu mengutamakan pelayan-
an ke pelanggan. Apabila bisnis
purnajual sebuah produk dinilai
baik, konsumen tentu menjadi-
kannya sebagai pengalaman
yang berkesan.
Harapannya, jika konsumen
membeli mobil baru, maka akan
memilih merek yang sama kare-
na puas dengan pelayanan pur-
najualnya.
Contohnya, onderdil mobil
yang masuk kategori fast mo-
ving parts harus selalu tersedia
di bengkel-bengkel Toyota. Un-
tuk kategori slow moving parts,
diberikan batasan waktu mak-
simal ke konsumen soal stok
barang sehingga ada kepastian
waktu. “Untuk stok onderdil
dan lainnya sudah tersentralisa-
si dengan sistem teknologi in-
formasi supply demand di kan-
tor pusat,” terang Wiwid.
TAM terus berupaya mening-
katkan awareness pelanggan
bengkel, agar kembali ke beng-
kel Toyota ketika servis. Meski
pelayanan bengkel Toyota dila-
kukan diler, TAM mengklaim
siap mengecek kualitas layanan
bengkel langsung ke konsumen.
Caranya, TAM menghubungi
konsumen sehari setelah servis
di bengkel resmi Toyota untuk
menanyakan kepuasan pelayan-
an. “Cara ini kami lakukan se-
bagai penilaian terhadap diler
Toyota,” aku Wiwid.
TAM belum lama ini juga
mengubah struktur diler Toyo-
ta. Sebelumnya, untuk penjual-
an mobil TAM hanya berhu-
bungan dengan lima diler uta-
ma, yakni Auto 2000, Haji Kalla,
New Ratna Motor, Hasrat Aba-
di, dan Agung Toyota.
Per Juli 2015, struktur penju-
alan tersebut dihapus. Alhasil,
diler Toyota yang lain bisa lang-
sung berhubungan dengan
TAM. Kini, tercatat ada 37 diler
Toyota yang tersebar di seluruh
Indonesia, yang juga melayani
purnajual. “Karena konsumen
makin banyak, sedangkan kami
ingin mendekatkan diri ke kon-
sumen. Konsekuensinya, kami
berkembang lebih besar dan
membutuhkan tambahan per-
sonel,” jelas Wiwid.
Yah, tanpa terjadi kelesuan
ekonomi pun, layanan purnaju-
al memang sudah seharusnya
mendapat perhatian yang tak
kalah serius. o
KONTAN/Baihaki
Total Penjualan Mobil Penumpang dan Niaga Periode Januari - Agustus 2015
No. ATPM Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus TOTAL %
1 HONDA 16.855 13.682 13.951 10.583 11.301 15.035 8.861 13.226 103.494 15,41%
2 TOYOTA 27.166 26.743 31.801 30.053 23.223 23.967 13.495 31.991 208.439 31,03%
3 SUZUKI 12.683 10.017 12.387 8.019 10.017 9.669 9.803 9.916 82.511 12,28%
4 DAIHATSU 14.536 14.523 16.258 14.855 14.486 14.221 8.744 15.808 113.431 16,89%
5 MITSUBISHI 11.365 11.220 10.212 9.662 9.126 8.748 7.087 9.408 76.828 11,44%
6 ISUZU 2.052 2.160 1.836 1.458 1.656 1.494 765 1.044 12.465 1,86%
7 HYUNDAI 143 138 122 160 135 129 102 138 1.067 0,16%
8 KIA 425 271 251 264 279 507 220 223 2.440 0,36%
9 MAZDA 742 626 835 752 855 725 560 733 5.828 0,87%
10 HINO 1.782 1.948 2.388 1.410 1.502 1.844 1.478 1.803 14.155 2,11%
11 MERCEDEZ BENZ 227 162 292 236 566 395 277 357 2.512 0,37%
12 CHEVROLET 662 682 232 230 242 286 416 475 3.225 0,48%
13 PEUGEOT 8 5 3 7 0 3 1 1 28 0,00%
14 AUDI 19 18 17 17 16 10 8 22 127 0,02%
15 BMW 180 226 225 130 200 250 205 240 1.656 0,25%
16 CHERY 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00%
17 LEXUS 8 57 53 22 47 25 40 25 277 0,04%
18 JAGUAR 3 0 2 1 2 4 3 2 17 0,00%
19 FORD 560 380 492 364 355 346 262 661 3.420 0,51%
20 VW 58 47 47 44 37 37 20 34 324 0,05%
21 VW CARAVELLE 2 6 3 7 4 3 2 2 29 0,00%
22 NISSAN 1.802 3.375 5.061 1.321 2.091 2.079 1.278 1.842 18.849 2,81%
23 UD TRUCKS 0 0 0 0 0 48 65 80 193 0,03%
24 SUBARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00%
25 PROTON 63 17 20 13 7 10 4 9 143 0,02%
26 RENAULT 5 2 10 14 12 17 9 11 80 0,01%
27 LAND ROVER 16 25 18 11 15 10 9 7 111 0,02%
28 FAW 41 11 17 16 30 21 11 15 162 0,02%
29 CHRYSLER 28 45 23 52 43 32 30 14 267 0,04%
30 SMART 0 1 0 2 3 1 0 3 10 0,00%
31 INFINITI 0 0 0 0 0 1 0 2 3 0,00%
32 GEELY 3 5 4 3 50 30 25 5 125 0,02%
33 MAN TRUCK 17 14 5 2 6 1 4 6 55 0,01%
34 MINI 9 13 59 47 43 44 30 40 285 0,04%
35 TATA 100 101 112 134 152 139 88 137 963 0,14%
36 DATSUN 2.634 2.220 2.675 1.711 2.874 2.041 1.713 2.254 18.122 2,70%
TOTAL 94.194 88.740 99.411 81.600 79.375 82.172 55.615 90.534 671.641 100,00%
Sumber: Gaikindo
TABLOID KONTAN 12Oktober-18Oktober2015
10. PT Hanson International
Tbk memantapkan diri
fokus 100% di bisnis
properti.
Dadan M. Ramdan
P
ada 2008 silam, PT Han-
son International Tbk
memutuskan untuk
mengubah haluan bisnis dari
tekstil ke usaha perdagangan
dan pertambangan.
Kala itu, perusahaan ini tak
sanggup menyelamatkan usaha
tekstil akibat kalah bersaing
dengan produsen tekstil asal
China dan India. Alhasil, perse-
roan ini melego 99,9% atau se-
banyak 361,2 juta saham milik
anak usahanya, PT Primayudha
Mandiri Jaya (PJM), kepada
PT Bitratex Indonesia dengan
harga Rp 1 per saham.
Namun, peruntungan perusa-
haan ini di bisnis pertambangan
dan perdagangan tetap redup.
Akhir 2013, Hanson banting se-
tir ke bisnis properti. Kali ini,
mulai terlihat hasil positif. Alha-
sil, emiten dengan kode saham
MYRX di Bursa Efek Indonesia
(BEI) itu melepas dan menjual
seluruh aset yang berkaitan de-
ngan usaha pertambangan pada
Juli lalu. Aset bisnis tambang
timah di Sukabumi, Jawa Barat,
dijual ke perusahaan lokal seni-
lai Rp 400 miliar. Usaha ini tadi-
nya dikelola oleh anak usaha-
nya, PT Binadaya Wiramaju.
Bisnis bijih timah terakhir
memberikan kontribusi ke Han-
son pada akhir 2014. Dari pen-
dapatan Rp 266,36 miliar di
2014, sekitar Rp 6,52 miliar ber-
asal dari hasil tambang bijih ti-
mah. Berdasarkan laporan ke-
uangan semester I-2015, penda-
patan perseroan di bisnis
tersebut nihil, dan seluruhnya
ditopang dari sektor properti.
