SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
ASUHAN KEPERAWATAN
“NYERI”
• Nyeri : alasan yg paling umum orang
mencari perawatan kesehatan
• Gejala yg paling sering terjadi, tapi
paling sedikit dipahami
• Nyeri bersifat subjektif, sumber
frustasi baik bagi klien maupun
tenaga kesehatan
• Nyeri dpt merupakan faktor utama
yg m`hambat kemampuan &
keinginan individu u/pulih dari suatu
penyakit.
SIFAT NYERI :
 Menurut Mahon (1994) :
 Nyeri bersifat individu
 Tidak menyenangkan
 Merupakan suatu kekuatan yg
mendominasi
 Bersifat tidak berkesudahan
TIPE NYERI :
a. Nyeri Akut :
• Terlokalisasi
• Tajam : seperti ditusuk,
disayat, di cubit, dll
• Respon saraf simpatis
• Penampilan gelisah, cemas
• Pola serangan jelas
b. Nyeri Kronis
• Menyebar
• Tumpul : ngilu, linu, kemeng, nyeri,
dsb
• Respon saraf parasimpatis
• Penampilannya depresi, menarik diri
• Pola serangannya tidak jelas
FAKTOR2 YG MEMENGARUHI NYERI :
1. Usia : anak - lansia
2. Jenis kelamin : laki2 - perempuan
3. Kebudayaan : cara menebus dosa
4. Makna nyeri : ancaman, kehilangan,
hukuman, tantangan
5. Perhatian : relaksasi, masase, guided
imagery
6. Ansietas : cemas
7. Keletihan : penyakit terminal
8. Pengalaman sebelumnya
9. Gaya koping : terapi musik
10. Dukungan keluarga & sosial
Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri?
Lanjutan…
ASESMEN
DIAGNOSA
RENCANA
TINDAKAN
EVALUASI
Tidak
Ya
 Harus ada alat ukur (tool) yang akan
digunakan dalam melakukan asesmen nyeri
 Alat ukur (tool) yang ada harus bisa
diterapkan dalam asesmen nyeri
• Perlu dipahami bahwa pasien
dengan “nyeri kanker” merasakan
nyeri hampir setiap saat dan nyeri
akan bertambah hebat pada stase
akhir penyakit
 Asesmen nyeri secara komprehensif merupakan
dasar untuk keefektifan manajemen nyeri,
termasuk proses anamnesa, pemeriksaan fisik,
review pengobatan, review pembedahan atau
pengobatan, review psikososial, review terhadap
lingkungan fisik, dan diagnosa yang sesuai.
 Asesmen yang baik harus bisa dipakai untuk
menentukan penyebab, efektivitas
penatalaksanaan dan pengaruh nyeri terhadap
kualitas hidup penderita
 Asesmen Nyeri menggunakan akronim P, Q, R, S
dan T
P
(Provokes)
Q
(Quality)
R
(Region/Radiation)
S
(Severity)
T
(Treatment)
 Nyeri yang dirasakan seseorang akan berbeda-
beda
 Alat ukur yang dipakai dibuat secara spesifik untuk
masing-masing kelompok umur
 Pada pasien dewasa alat ukur (tool) bisa digunakan
secara umum pada pasien diatas usia 9 tahun
 Ada kondisi – kondisi tertentu yang memerlukan alat
ukur (tool) secara khusus
1. Numeric Rating Scale (NRS)
 Indikasi: digunakan pada pasien lansia, dewasa dan anak berusia > 9
tahun yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas
nyeri yang dirasakannya.
 Skala nyeri :
0 = tidak nyeri
1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)
Alat Ukur Nyeri (TOOL)
2. Wong Baker Faces Pain Scale (WBS)
 Indikasi: Pada pasien (lansia, dewasa dan anak > 3 tahun) yang
tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka.
 Skala nyeri :
0 = tidak nyeri
1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas
sehari-hari)
