SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
“MANAJEMEN NYERI “
OLEH :
LA ODE HAERUN JAYA
11.11. 917
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
RAHA
2014
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Manajemen Nyeri
Sub Topik : Manajemen Nyeri pada penyskit disentri
Sasaran : klien Ny T dan Keluarga klien
Tempat : Ruang Flamboyan RSUD Kab. Muna
Hari / Tanggal : Kamis, 8 April 2014
Waktu : Pukul 09.30 – 10.00 Wita (1 x 30 menit)
A. Latar Belakang Masalah
Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan
perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau
bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa
pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan
menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun.
Perawat menghabiskan lebih banyak waktunya bersama pasien yang
mengalami nyeri dibanding tenaga profesional perawatan kesehatan lainnya
dan perawat mempunyai kesempatan untuk menghilangkan nyeri dan efeknya
yang membahayakan. Peran pemberi perawat primer adalah untuk
mengidentifikasi dan mengobati penyebab nyeri dan meresepkan obat-obatan
untuk menghilangkan nyeri.
Manajemen nyeri merupakan suatu proses atau tindakan keperawatan yang
dilakukan baik secara kolaboratif ataupun secara individu pada pasien pasca
pembedahan guna mengontrol atau mengurangi nyeri serta mengendalikan
rasa nyeri yang di rasa oleh pasien. Manajemen nyeri penting dilakukan dan
paling tidak harus mendapat perhatian dari petugas perawat atau petugas
kesehatan lainnya untuk mengurangi keluhan nyeri pada pasien. Pengendalian
nyeri pada pasien pasca pembedahan dapat mengurangi keluhan serta resiko
lain akibat dari nyeri. Manajemen secara individu dapat dilakukan dengan
cara mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi berupa nafas dalam dan
teknik pengalihan perhatian guna mengurangi resiko nyeri pada pasien.
Faktor penyebab nyeri biasanya muncul karena adanya peradangan pada
usus dan belum lepas dari 2 x 24 jam sebagai ukuran pantauan untuk
mengkaji status nyeri. Nyeri juga ditimbulkan karena gerak atau mobilisasi
dini pada pasien penyakit disentri. Untuk mencegah atau mengontrol nyeri
perlu perhatian atau monitoring dan evaluasi serta kaji status nyeri pasien.
Pada dasarnya pelayanan kesehatan dari suatu tim terpadu yang terdiri dari
dokter, perawat, fisioterapis, ataupun tenaga kesehatan lainnya diperlukan
agar terapi yang dilakukan pada pasien berjalan dan dilakukan optimal oleh
penderita atau pasien itu sendiri. Manajemen nyeri bertujuan untuk membantu
pasien dalam mengontrol nyeri ataupun memanajemen nyeri secara optimal,
mengurangi resiko lanjut dari efek samping nyeri tersebut, yang pada
akhirnya pasien mampu mengontrol ataupun nyeri yang dirasa tersebut
hilang.
Ruang rawat inap khusus perawatan memiliki peranan penting untuk
menangani masalah nyeri pada pasien terutama pasien peradangan pada
penyakit usus besar seperti penyakit disentri. Ruang Flamboyan RSUD Kab.
Muna sebagai salah satu ruang rawat inap juga memiliki tanggung jawab
dalam pemulihan kondisi pasien. Keluhan nyeri yang sering muncul pada
pasien disentri menandakan kurangnya pengetahuan pasien ataupun keluarga
untuk menanggulangi atau kiat-kiat untuk mangatasi atau mengontrol nyeri.
Hal ini perlu diperhatikan agar nyeri pasien sedini mungkin dapat di kontrol
atau di atasi untuk penyembuhan yang seoptimal mungkin.
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum
Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama ± 30 menit,
diharapkan pasien dan keluarga dapat memahami tentang manajemen
nyeri
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan, pasien dan keluarga
diharapkan mampu:
a. Menjelaskan pengertian nyeri.
b. Menyebutkan penyebab timbulnya nyeri.
c. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri.
d. Menyebutkan cara mengkaji persepsi nyeri.
e. Menyebutkan cara-cara untuk mengatasi nyeri
C. Metode
Ceramah, demonstrasi dan diskusi/tanya jawab
D. Media
Flip chart dan leaflet.
E. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Nyeri
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri
3. Mengkaji Persepsi Nyeri
4. Cara-cara Mengatasi Nyeri
(Materi Terlampir)
F. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara lisan dengan memberikan pertanyaan :
1. Apa pengertian dari nyeri?
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri!
3. Sebutkan cara mengkaji persepsi nyeri!
4. Sebutkan cara-cara mengatasi nyeri pada luka post operasi!
G. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Hari/Tgl/Jam
Tahap Kegiatan
Penyuluhan Kesehatan
Kegiatan Penyuluhan
Kesehatan
Kegiatan Pasien dan
keluarga
kamis, 08
April
Pukul 09.30 –
10.00 Wita
1. Pembukaan
(5 menit)
 Mengucapkan salam.
 Menyebutkan nama dan
asal.
 Menjelaskan tujuan.
 Mengkaji tingkat
pengetahuan Pasien dan
keluarga tentang nyeri.
 Pasien dan keluarga
membalas salam.
 Pasien dan keluarga
menerima kehadiran
mahasiswa dengan baik.
 Pasien dan keluarga
memahami tujuan dengan
baik.
 Pasien dan keluarga
berpartisipasi dalam
diskusi awal.
2. Inti
(20 menit)
 Menjelaskan tentang
pengertian, faktor-faktor
yang mempengaruhi nyeri,
cara mengkaji persepsi
nyeri, cara-cara mengatasi
nyeri
 Memberi kesempatan pada
pasien dan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang
kurang jelas.
 Pasien dan keluarga
mendengarkan dan
memperhatikan dengan
baik.
 Pasien dan keluarga
mengajukan pertanyaan.
3. Penutup
(5 menit)
 Mengevaluasi tujuan
penyuluhan kesehatan.
 Mengucapkan terima kasih
atas perhatian yang
diberikan dan memberi
salam penutup.
 Pasien dan keluarga
mampu
menjawab/menjelaskan
kembali.
 Pasien dan keluarga
membalas salam.
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Nyeri