Hanson beralih ke properti
setelah mengakuisisi PT Mandi-
ri Mega Jaya (MMJ) pada 2013
senilai Rp 4 triliun, yang dida-
patkan dari dana rights issue.
Mandiri Megah tercatat memi-
liki land bank seluas 3.200 hek-
tare (ha) di Serpong dan Maja,
Jawa Barat.
Baru-baru ini, lewat anak
usahanya tersebut, Hanson
mengakuisisi dua perusahaan
properti dengan total nilai men-
capai hampir Rp 540 miliar.
Perinciannya, Hanson meng-
akuisisi 53% saham PT Bintang
Dwi Lestari (BDL) dengan nilai
Rp 423,99 miliar dan 66% saham
PT Purisakti Bangunpersada
(PBP) senilai Rp 115,5 miliar.
Sebagian besar dana tersebut
diperoleh dari hasil divestasi
aset atas dua anak perusahaan
yang bergerak di sektor pertam-
bangan. Proses akuisisi dilaku-
kan untuk menambah jumlah
cadangan tanah perseroan ini.
Dari hasil akuisisi ini, Hanson
menambah jumlah cadangan
lahan hingga 1.000 ha di kawas-
an Maja dan 70 ha di Tigaraksa,
Tangerang. Kedua lokasi terse-
but merupakan kawasan pe-
ngembangan yang telah dimiliki
perseroan ini sebelumnya di
wilayah tersebut. Dengan me-
nguasai land bank sangat luas,
Hanson berpotensi menjadi pe-
main besar di bisnis properti di
masa mendatang.
Menengah ke bawah
Selain terus memperluas land
bank, Juni lalu, Hanson mem-
pertebal modal kerja lewat pin-
jaman dari Bank ICBC senilai
Rp 800 miliar. Pinjaman terse-
but terdiri dari pinjaman tetap
installment sebesar Rp 500 mi-
liar dengan tenor lima tahun
dan tambahan satu tahun masa
tenggang. Di samping itu, pin-
jaman tetap on demand sebesar
Rp 300 miliar dengan tenor dua
tahun dan masa tenggang satu
tahun. Dana tersebut akan dipa-
kai untuk mengakuisisi lahan di
wilayah Jabodetabek.
Hanson bisa dibilang baru
dan belum begitu berpengalam-
an di bidang properti. Sebab itu,
Hanson menggandeng PT Ci-
putra Development Tbk dalam
pengembangan tahap satu Citra
Maja Raya seluas 430 ha.
MYRX juga berkongsi dengan
PT Bank Tabungan Negara
(BTN) dalam pengembangan di
wilayah Maja lainnya. Sementa-
ra di kawasan Serpong, MYRX
membentuk PT Pacific Milleni-
um Land, usaha patungan anta-
ra Mandiri Megah dengan
PT Pelican Group Pte. Ltd. Da-
lam kerjasama ini, Hanson
menggenggam saham 41,41%.
Selain itu, Hanson mulai ber-
ekspansi ke Babelan, Bekasi
dan Cengkareng, Jakarta Barat.
Di Bekasi, Hanson bakal mem-
bangun kawasan industri. Se-
dangkan di Cengkareng, mere-
ka merencanakan pembangun-
an apartemen untuk segmen
menengah-bawah.
Hingga kini, lahan di Bekasi
yang sudah dibebaskan seluas
400 ha dan di Cengkareng selu-
as 90 ha. Hanson sendiri bakal
mengembangkan lokasi terse-
but antara dua tahun sampai
tiga tahun mendatang.
Kini, Hanson semakin me-
mantapkan diri dan 100% me-
rambah bisnis properti. “Seka-
rang kami fokus di properti,
terutama perumahan untuk
menengah ke bawah,” kata Di-
rektur dan Sekretaris Perusaha-
an PT Hanson International Tbk
Rony Agung Suseno.
Bukan tanpa alasan Hanson
lebih menyasar properti untuk
kelas menengah ke bawah, ter-
utama untuk proyek perumah-
an di Maja. Rony bilang, pasar
segmen menengah ke bawah
masih memiliki prospek men-
janjikan. Alasannya, segmen ini
benar-benar membutuhkan ru-
mah untuk tempat tinggal. Beda
dengan kalangan atas yang
menjadikan produk properti
sebatas investasi. “Proyek seju-
ta rumah yang tengah dijalan-
kan pemerintah juga bisa meno-
pang target penjualan perusa-
haan,” ujarnya optimistis.
Adapun harga rumah yang
ditawarkan oleh Hanson berki-
sar antara Rp 120 juta–Rp 800
juta. Di Maja, Hanson menawar-
kan harga rumah antara Rp 120
juta–Rp 300 juta per unit. Se-
dangkan rumah di kawasan
Serpong dijual antara Rp 300
juta–Rp 800 juta per unit.
Tahun ini Hanson menarget-
kan prapenjualan atawa marke-
ting sales sebesar Rp 1,5 triliun.
Untuk mencapai target terse-
but, perusahaan mengandalkan
marketing sales dari proyek
township di Maja dan Serpong.
“Kalau yang di Bekasi dan
Cengkareng masih dalam tahap
persiapan,” terang Rony.
Begitu pun dengan proyek
yang digarap bareng BTN, be-
lum memberikan kontribusi.
Maklum, realisasinya harus di-
tunda akibat situasi ekonomi
yang tidak menguntungkan.
“Proyek di Bekasi dibangun ka-
lau infrastrukturnya sudah
mendukung,” imbuhnya.
Meski demikian, Hanson
mengklaim sudah melampaui
target marketing sales tahun
ini, yang dipatok sebesar Rp 1,5
triliun. “Per Agustus 2015, mar-
keting sales sudah mencapai
Rp 1,5 triliun,” aku Benny Tjok-
rosaputro, Presiden Direktur
Hanson International.
Sebelumnya, Hanson membi-
dik pendapatan hingga akhir
tahun nanti Rp 3 triliun dengan
laba bersih Rp 750 miliar. Ang-
ka ini akumulasi marketing
sales tahun lalu Rp 1,2 triliun
dan marketing sales tahun ini.
Namun, target marketing sales
diturunkan akibat ditundanya
peluncuran dua proyek, yakni
Pacific Millenium dan proyek
kerjasama dengan BTN.
Berdasarkan laporan keuang-
an Hanson, sepanjang semester
I 2015, perusahaan ini menca-
tatkan total pendapatan
Rp 72,3 miliar dengan laba ber-
sih Rp 6,22 miliar.
Apakah pamor Hanson akan
makin cemerlang? o
Hanson International menggandeng pengembang kawakan untuk mengembangkan bisnisnya.
KONTAN/Daniel Prabowo
Mencari Peruntungan dari
Tekstil hingga Properti
Di jagat properti, nama Hanson
International belum begitu dike-
nal. Namanya belum sepopuler
Agung Podomoro, Ciputra,
Summarecon Agung, Sinarmas
Land, atau Lippo Group, yang
menguasai industri properti di
tanah air.
Kendati baru terjun ke bisnis
properti, Hanson bisa disebut
juragan tanah yang banyak
memasok lahan pengembang
besar. Maklum, Benny
Tjokrosaputro, pemimpin per-
usahaan ini, dikenal orang se-
bagai juragan tanah.
Dari situs resminya, disebut-
kan, Hanson dalam 20 tahun
terakhir telah memasok tanah
seluas 10.000 hektare (ha) ke-
pada beberapa pengembang
besar di Jakarta dan sekitarnya.