7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)
3. FLACC
(Face, Legs, Activity, Cry, Consolability)
 Indikasi untuk balita dan anak pra sekolah
yang tidak memahami bagaimana memberikan
jawaban terhadap pengukuran ekspresi wajah,
yang tidak dapat dinilai menggunakan NRS
atau WBS
 Anak-anak yang secara perkembangan
kognitif belum mampu menggambarkan atau
mengungkapkan nyeri yang dirasakannya,
perawat atau bidan melakukan asesmen
kepada orangtuanya
4. Neonatal Infant Pain Scale
(NIPS)
 Indikasi pada bayi baru lahir sampai dengan usia
1 tahun
 Skala terdiri dari 6 variabel penilaian dengan total
skor 0 untuk tidak ada nyeri sedangkan 7 nilai
nyeri hebat.
 Variabel yang dinilai adalah ekspresi wajah (0-1),
tangisan (0-2), pola nafas (0-1), tangan (0-1),
kaki (0-1), dan status kesadaran (0-1).
 Pada bayi prematur di tambahkan parameter HR
dan saturasi oksigen
5. Comfort Scale
 Indikasi: pada pasien anak, lansia dan
dewasa di ruang rawat intensif/ kamar
operasi/ ruang rawat inap yang tidak dapat
dinilai menggunakan Numeric Rating Scale
dan Wong-Baker FACES Pain Scale
 Pada pasien dalam pengaruh obat anastesi
atau dalam kondisi sedasi sedang, asesmen
dan penanganan nyeri dilakukan saat pasien
menunjukkan respon berupa ekspresi tubuh/
verbal akan rasa nyeri
6. Critical-Care Pain Observasion Tool
(CPOT)
 Digunakan untuk menilai nyeri
pada pasien kritis yang dirawat di
ICU dengan menggunakan
ventilator
 Untuk mendapatkan pengalaman individual
tentang nyeri dengan menggunakan cara
yang terstandar
 Untuk membantu menentukan tipe nyeri dan
kemungkinan penyebab
 Untuk membantu menentukan efek dan
pengaruh pengalaman nyeri terhadap
individu dan kemampuan uantuk beraktifitas
 Merupakan dasar untuk menyusun rencana
tatalaksana nyeri
 “Apa yang dikatakan pasien”
merupakan sumber data utama
nyeri. Percayai apa yang dikatakan
pasien, ekspresi nyeri yang
berkurang tidak berarti bahwa
nyeri tidak ada.
 Kecuali untuk pasien mengalami kelainan
kognitif, maka laporan keluarga atau orang
terdekat menjadi sumber data utama
 Kelaianan kognitif akan berpengaruh
terhadap peningkatan kecemasan,
menghindari proses perawatan, sikap
agresive, gangguan nafsu makan, gangguan
tidur, imobilisasi atau menarik diri
a. Nyeri akut b.d. cedera fisik atau trauma,
proses melahirkan normal
b. Nyeri kronik b.d. jaringan parut, kontrol
nyeri yg tidak adekuat
c. Ketidakefektifan koping individu b.d.
nyeri kronik
d. Hambatan mobilisasi fisik b.d. nyeri
muskuloskeletal, nyeri insisi
e. Defisit perawatan diri b.d. nyeri
muskuloskeletal
1. Melakukan asesmen ulang sesuai dengan
kondisi pasien
2. Melakukan manajemen nyeri
nonfarmakologi
3. Kolaborasi dengan dokter dalam
manajemen nyeri farmakologi
4. Melakukan edukasi
5. Mengurangi dan membatasi faktor-faktor yg
menambah nyeri
6. Melakukan evaluasi keefiktifan tindakan
yang telah dilakukan
Tindakan Keperawatan
1. Melakukan asesmen ulang sesuai dgn kondisi
px
 Nyeri ringan : minimal setiap shift
 Nyeri sedang dan berat : minimal setiap 4 jam
atau sesuai dengan kondisi pasien
 Secara khusus, asesmen ulang dilakukan pada
