Dokumen tersebut membahas konsep pembelajaran berbasis pendekatan saintifik menurut Kurikulum 2013. Terdapat tujuh kriteria pendekatan saintifik yaitu materi berbasis fakta, bebas dari prasangka, mendorong berpikir kritis, hipotesis, berpikir rasional dan objektif, berbasis teori dan fakta, serta tujuan pembelajaran sederhana namun menarik. Pendekatan ini mendorong siswa aktif, penilaian berkelanjutan, serta memper
1. Konsep pembelajaran scientific
PRESENTED BY :
PURYANTO
WIDYAISWARA
PADA DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF KURIKULUM 2013 GURU MA
MANADO, 24 APRIL 2016
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO
2016
PURYANTO-WIDYAISWARA KEMENAG
MANADO
1
2. Definisi (SCIENTIFIC) ILMIAH
• ilmiah/il·mi·ah/ a bersifat ilmu; secara ilmu
pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu
pengetahuan:
• penerbitan majalah -- berkembang dengan
pesat;-- populer bersifat ilmu, tetapi
menggunakan bahasa umum sehingga mudah
dipahami oleh masyarakat awam (tentang artikel,
gaya penulisan karya ilmiah); mengilmiahkan/
meng·il·mi·ah·kan/
• v menjadikan ilmiah atau bersifat ilmu;
mengilmukan: ia tidak dapat ~ hal-hal yang gaib
3. SCIENTIFIC
Kurikulum 2013 mengajak kita semua untuk semangat
dan optimis akan meraih pendidikan yang lebih baik.
Kurikulum 2013 yang menekankan pada dimensi pedagogik
modern dalam pembelajaran menggunakan pendekatan
ilmiah sebagai katalisator utamanya atau perangkat atau
apa pun itu namanya.
Pendekatan ilmiah (scientific approach) diyakini sebagai
titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik dalam
pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria
ilmiah.
4. Dalam konsep pendekatan scientific
yang disampaikan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
dipaparkan minimal ada 7
(tujuh) kriteria dalam pendekatan scientific. Ketujuh kriteria tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat
dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu ; bukan sebatas kira –
kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru – siswa
terbebas dari prasangka yang serta – merta, pemikiran subjektif, atau
penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis,
dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah,
dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
5. Dalam konsep pendekatan scientific
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan
tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa dalam
memahami, menerapkan, dan mengembangkan
pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon
materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang
dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana
dan jelas, tetapi menarik sistem penyajiannya.
7. 3 PRINSIP UTAMAPENDEKATAN
SAINTIFICDLMPEMBELAJARAN
yaitu
• a) Belajar siswa aktif, dalam hal ini
termasuk inquiry-based learning atau
belajar berbasis penelitian, cooperative
learning atau belajar berkelompok, dan
belajar berpusat pada siswa.
• b) Assessment berarti pengukuran
kemajuan belajar siswa yang
dibandingkan dengan target pencapaian
tujuan belajar.
• c) Keberagaman mengandung makna
bahwa dalam pendekatan ilmiah
mengembangkan pendekatan
keragaman. Pendekatan ini membawa
konsekuensi siswa unik, kelompok siswa
unik, termasuk keunikan dari
kompetensi, materi, instruktur,
pendekatan dan metode mengajar,
serta konteks.
8. 7 kriteria konsep
pendekatan
scientific
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau
fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau
penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan,
legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif
guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta,
pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang
dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara
kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi,
memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan
materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan
tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu
memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola
berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon
materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang
dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan
jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
9. TUJUAN
PEMBELAJARAN
PENDEKATAN
SAINTIFIC
adalah:
• a) Untuk meningkatkan
kemampuan intelek, khususnya
kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa.
• b) Untuk membentuk kemampuan
siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik.
• c) Terciptanya kondisi
pembelajaran dimana siswa
merasa bahwa belajar
menyenangkan.
• d) Untuk melatih siswa dalam
mengomunikasikan ide-ide,
khususnya dalam menulis artikel
ilmiah.Untuk mengembangkan
karakter siswa.