Tahun 1992, Hanson melepas
600 ha tanah di Karawaci,
Tangerang, kepada Lippo
Group. Dua tahun kemudian,
Hanson melego asetnya di
Serpong seluas 1.000 ha untuk
proyek Gading Serpong.
Penjualan terbesar terjadi
tahun 1997. Hanson menjual
tanahnya seluas 4.400 ha ke-
pada tiga pengembang.
Transaksi terbesar dilakukan
dengan PSP Group dengan
melepas 3.500 ha. Selanjutnya
dengan Jababeka (Cikarang)
800 ha, dan Alam Sutera seluas
100 ha. Hanson kembali mele-
pas lagi tanahnya di tahun 2004
kepada Agung Podomoro
seluas 5 ha untuk proyek
Seasons City.
Kendati sudah banyak men-
jual tanahnya, Hanson masih
punya cadangan tanah seluas
3.133 ha di Jabodetabek.
Terbesar di Maja, Lebak, yakni
1.937 ha, Parung Panjang 745
ha, Bekasi seluas 293 ha, dan
Cengkareng 158 ha. o
Juragan Tanah
Sengketa lahan cagar budaya Sriwedari terus bergulir. Tak
menerima begitu saja keputusan Mahkamah Agung (MA) pada
2013 yang memenangkan ahli waris, Pemerintah Kota (Pemkot)
Surakarta mengajukan peninjauan kembali (PK) atas keputusan
tersebut pada 15 April lalu. Bahkan, untuk mencegah eksekusi
pada 7 Oktober 2015, Pemkot Surakarta juga telah mengajukan
permohonan penundaan eksekusi kepada Pengadilan Negeri
Surakarta pada 28 September lalu.
Terlepas dari kelanjutan sengketa tersebut, terbetik kabar
bahwa PT Hanson International Tbk tengah mengincar lahan
seluas lebih dari 10 hektare di jantung Kota Solo tersebut.
Bahkan, sumber cerita menyebutkan, Hanson telah berhasil
mendapatkan persetujuan awal dari para ahli waris RMT
Wiryodiningrat, yang mengklaim sebagai pemilik sah Taman
Sriwedari. Si empunya kabar menuturkan, Benny Tjokrosaputro,
Presiden Direktur sekaligus pemilik 11,6% saham Hanson, be-
rencana membangun apartemen dan shopping arcade di lokasi
tersebut sambil tetap mempertahankan bangunan yang merupa-
kan cagar budaya.
Sementara, Pemkot Solo bermaksud menata ulang kawasan
tersebut menjadi ruang publik, taman rekreasi, sarana hiburan
tradisional, dan hutan kecil sebagai paru-paru kota.
Sayang, hingga tulisan ini diturunkan, Benny enggan menang-
gapi kabar tersebut. Panggilan ke telepon selulernya tidak berba-
las. Begitu pula, pesan singkat yang dilayangkan KONTAN. o
Hanson Mengincar
Lahan Sriwedari?
10 TABLOID KONTAN 12 Oktober - 18 Oktober 2015 Bisnis
11. A
lergi yang mendera investor di bursa
saham sedikit demi sedikit mulai te-
robati. Optimisme investor terhadap
bursa saham Indonesia kembali mencuat
dan membawa sedikit angin segar.
Sepanjang pekan lalu, Indeks Harga Sa-
ham Gabungan (IHSG) terus menguat dan
mampu bertahan di zona hijau. Pada perda-
gangan Kamis lalu (8/10), IHSG bertengger
di posisi 4.491,43. Jika dihitung selama se-
pekan, IHSG berhasil menguat 5,56%. Ke-
cuali sektor pertanian, kinerja semua sek-
tor industri penghuni bursa pada pekan lalu
tercatat positif.
Penguatan IHSG pekan lalu seiring lang-
kah investor masuk kembali ke bursa sa-
ham. Sepanjang pekan lalu hingga Kamis
(8/19), investor asing berturut-turut meng-
gelar aksi beli saham. Alhasil, pada empat
hari di pekan lalu, investor asing membuku-
kan pembelian bersih (nett buy) senilai Rp
2,085 triliun.
Para analis menilai, tren bullish IHSG
sepanjang pekan lalu terutama disebabkan
oleh penguatan nilai rupiah ter-
hadap dollar Amerika Serikat (AS) (lihat
boks). Faktor kedua adalah pengumuman
paket kebijakan ekonomi. Ketiga, “Valuasi
harga saham sudah sangat menarik,” ujar
Kepala Riset Trimegah Securities Sebastian
Tobing.
Analis Bahana Securities Muhammad
Wafi menilai, penguatan rupiah yang cukup
signifikan pekan lalu merupakan faktor
paling kuat bagi kenaikan indeks. Sedang-
kan, paket kebijakan ekonomi jilid III yang
dirilis pada Rabu lalu (7/10), sebetulnya ti-
dak memberi dampak signifikan bagi kena-
ikan IHSG karena tidak ada yang istimewa.
Buktinya, setelah pengumuman paket kebi-
jakan, IHSG hanya naik sedikit sedangkan
nilai tukar rupiah justru melemah.
Namun, Kepala Riset Buana Capital Suria
Dharma, menilai, langkah pemerintah meri-
lis paket stimulus ekonomi setidaknya cu-
kup berhasil memulihkan kepercayaan pe-
laku pasar terhadap pemerintah. Apala-
gi, pengumuman paket kebijakan ekonomi
jilid III pekan lalu seiring dengan penguatan
rupiah. Alhasil, optimisme investor kemba-
li menyeruak. “Investor kembali melihat
fundamental emiten dan valuasi harga sa-
ham yang murah,” ujar Suria.
Potensi koreksi
Sayang, angin segar di
bursa saham tampaknya
belum akan bertahan
lama. Menurut Wafi, ke-
naikan IHSG masih
bersifat sementara.
Jika rupiah pekan ini
kembali melemah,
IHSG juga berpeluang ter-
koreksi.
Sebastian menga-
mini, IHSG pe-
kan ini berpe-
luang ter-
k o r e k s i
l a n t a r a n
rupiah ber-
peluang kembali me-
lemah.Selainitu,pekan
lalu IHSG sudah naik
cukup banyak. Bu-
kan tidak mungkin investor akan mereali-
sasikan keuntungan alias profit taking pada
pekan ini. Namun, Sebastian optimistis,
volume perdagangan di bursa saham pada
pekan ini masih cukup bagus.
Selain rupiah, pergerakan IHSG juga
akan dipengaruhi pergerakan harga komo-
ditas. Pekan lalu, harga komoditas memang
cenderung menguat akibat kenaikan harga
minyak. Tapi, Wafi bilang, harga minyak
yang naik di atas US$ 50 per barrel tidak
akan bertahan lama. Dalam jangka mene-
ngah, harga minyak masih akan melemah
sehingga berdampak ke harga komoditas
lainnya. Ujung-ujungnya, kinerja emiten
yang mengandalkan pendapatan dari pen-
jualan komoditas ikut terkena dampaknya.
Dari dalam negeri, sentimen yang akan
mempengaruhi bursa saham berasal dari
keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG)
Bank Indonesia (BI) mengenai penetapan
suku bunga acuan. Perubahan BI rate, me-
nurut Wafi, akan berdampak terhadap emi-
ten di sektor perbankan, sektor properti,
dan sektor konstruksi.
Selain rilis data ekonomi, Suria mengata-
kan, investor sebaiknya mengamati rilis la-
poran keuangan emiten kuartal III. Suria
bilang, beberapa emiten akan mengumum-
kan kinerja kuartal III pada pekan ini. Jika
melihat indikasi awal, beberapa emiten ba-
kal menorehkan kinerja positif. Kinerja
emiten perbankan seperti BBNI sepertinya
positif. Begitu pula kinerja emiten sektor
semen yang pada September lalu berhasil
meningkatkan penjualan. “Kinerja sektor
otomotif juga membaik karena data penju-
alan mobil naik,” kata Suria.