pasien
 Yang mengeluh nyeri
 Setelah dilakukan intervensi nyeri,
 Setiap empat jam (pd pasien yg sadar/ bangun),
 Yang menjalani prosedur menyakitkan,
 Sebelum transfer pasien, dan sebelum pasien
KRS
Lanjutan
Melakukan asesmen ulang sesuai dengan kondisi pasien
 Derajat nyeri yang meningkat hebat secara tiba-tiba,
terutama bila sampai menimbulkan perubahan TTV
 Dilakukan secara komprehensif setiap kali melakukan
pemeriksaan fisik pada pasien
 Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung),
lakukan asesmen ulang secara berkala sesuai dengan
kondisi pasien setelah pemberian nitrat/obat IV
 Pada pasien post operasi:
 Setelah pasien sadar dari pembiusan
 Setiap 2 jam atau sesuai dengan kondisi pasien
 Selanjutnya setiap 4 jam selama di rawat atau minimal setiap
shift
Lanjutan tindakan keperawatan
2.Melakukan manajemen nyeri nonfarmakologi:
Teknik relaksasi : menganjurkan psn utk menarik
nafas dlm dan mengisi paru-paru dgn udara,
menghembuskan secara perlahan, melemaskan
otot2 sambil terus berkonsentrasi hingga didpt
rasa nyaman, tenang dan rileks
Teknik distraksi: menonton tv, berbincang-
bincang dgn org lain, mendengarkan musik
Stimulasi kulit : menggosok dgn halus pd daerah
nyeri, mengompres daerah nyeri dengan
menggunakan air hangat dan dingin.
Lanjutan tindakan keperawatan
3. Kolaborasi dengan dokter dalam manajemen
nyeri farmakologi
 Diutamakan pemberian oral
 Dilakukan oleh dokter
4. Melakukan edukasi
 Penting untuk menjelaskan kepada pasien dan
keluarga, bahwa nyeri bisa saja menjadi lebih buruk
sesuai dengan kondisi penyakit dan jelaskan juga
beberapa cara yang bisa dipilih untuk mengatasinya
 Diskusikan tentang konsep pencegahan nyeri
dengan pasien dan keluarga dan upaya-upaya yang
bisa dilakukan sebelum nyeri menjadi lebih buruk
 Ajarkan kepada pasien dan keluarga untuk
melaporkan perubahan-perubahan yang muncul, jika
muncul rasa nyeri baru atau jika nyeri tidak membaik
setelah dilakukan intervensi
Lanjutan tindakan keperawatan
 Libatkan pasien dan keluarga untuk
menentukan rencana penatalaksanaan nyeri
dengan mempertimbangkan nilai-nilai pasien,
dengan saling berdiskusi tentang tujuan
tatalaksana nyeri
Tindakan keperawatan
5. Mengurangi faktor yg dpt menambah nyeri :
 Kesalahpahaman.(Dgn memberitahu px bahwa
nyeri yg dialaminya sgt individual & hanya px yg
tahu secara pasti ttg nyerinya
 Ketakutan (memberi informasi yg tepat dpt
mengurangi ketakutan px)
 Kelelahan (kelelahan dpt memperberat nyeri)
 Kebosanan (dpt meningkatkan rasa nyeri), dpt
digunakan pengalih perhatian yg terapeutik. Mis:
aktif mendgrkn musik,membayangkan hal-hal yg
menyenangkan,dll.
6.Melakukan evaluasi keefektifan tindakan
yang telah dilakukan :
 Memantau tanda – tanda vital pasien
 Memantau skala nyeri
Lanjutan tindakan keperawatan
Evaluasi Keperawatan
 Evaluasi terhadap masalah nyeri
dilakukan dgn menilai kemampuan dlm
merespons rangsangan nyeri,
diantaranya hilangnya perasaan nyeri,
menurunnya intensitas nyeri, adanya
respons fisiologis yg baik, dan mampu
melakukan aktivitas sehari-hari tanpa
keluhan nyeri.