1. Nyeri adalah suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau
perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan (Alimul, 2006).
2. Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan
diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, dan emosional (Alimul, 2006).
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri
1. Usia
Usia merupakan variabel yang penting yang mempengaruhi nyeri
khususnya anak-anak dan lansia. Pada kognitif tidak mampu mengingat
penjelasan tentang nyeri atau mengasosiasikan nyeri sebagai pengalaman
yang dapat terjadi di berbagai situasi. Nyeri bukan merupakan bagian dari
proses penuaan yang tidak dapat dihindari, karena lansia telah hidup lebih
lama mereka kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami kondisi patologis
yang menyertai nyeri. Kemampuan klien lansia untuk menginterpretasikan
nyeri dapat mengalami komplikasi dengan keadaan berbagai penyakit
disertai gejala samar-samar yang mungkin mengenai bagian tubuh yang
sama.
2. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
berespon terhadap nyeri. Toleransi nyeri sejak lama telah menjaadi subjek
penelitian yang melibatkan pria dan wanita. Akan tetapi toleransi terhadap
nyeri dipengaruhi oleh faktor-faktor biokimia dan merupakan hal yang
unik pada setiap individu, tanpa memperhatikan jenis kelamin.
3. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri. Ada perbedaan makna dan sikap yang dikaitkan dengan nyeri
dikaitkan dengan nyeri diberbagai kelompok budaya. Suatu pemahaman
tentang nyeri dari segi makna budaya akan membantu perawat dalam
merancang asuhan keperawatan yang relevan untuk klien yang mengalami
nyeri.
4. Makna nyeri
Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman
nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Individu akan
mempersepsikan nyeri dengan cara berbeda-beda, apabila nyeri tersebut
memberikan kesan ancaman, suatu kehilangan dan tantangan. Misalnya
seorang wanita yang bersalin akan mempersepsikan nyeri berbeda dengan
seorang wanita yang mengalami nyeri akibat cedera karena pukulan
pasangannya.
5. Perhatian
Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat
sedangkan upaya pengalihan atau distraksi dihubungkan dengan respon
nyeri yang menurun. Konsep ini merupakan salah satu konsep yang
perawat terapkan di berbagai terapi untuk menghilangkan nyeri seperti
relaksasi, teknik imajinasi terbimbing dan massage. Dengan memfokuskan
perhatian dan konsentrasi klien pada stimulus yang lain, maka perawaat
menempatkan nyeri pada kesadaran yang perifer.
6. Ansietas
Ansietas sering kali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat
menimbulkan perasaaan ansietas. Individu yang sehat secara emosional
biasanya lebih mampu mentoleransi nyeri sedang hingga berat daripada
individu yang memiliki status emosional yang kurang stabil. Klien yang
mengalami cedera atau menderita penyakit kritis, sering kali mengalami
kesulitan mengontrol lingkungan dan perawatan diri dapat menimbulkan
tingkat ansietas yang tinggi. Nyeri yang tidak kunjung hilang sering kali
menyebabkan psikosis dan gangguan kepribadian.
7. Keletihan
Keletihan meningkatkan persepsi nyeri rasa kelelahan menyebabkan
sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping.
Apabila keletihan disertai kesulitan tidur, maka persepsi nyeri bahkan
dapat terasa lebh berat. Nyeri seringkali lebih berkurang setelah individu
mengalami suatu periode tiddur yang lelap dibanding pada akhir hari yang
melelahkan
8. Pengalaman Sebelumnya
Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu tersebut
akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang.
Apabila seorang klien tidak pernah mengalami nyeri maka persepsi
pertama nyeri dapat mengganggu koping terhadap nyeri.
9. Gaya koping
Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat merasa
kesepian. Apabila klien mengalami nyeri di keadaan perawatan kesehatan,
seperti di rumah sakit klien merasa tidak berdaya dengan rasa sepi itu. Hal
yang sering terjadi adalah klien merasa kehilangan kontrol terhadap
lingkungan atau kehilangan kontrol terhadap hasil akhir dari peristiwa-
peristiwa yang terjadi. Nyeri dapat menyebabkan ketidakmampuan, baik
sebagian maupun keseluruhan/total.
10. Dukungan keluarga dan sosial
Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri adalah kehadiran
orang-orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka terhadap klien.
Individuu dari kelompok sosial budaya yang berbeda memiliki harapan
yang berbeda tentang orang tempat mereka menumpahkan keluhan tentang
nyeri.
C. Mengkaji Persepsi Nyeri
Alat – alat pengkajian nyeri dapat digunakan untuk mengkaji persepsi
nyeri seseorang. Agar alat – alat pengkajian nyeri dapat bermanfaat, alat
tersebut harus memenuhi kriteria berikut :
1. Mudah dimengerti dan digunakan
2. Memerlukan sedikit upaya pada pihak pasien
3. Mudah dinilai
4. Sensitif terhadap perubahan kecil terhadap intensitas nyeri
Deskripsi verbal tentang nyeri
Individu merupakan penilai terbaik dari nyerinya yang dialaminya dan
karenannya harus diminta untuk menggambarkan dan membuat tingkatnya.
Informasi yang diperlukan harus menggambarkan nyeri individual dalam
beberapa cara antara lain :
1. Intensitas nyeri
Individu dapat diminta untuk membuat tingkatan nyeri pada skala
verbal ( misalnya tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat atau sangat
hebat ; atau 0-10 : 0 = tidak ada nyeri, 10 = nyeri sangat hebat )
2. Karakteristik nyeri, termasuk letak (untuk area dimana nyeri pada
berbagai organ), durasi (menit,jam,hari,bulan), irama (terus menerus,
hilang timbul,periode bertambah dan berkurangnya intensitas atau
keberadaan dari nyeri), dan kualitas (nyeri seperti ditusuk, seperti
terbakar, sakit, nyeri seperti digencet)
