1. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pembelajaran ekspor berbasis internet bagi mahasiswa Program Diploma Pelayaran Universitas Hang Tuah Surabaya dengan menggunakan e-learning.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa tertarik menggunakan e-learning sebagai media pembelajaran ekspor dengan rata-rata nilai 79,53%.
3. Analisis SWOT menunjukkan pengembangan lebih lanjut perlu meliputi pengelolaan konten
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Jurnal pdp vol 5 no 1 ekka pengembangan pembelajaran ekspor berbasis internet
1. 1
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN EKSPOR BERBASIS INTERNET
(Development of Export Learning Based the Internet)
Ekka Pujo Ariesanto Akhmad
Jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga Program Diploma Pelayaran
Universitas Hang Tuah Surabaya
Abstrak: Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah ekspor barang yang merupakan pokok
bahasan dalam kuliah Jasa Pengurusan Transportasi untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan di bidang ekspor. Alur penelitian menggunakan prosedur pengembangan e-Materi.
Kata kunci: ekspor, e-learning, ketertarikan dan reaksi mahasiswa.
Keluaran dari pengembangan ini adalah mahasiswa KPN PDP UHT tertarik menggunakan e-learning
sebagai media pembelajaran ekspor. Rata-rata nilai persentase indikator adalah 79,53%. Analisis
SWOT e-learning ekspor memberikan pokok-pokok pengembangan lebih lanjut e-learning ekspor,
yaitu e-learning ekspor perlu melakukan pengelolaan paket konten yang berorientasi objek
pembelajaran, menyediakan ciri manajemen urutan dan navigasi dalam proses pembelajaran,
mempertimbangkan profil pilihan dan gaya belajar pengguna, menyediakan materi pembelajaran
melalui media selain internet dan intranet, dapat dikembangkan untuk mendukung pembelajaran lewat
perangkat bergerak.
Abstract: The material is selected in this research are exports of goods which are the subject of
Transportation Management Services to College to improve their knowledge and skills in the field of
exports. Research using the procedure flow of e-Content development. Output of this development is
the PDP UHT KPN students interested in using e-learning as a learning medium export. The average
value of the percentage indicator is 79,53%. SWOT Analysis export of e-learning provides the main
points of the further development of e-learning exports, namely the export of e-learning needs to do a
management pack object oriented learning content, provides a characteristic sequence management
and navigation in the learning process, considering the learning style profile and user choice,
providing learning materials through media other than the internet and intranet, can be developed to
support learning through mobile devices
Keywords: export, e-learning, student interest and reaction.
.
Alamat korespondensi:
Ekka Pujo Ariesanto Akhmad, Program Diploma Pelayaran, Universitas Hang Tuah, Jalan A. R. Hakim
150, Surabaya. e-mail: jurnal_pdp@yahoo.co.id
PENDAHULUAN
Upaya implementasi e-learning ini
dilandasi oleh semangat untuk
mengupayakan sebuah desain
pembelajaran yang diharapkan dapat
mengatasi persoalan yang ada pada
pembelajaran konvensional, yaitu
pembelajaran menggunakan metode
ceramah. Metode ini mempunyai
keterbatasan yaitu, partisipasi mahasiswa
rendah, kemajuan mahasiswa sulit
dipantau, perhatian dan minat mahasiswa
tidak dapat dipantau (Suparman,
2001:176).
Diharapkan kelemahan itu dapat
dikurangi dengan model e-learning yang
berpotensi lebih dapat mengakomodasi
kebutuhan pembelajaran individual
(individual learning) sesuai semangat
berpusat pada pembelajar (student
centered).
Penelitian ini dilaksanakan di
jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran
Niaga (KPN) Program Diploma
Pelayaran (PDP) Universitas Hang Tuah
(UHT). Jurusan ini dipilih atas dasar
hasil observasi awal yaitu pertimbangan
ketersediaan infrastruktur teknologi
informasi dan komunikasi yang telah
memadai seperti sarana laboratorium
komputer yang telah terkoneksi dengan
jaringan internet, area hostpot (wireless
network connection), lingkungan sekitar
kampus yang telah tersedia warnet
(warung internet), sehingga
memudahkan mahasiswa nantinya ketika
2. 2 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 5, Nomor 1, September 2014
akan mengakses situs e-learning di
internet dalam mengikuti pembelajaran.
Materi yang dipilih dalam
penelitian ini adalah ekspor barang yang
merupakan pokok bahasan dalam kuliah
Jasa Pengurusan Transportasi untuk
meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan di bidang ekspor, sehingga
dapat menambah jumlah pelaku ekspor
yang berwawasan internasional. Karena
itu penggunaan internet dalam
pembelajaran ekspor ini diperlukan,
sebab dengan internet mahasiswa dapat
secara mudah menyelidiki masalah-
masalah dan mengikuti perkembangan
kajian mengenai ekspor terkini dari
seluruh belahan dunia yang tidak
mungkin dilakukan apabila melalui
pengamatan langsung atau melalui teks
bahan ajar lainnya, misal handout,
modul, diktat kuliah, dan buku.
Dari latar belakang masalah di atas
dapat dirumuskan masalah yakni,
Seberapa tinggi ketertarikan dan
reaksi mahasiswa KPN PDP UHT dalam
dan setelah menerima materi
pembelajaran ekspor dengan e-learning?
Bagaimana mengetahui pokok-
pokok pengembangan lebih lanjut e-
learning?
Pengembangan pembelajaran
ekspor berbasis internet mempunyai
beberapa batasan sebagai berikut.
1. Pembelajaran ekspor adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik
dan bahan yang diperlukan untuk
pembentukan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus
dikuasai siswa dalam rangka memenuhi
standar kompetensi lulusan ekspor impor
yang ditetapkan Kementerian Pendidikan
Nasional.
2. Kategori interaksi sistem dan
manusia yang dikembangkan adalah
Asynchronous (Collaborative) Learning.
3. Perangkat lunak implementasi e-
learning yang dicoba untuk
dikembangkan dalam pembelajaran ini
adalah LMS Moodle.
Tujuan penelitian berikut ini
merupakan uraian hasil yang akan
dicapai melalui penelitian, yaitu
Ingin mengetahui besar
ketertarikan dan reaksi mahasiswa KPN
PDP UHT dalam dan setelah menerima
materi pembelajaran ekspor dengan e-
learning.
Ingin mengetahui pokok-pokok
pengembangan lebih lanjut e-learning.
TINJAUAN TEORITIS
Pengertian e-learning
Online learning atau electronic
learning (e-learning) merupakan suatu
pembelajaran yang menggunakan
internet, intranet dan ekstranet, atau
pembelajaran yang menggunakan
jaringan komputer yang terhubung
secara langsung dan luas cakupannya
(global) (Marfuatun, 2011).
Penerapan e-learning
Penerapan e-learning banyak
variasinya, karena perkembangannya
yang relatif masih baru. Herman Dwi
Surjono (2010:1), menekankan
penerapan e-learning pada pembelajaran
secara online dan dibagi menjadi dua
yaitu sederhana dan terpadu.
Penerapan e-learning yang
sederhana hanya berupa kumpulan bahan
pembelajaran yang dimasukkan ke
dalam web server dan ditambah dengan
forum komunikasi melalui e-mail dan
atau mailing list (milist).