Suria menambahkan, investor sebaiknya
juga mencermati saham yang masuk kate-
gori blue chip. Sebab, saat tren bullish,
biasanya saham keping biru seperti ASII,
TLKM, maupun GGRM naik lebih cepat.
Selain semen, Sebastian menyarankan in-
vestor mencermati kinerja emiten di sektor
ritel dan sektor konstruksi. Dia menduga,
kinerja TLKM dan beberapa emiten sektor
ritel seperti MPPA dan LPPF mengalami
perbaikan.
Sebastian menganalisa IHSG pekan ini
berada di rentang 4.350–4.500, sedang Wafi
menebak IHSG bergerak di rentang 4.345–
4.585. Menurut hitungan Suria, IHSG pekan
ini cenderung menguat di rentang 4.500–
4.600.
Investor sebaiknya hati-hati. ❏
Herry Prasetyo,
Melati Amaya Dori
Mata uang garuda mulai unjuk kekuat-
an. Sepanjang pekan lalu, nilai rupiah
terus menguat dibandingkan pekan se-
belumnya hingga menembus di bawah
Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat
(AS). Pada perdagangan di pasar spot,
Kamis (8/10), rupiah bertengger di
Rp 13.887 per dollar AS.
Manajer Treasuri BRI Syariah Rachmat
Wibisono menilai, tren penguatan rupiah
pekan lalu lebih disebabkan faktor eks-
ternal. Lantaran data ekonomi AS belum
cukup bagus, muncul spekulasi kenaikan
suku bunga The Fed baru dilakukan ta-
hun depan. Spekulasi ini membikin dollar
AS melemah terhadap hampir seluruh
mata uang dunia.
Paket kebijakan ekonomi jilid III yang
dirilis pemerintah pekan lalu, menurut
Research and Analyst Divisi Treasury
BNI Trian Fathria, belum cukup menjadi
bahan bakar penguatan rupiah. Karena
itu, pekan ini, pergerakan rupiah masih
akan dipengaruhi faktor global.
Sentimen dari dalam negeri pekan ini
berasal dari hasil Rapat Dewan Gubernur
(RDG) Bank Indonesia (BI) terkait pene-
tapan BI rate dan data neraca perda-
gangan. “Jika neraca perdagangan sur-
plus karena ekspor naik dan impor me-
nurun, rupiah bisa menguat,” ujar Trian.
Rupiah pekan ini berpotensi menguat
meski tipis. Selain karena data ekonomi
AS yang belum membaik, paket kebijak-
an pemerintah bisa menjadi magnet dana
asing masuk ke dalam negeri. Trian
menduga, rupiah pekan ini bergerak di
rentang Rp 13.700–Rp 14.000 per dollar
AS. Menurut Rachmat, rupiah di rentang
Rp 13.500–Rp 13.900 per dollar AS. ❏
Peluang Melanjutkan Penguatan
Belum Tahan Lama
Sepanjang pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung menguat seiring
penguatan rupiah. Namun, tren bullish IHSG belum tentu bertahan lama. Investor harus hati-
hati lantaran IHSG pekan ini berpotensi terkoreksi.
KONTAN/stvgott
Investasi
12 Oktober - 18 Oktober 2015 11
Investasi
Tabloid
IHSG
4.500
4.300
4.100
Sumber: BEI
4.491,43
8 Okt ’15
4.254,88
1 Okt ’15
USD/IDR
14.800
14.200
13.600
Sumber: Bloomberg
14.670
1 Okt ’15
13.880
8 Okt ’15
12. R
encana PT Salim Ivomas
Pratama Tbk memba-
ngun dua pabrik minyak
sawit mentah baru itu menurut
saya sebuah keharusan. Pemba-
ngunan pabrik baru ini sebenar-
nya merupakan sebuah langkah
antisipasi karena ke depannya
jumlah kelapa sawit yang diha-
silkan oleh perusahaan ini
akan bertambah.
Jadi, menurut saya, rencana
Salim Ivomas menambah
pabrik ini bukan merupakan
suatu sentimen positif bagi per-
seroan. Tetapi ini lebih kepada
suatu kewajiban yang memang
harus dilakukan perseroan.
Saat ini harga minyak sawit
mentah internasional masih
belum kembali membaik seper-
ti sediakala. Di tengah kondisi
harga kelapa sawit yang belum
membaik ini, Salim Ivomas ma-
sih bisa mempertahankan ki-
nerjanya agar tidak terlalu
terpuruk.
Perseroan diuntungkan oleh
merek minyak goreng yang di-
pegangnya. Salim Ivomas me-
mang memiliki produk minyak
goreng dengan brand kuat, yak-
ni Bimoli.
Sebagai catatan, kapasitas
kilang minyak goreng di Indo-
nesia mencapai 50 juta ton. Se-
dang untuk produksi CPO da-
lam negeri sekitar 32 juta ton.
Saat ini kapasitas kilang mi-
nyak berlebihan, sementara
permintaan global cenderung
rendah. Karena memilik brand
yang kuat, Bimoli bisa lebih
bersaing. Sehingga saya melihat
margin dari bisnis edible oils
fats (EOF) relatif sehat.
Usia tanaman muda
Dari sisi fundamental, salah
satu hal positif dari Salim Ivo-
mas adalah potensi pertumbuh-
an yang cukup besar karena
usia tanaman sawit perusahaan
yang cukup muda. Salim Ivomas
memiliki 28% perkebunan sawit
yang belum matang. Selain itu
ada 2% perkebunan muda, yang
rentang usianya 4–6 tahun.
Jika dihitung secara teoritis,
kebun tersebut bisa menghasil-
kan sawit 10–18 ton per hektare
(ha). Hasil per ha bakal naik
signifikan memasuki usia pro-
duksi puncak, yakni di kisaran
7 –13 tahun, dan mampu meng-
hasilkan 20 –26 ton per ha.
Maka dari itu, diperkirakan
pada 2015–2020 produksi TBS
CAGR sebesar 3% dapat dica-
pai. Walaupun diasumsikan pe-
nanaman yang baru hanya 7.000
hektar per tahun.
Hal positif lainnya, SIMP di-
untungkan oleh harga CPO yang
lebih tinggi. Meskipun harga
CPO cenderung menurun, pe-
nyesuaian harga jual produk
hilir akan menghasilkan perba-
ikan margin SIMP pada divisi
minyak goreng dan lemak.
Saya merekomendasikan beli
SIMP dengan target harga
Rp 550 per saham. Memang di
akhir tahun nanti, pendapatan
SIMP diperkirakan hanya Rp
13,29 triliun, turun 11% diban-
dingkan tahun lalu yang tercatat
sebesar Rp 14,96 triliun. o
Harga komoditas minyak sawit mentah ata-
wa crude palm oil (CPO) masih belum benar-
benar pulih. Di tengah harga CPO yang kurang
baik ini, perusahaan perkebunan milik Grup
Salim justru gencar berekspansi.
PT Salim Ivomas Pratama Tbk berencana
membangun dua pabrik kelapa sawit di Kali-
mantan Timur. Masing-masing pabrik akan
memiliki kapasitas produksi 40 ton per jam .
Asal tahu saja, saat ini emiten yang menjaja-
kan sahamnya di bursa dengan kode SIMP ini
sudah memiliki 24 pabrik kelapa sawit. Total
kapasitas produksi mencapai 6,4 juta ton tan-
dan buah segar (TBS) per tahun.