3. Faktor-faktor yang meredakan nyeri (misalnya gerakan, kurang
bergerak, pengerahan tenaga, istirahat, obat-obat bebas) dan apa
yang dipercaya pasien dapat membantu mengatasi nyerinya.
4. Efek nyeri terhadap aktifitas kehidupan sehari- hari (misalnya tidur,
nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan orang lain, gerakan fisik,
bekerja, dan aktivitas-aktivitas santai). Nyeri akut sering berkaitan
dengan ansietas dan nyeri kronis dengan depresi.
5. Kekhawatiran individu tentang nyeri. Dapat meliputi berbagai
masalah yang luas, seperti beban ekonomi, prognosis, pengaruh
terhadap peran dan perubahan citra diri.
6. Skala analogi visual (VAS). Skala analogi visual sangat berguna
dalam mengkaji intensitas nyeri. Skala tersebut adalah berbentuk
garis horizontal sepanjang 10 cm, dan ujungnya mengindikasikan
nyeri yang berat. Pasien diminta untuk menunjuk titik pada garis
yang menunjukan letak nyeri terjadi disepanjang rentang tersebut.
Ujung kiri biasanya menandakan ‘tidak ada’ atau ‘tidak nyeri’
sedangkan ujung kanan biasa menandakan ‘berat’ atau ‘nyeri yang
paling buruk’ untuk menilai hasil,sebuah penggaris diletakkan
disepanjang garisdan jarak yang dibuat pasien pada garis dari ‘tidak
ada nyeri’ diukur dan ditulis dalam centimeter.
1. Cara-cara Mengatasi Nyeri
2. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri
a. Ketidakpercayaan
Pengakuan perawat akan rasa nyeri yang diderita pasien dapat
mengurangi nyeri. Hal ini dapat dilakukan melalui pernyataan verbal,
mendengarkan dengan penuh perhatian mengenai keluhan nyeri
pasien, dan mengatakan kepada pasien bahwa perawat mengkaji rasa
nyeri pasien agar dapat lebih memahami tentang nyeri.
b. Kesalahpahaman
Mengurangi kesalahpahaman pasien tentang nyerinya akan
mengurangi nyeri. Hal ini dilakukan dengan memberitahu pasien
bahwa nyeri yang dialami bersifat individual dan hanya pasien yang
tahu secara pasti tentang nyerinya.
c. Ketakutan
Memberikan informasi yang tepat dapat mengurangi ketakutan pasien
dengan menganjurkan pasien untuk mengekspresikan bagaimana
mereka menangani nyeri.
d. Kelelahan
Kelelahan dapat memperberat nyeri. Untuk mengatasinya,
kembangkan pola aktivitas yang dapat memberikan istirahat yang
cukup.
e. Kebosanan
Kebosanan dapat meningkatkan rasa nyeri. Untuk mengurangi nyeri
dapat digunakan pengalih perhatian yang bersifat terapeutik. Beberapa
teknik pengalih perhatian adalah bernapas pelan dan berirama, memijat
secara perlahan, menyanyi berirama, aktif mendengarkan musik,
membayangkan hal-hal yang menyenangkan, dan sebagainya.
3. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik seperti:
a. Teknik latihan pengalihan
 Menonton TV
 Berbincang-bincang dengan orang lain
 Mendengarkan musik
b. Teknik relaksasi
 Menganjurkan pasien untuk menarik napas
 Mengisi paru-paru dengan udara, menghembuskannya secara
perlahan, melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung,
serta mengulangi hal yang sama sambil berkonsentrasi hingga
didapat rasa nyaman, tenang, dan rileks.
c. Stimulasi kulit
 Menggosok secara halus pada daerah nyeri
 Menggosok punggung
 Menggunakan air hangat dan dingin
 Memijat dengan air mengalir
4. Pemberian analgetik, yang dilakukan mengganggu atau memblok
transmisi stimulasi agar terjadi perubahan persepsi dengan cara
mengurangi kortikal terhadap nyeri. Jenis analgetiknya adalah narkotika
dan bukan narkotika. Jenis narkotika digunakan untuk menurunkan
tekanan darah dan menimbulkan depresi pada fungsi vital, seperti
respirasi. Jenis bukan narkotika yang paling banyak dikenal di
masyarakat adalah Aspirin, Asetaminofen, dan bahan antiinflamasi non
steroid. Golongan Aspirin (Asetysalicylic acid) digunakan untuk
memblok rangsangan pada sentral dan perifer, kemungkinan menghambat
sintesis prostaglandin yang memiliki khasiat setelah 15-20 menit dengan
efek puncak obat sekitar 1-2 hours. Aspirin juga menghambat agregasi
trombosit dan antagonis lemah terhadap vitamin K, sehingga dapat
meningkatkan waktu perdarahan dan protombin jika diberikan dalam
dosis yang besar. Golongan Asetaminofen sama dengan Aspirin, tetapi
tidak menimbulkan perubahan kadar protombin dan jenis Non Steroid
Anti Inflammatory Drugs (NSAID), juga dapat menghambat
prostaglandin dan dosis yang rendah dapat berfungsi sebagai analgetik.
Kelompok obat ini meliputi Ibuprofen, Mefenamic acid, Fenoprofen,
Naprofen, Zomepirac dan lainnya.
5. Pemberian stimulator listrik, yaitu dengan menghambat atau mengubah
stimulasi nyeri yang kurang dirasakan. Bentuk stimulator metode
stimulus listrik meliputi:
 Transcutaneus electrical stimulator (TENS) digunakan untuk
mengontrol stimulus manual daerah nyeri tertentu dengan
menempatkan beberapa electrode di luar.
 Percutaneus implanted spinal cord epidural stimulator merupakan alat
stimulator sumsum tulang belakang dan epidural yang diimplan di
bawah kulit dengan transistor timah penerima yang dimasukkan ke
dalam kulit pada daerah epidural dan kolumna vertebrae.
 Stimulator kolumna vertebrae, sebuah stimulator dengan stimulus alat
penerima transistor dicangkok melalui kantong kulit intra klavikula
atau abdomen, yaitu electrode ditanam melalui pembedahan pada
dorsum sumsum tulang belakang.
6. Terapi Relaksasi yang bias diterapkan
 Terapi atau tekhnik nafas dalam guna mengurangi atau
mengontrol rasa nyeri yang di rasa datang tiba-tiba.
 Terapi pengalihan nyeri dengan cara mengalihkan focus bukan
pada rasa nyeri, melainkan pada fokus yang lain seperti
berbincang-bincang, menonton televise, mendengarkan musik,
atau hal lain sehingga dapat mengalihkan perhatian dari nyeri.
 Tekhnik pemijitan atau pengurutan secara halus pada bagian yang
dirasa nyeri, dengan cara mengurut secara melingkar di sekitar
area luka yang di rasa nyeri dengan sentuhan lembut.
Jhon