10. Sikap
(Tahu Mengapa)
Keterampilan
(Tahu Bagaimana)
Pengetahuan
(Tahu Apa)
Produktif
Inovatif
Kreatif
Afektif
Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang terintegrasi.
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Langkah-Langkah Pembelajaran
11. SCIENTIFICMENYENTUH3
RANAH
1. Ranah sikap menggamit
transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik
“tahu mengapa”.(WHY)
2. Ranah keterampilan menggamit
transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik
“tahu bagaimana”.(HOW)
3. Ranah pengetahuan menggamit
transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik
“tahu apa.”(WHAT)
13. KETRAMPILAN
PROSES
Langkah-langkah metode ilmiah:
1.melakukan pengamatan,
2.menentukan hipotesis,
3.merancang eksperimen untuk
menguji hipotesis,
4.menguji hipotesis,
5.menerima atau menolak
hipotesis dan
6.merevisi hipotesis atau membuat
kesimpulan (Helmenstine, 2013).
Pembelajaran IPA lebih
menekankan pada
penerapan keterampilan
proses.
Aspek-aspek pada
pendekatan scientific
terintegrasi pada
pendekatan keterampilan
proses dan metode ilmiah.
14. PEMBELAJARANIPA
• Rekomendasi yang bisa diberikan adalah
Pembelajaran IPA sebaiknya bisa
memanfaatkan lingkungan, dan
pengampu materi IPA harus mampu
atau mengajak siswa
• mengamati fakta atau fenomena baik
secara langsung dan/ atau rekonstruksi,
memfasilitasi diskusi dan tanya jawab
dalam menemukan konsep, prinsip,
hukum,dan teori, mendorong siswa aktif
mencoba melaui kegiatan eksperimen,
memaksimalkan pemanfaatan
tekonologi dalam mengolah data, dan
memberi kebebasan dan tantangan
kreativitas dalam mengomunikasikan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang dimiliki melalui presentasi
dan/atau unjuk karya dengan aplikasi
pada situasi baru yang terduga sampai
tak terduga.
Pendekatan saintifik yang
dikembangkan dalam
kurikulum 2013,
sebenarnya sangat relevan
dengan potensi serta
tujuan umum
pembelajaran IPA.
Melalui penerapan
keterampilan proses pada
pembelajaran IPA yang
disajikan dengan strategi
dan metode yang tepat,
mudah-mudahan siswa
dapat terlatih dalam
keterampilan scientific.
16. 1.KETERLIBATANSISWA
DALAMOBSERVASI
a) Observasi biasa (common observation).
Pada observasi biasa untuk kepentingan
pembelajaran, peserta didik merupakan
subjek yang sepenuhnya melakukan
observasi (complete observer). Di sini
peserta didik sama sekali tidak melibatkan
diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang
diamati.
b) Observasi terkendali (controlled
observation).
Seperti halnya observasi biasa, pada
observasi terkendali untuk kepentingan
pembelajaran, peserta didik sama sekali
tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek,
atau situasi yang diamati. Mereka juga
tidak memiliki hubungan apa pun dengan
pelaku, objek, atau situasi yang diamati.
17. KETERLIBATANSISWA
DALAMOBSERVASI
c) Observasi partisipatif (participant
observation).
Pada observasi partisipatif, peserta
didik melibatkan diri secara langsung
dengan pelaku atau objek yang
diamati. Sejatinya, observasi
semacam ini paling lazim dilakukan
dalam penelitian antropologi
khususnya etnografi. Observasi
semacam ini mengharuskan peserta
didik melibatkan diri pada pelaku,
komunitas, atau objek yang diamati.
d) Observasi berstruktur.
Pada observasi berstruktur dalam
rangka proses pembelajaran,
fenomena subjek, objek, atau situasi
apa yang
18. 2.KEGIATAN
BETANYA
Fungsi Bertanya:
(1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian
peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran;
(2) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif
belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk
dirinya sendiri;
(3) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus
menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya;
(4) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan
sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi
pembelajaran yang diberikan;
(5) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam
berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban
secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang
baik dan benar;
(6) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi,
berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan
menarik simpulan;
(7) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi
dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa
kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup
berkelompok;
(8) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat,
serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba
muncul; dan
(9) Melatih kesantunan dalam berbicara dan
membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
19. KriteriaPertanyaan yangBaik
(1) Singkat dan jelas;
(2) Menginspirasi jawaban;
(3) Memiliki fokus;
(4) Bersifat probing atau
divergen;
(5) Bersifat validatif atau
penguatan;
(6) Memberi kesempatan peserta
didik untuk berpikir ulang;
(7) Merangsang peningkatan
tuntutan kemampuan kognitif;
(8) Merangsang proses interaksi.