SIMP juga punya dua pabrik penyulingan
gula dengan kapasitas produksi 2,2 juta ton
tebu per tahun. Lalu, ada empat lini pabrik
karet remahan dan tiga lini pabrik lembaran.
Rencananya, pembangunan pabrik baru Sa-
lim Ivomas akan dimulai paling cepat akhir
tahun ini atau awal tahun depan. Pabrik ditar-
getkan rampung pada 2017 nanti. “Investasi
tergantung kondisi di sana. Biasanya sekitar
Rp 200 miliar per pabrik,” kata Johnny Ponto,
Direktur Salim Ivomas Pratama.
Seberapa besar dampak pembangunan pab-
rik ini bagi kinerja Salim Ivomas ke depan? Si-
mak pendapat para analis berikut ini.
Fransisca Bertha Vistika
P
enambahan pabrik kelapa
sawit sebenarnya bukan
hal yang asing bagi Salim
Ivomas. Pembangunan pabrik
minyak sawit mentah sudah
menjadi kewajiban bagi SIMP.
Hal ini dikarenakan setiap ta-
hunnya jumlah tandan buah se-
gar (TBS) yang dipanen juga
mengalami kenaikan.
Saat ini memang tanaman
yang dimiliki oleh perseroan ini
belum semuanya menghasilkan.
Tetapi, apa yang dilakukan per-
seroan ini lebih sebagai langkah
antisipasi. Jadi nanti ketika pro-
duksi tanamannya sudah me-
ningkat, maka pabrik barunya
juga sudah rampung. Jadi ini
perlu dilakukan bisa perseroan
ingin mendorong kinerjanya.
Soal kinerja, di semester satu
lalu sebenarnya kinerja perusa-
haan ini di bawah ekspektasi
saya. Hal ini terlihat dari lapor-
an kinerjanya.
Pada enam bulan pertama
lalu, pendapatan Salim Ivomas
mengalami penurunan sekitar
5% menjadi Rp 6,8 triliun. Penu-
runan ini terjadi dikarenakan
harga jual rata-rata CPO meng-
alami penurunan. Selain itu,
volume jual produk edible oils
fats juga turun. Meski begitu,
laba operasional perseroan ini
masih sesuai harapan.
Banyak tantangan
Salim Ivomas masih terus
melakukan penanaman pohon
baru. Tetapi, di saat yang sama
perusahaan ini justru membu-
bukan realisasi produksi yang
stagnan. Dibandingkan tahun
lalu, produksi CPO pada enam
bulan pertama stagnan di
444.000 ton, dengan oil extrac-
tion rate sekitar 22,2%. Rasio
ini turun dari 22,5% satu tahun
sebelumnya.
Secara umum, saya melihat
perusahaan ini masih akan
menghadapi banyak tantangan.
Salah satunya adalah prospek
pemulihan harga CPO yang be-
lum pasti. Meski begitu, ada
peluang harga CPO naik di 2016,
seiring dengan potensi terjadi-
nya El Nino yang mungkin me-
landa wilayah Kalimantan dan
Sumatra, sehingga mempenga-
ruhi produksi sawit di wilayah
tersebut dan membuat pasokan
CPO terbatas. Saya membuat
asumsi harga CPO di 2016 men-
capai RM 2.400 per ton.
Tapi di sisi lain, saya juga
melihat potensi terjadinya per-
saingan ketat di industri. Persa-
ingan ini terjadi sebagai akibat
depresiasi mata uang Brasil,
yang merupakan penghasil ke-
delai. Pasokan kedelai mungkin
akan digenjot, dan bisa jadi pa-
sar akan lebih menyukai kedelai
ketimbang CPO.
Saya tidak melihat bisnis hilir
bisa menjadi katalis atraktif
untuk Salim Ivomas saat margin
tertekan akibat harga CPO yang
rendah dan pungutan ekspor
baru. Salim Ivomas saat ini juga
tampak membutuhkan belanja
modal yang tinggi. Saya mere-
komendasikan tahan untuk
SIMP dengan target harga sebe-
sar Rp 560 per saham. o
Frederick Daniel Tanggela
Analis Saham
Samuel Sekuritas Indonesia
Andre Varian
Analis Saham
Ciptadana Securities
Beli Tahan
Kinerja PT. Salim Ivomas
Pratama Tbk (SIMP)
(dalam miliar rupiah)
30/06/2014 30/06/2015
Total Aset 30.659,83 32.245,37
Total Kewajiban 14.358,77 15.381,16
Total Ekuitas 16.301,06 16.864,21
Pendapatan 7.168,56 6.791,83
Laba Kotor 2.008,06 1.515,02
Laba Usaha 1.204,40 778,55
Laba Bersih 497,62 126,86
Laba Bersih Per Saham
(dalam rupiah)
32,00 8,00
Margin Laba Kotor (%) 28,02 24,71
Margin Laba Usaha (%) 18,41 13,82
Margin EBITDA (%) 11,94 6,86
Margin Laba Bersih (%) 8,51 4,24
ROA (%) 3,88 1,92
ROE (%) 7,30 3,67
DER (kali) 0,88 0,91
Sumber: RTI
R E K O M E N D A S I ✔
12 TABLOID KONTAN 12 Oktober - 18 Oktober 2015 Saham
13. Menakar keuntungan
bisnis jalan tol Waskita.
Herry Prasetyo
L
angkah pemerintah meng-
geber pembangunan jalan
tol di tanah air menjadi
berkah bagi pemilik bisnis jalan
tol dan perusahaan konstruksi.
Kontrak pembangunan proyek
tol bakal menambah pundi-pun-
di pendapatan perusahaan kon-
struksi. Bagi pemilik ruas tol,
jalan tol merupakan sumber
pendapatan berulang yang ba-
kal terus meningkat seiring ke-
naikan volume kendaraan.
Nah, dua berkah inilah yang
sekaligus ingin diperoleh
PT Waskita Karya Tbk dengan
masuk ke bisnis jalan tol. Perte-
ngahan tahun lalu, emiten kon-
struksi pelat merah ini mendiri-
kan anak usaha bernama
PT Waskita Toll Road (WTR)
sebagai kendaraan untuk meng-
garap bisnis tol.
Waskita tampaknya tidak
mau setengah-setengah meng-
garap bisnis tol. Setelah meraup
dana segar Rp 5,3 triliun dari
hajatan penerbitan saham baru
alias rights issue Juni hingga
Juli lalu, emiten dengan kode
saham WSKT ini langsung agre-
sif mengakuisisi ruas jalan tol.
Juli lalu, Waskita melalui
WTR membeli 90% saham
PT Cimanggis Cibitung Toll-
ways (CCT) milik PT Bakrie
Brothers dan PT Bakrie Toll
Indonesia senilai Rp 552,15 mi-
liar. CCT merupakan pemilik
konsesi jalan tol Cimanggis-Ci-
bitung yang merupakan bagian
jaringan Jakarta Outer Ring
Road (JORR) II.
Sebelumnya, WTR membeli
40% saham PT Solo Ngawi Jaya
dan PT Ngawi Kertosono Jaya,
pemilik konsesi ruas tol Solo-
Ngawi dan Ngawi-Kertosono,
senilai Rp 175,6 miliar. Yang
terbaru, WSKT menggandeng
Media Nusantara Citra (MNC)
Group membentuk perusahan
patungan bernama PT Waskita
MNC TransJawa Toll Road
(WMTTR). Perusahaan yang
berdiri akhir September lalu ini
menjadi pemegang konsesi dan
pengelola ruas jalan tol Kanci-
Pejagan, Pejagan-Pemalang,
serta Pasuruan-Probolinggo.
