SlideShare a Scribd company logo
JFAK Dalam
Pusaran Gap Riset
Kebijakan & Proses
Kebijakan
Disampaikan pada Bedah Buku “Analisis
Kebijakan Publik Neo-institusionalisme:
Teori dan Praktek”, di STIA LAN Jakarta,
13 Agustus 2019
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi
Administrasi Negara LAN-RI
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Disclaimer: Peran Pembahas
1. Testimonial: memberi apresiasi
atas kualitas dan kemanfaatan
karya penulis?
2. Kritikus: mencari celah untuk saran
perbaikan kedepan?
3. Pembelajar: meringkas isi buku
semampunya dan bertanya atas
hal yang tidak diketahui?
Dugaan Pembahas
Ada kegalauan pada diri penulis:
“Mengapa perkembangan disiplin
kebijakan publik dan pertumbuhan
analis kebijakan di Indonesia belum
mampu mewujudkan kebijakan publik
yang berkualitas?”
Pendatang baru yang membawa angin segar …
TEORI
Model
Kerangka
Pikir
Kebijakan
publik yang
berkualitas
(Halaman 2)
Konten/Substansi
SDM (JFAK)
Dari Konsep ke Konstruk Kebijakan
(Halaman 3; 7)
Rendahnya kualitas kebijakan
adalah cermin dari dangkalnya
aspek teoretis yang digunakan
dalam analisis kebijakan publik
(hal. 249)
The InconvenientTruth:
Policy
Makers
Policy
Analysts
o Keengganan pengambil kebijakan
menggunakan hasil penelitian kebijakan;
o Pelaku kebijakan tidak cukup memiliki
kapasitas dan idealisme melakukan
reformasi kebijakan;
o Kedekatan dengan birokrasi akan
mendistorsi idealisme & visi jangka
panjang darI kerja akademis.
o Peneliti kebijakan tidak mengerti detil
persoalan di lapangan, serta gagal
menangkap komplikasi realitas politik
mikro & prosedur administrasi yang
renik;
o Hasil kajian para peneliti kebijakan
terlalu akademis, normatif, dan
abstrak.
Gap Studi Kebijakan vs. Pembuatan Kebijakan
Evidence-
based policy
3Teori Besar Ilmu Sosial Politik
Behavioralisme
• Perilaku manusia
sebagai pusat analisis.
• Mementingkan motif
dan sifat dasar
manusia (masyarakat)
sebagai pertimbangan
formulasi dan
implementasi
kebijakan.
Strukturalisme
• Pilihan tindakan manusia
lebih ditentukan oleh
struktur ketimbang faktor
sifat dasar dan perilaku.
• Berbagai aturan, kebiasaan,
norma, standar dll
menentukan boleh tidaknya
sebuah tindakan.
• Mengkritik ketimpangan
struktur kekuasaan akibat
eksesifnya praktik
kapitalisme dan liberalism.
Institusionalisme
• Pilihan tindakan manusia lebih
ditentukan oleh institusi yang
melingkunginya.
• Transformasi kelembagaan
lebih penting ketimbang
perlawanan terhadap struktur
ekonomi politik global.
• Transformasi dilakukan melalui
penguatan regulasi, program,
hingga strategi implementasi
dalam mengatasi masalah
publik.
(Halaman 10-12)
Dari Insitusionalisme ke Neo-Insitusionalisme
Institusionalisme adalah studi yang mempelajari asal-
usul, proses bekerja, dampak, dan strategi reformasi
terhadap institusi yang ada di masyarakat (hal. 31, 38).
Proses pembentukan institusi bisa dipandang dari
aspek historis (Hegel) dan aspek rasional (Hobbes,
Locke) (hal. 38-39).
Negara adalah hasil dari proses institusionalisasi dari
komunitas moral (gemeinschaft) yang menjelma
menjadi masyarakat yang terstruktur (gesselschaft),
dan berkembang menjadi staat atau negara (hal. 32).
Institusionalisasi membutuhkan legitimasi, sehingga
terlalu terfokus pada lembaga formal seperti
konstitusi,regulasi, dan organisasi (hal. 40).
Institusi ada 2 yakni Formal dan Informal. Namun
Institusionalisme lama mendefinisikan institusi hanya
pada aspek formal (hal. 41).
Neo-Institusionalisme adalah pengembangan
dari pendekatan Institusionalisme,dan
memiliki kesamaan pandangan bahwa
institusi adalah pusat gravitasi dari fenomena
sosial politik (hal. 43).
Neo-Institusionalisme mendefinisikan
institusi pada aspek formal dan informal
secara simultan (hal. 41).
Neo-Institusionalisme tidak puas dengan
riset deskriptif saja, namun harus melihat
dampaknya (hal. 46).
Neo-Institusionalisme mendalami faktor
pendorong dan penghambat perubahan
kelembagaan (hal. 48-49).
Neo-Institusionalisme juga melihat interaksi
antar institusi (hal. 50)
Studi AKP dalam Perspektif Neo-Insitusionalisme
Titik perhatian pada proses bekerjanya sebuah
organisasi. Organisasi harus dibedakan dari institusi:
meskipun institusi bisa muncul dari dalam organisasi,
namun secara umum organisasi merupakan bagian dari
instutisi (hal 51).
Kebijakan publik lebih dekat dengan organisasi
ketimbang institusi, sebab kebijakan publik
merupakan cara atau alat mencapai tujuan. Namun,
institusilah yang membentuk perilaku para aktor
dalam kebijakan publik (hal. 52).
Institusi sangat kuat pengaruhnya terhadap tindakan
dan pilihan negara dalam menentukan kebijakan
publik. dengan kata lain, institusi adalah sumber dari
kebijakan publik (hal. 53).
Terdapat 4 Pendekatan:
Sociological Institutionalism
Rational-choice Institutionalism
Historical Institutionalism
Discursive Institutionalism
Perbedaannya terletak pada dampak dari
keberadaan institusi (hal.54-55)
Penerapan Neo-institusionalisme dalam AKP
Kebijakan Publik lahir dan berproses di dalam
sebuah konteks institusional.Bagi neo-
institutionalist,perilaku individu dan masyarakat
merupakan akibat dari keberadaan institusi (hal.
59).
Kebijakan publik adalah bentuk paling nyata dan
hidup dari keberadaan institusi (hal. 60).
Kegagalan kebijakan publik terjadi ketika
terdapat kelangkaan proses institusionalisasi.
Sementara kelangkaan institusionalisasi akan
berujung pada konflik yang tidak terkontrol dan
tidak terprediksi (hal. 60).
Perbandingan 4 Pendekatan Neo-institusionalisme
Aspek Rational Choice (RCI) Sociological (SI) Historical (HI) Discursive (DI)
Peran Institusi Mengendalikan perilaku agen;
Meminimalisasi uncertainty
dan transaction cost.
Sebagai sebab terjadinya
perubahan sosial.
Sebagai fenomena yang
dinamis (berubah-ubah
antar waktu).
Bersifat dinamis,
fleksibilitas,dan terbuka
untuk diperdebatkan.
Proses
Kebijakan
Publik
Principal-agent, game-theory,
dan rule-based models.
Pembelajaran dan
mobilisasi sosial.
Kebijakan publik adalah
kenyataan historis (timing,
ordering, inter-temporal).
Perlu pemahaman
tentang policy discourse.
Aplikasi Teori Institusi menyediakan
opportunity structure bagi
aktor.Tindakan aktor dapat
diprediksi sepanjang tidak
terjadi perubahan institusi
secara fundamental.
Organisasi adalah fakta
sosiologis ketimbang
manajerial., shg prinsip
sosiologi tepat sbg pisau
analisis thd pola interaksi
dalam organisasi.
Riset perbandingan;
Domain aturan main dan
kultural;Tata ruang dan
urban planning.
Bagaimana
mengkonstruksi ide dan
mendiseminasikan
kepada publik.
Metode
Penelitian dan
AKP
Gabungan Teknik game-
theory dengan sejarah;
Induktif dan deduktif;Survey.
Studi kasus. Studi “multi institusional”;
Kausalitas (sebab-akibat);
Historiografi.
Fenomenologi, grounded
theory, etnografi, dll.
Aktor Kebijakan
Pemerintah
Akademisi
Policy en-
trepreneur
Arnold Meltsner
(hal. 110-111)
Dimana posisi &
tugas AKP (JFAK)?
o AKP sebagai operator dari
tujuan kebijakan
o Mengadvokasi issu di
lingkungan area kebijakan
o Melakukan pendampingan
terhadap klien (pemerintah).
Jenkins Smith (hal. 111)
Posisi AK bersifat praksis, dengan output utamanya
adalah rekomendasi kebijakan (hal. 247)
JFAK sbg Jawaban thd problem Kebijakan Publik
JFAK
+
o Mampu melakukan
analisis kebijakan
dengan
pendekatan neo-
institusionalisme;
o Memiliki penguasaan
konten kebijakan.
Peta JFAK
Faktor
Pembanding:
Jumlah PNS:
4.351.490 orang
Jumlah Lembaga:
34 Kementerian;
27 LPNK; 34
Provinsi; 415
Kab; 93 Kota; 6
Kab/Kota Adm;
97 LNS.
Kritik untuk Instansi Pembina JFAK
Bekal teoretis dalam melakukan proses
analisis kebijakan publik tidak ditemukan
dalam berbagai regulasi maupun modul
pelatihan bagi JFAK (hal. 256);
Posisi JFAK dengan peneliti kebijakan di ranah
akademis masih tumpang tindih, terutama
dalam hal metode penelitian dan model
publikasi ilmiah (hal. 257);
Proses kebijakan publik dalam khazanah
regulasi JFAK masih terlalu stagist / linier,
khususnya merujuk pada model siklusWilliam
Dunn (hal. 257).
A continuing work
Mengurai kondisi dan probematika aspek institusional dari kebijakan publik di
Indonesia institusi sebagai konteks atau ekosistem yang melahirkan kebijakan
publik,bukan sebagai teori atau pendekatan (jo. hal. 59-60).
Bagaimana strategi menyuntikkan pendekatan neo-institutionalism kedalam
proses pembuatan kebijakan di Indonesia saat ini?
Bagaimana strategi memperkuat posisi & peran JFAK di Pusat dan Daerah (jo.
hal. 12)? Berdasarkan mini-riset LAN (2017),utilisasi AK masih berada pada angka
40,87 (dari skala 100).Selain kapasitas AK, faktor kepemimpinan dan dukungan
organisasi adalah variabel penting untuk meningkatkan utilisasi JFAK.
Bagaimana pendekatan neo-konstitusionalisme benar-benar dapat bekerja untuk
mengurangi celah antara riset/analisis kebijakan dengan realita proses kebijakan (jo.
hal. 10)?
TERIMA KASIH
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Kebijakan: Memuliakan Publik
(Negara) dan Publik (Masyarakat)
secara Simultan

More Related Content

What's hot

Inovasi Sebagai Keniscayaan Baru Dalam Ilmu dan Praktek Administrasi Publik ...
Inovasi Sebagai Keniscayaan Baru Dalam Ilmu dan Praktek  Administrasi Publik ...Inovasi Sebagai Keniscayaan Baru Dalam Ilmu dan Praktek  Administrasi Publik ...
Inovasi Sebagai Keniscayaan Baru Dalam Ilmu dan Praktek Administrasi Publik ...
Tri Widodo W. UTOMO
 
TEORI TEORI SOSIAL
TEORI TEORI SOSIALTEORI TEORI SOSIAL
TEORI TEORI SOSIAL
universitas negeri jember
 
Pertemuan 6
Pertemuan 6Pertemuan 6
Pertemuan 6
Vernando Iqbal
 
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publik
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publikModul 1 konsep dan studi kebijakan publik
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publik
unitpublikasi
 
Modul 1 sub modul 1
Modul 1 sub modul 1Modul 1 sub modul 1
Modul 1 sub modul 1
unitpublikasi
 
Modul 1 sub modul 2
Modul 1 sub modul 2Modul 1 sub modul 2
Modul 1 sub modul 2
unitpublikasi
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastondinnianggra
 
Kapabilitas sistem politik
Kapabilitas sistem politikKapabilitas sistem politik
Kapabilitas sistem politik
putra yogi
 
kebijakan publik - FISIP Undip
kebijakan publik - FISIP Undipkebijakan publik - FISIP Undip
kebijakan publik - FISIP Undip
ardinmarL
 
Public choice
Public choicePublic choice
Public choice
ANISSA RATNA WIDURI
 
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoRingkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Tri Widodo W. UTOMO
 
model model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publikmodel model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publik
Erlin Alltid Tufft Västkusten
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
Zakiyul Mu'min
 
Proper LIPI Tentang Mekanisme Kerja Analis Kebijakan
Proper LIPI Tentang Mekanisme Kerja Analis KebijakanProper LIPI Tentang Mekanisme Kerja Analis Kebijakan
Proper LIPI Tentang Mekanisme Kerja Analis Kebijakan
Tri Widodo W. UTOMO
 
ANSOS
ANSOSANSOS
Model dalam kebijakan publik
Model dalam kebijakan publikModel dalam kebijakan publik
Model dalam kebijakan publik
09417144006
 
Tipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanTipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakan
Nuzulul Putri
 
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Yudiwid
 

What's hot (20)

Inovasi Sebagai Keniscayaan Baru Dalam Ilmu dan Praktek Administrasi Publik ...
Inovasi Sebagai Keniscayaan Baru Dalam Ilmu dan Praktek  Administrasi Publik ...Inovasi Sebagai Keniscayaan Baru Dalam Ilmu dan Praktek  Administrasi Publik ...
Inovasi Sebagai Keniscayaan Baru Dalam Ilmu dan Praktek Administrasi Publik ...
 
137664440 sosiologi-pembangunan
137664440 sosiologi-pembangunan137664440 sosiologi-pembangunan
137664440 sosiologi-pembangunan
 
TEORI TEORI SOSIAL
TEORI TEORI SOSIALTEORI TEORI SOSIAL
TEORI TEORI SOSIAL
 
Pertemuan 6
Pertemuan 6Pertemuan 6
Pertemuan 6
 
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publik
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publikModul 1 konsep dan studi kebijakan publik
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publik
 
Modul 1 sub modul 1
Modul 1 sub modul 1Modul 1 sub modul 1
Modul 1 sub modul 1
 
Modul 1 sub modul 2
Modul 1 sub modul 2Modul 1 sub modul 2
Modul 1 sub modul 2
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david easton
 
Kapabilitas sistem politik
Kapabilitas sistem politikKapabilitas sistem politik
Kapabilitas sistem politik
 
kebijakan publik - FISIP Undip
kebijakan publik - FISIP Undipkebijakan publik - FISIP Undip
kebijakan publik - FISIP Undip
 
Public choice
Public choicePublic choice
Public choice
 
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoRingkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
 
model model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publikmodel model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publik
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
 
Proper LIPI Tentang Mekanisme Kerja Analis Kebijakan
Proper LIPI Tentang Mekanisme Kerja Analis KebijakanProper LIPI Tentang Mekanisme Kerja Analis Kebijakan
Proper LIPI Tentang Mekanisme Kerja Analis Kebijakan
 
ANSOS
ANSOSANSOS
ANSOS
 
Model dalam kebijakan publik
Model dalam kebijakan publikModel dalam kebijakan publik
Model dalam kebijakan publik
 
Tipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanTipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakan
 
Kebijakan publik
Kebijakan publik Kebijakan publik
Kebijakan publik
 
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
 

Similar to JFAK Dalam Pusaran Gap Riset Kebijakan & Proses Kebijakan

Budaya birokrasi
Budaya birokrasiBudaya birokrasi
Budaya birokrasi
virmannsyah
 
Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan PublikKonsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Tri Widodo W. UTOMO
 
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
Raja Matridi Aeksalo
 
137664440 sosiologi-pembangunan
137664440 sosiologi-pembangunan137664440 sosiologi-pembangunan
137664440 sosiologi-pembangunan
Operator Warnet Vast Raha
 
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMIIRevolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
PMII
 
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Tri Widodo W. UTOMO
 
Bab. 6. teori postmodern
Bab. 6. teori postmodernBab. 6. teori postmodern
Bab. 6. teori postmodern
Ever Dethan
 
5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx
5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx
5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx
LubnaSafaraz
 
Birokrasi Kontekstual
Birokrasi KontekstualBirokrasi Kontekstual
Birokrasi Kontekstual
Apner Krei
 
Comparing Public and Private Organizations
Comparing Public and Private OrganizationsComparing Public and Private Organizations
Comparing Public and Private Organizations
Dadang Solihin
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi Negara
Kasmiah Ali
 
Materi Sistem Politik Indonesia
Materi Sistem Politik IndonesiaMateri Sistem Politik Indonesia
Materi Sistem Politik Indonesia
Tadulako University
 
Dewi hartati kebijakan publik sp
Dewi hartati kebijakan publik spDewi hartati kebijakan publik sp
Dewi hartati kebijakan publik sp
nurul khaiva
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy
Kasmiah Ali
 
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKAN
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKANTEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKAN
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKANFahrul Azmi
 
Model model dalam public policy
Model model dalam public policyModel model dalam public policy
Model model dalam public policy
nurul khaiva
 
Konsep dasar politik
Konsep dasar politikKonsep dasar politik
Konsep dasar politik
Universitas Negeri Padang
 

Similar to JFAK Dalam Pusaran Gap Riset Kebijakan & Proses Kebijakan (20)

Budaya birokrasi
Budaya birokrasiBudaya birokrasi
Budaya birokrasi
 
Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan PublikKonsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan Publik
 
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
 
137664440 sosiologi-pembangunan
137664440 sosiologi-pembangunan137664440 sosiologi-pembangunan
137664440 sosiologi-pembangunan
 
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMIIRevolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
 
Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesiaSistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesia
 
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
 
Bab. 6. teori postmodern
Bab. 6. teori postmodernBab. 6. teori postmodern
Bab. 6. teori postmodern
 
5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx
5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx
5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx
 
Birokrasi Kontekstual
Birokrasi KontekstualBirokrasi Kontekstual
Birokrasi Kontekstual
 
Comparing Public and Private Organizations
Comparing Public and Private OrganizationsComparing Public and Private Organizations
Comparing Public and Private Organizations
 
92 297-1-pb
92 297-1-pb92 297-1-pb
92 297-1-pb
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi Negara
 
Materi Sistem Politik Indonesia
Materi Sistem Politik IndonesiaMateri Sistem Politik Indonesia
Materi Sistem Politik Indonesia
 
Dewi hartati kebijakan publik sp
Dewi hartati kebijakan publik spDewi hartati kebijakan publik sp
Dewi hartati kebijakan publik sp
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy
 
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKAN
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKANTEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKAN
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKAN
 
Hubungan warga negara(mustina4)
Hubungan warga negara(mustina4)Hubungan warga negara(mustina4)
Hubungan warga negara(mustina4)
 
Model model dalam public policy
Model model dalam public policyModel model dalam public policy
Model model dalam public policy
 
Konsep dasar politik
Konsep dasar politikKonsep dasar politik
Konsep dasar politik
 

More from Tri Widodo W. UTOMO

Optimalisasi Peran JF AK Pasca Penyederhanaan Birokrasi
Optimalisasi Peran JF AK Pasca Penyederhanaan BirokrasiOptimalisasi Peran JF AK Pasca Penyederhanaan Birokrasi
Optimalisasi Peran JF AK Pasca Penyederhanaan Birokrasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak PemerataanPembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
Tri Widodo W. UTOMO
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Tri Widodo W. UTOMO
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi PublikInovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
Tri Widodo W. UTOMO
 
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanBeyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Tri Widodo W. UTOMO
 
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanStrategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Tri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTransformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tri Widodo W. UTOMO
 
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluStrategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Tri Widodo W. UTOMO
 
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNPengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Tri Widodo W. UTOMO
 
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tri Widodo W. UTOMO
 
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikManajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Tri Widodo W. UTOMO
 
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarProspek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Tri Widodo W. UTOMO
 
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightGamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Tri Widodo W. UTOMO
 
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahSignifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Tri Widodo W. UTOMO
 
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaPeta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Tri Widodo W. UTOMO
 
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiKab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanPerumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Tri Widodo W. UTOMO
 

More from Tri Widodo W. UTOMO (20)

Optimalisasi Peran JF AK Pasca Penyederhanaan Birokrasi
Optimalisasi Peran JF AK Pasca Penyederhanaan BirokrasiOptimalisasi Peran JF AK Pasca Penyederhanaan Birokrasi
Optimalisasi Peran JF AK Pasca Penyederhanaan Birokrasi
 
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak PemerataanPembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
 
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi PublikInovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
 
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanBeyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
 
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanStrategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
 
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
 
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTransformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
 
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluStrategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
 
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNPengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
 
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
 
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikManajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
 
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarProspek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
 
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightGamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
 
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahSignifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
 
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaPeta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
 
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiKab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
 
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanPerumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
 

Recently uploaded

CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
Zainul Ulum
 
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptxMATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
DidiKomarudin1
 
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
heri purwanto
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
ApriyandiIyan1
 
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdfMitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
pelestarikawasanwili
 
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakkRencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
DwiSuprianto2
 
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdfRegulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
MuhaiminMuha
 
paparan kapolsek dalam melaksanakann anev
paparan kapolsek dalam melaksanakann anevpaparan kapolsek dalam melaksanakann anev
paparan kapolsek dalam melaksanakann anev
newxclipse
 
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdfPPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
adminguntur
 
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdfMateri Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
pelestarikawasanwili
 
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptxPendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
AmandaJesica
 

Recently uploaded (11)

CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
 
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptxMATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
 
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
 
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdfMitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
 
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakkRencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
 
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdfRegulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
 
paparan kapolsek dalam melaksanakann anev
paparan kapolsek dalam melaksanakann anevpaparan kapolsek dalam melaksanakann anev
paparan kapolsek dalam melaksanakann anev
 
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdfPPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
 
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdfMateri Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
 
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptxPendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
 

JFAK Dalam Pusaran Gap Riset Kebijakan & Proses Kebijakan

  • 1. JFAK Dalam Pusaran Gap Riset Kebijakan & Proses Kebijakan Disampaikan pada Bedah Buku “Analisis Kebijakan Publik Neo-institusionalisme: Teori dan Praktek”, di STIA LAN Jakarta, 13 Agustus 2019 Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 2. Disclaimer: Peran Pembahas 1. Testimonial: memberi apresiasi atas kualitas dan kemanfaatan karya penulis? 2. Kritikus: mencari celah untuk saran perbaikan kedepan? 3. Pembelajar: meringkas isi buku semampunya dan bertanya atas hal yang tidak diketahui?
  • 3. Dugaan Pembahas Ada kegalauan pada diri penulis: “Mengapa perkembangan disiplin kebijakan publik dan pertumbuhan analis kebijakan di Indonesia belum mampu mewujudkan kebijakan publik yang berkualitas?”
  • 4. Pendatang baru yang membawa angin segar …
  • 5. TEORI Model Kerangka Pikir Kebijakan publik yang berkualitas (Halaman 2) Konten/Substansi SDM (JFAK) Dari Konsep ke Konstruk Kebijakan (Halaman 3; 7) Rendahnya kualitas kebijakan adalah cermin dari dangkalnya aspek teoretis yang digunakan dalam analisis kebijakan publik (hal. 249)
  • 6. The InconvenientTruth: Policy Makers Policy Analysts o Keengganan pengambil kebijakan menggunakan hasil penelitian kebijakan; o Pelaku kebijakan tidak cukup memiliki kapasitas dan idealisme melakukan reformasi kebijakan; o Kedekatan dengan birokrasi akan mendistorsi idealisme & visi jangka panjang darI kerja akademis. o Peneliti kebijakan tidak mengerti detil persoalan di lapangan, serta gagal menangkap komplikasi realitas politik mikro & prosedur administrasi yang renik; o Hasil kajian para peneliti kebijakan terlalu akademis, normatif, dan abstrak. Gap Studi Kebijakan vs. Pembuatan Kebijakan Evidence- based policy
  • 7. 3Teori Besar Ilmu Sosial Politik Behavioralisme • Perilaku manusia sebagai pusat analisis. • Mementingkan motif dan sifat dasar manusia (masyarakat) sebagai pertimbangan formulasi dan implementasi kebijakan. Strukturalisme • Pilihan tindakan manusia lebih ditentukan oleh struktur ketimbang faktor sifat dasar dan perilaku. • Berbagai aturan, kebiasaan, norma, standar dll menentukan boleh tidaknya sebuah tindakan. • Mengkritik ketimpangan struktur kekuasaan akibat eksesifnya praktik kapitalisme dan liberalism. Institusionalisme • Pilihan tindakan manusia lebih ditentukan oleh institusi yang melingkunginya. • Transformasi kelembagaan lebih penting ketimbang perlawanan terhadap struktur ekonomi politik global. • Transformasi dilakukan melalui penguatan regulasi, program, hingga strategi implementasi dalam mengatasi masalah publik. (Halaman 10-12)
  • 8. Dari Insitusionalisme ke Neo-Insitusionalisme Institusionalisme adalah studi yang mempelajari asal- usul, proses bekerja, dampak, dan strategi reformasi terhadap institusi yang ada di masyarakat (hal. 31, 38). Proses pembentukan institusi bisa dipandang dari aspek historis (Hegel) dan aspek rasional (Hobbes, Locke) (hal. 38-39). Negara adalah hasil dari proses institusionalisasi dari komunitas moral (gemeinschaft) yang menjelma menjadi masyarakat yang terstruktur (gesselschaft), dan berkembang menjadi staat atau negara (hal. 32). Institusionalisasi membutuhkan legitimasi, sehingga terlalu terfokus pada lembaga formal seperti konstitusi,regulasi, dan organisasi (hal. 40). Institusi ada 2 yakni Formal dan Informal. Namun Institusionalisme lama mendefinisikan institusi hanya pada aspek formal (hal. 41). Neo-Institusionalisme adalah pengembangan dari pendekatan Institusionalisme,dan memiliki kesamaan pandangan bahwa institusi adalah pusat gravitasi dari fenomena sosial politik (hal. 43). Neo-Institusionalisme mendefinisikan institusi pada aspek formal dan informal secara simultan (hal. 41). Neo-Institusionalisme tidak puas dengan riset deskriptif saja, namun harus melihat dampaknya (hal. 46). Neo-Institusionalisme mendalami faktor pendorong dan penghambat perubahan kelembagaan (hal. 48-49). Neo-Institusionalisme juga melihat interaksi antar institusi (hal. 50)
  • 9. Studi AKP dalam Perspektif Neo-Insitusionalisme Titik perhatian pada proses bekerjanya sebuah organisasi. Organisasi harus dibedakan dari institusi: meskipun institusi bisa muncul dari dalam organisasi, namun secara umum organisasi merupakan bagian dari instutisi (hal 51). Kebijakan publik lebih dekat dengan organisasi ketimbang institusi, sebab kebijakan publik merupakan cara atau alat mencapai tujuan. Namun, institusilah yang membentuk perilaku para aktor dalam kebijakan publik (hal. 52). Institusi sangat kuat pengaruhnya terhadap tindakan dan pilihan negara dalam menentukan kebijakan publik. dengan kata lain, institusi adalah sumber dari kebijakan publik (hal. 53). Terdapat 4 Pendekatan: Sociological Institutionalism Rational-choice Institutionalism Historical Institutionalism Discursive Institutionalism Perbedaannya terletak pada dampak dari keberadaan institusi (hal.54-55)
  • 10. Penerapan Neo-institusionalisme dalam AKP Kebijakan Publik lahir dan berproses di dalam sebuah konteks institusional.Bagi neo- institutionalist,perilaku individu dan masyarakat merupakan akibat dari keberadaan institusi (hal. 59). Kebijakan publik adalah bentuk paling nyata dan hidup dari keberadaan institusi (hal. 60). Kegagalan kebijakan publik terjadi ketika terdapat kelangkaan proses institusionalisasi. Sementara kelangkaan institusionalisasi akan berujung pada konflik yang tidak terkontrol dan tidak terprediksi (hal. 60).
  • 11. Perbandingan 4 Pendekatan Neo-institusionalisme Aspek Rational Choice (RCI) Sociological (SI) Historical (HI) Discursive (DI) Peran Institusi Mengendalikan perilaku agen; Meminimalisasi uncertainty dan transaction cost. Sebagai sebab terjadinya perubahan sosial. Sebagai fenomena yang dinamis (berubah-ubah antar waktu). Bersifat dinamis, fleksibilitas,dan terbuka untuk diperdebatkan. Proses Kebijakan Publik Principal-agent, game-theory, dan rule-based models. Pembelajaran dan mobilisasi sosial. Kebijakan publik adalah kenyataan historis (timing, ordering, inter-temporal). Perlu pemahaman tentang policy discourse. Aplikasi Teori Institusi menyediakan opportunity structure bagi aktor.Tindakan aktor dapat diprediksi sepanjang tidak terjadi perubahan institusi secara fundamental. Organisasi adalah fakta sosiologis ketimbang manajerial., shg prinsip sosiologi tepat sbg pisau analisis thd pola interaksi dalam organisasi. Riset perbandingan; Domain aturan main dan kultural;Tata ruang dan urban planning. Bagaimana mengkonstruksi ide dan mendiseminasikan kepada publik. Metode Penelitian dan AKP Gabungan Teknik game- theory dengan sejarah; Induktif dan deduktif;Survey. Studi kasus. Studi “multi institusional”; Kausalitas (sebab-akibat); Historiografi. Fenomenologi, grounded theory, etnografi, dll.
  • 12. Aktor Kebijakan Pemerintah Akademisi Policy en- trepreneur Arnold Meltsner (hal. 110-111) Dimana posisi & tugas AKP (JFAK)? o AKP sebagai operator dari tujuan kebijakan o Mengadvokasi issu di lingkungan area kebijakan o Melakukan pendampingan terhadap klien (pemerintah). Jenkins Smith (hal. 111) Posisi AK bersifat praksis, dengan output utamanya adalah rekomendasi kebijakan (hal. 247)
  • 13. JFAK sbg Jawaban thd problem Kebijakan Publik JFAK + o Mampu melakukan analisis kebijakan dengan pendekatan neo- institusionalisme; o Memiliki penguasaan konten kebijakan.
  • 14. Peta JFAK Faktor Pembanding: Jumlah PNS: 4.351.490 orang Jumlah Lembaga: 34 Kementerian; 27 LPNK; 34 Provinsi; 415 Kab; 93 Kota; 6 Kab/Kota Adm; 97 LNS.
  • 15. Kritik untuk Instansi Pembina JFAK Bekal teoretis dalam melakukan proses analisis kebijakan publik tidak ditemukan dalam berbagai regulasi maupun modul pelatihan bagi JFAK (hal. 256); Posisi JFAK dengan peneliti kebijakan di ranah akademis masih tumpang tindih, terutama dalam hal metode penelitian dan model publikasi ilmiah (hal. 257); Proses kebijakan publik dalam khazanah regulasi JFAK masih terlalu stagist / linier, khususnya merujuk pada model siklusWilliam Dunn (hal. 257).
  • 16. A continuing work Mengurai kondisi dan probematika aspek institusional dari kebijakan publik di Indonesia institusi sebagai konteks atau ekosistem yang melahirkan kebijakan publik,bukan sebagai teori atau pendekatan (jo. hal. 59-60). Bagaimana strategi menyuntikkan pendekatan neo-institutionalism kedalam proses pembuatan kebijakan di Indonesia saat ini? Bagaimana strategi memperkuat posisi & peran JFAK di Pusat dan Daerah (jo. hal. 12)? Berdasarkan mini-riset LAN (2017),utilisasi AK masih berada pada angka 40,87 (dari skala 100).Selain kapasitas AK, faktor kepemimpinan dan dukungan organisasi adalah variabel penting untuk meningkatkan utilisasi JFAK. Bagaimana pendekatan neo-konstitusionalisme benar-benar dapat bekerja untuk mengurangi celah antara riset/analisis kebijakan dengan realita proses kebijakan (jo. hal. 10)?
  • 17. TERIMA KASIH PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL Kebijakan: Memuliakan Publik (Negara) dan Publik (Masyarakat) secara Simultan