Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
perbandingan ketoprofen oral dan ibuprofen oral
1. PERBANDINGAN KETOPROFEN ORAL DAN PARACETAMOL ORAL DENGAN IBUPROFEN
ORAL DAN PARACETMOL ORAL SEBAGAI ANALGETIK PASKAOPERASI PADA PASIEN YANG
MENJALANI PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA
DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN
dr. Refkiadi
Pembimbing :
Prof. dr. Achsanuddin Hanafie, Sp.An, KIC, KAO
Dr. dr. Tasrif Hamdi, M.Ked(An), Sp.An, KMN
PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK
DEPARTEMEN/KSM ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA/RSUP HAJI
ADAM MALIK MEDAN
2023
2.
3.
4. Nyeri pada pasien pasca seksio
sesarea mengakibatkan
tertundanya asuhan ibu terhadap
bayi.
Nyeri yang dirasakan dapat
mempengaruhi aspek psikologis
dan aspek fisik pasien.
Persentase persalinan dengan
seksio sesarea meningkat dari 7%
pada SDKI 2007 menjadi 17%
pada SDKI 2017.
Barber EL et al, 2020
Wilton J et al, 2020.
Wylie BJ et al, 2020 .
WHO merekomendasikan
tindakan seksio sesarea
tidak boleh melebihi 5-
15%.
Wylie BJ et al, 2020 .
5. Seiring dengan
berkembangnya
kecanggihan alat
dibidang ilmu
kedokteran, kini
tindakan operasi seksio
sesarea menjadi
alternatif persalinan.
Persalinan dengan seksio
sesarea mengakibatkan
angka kesakitan ibu dan
biaya persalinan semakin
tinggi dibanding dengan
persalinan normal.
Angka kesakitan ini
diakibatkan oleh respon
nyeri setelah efek
anastesi yang telah habis
setelah tindakan seksio
sesarea.
• Lebih dari 80% pasien yang menjalani prosedur pembedahan
mengalami nyeri akut pasca operasi dan sekitar 75% di
antaranya melaporkan tingkat keparahan nyeri pasca operasi
yang sedang, berat, ataupun sangat berat.
• Nyeri pasca operatif yang persisten setelah prosedur
pembedahan masih dirasakan pada hampir 50% pasien.
Gamps P et al, 2020; Roofthooft E et al, 2021.
6. Pemberian analgesik setelah
Pemberian analgesik setelah operasi
terdahulu sering diberi analgesik
opioid. Namun, pemberian opioid yang
berlebihan dikaitkan dengan berbagai
efek samping termasuk depresi
pernapasan.
Penggunaan rejimen analgesik multi-modal
atau regimen analgesia terkombinasi dalam
tujuan mencapai analgesia optimal dengan
additive atau synergistic effects diantara
analgesia dari kelompok berbeda, dengan
tujuan menurunkan efek non-terapeutik dari
analgesia.
• Acetaminophen menghambat peroksidase, menyebabkan
penurunan pembentukan prostaglandin. Oleh karena itu,
asetaminophen memiliki efek analgesik dan antipiretik.
• Acetaminophen telah direkomendasikan sebagai analgesi
pasca operasi seksio sesarea dalam berbagai pedoman
karena profil keamanannya pada dosis biasa.
• Keefektifannya meningkat bila dikombinasi dengan
NSAID.
• Antiinflamasi nonsteroid (NSAID) adalah obat
analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi yang
menghambat jalur enzim siklooksigenase (COX)
dari produksi prostaglandin.
• Mengurangi konsumsi morfin pasca operasi
sebesar 30%-50% .
• Sebagian besar NSAID terdaftar oleh American
Academy of Pediatrics sebagai aman digunakan
selama menyusui.
Ismail S et al, 2019. Ismail S et al, 2019.
Anderson AD et al, 2019. Larsen KL et al, 2019; Maund E et al, 2018.
7. Didapatkan kelompok dengan
ibuprofen 400mg degan paracetamol
1gr memiliki skor VAS yang lebih
rendah dibandingkan kelompok
dengan paracetamol 1gr dan placebo.
Alhashemi et
al, 2018.
Didapatkan pada penggunaan
ketoprofen 50mg, 57% bebas nyeri
dan pada penggunaan plasebo hanya
23% bebas nyeri.
Zeng A et al,
2018.
8. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian paracetamol,
ibuprofen dan ketoprofen dapat mengurangi nyeri pasca operasi sesarea. Penelitian
ini akan membandingkan kombinasi ketoprofen dan paracetamol oral dengan
kombinasi ibuprofen dengan paracetamol oral terhadap pasien yang menjalani
operasi seksio sesarea, dimana penelitian tersebut belum pernah dilakukan
sebelumnya dalam pemberian regimen terapi oral kombinasi sehingga peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian ini.
9.
10. Manakah yang lebih efektif dari perbandingan ketoprofen dan
paracetamol oral dengan kombinasi ibuprofen dengan paracetamol oral
dalam mengurangi rasa nyeri pasca operasi seksio sesarea di RSUP Haji
Adam Malik Medan.
RUMUSAN MASALAH
11.
12. Untuk mengetahui perbandingan rasa nyeri pada pasien yang diberi
ketoprofen dan paracetamol oral dengan kombinasi ibuprofen dengan
paracetamol oral setelah operasi seksio sesarea di RSUP Haji Adam
Malik Medan.
TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN KHUSUS
13. 1. Mengetahui derajat Numerical Rating Scale (NRS) setelah diberi kombinasi ketoprofen dan paracetamol oral setelah
operasi seksio sesarea di RSUP Haji Adam Malik Medan.
2. Mengehui derajat Numerical Rating Scale (NRS) setelah diberi kombinasi ibuprofen dengan paracetamol oral setelah
operasi seksio sesarea di RSUP Haji Adam Malik Medan.
3. Mengetahui perbandingan derajat Numerical Rating Scale (NRS) setelah diberi ketoprofen dan paracetamol oral
dibandingkan dengan kombinasi ibuprofen dengan paracetamol oral setelah operasi seksio sesarea di RSUP Haji
Adam Malik Medan.
4. Mengetahui frekuensi penggunaan analgesik tambahan setelah diberi ketoprofen dan paracetamol oral dengan
kombinasi ibuprofen dengan paracetamol oral setelah operasi seksio sesarea di RSUP Haji Adam Malik Medan.
5. Mengetahui waktu mobilisasi pasien paska seksio sesarea setelah mendapatkan perlakuan ketoprofen dan
paracetamol oral dengan kombinasi ibuprofen dengan paracetamol oral setelah operasi seksio sesarea di RSUP Haji
Adam Malik Medan.
TUJUAN UMUM
14.
15. 1. Dapat menjadi data tambahan mengenai peranan analgetik kombinasi ketoprofen
dan paracetamol oral dengan kombinasi ibuprofen dengan paracetamol oral setelah
operasi seksio sesarea.
2. Dapat menjadi landasan dan referensi penelitian selanjutnya mengenai pemberian
analgetik ketoprofen dan paracetamol oral dengan kombinasi ibuprofen dengan
paracetamol oral setelah operasi seksio sesarea
MANFAAT PENELITIAN
MANFAAT TEORITIS
16. Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah dapat dijadikan alternatif tambahan
pilihan obat analgetik pascaoperasi seksio sesarea dalam praktek klinis sehari-hari.
MANFAAT PENELITIAN
MANFAAT PRAKTIS
17.
18. Menurut IASP (International Association for the Study of
Pain), nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan
atau ancaman kerusakan jaringan atau yang digam barkan
sebagai kerusakan jaringan. Syarat untuk bisa disebut nyeri
adalah perasaan tidak menyenangkan, tanpa itu tidak bisa
disebut sebagai nyeri. Selain itu nyeri merupakan suatu
gabungan dari dua komponen yakni komponen indrawi
(sensorik) dan komponen psikologik (emosional).
DEFINISI NYERI
Klasifikasi nyeri menurut
proses neurobiologi:
1. Nyeri nosiseptif
2. Nyeri inflamasi
3. Nyeri patologik
Klasifikasi nyeri menurut
durasi:
1. Nyeri akut
2. Nyeri kronik
19. Sistem saraf memiliki salah satu fungsi penting untuk
menyampaikan informasi tentang ancaman kerusakan tubuh hingga
dapat menjadi nyeri. Saraf yang dapat mendeteksi nyeri tersebut
dinamakan nociception. Nociception termasuk menyampaikan
informasi perifer dari reseptor khusus pada jaringan (nociseptors)
kepada struktur sentral pada otak.
FISIOLOGI NYERI
20. Beberapa komponen system nyeri:
Reseptor khusus yang disebut nociceptors, pada sistem saraf
perifer, mendeteksi dan menyaring intensitas dan tipe stimulus
noxious.
Saraf aferen primer yaitu saraf A-delta dan C yang
mentransmisikan stimulus noxious ke CNS.