Sekretaris Perusahaan Was-
kita Antonius Yulianto
mengatakan, WSKT te-
lah menguasai sembi-
lan ruas tol. Selain
yang telah disebutkan
di atas, WSKT juga me-
miliki konsesi dan pe-
ngelolaan ruas tol Ci-
nere-Serpong, Bekasi-
Cawang-Kampung
Melayu, dan Krian-Le-
gundi-Bunder. “Akuisi-
si ruas tol Pemalang-
Batang sudah selesai,
tinggal menunggu akta jual
beli,” imbuh Antonius.
Hingga akhir tahun, WSKT
masih akan menambah akuisisi
ruas tol. Antonius mengatakan,
WSKT tengah membidik tiga
ruas tol di Pulau Jawa. Menurut
Antonius, WSKT memang men-
dapat tugas dari pemerintah
untuk mengakuisisi proyek tol
di Jawa yang mangkrak.
Demi membiayai rencana
tersebut, WSKT akan menerbit-
kan obligasi berkelanjutan I ta-
hap II tahun 2015 senilai Rp 1,5
triliun. Surat utang ini diterbit-
kan dalam dua seri. Obligasi
seri A dengan tingkat bunga te-
tap sebesar 10,4% per tahun
berjangka waktu 3 tahun de-
ngan jumlah pokok obligasi
Rp 350 miliar. Sedang obligasi
seri B dengan jumlah pokok
Rp 1,15 triliun ditawarkan de-
ngan tingkat bunga
11,1% per tahun dan
tenor lima tahun. Masa
penawaran berlang-
sung 9–12 Oktober.
Antonius mengata-
kan, 70% dana hasil
penerbitan obligasi
akan digunakan seba-
gai modal kerja per-
usahaan ini. Sedang-
kan 30% sisanya untuk
investasi jalan tol di
Jawa dan Sumatra.
Langkah WSKT ma-
suk ke bisnis jalan tol
tidak hanya berpotensi
menyumbang penda-
patan berulang di masa
mendatang. Perolehan
kontrak baru tahun ini
juga bisa terdongkrak.
Seperti diketahui,
awal September lalu,
WSKT memperoleh
kontrak proyek jalan
tol Solo-Ngawi-Kerto-
sono senilai Rp 5,49
triliun. WSKT memenangkan
tender konstruksi ruas Karang-
anyar-Ngawi yang terdiri dari
dua paket sebesar Rp 4,01 trili-
un. WSKT juga memenangkan
tender konstruksi ruas Ngawi-
Saradan paket Ngawi-Magetan
senilai Rp 1,48 triliun.
Kontrak di kedua ruas tol
milik WSKT tersebut menjadi
penopang perolehan kontrak
baru tahun ini. Hingga akhir
September, Antonius mengata-
kan, WSKT mencetak nilai kon-
trak baru di atas Rp 17 triliun.
Kinerja vs valuasi
Pencapaian kontrak baru
tersebut membikin optimisme
WSKT membuncah. WSKT lan-
tas mengerek target kontrak
baru tahun ini dari Rp 23,4 trili-
un menjadi Rp 39 triliun.
Antonius mengata-
kan, WSKT optimistis
bisa mencapai target
baru tersebut. Sebab,
dalam waktu dekat,
WSKT akan memper-
oleh kontrak baru dari
beberapa proyek seni-
lai Rp 14 triliun. “Kon-
trak pengerjaan jalan
tol diharapkan me-
nyumbang 50% total
kontrak,” imbuh dia.
Tidak hanya berdampak posi-
tif terhadap bisnis konstruksi,
bisnis jalan tol juga akan men-
dongkrak bisnis beton precast
yang dijalankan PT Waskita
Beton Precast. Maklum, sekitar
70% produksi precast diguna-
kan secara internal oleh perusa-
haan. Dengan mengambil pro-
yek tol, Antonius bilang, kon-
trak beton precast akan
meningkat. Targetnya, bisnis
precast tahun ini menyumbang
pendapatan Rp 3 triliun.
Hingga akhir tahun, WSKT
menargetkan pendapatan Rp 15
triliun dengan laba bersih Rp
800 miliar. Pada paruh pertama
tahun ini, WSKT mencetak pen-
dapatan Rp 3,9 triliun, naik
25,3% secara year on year
(yoy). Sedangkan laba bersih
per akhir Juni 2015 melonjak
182% yoy menjadi Rp 171 miliar
(lihat tabel).
Para analis menilai,
kinerja WSKT sepan-
jang semester I paling
oke dibandingkan emi-
ten konstruksi lainnya
lantaran laba bersih
tumbuh paling tinggi,
baik secara yoy mau-
pun kuartalan.
Meski begitu, analis
Buana Capital Adeline
Solaiman menilai, pen-
capaian WSKT sepan-
jang semester I lalu be-
lum maksimal. Adeline
menargetkan, penda-
patan WSKT tahun ini
Rp 14,9 triliun dengan
laba bersih Rp 801 mili-
ar. Alhasil, pendapatan
hingga akhir Juni lalu
baru mencapai 29,2%
dari target. Sedangkan
pencapaian laba bersih
baru 19,1% dari target.
Padahal, dalam em-
pat tahun terakhir, rata-
rata perolehan penda-
patan WSKT pada semester I
sebesar 30,8% dari pendapatan
setahun. Sedangkan laba bersih
semester I biasanya sebesar
20% total laba bersih setahun.
Menurut Adeline, target baru
kontrak tahun ini cukup berat.
Jika tidak tercapai, penerbitan
surat utang hanya akan membi-
kin masalah lantaran dananya
tidak terpakai maksimal. Di sisi
lain, jika nilai emisi surat utang
tidak mencapai target, modal
kerja WSKT untuk tahun-tahun
berikutnya bisa terganggu.
Kepala Riset Trimegah Secui-
ties Sebastian Tobing menilai,
akuisisi jalan tol akan berdam-
pak positif bagi WSKT. Selain
bisa memperoleh kepastian
kontrak, dalam jangka panjang
WSKT bisa meraih pendapatan
berulang. Namun WSKT punya
risiko berupa kesulitan pembe-
basan lahan dan pertumbuhan
pengguna tol yang lemah.
Meski punya kinerja cemer-
lang,valuasihargasahamWSKT
sudah relatif mahal. Kamis lalu
(8/10), harga saham WSKT ber-
tengger di Rp 1.615 per saham.
Menurut Adeline, harga saham
WSKT dibandingkan laba bersih
per saham pada 2016 alias price
to earning ratio (PER) 2016
sebesar 20,7 kali. Padahal, rata-
rata PER emiten sektor kon-
struksi sebesar 18 kali.
Meski begitu, Adeline mere-
komendasikan beli untuk sa-
ham WSKT dengan target harga
Rp 1.745 per saham berdasar-
kan proyeksi pendapatan dan
laba bersih tahun ini. “Tapi,
WSKT bukan top pick kami,”
ujar Adeline.
Sebastian juga merekomen-
dasikan beli untuk saham WSKT
dengan target harga Rp 1.770
per saham. Namun, lantaran
valuasi harga saham WSKT pa-
ling mahal, Sebastian tidak me-
nyarankan investor mengoleksi
saham WSKT secara agresif.
Dengan alasan yang sama,
analis Samuel Sekuritas Indo-
nesia Frederick Daniel Tangge-
la merekomendasikan tahan
untuk saham WSKT dengan
target harga Rp 1.630 per sa-
ham. Menurut dia, harga saham
WSKT saat ini sudah mencer-
minkan proyeksi kinerja dalam
bulan-bulan mendatang.
