Kelompok 2 melakukan identifikasi anhidrida asam dan asil halida dengan melakukan beberapa reaksi kimia seperti pembentukan anilida, hidrolisis, uji asam hidroksamat, pembentukan ester menggunakan reaksi Schotten-Baumann, dan identifikasi dengan perak nitrat. Kelompok tersebut juga melakukan identifikasi alkohol menggunakan asetil klorida, oksidasi Jones, cerium amonium nitrat,
Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Lalu, pada tahun 1905 Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat. Asetanilida sendiri merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asetil
Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Lalu, pada tahun 1905 Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat. Asetanilida sendiri merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asetil
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
9. Penjelasan….
• Asil halida atau asam halida adalah suatu senyawa yang diturunkan dari
sebuah asam karboksilat dengan menggantikan gugus hidroksil dengan
gugus halida.
• Rumus umum untuk sebuah asil halida dapat dituliskan dengan RCOX, di
mana R dapat sebuah gugus alkil, CO adalah gugus karbonil, dan X
menunjukkan atom halogen. Gugus RCO adalah sebuah asil halida.
• Hasil Reaksi dari pembentukan anilida yaitu terbentuk endapan karena
anilida tidak larut dalam air sehingga terjadi reaksi kopling yang
menghasilkan molekul ber BM besar
10. ESTER FORMATION (Schotten-Baumann reaction )
Reaksi
Schotten-Baumann
adalah
metode untuk mensintesis amida dari amina
dan asam klorida.
Kadang-kadang nama untuk reaksi ini
juga digunakan untuk menunjukkan reaksi
antara asam klorida dan alkohol untuk
membentuk ESTER. Reaksi pertama kali
dijelaskan pada 1883 oleh ahli kimia Jerman
Carl Eugen Baumann dan Schotten.
11. Prinsip Schotten-Baumann reaction
• Reaksi Schotten-Baumann adalah reaksi organik yang
digunakan untuk mengkonversi asil halida atau
anhidrida ke amida jika bereaksi dengan amina dan
baSa, atau ester jika direaksikan dengan alkohol dan
basis.
14. REAKSI PERAK NITRAT DAN ASIL HALIDA
Endapan perak karboksilat. Larut dengan asam nitrat encer .
15. Penjelasan Reaksi
• Halogenalkana dipanaskan dengan sejumlah larutan
natrium hidroksida dalam sebuah campuran etanol dengan
air. Apapun akan larut dalam campuran ini sehingga reaksi
bisa berlangsung dengan baik.
• Atom halogen dilepaskan sebagai ion halida.
• Reaksi ini tidak harus berlangsung sampai selesai. Uji
dengan perak nitrat cukup sensitif untuk mendeteksi ionion halida dalam konsentrasi yang cukup kecil.
• Campuran diasamkan dengan menambahkan asam nitrat.
Penambahan asam nitrat ini akan mencegah terjadinya
reaksi antara ion-ion hidroksida yang tidak-bereaksi dengan
ion-ion perak yang akan ditambahkan. Selanjutnya larutan
perak nitrat ditambahkan.
16. • Selama prosedur ini berlangsung pada kondisikondisi yang terkontrol (jumlah zat yang sama,
suhu yang sama dan seterusnya), maka waktu
yang diperlukan untuk pembentukan endapan
dapat menjadi petunjuk tentang kereaktifan
halogenalkana – semakin cepat endapan
terlihat, semakin reaktif halogenalkana
tersebut.
19. PRINSIP
• Perpaduan larutan perak nitrat dalam
campuran etanol dan air dan didiamkan pada
kondisi terkontrol , lalu diidentifikasi
endapannya.
20. HIDROLISIS
• Reaksi Hidrolisis terjadi ketika suatu asam bertemu
dengan basa yang akan menghasilkan garam dan air
yang merubah pH dari campuran tersebut. Dalam
reaksi hidrolisis, terjadi penarikan H+ dan OH- dari
senyawa asam dan basa. H+ dan OH- berikatan menjadi
air. Sedangkan pembentuk senyawa asam dan basa
yang lain bersatu membentuk dari garam campuran
asam basa tersebut. Garam tersebut dapat bersifat
asam atau basa atau netral tergantung dari sifat – sifat
para campurannya apakan asam kuat, asam lemah,
basa kuat, basa lemah.
