Dokumen tersebut membahas tentang empat topik utama yang berkaitan dengan perceraian dalam Islam yaitu thalak, khuluk, fasakh, dan iddah. Thalak adalah perbuatan melepaskan tali ikatan nikah secara sepihak oleh suami, sedangkan khuluk adalah perceraian atas inisiatif istri dengan membayar tebusan kepada suami. Fasakh adalah perceraian karena adanya hal-hal yang menghalangi tercapainya tu
1. THALAQ, KHULUK, FASAKH, DAN IDDAH
1. THALAQ
Thalaq ialah melepaskan tali ikatan nikah dari pihak suami dengan
menggunakan lafal tertentu. Dalam islam thalaq merupakan perbuatan yang halal tapi
sangat dibenci oleh Allah SWT. Sabda Nabi saw :
“Diantara hal-hal yang halal namun dibenci oleh Allah adalah Thalaq.” (HR. Abu
Dawud dan Al-Hakim)
Hukum thalaq pada asalnya adalah makruh berdasarkan hadis diatas. Karena ada
alasan tertentu bisa berubah menjadi :
a. Wajib, bila suami istri sering bertengkar dan tidak dapat didamaikan.
b. Sunnah, jika suami tidak sanggup memberi nafkah.
c. Haram, jika thalaq dijatuhkan justru dengan perceraian akan membawa
kerugian bagi kedua pihak.
1) Syarat dan rukun thalaq
a. suami yang menjatuhkan thalaq
a) Ada ikatan pernikahan yang sah dengan istri
b) Baligh
c) Berakal
d) Tidak dipaksa
b. istri (dithalaq)
a) Mempunyai ikatan pernikahan yang sah dengan suami
b) Masih dalam masa iddah thalaq raj’i yang dijatuhkan sebelumnya
2) Macam-macam thalaq
a. menurut cara menjatuhkannya
1. Thalaq dengan ucapan
a). Sarih (tegas), kata-kata yang tidak dapat diartikan lain kecuali thalaq,
misalnya “Engkau sudah berpisah dengan saya”.
b). Sindiran, yaitu kata-kata atau kalimat yang bisa berarti thalaq dan dapat
berarti lain. Misalnya: “pulanglah engkau kerumah orang tua mu.” Thalaq
dengan sindiran harus diikuti dengan niat menthalaq.
2. Thalaq dengan tulisan
2. 3. Thalaq dengan isyarat, hanya berlaku bagi orang yang tidak dapat berbicara atau
menulis
b. Dari segi jumlah
1. Thalaq satu, yaitu thalaq yang pertama kali dijatuhkan dengan satu kali thalaq
2. Thalaq dua, yaitu thalaq yang dijatuhkan untuk kedua kalinya atau pertama kali
tetapi dua kali thalaq sekaligus.
3. Thalaq tiga, yaitu thalaq yang dijatuhkan ketiga kalinya atau pertama kali tetapi
dengan tiga thalaq sekaligus. Pada thalaq satu dan dua, suami boleh rujuk
kepada isteri sebelum masa iddah atau dengan akad baru bila masa iddah
sudah habis. Setelah thalaq tiga tidak boleh rujuk, atau boleh rujuk jika istri
telah menikah dengan suami lain dan pernah dicampuri dan kemudian dicerai
secara normal.
c. Dari segi keadaan istri
1. Thalaq sunnah, yaitu Thalaq yang dijatuhkan kepada istri yang pernah
dicampuri ketika :
a). Dalam keadaan suci waktu suci belum dicampuri
b). Ketika hamil dan jelas hamilnya.
2. Thalaq bid’ah yaitu thalaq yang dijatuhkan kepada istri ketika ia :
a). Dalam keadaan haid
b). Dalam keadaan suci pada waktu suci telah dicampuri. Thalaq bid’ah
hukumnya haram.
3. Thalaq bukan sunnah dan bukan bid’ah dijatuhkan kepada istri yang belum
pernah dicampuri dan tidak berdarah (haid) karena masih kecil.
d. Dari segi kebolehan rujuk atau nikah kembali
1). Thalaq raj’i thalaq yang boleh dirujuk kembali sebelum masa iddah
berakhir
Firman Allah SWT :
“Thalaq yang dapat dirujuk adalah dua kali. Setelah itu boleh dirujuk
lagi dengan cara baik-baik, dan mencerainya dengan cara yang baik-
baik pula.” (QS. Al-Baqarah:229)
2). Thalaq bain, yaitu thalaq yang menghalangi suami untuk rujuk
kembali. Thalaq bain ada dua macam yaitu :
3. a. Thalaq bain kubro, adalah thalaq tiga. Firman Allah SWT :
“Dan jika suami menceraikannya sesudah thalaq yang kedua, maka
perempuan itu boleh dinikahinya lagi hingga ia kawin dengan laki-
laki. Jika suami yang lain menceraikannya maka tidak ada dosa bagi
keduanya (bekas suami) pertama dan istri untuk kawin kembali jika
keduanya berkeyakinan akan dapat menjalankan hukum-hukum
Allah.” (QS. Al-Baqarah:230)
b. Thalaq bain Sughro
Thalaq yang tidak boleh dirujuk lagi tapi mantan istri boleh
dinikahi kembali dengan akad dan mas kawin baru dan perempuan
itu tidak harus kawin dengan laki-laki lain.