Penerapan terpadu yaitu berisi
berbagai bahan pembelajaran yang
dilengkapi dengan multimedia dan
dipadukan dengan sistem informasi
akademik, evaluasi, komunikasi, diskusi,
dan berbagai sarana pendidikan lain,
sehingga menjadi portal e-learning.
Pembagian tersebut di atas berdasarkan
pada pengamatan dari berbagai sistem
pembelajaran berbasis web yang ada di
internet.
Interaksi antara Sistem dan Manusia
Menurut Widhiarta (2008:5)
ditinjau dari segi interaksi antara sistem
3. Ekka Pujo A. A.: Pengembangan Pembelajaran Ekspor Berbasis Internet 3
dengan manusia maka ada tiga kategori
dasar dari e-learning, yaitu:
1. Synchronous Learning
Pada pembelajaran synchronous
kondisinya mirip dengan pembelajaran
konvensional hanya saja pada e-learning
hal ini tidak ditandai dengan kehadiran
secara fisik. Pada bentuk synchronous
ini pendidik (instruktur), peserta didik
dan rekan-rekannya melakukan
“pertemuan” secara online di internet.
Melakukan proses belajar mengajar
seolah sedang berada pada ruang fisik
yang sama.
2. Self-directed Learning
Pada kategori ini peserta didik
melakukan pembelajaran secara mandiri
dengan mengakses berbagai referensi
dan bahan belajar yang disediakan.
Tidak ada instruktur ataupun waktu
khusus untuk berdiskusi dengan sesama
peserta didik. Masing-masing peserta
didik melakukan proses belajar sesuai
dengan kebutuhannya.
3. Asynchronous (Collaborative)
Learning
Kategori ini mengkombinasikan
karakteristik dari kedua kategori
sebelumnya. Peserta didik belajar secara
mandiri namun tetap berkomunikasi
dengan peserta didik lainnya maupun
dengan pendidik walaupun tidak harus di
waktu khusus. Penggunaan email, instant
message (Yahoo! Messenger, GTalk)
ataupun board pada forum dapat
digunakan sebagai media komunikasi
dan interaksi baik dengan pendidik
maupun sesama peserta didik.
Objek Ajar Pada Pembelajaran
Berbasis Web
Menurut Wibawanto (2010:5-7)
web adalah salah satu layanan yang
dimiliki oleh jaringan komputer global
atau internet.
Secara fisik, internet terdiri atas
komputer-komputer yang terhubung satu
sama lain melalui kanal komunikasi
elektris kabel (wired) maupun non kabel
(wireless).
Selain aspek fisik, bagian penting
dari jaringan komputer global adalah
kandungan informasi yang bisa saling
dipertukarkan di antara komputer-
komputer yang terhubung dalam
jaringan tersebut.
Informasi yang saling
dipertukarkan dalam jaringan komputer
merupakan isyarat elektris dalam bentuk
digital.
Oleh karena itu, objek ajar pada
pembelajaran berbasis komputer adalah
objek ajar digital. Dalam konteks
pembelajaran berbasis Web, objek ajar
dapat berupa:
• Teks, yang dapat dibuat dengan
berbagai program pengolah naskah,
tetapi yang terterima penuh pada
berbagai program pengelola
pembelajaran berbasis internet,
adalah teks dengan format HTML.
Diterima penuh artinya dapat
ditampilkan langsung tanpa perlu
memanggil program-program
penampil teks yang sesuai. Bila teks
dibuat dengan Microsoft Word (dan
disimpan sebagai dokumen Word),
maka teks akan ditampilkan setelah
komputer memanggil program
pembaca dokumen Word (Word
viewer atau Microsoft Word).
Demikian juga dokumen format lain,
misalnya: portable document
format/pdf, slide presentasi
powerpoint, lembar kerja excel, dan
sebagainya;
• Gambar, baik yang berupa foto
digital (dihasilkan oleh kamera atau
scanner) atau grafik (dihasilkan oleh
program penggambar atau pengolah
data). Terdapat berbagai format
gambar yang dapat diterima oleh
program pengelola pembelajaran
berbasis internet, yaitu format JPG
(ekstensi .jpg atau .jpeg), GIF
(ekstensi .gif), PNG (ekstensi .png),
format BMP (ekstensi .bmp). Format
BMP kurang disukai karena
ukurannya yang relatif besar (untuk
4. 4 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 5, Nomor 1, September 2014
kualitas gambar yang sama)
dibandingkan dengan format lainnya.
• Audio. Pada komputer dengan sistem
operasi Windows, format audio yang
diterima penuh adalah WAV
(ekstensi .wav). Format lain dapat
diterima dan dimainkan hanya jika
komputer pengakses telah dipasangi
program tambahan yang sesuai.
Format audio umum yang saat ini
telah didukung (atau program
pendukungnya dapat dipasang) oleh
Windows adalah: .mp3, .midi, dan
.wma.
• Video. Sama seperti gambar maupun
audio, terdapat berbagai format file
video yang dapat dimainkan oleh
sistem komputer. Pada komputer
dengan sistem operasi Windows,
format video yang diterima penuh
adalah format AVI (ekstensi .avi).
Format lain, misalnya .mpg (atau
.mpeg), .qt (Quicktime), .mp4, dan
sebagainya hanya bisa dimainkan
apabila player untuk format tersebut
dipasangkan pada sistem operasi
Windows.
• Animasi. File animasi multimedia
interaktif pada umumnya berisi teks,
grafik, gambar, video, animasi, dan
tombol-tombol atau kode-kode
navigasi. Saat ini, multimedia
interaktif berformat flash (yang
antara lain dihasilkan oleh perangkat
lunak Macromedia Flash dan
SwishMax) secara defacto menjadi
standar format multimedia interaktif.
Objek ajar digital, yang merupakan
bagian dari materi pembelajaran utuh
yang disajikan dan didistribusikan secara
elektronis melalui jaringan internet,
umumnya terdiri atas satu atau lebih
komponen file digital yang telah
diuraikan.
Objek ajar digital mungkin hanya
berupa teks, teks dan gambar, klip video,
maupun file animasi flash.
Kerangka Konseptual
Pendekatan yang digunakan
sebagai model konseptual adalah
pendekatan 3P yaitu People, Process,
dan Product. People adalah pihak atau
orang yang memanfaatkan sistem
ePembelajaran, Process terkait dengan
kemampuan sistem ePembelajaran dalam
menjalankan fungsi-fungsi tertentu,
sedangkan Product merupakan berbagai
bentuk layanan yang dapat dimanfaatkan
oleh people melalui process yang
dijalankan oleh sebuah sistem
ePembelajaran (Dikti, 2010:5).
Komponen Model 3P
Setiap aspek yang menyusun
model 3P memiliki beberapa komponen
yang harus dimiliki oleh sebuah sistem
ePembelajaran. Gambar 1 menampilkan
daftar komponen tersebut untuk semua
aspek.
Gambar 1. Komponen Model 3P
Sumber: Dikti (2010:6)
Menurut model 3P, pengguna
sistem ePembelajaran meliputi
pembelajar, pengajar, admin, dan
seterusnya. Artinya sistem harus
didukung dengan fitur pengaturan
pengguna untuk mengelola beberapa
macam peran tersebut dengan otoritas
masing-masing.