More Related Content

Similar to ASKEP NYERI.ppt

Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Monita Ningtyas
 
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriAan Trainstation
 
Askep hiperoaratyroid
Askep hiperoaratyroidAskep hiperoaratyroid
Askep hiperoaratyroidTebe Yuhuu
 
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Sulistia Rini
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI.pptxASUHAN KEPERAWATAN NYERI.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI.pptxjackwilder22
 
Panduan Manajemen Nyeri.docx
Panduan Manajemen Nyeri.docxPanduan Manajemen Nyeri.docx
Panduan Manajemen Nyeri.docxPassedQC
 
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxMenajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxrazgrizamora
 
Kasus anes lar [autosaved]
Kasus anes  lar [autosaved]Kasus anes  lar [autosaved]
Kasus anes lar [autosaved]ANumm Hani Taeda
 
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi Nyeri,Paliatif.pdf
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi  Nyeri,Paliatif.pdfdr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi  Nyeri,Paliatif.pdf
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi Nyeri,Paliatif.pdfNursela13
 
pengkajian fisik psikososial
pengkajian fisik psikososialpengkajian fisik psikososial
pengkajian fisik psikososialocto zulkarnain
 
Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri
Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri
Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri muhamadimran7
 

Similar to ASKEP NYERI.ppt (20)

Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
 
Kenyamanan dalam asuhan keperawatan
Kenyamanan dalam asuhan keperawatanKenyamanan dalam asuhan keperawatan
Kenyamanan dalam asuhan keperawatan
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
 
Power point nyeri
Power point nyeriPower point nyeri
Power point nyeri
 
Askep hiperoaratyroid
Askep hiperoaratyroidAskep hiperoaratyroid
Askep hiperoaratyroid
 
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nursApa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Nyeri
NyeriNyeri
Nyeri
 
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI.pptxASUHAN KEPERAWATAN NYERI.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI.pptx
 
Panduan Manajemen Nyeri.docx
Panduan Manajemen Nyeri.docxPanduan Manajemen Nyeri.docx
Panduan Manajemen Nyeri.docx
 
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxMenajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
 
Kasus anes lar [autosaved]
Kasus anes  lar [autosaved]Kasus anes  lar [autosaved]
Kasus anes lar [autosaved]
 
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi Nyeri,Paliatif.pdf
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi  Nyeri,Paliatif.pdfdr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi  Nyeri,Paliatif.pdf
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi Nyeri,Paliatif.pdf
 
pengkajian fisik psikososial
pengkajian fisik psikososialpengkajian fisik psikososial
pengkajian fisik psikososial
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
management nyeri edit.pptx
management nyeri edit.pptxmanagement nyeri edit.pptx
management nyeri edit.pptx
 
Manajemen Nyeri
Manajemen NyeriManajemen Nyeri
Manajemen Nyeri
 
Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri
Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri
Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri
 

