2. A. Pengertian Rukun
Rukun Yaitu sesuatu yang mesti ada yang menentukan sah dan tidaknya suatu pekerjaan
(ibadah), dan sesuatu itu termasuk dalam rangkaian pekerjaan itu, separti membasuh
untuk wudhu dan takbiratul ihram untuk shalat.( Abdul Hamid Hakim, Mabadi
Awwaliyyah, Bulan Bintang, Cet.Ke-1,Juz 1, Jakarta, 1976).
3. • Rukun Nikah
Jumhur ulama sepakat bahwa rukun pernikahan itu terdiri atas
a). Adanya calon suami dan istri yang akan melakukan perkawinan
b). Adanya wali dari pihak calon pengantin wanita
Wali nikah secara umum di arrtikan sebagai orang yang berhak menikahkan anak perempuan
dengan seorang laki-laki yang menjadi pilihannya.wali nikah ada dua macam
1. Wali Nasab yaitu anggota keluarga laki-laki dari calon mempelai perempuan yang mempunyai hubungan darah
dengan calon mempelai perempuan dari pihak ayah menurut ketentuan hukum islam. Wali nasab yaitu ayah, kakek,
saudara laki-laki, paman.
2. Wali hakim adalah wali nikah wali nikah yang di tunjuk oleh mentri agama atau pejabat yang di tumjuk olehnya,
yang di beri hak atau kewenangan untuk bertindak sebagai wali nikah. Wali haim baru dapat bertindak sebagai wali
nikah apabila wali nasab tidak ada atau tidak mungkin menghadirkannya atau tidak di ketahui tempatnya, atau gaib
atau adlal atau enggan.
4. c). Adanya dua orang saksi
Saksi adalah seorang laki-laki musli,adil,berakal baligh, tidak terganggu ingatan dan tidak tuna rungu atau tuli yang
harus hadir dan menyaksikan secara langsung akad nikah serta menandatangani Akta Nikah pada waktu dan di tempat
akad itudi langsungkan
d). Sighat akad nikah
Sighat akad adalah ijab dan qabul. Keduanya menjadi rukun akad, ijab diucapkan oleh wali atau wakilnya dari pihak
wanita, dan qabul dijawab oleh calon pengantin laki-laki. Akad adalah gabungan ijab salah satu dari dua pembicara serta
penerimaan yang lain. Seperti ucapan seorang laki-laki: ”Aku nikahkan engkau dengan putriku” adalah ijab, sedangkan
yang lain berkata: “Aku terima” adalah qabul.
5. Pendapat para ulama
• Madzhab imam maliki
Berpendapat bahwa rukun nikah ini ada lima macam yaitu:
Sighat
Calon suami
Calon istri
Wali
Mahar
6. • Madzhab imam syafi’i
Berpendapat bahwa rukun nikah ini ada lima macam yaitu:
Calon pengantin laki-laki
Calon pengantin perempuan
Wali
Dua orang saksi
Sighat akad nikah
7. • Madzhab imam hambali
Berpendapat bahwa rukun nikah ada empat macam yaitu:
Calon penganti perempuan
Calon pengantin laki laki
Sighat akad nikah
Wali
8. • Madzhab imam hanafi
Berpendapat bahwa rukun nikah ada tiga macam yaitu:
Calon pengantin perempuan
Calon pengantin laki-laki
Sighat akad nikah
Saksi
9. Kesimpulan
Munutupi makalah ini, berdasarkan dari pemaparan terdahulu, maka penulis dapat mengambil beberapa
kesimpulan;
Syarat merupakan salah satu ketentuan sahnya suatu akad nikah yang berada di luar dari hakikat akad
tersebut. Sedangkan rukun adalah sesuatu yang dengannya terbetuk akad nikah dan sah akad nikah.
Rukun dalam akad nikah yang tidak diperselisihkan sebagai rukun dari sekian banyak rukun hanyalah ijab
dan qabul (sighat). Adapun rukun-rukun yang lain, yakni kedua mempelai, dua saksi, kemauan sendiri
(ridha), wali, dan mahar, merupakan syarat nikah atau syarat sah yang diperselisihkan sebagai rukun atau
sebagai syarat. Penyebutannya sebagai rukun oleh sebagian fuqaha bermakna sebagai sesuatu yang tidak
boleh tidak ada atau sesuatu yang mesti ada.
Para ulama mujtahid mazhab empat berbeda pendapat dalam menetapkan item- item yang menjadi syarat
dan rukun dalam akad pernikahan.