Aspek proses adalah kemampuan-
kemampuan yang harus tersedia di
sistem ePembelajaran agar dapat
menjalankan proses pembelajaran yang
bermutu. Apabila salah satu komponen
5. Ekka Pujo A. A.: Pengembangan Pembelajaran Ekspor Berbasis Internet 5
tidak tersedia maka sistem tersebut dapat
dipastikan tidak mampu menjalankan
pembelajaran yang bermutu.
Aspek yang ketiga, produk, adalah
beberapa bentuk layanan yang mampu
dijalankan oleh sistem ePembelajaran
apabila menyediakan seluruh komponen
di aspek proses. Keempat, bentuk
layanan ini adalah kebutuhan standar
pendidikan berdasarkan standar proses
pendidikan nasional yang dikeluarkan
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) (Dikti, 2010:6).
Arsitektur Sistem E-Pembelajaran
Untuk merepresentasikan model
3P, sistem ePembelajaran harus
dibangun dengan arsitektur sebagaimana
yang ditunjukkan di Gambar 2. Dari
gambar tersebut, dapat dipahami bahwa
pengguna dapat menggunakan beragam
produk layanan sistem dengan syarat
bahwa sistem ePembelajaran mampu
menjalankan semua komponen proses
fungsional sistem. Apabila salah satu
komponen proses tidak dapat dijalankan
oleh sistem maka layanan yang diberikan
oleh sistem kepada pengguna tidak bisa
maksimal (Dikti, 2010:7).
Gambar 2. Arsitektur Sistem ePembelajaran
Berbasis Model 3P
Sumber: Dikti (2010:7)
Learning Management System (LMS)
Learning Management System
(LMS) atau Course Management System
(CMS), juga dikenal sebagai Virtual
Learning Environtment (VLE)
merupakan aplikasi perangkat lunak
yang digunakan oleh kalangan pendidik,
baik universitas/perguruan tinggi dan
sekolah sebagai media pembelajaran
online berbasis internet (e-learning).
Dengan menggunakan LMS,
dosen/guru/instruktur dapat mengelola
program/kelas dan bertukar informasi
dengan siswa. Selain itu, akses terhadap
materi pembelajaran yang berlangsung
dalam kurun waktu yang telah
ditentukan juga dapat dilakukan
(Amiroh, 2012:1).
Fitur-fitur yang tersedia dalam
LMS untuk institusi pendidikan adalah
sebagai berikut.
Pengelolaan hak akses pengguna
(user).
Pengelolaan courses.
Pengelolaan bahan ajar
(resource).
Pengelolaan aktivitas (activity).
Pengelolaan nilai (grades).
Menampilkan nilai (score), dan
transkrip.
Pengelolaan visualisasi e-
learning, sehingga bisa diakses
dengan web browser.
Jadi, Learning Management
System membuat siswa dan guru/dosen
masuk ke dalam ruang ”kelas digital”
untuk saling berinteraksi (berdiskusi,
mengerjakan kuis online, dsb.) serta
mengakses materi-materi pembelajaran
dimana saja dan kapan saja selama
terkoneksi dengan internet (Amiroh,
2012:1).
Hasil Penelitian yang Relevan
1. Hasil penelitian Kurniani
(2010:79-87) menyatakan bahwa
terdapat sebuah produk dalam bentuk
Compact Disk Module (CD bootable)
yang berisi materi dan konsep Ekspor-
Impor meliputi definisi, konsep
administrasi ekspor-impor, mekanisme
ekspor-impor, perdagangan on line, yang
semuanya disajikan berbasis grafis,
animasi, audio dan video (multimedia).
2. Hasil penelitian Munir (2011:43)
menyatakan unjuk kerja E-learning
Berbasis Multimedia Sebagai
Multimedia Center Dengan CMS Joomla
Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Bagi Siswa Kelas X
Jurusan TKJ di SMKN 1 Bantul dapat
dijalankan dan dimanfaatkan dengan
6. 6 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 5, Nomor 1, September 2014
baik oleh para siswa. Kelayakan E-
learning Berbasis Multimedia Sebagai
Multimedia Center Dengan CMS Joomla
Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Bagi Siswa Kelas X
Jurusan TKJ di SMKN 1 Bantul dinilai
layak untuk digunakan sebagai media
pembelajaran.
3. Hasil penelitian Soepeno (2012:6-
7) menyatakan pengembangan model
pembelajaran berbantuan komputer dan
internet menghasilkan aplikasi web yang
mempunyai kelebihan dalam informasi
dan komunikasi sebagai berikut.
a. Informasi tentang unit-unit terkait
dalam proses belajar mengajar.
b. Kemudahan akses ke sumber
referensi.
c. Komunikasi dalam kelas.
d. Sarana untuk melakukan kerja
kelompok.
4. Hasil penelitian Tambunan
(2013:75) mengungkapkan bahwa
pembelajaran berbasis website dalam
pengaturan mesin listrik dapat
memenuhi kebutuhan dasar dalam
menunjang kegiatan pembelajaran, yaitu
(1) memenuhi pengelolaan data materi
pembelajaran; (2) memenuhi proses
pembelajaran secara konstruktivis; (3)
disajikan dengan materi pembelajaran
yang interaktif; (4) dapat diunduh oleh
mahasiswa, dan menampilkan materi
dalam bentuk link; (5) memenuhi proses
pembelajaran secara inkuiri, yang
disajikan dengan fasilitas pencarian
(search) materi, sarana forum diskusi,
dan kontribusi aktif (komentar); (6)
memenuhi proses evaluasi sehingga
dapat diketahui tingkat penguasaan
mahasiswa tentang materi pembelajaran;
(7) materi dibuat dalam bentuk animasi
dengan menggunakan macromedia flash,
video, dan teks.
5. Hasil penelitian Patmanthara
(2014:255) menunjukkan pembelajaran
interaktif berbasis internet memiliki
kekhususan pada aspek-aspek
penampilan menarik, tes persyaratan,
prates, tujuan pembelajaran, bahan ajar,
soal latihan dan postes, dan rangkuman.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan
melakukan analisis ketertarikan dan
reaksi mahasiswa untuk melakukan
pembelajaran e-learning. Selain itu
penelitian ini juga melakukan survei
untuk menggali informasi pokok-pokok
pengembangan e-learning dari kalangan
dosen.
Populasi
Populasi penelitian ini adalah
dosen dan mahasiswa jurusan
Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga (KPN)
di Program Diploma Pelayaran (PDP)
Universitas Hang Tuah (UHT) yang
sedang atau telah mengikuti perkuliahan
Jasa Pengurusan Transportasi. Alasan
pemilihan jurusan ini adalah karena
jurusan KPN telah menggunakan
laboratorium komputer dan fasilitas
jaringan internet yang memadai untuk
penelitian ini.
Sampel
Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 7 orang dosen yang
diambil dari 3 orang dosen tetap, 1 orang
dosen pengampu mata kuliah, dan 3
orang dosen luar biasa, serta 55
mahasiswa jurusan KPN Semester
Genap yang terdiri dari 24 mahasiswa
semester II dan 31 mahasiswa semester
IV untuk kelas blended e-learning.