More Related Content

What's hot

Standar operasional prosedur
Standar operasional prosedurStandar operasional prosedur
Standar operasional prosedurDevy Permata Sari
 
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Nde'Siti Nurhalimah
 
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)Uwes Chaeruman
 
Juknis HIV: Paliatif Care
Juknis HIV: Paliatif CareJuknis HIV: Paliatif Care
Juknis HIV: Paliatif CareIrene Susilo
 
Kb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatifKb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatifUwes Chaeruman
 
Prespektif Keperawatan Paliatif
Prespektif Keperawatan PaliatifPrespektif Keperawatan Paliatif
Prespektif Keperawatan PaliatifVicky Thio
 
Manajemen Nyeri Nonfarmakologi
Manajemen Nyeri NonfarmakologiManajemen Nyeri Nonfarmakologi
Manajemen Nyeri NonfarmakologiRizqah Auliya
 
JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKA...
JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKA...JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKA...
JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKA...KANDA IZUL
 
223 222-1-pb
223 222-1-pb223 222-1-pb
223 222-1-pbBudi Leo
 
Perawatan paliatif
Perawatan paliatif Perawatan paliatif
Perawatan paliatif Agus Prayogi
 

What's hot (20)

Standar operasional prosedur
Standar operasional prosedurStandar operasional prosedur
Standar operasional prosedur
 
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
 
Panduan manajemen nyeri
Panduan manajemen nyeri Panduan manajemen nyeri
Panduan manajemen nyeri
 
Manajemen Nyeri
Manajemen NyeriManajemen Nyeri
Manajemen Nyeri
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Manajemen nyeri
Manajemen nyeriManajemen nyeri
Manajemen nyeri
 
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
 
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nursApa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
 
Palliative Care
Palliative CarePalliative Care
Palliative Care
 
Juknis HIV: Paliatif Care
Juknis HIV: Paliatif CareJuknis HIV: Paliatif Care
Juknis HIV: Paliatif Care
 
Ppt%20paliativ
Ppt%20paliativPpt%20paliativ
Ppt%20paliativ
 
Kb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatifKb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatif
 
Power point nyeri
Power point nyeriPower point nyeri
Power point nyeri
 
Prespektif Keperawatan Paliatif
Prespektif Keperawatan PaliatifPrespektif Keperawatan Paliatif
Prespektif Keperawatan Paliatif
 
Askep ca mamae
Askep ca mamaeAskep ca mamae
Askep ca mamae
 
Manajemen Nyeri Nonfarmakologi
Manajemen Nyeri NonfarmakologiManajemen Nyeri Nonfarmakologi
Manajemen Nyeri Nonfarmakologi
 
JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKA...
JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKA...JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKA...
JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKA...
 