Kornu dorsalis medulla spinalis yaitu tempat terjadinya
hubungan serat aferen primer dengan neuron kedua dan tempat
kompleks hubungan antara lokal eksitasi dan inhibitor
interneuron dan traktus desenden inhibitor dari otak.
21. Beberapa komponen system nyeri:
Traktus asending nosiseptik (antara lain traktus spinothalamikus
lateralis dan ventralis) menyampaikan signal kepada area yang
lebih tinggi pada thalamus.
Traktus thalamo-kortikalis yang menghubungkan thalamus
sebagai pusat relay sensibilitas ke korteks cerebralis pada girus
post sentralis.
Keterlibatan area yang lebih tinggi pada perasaan nyeri,
komponen afektif nyeri, ingatan tentang nyeri dan nyeri yang
dihubungkan dengan respon motoris (termasuk withdrawl
respon).
22. Jalur Nyeri di
Sistem Saraf
Pusat
Jalur Asenden
Serabut saraf A-
delta dan C
Jalur Desenden
PAG NRM
Kolumna
dorsalis medula
spinalis
28. Acetaminophen atau Paracetamol
• Acetaminophen adalah agen analgesik dan antipiretik non-opioid yang digunakan untuk mengobati
rasa sakit dan demam.
• Meskipun mekanisme kerjanya yang tepat masih belum jelas, secara historis dikategorikan
bersama dengan NSAID karena menghambat jalur siklooksigenase (COX).
• Acetaminophen dapat menghambat jalur COX di sistem saraf pusat tetapi tidak pada jaringan
perifer
Mekanisme Aksi
29. Acetaminophen atau Paracetamol
• Oral: Acetaminophen tersedia sebagai tablet, kapsul, sirup, larutan oral, atau suspensi.
• Rektal: Acetaminophen tersedia sebagai supositoria rektal untuk populasi pasien dewasa dan anak-
anak.
• Intravena: Acetaminophen juga hadir sebagai infus IV untuk pemberian.
Administrasi Acetaminophen
30. Acetaminophen atau Paracetamol
• Ruam kulit, reaksi hipersensitivitas
• Nefrotoksisitas (peningkatan BUN, kreatinin)
• Hematologi: anemia, leukopenia, neutropenia, pancytopenia
• Metabolik dan elektrolit (Penurunan serum bikarbonat, Penurunan konsentrasi natrium dan kalsium,
Hiperamonemia, Hiperkloremia, Hiperurisemia, Peningkatan glukosa serum, Peningkatan bilirubin dan
alkali fosfatase)
• Efek samping tambahan dari asetaminophen yang diberikan secara intravena meliputi mual, muntah,
konstipasi, pruritus, dan nyeri perut.
• Efek samping yang jarang tetapi serius termasuk hipersensitivitas, reaksi anafilaksis, dan reaksi kulit
yang serius dan bahkan fatal. Ini termasuk nekrolisis epidermal toksik, pustulosis eksantematosa
generalisata akut, dan sindrom Stevens-Johnson.
• Hepatotoksisitas
Efek Samping Acetaminophen
31. Acetaminophen atau Paracetamol
Kontraindikasi penggunaan acetaminophen termasuk hipersensitivitas terhadap acetaminophen,
gangguan hati berat, atau penyakit hati aktif yang parah. Namun, ada perdebatan umum di antara para
ahli mengenai apakah gangguan hati benar-benar merupakan faktor pembatas, karena kemungkinan
akan terkait dengan penurunan produksi metabolit toksik, N-acetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI).
Kontraindikasi Acetaminophen
32. Acetaminophen atau Paracetamol
• Kehati-hatian diperlukan untuk pasien dengan gangguan ginjal atau hati atau pasien dengan
penyakit hati alkoholik, defisiensi dehidrogenase glukosa 6-fosfat, atau hipovolemia berat.
• Wanita hamil harus berhati-hati saat menggunakan acetaminophen di awal kehamilan karena
semakin banyak bukti bahwa paparan acetaminophen in utero pada janin dapat meningkatkan
risiko gangguan neurologis, reproduksi, dan urogenital.