Recently uploaded

demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

ASKEP NYERI.ppt

  • 2. • Nyeri : alasan yg paling umum orang mencari perawatan kesehatan • Gejala yg paling sering terjadi, tapi paling sedikit dipahami • Nyeri bersifat subjektif, sumber frustasi baik bagi klien maupun tenaga kesehatan • Nyeri dpt merupakan faktor utama yg m`hambat kemampuan & keinginan individu u/pulih dari suatu penyakit.
  • 3. SIFAT NYERI :  Menurut Mahon (1994) :  Nyeri bersifat individu  Tidak menyenangkan  Merupakan suatu kekuatan yg mendominasi  Bersifat tidak berkesudahan
  • 4. TIPE NYERI : a. Nyeri Akut : • Terlokalisasi • Tajam : seperti ditusuk, disayat, di cubit, dll • Respon saraf simpatis • Penampilan gelisah, cemas • Pola serangan jelas
  • 5. b. Nyeri Kronis • Menyebar • Tumpul : ngilu, linu, kemeng, nyeri, dsb • Respon saraf parasimpatis • Penampilannya depresi, menarik diri • Pola serangannya tidak jelas
  • 6. FAKTOR2 YG MEMENGARUHI NYERI : 1. Usia : anak - lansia 2. Jenis kelamin : laki2 - perempuan 3. Kebudayaan : cara menebus dosa 4. Makna nyeri : ancaman, kehilangan, hukuman, tantangan 5. Perhatian : relaksasi, masase, guided imagery 6. Ansietas : cemas 7. Keletihan : penyakit terminal 8. Pengalaman sebelumnya 9. Gaya koping : terapi musik 10. Dukungan keluarga & sosial
  • 10.
  • 12.  Harus ada alat ukur (tool) yang akan digunakan dalam melakukan asesmen nyeri  Alat ukur (tool) yang ada harus bisa diterapkan dalam asesmen nyeri • Perlu dipahami bahwa pasien dengan “nyeri kanker” merasakan nyeri hampir setiap saat dan nyeri akan bertambah hebat pada stase akhir penyakit
  • 13.  Asesmen nyeri secara komprehensif merupakan dasar untuk keefektifan manajemen nyeri, termasuk proses anamnesa, pemeriksaan fisik, review pengobatan, review pembedahan atau pengobatan, review psikososial, review terhadap lingkungan fisik, dan diagnosa yang sesuai.  Asesmen yang baik harus bisa dipakai untuk menentukan penyebab, efektivitas penatalaksanaan dan pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup penderita  Asesmen Nyeri menggunakan akronim P, Q, R, S dan T
  • 15.  Nyeri yang dirasakan seseorang akan berbeda- beda  Alat ukur yang dipakai dibuat secara spesifik untuk masing-masing kelompok umur  Pada pasien dewasa alat ukur (tool) bisa digunakan secara umum pada pasien diatas usia 9 tahun  Ada kondisi – kondisi tertentu yang memerlukan alat ukur (tool) secara khusus
  • 16. 1. Numeric Rating Scale (NRS)  Indikasi: digunakan pada pasien lansia, dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya.  Skala nyeri : 0 = tidak nyeri 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari) 4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari) 7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari) Alat Ukur Nyeri (TOOL)
  • 17. 2. Wong Baker Faces Pain Scale (WBS)  Indikasi: Pada pasien (lansia, dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka.  Skala nyeri : 0 = tidak nyeri 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari) 4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari) 7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)
  • 18. 3. FLACC (Face, Legs, Activity, Cry, Consolability)  Indikasi untuk balita dan anak pra sekolah yang tidak memahami bagaimana memberikan jawaban terhadap pengukuran ekspresi wajah, yang tidak dapat dinilai menggunakan NRS atau WBS  Anak-anak yang secara perkembangan kognitif belum mampu menggambarkan atau mengungkapkan nyeri yang dirasakannya, perawat atau bidan melakukan asesmen kepada orangtuanya
  • 19. 4. Neonatal Infant Pain Scale (NIPS)  Indikasi pada bayi baru lahir sampai dengan usia 1 tahun  Skala terdiri dari 6 variabel penilaian dengan total skor 0 untuk tidak ada nyeri sedangkan 7 nilai nyeri hebat.  Variabel yang dinilai adalah ekspresi wajah (0-1), tangisan (0-2), pola nafas (0-1), tangan (0-1), kaki (0-1), dan status kesadaran (0-1).  Pada bayi prematur di tambahkan parameter HR dan saturasi oksigen
  • 20. 5. Comfort Scale  Indikasi: pada pasien anak, lansia dan dewasa di ruang rawat intensif/ kamar operasi/ ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric Rating Scale dan Wong-Baker FACES Pain Scale  Pada pasien dalam pengaruh obat anastesi atau dalam kondisi sedasi sedang, asesmen dan penanganan nyeri dilakukan saat pasien menunjukkan respon berupa ekspresi tubuh/ verbal akan rasa nyeri
  • 21. 6. Critical-Care Pain Observasion Tool (CPOT)  Digunakan untuk menilai nyeri pada pasien kritis yang dirawat di ICU dengan menggunakan ventilator