223 222-1-pb
223 222-1-pb223 222-1-pb
223 222-1-pb
 
Perawatan paliatif
Perawatan paliatif Perawatan paliatif
Perawatan paliatif
 
Perawatan paliatif pada ODHA
Perawatan paliatif pada ODHAPerawatan paliatif pada ODHA
Perawatan paliatif pada ODHA
 

Similar to Jhon

ASKEP NYERI.ppt
ASKEP NYERI.pptASKEP NYERI.ppt
ASKEP NYERI.pptsri syla
 
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptxKONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptxEpaUliPangaribuan
 
Berbagai Jenis Nyeri.pdf
Berbagai Jenis Nyeri.pdfBerbagai Jenis Nyeri.pdf
Berbagai Jenis Nyeri.pdfpapahku123
 
Manfaat Transformatif dari Perawatan Paliatif.pdf
Manfaat Transformatif dari Perawatan Paliatif.pdfManfaat Transformatif dari Perawatan Paliatif.pdf
Manfaat Transformatif dari Perawatan Paliatif.pdfpapahku123
 
WHOKSHORP NYERI UNGARAN.pptx
WHOKSHORP NYERI UNGARAN.pptxWHOKSHORP NYERI UNGARAN.pptx
WHOKSHORP NYERI UNGARAN.pptxssuser8f80ba
 
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriAan Trainstation
 
Refleksi kasus tentnag anxietas disorder
Refleksi kasus tentnag anxietas disorderRefleksi kasus tentnag anxietas disorder
Refleksi kasus tentnag anxietas disordermeilyrahmalia91
 
Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2
Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2
Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2ramlinurhali
 
Pengurangan rasa nyeri dalam persalinan
Pengurangan rasa nyeri dalam persalinanPengurangan rasa nyeri dalam persalinan
Pengurangan rasa nyeri dalam persalinanNindi Yulianti
 
Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanantyasseptya
 
1.pendidikan dalam keperawatan 5
1.pendidikan dalam keperawatan 51.pendidikan dalam keperawatan 5
1.pendidikan dalam keperawatan 5cepz turmudi
 
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)Nesha Mutiara
 
Meningkatkan Kualitas Hidup.pdf
Meningkatkan Kualitas Hidup.pdfMeningkatkan Kualitas Hidup.pdf
Meningkatkan Kualitas Hidup.pdfpapahku123
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaSulistia Rini
 

Similar to Jhon (20)

ASKEP NYERI.ppt
ASKEP NYERI.pptASKEP NYERI.ppt
ASKEP NYERI.ppt
 
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptxKONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
 
LP NYERI.docx
LP NYERI.docxLP NYERI.docx
LP NYERI.docx
 
Berbagai Jenis Nyeri.pdf
Berbagai Jenis Nyeri.pdfBerbagai Jenis Nyeri.pdf
Berbagai Jenis Nyeri.pdf
 
Manfaat Transformatif dari Perawatan Paliatif.pdf
Manfaat Transformatif dari Perawatan Paliatif.pdfManfaat Transformatif dari Perawatan Paliatif.pdf
Manfaat Transformatif dari Perawatan Paliatif.pdf
 
WHOKSHORP NYERI UNGARAN.pptx
WHOKSHORP NYERI UNGARAN.pptxWHOKSHORP NYERI UNGARAN.pptx
WHOKSHORP NYERI UNGARAN.pptx
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
 
Satuan acara pembelajaran
Satuan acara pembelajaranSatuan acara pembelajaran
Satuan acara pembelajaran
 
Refleksi kasus tentnag anxietas disorder
Refleksi kasus tentnag anxietas disorderRefleksi kasus tentnag anxietas disorder
Refleksi kasus tentnag anxietas disorder
 
Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2
Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2
Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2
 
Pengurangan rasa nyeri dalam persalinan
Pengurangan rasa nyeri dalam persalinanPengurangan rasa nyeri dalam persalinan
Pengurangan rasa nyeri dalam persalinan
 
Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanan
 
1.pendidikan dalam keperawatan 5
1.pendidikan dalam keperawatan 51.pendidikan dalam keperawatan 5
1.pendidikan dalam keperawatan 5
 
Hand out
Hand outHand out
Hand out
 
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
 
Meningkatkan Kualitas Hidup.pdf
Meningkatkan Kualitas Hidup.pdfMeningkatkan Kualitas Hidup.pdf
Meningkatkan Kualitas Hidup.pdf
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumonia
 
management nyeri edit.pptx
management nyeri edit.pptxmanagement nyeri edit.pptx
management nyeri edit.pptx
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Jhon