Jadi, silakan berhitung ulang
jika ingin mengail cuan. o
Melapangkan Berkah
di Jalan Bebas Hambatan
Kinerja PT. Waskita Karya Tbk
(WSKT)
(dalam miliar rupiah)
30/06/2014 30/06/2015
Total Aset 9.134,77 18.568,49
Total Kewajiban 6.787,82 11.478,59
Total Ekuitas 2.346,95 7.089,89
Pendapatan 3.181,26 3.984,32
Laba Kotor 312,09 481,20
Laba Usaha 181,55 368,39
Laba Bersih 60,90 171,56
Laba Bersih Per Saham
(dalam rupiah)
6,30 16,27
Margin Laba Kotor (%) 9,69 11,52
Margin Laba Usaha (%) 6,90 9,58
Margin EBITDA (%) 6,35 7,75
Margin Laba Bersih (%) 3,77 5,52
ROA (%) 4,07 3,30
ROE (%) 15,85 8,63
DER (kali) 2,89 1,62
Sumber: RTI
KONTAN/Baihaki
30 Desember 2014 8 Oktober 2015
Sumber: Riset KONTAN
Harga Saham WSKT
1.615
1.433
Saham TABLOID KONTAN 12 Oktober - 18 Oktober 2015 13
14. Peluang dari rencana
pembagian dividen sa-
ham bank BUMN.
Fransisca Bertha Vistika,
Lamgiat Siringoringo
S
iapa sih yang tidak mau
mendapatkan keuntung-
an? Jika ditanyakan ke
semua orang di seantero dunia,
pasti semua orang mengangguk
di kala ada tawaran mendapat-
kan keuntungan.
Begitu juga dengan pemerin-
tah yang ingin mendapatkan
keuntungan dari perusahaan
pelat merah. Walau di tengah
ekonomi yang sedang melam-
bat, pemerintah menargetkan
setoran dividen atas perolehan
laba perusahaan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) naik.
Dalam Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
(RAPBN) 2016, setoran dividen
BUMN dinaikkan dari Rp 31,2
triliun menjadi Rp 34,2 triliun.
Memang, sebenarnya target di-
viden 2016 itu masih lebih ren-
dah dari target tahun ini, yang
nilainya Rp 37 triliun.
Menteri BUMN Rini Soemar-
no mengatakan, perhitungan
usulan dividen dalam RAPBN
2016 didasarkan pada target
laba BUMN tahun buku 2015
yang diperkirakan hanya men-
capai Rp 131,5 triliun. Nilai ter-
sebut lebih rendah dari yang
ditargetkan sebelumnya, yakni
sebesar Rp 165 triliun.
Semula, pemerintah menar-
getkan dividen dari bank sebe-
sar Rp 6,94 triliun. Jumlah ini
lebih rendah ketimbang setoran
dividen tahun ini yang sebesar
Rp 10,26 triliun. Karena ada ke-
naikan target dividen, perkiraan
total dividen yang dibagikan
bank jadi Rp 11,57 triliun.
Tahun depan, rasio pemba-
yaran (payout ratio) dividen
bank BUMN ditetapkan sekitar
20%–28%, dengan mempertim-
bangkan rasio kecukupan mo-
dal atau capital adequancy ra-
tio (CAR) tiap bank. Hitungan
payout ratio tersebut masih le-
bih rendah ketimbang payout
ratio tahun ini.
Tahun ini, bank-bank milik
pemerintah membayarkan divi-
den dari laba bersih 2014 de-
ngan payout ratio berkisar an-
tara 20%–30%. Payout ratio di-
viden terendah ditetapkan oleh
PT Bank Tabungan Negara Tbk
(BTN), yakni sebesar 20% dari
laba bersih. Sedang rasio pem-
bayaran tertinggi, sebesar 30%,
dibukukan oleh PT Bank Rak-
yat Indonesia Tbk (BRI).
Sekretaris Perusahaan BTN
Eko Waluyo mengatakan mana-
jemen BTN akan menjalankan
apa yang ditetapkan oleh peme-
rintah. Manajemen bank yang
terkenal sebagai penyalur kre-
dit pemilikan rumah ini menilai
rasio tersebut tidak memberat-
kan. “Kalau dihitung berdasar-
kan CAR maka penghitungan
pembagian dividen harusnya
oke,” ujar dia. Apalagi, Eko op-
timistis kinera BTN masih akan
terus positif ke depan.
Sesuai kinerja
Namun upaya pemerintah
menagih cuan dari perusahaan
pelat merah juga perlu diwaspa-
dai. Apalagi, bisnis perbankan
juga ikut melambat, seiring me-
lambatnya pertumbuhan eko-
nomi. Kepala Riset Buana Capi-
tal Suria Dharma menilai keten-
tuan payout ratio itu kurang
menguntungkan buat bank.
“Karena harusnya dana yang
harus dibayarkan dari laba itu
bisa untuk modal bank itu sen-
diri. Bisa diputar lagi untuk
kredit,” kata Suria.
Tapi, Tjandra Lienandjaja,
analis Mandiri Sekuritas, punya
pendapat beda. Menurut dia,
penurunan rasio pembayaran
dividen ini akan menguntung-
kan bank-bank pelat merah. “Ini
akan memperkuat modal bank,
karena pada dasarnya tiap bank
perlu modal yang besar agar
bisa kompetitif,” kata Tjandra.
Analis Ciptadana Securities
Syaiful Adrian mengatakan,
aturan payout ratio kali ini juga
lebih jelas. “Karena rasio pem-
bayarannya kan disesuaikan
dengan CAR, makin besar CAR
maka bank semakin sanggup
membagi dividen,” kata Syaiful.
Dengan begitu, maka pembagi-
an keuntungan ke investor atau
pemegang saham akan lebih
fair. Jika payout ratio disama-
kan, maka bank yang kinerjanya
kurang baik bisa terbebani.
Yang pasti, investor bisa ikut
meraup keuntungan dari renca-
na pemerintah menagih setoran
laba dari bank BUMN ini. Inves-
tor bisa mengoleksi saham
bank-bank pemberi dividen un-
tuk ikut menikmati bagi hasil
dari laba bersih tersebut.
Investor juga bisa mencari
keuntungan dari kenaikan har-
ga saham yang biasanya terjadi
menjelang pembagian dividen.
Tapi Suria mengingatkan inves-
tor, terutama investor jangka
pendek, agar berhati-hati lan-
taran harga saham bisa turun
setelah pembagian dividen.
Lantas, apakah dengan renca-
na pembagian dividen ini sa-
ham-saham BUMN menarik di-
koleksi? Simak pendapat para
analis berikut.
n BBRI
Bank yang dekat dengan
wong cilik ini memang sedang
tidak berkinerja baik dibanding-
kan tahun lalu. Pada semester
I-2015, PT Bank Rakyat Indone-
Mencicipi Legitnya
Keuntungan Bank BUMN
Pemerintah meminta rasio pembayaran dividen bank BUMN untuk laba bersih 2015 sekitar 20%–28%
KONTAN/Baihaki
14 TABLOID KONTAN 12 Oktober - 18 Oktober 2015 Saham
15. sia Tbk mencatatkan laba ber-
sih Rp 11,8 triliun, atau mening-
kat tipis 1,16% dibandingkan
periode yang sama di 2014.
Laba bersih emiten berkode
BBRI ini tumbuh terbatas aki-
bat tekanan beban bunga dan
kenaikan beban pencadangan.
Tekanan beban bunga tercer-
min dari penurunan margin bu-
nga bersih (NIM), sedang beban
cadangan naik akibat kenaikan
rasio kredit bermasalah (NPL).
Tjandra masih optimistis de-
ngan kinerja bank BRI. “Karena
mereka mendapat dana dari
pemerintah untuk kredit usaha
rakyat,” kata Tjandra.