Teknik pengambilan sampel
menggunakan sampel proporsi.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini ada dua
variabel yaitu dengan menggunakan
variabel bebas dan terikat. Variabel
bebas adalah penggunaan pembelajaran
ekspor berbasis internet dan variabel
terikatnya ketertarikan dan reaksi
mahasiswa terhadap pembelajaran
ekspor berbasis internet.
Tiap variabel penelitian
selanjutnya akan dioperasionalisasikan.
7. Ekka Pujo A. A.: Pengembangan Pembelajaran Ekspor Berbasis Internet 7
Pengukuran kuesioner yang digunakan
akan menghasilkan data dalam bentuk
skala interval yang diterapkan pada
semua item pertanyaan yang terdiri dari
empat alternatif jawaban (Sangat Tidak
Setuju, Tidak Setuju, Setuju, Sangat
Setuju).
Variabel-variabel tersebut nilainya
berupa total skor pernyataan yang
diperoleh dari pengisian instrumen dari
kedua variabel yang disusun dengan
indikator-indikator.
Instrumen Penelitian
Jenis Instrumen
Instrumen penelitian terdiri atas
dua macam, yaitu angket (kuesioner)
untuk mahasiswa menggunakan skala
Likert (Lucyana, 2006:40) dan form
survei untuk dosen menggunakan skala
Guttman (Dikti, 2010:74-79).
a. Angket untuk mahasiswa, berisi
indikator antara lain
1. Reaksi tampilan dan isi e-learning.
2. Kemudahan belajar ekspor.
3. Ketertarikan menggunakan e-
learning.
4. Media pilihan lain untuk belajar.
5. Kegunaan e-learning.
b. Form survei untuk dosen, berisi
indikator antara lain
1. Fitur fungsional sistem (proses)
a). Manajemen pembelajaran.
b). Manajemen konten
berorientasi objek
pembelajaran.
c). Manajemen sekuen dan
navigasi.
d). Manajemen ulangan/ujian.
e). Manajemen deliveri.
f). Manajemen pengguna.
2. Fitur layanan sistem (produk)
a). Administrasi.
b). Perencanaanprosespembelajaran.
c). Pelaksanaan proses
pembelajaran.
d). Penilaian hasil belajar.
e). Pengawasan proses pembelajaran.
Pengujian Instrumen
Sebelum digunakan, instrumen tes
angket untuk mahasiswa diujicoba dan
dianalisis kelayakannya melalui uji
validitas (dengan analisis item, yaitu
mengkorelasikan skor tiap butir dengan
skor total yang merupakan jumlah tiap
skor butir dengan teknik korelasi Product
Moment), dan reliabilitasnya (dengan
menggunakan teknik Cronbach’s Alpha).
Perhitungan kemudian dilakukan
menggunakan Microsoft Office Excel
2007.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di
jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran
Niaga (KPN) Program Diploma
Pelayaran Universitas Hang Tuah.
Subyek penelitian adalah dosen
dan mahasiswa jurusan KPN PDP UHT.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh
gambaran seberapa besar minat dan
harapan terhadap pembelajaran
menggunakan e-learning.
Obyek yang diteliti adalah fasilitas
e-learning KPN PDP UHT, yang
dikembangkan oleh peneliti, dengan
alamat web http://e-learningpdp.cu.cc
Prosedur Pengambilan dan
Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa data primer yang
diambil dari dosen dan mahasiswa
jurusan KPN PDP UHT. Data
dikumpulkan dengan bantuan instrumen
angket (kuesioner) dan form survei.
Selain data primer, juga dibutuhkan data
sekunder yang terutama dipakai dalam
paparan analisis dan pembahasan.
Penelitian ini menggunakan dua metode
pokok, yaitu metode dokumentasi dan
metode angket (kuesioner).
Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data diperlukan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan
pelaksanaan penelitian sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan peneliti. Menurut
Arikunto (2010:276), ada tiga langkah
yang digunakan untuk menganalisis hasil
penelitian, yaitu persiapan, tabulasi, dan
penerapan data sesuai dengan
pendekatan penelitian.
8. 8 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 5, Nomor 1, September 2014
Pada tahap persiapan yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Mengecek nama dan kelengkapan
identitas pengisi.
2. Mengecek kelengkapan data.
3. Mengecek macam isian data.
Pada tahap tabulasi yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Memberi skor pada item-item angket.
2. Mengubah data dari kualitatif ke
kuantitatif.
3. Menghitung keseluruhan skor.
Pada tahap penerapan data sesuai
dengan pendekatan penelitian, analisis
yang dipakai adalah analisis data
penelitian deskriptif. Cara ini digunakan
untuk mengetahui tingkat ketertarikan
dan reaksi menggunakan e-learning
pembelajaran ekspor. Langkah-langkah
yang harus diambil adalah sebagai
berikut.
1. Meneliti isian angket apakah telah
lengkap atau belum.
2. Melakukan pengkodean terhadap data
angket.
3. Memberi skor masing-masing
jawaban mahasiswa.
4. Memasukkan skor pada data tabulasi.
5. Melakukan penjumlahan skor
berdasarkan kolom dan baris.
6. Menetapkan kriteria ideal.
7. Memasukkan jumlah skor setiap
mahasiswa ke dalam rumus persentase.
Kedudukan mahasiswa =
Jumlah skor mahasiswa
Skor ideal
x 100%
Menurut Maman Rachman
(Lucyana, 2006:45) penentuan kriteria
soal dilakukan per sub variabel dengan
patokan sebagai berikut.
% tertinggi = (4 : 4) x 100% = 100%
% terendah = (1 : 4) x 100% = 25%
Rentang skor = 100% - 25% = 75%
Interval = 75% : 4 = 18,75%
Persentase skor nilai dan kategori dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Persentase Skor Nilai
Persentase Kategori
81,25% < skor < 100% Sangat Tertarik
62,50% < skor < 81,25% Tertarik
43,75% < skor < 62,50% Kurang Tertarik
25% < skor < 43,75% Tidak Tertarik
Sumber: Lucyana (2006:45)
Alur Penelitian
Alur penelitian menggunakan
prosedur pengembangan e-Materi
(Direktorat Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Dikti, 2012:16-19).
Prosedur pengembangan e-Materi terdiri
atas 6 (enam) tahapan, yaitu: a) tahap
analisa, b) tahap perancangan, c) tahap
pengembangan, d) tahap penyampaian,
e) tahap evaluasi, dan f) tahap
pemeliharaan.
Tahap Analisa
Analisis diawali dengan
melakukan proses berikut:
1. Menentukan penyebab dari
permasalahan berkaitan dengan hasil
belajar atau kebutuhan untuk
pengalaman belajar.
2. Mencari penyelesaian yang dapat
berupa media atau alat belajar, substansi
materi, strategi pembelajaran,
peningkatan motivasi, dan manajemen
pembelajaran.
3. Mendefinisikan kegiatan atau tugas-
tugas dan indikator hasil belajar yang
hendak dicapai melalui penyelesaian
tersebut.
Pengembang konten perlu
melakukan analisis granularity
(keberbutiran) yang mana satu
matapelajaran diurai ke dalam bentuk
objek-objek lepasan yang lebih kecil
melalui proses berikut.