  • 1. SATUAN ACARA PEMBELAJARAN “MANAJEMEN NYERI “ OLEH : LA ODE HAERUN JAYA 11.11. 917 AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA RAHA 2014
  • 2. SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Manajemen Nyeri Sub Topik : Manajemen Nyeri pada penyskit disentri Sasaran : klien Ny T dan Keluarga klien Tempat : Ruang Flamboyan RSUD Kab. Muna Hari / Tanggal : Kamis, 8 April 2014 Waktu : Pukul 09.30 – 10.00 Wita (1 x 30 menit) A. Latar Belakang Masalah Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun. Perawat menghabiskan lebih banyak waktunya bersama pasien yang mengalami nyeri dibanding tenaga profesional perawatan kesehatan lainnya dan perawat mempunyai kesempatan untuk menghilangkan nyeri dan efeknya yang membahayakan. Peran pemberi perawat primer adalah untuk mengidentifikasi dan mengobati penyebab nyeri dan meresepkan obat-obatan untuk menghilangkan nyeri. Manajemen nyeri merupakan suatu proses atau tindakan keperawatan yang dilakukan baik secara kolaboratif ataupun secara individu pada pasien pasca pembedahan guna mengontrol atau mengurangi nyeri serta mengendalikan rasa nyeri yang di rasa oleh pasien. Manajemen nyeri penting dilakukan dan paling tidak harus mendapat perhatian dari petugas perawat atau petugas kesehatan lainnya untuk mengurangi keluhan nyeri pada pasien. Pengendalian nyeri pada pasien pasca pembedahan dapat mengurangi keluhan serta resiko lain akibat dari nyeri. Manajemen secara individu dapat dilakukan dengan cara mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi berupa nafas dalam dan teknik pengalihan perhatian guna mengurangi resiko nyeri pada pasien.
  • 3. Faktor penyebab nyeri biasanya muncul karena adanya peradangan pada usus dan belum lepas dari 2 x 24 jam sebagai ukuran pantauan untuk mengkaji status nyeri. Nyeri juga ditimbulkan karena gerak atau mobilisasi dini pada pasien penyakit disentri. Untuk mencegah atau mengontrol nyeri perlu perhatian atau monitoring dan evaluasi serta kaji status nyeri pasien. Pada dasarnya pelayanan kesehatan dari suatu tim terpadu yang terdiri dari dokter, perawat, fisioterapis, ataupun tenaga kesehatan lainnya diperlukan agar terapi yang dilakukan pada pasien berjalan dan dilakukan optimal oleh penderita atau pasien itu sendiri. Manajemen nyeri bertujuan untuk membantu pasien dalam mengontrol nyeri ataupun memanajemen nyeri secara optimal, mengurangi resiko lanjut dari efek samping nyeri tersebut, yang pada akhirnya pasien mampu mengontrol ataupun nyeri yang dirasa tersebut hilang. Ruang rawat inap khusus perawatan memiliki peranan penting untuk menangani masalah nyeri pada pasien terutama pasien peradangan pada penyakit usus besar seperti penyakit disentri. Ruang Flamboyan RSUD Kab. Muna sebagai salah satu ruang rawat inap juga memiliki tanggung jawab dalam pemulihan kondisi pasien. Keluhan nyeri yang sering muncul pada pasien disentri menandakan kurangnya pengetahuan pasien ataupun keluarga untuk menanggulangi atau kiat-kiat untuk mangatasi atau mengontrol nyeri. Hal ini perlu diperhatikan agar nyeri pasien sedini mungkin dapat di kontrol atau di atasi untuk penyembuhan yang seoptimal mungkin. B. Tujuan 1. Tujuan instruksional Umum Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama ± 30 menit, diharapkan pasien dan keluarga dapat memahami tentang manajemen nyeri
  • 4. 2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan, pasien dan keluarga diharapkan mampu: a. Menjelaskan pengertian nyeri. b. Menyebutkan penyebab timbulnya nyeri. c. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri. d. Menyebutkan cara mengkaji persepsi nyeri. e. Menyebutkan cara-cara untuk mengatasi nyeri C. Metode Ceramah, demonstrasi dan diskusi/tanya jawab D. Media Flip chart dan leaflet. E. Materi Penyuluhan 1. Pengertian Nyeri 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri 3. Mengkaji Persepsi Nyeri 4. Cara-cara Mengatasi Nyeri (Materi Terlampir) F. Evaluasi Evaluasi dilakukan secara lisan dengan memberikan pertanyaan : 1. Apa pengertian dari nyeri? 2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri! 3. Sebutkan cara mengkaji persepsi nyeri! 4. Sebutkan cara-cara mengatasi nyeri pada luka post operasi!
  • 5. G. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Hari/Tgl/Jam Tahap Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Kegiatan Pasien dan keluarga kamis, 08 April Pukul 09.30 – 10.00 Wita 1. Pembukaan (5 menit)  Mengucapkan salam.  Menyebutkan nama dan asal.  Menjelaskan tujuan.  Mengkaji tingkat pengetahuan Pasien dan keluarga tentang nyeri.  Pasien dan keluarga membalas salam.  Pasien dan keluarga menerima kehadiran mahasiswa dengan baik.  Pasien dan keluarga memahami tujuan dengan baik.  Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam diskusi awal. 2. Inti (20 menit)  Menjelaskan tentang pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri, cara mengkaji persepsi nyeri, cara-cara mengatasi nyeri  Memberi kesempatan pada pasien dan keluarga untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.  Pasien dan keluarga mendengarkan dan memperhatikan dengan baik.  Pasien dan keluarga mengajukan pertanyaan. 3. Penutup (5 menit)  Mengevaluasi tujuan penyuluhan kesehatan.  Mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan dan memberi salam penutup.  Pasien dan keluarga mampu menjawab/menjelaskan kembali.  Pasien dan keluarga membalas salam.