Pemantauan Acetaminophen
33. Acetaminophen atau Paracetamol
Dosis oral 0,5 - 1 gram setiap 4-6 jam hingga maksimum 4 gram per hari, pada anak-anak umur 2
bulan 60 mg untuk pasca imunisasi pireksia, dibawah umur 3 bulan 10mg/KgBB (jika jaundice
5mg/KgBB). 1-5 tahub 120-250 mh, 6-12 tahun 250-500 mg. Dosis ini dapat diulang 4-6 jam jika
diperlukan (maksimum 4 kali dosis dalam 24 jam.35
Dosis Acetaminophen
34. Acetaminophen atau Paracetamol
• Konsentrasi terapeutik asetaminophen oral 60% sampai 90% obat dimetabolisme di hati menjadi
metabolit konjugasi asam glukuronat dan sulfat. Sebagian kecil (sekitar 5% sampai 15%)
mengalami metabolisme oleh sistem sitokrom P450 (CYP450). Metabolisme terutama melalui hasil
CYP2E1 dalam pembentukan perantara beracun N-asetil-p-benzokuinon imina (NAPQI)
• Hal penting untuk diingat adalah bahwa sebagian besar pasien tidak memiliki gejala dalam
beberapa jam pertama setalah meminum acetaminophen dosis toksik dan mungkin hanya
mengalami sakit perut dan mual sebagai gejala selama 12 hingga 24 jam pertama. Gejala ini
dapat menghilang antara 24 dan 72 jam, meskipun konsentrasi AST/ALT mungkin tidak normal
Toksisitas Acetaminophen
35. Non Steroid Anti Inflammatory Drugs
(NSAID)
• NSAID atau obat anti inflamasi non steroid (AINS) adalah suatu kelompok obat yang berfungsi
sebagai anti inflamasi, analgetik dan antipiretik.
• Obat NSAID adalah kelas obat yang disetujui FDA untuk digunakan sebagai agen antipiretik,
antiinflamasi, dan analgesik. Efek ini membuat NSAID berguna untuk mengobati nyeri otot,
dismenore, kondisi rematik, pireksia, asam urat, migrain, dan digunakan sebagai agen pengganti
opioid dalam kasus trauma akut tertentu.
• NSAID non-selektif yaitu: diclofenac, diflunisal, etodolac, fenoprofen, flurbiprofen, ibuprofen,
indomethacin, ketoprofen, ketorolac, mefenamic acid, meloxicam, nabumetone, naproxen,
oxaprozin, piroxicam, sulindac, tolmetin
Toksisitas Acetaminophen
36. Non Steroid Anti Inflammatory Drugs
(NSAID)
Ada dua isoenzim siklooksigenase, COX-1 dan COX-2. COX-1 diekspresikan secara konstitutif dalam
tubuh, dan berperan dalam menjaga lapisan mukosa gastrointestinal, fungsi ginjal, dan agregasi
trombosit. COX-2 tidak diekspresikan secara konstitutif di dalam tubuh; dan sebagai gantinya, itu
diekspresikan secara induksi selama respons peradangan. Sebagian besar NSAID bersifat
nonselektif dan menghambat COX-1 dan COX-2. Namun, NSAID selektif COX-2 (mis. celecoxib)
hanya menargetkan COX-2 dan karenanya memiliki profil efek samping yang berbeda. Yang penting,
karena COX-1 adalah mediator utama untuk memastikan integritas mukosa lambung dan COX-2
terutama terlibat dalam peradangan, NSAID selektif COX-2 harus memberikan bantuan anti-inflamasi
tanpa membahayakan mukosa lambung.
Mekanisme Aksi NSAID Secara Umum
37. IBUPROFEN
• Mekanisme utama ibuprofen adalah melalui penghambatan prekursor
prostaglandin.
• Penghambatan jalur COX-1 dan COX-2 menurunkan ekspresi prekursor
prostaglandin; ini, pada gilirannya, mengurangi tingkat respons seluler
terhadap rangsangan patologis atau fisiologis. Melalui mekanisme inilah
NSAID non-selektif seperti ibuprofen memperoleh sifat analgesik, antipiretik,
dan anti-inflamasi. Untuk ibuprofen khususnya, COX-1 dihambat kira-kira 2,5
kali lebih kuat daripada COX-2, menunjukkan implikasi untuk banyak
penelitian tentang kemanjuran komparatif inhibitor selektif COX-2 dalam
mengobati penyakit yang biasanya diobati dengan ibuprofen
Mekanisme Aksi Ibuprofen
38. IBUPROFEN
• Perdarahan
gastrointestinal
• Berkurangnya fungsi
ginjal
• Ruam pada kulit
Efek
Samping
Ibuprofen
Kontraindik
asi
Ibuprofen
Pemantaua
n Ibuprofen
Dosis
Ibuprofen
• Riwayat
hipersensitivitas
• Neonatus
premature
• Bayi dibawah 6
bulan
• Gejala
Gastrointesti
nal
• Fungsi hati
• 200
hingga
800 mg
Toksisitas
Ibuprofen
• Sindrom
Reye
• Gejala
Gastroi
ntestinal
dan
ginjal.
