SlideShare a Scribd company logo
Isu-isu Strategis dalam RUU
Desa yang berkaitan dengan:
1. Pembangunan Desa
2. Keuangan, Aset dan BUM Desa
3. Pembangunan Kawasan Perdesaan
4. Kerja Sama Antar Desa
5. Lembaga Kemasyarakatan Desa
1
Komponen Pendukung Kemandirian Desa dalam Pelayanan,
Pembangunan dan Pemberdayaan
Tata Kelola Desa
dalam
Penyelengaraan
Pemerintahan,
Pembangunan dan
Pembardayaan
Masyarakat
Devolusi
Perencanaan dan
Keuangan Desa
Pengelolaan Asset
Desa
Jejaring horizontal
dan vertikal
Usaha (BUMDesa)
2
Desain Kelembagaan Dasar Tata Kelola Desa
Musyawarah Desa
(psl. 54)
Kepala Desa
(psl. 25 – 53)
Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) (psl. 55 -65)
Warga/Masyarakat
Perangkat Desa
(Pelayanan)
Panitia (ad-hok)
BUMDes
Klp. Special Interest
Perwakilan Bagian
Wilayah Desa
• RPJM-Desa dan RKP-
Desa
• APB-Desa
• Peraturan Desa
• Kinerja Pemerintah
• Kerja Sama
• RPJM-Desa
• Asset Desa
• Hal-hal
Strategis
Prinsip Tata Kelola Desa
• Check and balances antara
Kepala Desa dengan Badan
Permusyawaratan desa.
• Demokrasi perwakilan +
permusyawaran.
• Proses demokrasi partisipatoris
melalui Musdes
Dipilih
langsung
Dipilih secara
Demokratis
Lembaga
Kemasyarakatan
/Adat
3
Pembangunan
sektor ekonomi
Pembangunan
sektor lingkungan
Pembangunan
Pertanian Perbaikan sektor gizi
sektor etc.
Tata Kelola Pembangunan di Tingkat Desa – Eksisting
Pemerintahan
Desa
Kelompok
Desa Sebagai OBYEK Pembangunan:
Di tingkat makro
• Pembangunan bersifat proyek ->
tidak berkesinambungan.
• Lokasi tidak merata -> faktor politik
sangat berperan.
Di Tingkat Mikro
• Fragmentasi/tumpang tindih
kegiatan
• Fragmentasi kelembagaan
• Fragmentasi perencanaan
• Fragmentasi keuangan
• Tumpang tindih kelompok sasaran
Penguatan
Sistem
pemerintahan
Desa
Kelompok
Kelompok
Kelompok
?
4
Pembangunan Desa dalam RUU Desa
Bab IX
Pembangunan Desa
Bab IX bagian ke-1
Pembangunan Skala
Lokal Desa (Desa
Membangun)
Bab IX bagian ke-2
Pembangunan
Kawasan Perdesaan
(Membangun Desa)
5
Kegiatan
Pemberdayaan
Masyarakat
Kegiatan
Pelayanan
Publik
Kegiatan
Pembangunan
Visi Tata Kelola Desa Membangun
Tata Kelola (Tata
Pemerintahan)
Desa
Tata Kelola Supra Desa
Desa Sebagai SUBYEK Pembangunan:
• Konsolidasi program/kegiatan di
desa.
• Konsolidasi dan penguatan
kelembagaan desa.
• Kesatuan perencanaan dan
keuangan desa (one village, one
plan,one budget).
• Penguatan mekanisme
representasi dan akuntabilitas di
tingkat lokal.
Pelayanan, pembangunan dan
pemberdayaan
6
Implikasi dari Visi Tata Kelola Skala Lokal Desa
• Desa harus memiliki kewenangan yang jelas.
– Kewenangan asal-usul  azas pengakuan
– Kewenangan skala lokal desa  azas subsidiaritas
– Penugasan
• Desa membuat perencanaan program sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
pembangunan.
• Desa harus memiliki sumber-sumber pendanaan yang memadai.
• Desa memiliki hak untuk mengelola aset dan membentuk usaha.
• Desa diberi kewenangan untuk menjalankan sendiri (swakelola) proyek2 skala
desa.
• Tata kelola desa dibuat agar ada ‘check and balances’ dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembangunan.