1. Menganalisis kompetensi
matapelajaran atau satu kurikulum
dengan mempertimbangkan prinsip
reuse dan repurpose sehingga dapat
dijabarkan sebagai objek-objek
pembelajaran (OP) lepasan yang
sharable dan reusable.
2. Menganalisis struktur kompetensi OP
dalam satu matapelajaran bahkan dalam
satu kurikulum, sehingga OP terhubung
9. Ekka Pujo A. A.: Pengembangan Pembelajaran Ekspor Berbasis Internet 9
dalam struktur prasyarat, prosedural,
pengelompokkan atau gabungan.
3. Menganalisis alternatif struktur
kompetensi dalam satu matapelajaran
bergantung pada entry beaviour
matapelajaran tersebut.
Tahap Perancangan
Berdasarkan hasil analisis, tahap
desain dilakukan melalui proses berikut.
1. Mendefinisikan OP pada setiap level.
2. Mendefinisikan prasyarat dan
kompetensi tiap OP.
3. Mendefinisikan relasi tiap OP.
4. Merancang metadata OP.
5. Merancang strategi pembelajaran OP.
6. Merancang media pembelajaran OP.
7. Menyelaraskan kompetensi, latihan,
dan asesmen.
Tahap Pengembangan
Fase pengembangan dilaksanakan
mengacu pada hasil desain yang mana
perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Mengembangkan e-Materi dengan
menerapkan reuse dan repurpose OP pada
setiap level, serta menerapkan reuse dan
repurpose objek informasi dan aset digital.
2. Mengembangkan e-Materi
menggunakan teknologi yang bersifat
netral terhadap mode penyampaian
(delivery).
3. Mengembangkan e-Materi
menggunakan teknologi yang bersifat
independen terhadap perangkat yang
digunakan untuk mengakses.
4. Mengemas e-Materi mengikuti standar
dan spesifikasi e-Pembelajaran.
Tahap Penyampaian
Pada fase ini, kegiatannya adalah
mempersiapkan lingkungan
pembelajaran atau sistem e-
Pembelajaran yang mampu mendukung
implementasi e-Materi untuk persiapan,
pelaksanaan, dan pengawasan proses
pembelajaran serta penilaian hasil
belajar.
Penyampaian e-Materi dapat
diberikan dalam beragam format
dokumen, misalkan: buku elektronik,
buku cetak, berbasis web, atau dalam
bentuk CD. Disamping itu, e-Materi
dapat disampaikan dalam beragam
bentuk pembelajaran, antara lain:
1. Pembelajaran Mandiri
2. Pembelajaran Jarak-jauh
3. Pembelajaran Blended
4. Pembelajaran Berbasis Guru
Tahap Evaluasi
Pada model pengembangan e-
Materi berorientasi objek pembelajaran,
evaluasi dilakukan pada setiap tahapan.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu
dilakukan:
1. Pada pendekatan OP, umpanbalik
dapat berasal dari sesama guru/dosen
yang me-reuse/me-repurpose OP.
2. Mengevaluasi pelaksanaan dan hasil
dari setiap tahapan.
3. Mengevaluasi OP.
4. Mengevaluasi metadata.
5. Menentukan dampak dari pengalaman
belajar kepada pembelajar.
6. Menganalisis kepuasan pembelajar,
hasil belajar, kelulusan, dan sebagainya.
Tahap Pemeliharaan
Pengembangan materi e-
Pembelajaran berorientasi objek
pembelajaran memungkinkan kontribusi
dari semua pemangku kepentingan untuk
mengakses repositori, menambahkan,
menggunakan kembali dan merangkai
objek pembelajaran dengan mudah
sehingga pemeliharaan materi e-
Pembelajaran menjadi lebih mudah dan
lebih efisien.
Meskipun tahap ini tidak nampak
pada model pengembangan yang lain,
namun sebenarnya tahapan ini sudah
umum dilakukan, antara lain
1. Menjaga e-Materi selalu relevan.
2. Menjaga e-Materi selalu up-to-date.
3. Mengupdate metadata e-Materi.
4. Memanfaatkan hasil evaluasi untuk
perbaikan dan pemeliharaan e-Materi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Hasil Penelitian
Hasil analisis perangkat tes
a. Validitas instrumen
Berdasarkan tabel r, nilai kritis r
dengan N = 55 adalah 0,266. Apabila
10. 10 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 5, Nomor 1, September 2014
harga r hitung lebih besar dari r tabel
maka soal angket valid, sebaliknya jika r
hitung kurang dari r tabel maka soal
tidak valid. Untuk menghitung validitas
tiap butir soal angket digunakan rumus
korelasi product moment Pearson, yaitu
rxy =
𝑁𝑁 ∑ 𝑋𝑋𝑋𝑋 − (∑ 𝑋𝑋)(∑ 𝑌𝑌)
��𝑁𝑁 ∑ 𝑋𝑋2 − (∑ 𝑋𝑋)2
�{𝑁𝑁 ∑ 𝑌𝑌2 − (∑ 𝑌𝑌)2}
Penentuan validitas angket dengan
cara menghitung rxy tiap item. Hasil rxy
tersebut dikonsultasikan rtabel dengan
jumlah responden (N) = 55 dan interval
kepercayaan 95% atau α = 0,05 yang
besarnya adalah 0,266. Item angket
dikatakan valid apabila rxy > rtabel . Dari
perhitungan diperoleh item angket yang
memenuhi kriteria valid sebanyak 26
item angket dari 30 item yaitu; 1, 2, 3, 4,
7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 21, 27, 28, 29,
30, sedangkan item yang tidak valid
yaitu 5, 6, 9, 23.
b. Reliabilitas instrumen
Uji reliabilitas menggunakan uji
Cronbach’s Alpha untuk alternatif
jawaban lebih dari dua. Rumusnya
ditulis sebagai berikut.
r11
Rumus varians yang digunakan:
= �
𝑘𝑘
𝑘𝑘−1
� �1 −
∑ 𝜎𝜎𝜎𝜎 2
𝜎𝜎𝜎𝜎 2
�
Jumlah varians butir dicari dulu
dengan cara mencari nilai varians tiap
butir, kemudian dijumlahkan seperti
berikut ini.
σb
2
=
∑ 𝑋𝑋2−
(∑ 𝑋𝑋)2
𝑁𝑁
𝑁𝑁
Varians total dihitung dengan rumus
berikut
σt
2
=
∑ 𝑌𝑌2−
(∑ 𝑌𝑌)2
𝑁𝑁
𝑁𝑁
Jumlah varians butir dan varians
total dimasukkan ke dalam rumus
berikut.
r11 = �
𝑘𝑘
𝑘𝑘−1
� �1 −
∑ 𝜎𝜎𝜎𝜎 2
𝜎𝜎𝜎𝜎 2 �
r11 = �
26
26−1
� �1 −
10,95074
45,07636
�
= 0,787345
Berdasarkan perhitungan diketahui
r11 = 0,787345 dan rtabel = 0,266. Karena
r hitung lebih besar dari r tabel , maka
instrumen reliabel.