2. KHULUK
Khuluk adalah menceraikan istri dengan ditebus oleh pihak istri atau perceraian yang
timbul atas kemauan istri dengan membayar ‘iwad kepada suami.
a. Apabila dikhawatirkan suami istri tidak dapat menjalankan secara ma’ruf.
Firman Allah SWT :
“Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami istri) tidak dapat menjalankan
hukum-hukum Allah, maka tidak dosa bagi keduanya mendakan bayaran yang
diberikan oleh pihak istri untuk menebus dirinya.” (QS. Al-Baqarah:229)
b. Apabila istri sangat benci kepada suaminya karena alasan tertentu sehingga
istri tidak menaati suami.
Rukun khuluk :
a) Suami yang baligh, berakal dan dengan kemauannya.
b) Istri yang dalam kekuasaan suami, yaitu yang belum diceraikan dengan thalaq
yang tidak boleh rujuk.
c) Ucapan yang menunjukkan thalaq
d) Bayaran yaitu sesuatu yang boleh dijadikan mahar
e) Orang yang membayar belum menggunakan hartanya, baik istri maupun orang
lain.
Besarnya tebusan khuluk :
a. Jumhur ulama : tidak ada batasan mengenai jumlah tebusan yang diberikan istri
kepada suami, berdasarkan Al-Baqarah:229 tersebut diatas.
4. b. Sebagian ulama, tebusan tidak boleh melebihi mas kawin yang diberikan oleh
suami.
3. FASAKH
Fasakh artinya rusak atau putus, maksudnya perceraian dengan merusak atau
merombak hubungan nikah antara suami dan istri.
Sebab-sebab fasakh :
a. Sebab yang merusak akad nikah, misalnya :
1). Menikah sempurna lengkap rukun dan syarat ternyata perempuan itu muhrimnya.
2). Menikah sempurna lengkap rukun dan syaratnya, tetapi kemudian salah satu
keluar dari islam.
b. Sebab yang menghalangi tercapainya tujuan pernikahan, misalnya :
1). Terdapat penipuan dalam pernikahan
2). Mengidap suatu penyakit atau cacat
3). Suami terlalu miskin sehingga tidak dapat memberi nafkah
4). Suami hilang
5). Suami dipenjara
4. IDDAH
Iddah adalah masa tenggang atau batas waktu untuk tidak menikah bagi
perempuan yang dicerai atau ditinggal mati oleh suaminya, kecuali sesudah habis
iddahnya.
Macam-macam iddah :
a) Iddah istri yang dicerai dan ia masih haid lamanya tiga kali suci.
b) Iddah istri yang dicerai dan ia sudah tidak haid lamanya iddah tiga bulan.
c) Iddah istri yang ditinggal wafat suami adalah empat bulan sepuluh hari bila ia
tidak hamil.
d) Iddah istri yang dicerai dalam keadaan hamil lamanya sampai melahirkan
kandungannya
e) Iddah itru yang ditinggal wafat suaminya dalam keadaan hamil masa iddahnya
menurut sebagian ulama adalah iddah hamil yaitu sampai melahirkan.
Kewajiban suami istri selama masa iddah
a. Kewajiban suami
suami yang mencerai istrinya berkewajiban memberi belanja dan tempat tinggal
selama iddahny belum berakhir karena alasan berikut :
5. 1). Perempuan yang dicerai dengan thalaq raj’i berhak mendapatkan belanja dan
tempat tinggal
2).Perempuan yang dithalaq bain dan ia dalam keadaan hamil berhak memperoleh
nafkah dan tempat tinggal
3). Perempuan yang dithalaq bain dan tidak hamil berhak memperoleh tempat tinggal
saja tidak berhak memperoleh belanja.
4). Perempuan yang ditinggal wafat suami baik hamil atau tidak ia berhak
memperoleh uang belanja atau tempat tinggal karena mereka mendapat warisan
dari harta peninggalan suaminya.
b. kewajiban istri
Wanita yang dicerai suaminya wajib menetap dirumah suaminya selama masa
iddahnya belum berakhir. Allah SWT berfirman :
“ Jangan kamu keluarkan mereka istri-istri yang telah dicerai dari rumah
mereka dan janganlah mereka (diizinkan) keluar kecuali kalau mereka
mengerjakan perbuatan keji yang terang.” (QS. Ath-thalaq :1)
Tujuan iddah
a. Menghilangkan keraguan tentang kosongnya rahim bekas istri.
b. Untuk menjaga perasaan keluarga dari mantan suami yang sedang berkabung.
c. Untuk memudahkan rujuk kembali.