Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Pertama, menjelaskan larangan memakan harta sesamanya dengan cara yang batil kecuali berdasarkan perniagaan yang sah. Kedua, menyinggung tentang pertanggungjawaban harta dan perbuatan seseorang di akhirat. Ketiga, membahas tentang dosa-dosa yang terkait muamalah jika dilakukan dengan cara yang tidak sesuai sy
2. ُلُكْأَت َال ْاوُنَمآ َينِذَّال اَهُّيَأ اَي
ْمُكَنْيَب ْمُكَلا َوْمَأ ْاو
ِلِاطَبْالِب
اضَرَت نَع ًةَارَجِت َونُكَت نَأ َّالِإ
وُلُتْقَت َال َو ْمُكنِم
ْا
َر ْمُكِب َانَك َّللا َّنِإ ْمُكَسُفنَأ
﴿ ًايم ِح
٢٩
﴾
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”
(QS. An-Nissa’: 29).
MENGAPA BISNIS HARUS SYARI’AH?
3. َو ِهْيَلَع ُ َّ
ّللا ىَّلَص ِيِبَّنال ِنَع
َلاَق ،َمَّلَس
:
ا َمْدَق ُلوُزَي ال
َم ْوَي َمَدآ ِْنب
ْسُي ىَّتَح ِهِبَر ِدْنِع ْنِم ِةَماَيِقْال
سَْمخ ْنَع َلأ
:
ِه ِ
رْمُع ْنَع
اَميِف
ِهِلاَم َو ،ُهْالبأ اَميِف ِهِباَبَش َو ،ُهَانْفأ
َميِف َو ُهَبَسَك َْنيأ ْنِم
،ُهَقَفْنأ ا
َمِلَع اَميِف َلِمَع اَذاَم َو
؟
“Kedua telapak kaki seorang anak Adam di hari kiamat masih belum
beranjak di sisi Tuhannya sebelum ditanya mengenai lima perkara:
tentang umurnya, apa yang telah dilakukannya? Tentang masa
mudanya, apa yang telah dilakukannya? Tentang hartanya, dari mana
dia memperolehnya? Dan untuk apa dibelanjakannya? Tentang
ilmunya, apa yang dia kerjakan dengan ilmunya itu?”
(HR. Ahmad dan At-Tabrani).
PERTANGGUNGJAWABAN HARTA
4. َو ِهْيَلَع ُ َّ
ّللا ىَّلَص ِ َّ
ّللا َلوُسَر َّنَأ
ْفُمْال اَم َونُرْدَتَأ َلاَق َمَّلَس
واُلاَق ُسِل
َتَم َ
ال َو ُهَل َمَه ْرِد َ
ال ْنَم َانيِف ُسِلْفُمْال
ِم َ
سِلْفُمْال َّنِإ َلاَقَف َعا
يِتْأَي يِتَّمُأ ْن
اةَكَز َو امَي ِ
ص َو ة َ
الَصِب ِةَماَيِقْال َم ْوَي
َذَق َو اَذَه َمَتَش ْدَق يِتْأَي َو
َلَكَأ َو اَذَه َف
ُيَف اَذَه َبَرَض َو اَذَه َمَد َكَفَس َو اَذَه َلاَم
َو ِهِتَانَسَح ْنِم اَذَه ىَطْع
ْنِم اَذَه
َلْبَق ُهُتَانَسَح ْتَيِنَف ْنِإَف ِهِتَانَسَح
ِم َذ ِخُأ ِهْيَلَع اَم ىَضْقُي ْنَأ
ْمُهاَياَطَخ ْن
ِ
ارَّنال يِف َح ِ
رُط َّمُث ِهْيَلَع ْتَح ِ
رُطَف
“Bahwasannya Rasulullah SAW pernah bertanya (pada para shahabat): ‘Tahukah kamu
siapa orang yang bangkrut itu?’. Mereka menjawab: ‘Orang yang bangkrut menurut
kami adalah orang yang sudah tidak punya dirham (uang) dan sudah tidak punya
kekayaan lagi’. Maka Rasul menjelaskan: ‘Orang yang bangkrut dari kalangan ummatku
adalah orang yang datang di hari kiyamat dengan membawa (amalan) sholat, puasa,
zakat. Tetapi dia pernah mencaci seseorang, menuduh seseorang, memakan harta
seseorang, menumpahkan darah seseorang, memukul seseorang. Maka akan
diambilkan dari (amalan) kebajikannya dan diambilkan dari kebajikannya. Maka apabila
telah habis (amalan) kebajikannya, padahal belum selesai urusannya, maka akan
diambilkan (amalan) kesalahan-kesalahan atau dosa-dosa mereka, kemudian diberikan
kepadanya. Kemudian orang itu dilemparkan ke dalam neraka”
(HR. Imam Muslim).