Analisis Data Penelitian Deskriptif
Deskriptor dari tiap indikator
digunakan untuk mendeskripsikan
penggunaan e-learning ekspor. Skor
penilaian untuk alternatif jawaban
pertanyaan/deskriptor terdiri dari empat
jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju
diberi skor 1, Tidak Setuju diberi skor 2,
Setuju diberi skor 3, dan Sangat Setuju
diberi skor 4.
a. Reaksi tampilan dan isi e-learning
Sebaran jawaban angket reaksi
tampilan dan isi e-learning dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Sebaran jawaban angket reaksi tampilan dan isi e-learning
No Deskriptor
Alternatif Jawaban
STS
1
TS
2
S
3
SS
4
1 E-learning menggunakan warna-warna yang tidak mencolok dan tidak
mengacaukan tampilan
3 11 33 8
2 E-learning menggunakan teks yang bisa dibaca dengan baik 0 0 39 16
3 Gambar yang terdapat dalam e-learning membuat materi lebih menarik 0 6 38 11
4 Saya dapat menggunakan e-learning ini untuk belajar ekspor 0 0 25 30
5 Kalimat-kalimat dalam materi yang terdapat di e-learning dapat saya pahami 0 0 49 6
Sumber: Hasil pengolahan data (2014)
b. Kemudahan belajar ekspor
Sebaran jawaban angket kemudahan belajar ekspor dapat dilihat pada Tabel 3.
11. Ekka Pujo A. A.: Pengembangan Pembelajaran Ekspor Berbasis Internet 11
Tabel 3
Sebaran jawaban angket kemudahan belajar ekspor
No Deskriptor
Alternatif Jawaban
STS
1
TS
2
S
3
SS
4
6 e-Learning memberikan kejelasan Audio (narasi, sound effect, backsound,
musik) materi ekspor
0 3 49 3
7 Saya dapat berpindah halaman web tanpa harus urut membuka halaman
sebelumnya atau berikutnya
0 0 41 14
8 Cara pemakaian e-learning ini mudah bagi saya 0 0 38 17
9 Gambar membuat saya dapat memvisualisasikan materi ekspor 0 3 36 16
10 Dengan adanya gambar, saya dapat mengingat informasi yang saya pelajari 0 0 39 16
11 Video membantu memudahkan pemahaman saya 0 0 44 11
Sumber: Hasil pengolahan data (2014)
c. Ketertarikan menggunakan e-learning
Sebaran jawaban angket ketertarikan menggunakan e-learning dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4
Sebaran jawaban angket ketertarikan menggunakan e-learning
No Deskriptor
Alternatif Jawaban
STS
1
TS
2
S
3
SS
4
12 Ketika menggunakan e-learning ini saya tidak jenuh 0 8 39 8
13 Cukup mudah untuk menggunakan e-learning dalam mata kuliah yang
diikuti
0 0 47 8
14 E-learning memudahkan mahasiswa dalam mengakses materi kuliah 0 3 41 11
15 Saya senang dengan e-learning karena dapat memperjelas materi praktik
ekspor
0 3 47 5
16 Saya lebih tertarik untuk memahami pelajaran ekspor setelah belajar lewat
e-learning ini
0 3 46 6
17 Minat belajar anda lebih tinggi dibanding belajar dengan cara konvensional
(ceramah dosen)
0 3 36 16
18 E-learning dapat meningkatkan kualitas interaksi dan komunikasi dengan
dosen
0 0 45 10
Sumber: Hasil pengolahan data (2014)
d. Media pilihan lain untuk belajar
Sebaran jawaban angket media pilihan lain untuk belajar dapat dilihat pada Tabel
5.
Tabel 5
Sebaran jawaban angket media pilihan lain untuk belajar
No Deskriptor
Alternatif Jawaban
STS
1
TS
2
S
3
SS
4
19 Saya tertarik untuk belajar lebih lanjut dengan menggunakan e-learning ini 0 0 41 14
20 Saya dapat belajar setiap saat dengan e-learning ini 0 0 40 15
21 Untuk mendapatkan hasil yang bagus e-learning ini dapat membantu
belajar saya
0 4 44 7
22 Saya dapat belajar mandiri dengan menggunakan e-learning ekspor ini 0 4 41 10
23 Menurut saya e-learning ini dapat digunakan sebagai pilihan lain untuk
belajar saya
0 0 44 11
Sumber: Hasil pengolahan data (2014)
e. Kegunaan e-Learning
Sebaran jawaban angket kegunaan e-learning dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6
Sebaran jawaban angket kegunaan e-learning
No Deskriptor
Alternatif Jawaban
STS
1
TS
2
S
3
SS
4
24 e-learning memudahkan untuk memahami dan mengerjakan tugas-tugas
perkuliahan
0 2 47 6
25 e-learning memudahkan mahasiswa untuk mendapatkan umpan balik dari
hasil evaluasi dosen
0 3 50 2
26 e-learning dapat digunakan untuk melaksanakan remidiasi dan pengayaan
bagi mahasiswa yang memerlukannya
0 0 22 33
Sumber: Hasil pengolahan data (2014)
12. 12 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 5, Nomor 1, September 2014
Dari hasil analisis terhadap nilai
kelima butir indikator reaksi terhadap
tampilan dan isi e-learning (tabel 2)
tersebut dapat disampaikan bahwa
persentase rata-rata nilainya adalah
persentase nilai (butir 1+butir 2 + butir 3
+ butir 4 + butir 5) /5 = persentase rata-
rata nilai indikator, sama dengan
(70,91%+82,27%+77,27%+88,64%+77,73%
)/5 =79,36%.
Perhitungan persentase rata-rata
nilai indikator reaksi terhadap tampilan
dan isi e-learning juga diterapkan untuk
mengetahui persentase rata-rata nilai
indikator yang lain. Persentase rata-rata
nilai indikator kemudahan belajar ekspor
adalah (75% + 85% + 82,73% + 78,18%
+ 82,27% + 80%)/6 = 80,53%.
Persentase rata-rata nilai indikator
ketertarikan menggunakan e-learning
adalah (75%+78,64%+78,64%+75,91%+
76,36%+80,91%+79,54%)/7 = 77,86%.
Persentase rata-rata nilai indikator media
pilihan lain untuk belajar adalah
(81,36% + 81,82% + 76,36% + 77,73%
+ 80%)/5 = 79,45%. Persentase rata-rata
nilai indikator kegunaan e-learning
adalah (76,82% + 74,54% + 90%)/3 =
80,45%
Hasil Survei Pengembangan Lebih
Lanjut e-learning Ekspor
Fitur fungsional sistem (proses)
Beberapa ciri-ciri kegunaan yang
sudah tercakup di sistem ini antara lain
manajemen pembelajaran, manajemen
konten (bahan-bahan pengisi situs web)
objek pembelajaran (merupakan suatu
kumpulan konten dan elemen media,
pendekatan pembelajaran (interaktivitas,
model pembelajaran, konteks), dan
metadata (untuk keperluan penyimpanan
dan pencarian)), manajemen
ulangan/ujian, dan manajemen
pengguna.
Manajemen Pembelajaran
Hasil survei pengembangan lebih
lanjut e-learning ekspor terhadap Dosen
KPN memberikan hasil 90% untuk
manajemen pembelajaran. Sistem
pembelajaran ekspor berbasis internet
sangat mendukung proses pembelajaran.
