4. Kompetensi Dasar:
1. Menjelaskan ketentuan hukum perkawinan dalam Islam
2. Menjelaskan hikmah perkawinan
3. Menjelaskan ketentuan perkawinan menurut perundang-
undangan di Indonesia
BACK
5. INDIKATOR
•Menjelaskan hukumIslamtentangtalak
•Menjelaskan hukumIslam tentang ruju
•Menjelaskan hikmahnikah
•Menjelaskan hikmahtalak
•Menjelaskan hikmahruju’
•Menjelaskan ketentuan perka-winan menurut perundang-
undangan tentangperkawinan di Indonesia.
•Menguraikan kompilasi hukum tentang perkawinan di
Indonesia
6. Fasakh
• Pengertian
• Hukum Nikah
• Tujuan Nikah
• Rukun nikah
• Kewajiban Suami Istri
• Hikmah Nikah
• Talak
• Idah
• Rujuk
• Ila’, Lian, Zihar, Khuluk dan
• Perkawinan menurut Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1974
PETAKONSEP
NIKAH
BACK
8. A. Pengertian Pernikahan
Pengertian
Munakahat berarti pernikahan atau perkawinan.
Pernikahan adalah akad yang menghalalkan pergaulan
antara laki – laki dan perempuan yang bukan mahramnya
menimbulkan hak dan kewajiban masing – masing.
Al-Qur’an menyebutnya misaqan Galiza (Ikatan yang
kokoh)
“Saya shalat, tidur, berpuasa, makan dan menikahi wanita. Barang
siapa yang tidak suka dengan perbuatan(sunnah)ku maka dia
bukanlah dari golonganku”
(H.R. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik r.a)
9. Hukum Nikah
1. Sunah
Bagi yang ingin menikah, mampu menikah dan mampu pula
mengendalikan diri dari perzinaan (walaupun tidak segera menikah)
2. Wajib
Bagi yang ingin menikah, mampu menikah dan ia khawatir berbuat
zina jika tidak segera menikah
3. Makruh
Bagi yang ingin menikah tetapi belum mampu memberi nafkah
terhadap istri dan anaknya
4. Haram
Bagi yang ingin menikah dengan maksud menyakiti wanita yang akan
dinikahinya
10. Tujuan Pernikahan
1. Untuk memperolah rasa cinta dan kasih sayang.
ََ
َ
َ
ع
ج
و ......
ََ
َ
َ
˝
َ
˝
َ
َ
َ
َ
َ
َ
]21/[مورال ....... روةح
َّومدة
ن
ك
م ›
ي
›
ب
ل
Artinya: “… dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang….”
2. Untuk memperoleh ketenangan hidup
]21/[مورال .... اه
َ › ي
َ
َ
إل
َ
او
َ
نك
َ
س
َ
َ
ت
َ
ل
ج
ا ˝ او
َ
ز
َ
أَ
م
َ
ك
َ
س
َ
ف
َ ›
َ نأ
ن
َ
م
َ
م
َ
ك
َ
َ
ل
ق
َ
َ
لخ
َ
ن
َ
أَ
ه
َ
َ
تي
َ
آ
َ
ن
َ
م
َ
و
َ
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya
kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya …”
3. Untuk memenuhi kebutuhan seksual (birahi) secara sah dan
diridhoiAllah swt
4. Untuk memperoleh keturunan yang sah dalam masyarakat
5. Untuk mewujudkan keluarga bahagia dunia dan akherat
11. Rukun Nikah :
1.Ada calon suami.
Syarat seorang suami:
- Seorang laki-laki dewasa
- Beragama islam
- Tidak dipaksa/terpaksa
- Tidak sedang dalam ihram haji arau umrah
- Bukan muhrim calon istrinya
2.Ada calon istri
Syarat sorang istri:
- seorang wanita yang cukup umur
- bukan perempuan musyrik
- tidak dalam ikatan perkawinan dengan laki-laki lain
- bukan mahram calon suaminya
- tidak dalam keadaan ihram haji atau umrah
12. Rukun Nikah
mempelai wanita atau mengizinkan penikahannya.
Pembagian wali nikah
Wali
Nikah
Wali
Nasab
Wali
Hakim
Syarat-Syarat seorang wali nikah:
a. Beragama Islam
b. Laki-laki
c.Baligh dan berakal
d. bukan hamba
ihram haji atau
Merdeka dan
sahaya
e. Bersifat adil
f. Tidak sedang
umrah
3. Ada wali nikah. Yaitu wali yang menikahkan mempelai Ylaakitiu-l,akkeipadleangan
negara yang
beragama Islam.
Di Indonesia
wewenang
presiden sebagai
wali hakim
dilimpahkan
kepada
pembantunya yaitu
menteri agama.
Dan menteri
agama
melimpahkan
kepada
pembantunya
kepala kantor
urusan agama di
setiap kecamatan
Yaitu, wali
yang
mempunyai
pertalian
darah dengan
mempelai
wanita yang
akan
dinikahkannya
13. 4. Ada dua orang saksi
syarat saksi:
- beragama islam
- laki-laki
- baligh dan berakal sehat
- dapat mendengar
- dapat melihat
- dapat berbicara
- adil
- tidak dalam keadaan ihram haji atau umrah
5.Ada akad nikah
yaitu ucapan ijab qabul.
Ijab adalah ucapan wali (dari pihak mempelai wanita) sebagai
penyerahan kepada laki-laki
Qabul adalah ucapan mempelai laki-laki sebagai tanda
penerimaan.
14. Muhrim
Wanita
yang
haram
dinikahi
Pengertian Muhrim
Muhrim secara bahasa berarti diharamkan. Dalam masalah fikih
muhrim bermakna wanita yang haram untuk di nikahi
Karena keturunan:
a. Ibu kandung dan
seterusnya keatas
b. Anak perempuan
kandung dan
seterusnya ke bawah
c. Saudara perempuan
(sekandung,
sebapak atau seibu)
d. Anak perempuan
dari saudara laki-laki
dan seterusnya ke
bawah
e. Anak perempuan
dari saudara
perempuan dan
seterusnya ke
bawah
Karena hubungan
sepersusuan:
a. Ibu yang menyusui
b. Saudara perempuan
sesusuan
Karena perkawinan:
a. Ibu dari istri
b. Anak tiri, apabila suami
sudah berkumpul
dengan ibunya
c. Ibu tiri baik sudah
dicerai atau belum
d. Menantu. Baik yang
sudah dicerai atau
belum
Karena ada
pertalian
muhrim dengan
istri
15. Perceraian
Hal-hal yang
dapat
memutuskan
pernikahan
Talaq artinya
perpisahan Li’an suami dan
istri saling
melaknat
Ila’ yaitu seorang suami yang
marah sampai bersumpah
mengharamkan istrinya
bergaul dengannya
Zihar yakni seorang suami
yang menyamakan
istrinya seperti ibu sendiri
Khulu’ yaitu talaq
yang dijatuhkan
suami karena
permintaan Istri
Perceraian berarti pemutusan ikatan perkawinan antar suami dan
istri
Fasakh yaitu talaq yang
dijathkan hakim atau
pengaduan istri
16. Iddah
Yaitu: masa menunggu bagi istri yang ditinggal mati atau bercerai
dari suaminya untuk bisa menikah kembali
Lama masa iddah
1. Karena suami wafat
a. 4 bulan sepuluh hari bagi istri yang tidak hamil. Baik sudah
bercampur atau belum
b. Sampai melahirkan jika istri sedang hamil
1. Karena talak, fasakh dan khulu’
a. Tidak ada iddah bagi istri yang belum bercampur
b. bagi yang sudah bercampur:
- 3 kali suci, bagi yang masih menstruasi
- 3 bulan., bagi yang sudah berhenti menstruasi
- sampai melahirkan, bagi istri yang sedang hamil
17. Hadanah
Hadanah adalah suatu upaya yang
dilakukan untuk mengasuh, memelihara
dan mendidik anak yang mumayiz (masih
kecildan belum baligh)
18. Rujuk
Rujuk berarti kembalinya suami kepada ikatan pernikahan dengan
Rukun rujuk
masih berada dalam masa iddah
Hukum
Rujuk
Haram
Makruh
Sunnah
suami belum
b.Keinginan rujuk suami a
t
a
p
s
e
k
m
e
h
b
e
a
n
g
d
i
a
a
k
n
n
y
w
a
a
s
k
e
t
n
u
d
n
i
y
r
i
a
c.Ada dua orang laki-laki yang
ru
a
jd
uik
l n
se
yb
aas
gu
aa
i s
m
ai
ksi
d.Ada shigat atau ucapan r
u
u
n
j
u
tu
k
kmenyakiti istri
atau mendurhakai
Wajib
Allah swt
jika perceraian lebih
mashlahat
ji
is
kt
r
ai
n
ry
ua
juy
a
kn
ng
yd
ai
c
se
ur
a
ai
mdailammasa iddah
jika sebelum mentalak
dengan niat karena
a.Istri sAudllaahhbercampurd
e
n
g
a
m
n
e
s
n
u
y
a
e
m
m
iy
pa
un
rg
nam
ke
an
nt
a
l
a
k
n
y
adan
19. B. Hikmah Pernikahan
1. Pernikahan merupakan cara yang benar, baik
dan diridhai Allah swt untuk memperoleh anak
serta mengembangkan keturunan yang sah
2. Melalui pernikahan suami-istri dapat memupuyk
rasa tanggungjawab membaginya dalam rangka
memelihara, mengasuh dan mendidik anak-
anaknya
3. Menjalin hubungan silaturahim antara keluarga
suami dan keluarga istri
20. C. Pernikahan Menurut Perundang-undangan di
Indonesia
Pernikahan diatur dalam keputusan menteri agama RI no.
154/1991 tentang pelaksanaan intruksi presiden RI no. 1/1991
tanggal 1991 mengenai Kompilasi Hukum Islam di Bidang Hukum
Pernikahan
Pengertian dan Tujuan Pernikahan
Pengertian pernikahan
Dalam pasal 2 dan 3 dari Kompilasi Hukum Islam, pernikahan
adalah akad yang sangat kuat untuk menaati perintah Allah swt dan
melaksanakannya merupakan ibadah
Tujuan pernikahan
Untuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan
rahmah
21. Sahnya Pernikahan:
Dalam pasal 4 dari Kompilasi Hukum Islam pernikahan sah jika
dilakukan menurut hukum islam sesuai dengan pasal 2 ayat (1)
undang-undang RI no. 1 tahun 1974 tentang pernikahan yang
menegaskan pernikahan sah apabila dilakukan menurut hukum
masing-masing agama dan kepercayaannya
Penjelasan pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia:
Dengan perumusan pasal 2 ayat (1) ini, tidak ada pernikahan di luar
hukum masing-masing agama dan kepercayaanya itu sesuai dengan
Undang – Undang Dasar 1945
Yang dimaksud dengan hukum masing-masing agama dan
kepercayaannya itu termasuk ketentuan perundang-undangan yang
berlaku bagi golongan agama dan kepercayaannya itu sepanjang
tidak bertentangan atau tidak ditentukan lain dalam undang-undang
ini