  • 6. MATERI PENYULUHAN A. Pengertian Nyeri 1. Nyeri adalah suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan (Alimul, 2006). 2. Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, dan emosional (Alimul, 2006). B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri 1. Usia Usia merupakan variabel yang penting yang mempengaruhi nyeri khususnya anak-anak dan lansia. Pada kognitif tidak mampu mengingat penjelasan tentang nyeri atau mengasosiasikan nyeri sebagai pengalaman yang dapat terjadi di berbagai situasi. Nyeri bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang tidak dapat dihindari, karena lansia telah hidup lebih lama mereka kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami kondisi patologis yang menyertai nyeri. Kemampuan klien lansia untuk menginterpretasikan nyeri dapat mengalami komplikasi dengan keadaan berbagai penyakit disertai gejala samar-samar yang mungkin mengenai bagian tubuh yang sama. 2. Jenis Kelamin Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam berespon terhadap nyeri. Toleransi nyeri sejak lama telah menjaadi subjek penelitian yang melibatkan pria dan wanita. Akan tetapi toleransi terhadap nyeri dipengaruhi oleh faktor-faktor biokimia dan merupakan hal yang unik pada setiap individu, tanpa memperhatikan jenis kelamin. 3. Kebudayaan Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri. Ada perbedaan makna dan sikap yang dikaitkan dengan nyeri dikaitkan dengan nyeri diberbagai kelompok budaya. Suatu pemahaman
  • 7. tentang nyeri dari segi makna budaya akan membantu perawat dalam merancang asuhan keperawatan yang relevan untuk klien yang mengalami nyeri. 4. Makna nyeri Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Individu akan mempersepsikan nyeri dengan cara berbeda-beda, apabila nyeri tersebut memberikan kesan ancaman, suatu kehilangan dan tantangan. Misalnya seorang wanita yang bersalin akan mempersepsikan nyeri berbeda dengan seorang wanita yang mengalami nyeri akibat cedera karena pukulan pasangannya. 5. Perhatian Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat sedangkan upaya pengalihan atau distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Konsep ini merupakan salah satu konsep yang perawat terapkan di berbagai terapi untuk menghilangkan nyeri seperti relaksasi, teknik imajinasi terbimbing dan massage. Dengan memfokuskan perhatian dan konsentrasi klien pada stimulus yang lain, maka perawaat menempatkan nyeri pada kesadaran yang perifer. 6. Ansietas Ansietas sering kali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan perasaaan ansietas. Individu yang sehat secara emosional biasanya lebih mampu mentoleransi nyeri sedang hingga berat daripada individu yang memiliki status emosional yang kurang stabil. Klien yang mengalami cedera atau menderita penyakit kritis, sering kali mengalami kesulitan mengontrol lingkungan dan perawatan diri dapat menimbulkan tingkat ansietas yang tinggi. Nyeri yang tidak kunjung hilang sering kali menyebabkan psikosis dan gangguan kepribadian. 7. Keletihan Keletihan meningkatkan persepsi nyeri rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping.
  • 8. Apabila keletihan disertai kesulitan tidur, maka persepsi nyeri bahkan dapat terasa lebh berat. Nyeri seringkali lebih berkurang setelah individu mengalami suatu periode tiddur yang lelap dibanding pada akhir hari yang melelahkan 8. Pengalaman Sebelumnya Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang. Apabila seorang klien tidak pernah mengalami nyeri maka persepsi pertama nyeri dapat mengganggu koping terhadap nyeri. 9. Gaya koping Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat merasa kesepian. Apabila klien mengalami nyeri di keadaan perawatan kesehatan, seperti di rumah sakit klien merasa tidak berdaya dengan rasa sepi itu. Hal yang sering terjadi adalah klien merasa kehilangan kontrol terhadap lingkungan atau kehilangan kontrol terhadap hasil akhir dari peristiwa- peristiwa yang terjadi. Nyeri dapat menyebabkan ketidakmampuan, baik sebagian maupun keseluruhan/total. 10. Dukungan keluarga dan sosial Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri adalah kehadiran orang-orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka terhadap klien. Individuu dari kelompok sosial budaya yang berbeda memiliki harapan yang berbeda tentang orang tempat mereka menumpahkan keluhan tentang nyeri. C. Mengkaji Persepsi Nyeri Alat – alat pengkajian nyeri dapat digunakan untuk mengkaji persepsi nyeri seseorang. Agar alat – alat pengkajian nyeri dapat bermanfaat, alat tersebut harus memenuhi kriteria berikut : 1. Mudah dimengerti dan digunakan 2. Memerlukan sedikit upaya pada pihak pasien 3. Mudah dinilai
  • 9. 4. Sensitif terhadap perubahan kecil terhadap intensitas nyeri Deskripsi verbal tentang nyeri Individu merupakan penilai terbaik dari nyerinya yang dialaminya dan karenannya harus diminta untuk menggambarkan dan membuat tingkatnya. Informasi yang diperlukan harus menggambarkan nyeri individual dalam beberapa cara antara lain : 1. Intensitas nyeri Individu dapat diminta untuk membuat tingkatan nyeri pada skala verbal ( misalnya tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat atau sangat hebat ; atau 0-10 : 0 = tidak ada nyeri, 10 = nyeri sangat hebat ) 2. Karakteristik nyeri, termasuk letak (untuk area dimana nyeri pada berbagai organ), durasi (menit,jam,hari,bulan), irama (terus menerus, hilang timbul,periode bertambah dan berkurangnya intensitas atau keberadaan dari nyeri), dan kualitas (nyeri seperti ditusuk, seperti terbakar, sakit, nyeri seperti digencet) 3. Faktor-faktor yang meredakan nyeri (misalnya gerakan, kurang bergerak, pengerahan tenaga, istirahat, obat-obat bebas) dan apa yang dipercaya pasien dapat membantu mengatasi nyerinya. 4. Efek nyeri terhadap aktifitas kehidupan sehari- hari (misalnya tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan aktivitas-aktivitas santai). Nyeri akut sering berkaitan dengan ansietas dan nyeri kronis dengan depresi. 5. Kekhawatiran individu tentang nyeri. Dapat meliputi berbagai masalah yang luas, seperti beban ekonomi, prognosis, pengaruh terhadap peran dan perubahan citra diri. 6. Skala analogi visual (VAS). Skala analogi visual sangat berguna dalam mengkaji intensitas nyeri. Skala tersebut adalah berbentuk garis horizontal sepanjang 10 cm, dan ujungnya mengindikasikan nyeri yang berat. Pasien diminta untuk menunjuk titik pada garis yang menunjukan letak nyeri terjadi disepanjang rentang tersebut. Ujung kiri biasanya menandakan ‘tidak ada’ atau ‘tidak nyeri’