39. KETOPROFEN
• Dosis 100-
200mg sehari
Dosis
Ketoprofen
Interaksi
Obat
Ketoprofen Efek
Samping
Ketoprofen
• Antikoagulan
• ACE inhibitor,
siklosporin,
takrolimus atau
diuretik
• Meningkatkan
efek dari
fenitoin dam
sulfonilurea
• Iritasi saluran
pencernaan
seperti mual
dan diare
40. Terapi Kombinasi Acetaminophen dengan NSAID
Asetaminophen dan NSAID telah dievaluasi sebagai bagian dari analgesia multimodal pada
pasien yang juga menerima opioid untuk manajemen nyeri paska operasi. Hasil penelitian
menunjukkan penggunaan acetaminophen atau NSAID yang diberikan dengan opioid dikaitkan
dengan pengurangan rasa sakit paska operasi dan jumlah opioid yang dikonsumsi daripada
pemberian opioid tunggal
Acetaminophen dan NSAID memiliki mekanisme kerja yang berbeda dan penelitian menunjukkan
bahwa kombinasi acetaminophen dengan NSAID akan lebih efektif daripada penggunaan kedua
obat secara tunggal. NSAID dikaitkan dengan peningkatan risiko perdarahan dan ulserasi
gastrointestinal, kejadian kardiovaskular, dan disfungsi ginjal yang harus dipertimbangkan ketika
memilih terapi. Resiko kerusakan gastrointestinal dianggap lebih rendah dengan pemberian COX
2-selective NSAID yakni celecoxib.
43. Rancangan
Penelitian
Eksperimental
randomized controlled
trial (RCT), dengan
uji klinis acak single
blind.
Tempat dan
Waktu
Penelitian
Penelitian dilakukan
di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan
periode September
2023 sampai oktober
2023.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini
adalah pasien
pascaoperasi seksio
sesarea dengan
anestesi spinal yang di
rawat di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan
pada bulan
September 2023
hingga Oktober 2023
Pasien pascaoperasi
seksio sesarea dengan
anestesi spinal yang di
rawat di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan
pada bulan
September 2023
hingga Oktober 2023.
44. Kriteria Inklusi
Usia 21-35 tahun
Pasien yang telah selesai menjalani operasi seksio sesarea dengan anestesi
spinal.
Pasien yang tidak memiliki faktor pemberat selama hamil (diabetes melitus
gestasional, hipertensi, anemia dan lain-lain)
45. Kriteria Eksklusi
Pasien yang tidak menandatangani persetujuan penelitian (informed consent)
Pasien yang memiliki riwayat hipersensitfitas terhadap analgetik paracetamol, ibuprofen,
atau ketoprofen
46. Kriteria Putus Uji
Pasien mendapatkan terapi analgetik lain pascaoperasi selain analgetik yang ditentukan
oleh peneliti.
Pasien yang mengalami reaksi hipersensitifitas setelah perlakuan
Komplikasi paskaoperatif seperti syok, atau reaksi anafilaktik
47. 47
𝑛1 = 𝑛2 = 2
(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽) 𝑠
(𝑥1 − 𝑥2)
2
dimana:
𝑍𝛼 = konstanta α (nilai 1,96 bila CI 95%)
𝑍𝛽 = power (nilai 1,64 pada kekuatan 95%)
s = simpangan baku
x1-x2 = perbedaan klinis yang diinginkan (clinical judgement)
Besar sample ditentukan dengan rumus:
48. Sehingga, jumlah sampel minimal yang dibutuhkan pada penelitian ini
adalah:
𝑛1 = 𝑛2 = 2
(1,96 + 1,64) 3,5
(3)
2
n = 19,85 ~ 20
Jadi, sampel yang dibutuhkan adalah 20 sampel untuk kelompok paracetamol + ketoprofen dan
paracetamol + Ibuprofen. Ditambahkan dengan 10% untuk kemungkinan pasien dropout menjadi 22
sampel untuk kedua grup. Total minimal subjek penelitian ini adalah 44 sampel.
49. IDENTIFIKASI VARIABEL
VARIABEL TERKAIT
Skor visual analog scale (NRS)
VARIABEL BEBAS
Pasien post operasi seksio sesarea yang
mendapat ketoprofen 50mg/8jam + paracetamol
1000mg/8jam dibandinkan Ibuprofen 400mg +
Paracetamol 1000mg/8jam.
50. Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Analgesia
paskaoperasi
Pemberian obat
ketoprofen +
Paracetamol/
Ibuprofen +
Paracetamol pada
pasien paska seksio
secarea
Tablet 1.Ketoprofen +
Paraetamol
2.Ibuprofen +
Paracetamol
Nominal
Definisi Operasional
51. Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Numerical Rating
Scale (NRS)
Alat yang digunakan
untuk pengukuran
derajat nyeri
Kuesioner 1. 0= tidak nyeri
2. 1-3 = nyeri ringan
3. 4-6= nyeri sedang
4. 7-10= nyeri berat
Ordinal
Analgetik Rescue Tambahan analgetik
yang diberikan jika
skor NRS ≥4
Kuesioner 1. Iya
2. Tidak
Nominal
Definisi Operasional
52. Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Waktu mobilisasi Waktu yang
dibutuhkan pasien
untuk berpindah
tempat tidur ke kursi
tanpa bantuan
oranglain dan tanpa
rasa nyeri.
kuesioner Satuan Jam Numerik
Definisi Operasional
53. ALAT PENELITIAN BAHAN PENELITIAN
Kuesioner Ibuprofen
Kertas Ketoprofen
Pulpen Paracetamol
54. CARA KERJA
1. Setelah mendapatkan ethical clearance dari komite etik penelitian kesehatan Universitas Sumatera
Utara serta izin penelitian dari RSUP Haji Adam Malik medan, penelitian dimulai dengan
mengumpulkan sampel penelitian sesuai kriteria inklusi dan ekslusi.
2. Menjelaskan tentang penelitian kepada keluarga dan melakukan wawancara untuk mengumpulkan
data yang dibutuhkan dalam penelitian.
3. Memilih secara acak dan membagi sampel penelitian kedalam 2 kelompok yakni kelompok dengan
pemberian obat ketoprofen 50mg/8jam + paracetamol 1000mg/8jam dengan ibuprofen 400mg/8jam
+ Paracetamol 1000mg/8jam.
55. CARA KERJA
4. jam paska anestesi spinal, Pasien langsung diberikan perlakuan ketoprofen 50mg/8jam +
paracetamol 1000mg/8jam atau ibuprofen 400mg/8jam + Paracetamol 1000mg/8jam.
5. Dilakukan pemberian obat secara oral sebanyak 3x sehari dengan interval 8jam selama 24 jam.
6. Dilakukan pemberian mendikamentosa sesuai standart terapi paska sektio sesarea
7. Dilakukan pengukuran nilai NRS saat sebelum perlakuan (T0), 4 jam setelah perlakuan (T1), 12 jam
setelah perlakuan (T2), 24 jam setelah perlakuan (T3).
56. CARA KERJA
8. Dilakukan penghitungan waktu mobilisasi pasien pada tiap kelompok
9. Melakukan pengumpulan data dan analisis data dengan bantuan software dikomputer
57. ANALISA DATA
Data yang dikumpulkan diolah menggunakan aplikasi SPSS untuk melihat apakah terdapat perbedaan pada
kelompok kombinasi ketoprofen dengan paracetamol dan ibuprofen dengan paracetamol.
Uji normalitas pada kedua kelompok menggunakan uji Shapiro Wilk karena jumlah sampel kurang dari 50.
Distribusi data normal akan menggunakan uji one-way ANOVA, sedangkan distribusi data tidak normal
menggunakan uji hipotesis Kruskal-Wallis. Jika hasil uji beda one-way ANOVA ditemukan bermakna maka
dilanjutkan dengan uji Post-Hoc. Sedangkan, uji Kruskal-Wallis akan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney
untuk menentukan antar kelompok mana yang memiliki perbedaan bermakna. Interval kepercayaan yang
digunakan pada penelitian ini adalah 95% dengan nilai p<0,05 yang dianggap bermakna secara signifikan.
Aspek psikologis meliputi kecemasan, takut, perubahan kepribadian dan perilaku, gangguan tidur dan gangguan kehidupan sosial.
Sedangkan dari aspek fisik, nyeri mempengaruhi peningkatan angka morbiditas dan mortalitas
Namun, pemberian opioid yang berlebihan dikaitkan dengan berbagai efek samping termasuk depresi pernapasan, kantuk dan sedasi, mual dan muntah, pruritus, ileus, retensi urin, dan konstipasi