Manajemen Konten Objek
Pembelajaran
Hasil survei pengembangan lebih
lanjut e-learning ekspor terhadap Dosen
KPN memberikan hasil 33% untuk
manajemen konten berorientasi objek
pembelajaran. Pengelolaan materi
pembelajaran dalam bentuk paket konten
dapat dijalankan di sistem ini mulai dari
penyusunan, penambahan atau
penghapusan, dan impor atau ekspor
paket konten.
Manajemen Ulangan/Ujian
Hasil survei pengembangan lebih
lanjut e-learning ekspor terhadap Dosen
KPN memberikan hasil 100% untuk
manajemen ulangan/ujian. Pengelolaan
ulangan/ujian memiliki peran yang
sangat penting dalam proses
pembelajaran baik untuk tujuan
penilaian formatif maupun sumatif
sehingga sebuah sistem pembelajaran
ekspor berbasis internet harus
menyediakan ciri-ciri ini.
Manajemen Penyampaian
Hasil survei pengembangan lebih
lanjut e-learning ekspor terhadap Dosen
KPN memberikan hasil 38% untuk
manajemen penyampaian (deliveri).
Sistem pembelajaran ekspor berbasis
internet menyediakan media
penyampaian alternatif selain internet
dan intranet. Pembelajaran ekspor
berbasis internet menyediakan sistem
memakai CD (compact disc) sehingga
pengguna dapat menjalankan sistem
secara offline (tidak terhubung internet)
dengan ciri-ciri kegunaan yang relatif
sama.
Manajemen Pengguna
Hasil survei pengembangan lebih
lanjut e-learning ekspor terhadap Dosen
KPN memberikan hasil 88% untuk
manajemen pengguna. Untuk keperluan
pengelolaan pengguna, sistem
pembelajaran ekspor berbasis internet
memiliki ciri-ciri yang cukup lengkap
13. Ekka Pujo A. A.: Pengembangan Pembelajaran Ekspor Berbasis Internet 13
seperti login, pendaftaran, kustomisasi
tampilan, pengaturan peran, dan
otorisasi.
Pengaturan peran di sistem ini
tidak hanya membedakan antara admin
dengan pengguna tetapi mampu
membedakan antara admin, peserta
didik, pendidik, dan asisten yang mana
setiap jenis peran memiliki hak yang
berbeda.
Fitur layanan sistem (produk)
Hasil survei pengembangan lebih
lanjut e-learning ekspor terhadap Dosen
KPN memberikan hasil 100% untuk
administrasi, perencanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil belajar,
pengawasan proses pembelajaran dan
84% untuk pelaksanaan proses
pembelajaran.
PEMBAHASAN
Kategori hasil penelitian terhadap
tiap indikator pembelajaran ekspor
berbasis internet ditetapkan berdasarkan
Tabel 1 Persentase Skor Nilai.
Ditinjau dari indikator reaksi
tampilan dan isi e-learning bahwa
mahasiswa melihat tampilan dan isi e-
learning termasuk dalam kategori
tertarik ini diketahui dari data penelitian
yang menunjukkan angka persentase
sebesar 79,36%. Hal ini dapat juga
menjadi reaksi selanjutnya dalam
menggunakan e-learning.
Indikator kemudahan belajar
ekspor dengan menggunakan e-learning
ini sangat baik. Dilihat dari hasil data
penelitian yang ada mahasiswa senang
menggunakan e-learning karena mudah
mengerti cara menjalankannya juga
mudah mengerti isi yang disampaikan.
Terbukti data persentase yang ada
sebanyak 80,53 % dari mahasiswa
beranggapan selama menerima materi
dengan e-learning ekspor ini mahasiswa
mudah menjalankannya, dapat dikatakan
penggunaan e-learning tidak
membingungkan atau tidak sulit. Nilai
dari indikator tersebut menunjukkan
bahwa mahasiswa rata-rata tertarik dan
hampir mendekati kategori sangat
tertarik.
Ditinjau dari persentase rata-rata
nilai indikator ketertarikan menggunakan
e-learning sebesar 77,86% dikategorikan
tertarik. Dengan adanya ketertarikan itu
dapat menumbuhkan ketertarikan
mempelajari ekspor.
Persentase rata-rata nilai indikator
media pilihan lain untuk belajar adalah
79,45%. Nilai indikator dikategorikan
tertarik. Hal ini menunjukkan bahwa e-
learning ekspor ini dapat menjadi pilihan
lain belajar mahasiswa baik secara
individu maupun bersama. Berdasarkan
hal tersebut e-learning bisa dijadikan
pilihan lain bagi dosen khususnya mata
kuliah jasa pengurusan transportasi
pokok bahasan ekspor sebagai media
pembelajaran bagi mahasiswa jurusan
KPN PDP UHT.
Persentase rata-rata nilai indikator
kegunaan e-learning adalah 80,45%.
Nilai indikator dikelompokkan dalam
kategori tertarik. Hal ini berarti
mahasiswa merasa media ini berguna
sebagai sarana belajar, sehingga mampu
untuk memahami dan mengerjakan
tugas-tugas perkuliahan, mendapatkan
umpan balik dari hasil evaluasi dosen,
dan melaksanakan pengulangan dan
pengayaan bagi mahasiswa yang
memerlukannya. Persentase nilai rata-
rata indikator tersebut cukup tinggi
bahkan hampir mendekati kategori
mahasiswa sangat tertarik.
Secara umum dapat disimpulkan
dari data yang ada menunjukkan
mahasiswa rata-rata tertarik dan
mempunyai reaksi untuk belajar dengan
menggunakan e-learning ekspor.
Ketertarikan dan reaksi serta
kemampuan untuk mengatasi kejenuhan
selama menerima materi kuliah
merupakan hal yang perlu
dipertimbangkan untuk menggunakan e-
learning ekspor ini sebagai pilihan lain
media pembelajaran khususnya pada
mata kuliah Jasa Pengurusan
Transportasi.
14. 14 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 5, Nomor 1, September 2014
Pengembangan lebih lanjut e-learning
ekspor
Berdasarkan hasil survei yang
dilakukan terhadap Dosen KPN PDP
UHT, kemudian analisis Strength,
Weakness, Opportunity, Threat (SWOT)
digunakan untuk mengetahui pokok-
pokok pengembangan lebih lanjut e-
Learning ekspor sebagai berikut.
Kekuatan (Strength)
e-learning ekspor dapat
menjalankan manajemen pembelajaran,
manajemen ulangan, manajemen
pengguna, dan pengelolaan paket konten
pembelajaran.
e-learning ekspor mendukung
pengaturan peran untuk membedakan
hak akses antara admin, peserta didik,
pendidik, dan asisten.
e-learning ekspor menyediakan
ciri-ciri rekam jejak untuk memantau
aktivitas pembelajar.
e-learning ekspor menyediakan
ciri-ciri analisis dan pelaporan hasil
belajar.
e-learning ekspor mendukung
pembuatan soal ujian dalam berbagai
tipe (pilihan ganda, benar-salah, esai,
short answer, dan fill in blank).
e-learning ekspor juga tersedia
dalam bentuk yang mudah dibawa yaitu
CD sehingga pembelajar dapat
menjalankan proses pembelajaran secara
off-line (tidak tersambung internet).
Kelemahan (Weakness)
e-learning ekspor tidak
mendukung pengelolaan paket konten
yang berorientasi objek pembelajaran.
e-learning ekspor tidak
mendukung ciri manajemen urutan dan
navigasi dalam proses pembelajaran.