BRI menjadi bank BUMN
yang menyalurkan dana pinjam-
an kredit usaha rakyat (KUR)
terbesar tahun ini. Dari target
penyaluran KUR sebesar Rp 30
triliun, bank spesialis kredit
mikro ini mendapat amanat un-
tuk menyalurkan KUR sebesar
Rp 21,4 triliun.
Begitu pula yang disampai-
kan oleh Suria, bahwa BRI sa-
ngat kuat di kredit mikro. Apa-
lagi bank ini mendapat tugas
untuk distribusi KUR. “Selain
itu provisinya juga bagus. Kre-
dit macetnya masih bisa diken-
dalikan,” kata Suria.
Memang, tahun ini pemerin-
tah sudah memangkas target
realisasi penyaluran kredit usa-
ha rakyat. Penyebabnya, waktu
penyaluran yang mepet, sehing-
ga membuat pengucuran KUR
tidak optimal. Alhasil, target
penyaluran KUR sebesar Rp 30
triliun tahun ini, diperkirakan
hanya bisa terealisasi Rp 19 tri-
liun sampai Rp 20 triliun.
Terkait permintaan dividen
dari pemerintah, Syaiful meng-
analisa BRI masih sanggup
membayar dividen dengan pa-
yout rasio sampai 30%. Sebab
CAR bank ini juga cukup tinggi.
Di semester pertama, CAR BRI
sebesar 20,4%.
Para analis masih mereko-
mendasikan beli untuk saham
BBRI. Tjandra memasang target
harga Rp 11.500 per saham.
Surya memasang target harga
Rp 12.350 per saham. Kamis
lalu (8/10), harga BBRI ditutup
di Rp 9.975 per saham.
n BMRI
Sama seperti bank lainnya,
kinerja PT Bank Mandiri Tbk
juga mengalami perlambatan.
Emiten berkode BMRI ini mem-
bukukan laba bersih Rp 9,9 trili-
un di semester I-2015, cuma
naik tipis 3,5% dibandingkan
laba bersih 2014.
Direktur Utama Bank Mandiri
Budi G. Sadikin tak menampik
adanya pengaruh pelemahan
ekonomi nasional terhadap per-
tumbuhan laba perseroan. Mes-
ki tak setinggi tahun lalu, per-
tumbuhan laba itu masih disyu-
kuri bank pelat merah ini.
Hingga Juni 2015, laju per-
tumbuhan kredit Bank Mandiri
meningkat 17,8% jadi Rp 552,8
triliun dibandingkan Juni 2014
sebesar Rp 485,8 triliun. Rasio
kredit bermasalah juga masih
terkendali di level 1,01%.
Atas kinerja tersebut, aset
Bank Mandiri pada akhir Juni
2015 mengalami pertumbuhan
year on year (yoy) sebesar
19,5% dari Rp 764,9 per Juni
2014 menjadi Rp 914,9 triliun
pada Juni tahun ini.
Sementara itu, perolehan
dana pihak ketiga (DPK) dila-
porkan tumbuh 17,8% menjadi
Rp 654,9 triliun pada Juni 2015,
dari Rp 555,4 triliun pada Juni
2014. Dari capaian itu, total
dana murah dari giro dan ta-
bungan mencapai Rp 403,9 trili-
un, atau naik sekitar 16,9% dari
realisasi di 2014 yang sebesar
Rp 345,6 triliun.
Tapi tingkat kredit bermasa-
lah perlu menjadi perhatian.
Meski masih terkendali, Syaiful
mengatakan NPL Bank Mandiri
mengalami kenaikan. Pada se-
mester I-2015, NPL bank ini
naik jadi 1,01% dari 0,81% di ta-
hun sebelumnya.
Penyumbang NPL untuk
Mandiri adalah dari sektor per-
bankan komersial. “Dibanding-
kan dengan bank lainnya, kredit
Bank Mandiri yang mengguna-
kan mata uang luar negeri lebih
banyak. Padahal nilai tukar ru-
piah melemah cukup signifi-
kan,” kata Syaiful. Kondisi ini
bisa membuat kinerja bank ini
tertekan di akhir tahun nanti.
Syaiful merekomendasikan
jual BMRI dengan target harga
Rp 7.600 per saham. Sedang
Suria merekomendasikan tahan
dengan target harga Rp 9.600
per saham. Kamis lalu, harga
BMRI Rp 8.900 per saham.
n BBTN
Kinerja BTN di semester satu
tahun ini cukup moncer. BTN
mencatatkan laba bersih tum-
buh tajam, sekitar 54,25%, di-
banding periode yang sama ta-
hun 2014. Laba tahun sebelum-
nya yang tercatat Rp 539 miliar
naik menjadi Rp 831 miliar.
Namun Syaiful melihat BTN
punya CAR yang rendah. Kare-
na itu, idealnya rasio pembayar-
an dividen ini hanya sekitar 20%
dari laba bersih.
Mengenai kinerja, Tjandra
menilai kinerja emiten berkode
BBTN ini masih akan positif.
Pasalnya, BTN mendapat aloka-
si dana dari pemerintah untuk
menyalurkan kredit perumah-
an. “Apalagi beberapa tahun ke
depan, bisnis properti banyak
masuk ke middle dan lower
class, ada keuntungan untuk
BTN di sini,” kata Tjandra.
Tjandra merekomendasikan
beli BBTN dengan target harga
Rp 1.500 per saham. Sedang
Syaiful merekomendasikan ta-
han dengan target harga Rp
1170 per saham. Harga BBTN
Kamis lalu masih di Rp 1.075
per saham.
n BBNI
Jika dilihat dari seluruh bank
pelat merah, PT Bank Negara
Indonesia Tbk (BNI) memang
yang kinerjanya anjlok cukup
dalam. BNI mencatat penuru-
nan laba bersih sekitar 50,8% di
semester I lalu. Laba bersih
bank ini turun dari Rp 4,936 tri-
liun di semester I-2014 menjadi
Rp 2,43 triliun.
Penurunan laba bersih ini di-
picu naiknya angka kredit ma-
cet atau non performing loan
(NPL) , yakni dari 2,2% jadi 3%.
Analis menilai perlambatan
ekonomi menjadi kendala besar
bagi BNI tahun ini. Tapi, Tjan-
dra masih optimistis dengan ki-
nerja emiten berkode BBNI ini.
“Dalam satu hingga dua tahun
ke depan BNI banyak mengu-
curkan dana untuk infrastruk-
tur,” prediksi dia.
Seperti di semester dua ini,
BNI berencana mengucurkan
pembiayaan infrastruktur seni-
lai Rp 13 triliun. Proyek yang
menjadi prioritas bank ini ada-
lah jalan tol, sektor energi dan
telekomunikasi.
Suria menambahkan provisi
BNI pada dua bulan ini juga su-
dah kembali membaik. “Pada
enam bulan pertama provisinya
cenderung jelek,” kata Suria.
Suria dan Tjandra mereko-
mendasikan beli untuk saham
BBNI. Target harga dari Suria
Rp 6.125, sedang dari Tjandra
Rp 5.100. Harga BBNI Kamis
lalu Rp 4.830 per saham. o
BBNI
7.175
9 Apr ‘15
4.830
8 Okt ‘15
Sumber: Riset KONTAN
BBRI
13.075
9 Apr ‘15
9.975
8 Okt ‘15
Sumber: Riset KONTAN
BBTN
1.175
9 Apr ‘15
1.075
8 Okt ‘15
Sumber: Riset KONTAN
BMRI
12.000
9 Apr ‘15
8.900
8 Okt ‘15
Sumber: Riset KONTAN
Saham TABLOID KONTAN 12 Oktober - 18 Oktober 2015 15