DOSA-DOSA MU’AMALAH
5. ي ِ
َرش ىَلَع ََاكنْلَعَج َّمُث
َف ِ
رْمَ ْ
اْل َنِم ةَع
اَهْعِبَّتا
يِذَّال اء َوْهَأ ْعِبَّتَت َ
ال َو
﴿ َونُمَلْعَي َ
ال َن
١٨
﴾
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas
suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama)
itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah
kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak
mengetahui” (QS. Al-Jaatsiyah: 18).
BISNIS WAJIB TERIKAT SYARI’AT
6. َّل لَعْجَي َ َّ
ّللا ِقَّتَي نَم َو
﴿ ًاجَرْخَم ُه
٢
﴾
ُهْقُز ْرَي َو
َم َو ُبِسَتْحَي َ
ال ُْثيَح ْنِم
ىَلَع ْلَّك َوَتَي ن
َوُهَف ِ َّ
ّللا
﴿ ُهُبْسَح
٣
﴾
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya
Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.
Dan memberinya rezki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan) nya” (QS.
Ath-Thalaq: 2-3).
JANJI ALLAH SWT
7. BISNIS SYARI’AH
•Bisnis Islami (Bisnis Syariah) adalah
segala aktivitas bisnis yang terikat
atau sesuai dengan aturan-aturan
dari Hukum Syariah Islam.
8. DEFINISI HUKUM SYARI’AH
الحكم
الشرعي
هو
العبا بأفعال المتعلق الشارع خطاب
د
الوضع او التخيير او باإلقتضاء
.
Khitob: seruan atau firman
Asy-Syari’: Allah, yaitu sebagai Pembuat hukum,
Al-Muta’alliqu : yang berkaitan atau yang mengikat
(secara keseluruhan)
Af’al: perbuatan termasuk ucapan
Al-’Ibad: hamba atau manusia secara keseluruhan
9. Definisi Hukum Syari’at (lanjutan)
Bil iqtidha : baik berupa tuntutan
At-takhyir : Pemberian pilihan
Al-wadh’i : penetapan sesuatu
Hukum syara’ adalah seruan atau firman dari As Syari’ (Allah sebagai
Pembuat Hukum) yang terkait dengan perbuatan-perbuatan
hamba, baik berupa tuntutan, pemberian pilihan atau penetapan
sesuatu sebagai pengatur hukum.
10. Hukum syari’at itu ada dua bagian :
1. Hukum taklifi, yaitu hukum untuk
mengatur perbuatan manusia, dengan
hukum berupa tuntutan (thalab) dan
pemberian pilihan (takhyir).
2. Hukum wadh’i, yaitu hukum untuk
mengatur hukum taklifi itu.
PEMBAGIAN HUKUM SYARI’AT
11. Terdapat dua perbedaan utama :
1. Hukum taklifi : merupakan hukum yang
langsung mengatur perbuatan manusia.
Contoh : sholat hukumnya wajib
2. Hukum wadh’i : hukum yang mengatur
perbuatan manusia secara tidak langsung.
Contoh : Wudhu adalah syarat sholat
PERBEDAAN HUKUM TAKLIFI
DAN HUKUM WADH’I
12. • Hukum taklifi, meliputi :
1. Tuntutan tegas (thalab jazim), yaitu haram
dan wajib.
2. Tuntutan tidak tegas (thalab ghairu jazim),
yaitu sunnah (mandub) dan makruh.