Penyampaian materi e-learning
ekspor tidak mempertimbangkan profil
pilihan dan gaya belajar pengguna.
e-learning ekspor tidak
mendukung penyampaian materi
pembelajaran melalui media selain
internet dan intranet.
e-learning ekspor belum
mendukung pembelajaran lewat
perangkat bergerak.
Peluang (Opportunity)
Beberapa standar penyusunan
konten seperti SCORM, IEEE, dan IMS
yang mendukung mekanisme berbagi
materi pembelajaran bisa diperoleh
melalui internet.
Beberapa paket aplikasi dan
pengembangan LMS diperoleh secara
gratis lewat internet.
Pelatihan dan pembelajaran
mandiri dapat dilakukan di luar kampus
dengan memanfaatkan e-learning ekspor
dan modul pembelajaran ekspor.
Ancaman (Threat)
Kualitas prasarana internet di luar
kampus tidak merata.
Pemeliharaan materi e-learning
ekspor yang tidak berlanjut.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat diambil beberapa
simpulan, yakni besar ketertarikan dan
reaksi mahasiswa KPN PDP UHT
menggunakan e-learning ekspor diukur
dengan melihat persentase rata-rata nilai
indikator dan kategori nilai indikator
adalah sebagai berikut.
Persentase rata-rata nilai indikator
reaksi terhadap tampilan dan isi e-
learning adalah 79,36% termasuk dalam
kategori tertarik.
Persentase rata-rata nilai indikator
kemudahan belajar ekspor adalah
80,53% termasuk dalam kategori
tertarik.
Persentase rata-rata nilai indikator
ketertarikan menggunakan e-learning
adalah 77,86% termasuk dalam kategori
tertarik.
Persentase rata-rata nilai indikator
media pilihan lain untuk belajar adalah
79,45% termasuk dalam kategori
tertarik.
15. Ekka Pujo A. A.: Pengembangan Pembelajaran Ekspor Berbasis Internet 15
Persentase rata-rata nilai indikator
kegunaan e-learning adalah 80,45%
termasuk dalam kategori tertarik.
Dari kelima indikator penggunaan
pembelajaran ekspor berbasis internet
disimpulkan mahasiswa KPN PDP UHT
tertarik menggunakan e-learning sebagai
media pembelajaran ekspor.
Analisis SWOT e-learning ekspor
memberikan pokok-pokok
pengembangan lebih lanjut e-learning
ekspor sebagai berikut.
e-learning ekspor perlu melakukan
pengelolaan paket konten yang
berorientasi objek pembelajaran.
e-learning ekspor perlu
menyediakan ciri manajemen urutan dan
navigasi dalam proses pembelajaran.
materi e-learning ekspor
disampaikan dengan mempertimbangkan
profil pilihan dan gaya belajar pengguna.
e-learning ekspor perlu
menyediakan materi pembelajaran
melalui media selain internet dan
intranet.
e-learning ekspor dapat
dikembangkan untuk mendukung
pembelajaran lewat perangkat bergerak
misal; handphone, smartphone, tablet pc,
netbook, notebook (mobile learning).
Saran
Peserta didik disarankan disiplin,
mempunyai motivasi untuk belajar dan
ketrampilan menggunakan peralatan
teknologi informasi agar mudah
mengikuti pembelajaran.
Bagi dosen perlu menyisihkan
waktu untuk mempersiapkan materi
pembelajaran serta memperbarui materi
pembelajaran yang telah disajikan di
dalam web.
DAFTAR PUSTAKA
Amiroh. (2012). Membangun E-
Learning dengan LMS Moodle.
Sidoarjo: PT. Berkah Mandiri
Globalindo.
Dikti. (2010). Kajian Model Konseptual
Sistem ePembelajaran. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi.
http://www.dikti.go.id/files/atur/rbi
/SistemE-Belajar.pdf. (
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
diunduh 22
November 2012)
Direktorat Pembelajaran dan
Kemahasiswaan. (2012). Pedoman
Pengembangan e-Materi. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Kursus dan
Pelatihan. (2011). Standar
Kompetensi Lulusan Ekspor
Impor. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia
Dini, Nonformal dan Informal,
Kementerian Pendidikan
Nasional.
Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Kurniani. (2010). ”Pengembangan
Modul Interaktif Ekspor-Impor
Sebagai Alat Bantu Pengajaran
Menjawab Tantangan Era
Ekonomi Digital”. Jurnal
Administrasi Bisnis, Volume 11
Nomor 2 Juni 2010, hlm. 79-87,
Jurusan Administrasi Niaga
Politeknik Negeri Semarang.
Lucyana, Marhendhra. (2006).
Marfuatun. (2011). Variasi Proses
Pembelajaran Melalui Penerapan
e-Learning. Diakses 22 November
2012 dari
Multimedia Interaktif sebagai
Media Pemelajaran Mata
Pelajaran Praktik Mesin Listrik
Sub Pokok Bahasan Pelilitan
Ulang Motor Induksi 1 Fasa di
SMKN 4 Semarang. Teknik
Elektro Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang.
Munir, Muhammad dan Korniawan
Prabowo. (2011). Pengembangan
e-Learning Berbasis Multimedia
Sebagai Multimedia Center Untuk
staff.uny.ac.id/sites/default/files/tm
p/Marfuatun_E-Learning_0.pdf.
16. 16 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 5, Nomor 1, September 2014
Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran TKJ di SMK.
Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta.
Patmanthara, Syaad. (2014).
“Pengembangan Pembelajaran
Interaktif Perkuliahan Dasar-Dasar
Rangkaian Listrik Dengan
Berbasis Internet”. Cakrawala
Pendidikan, Juni 2014, Th.
XXXIII, No. 2, hlm. 245-256.
Soepeno, Bambang, dkk. (2012).
Pengembangan Model
Pembelajaran Manajemen
Produksi Berbasis Komputer dan
Internet di Jurusan Administrasi
Bisnis Politeknik Negeri Malang.
Jurusan Administrasi Bisnis,
Politeknik Negeri Malang.
Suparman, M. Atwi. (2001). Desain
Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI,
Universitas Terbuka.
Surjono, Herman Dwi. (2010).
Membangun Course E-Learning
Berbasis Moodle. Yogyakarta:
UNY Press.
Tambunan, Hamonangan. (2013).
“Pengembangan Pembelajaran
Berbasis Website Dalam
Matakuliah Pengaturan Mesin
Listrik”. Cakrawala Pendidikan,
Februari 2013, Th. XXXII, No. 1.
hlm 64-76.
Wibawanto, Hari dan Sahid. (2010,
Oktober). Panduan
Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Web. Kementerian
Pendidikan Nasional, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi,
Direktorat Ketenagaan, Jakarta.
Widhiartha, Putu A. (2008, Juli).
Memahami Lebih Lanjut tentang e-
Learning. Diakses 3 November
2012 dari
http://www.ilmukomputer.org/wp-
content/uploads/2008/07/widhiarth
a_elearning.pdf
17. Ekka Pujo A. A.: Pengembangan Pembelajaran Ekspor Berbasis Internet 17
18. 18 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 5, Nomor 1, September 2014