  • 10. sedangkan ujung kanan biasa menandakan ‘berat’ atau ‘nyeri yang paling buruk’ untuk menilai hasil,sebuah penggaris diletakkan disepanjang garisdan jarak yang dibuat pasien pada garis dari ‘tidak ada nyeri’ diukur dan ditulis dalam centimeter. 1. Cara-cara Mengatasi Nyeri 2. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri a. Ketidakpercayaan Pengakuan perawat akan rasa nyeri yang diderita pasien dapat mengurangi nyeri. Hal ini dapat dilakukan melalui pernyataan verbal, mendengarkan dengan penuh perhatian mengenai keluhan nyeri pasien, dan mengatakan kepada pasien bahwa perawat mengkaji rasa nyeri pasien agar dapat lebih memahami tentang nyeri. b. Kesalahpahaman Mengurangi kesalahpahaman pasien tentang nyerinya akan mengurangi nyeri. Hal ini dilakukan dengan memberitahu pasien bahwa nyeri yang dialami bersifat individual dan hanya pasien yang tahu secara pasti tentang nyerinya. c. Ketakutan Memberikan informasi yang tepat dapat mengurangi ketakutan pasien dengan menganjurkan pasien untuk mengekspresikan bagaimana mereka menangani nyeri. d. Kelelahan Kelelahan dapat memperberat nyeri. Untuk mengatasinya, kembangkan pola aktivitas yang dapat memberikan istirahat yang cukup. e. Kebosanan Kebosanan dapat meningkatkan rasa nyeri. Untuk mengurangi nyeri dapat digunakan pengalih perhatian yang bersifat terapeutik. Beberapa teknik pengalih perhatian adalah bernapas pelan dan berirama, memijat
  • 11. secara perlahan, menyanyi berirama, aktif mendengarkan musik, membayangkan hal-hal yang menyenangkan, dan sebagainya. 3. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik seperti: a. Teknik latihan pengalihan  Menonton TV  Berbincang-bincang dengan orang lain  Mendengarkan musik b. Teknik relaksasi  Menganjurkan pasien untuk menarik napas  Mengisi paru-paru dengan udara, menghembuskannya secara perlahan, melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil berkonsentrasi hingga didapat rasa nyaman, tenang, dan rileks. c. Stimulasi kulit  Menggosok secara halus pada daerah nyeri  Menggosok punggung  Menggunakan air hangat dan dingin  Memijat dengan air mengalir 4. Pemberian analgetik, yang dilakukan mengganggu atau memblok transmisi stimulasi agar terjadi perubahan persepsi dengan cara mengurangi kortikal terhadap nyeri. Jenis analgetiknya adalah narkotika dan bukan narkotika. Jenis narkotika digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan menimbulkan depresi pada fungsi vital, seperti respirasi. Jenis bukan narkotika yang paling banyak dikenal di masyarakat adalah Aspirin, Asetaminofen, dan bahan antiinflamasi non steroid. Golongan Aspirin (Asetysalicylic acid) digunakan untuk memblok rangsangan pada sentral dan perifer, kemungkinan menghambat sintesis prostaglandin yang memiliki khasiat setelah 15-20 menit dengan efek puncak obat sekitar 1-2 hours. Aspirin juga menghambat agregasi trombosit dan antagonis lemah terhadap vitamin K, sehingga dapat
  • 12. meningkatkan waktu perdarahan dan protombin jika diberikan dalam dosis yang besar. Golongan Asetaminofen sama dengan Aspirin, tetapi tidak menimbulkan perubahan kadar protombin dan jenis Non Steroid Anti Inflammatory Drugs (NSAID), juga dapat menghambat prostaglandin dan dosis yang rendah dapat berfungsi sebagai analgetik. Kelompok obat ini meliputi Ibuprofen, Mefenamic acid, Fenoprofen, Naprofen, Zomepirac dan lainnya. 5. Pemberian stimulator listrik, yaitu dengan menghambat atau mengubah stimulasi nyeri yang kurang dirasakan. Bentuk stimulator metode stimulus listrik meliputi:  Transcutaneus electrical stimulator (TENS) digunakan untuk mengontrol stimulus manual daerah nyeri tertentu dengan menempatkan beberapa electrode di luar.  Percutaneus implanted spinal cord epidural stimulator merupakan alat stimulator sumsum tulang belakang dan epidural yang diimplan di bawah kulit dengan transistor timah penerima yang dimasukkan ke dalam kulit pada daerah epidural dan kolumna vertebrae.  Stimulator kolumna vertebrae, sebuah stimulator dengan stimulus alat penerima transistor dicangkok melalui kantong kulit intra klavikula atau abdomen, yaitu electrode ditanam melalui pembedahan pada dorsum sumsum tulang belakang. 6. Terapi Relaksasi yang bias diterapkan  Terapi atau tekhnik nafas dalam guna mengurangi atau mengontrol rasa nyeri yang di rasa datang tiba-tiba.  Terapi pengalihan nyeri dengan cara mengalihkan focus bukan pada rasa nyeri, melainkan pada fokus yang lain seperti berbincang-bincang, menonton televise, mendengarkan musik, atau hal lain sehingga dapat mengalihkan perhatian dari nyeri.  Tekhnik pemijitan atau pengurutan secara halus pada bagian yang dirasa nyeri, dengan cara mengurut secara melingkar di sekitar area luka yang di rasa nyeri dengan sentuhan lembut.