3. Pemberian pilihan (takhyir), yaitu mubah.
HUKUM TAKLIFI
13. STATUS HUKUM TAKLIFI
Status hukum perbuatan manusia ada 5:
1. Fardhu yang bermakna wajib
2. Haram yang bermakna terlarang
3. Mandub (Sunnah)
4. Makruh
5. Mubah
15. 1. Sebab
2. Syarat
3. Mani’
4. Azimah dan Rukhshah
5. Sah, Batal, Fasad
MACAM-MACAM HUKUM WADH’I
16. SEBAB MUSABAB (AKIBAT HUKUM)
KEKERABATAN WARIS
KETERPAKSAAN BOLEHNYA MAKAN BANGKAI
PERJALANAN (SAFAR) BOLEHNYA BERBUKA PUASA
AKAD NIKAH SAH PERGAULAN SUAMI ISTERI
AKAD NIKAH SAH SALING MEWARISI
PEMBUNUHAN QISHASH
ZINA HUDUD BAGI PEZINA
PENYEMBELIHAN SYAR’I BOLEHNYA MEMANFAATKAN
SEBAB adalah tanda akan adanya suatu
hukum syara’
17. SYARAT adalah perkara yang
kepadanya bergantung hukum
SYARAT MASYRUUTH
SAKSI NIKAH
MUSHON-NYA PEZINA RAJAM ATAS PEZINA MUHSHON
HIDUPNYA AHLI WARIS WARIS
DUKHUL KEPADA PEREMPUAN HARAMNYA NIKAH DENGAN ANAK
GADIS DARI PEREMPUAN TERSEBUT
HAUL WAJIBNYA ZAKAT MAL
MENGHADAP KIBLAT SHOLAT
MENUTUP AURAT SHOLAT
TERSIMPANNYA BARANG POTONG TANGAN PENCURI
18. MANI’ adalah apa-apa yang keberadaannya
memastikan tiadanya hukum atau
memastikan batalnya sebab
MANI’ HUKUM YANG TERCEGAH
PEMBUNUHAN (TERHADAP YANG
MEWARISKAN)
WARIS
BEDA AGAMA WARIS
MURTAD WARIS
KEDUDUKAN SEBAGAI AYAH QISHASH (JIKA AYAH TERSEBUT
MEMBUNUH ANAKNYA)
SYUBHAT HUDUD
SAKIT SHOLAT JUMAT
MARAH MENGADILI (BAGI HAKIM)
KONDISI MASIH KECIL IBADAH HAJI
19. ‘AZIMAH DAN RUKHSHOH
MASALAH AZIMAH RUKHSAH
MAKAN DAGING BABI HARAM BOLEH JIKA DARURAT
SHOLAT RUBAIYAH 4 RAKAAT 2 RAKAAT JIKA SAFAR
PUASA RAMADAHAN HARAM BERBUKA BOLEH BERBUKA JIKA
SAFAR
MELIHAT AURAT HARAM BOLEH BAGI DOKTER
KARENA ADA HAJAT
SHOLAT WAJIB BERDIRI BOLEH DUDUK JIKA
SAKIT
BERSUCI WUDHU TAYAMMUM JIKA TIADA
AIR
MAKAN BANGKAI DAN
MINUM KHAMR
HARAM BOLEH JIKA DARURAT
20. SAH adalah amal yang sesuai dengan
perintah As-Syaari’ (Allah SWT)
PERBUATAN HUKUM WADH’I
SHOLAT MEMENUHI RUKUN DAN
SYARATNYA
SAH
JUAL BELI MEMENUHI RUKUN DAN
SYARATNYA
SAH
SHOLAT TANPA WUDHU BATAL
SHOLAT TANPA MEMBACA AL-FATIHAH BATAL
HAJI TANPA WUKUF DI ARAFAH BATAL
PUASA BAGI PEREMPUAN YANG HAID
DAN NIFAS
BATAL
JUAL BELI OLEH ORANG GILA, ANAK
BELUM MUMAYYIZ
BATAL
JUAL BELI BARANG YANG TIDAK ADA BATAL
21. BATAL adalah lawan dari SAH, yaitu
amal yang tidak sesuai dengan
perintah As-Syaari’ (Allah SWT)
PERBUATAN HUKUM WADH’I
AKAD NIKAH TANPA MENENTUKAN
MAHAR
BATAL
AKAD NIKAH TANPA IJAB KABUL BATAL
AKAD NIKAH BAGI YANG BELUM
MUMAYYIZ
BATAL
NIKAH DENGAN MAHRAM PADAHAL
TAHU KEHARAMANNYA
BATAL
JUAL BELI JANIN BINATANG YANG MASIH
DI PERUT (MALAQIH)
BATAL
22. FASAD adalah kondisi perbuatan yang pada asalnya sesuai
syara’, tapi ada sifat dari perbuatan itu (di luar rukun dan
syarat) yang membuat cacat perbuatan asal tersebut, yaitu
menyimpang dari perintah As-Syaari’
PERBUATAN HUKUM WADH’I
JUAL BELI DENGAN HARGA TIDAK
DIKETAHUI
FASAD
AKAD NIKAH TANPA SAKSI FASAD
ORANG KOTA BERJUAL BELI DENGAN
ORANG DUSUN
FASAD
MEMBELI BARANG YANG SUDAH
DITAWAR ORANG LAIN
FASAD
NIKAHNYA MUHALLIL FASAD
NIKAH DENGAN PEREMPUAN SEBAGAI
ISTERI KELIMA
FASAD
PEREMPUAN DINIKAH SEBAGAI ISTERI
BARU, MENSYARATKAN SUAMI
MENCERAIKAN ISTERI LAMA
FASAD