SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
1. Jelaskan mengapa pemerintahan pada masa demokrasi liberal (1950-1959)
terjadi instabilitas!
Jawab:
Menurut UUDS 1959, pemerintah Republik Indonesia menganut
sistem demokrasi liberal. Dalam demokrasi liberal berlaku sistem kabinet
parlementer, artinya pemerintahan dipegang oleh perdana menteri dan
menteri-menterinya bertanggung jawab pada parlemen atau DPR.
Akan tetapi demokrasi liberal tidak berumur panjang, yaitu hanya
antara tahun 1950-1959, ketika Soekarno menjabat sebagai Presiden dan
mengeluarkan dekrit pada 5 juli 1959 yang membubarkan konstituante dan
menyarankan kembali ke UUD 1945. Karena ciri utama masa Demokrasi
Liberal adalah sering bergantinya kabinet, maka hal ini menyebabkan
jumlah partai yang cukup banyak, tetapi tidak ada partai yang memiliki
mayoritas mutlak.
Setiap kabinet terpaksa didukung oleh sejumlah partai berdasarkan
hasil usaha pembentukan partai (kabinet formatur). Bila dalam
perjalanannya kemudian salah satu partai pendukung mengundurkan diri
dari kabinet, maka kabinet akan mengalami krisis kabinet. Presiden hanya
menunjuk seseorang (umumnya ketua partai) untuk membentuk kabinet,
kemudian setelah berhasil pembentukannya, maka kabinet dilantik oleh
Presiden.
Suatu kabinet dapat berfungsi bila memperoleh kepercayaan dari
parlemen, dengan kata lain ia memperolehmosi percaya. Sebaliknya,
apabila ada sekelompok anggota parlemen kurang setuju ia akan
mengajukan mosi tidak percaya yang dapat berakibat krisis kabinet.
Selama sepuluh tahun (1950-1959) ada tujuh kabinet, sehingga rata-rata
satu kabinet hanya berumur satu setengah tahun. Dan pada umumnya
program kabinet tidak dapat diselesaikan.
Mosi yang diajukan untuk menjatuhkan kabinet lebih
mengutamakan merebut kedudukan partai daripada menyelamatkan rakyat.
Sementara para elit politik sibunk dengan kursi kekuasaan, rakyat
mengalami kesulitan karena adanya berbagai gangguan keamanan dan
beratnya perekonomian yang menimbulkan labilnya sosial-ekonomi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan berlakunya kabinet
parlementer pemerintahan Republik Indonesia tidak stabil dikarenakan:
a) partai politik mementingkan kepentingan golongan masing-masing
sehingga kabinet jatuh bangun
b) partai politik tidak mencerminkan dukungan rakyat pemilih
c) partai politik yang berkuasa tidak dapat melaksanakan programnya,
sebab masa kerja kabinet pendek.
2. Jelaskan kebijakan Ekonomi Benteng dan Gunting Syafrudin secara detail!
Jawab:
a) Kebijakan Ekonomi Benteng
Sistem ekonomi Gerakan Benteng merupakan usaha
pemerintah Republik Indonesia untuk mengubah struktur ekonomi
yang berat sebelah yang dilakukan pada masa Kabinet Natsir. Latar
belakang ekonomi gerakan benteng yaitu adanya kesenjangan
sosial antara pengusaha pribumi dengan pengusaha asing (China).
Untuk mengatasi masalah tersebut maka pemerintah melakukan
ekonomi gerakan benteng ini dengan harapan dapat meningkatkan /
agar pengusaha pribumi dapat bersaing dengan para pengusaha
asing.Pelakasanaan gerakan ini yaitu dengan memberikan kredit
atau bantuan kepada para pengusaha pribumi sebagai modal usaha
agar bersaing dengan pengusaha pribumi.
Program sistem ekonomi dari gagasan Sumitro ini
dituangkan dalam program Kabinet Natsir (September 1950-April
1951) ketika ia menjabat sebagai Menteri Perdagangan. Program
Benteng dimulai pada bulan April 1950 dan berlangsung selama
tiga tahun, yaitu tahun 1950-1953. Lebih kurang 700 pengusaha
pribumi Indonesia mendapat bantuan kredit dari Program Benteng
ini.
Program Program Benteng pada dasarnya mempunyai
tujuan-tujuan berikut:
 Menumbuhkan dan membina wiraswastawan Indonesia
(pribumi) sambil menumbuhkan nasionalisme ekonomi
atau “Indonesianisasi”.
 Mendorong para importir nasional agar mampu bersaing
dengan perusahaan-perusahaan impor asing.
 Membatasi impor barang-barang tertentu dan memberikan
lisensi impor hanya kepada para Importir Indonesia.
 Memberi bantuan dalam bentuk kredit keuangan kepada
para pengusaha Indonesia.
Sasaran utama program ini adalah pembentukan modal
yangcukup besar melalui kegiatan transaksi-transaksi impor
yang sangat menguntungkan untuk memungkinkan
dimulainya usaha mendirikan industri-industri kecil-
kecilan.
Adapun program dr Sumitro untuk mencapai tujuannya yaitu:
 Menumbuhkan kelas pengusaha dikalangan bangsa
Indonesia.
 Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu
diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan
ekonomi nasional.
 Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu
dibimbing dan diberikan bantuan kredit.
 Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan
berkembang menjadi maju.
Akan tetapi, program tersebut tidak berhasil mencapai
tujuan meskipun beban keuangan pemerintah semakin besar.
Kegagalan program ini disebabkan karena :
 Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan
pengusaha non pribumi dalam kerangka sistem
ekonomiliberal.
 Para pengusaha pribumi memiliki mentalitas yang
cenderung konsumtif.
 Para pengusaha pribumi sangat tergantung pada
pemerintah.
 Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan
usahanya.
 Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar
dan menikmati cara hidup mewah.
 Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan
mencari keuntungan secara cepat dari kredit yang mereka
peroleh.
Dampaknya adalah program ini menjadi salah satu sumber
defisit keuangan. Beban defisit anggaran Belanja pada 1952
sebanyak 3 Miliar rupiah ditambah sisa defisit anggaran tahun
sebelumnya sebesar 1,7 miliar rupiah. Sehingga menteri keuangan
Jusuf Wibisono memberikan bantuan kredit khususnya pada
pengusaha dan pedagang nasional dari golongan ekonomi lemah
sehingga masih terdapat para pengusaha pribumi sebagai produsen
yang dapat menghemat devisa dengan mengurangi volume impor.
b) GuntingSyafrudin
Gunting Syafrudin adalah kebijakan moneter yang
ditetapkan oleh Syafrudin Prawiranegara, Menteri Keuangan dalam
Kabinet Hatta II, yang mulai berlaku pada jam 20.00 tanggal 10
Maret 1950. Menurut kebijakan itu, "uang merah" (uang NICA)
dan uang De Javasche Bank dari pecahan Rp 5 ke atas digunting
menjadi dua. Guntingan kiri tetap berlaku sebagai alat pembayaran
yang sah dengan nilai setengah dari nilai semula sampai tanggal 9
Agustus pukul 18.00. Mulai 22 Maret sampai 16 April, bagian kiri
itu harus ditukarkan dengan uang kertas baru di bank dan tempat-
tempat yang telah ditunjuk. Lebih dari tanggal tersebut, maka
bagian kiri itu tidak berlaku lagi. Guntingan kanan dinyatakan
tidak berlaku, tetapi dapat ditukar dengan obligasi negara sebesar
setengah dari nilai semula, dan akan dibayar tiga puluh tahun
kemudian dengan bunga 3% setahun.
Gunting Syafrudin itu juga berlaku bagi simpanan dibank.
Pecahan Rp 2,50 ke bawah tidak mengalami pengguntingan,
demikian pula uang ORI (Oeang Republik Indonesia). Kebijakan
ini dibuat untuk mengatasi situasi ekonomi Indonesia yang saat itu
sedang terpuruk—utang menumpuk, inflasi tinggi, dan harga
melambung. Selain itu, pemerintah melakukan upaya tersebut
untuk perbaikan jangka pendek untuk menguatkan perekonomian
Indonesia, salah satunya mengurangi jumlah uang yang beredar
dan mengatasi defisit anggaran.
Dengan kebijaksanaan yang kontroversial itu, Syafruddin
bermaksud sekali pukul menembakbeberapasasaran, diantaranya:
 penggantian mata uang yang bermacam-macam dengan
mata uang baru
 mengurangi jumlah uang yang beredar untuk menekan
inflasi dan dengan demikian menurunkan harga barang
 mengisi kas pemerintah dengan pinjaman wajib yang
besarnya diperkirakan akan mencapai Rp 1,5 miliar
Satu minggu sebelumnya Syafruddin juga mengeluarkan
kebijakan kontroversial, yang disebut dengan Sertifikat Devisa
(SD). Kebijaksanaan ini bermaksud mendorongekspordan
sebaliknya menekanimpor.Berdasarkan kebijaksanaan tersebut,
selain mendapatkan uang sebanyak harga barangnya, setiap
eksportir juga memperoleh SD sebesar 50% dari harga ekspornya.
Sebaliknya, orang yang hendak impor harus membeli SD senilai
harga barang yang hendak diimpor. Jadi, selain menyediakan uang
senilai harga barang yang akan dibeli, setiap importir harus
membeli SD dengan kurs yang ditetapkan pemerintah. Sebagai
permulaan, pemerintah menetapkan kursnya 200 persen. Artinya,
kalau orang akan membeli SD sebesar Rp 10.000, dia harus
membayar Rp 20.000. Kurs itu akan naik-turun sesuai dengan
perkembangan pasar.
Dengan demikian, tanpa mengubah kurs resmi, kurs efektif
bagi penghasil devisa adalah 200% kurs resmi, sedangkan bagi
para pemakai devisa adalah 300% dari kurs resmi. Selisih ini
masuk ke dalam kas pemerintah. Sudah tentu, dua kebijakan yang
radikal itumenyulut pro-kontra. Syafruddin pun mengakui,
kebijakannya itu memberatkan para importir. Namun, ia tidak mau
mengabaikan kepentingan para petani yang menghasilkan sebagian
besar barangekspor. Hasilnya ternyata mujarab. Kedudukan rupiah
menguat, harga barang terutama kebutuhan pokok tidak naik, dan
pemasukan pemerintah naik berlipat-lipat, dari Rp 1,871 miliar
menjadiRp 6,990 miliar.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kabinet koalisi dan mengapa terjadi
jatuh bangun kabinet!
Jawab:
Kabinet Koalisi adalah suatu kabinet yang berdasarkan kerjasama
antara beberapa partai yang bersama-sama mencapai mayoritas
dalambadan legislatif.
Pada tahun 1950, setelah unitary dari Republik Indonesia Serikat
(RIS) menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Indonesia
mulai menganut sistem Demokrasi Liberal dimana dalam sistem ini
pemerintahan berbentuk parlementer sehingga perdana menteri langsung
bertanggung jawab kepada parlemen (DPR) yang terdiri dari kekuatan-
kekuatan partai. Anggota DPR berjumlah 232 orangyang terdiri dari
Masyumi (49 kursi), PNI (36 kursi), PSI (17 kursi), PKI (13 kursi), Partai
Katholik (9 kursi), Partai Kristen (5 kursi), dan Murba (4 kursi),
sedangkan sisa kursi dibagikan kepada partai-partai atau perorangan, yang
tak satupun dari mereka mendapat lebih dari 17 kursi. Ini merupakan suatu
struktur yang tidak menopang suatu pemerintahan-pemerintahan yang
kuat, tetapi umumnya diyakini bahwa struktur kepartaian tersebut akan
disederhanakan apabila pemilihan umum dilaksanakan.
Selama kurun waktu 1950-1959 sering kali terjadi pergantian
kabinet yang menyebabkan instabilitas politik. Parlemen mudah
mengeluarkan mosi tidak percaya terhadap kabinet sehingga koalisi partai
yang ada di kabinet menarikdiri dan kabinet pun jatuh. Sementara Sukarno
selaku Presiden tidak memiliki kekuasaansecara riil kecuali menunjuk para
formatur untuk membentuk kabinet-kabinet baru, suatu tugas yang sering
kali melibatkan negosiasi-negosiasi yang rumit. Kabinet Koalisi yang
diharapkan dapat memperkuat posisi kabinet dan dapat didukung penuh
oleh partai-partai di parlemen ternyata tidak mengurangi panasnya
persaingan perebutan kekuasaan antar elite politik. Semenjak kabinet
Natsir, para formatur berusaha untuk melakukan koalisi dengan partai
besar.
Dalam hal ini, Masyumi dan PNI. Mereka sadar betul bahwa
sistem kabinet parlementer sangat bergantung pada basis dukungan di
parlemen. Penyebab kabinet mengalami jatuh bangun pada masa
demokrasi liberal adalah akibat kebijkaan-kebijakan yang dalam
pandangan parlemen tidak menguntungkan Indonesia ataupun dianggap
tidak mampu meredam pemberontakan-pemberontakan di daerah.
Sementara keberlangsungan pemerintah sangat ditentukan olehdukungan
di parlemen.
Penyebab jatuhnya 7 kabinet di Indonesia:
a. Kabinet Natsir (6 September 1950 - 21 Maret 1951)
Penyebab jatuhnya Kabinet Natsir dikarenakan kegagalan Kabinet
ini dalam menyelesaikan masalah Irian Barat dan adanya mosi
tidak percaya dari PNI menyangkut pencabutan Peraturan
Pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS. PNI menganggap
peraturan pemerintah No. 39 th 1950 mengenai DPRD terlalu
menguntungkan Masyumi. Mosi tersebut disetujui parlemen
sehingga Kabinet Natsir harus mengembalikan mandatnya kepada
Presiden.
b. Kabinet Sukiman (27 April 1951 – 3 April 1952)
Kejatuhan Kabinet Soekiman merupakan akibat dari
ditandatanganinya persetujuan bantuan ekonomi dan persenjataan
dari Amerika Serikat kepada Indonesia atas dasar Mutual Security
Act (MSA). Peretujuan ini menimbulkan tafsiran bahwa Indonesia
telah memasuki Blok Barat, yang berarti bertentangan dengan
prinsip dasar politik luar negri Indonesia yang bebas aktif. Muncul
pertentangan dari Masyumi dan PNI atas tindakan Sukiman
sehingga mereka menarik dukungannya pada kabinet tersebut.
DPR akhirnya menggugat Sukiman dan terpaksa Sukiman harus
mengembalikan mandatnya kepada Presiden.
c. Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 3 Juni 1953)
Akibat peristiwa Tanjung Morawa muncullah mosi tidak percaya
dari Serikat Tani Indonesia terhadap kabinet Wilopo. Sehingga
Wilopo harus mengembalikan mandatnya pada presiden pada
tanggal 2 Juni 1953.
d. Kabinet Ali Sastroamijoyo I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)
NU menarik dukungan dan menterinya darikabinet sehingga
keretakan dalam kabinetnya inilah yang memaksa Ali harus
mengembalikan mandatnya pada Presiden.
e. KabinetBurhanuddinHarahap (12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956)
Setelah hasil pemungutan suara diumumkan dan pembagian kursi
di DPR diumumkan, maka tanggal 2 Maret 1956, Kabinet
Burhanuddin Harahap mengundurkan diri, menyerahkan
mandatnya kepada Presiden, untuk dibentuk kabinet baru
berdasarkan hasil pemilihan umum. Sebenarnya kabinet ini
seandainya terus bekerja tidak apa-apa selagi tidak ada mosi tidak
percaya dari parlemen. Tetapi secara Etika politik demokrasi
parlementer, kabinet ini dengan sukarela menyerahkan mandatnya,
setelah berhasil melaksanakan Pemilu baik untuk anggota DPR
maupun konstituante.
f. Kabinet Ali Sastroamijoyo II (20 Maret 1956 – 4 Maret 1957)
Mundurnya sejumlah menteri dari Masyumi (Januari 1957),
membuat kabinet hasil Pemilu I ini jatuh dan menyerahkan
mandatnya pada Presiden pada tanggal 14 Maret 1957.
g. KabinetDjuanda ( 9 April 1957- 5 Juli 1959)
Berakhir saat presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5
Juli 1959 dan mulailah babak baru sejarah RI yaitu Demokrasi
Terpimpin.
4. Bagaimana reaksi masyarakat Indonesia pada saat munculnya kebijakan
sistem Ali Baba?
Jawab:
Pada masa pemerintahan kabinet Ali Sastroamidjojo I (Agustus
1954-Agustus 1955), menteri perekonomian Mr. Iskaq Cokrohadisuryo
memperkenalkan sistem ekonomi baru yang dikenal dengan sistem Ali-
Baba. Artinya, bentuk kerjasama ekonomi antara pengusaha pribumi yang
diidentikkan dengan Ali dan pengusaha Tionghoa yang diidentikkan
dengan Baba. Sistem ekonomi ini lebih menekankan pada kebijakan
indonesianisasi yang mendorong tumbuh berkembangnya pengusaha-
pengusaha swasta nasional pribumi. Pelaksanaan sistem ekonomi Ali-Baba
tidak berjalan sebagaimana mestinya. Reaksi masyarakat pribumi tidak
mendukung system ini karena para pengusaha pribumi akhirnya hanya
dijadikan sebagai alat bagi para pengusaha Tionghoa untuk mendapatkan
kredit dari pemerintah.
Memasuki zaman pemerintahan DemokrasiTerpimpin, berbagai
upaya dilakukan oleh pemerintah. Namun, kondisi kehidupan rakyat tetap
menderita. Kondisi buruk ini diperparah dengan tidak berjalannya
distribusi bahan makanan dari pusat produksi ke daerah konsumsi akibat
pemberontakan di berbagai daerah. Sementara itu, jumlah uang yang
beredar semakin banyak karena pemerintah terus mencetak uang tanpa
kendali. Uang tersebut digunakan untuk mebiayai proyek-proyek
mercusuar, seperti Games of the New Emerging Forces (Ganefo) dan
Conference of the New Emerging Forces (Conefo). Akibatnya, Inflasi
semakin tinggi dan mencapai hingga 300%. Untuk mengatasi masalah itu,
pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan dengan pemotongan nilai mata
uang. Misalnya, uang Rp.500,00 dihargai Rp.50,00 dan uangRp.1000,00
dihargai Rp.100,00.
Tindakan pemerintah tersebut ternyata tidak menambah perbaikan
kehidupan ekonomi rakyat. Sistem Ali-Baba pada awalnya bertujuan
untuk memberikan peluang kepada para pengusaha agar bisa memajukan
perekonomian Indonesia waktu itu dengan cara pemberian dana segara
pada pengusaha tersebut. Sistem ini mengalami kegagalan karena:
a. Kredit yang digunakan ternyata tidak digunakan secarabenar oleh
para pengusaha pribumi (indonesia) dalam rangka mencari
keuntungan tetapi malah dipindahkan kepada pengusaha tionghoa
secara sepihak.
b. Kredit yang diberikan pada awalnya dimaksudkan untuk
mendorong kegiatan produksi tapi malah diselewengkan untuk
kegiatan konsumsi
c. Kegagalan pengusaha pribumi dalam memanfaatkan kredit secara
maksimal sehingga kurang berdampak positif terhadap
perekonomian Indonesia waktu itu.
5. Mengapa hasil pemilu tahun 1955 tidak mampu mewujudkan kestabilan
politik di Indonesia, jelaskan!
Jawab:
Penyelenggaraan Pemilu tahun 1955 merupakan pemilu yang
pertama dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Pemilu diselenggarakan pada
masa pemerintahan Kabinet Burhanudin Harahap. Pemilu dilaksanakan
dalam dua tahap yaitu tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota
DPR, dan tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Badan
Konstituante (Badan Pembentuk UUD). Hasil pemilu tahun 1955
menunjukkan ada empat partai yang memperoleh suara terbanyak yaitu
PNI (57 wakil), Masyumi (57 wakil), NU (45 wakil), dan PKI (39 wakil).
Dari segi penyelenggaraan, pemilu tahun 1955 dapat dikatakan berjalan
dengan bersih dan jujur karena suara yang diberikan masyarakat
mencerminkan aspirasi dan kehendak politik mereka.
Kesuksesan pemilu 1955 bahkan mendapat pujian dari berbagai
pihak, termasuk dari negara-negara asing. Peserta pemilu mencapai lebih
dari 30-an partai politik serta lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon
perorangan. Pemilu diikuti oleh lebih dari 37,8 juta warga, dari total 85,4
juta populasi pada saat itu, kira-kira hampir sesuai dengan jumlah 50%
warga yang telah melek huruf. Namun walaupun telah berhasil melewati
satu tahapan menuju negara demokratis, pemilu 1955 membawa dampak
lain. Pelaksanaan pemilu yang sukses adalah satu hal, namun hasil dari
pemilu sukses tersebut adalah hal yang lain lagi.
Dalam prosesnya, masa persiapan serta kampanye yang terlalu
bebas telah mengundang emosi politik yang amat tinggi, terutama
kecintaan yang berlebihan terhadap partai. Waktu kampanya yang terlalu
lama (2,5 tahun) bahkan menimbulkan kecintaan dan fanatisme yang
berlebihan terhadap partai. Akibatnya, pemilu tahun 1955 tidak mampu
menciptakan stabilitas politik seperti yang diharapkan. Berbagai konflik
muncul ke permukaan, seperti konflik ideologis, konflik antar kelompok
dan daerah, konflik kepentingan antarpartai politik, bahkan yang paling
krusial adalah munculnya perpecahan antara pemerintahan pusat dengan
beberapa daerah.
Kondisi tersebut diperparah dengan ketidakmampuan anggota
Konstituante yang terpilih dari hasil Pemilu 1955 untuk mencapai titik
temu dalam menyusun UUD baru demi mengatasi kondisi negara yang
kritis. Pekatnya kepentingan partai atau golongan memicu sering
pertentangan yang berujung perselisihan. Namun terlepas dari segala hal
tersebut, upaya penegakkan demokrasi telah dilakukan dalam periode
demokrasi parlementer (1945 -1959) pasca proklamasi. Tepatnya
Padatanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit. Dekrit
ini dikenal dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Daftar Pustaka
http://www.duniapendidikan.net/2015/09/seringnya-pergantian-kabinet-pada-
masa-demokrasi-liberal-1950-1959.html
http://actaviaspena.blogspot.in/2012/05/kegagalan-demokrasi-liberal-pada-
masa.html
http://mirzarizqi92.blogspot.in/2012/09/sistem-ekonomi-gerakan-benteng.html
https://polysoft313.blogspot.in/2015/10/ekonomi-gerakan-benteng-dan-gerakan-
ali.html?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C9292940083
http://artikeltop.xyz/sistem-ekonomi-gerakan-benteng.html
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gunting_Syafruddin?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10
%2C7822531868
http://elevenbluemoon.blogspot.in/2015/09/latar-belakang-gerakan-asaat-
gunting.html
https://id.answers.yahoo.com/question/index?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C577
7544656
http://kumpulan-tugas-tugas.blogspot.in/2012/08/penyebab-jatuhnya-7-kabinet-di-
indonesia.html
https://rohmanf2.wordpress.com/2012/02/12/pengaruh-pemilu-tahun-1955-dan-
lahirnya-dekrit-presiden-5-juli-1959-terhadap-lahirnya-demokrasi-
terpimpin/?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C3252290392
http://sosialis-indonesia.org/content/jejak-demokrasi-empiris-di-indonesia
http://shyraalthafunisa.blogspot.com/2012/05/konsep-sejarah.html
MAKALAH SEJARAH INDONESIA
STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI
PARLEMENTER
(1950-1959)
Disusun oleh:
1. Lutfia (11)
2. Rani Syafiqah (21)
XII-MIPA 2
SMA NEGERI 3 PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2016/1017

More Related Content

What's hot

Laporan percobaan enzim katalase
Laporan percobaan enzim katalase Laporan percobaan enzim katalase
Laporan percobaan enzim katalase DaPiDaBi
 
73732690 laporan-biologi-hati-ayam
73732690 laporan-biologi-hati-ayam73732690 laporan-biologi-hati-ayam
73732690 laporan-biologi-hati-ayamThursy Anag Thoyyibb
 
Proses osmosis dan difusi yang terjadi di dalam (2)
Proses osmosis dan difusi yang terjadi di dalam (2)Proses osmosis dan difusi yang terjadi di dalam (2)
Proses osmosis dan difusi yang terjadi di dalam (2)shelviaa
 
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2Raha Sia
 
atom kimia universitas
atom kimia universitasatom kimia universitas
atom kimia universitasRudi Wicaksana
 
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan Kecambah
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan KecambahPengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan Kecambah
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan KecambahDiah Dwi Ammarwati
 
laporan percobaan Elektrolisis
laporan percobaan Elektrolisislaporan percobaan Elektrolisis
laporan percobaan ElektrolisisVirdha Rahma
 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)Farikha Uly
 
Penggolongan kristal
Penggolongan kristalPenggolongan kristal
Penggolongan kristalIda Farida Ch
 
Soal Latihan UTS Kimia Kelas XII bab sifat koligatif larutan
Soal Latihan UTS Kimia Kelas XII bab sifat koligatif larutanSoal Latihan UTS Kimia Kelas XII bab sifat koligatif larutan
Soal Latihan UTS Kimia Kelas XII bab sifat koligatif larutanNuroh Bahriya
 
Laporan Kimia_Hidrolisis Garam
Laporan Kimia_Hidrolisis GaramLaporan Kimia_Hidrolisis Garam
Laporan Kimia_Hidrolisis GaramFeren Jr
 
Laporan Praktikum Kimia Hidrolisis
Laporan Praktikum Kimia HidrolisisLaporan Praktikum Kimia Hidrolisis
Laporan Praktikum Kimia Hidrolisisvina irodatul afiyah
 
Penurunan titik beku larutan
Penurunan titik beku larutanPenurunan titik beku larutan
Penurunan titik beku larutanadinugroho wisnu
 
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzKelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzMuhammad Ridlo
 
4. perkembangan ekonomi pada masa demokrasi liberal
4. perkembangan ekonomi pada masa demokrasi liberal4. perkembangan ekonomi pada masa demokrasi liberal
4. perkembangan ekonomi pada masa demokrasi liberalGungun Misbah Gunawan
 
Laporan percobaan pengaruh suhu terhadap pertumbuhan biji kacang hijau
Laporan percobaan pengaruh suhu terhadap pertumbuhan biji  kacang hijauLaporan percobaan pengaruh suhu terhadap pertumbuhan biji  kacang hijau
Laporan percobaan pengaruh suhu terhadap pertumbuhan biji kacang hijauyosa marinda
 

What's hot (20)

Laporan percobaan enzim katalase
Laporan percobaan enzim katalase Laporan percobaan enzim katalase
Laporan percobaan enzim katalase
 
73732690 laporan-biologi-hati-ayam
73732690 laporan-biologi-hati-ayam73732690 laporan-biologi-hati-ayam
73732690 laporan-biologi-hati-ayam
 
Proses osmosis dan difusi yang terjadi di dalam (2)
Proses osmosis dan difusi yang terjadi di dalam (2)Proses osmosis dan difusi yang terjadi di dalam (2)
Proses osmosis dan difusi yang terjadi di dalam (2)
 
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
 
atom kimia universitas
atom kimia universitasatom kimia universitas
atom kimia universitas
 
Laporan enzim katalase
Laporan enzim katalaseLaporan enzim katalase
Laporan enzim katalase
 
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan Kecambah
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan KecambahPengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan Kecambah
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan Kecambah
 
laporan percobaan Elektrolisis
laporan percobaan Elektrolisislaporan percobaan Elektrolisis
laporan percobaan Elektrolisis
 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)
 
Penggolongan kristal
Penggolongan kristalPenggolongan kristal
Penggolongan kristal
 
Golongan VIIA (HALOGEN)
Golongan VIIA (HALOGEN)Golongan VIIA (HALOGEN)
Golongan VIIA (HALOGEN)
 
Soal Latihan UTS Kimia Kelas XII bab sifat koligatif larutan
Soal Latihan UTS Kimia Kelas XII bab sifat koligatif larutanSoal Latihan UTS Kimia Kelas XII bab sifat koligatif larutan
Soal Latihan UTS Kimia Kelas XII bab sifat koligatif larutan
 
Laporan Kimia_Hidrolisis Garam
Laporan Kimia_Hidrolisis GaramLaporan Kimia_Hidrolisis Garam
Laporan Kimia_Hidrolisis Garam
 
Laporan Praktikum Kimia Hidrolisis
Laporan Praktikum Kimia HidrolisisLaporan Praktikum Kimia Hidrolisis
Laporan Praktikum Kimia Hidrolisis
 
Makalah sel
Makalah selMakalah sel
Makalah sel
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 
Penurunan titik beku larutan
Penurunan titik beku larutanPenurunan titik beku larutan
Penurunan titik beku larutan
 
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzKelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
 
4. perkembangan ekonomi pada masa demokrasi liberal
4. perkembangan ekonomi pada masa demokrasi liberal4. perkembangan ekonomi pada masa demokrasi liberal
4. perkembangan ekonomi pada masa demokrasi liberal
 
Laporan percobaan pengaruh suhu terhadap pertumbuhan biji kacang hijau
Laporan percobaan pengaruh suhu terhadap pertumbuhan biji  kacang hijauLaporan percobaan pengaruh suhu terhadap pertumbuhan biji  kacang hijau
Laporan percobaan pengaruh suhu terhadap pertumbuhan biji kacang hijau
 

Viewers also liked

Kabinet Natsir dan Kebijakan Gunting Syarifuddin
Kabinet Natsir dan Kebijakan Gunting SyarifuddinKabinet Natsir dan Kebijakan Gunting Syarifuddin
Kabinet Natsir dan Kebijakan Gunting Syarifuddinsetyarinima
 
Sistem Ekonomi Indonesia (Indonesia Economic system))
Sistem Ekonomi Indonesia (Indonesia Economic system))Sistem Ekonomi Indonesia (Indonesia Economic system))
Sistem Ekonomi Indonesia (Indonesia Economic system))Rezka Judittya
 
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VIPPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VIDewi_Sejarah
 
Demokrasi Liberal dan Terpimpin
Demokrasi Liberal dan TerpimpinDemokrasi Liberal dan Terpimpin
Demokrasi Liberal dan TerpimpinNizar Dwi Cahyo
 
Resume- Revised (LinkedIn)
Resume- Revised (LinkedIn)Resume- Revised (LinkedIn)
Resume- Revised (LinkedIn)David Rosen
 
Celestial Navigation Study
Celestial Navigation StudyCelestial Navigation Study
Celestial Navigation StudyJohn Pederson
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanachmadseno15
 

Viewers also liked (11)

7 Kabinet Masa Demokrasi Liberal - SMA N 65
7 Kabinet Masa Demokrasi Liberal - SMA N 657 Kabinet Masa Demokrasi Liberal - SMA N 65
7 Kabinet Masa Demokrasi Liberal - SMA N 65
 
Kabinet Natsir dan Kebijakan Gunting Syarifuddin
Kabinet Natsir dan Kebijakan Gunting SyarifuddinKabinet Natsir dan Kebijakan Gunting Syarifuddin
Kabinet Natsir dan Kebijakan Gunting Syarifuddin
 
Sistem Ekonomi Indonesia (Indonesia Economic system))
Sistem Ekonomi Indonesia (Indonesia Economic system))Sistem Ekonomi Indonesia (Indonesia Economic system))
Sistem Ekonomi Indonesia (Indonesia Economic system))
 
Masa Pasca Kemerdekaan
Masa Pasca KemerdekaanMasa Pasca Kemerdekaan
Masa Pasca Kemerdekaan
 
Demokrasi Liberal
Demokrasi LiberalDemokrasi Liberal
Demokrasi Liberal
 
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VIPPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI
 
Demokrasi Liberal dan Terpimpin
Demokrasi Liberal dan TerpimpinDemokrasi Liberal dan Terpimpin
Demokrasi Liberal dan Terpimpin
 
Resume- Revised (LinkedIn)
Resume- Revised (LinkedIn)Resume- Revised (LinkedIn)
Resume- Revised (LinkedIn)
 
Celestial Navigation Study
Celestial Navigation StudyCelestial Navigation Study
Celestial Navigation Study
 
Amr_Elmaghray_cv
Amr_Elmaghray_cvAmr_Elmaghray_cv
Amr_Elmaghray_cv
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 

Similar to STABILITAS PEMERINTAHAN

Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpinEkonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpinGino Yunanda
 
Demokrasi liberal dan terpimpin
Demokrasi liberal dan terpimpinDemokrasi liberal dan terpimpin
Demokrasi liberal dan terpimpinSMA Al Muslim
 
Tugas sejarah ekonomi masa liberal
Tugas sejarah ekonomi masa liberalTugas sejarah ekonomi masa liberal
Tugas sejarah ekonomi masa liberalNining Purwaningsih
 
Materi Sejarah XII_demokrasi liberal.ppt
Materi Sejarah XII_demokrasi liberal.pptMateri Sejarah XII_demokrasi liberal.ppt
Materi Sejarah XII_demokrasi liberal.pptahmad yusuf
 
Materi Sejarah XII_demokrasi liberal.ppt
Materi Sejarah XII_demokrasi liberal.pptMateri Sejarah XII_demokrasi liberal.ppt
Materi Sejarah XII_demokrasi liberal.pptMAKANJENGSEPUH
 
Tugas perekonomian indonesia sejarah ekonomi
Tugas perekonomian indonesia sejarah ekonomiTugas perekonomian indonesia sejarah ekonomi
Tugas perekonomian indonesia sejarah ekonomiMuhamadFajar IndraJaya
 
perekonomian indonesia sejarah ekonomi
perekonomian indonesia sejarah ekonomiperekonomian indonesia sejarah ekonomi
perekonomian indonesia sejarah ekonomiSuhanda Handa
 
perekonomian indonesia sebelum orde baru
perekonomian indonesia sebelum orde baruperekonomian indonesia sebelum orde baru
perekonomian indonesia sebelum orde baruAndri Irawan
 
Demokrasi_Liberal__Pptx.pptx
Demokrasi_Liberal__Pptx.pptxDemokrasi_Liberal__Pptx.pptx
Demokrasi_Liberal__Pptx.pptxhiburankepo
 
BAHAN AJAR 1.pptx
BAHAN AJAR 1.pptxBAHAN AJAR 1.pptx
BAHAN AJAR 1.pptxRifaSya3
 
Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masa Demokrasi Liberal
Kehidupan Sosial  dan Ekonomi  Masa Demokrasi Liberal Kehidupan Sosial  dan Ekonomi  Masa Demokrasi Liberal
Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masa Demokrasi Liberal annisa berliana
 
Ruri nurul jannah 2.2
Ruri nurul jannah 2.2Ruri nurul jannah 2.2
Ruri nurul jannah 2.2Ruri1139
 
Sistem ekonomi ali baba
Sistem ekonomi ali babaSistem ekonomi ali baba
Sistem ekonomi ali babarenditondi98
 
Sistem ekonomi ali baba
Sistem ekonomi ali babaSistem ekonomi ali baba
Sistem ekonomi ali babarenditondi98
 
Perekonomian Indonesia Setelah Pengakuan Kedaulatan
Perekonomian Indonesia Setelah Pengakuan KedaulatanPerekonomian Indonesia Setelah Pengakuan Kedaulatan
Perekonomian Indonesia Setelah Pengakuan KedaulatanIndri Lestari
 

Similar to STABILITAS PEMERINTAHAN (20)

Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpinEkonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin
 
Bab 5 a sni 6
Bab 5 a sni 6Bab 5 a sni 6
Bab 5 a sni 6
 
Demokrasi liberal dan terpimpin
Demokrasi liberal dan terpimpinDemokrasi liberal dan terpimpin
Demokrasi liberal dan terpimpin
 
Tugas sejarah ekonomi masa liberal
Tugas sejarah ekonomi masa liberalTugas sejarah ekonomi masa liberal
Tugas sejarah ekonomi masa liberal
 
Materi Sejarah XII_demokrasi liberal.ppt
Materi Sejarah XII_demokrasi liberal.pptMateri Sejarah XII_demokrasi liberal.ppt
Materi Sejarah XII_demokrasi liberal.ppt
 
Materi Sejarah XII_demokrasi liberal.ppt
Materi Sejarah XII_demokrasi liberal.pptMateri Sejarah XII_demokrasi liberal.ppt
Materi Sejarah XII_demokrasi liberal.ppt
 
Tugas perekonomian indonesia sejarah ekonomi
Tugas perekonomian indonesia sejarah ekonomiTugas perekonomian indonesia sejarah ekonomi
Tugas perekonomian indonesia sejarah ekonomi
 
perekonomian indonesia sejarah ekonomi
perekonomian indonesia sejarah ekonomiperekonomian indonesia sejarah ekonomi
perekonomian indonesia sejarah ekonomi
 
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIAMATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
 
perekonomian indonesia sebelum orde baru
perekonomian indonesia sebelum orde baruperekonomian indonesia sebelum orde baru
perekonomian indonesia sebelum orde baru
 
Demokrasi_Liberal__Pptx.pptx
Demokrasi_Liberal__Pptx.pptxDemokrasi_Liberal__Pptx.pptx
Demokrasi_Liberal__Pptx.pptx
 
BAHAN AJAR 1.pptx
BAHAN AJAR 1.pptxBAHAN AJAR 1.pptx
BAHAN AJAR 1.pptx
 
Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masa Demokrasi Liberal
Kehidupan Sosial  dan Ekonomi  Masa Demokrasi Liberal Kehidupan Sosial  dan Ekonomi  Masa Demokrasi Liberal
Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masa Demokrasi Liberal
 
Ruri nurul jannah 2.2
Ruri nurul jannah 2.2Ruri nurul jannah 2.2
Ruri nurul jannah 2.2
 
Perekonomian Indonesia Sumitro
Perekonomian Indonesia SumitroPerekonomian Indonesia Sumitro
Perekonomian Indonesia Sumitro
 
Sistem ekonomi ali baba
Sistem ekonomi ali babaSistem ekonomi ali baba
Sistem ekonomi ali baba
 
Sistem ekonomi ali baba
Sistem ekonomi ali babaSistem ekonomi ali baba
Sistem ekonomi ali baba
 
Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesia
 
Perekonomian Indonesia Setelah Pengakuan Kedaulatan
Perekonomian Indonesia Setelah Pengakuan KedaulatanPerekonomian Indonesia Setelah Pengakuan Kedaulatan
Perekonomian Indonesia Setelah Pengakuan Kedaulatan
 
Bab 5 b sni 6
Bab 5 b sni 6Bab 5 b sni 6
Bab 5 b sni 6
 

STABILITAS PEMERINTAHAN

  • 1. 1. Jelaskan mengapa pemerintahan pada masa demokrasi liberal (1950-1959) terjadi instabilitas! Jawab: Menurut UUDS 1959, pemerintah Republik Indonesia menganut sistem demokrasi liberal. Dalam demokrasi liberal berlaku sistem kabinet parlementer, artinya pemerintahan dipegang oleh perdana menteri dan menteri-menterinya bertanggung jawab pada parlemen atau DPR. Akan tetapi demokrasi liberal tidak berumur panjang, yaitu hanya antara tahun 1950-1959, ketika Soekarno menjabat sebagai Presiden dan mengeluarkan dekrit pada 5 juli 1959 yang membubarkan konstituante dan menyarankan kembali ke UUD 1945. Karena ciri utama masa Demokrasi Liberal adalah sering bergantinya kabinet, maka hal ini menyebabkan jumlah partai yang cukup banyak, tetapi tidak ada partai yang memiliki mayoritas mutlak. Setiap kabinet terpaksa didukung oleh sejumlah partai berdasarkan hasil usaha pembentukan partai (kabinet formatur). Bila dalam perjalanannya kemudian salah satu partai pendukung mengundurkan diri dari kabinet, maka kabinet akan mengalami krisis kabinet. Presiden hanya menunjuk seseorang (umumnya ketua partai) untuk membentuk kabinet, kemudian setelah berhasil pembentukannya, maka kabinet dilantik oleh Presiden. Suatu kabinet dapat berfungsi bila memperoleh kepercayaan dari parlemen, dengan kata lain ia memperolehmosi percaya. Sebaliknya, apabila ada sekelompok anggota parlemen kurang setuju ia akan mengajukan mosi tidak percaya yang dapat berakibat krisis kabinet. Selama sepuluh tahun (1950-1959) ada tujuh kabinet, sehingga rata-rata satu kabinet hanya berumur satu setengah tahun. Dan pada umumnya program kabinet tidak dapat diselesaikan. Mosi yang diajukan untuk menjatuhkan kabinet lebih mengutamakan merebut kedudukan partai daripada menyelamatkan rakyat. Sementara para elit politik sibunk dengan kursi kekuasaan, rakyat
  • 2. mengalami kesulitan karena adanya berbagai gangguan keamanan dan beratnya perekonomian yang menimbulkan labilnya sosial-ekonomi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan berlakunya kabinet parlementer pemerintahan Republik Indonesia tidak stabil dikarenakan: a) partai politik mementingkan kepentingan golongan masing-masing sehingga kabinet jatuh bangun b) partai politik tidak mencerminkan dukungan rakyat pemilih c) partai politik yang berkuasa tidak dapat melaksanakan programnya, sebab masa kerja kabinet pendek. 2. Jelaskan kebijakan Ekonomi Benteng dan Gunting Syafrudin secara detail! Jawab: a) Kebijakan Ekonomi Benteng Sistem ekonomi Gerakan Benteng merupakan usaha pemerintah Republik Indonesia untuk mengubah struktur ekonomi yang berat sebelah yang dilakukan pada masa Kabinet Natsir. Latar belakang ekonomi gerakan benteng yaitu adanya kesenjangan sosial antara pengusaha pribumi dengan pengusaha asing (China). Untuk mengatasi masalah tersebut maka pemerintah melakukan ekonomi gerakan benteng ini dengan harapan dapat meningkatkan / agar pengusaha pribumi dapat bersaing dengan para pengusaha asing.Pelakasanaan gerakan ini yaitu dengan memberikan kredit atau bantuan kepada para pengusaha pribumi sebagai modal usaha agar bersaing dengan pengusaha pribumi. Program sistem ekonomi dari gagasan Sumitro ini dituangkan dalam program Kabinet Natsir (September 1950-April 1951) ketika ia menjabat sebagai Menteri Perdagangan. Program Benteng dimulai pada bulan April 1950 dan berlangsung selama tiga tahun, yaitu tahun 1950-1953. Lebih kurang 700 pengusaha pribumi Indonesia mendapat bantuan kredit dari Program Benteng ini.
  • 3. Program Program Benteng pada dasarnya mempunyai tujuan-tujuan berikut:  Menumbuhkan dan membina wiraswastawan Indonesia (pribumi) sambil menumbuhkan nasionalisme ekonomi atau “Indonesianisasi”.  Mendorong para importir nasional agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan impor asing.  Membatasi impor barang-barang tertentu dan memberikan lisensi impor hanya kepada para Importir Indonesia.  Memberi bantuan dalam bentuk kredit keuangan kepada para pengusaha Indonesia. Sasaran utama program ini adalah pembentukan modal yangcukup besar melalui kegiatan transaksi-transaksi impor yang sangat menguntungkan untuk memungkinkan dimulainya usaha mendirikan industri-industri kecil- kecilan. Adapun program dr Sumitro untuk mencapai tujuannya yaitu:  Menumbuhkan kelas pengusaha dikalangan bangsa Indonesia.  Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional.  Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan diberikan bantuan kredit.  Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang menjadi maju. Akan tetapi, program tersebut tidak berhasil mencapai tujuan meskipun beban keuangan pemerintah semakin besar. Kegagalan program ini disebabkan karena :
  • 4.  Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha non pribumi dalam kerangka sistem ekonomiliberal.  Para pengusaha pribumi memiliki mentalitas yang cenderung konsumtif.  Para pengusaha pribumi sangat tergantung pada pemerintah.  Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya.  Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan menikmati cara hidup mewah.  Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari keuntungan secara cepat dari kredit yang mereka peroleh. Dampaknya adalah program ini menjadi salah satu sumber defisit keuangan. Beban defisit anggaran Belanja pada 1952 sebanyak 3 Miliar rupiah ditambah sisa defisit anggaran tahun sebelumnya sebesar 1,7 miliar rupiah. Sehingga menteri keuangan Jusuf Wibisono memberikan bantuan kredit khususnya pada pengusaha dan pedagang nasional dari golongan ekonomi lemah sehingga masih terdapat para pengusaha pribumi sebagai produsen yang dapat menghemat devisa dengan mengurangi volume impor. b) GuntingSyafrudin Gunting Syafrudin adalah kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Syafrudin Prawiranegara, Menteri Keuangan dalam Kabinet Hatta II, yang mulai berlaku pada jam 20.00 tanggal 10 Maret 1950. Menurut kebijakan itu, "uang merah" (uang NICA) dan uang De Javasche Bank dari pecahan Rp 5 ke atas digunting menjadi dua. Guntingan kiri tetap berlaku sebagai alat pembayaran yang sah dengan nilai setengah dari nilai semula sampai tanggal 9
  • 5. Agustus pukul 18.00. Mulai 22 Maret sampai 16 April, bagian kiri itu harus ditukarkan dengan uang kertas baru di bank dan tempat- tempat yang telah ditunjuk. Lebih dari tanggal tersebut, maka bagian kiri itu tidak berlaku lagi. Guntingan kanan dinyatakan tidak berlaku, tetapi dapat ditukar dengan obligasi negara sebesar setengah dari nilai semula, dan akan dibayar tiga puluh tahun kemudian dengan bunga 3% setahun. Gunting Syafrudin itu juga berlaku bagi simpanan dibank. Pecahan Rp 2,50 ke bawah tidak mengalami pengguntingan, demikian pula uang ORI (Oeang Republik Indonesia). Kebijakan ini dibuat untuk mengatasi situasi ekonomi Indonesia yang saat itu sedang terpuruk—utang menumpuk, inflasi tinggi, dan harga melambung. Selain itu, pemerintah melakukan upaya tersebut untuk perbaikan jangka pendek untuk menguatkan perekonomian Indonesia, salah satunya mengurangi jumlah uang yang beredar dan mengatasi defisit anggaran. Dengan kebijaksanaan yang kontroversial itu, Syafruddin bermaksud sekali pukul menembakbeberapasasaran, diantaranya:  penggantian mata uang yang bermacam-macam dengan mata uang baru  mengurangi jumlah uang yang beredar untuk menekan inflasi dan dengan demikian menurunkan harga barang  mengisi kas pemerintah dengan pinjaman wajib yang besarnya diperkirakan akan mencapai Rp 1,5 miliar Satu minggu sebelumnya Syafruddin juga mengeluarkan kebijakan kontroversial, yang disebut dengan Sertifikat Devisa (SD). Kebijaksanaan ini bermaksud mendorongekspordan sebaliknya menekanimpor.Berdasarkan kebijaksanaan tersebut, selain mendapatkan uang sebanyak harga barangnya, setiap eksportir juga memperoleh SD sebesar 50% dari harga ekspornya. Sebaliknya, orang yang hendak impor harus membeli SD senilai
  • 6. harga barang yang hendak diimpor. Jadi, selain menyediakan uang senilai harga barang yang akan dibeli, setiap importir harus membeli SD dengan kurs yang ditetapkan pemerintah. Sebagai permulaan, pemerintah menetapkan kursnya 200 persen. Artinya, kalau orang akan membeli SD sebesar Rp 10.000, dia harus membayar Rp 20.000. Kurs itu akan naik-turun sesuai dengan perkembangan pasar. Dengan demikian, tanpa mengubah kurs resmi, kurs efektif bagi penghasil devisa adalah 200% kurs resmi, sedangkan bagi para pemakai devisa adalah 300% dari kurs resmi. Selisih ini masuk ke dalam kas pemerintah. Sudah tentu, dua kebijakan yang radikal itumenyulut pro-kontra. Syafruddin pun mengakui, kebijakannya itu memberatkan para importir. Namun, ia tidak mau mengabaikan kepentingan para petani yang menghasilkan sebagian besar barangekspor. Hasilnya ternyata mujarab. Kedudukan rupiah menguat, harga barang terutama kebutuhan pokok tidak naik, dan pemasukan pemerintah naik berlipat-lipat, dari Rp 1,871 miliar menjadiRp 6,990 miliar. 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kabinet koalisi dan mengapa terjadi jatuh bangun kabinet! Jawab: Kabinet Koalisi adalah suatu kabinet yang berdasarkan kerjasama antara beberapa partai yang bersama-sama mencapai mayoritas dalambadan legislatif. Pada tahun 1950, setelah unitary dari Republik Indonesia Serikat (RIS) menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Indonesia mulai menganut sistem Demokrasi Liberal dimana dalam sistem ini pemerintahan berbentuk parlementer sehingga perdana menteri langsung bertanggung jawab kepada parlemen (DPR) yang terdiri dari kekuatan- kekuatan partai. Anggota DPR berjumlah 232 orangyang terdiri dari
  • 7. Masyumi (49 kursi), PNI (36 kursi), PSI (17 kursi), PKI (13 kursi), Partai Katholik (9 kursi), Partai Kristen (5 kursi), dan Murba (4 kursi), sedangkan sisa kursi dibagikan kepada partai-partai atau perorangan, yang tak satupun dari mereka mendapat lebih dari 17 kursi. Ini merupakan suatu struktur yang tidak menopang suatu pemerintahan-pemerintahan yang kuat, tetapi umumnya diyakini bahwa struktur kepartaian tersebut akan disederhanakan apabila pemilihan umum dilaksanakan. Selama kurun waktu 1950-1959 sering kali terjadi pergantian kabinet yang menyebabkan instabilitas politik. Parlemen mudah mengeluarkan mosi tidak percaya terhadap kabinet sehingga koalisi partai yang ada di kabinet menarikdiri dan kabinet pun jatuh. Sementara Sukarno selaku Presiden tidak memiliki kekuasaansecara riil kecuali menunjuk para formatur untuk membentuk kabinet-kabinet baru, suatu tugas yang sering kali melibatkan negosiasi-negosiasi yang rumit. Kabinet Koalisi yang diharapkan dapat memperkuat posisi kabinet dan dapat didukung penuh oleh partai-partai di parlemen ternyata tidak mengurangi panasnya persaingan perebutan kekuasaan antar elite politik. Semenjak kabinet Natsir, para formatur berusaha untuk melakukan koalisi dengan partai besar. Dalam hal ini, Masyumi dan PNI. Mereka sadar betul bahwa sistem kabinet parlementer sangat bergantung pada basis dukungan di parlemen. Penyebab kabinet mengalami jatuh bangun pada masa demokrasi liberal adalah akibat kebijkaan-kebijakan yang dalam pandangan parlemen tidak menguntungkan Indonesia ataupun dianggap tidak mampu meredam pemberontakan-pemberontakan di daerah. Sementara keberlangsungan pemerintah sangat ditentukan olehdukungan di parlemen.
  • 8. Penyebab jatuhnya 7 kabinet di Indonesia: a. Kabinet Natsir (6 September 1950 - 21 Maret 1951) Penyebab jatuhnya Kabinet Natsir dikarenakan kegagalan Kabinet ini dalam menyelesaikan masalah Irian Barat dan adanya mosi tidak percaya dari PNI menyangkut pencabutan Peraturan Pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS. PNI menganggap peraturan pemerintah No. 39 th 1950 mengenai DPRD terlalu menguntungkan Masyumi. Mosi tersebut disetujui parlemen sehingga Kabinet Natsir harus mengembalikan mandatnya kepada Presiden. b. Kabinet Sukiman (27 April 1951 – 3 April 1952) Kejatuhan Kabinet Soekiman merupakan akibat dari ditandatanganinya persetujuan bantuan ekonomi dan persenjataan dari Amerika Serikat kepada Indonesia atas dasar Mutual Security Act (MSA). Peretujuan ini menimbulkan tafsiran bahwa Indonesia telah memasuki Blok Barat, yang berarti bertentangan dengan prinsip dasar politik luar negri Indonesia yang bebas aktif. Muncul pertentangan dari Masyumi dan PNI atas tindakan Sukiman sehingga mereka menarik dukungannya pada kabinet tersebut. DPR akhirnya menggugat Sukiman dan terpaksa Sukiman harus mengembalikan mandatnya kepada Presiden. c. Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 3 Juni 1953) Akibat peristiwa Tanjung Morawa muncullah mosi tidak percaya dari Serikat Tani Indonesia terhadap kabinet Wilopo. Sehingga Wilopo harus mengembalikan mandatnya pada presiden pada tanggal 2 Juni 1953. d. Kabinet Ali Sastroamijoyo I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955) NU menarik dukungan dan menterinya darikabinet sehingga keretakan dalam kabinetnya inilah yang memaksa Ali harus mengembalikan mandatnya pada Presiden.
  • 9. e. KabinetBurhanuddinHarahap (12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956) Setelah hasil pemungutan suara diumumkan dan pembagian kursi di DPR diumumkan, maka tanggal 2 Maret 1956, Kabinet Burhanuddin Harahap mengundurkan diri, menyerahkan mandatnya kepada Presiden, untuk dibentuk kabinet baru berdasarkan hasil pemilihan umum. Sebenarnya kabinet ini seandainya terus bekerja tidak apa-apa selagi tidak ada mosi tidak percaya dari parlemen. Tetapi secara Etika politik demokrasi parlementer, kabinet ini dengan sukarela menyerahkan mandatnya, setelah berhasil melaksanakan Pemilu baik untuk anggota DPR maupun konstituante. f. Kabinet Ali Sastroamijoyo II (20 Maret 1956 – 4 Maret 1957) Mundurnya sejumlah menteri dari Masyumi (Januari 1957), membuat kabinet hasil Pemilu I ini jatuh dan menyerahkan mandatnya pada Presiden pada tanggal 14 Maret 1957. g. KabinetDjuanda ( 9 April 1957- 5 Juli 1959) Berakhir saat presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan mulailah babak baru sejarah RI yaitu Demokrasi Terpimpin. 4. Bagaimana reaksi masyarakat Indonesia pada saat munculnya kebijakan sistem Ali Baba? Jawab: Pada masa pemerintahan kabinet Ali Sastroamidjojo I (Agustus 1954-Agustus 1955), menteri perekonomian Mr. Iskaq Cokrohadisuryo memperkenalkan sistem ekonomi baru yang dikenal dengan sistem Ali- Baba. Artinya, bentuk kerjasama ekonomi antara pengusaha pribumi yang diidentikkan dengan Ali dan pengusaha Tionghoa yang diidentikkan dengan Baba. Sistem ekonomi ini lebih menekankan pada kebijakan indonesianisasi yang mendorong tumbuh berkembangnya pengusaha- pengusaha swasta nasional pribumi. Pelaksanaan sistem ekonomi Ali-Baba
  • 10. tidak berjalan sebagaimana mestinya. Reaksi masyarakat pribumi tidak mendukung system ini karena para pengusaha pribumi akhirnya hanya dijadikan sebagai alat bagi para pengusaha Tionghoa untuk mendapatkan kredit dari pemerintah. Memasuki zaman pemerintahan DemokrasiTerpimpin, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah. Namun, kondisi kehidupan rakyat tetap menderita. Kondisi buruk ini diperparah dengan tidak berjalannya distribusi bahan makanan dari pusat produksi ke daerah konsumsi akibat pemberontakan di berbagai daerah. Sementara itu, jumlah uang yang beredar semakin banyak karena pemerintah terus mencetak uang tanpa kendali. Uang tersebut digunakan untuk mebiayai proyek-proyek mercusuar, seperti Games of the New Emerging Forces (Ganefo) dan Conference of the New Emerging Forces (Conefo). Akibatnya, Inflasi semakin tinggi dan mencapai hingga 300%. Untuk mengatasi masalah itu, pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan dengan pemotongan nilai mata uang. Misalnya, uang Rp.500,00 dihargai Rp.50,00 dan uangRp.1000,00 dihargai Rp.100,00. Tindakan pemerintah tersebut ternyata tidak menambah perbaikan kehidupan ekonomi rakyat. Sistem Ali-Baba pada awalnya bertujuan untuk memberikan peluang kepada para pengusaha agar bisa memajukan perekonomian Indonesia waktu itu dengan cara pemberian dana segara pada pengusaha tersebut. Sistem ini mengalami kegagalan karena: a. Kredit yang digunakan ternyata tidak digunakan secarabenar oleh para pengusaha pribumi (indonesia) dalam rangka mencari keuntungan tetapi malah dipindahkan kepada pengusaha tionghoa secara sepihak. b. Kredit yang diberikan pada awalnya dimaksudkan untuk mendorong kegiatan produksi tapi malah diselewengkan untuk kegiatan konsumsi
  • 11. c. Kegagalan pengusaha pribumi dalam memanfaatkan kredit secara maksimal sehingga kurang berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia waktu itu. 5. Mengapa hasil pemilu tahun 1955 tidak mampu mewujudkan kestabilan politik di Indonesia, jelaskan! Jawab: Penyelenggaraan Pemilu tahun 1955 merupakan pemilu yang pertama dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Pemilu diselenggarakan pada masa pemerintahan Kabinet Burhanudin Harahap. Pemilu dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR, dan tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Badan Konstituante (Badan Pembentuk UUD). Hasil pemilu tahun 1955 menunjukkan ada empat partai yang memperoleh suara terbanyak yaitu PNI (57 wakil), Masyumi (57 wakil), NU (45 wakil), dan PKI (39 wakil). Dari segi penyelenggaraan, pemilu tahun 1955 dapat dikatakan berjalan dengan bersih dan jujur karena suara yang diberikan masyarakat mencerminkan aspirasi dan kehendak politik mereka. Kesuksesan pemilu 1955 bahkan mendapat pujian dari berbagai pihak, termasuk dari negara-negara asing. Peserta pemilu mencapai lebih dari 30-an partai politik serta lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon perorangan. Pemilu diikuti oleh lebih dari 37,8 juta warga, dari total 85,4 juta populasi pada saat itu, kira-kira hampir sesuai dengan jumlah 50% warga yang telah melek huruf. Namun walaupun telah berhasil melewati satu tahapan menuju negara demokratis, pemilu 1955 membawa dampak lain. Pelaksanaan pemilu yang sukses adalah satu hal, namun hasil dari pemilu sukses tersebut adalah hal yang lain lagi. Dalam prosesnya, masa persiapan serta kampanye yang terlalu bebas telah mengundang emosi politik yang amat tinggi, terutama kecintaan yang berlebihan terhadap partai. Waktu kampanya yang terlalu lama (2,5 tahun) bahkan menimbulkan kecintaan dan fanatisme yang
  • 12. berlebihan terhadap partai. Akibatnya, pemilu tahun 1955 tidak mampu menciptakan stabilitas politik seperti yang diharapkan. Berbagai konflik muncul ke permukaan, seperti konflik ideologis, konflik antar kelompok dan daerah, konflik kepentingan antarpartai politik, bahkan yang paling krusial adalah munculnya perpecahan antara pemerintahan pusat dengan beberapa daerah. Kondisi tersebut diperparah dengan ketidakmampuan anggota Konstituante yang terpilih dari hasil Pemilu 1955 untuk mencapai titik temu dalam menyusun UUD baru demi mengatasi kondisi negara yang kritis. Pekatnya kepentingan partai atau golongan memicu sering pertentangan yang berujung perselisihan. Namun terlepas dari segala hal tersebut, upaya penegakkan demokrasi telah dilakukan dalam periode demokrasi parlementer (1945 -1959) pasca proklamasi. Tepatnya Padatanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit. Dekrit ini dikenal dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
  • 13. Daftar Pustaka http://www.duniapendidikan.net/2015/09/seringnya-pergantian-kabinet-pada- masa-demokrasi-liberal-1950-1959.html http://actaviaspena.blogspot.in/2012/05/kegagalan-demokrasi-liberal-pada- masa.html http://mirzarizqi92.blogspot.in/2012/09/sistem-ekonomi-gerakan-benteng.html https://polysoft313.blogspot.in/2015/10/ekonomi-gerakan-benteng-dan-gerakan- ali.html?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C9292940083 http://artikeltop.xyz/sistem-ekonomi-gerakan-benteng.html https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gunting_Syafruddin?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10 %2C7822531868 http://elevenbluemoon.blogspot.in/2015/09/latar-belakang-gerakan-asaat- gunting.html https://id.answers.yahoo.com/question/index?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C577 7544656 http://kumpulan-tugas-tugas.blogspot.in/2012/08/penyebab-jatuhnya-7-kabinet-di- indonesia.html https://rohmanf2.wordpress.com/2012/02/12/pengaruh-pemilu-tahun-1955-dan- lahirnya-dekrit-presiden-5-juli-1959-terhadap-lahirnya-demokrasi- terpimpin/?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C3252290392 http://sosialis-indonesia.org/content/jejak-demokrasi-empiris-di-indonesia http://shyraalthafunisa.blogspot.com/2012/05/konsep-sejarah.html
  • 14. MAKALAH SEJARAH INDONESIA STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI PARLEMENTER (1950-1959) Disusun oleh: 1. Lutfia (11) 2. Rani Syafiqah (21) XII-MIPA 2 SMA NEGERI 3 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2016/1017