22. • Reaksi yang terjadi disebut reaksi esterifikasi ester fischer.
• Dalam reaksi esterifikasi, ion H+ dari H2SO4 berperan dalam
pembentukan ester dan juga berperan dalam reaksi
sebaliknya yakni hidrolisis ester. Sesuai dengan hukum aksi
massa, untuk memperoleh rendemen ester yang tinggi
maka kesetimbangan harus bergeser ke arah
pembentukkan ester. Untuk mencapai keadaan ini dapat
ditempuh dengan cara:
• a. Salah satu pereaksi digunakan secara berlebih. Biasanya
alkohol dibuat berlebih karena murah dan mudah
diperoleh.
• b. Membuang salah satu produk dari dalam campuran
reaksi
24. 2. Oksidasi Jones (Oksidasi asam kromat)
Alkohol Primer
Alkohol
Sekunder
Alkohol Tersier
25. Procedure
1 mL acetone dalam tabung reaksi, + 1 tetes atau 10 mg sampel. + 1 tetes reagen
Jones. Catat hasil setelah 2 detik. Lakukan test kontrol dengan acetone,
bandingkanhasilnya.
Reagen Jones: Suspensi dari 25 g chromat anhydrida (CrO3) dalam 25 mL Asam
Sulfat Pekat dituang perlahan sambil diadukdalam 75 mL air. Larutan orangemerah didinginkan pada suhu kamarsebelum digunakan.
Positive Test
Alcohol primer dan skunder menghasilkan supensi opaque berwarna hijau sampai
biru. Alcohol tersier tidak memberi reaksi tampak dalam 2 detik, tetapi hanya
berwarna kuning yang akan berubag setelah 2 detik.
27. Prosedur
• Senyawa yang larut air
Untuk 1 mL reagen CAN, ditambahkan 4-5 tetes
sampel (cair) atau 0,1-0,2 g (padat) dihomogenkan dan
diamati perubahan warna, warna merah menunjukkan
positif terdapat alkohol.
• Senyawa yang tidak larut dalam air
4 mL dioksan ditambahkan ke dalam 2 mL reagen
CAN, ditambahkan 4-5 tetes sampel (cair) atau 0,1-0,2
g (padat) di kocok, diamati perubahan warna. Hasil
positif warna merah.
28. 4. Uji Lucas
Uji untuk menentukan klasifikasi alkohol
(primer, sekunder dan tersier).
Menggunakan reagen lucas dengan reaksi :
Laju reaksi berdasarkan energi yang
dibutuhkan untuk membentuk karbokation,
di mana energi yang dibutuhkan untuk
alkohol tersier < sekunder<primer.
29. • Alkohol tersier dengan reagen lucas bereaksi
cepat tanpa pemanasan.
• Alkohol sekunder bereaksi lambat dan
membutuhkan pemanasan
• Alkohol primer tidak bereaksi dengan reagen
lucas.
31. Prosedur
• 2 g atau 2 mL sampel ditambahkan dengan reagen
lucas 2 mL, dikocok beberapaa saat, dan didiamkan
pada suhu kamar. Dicatat waktu pembentukan alkil
klorida.
• Hasil positif
Alkohol primer : tidak terjadi reaksi
Alkohol sekunder: 5 - 10 menit terbentuk 2 fase
terpisah (emulsi)
Alkohol tersier : 2-3 menit terbentuk 2 fase
terpisah (emulsi)
32. 5. Uji Iodoform
Reaksi Iodoform adalah reaksi haloform dimana
dalam reaksi tersebut digunakan iodida dari larutan
alkali hidroksida sehingga menghasilkan Iodoform.
Reaksi :
Pembentukan padatan iodoform (kuning)
33. 6. Deteksi Na dari Hidrogen aktif
Prosedur :
Tambahkan natrium ke cairan netral bebas dari
air dan akan menghasilkan gelembung hidrogen
, gas hydrogen tersebut adalah positif terdapat
alkohol.
Reaksi :
Gas hidrogen