Dokumen tersebut membahas tentang rujuk dalam hukum perkawinan Islam. Rujuk didefinisikan sebagai kembalinya suami kepada istri setelah perceraian raj'i. Dibedakan menjadi rujuk setelah talak satu dan dua, serta setelah talak tiga. Disebutkan pula rukun, syarat, dan hukum yang berlaku untuk rujuk.
4. PPeennggeerrttiiaann RRuujjuukk
Rujuk dalam pengertian etimologi adalah
kembali, sedangkan dalam pengertian
terminologi adalah kembalinya suami kepada
hubungan nikah dengan istri yang telah
dicerai raj’i bukan cerai ba’in, dan
dilaksanakan selama istri dalam masa
iddah. Dalam hukum perkawinan islam rujuk
merupakan tindakan hukum yang terpuji
6. Rujuk untuk talak 1 dan 22 (( TTaallaakk RRaajj’’iiyy ))
Dalam suatu hadist disebutkan : dari Ibnu
Umar r.a. waktu itu ia ditanya oleh
seseorang, ia berkata, “Adapun engkau yang
telah menceraikan ( istri) baru sekali atau
dua kali, maka sesungguhnya Rasulullah
SAW telah menyuruhku merujuk istriku
kembali” (H.R. Muslim)
Karena besarnya hikmah yang terkandung
dalam ikatan perkawinan, maka bila
seorang suami telah menceraikan istrinya,
ia telah diperintahkan oleh Allah SWT agar
merujukinya kembali.
7. Rujuk untuk talak 33 (( TTaallaakk BBaa’’iinn
))
Hukum rujuk pada talak ba’in sama dengan
pernikahan baru, yaitu tentang persyaratan
adanya mahar, wali, dan persetujuan. Hanya
saja jumhur berpendapat bahwa utuk
perkawinan ini tidak dipertimbangkan
berakhirnya masa iddah.
8. Rukun Rujuk
Ada suami yang merujuk atau wakilnya
Ada istri yang dirujuk dan sudah dicampuri
Kedua belah pihak sama-sama suka dan
ridho
Dengan pernyataan ijab dan qobul
Misalnya, “Aku rujuk engkau pada hari
ini” atau “Telah kurujuk istriku yang
bernama ………… pada hari ini” dan lain
sebagainya yang semakna.
9. Syarat Rujuk
1. Laki-laki yang merujuk, adapun syarat bagi
laki-laki yang merujuk itu adalah sebagai
berikut: laki-laki yang merujuk adalah suami
bagi perempuan yang dirujuk yang dia
menikahi istrinya itu dengan nikah yang sah,
dan laki-laki yang merujuk itu mestilah
seseorang yang mampu melaksanakan
pernikahan dengan sendirinya, yaitu telah
dewasa dan sehat akalnyadan bertindak dengan
kesadarannya sendiri.
10. 2. Perempuan yang dirujuk, adapun
syarat sahnya rujuk bagi perempuan
yang dirujuk itu adalah: perempuan itu
adalah istri yang sah dari laki-laki yang
merujuk, istri itu telah diceraikan dalam
bentuk talak raj’i. Tidak sah merujuk
istri yang masih terikat dalam tali
perkawinan atau telah ditalak namun
dalam bentuk talak ba’in, istri itu masih
berada dalam iddah talak raj’i.
11. Syarat Lapadz ( Ucapan ) Rujuk
Lafaz yang menunjukkan maksud rujuk, misalnya
kata suami “aku rujuk engkau” atau “aku
kembalikan engkau kepada nikahku”.
b. Tidak bertaklik — tidak sah rujuk dengan lafaz
yang bertaklik, misalnya kata suami “aku rujuk
engkau jika engkau mahu”. Rujuk itu tidak sah
walaupun isteri mengatakan mau.
c. Tidak terbatas waktu — seperti kata suami “aku
rujuk engkau selama sebulan
12. Hikmah Rujuk
rujuk memberikan kesempatan masing-masing
pihak untuk menyadari kesalahan, mengapa mereka
melakukan percerain dan saling memusuhi serta
mengingatkan kembali masa indah saat belum
bercerai, rujuk mengembalikan kecintaan seperti
sediakala dan Allah SWT akan memberkahi
perkawinan yang dilandasi dengan cinta dan kasih
sayang serta dilandasi dengan ibadah kepada-Nya,
dan rujuk dapat mengukuhkan kembali keretakan
hubungan rumah tangga sehingga keutuhan keluarga
dapat dipelihara.
13. Hukum Rujuk
1. Wajib, terhadap suami yang mentalak salah
seorang istrinya sebelum dia sempurnakan
pembagian waktunya terhadap istri yang
ditalak,
2. Haram, apabila rujuknya berniat menyakiti
istri,
3. Makruh, kalau perceraian itu lebih baik dan
berfaedah bagi keduanya,
4. Mubah, ini adalah hukum rujuk yang asli
dan
5. Sunnah, apabila suami bermaksud untuk
memperbaiki istrinya atau rujuk itu lebih
berfaedah bagi keduanya