  • 22.  Untuk mendapatkan pengalaman individual tentang nyeri dengan menggunakan cara yang terstandar  Untuk membantu menentukan tipe nyeri dan kemungkinan penyebab  Untuk membantu menentukan efek dan pengaruh pengalaman nyeri terhadap individu dan kemampuan uantuk beraktifitas  Merupakan dasar untuk menyusun rencana tatalaksana nyeri
  • 23.  “Apa yang dikatakan pasien” merupakan sumber data utama nyeri. Percayai apa yang dikatakan pasien, ekspresi nyeri yang berkurang tidak berarti bahwa nyeri tidak ada.
  • 24.  Kecuali untuk pasien mengalami kelainan kognitif, maka laporan keluarga atau orang terdekat menjadi sumber data utama  Kelaianan kognitif akan berpengaruh terhadap peningkatan kecemasan, menghindari proses perawatan, sikap agresive, gangguan nafsu makan, gangguan tidur, imobilisasi atau menarik diri
  • 25. a. Nyeri akut b.d. cedera fisik atau trauma, proses melahirkan normal b. Nyeri kronik b.d. jaringan parut, kontrol nyeri yg tidak adekuat c. Ketidakefektifan koping individu b.d. nyeri kronik d. Hambatan mobilisasi fisik b.d. nyeri muskuloskeletal, nyeri insisi e. Defisit perawatan diri b.d. nyeri muskuloskeletal
  • 26. 1. Melakukan asesmen ulang sesuai dengan kondisi pasien 2. Melakukan manajemen nyeri nonfarmakologi 3. Kolaborasi dengan dokter dalam manajemen nyeri farmakologi 4. Melakukan edukasi 5. Mengurangi dan membatasi faktor-faktor yg menambah nyeri 6. Melakukan evaluasi keefiktifan tindakan yang telah dilakukan
  • 27. Tindakan Keperawatan 1. Melakukan asesmen ulang sesuai dgn kondisi px  Nyeri ringan : minimal setiap shift  Nyeri sedang dan berat : minimal setiap 4 jam atau sesuai dengan kondisi pasien  Secara khusus, asesmen ulang dilakukan pada pasien  Yang mengeluh nyeri  Setelah dilakukan intervensi nyeri,  Setiap empat jam (pd pasien yg sadar/ bangun),  Yang menjalani prosedur menyakitkan,  Sebelum transfer pasien, dan sebelum pasien KRS
  • 28. Lanjutan Melakukan asesmen ulang sesuai dengan kondisi pasien  Derajat nyeri yang meningkat hebat secara tiba-tiba, terutama bila sampai menimbulkan perubahan TTV  Dilakukan secara komprehensif setiap kali melakukan pemeriksaan fisik pada pasien  Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukan asesmen ulang secara berkala sesuai dengan kondisi pasien setelah pemberian nitrat/obat IV  Pada pasien post operasi:  Setelah pasien sadar dari pembiusan  Setiap 2 jam atau sesuai dengan kondisi pasien  Selanjutnya setiap 4 jam selama di rawat atau minimal setiap shift
  • 29. Lanjutan tindakan keperawatan 2.Melakukan manajemen nyeri nonfarmakologi: Teknik relaksasi : menganjurkan psn utk menarik nafas dlm dan mengisi paru-paru dgn udara, menghembuskan secara perlahan, melemaskan otot2 sambil terus berkonsentrasi hingga didpt rasa nyaman, tenang dan rileks Teknik distraksi: menonton tv, berbincang- bincang dgn org lain, mendengarkan musik Stimulasi kulit : menggosok dgn halus pd daerah nyeri, mengompres daerah nyeri dengan menggunakan air hangat dan dingin.
  • 30. Lanjutan tindakan keperawatan 3. Kolaborasi dengan dokter dalam manajemen nyeri farmakologi  Diutamakan pemberian oral  Dilakukan oleh dokter
  • 31. 4. Melakukan edukasi  Penting untuk menjelaskan kepada pasien dan keluarga, bahwa nyeri bisa saja menjadi lebih buruk sesuai dengan kondisi penyakit dan jelaskan juga beberapa cara yang bisa dipilih untuk mengatasinya  Diskusikan tentang konsep pencegahan nyeri dengan pasien dan keluarga dan upaya-upaya yang bisa dilakukan sebelum nyeri menjadi lebih buruk  Ajarkan kepada pasien dan keluarga untuk melaporkan perubahan-perubahan yang muncul, jika muncul rasa nyeri baru atau jika nyeri tidak membaik setelah dilakukan intervensi Lanjutan tindakan keperawatan
  • 32.  Libatkan pasien dan keluarga untuk menentukan rencana penatalaksanaan nyeri dengan mempertimbangkan nilai-nilai pasien, dengan saling berdiskusi tentang tujuan tatalaksana nyeri
  • 33. Tindakan keperawatan 5. Mengurangi faktor yg dpt menambah nyeri :  Kesalahpahaman.(Dgn memberitahu px bahwa nyeri yg dialaminya sgt individual & hanya px yg tahu secara pasti ttg nyerinya  Ketakutan (memberi informasi yg tepat dpt mengurangi ketakutan px)  Kelelahan (kelelahan dpt memperberat nyeri)  Kebosanan (dpt meningkatkan rasa nyeri), dpt digunakan pengalih perhatian yg terapeutik. Mis: aktif mendgrkn musik,membayangkan hal-hal yg menyenangkan,dll.
  • 34. 6.Melakukan evaluasi keefektifan tindakan yang telah dilakukan :  Memantau tanda – tanda vital pasien  Memantau skala nyeri Lanjutan tindakan keperawatan
  • 35. Evaluasi Keperawatan  Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dgn menilai kemampuan dlm merespons rangsangan nyeri, diantaranya hilangnya perasaan nyeri, menurunnya intensitas nyeri, adanya respons fisiologis yg baik, dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri.