Ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan alam yang khusus mempelajari tentang materi yang didalamnya mempelajari dan memahami struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertainya. Sehingga manusia sangat berkaitan erat dengan ilmu kimia. Ilmu kimia sangat erat kaitannya dengan riset atau penelitian yang berhubungan sifat suatu unsur, atom dan senyawa dalam hal pembentukannya, berikatan antara satu dengan lainnya, kegunaannya, dan reaksi yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Salah satu yang dapat menjadi riset atau penelitian adalah sintesis (pembuatan) suatu senyawa dari beberapa senyawa yang direaksikan.
Asam karboksilat merupakan suatu senyawa yang memiliki gugus karboksilat (–COOH). Ester, aldehid dan keton serta senyawa lainnya dapat dibuat atau diseintesis dari asam karboksilat. Salah satu senyawa yang dapat disintesis dari asam karboksilat adalah etil asetat. Etil asetat adalah senyawa organik yang berwujud cair, tidak berwarna dan memiliki aroma yang khas. Senyawa etil asetat merupakan salah satu pelarut polar menengah atau semipolar yang mudah menguap, tidak beracun dan tidak higroskopis. Kelarutan yang dimiliki etil asetat dapat meningkat suhu pada suatu larutan, dan ternyata etil asetat jika berada dalam air mengandung basa atau asam mengakibatkan etil asetat tidak stabil.
Sintesis etil asetat berasal dari reaksi senyawa antara senyawa asam asetat dengan etanol dengan bantuan katalis asam berupa asam sulfat inilah disebut dengan reaksi esterifikasi dimana etil asetat merupakan senyawa ester dan menghasilkan hasil samping yaitu air. Etil asetat dalam proses sintesisnya bila reaksi yang berlangsung sangat lama bahkan melewati yang semestinya maka hasil reaksi akan kembali menjadi reaktan disebut reaksi hidolisis. Reaksi hidrolisis ini membuat etil asetat yang telah jadi strukturnya dipecah oleh air mengakibatkan etil asetat kembali menjadi asam asetat dan etanol. Jadi didalam mensintesis etil asetat harus dikontrol dengan baik
Ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan alam yang khusus mempelajari tentang materi yang didalamnya mempelajari dan memahami struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertainya. Sehingga manusia sangat berkaitan erat dengan ilmu kimia. Ilmu kimia sangat erat kaitannya dengan riset atau penelitian yang berhubungan sifat suatu unsur, atom dan senyawa dalam hal pembentukannya, berikatan antara satu dengan lainnya, kegunaannya, dan reaksi yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Salah satu yang dapat menjadi riset atau penelitian adalah sintesis (pembuatan) suatu senyawa dari beberapa senyawa yang direaksikan.
Asam karboksilat merupakan suatu senyawa yang memiliki gugus karboksilat (–COOH). Ester, aldehid dan keton serta senyawa lainnya dapat dibuat atau diseintesis dari asam karboksilat. Salah satu senyawa yang dapat disintesis dari asam karboksilat adalah etil asetat. Etil asetat adalah senyawa organik yang berwujud cair, tidak berwarna dan memiliki aroma yang khas. Senyawa etil asetat merupakan salah satu pelarut polar menengah atau semipolar yang mudah menguap, tidak beracun dan tidak higroskopis. Kelarutan yang dimiliki etil asetat dapat meningkat suhu pada suatu larutan, dan ternyata etil asetat jika berada dalam air mengandung basa atau asam mengakibatkan etil asetat tidak stabil.
Sintesis etil asetat berasal dari reaksi senyawa antara senyawa asam asetat dengan etanol dengan bantuan katalis asam berupa asam sulfat inilah disebut dengan reaksi esterifikasi dimana etil asetat merupakan senyawa ester dan menghasilkan hasil samping yaitu air. Etil asetat dalam proses sintesisnya bila reaksi yang berlangsung sangat lama bahkan melewati yang semestinya maka hasil reaksi akan kembali menjadi reaktan disebut reaksi hidolisis. Reaksi hidrolisis ini membuat etil asetat yang telah jadi strukturnya dipecah oleh air mengakibatkan etil asetat kembali menjadi asam asetat dan etanol. Jadi didalam mensintesis etil asetat harus dikontrol dengan baik
percobaan tentang bagaimana melakukan kalibrasi alat terhadap peralatan volumetrik agar sesuai dengan rancangannya (peneraannya) karena nilai penyimpangan yang besar dapat mempengaruhi hasil analisis maka perlu dilakukan percobaan seperti ini.
percobaan tentang bagaimana melakukan kalibrasi alat terhadap peralatan volumetrik agar sesuai dengan rancangannya (peneraannya) karena nilai penyimpangan yang besar dapat mempengaruhi hasil analisis maka perlu dilakukan percobaan seperti ini.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
1. By : Atikah Fauziah
14031056
Pendidikan Biologi B
2. Larutan pereaksi adalah larutan yang
digunakan sebagai bahan untuk
berlangsungnya suatu reaksi. Larutan
ini tidak memerlukan ketelitian tinggi.
Contohnya larutan asam sulfat ( H2SO4
1 M ) dan larutan natrium hidroksida
( NaOH 1 M ).
3. Larutan pereaksi khusus adalah larutan yang
digunakan untuk menguji adanya zat-zat
tertentu. Contohnya pereaksi benedict untuk
mengetahui adanya gula reduksi, pereaksi
lugol ( Iodium ) untuk mengetahui adanya
amilum atau sebaliknya, pereaksi Molish
untuk mengetahui adanya karbohidrat,
pereaksi Millon untuk mengetahui adanya
protein, dsb.
4. Berikut adalah beberapa contoh pereaksi khusus :
• Pereaksi Benedict
Pereaksi ini digunakan untuk mengetahui adanya gula
reduksi seperti glukosa, fruktosa, maltosa.
Pembuatannya:
1. Larutkan 173 gram Natrium Sitrat dan 100 gram
Natrium karbonat dalam 500 ml air hangat. Aduklah
baik-baik kemudian saring. Ambil hasil saringan
( filtrat ), genapkan sampai 850 ml.
2. Larutkan 17,3 gram Kupri Sulfat dalam 100 ml air dan
genapkan sampai 150 ml.
3. Tuangkan larutan karbonat sitrat ke dalam gelas
kimia besar lalu tambahkan larutan kupri sulfat
secara hai-hati dan sambil diaduk, kemudian
genapkan sampai volume 1 liter.
5. • Larutan Iodium
Larutan ini digunakan untuk mengetahui adanya
amilum.
Pembuatannya:
Larutkan 10 gram KI dalam 1 liter air, lalu tambahkan
2,5gram Iodium ( I2 ) dan aduklah baik-baik.
• Pereaksi molish
Pereaksi ini digunakan untuk mengetahui adanya
karbohidrat.
Pembuatannya:
Larutkan 0,1 gram Alpha Naftol dalam 100 ml etanol
95% ( harus dibuat segar ).
6. • Pereaksi Milon
Pereaksi ini digunakan untuk mengetahui adanya protein.
Pembuatannya:
Larutkan 10 gram Merkuri ( Hg ) dalam 20 ml asam Nitrat
pekat ( lakukan di udara terbuka atau kamar asam ). Bila
telah larut dan tidak timbul asap coklat lagi, encerkan
dengan 60 ml air. Tuangkan cairan bagian atas dan simpan
dalam botol bertutup gelas.
• Pereaksi Seliwanoff
Pereaksi ini digunakan untuk mengetahui adanya gula
ketosa.
Pembuatannya:
Larutkan 0,05 gram Resorcinol dalam 100 ml HCl encer. HCl
encer dibuat dengan jalan mengencerkan satu bagian HCl
pekat dengan tiga bagian air.