20. 3.Menalar/meng
olah informasi
• Penalaran adalah :
proses berfikir yang logis dan
sistematis atas fakta-kata empiris
yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa
pengetahuan
Kegiatan menalar menjadi tidak
efektif apabila siswa hanya
mengandalkan pemahaman
seadanya
peran guru sangat dituntut dalam
penyediaan sarana belajar, antara
lain, dengan menyiapkan berbagai
refernsi yang bisa digunakan siswa
dalam menjawab pertayaan-
pertayaan itu.
21. 4.MENCOBA • Untuk memperoleh hasil
belajar yang nyata atau
otentik, peserta didik harus
mencoba atau melakukan
percobaan, terutama untuk
materi atau substansi yang
sesuai. Pada mata pelajaran
IPA,
• misalnya, peserta didik harus
memahami konsep-konsep
IPA dan kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari
22. KEGIATAN
MENCOBA
(1) menentukan tema atau topik
sesuai dengan kompetensi dasar
menurut tuntutan kurikulum;
(2) mempelajari cara-cara
penggunaan alat dan bahan yang
tersedia dan harus disediakan;
(3) mempelajari dasar teoritis yang
relevan dan hasil-hasil eksperimen
sebelumnya;
(4) melakukan dan mengamati
percobaan;
(5) mencatat fenomena yang terjadi,
menganalisis, dan menyajikan data;
(6) menarik simpulan atas hasil
percobaan; dan
(7) membuat laporan dan
mengkomunikasikan hasil percobaan.
23. KEGIATANGURUDALAM
PERCOBAAN
(1)Guru hendaknya merumuskan tujuan
eksperimen yanga akan dilaksanakan murid
(2)Guru bersama murid mempersiapkan
perlengkapan yang dipergunakan
(3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu
(4) Guru menyediakan kertas kerja untuk
pengarahan kegiatan murid
(5) Guru membicarakan masalah yanga akan
yang akan dijadikan eksperimen
(6) Membagi kertas kerja kepada murid
(7) Murid melaksanakan eksperimen dengan
bimbingan guru, dan
(8) Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan
mengevaluasinya, bila dianggap perlu
didiskusikan secara klasikal.
24. 5.MENGKOMUNIKASIKA
N
• Mengkomunikasikan berarti
menyampaikan hasil kegiatan sebelum
kepada orang lain,baik secara lisan
ataupun tertulis.
• Kegiatan yang dimasudkan bisa dengan
cara-cara berikut:
a) Silang baca antarsiswa .
b) Membacakan pendapat pribadi ataupun
hasil diskusi kelompok untuk mendapatkan
tanggapan dari siswa lainnya.
c) Berprestasi di depan kelas dengan
menggunakan media tertentu, seperti LCD
sehingga menyerupai kegiatan diskusi umum.
d) Memajang karya di majalah dinding.
e) Kunjungi karya berarti siswa mengunjungi
karya temannya yang dipajang di dinding
atau di tempat-tempat lainnya untuk mereka
komentari/dinilai.
25. PRINSIPPRINSIPPENDEKATAN
SCIENTIFIC a) Pembelajaran berpusat pada siswa
b) Pembelajaran memberikan kesempatan
pada siswa untuk mengasimilasi dan
mengakomodasi konsep,hukum, dan prinsip
c) Pembelajaran mendorong terjadinya
peningkatan kemampuan berpikir siswa
d) Pembelajaran meningkatkan motivasi
belajar siswa dan motivasi mengajar guru
e) Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk melatih kemampuan dalam komunikasi
f) Adanya proses validasi terhadap konsep,
hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa
dalam struktur kognitifnya.