7
Tujuan Normatif Pembangunan Desa
(Pasal 78)
• Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan melalui:
– penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar,
– pembangunan sarana dan prasarana Desa,
– pengembangan potensi ekonomi lokal,
– pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan.
• Pembangunan Desa mengedepankan kebersamaan,
kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan
pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.
8
Perencanaan Pembangunan Desa
Pasal 79 (Produk Perencanaan)
• Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa sesuai dengan kewenangannya
dengan mengacu pada perencanaan pembangunan kabupaten/kota, mencakup:
– Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun; dan
– Rencana Pembangunan Tahunan Desa, merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa.
• Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pemerintah Desa
ditetapkan dengan Peraturan Desa.
• Rencana Pembangunan Desa merupakan satu-satunya dokumen perencanaan di Desa dan
merupakan pedoman dalam penyusunan APBDesa  (one village one plan)
• Program Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang berskala lokal Desa
dikoordinasikan dan/atau diintegrasikan pelaksanaannya kepada Desa.
• Perencanaan Pembangunan Desa merupakan salah satu sumber masukan dalam
perencanaan pembangunan kabupaten/kota.
9
Pasal 80 (Prosedur Perencanaan)
• Perencanaan Pembangunan Desa diselenggarakan dengan mengikutsertakan masyarakat
Desa.
• Pemerintah Desa wajib menyelenggarakan musyawarah perencanaan Pembangunan Desa.
• Musyawarah perencanaan Pembangunan Desa menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan
kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa,
swadaya masyarakat Desa, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
kabupaten/kota.
• Prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa dirumuskan berdasarkan
penilaian terhadap kebutuhan masyarakat Desa.
Perencanaan Pembangunan Desa
10
Pelaksanaan Pembangunan Desa
(Pasal 81)
• Pembangunan Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan seluruh
masyarakat Desa dengan semangat gotong royong.
• Pelaksanaan Pembangunan Desa dilakukan dengan memanfaatkan kearifan lokal dan sumber
daya alam Desa.
• Pembangunan lokal berskala Desa dilaksanakan sendiri oleh Desa  Swakelola
• Pelaksanaan program sektoral yang masuk ke Desa diinformasikan kepada Pemerintah
Desa untuk diintegrasikan dengan Pembangunan Desa.
11
Pemantauan dan Pengawasan Pembangunan
Desa (Pasal 82)
• Masyarakat Desa berhak mendapatkan informasi mengenai
rencana dan pelaksanaan Pembangunan Desa.
• Masyarakat Desa berhak melakukan pemantauan terhadap
pelaksanaan Pembangunan Desa.
• Masyarakat Desa melaporkan hasil pemantauan dan berbagai
keluhan terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa kepada
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa.
• Pemerintah Desa wajib menginformasikan perencanaan dan
pelaksanaan Pembangunan –termasuk APBDesa- kepada
masyarakat Desa melalui layanan informasi kepada umum dan
melaporkannya dalam Musyawarah Desa paling sedikit 1 (satu)
tahun sekali.
• Masyarakat Desa berpartisipasi dalam Musyawarah Desa untuk
menanggapi laporan pelaksanaan Pembangunan Desa.
12
Mengapa Negara Harus Mendukung Pembangunan
Skala Lokal Desa?
• Implikasi asas pengakuan, subsidiaritas dan pemberdayaan.
– Kesatuan kewenangan skala lokal desa  Perencanaan  Keuangan 
Pelaksanaan Pembangunan Desa.
• Investasi di tingkat desa akan menumbuhkan kegiatan ekonomi dan daya
saing desa.
• Devolusi keuangan ke desa terbukti mampu membangkitkan kekuatan sosial
di desa (partisipasi masyarakat).
• Problem kemiskinan terbesar ada di desa.
• Paradigma pembangunan desa yang dikembangkan dalam RUU Desa
– Pelembagaan program-program skala desa untuk mendorong desa menjadi
subyek dalam mengembangkan pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan.
13
Masalah Pelayanan, Pembangunan dan
Pemberdayaan Skala Loka Desa
• Hampir 70% pemerintahan desa tidak berfungsi.
– Desa tidak memiliki keuangan yang cukup untuk membangun desa secara
mandiri.
– Perangkat desa tidak dapat bekerja dengan efektif karena ketidakjelasan stutatus.
• Banyak desa-desa yang tertinggal, sehingga perlu pemihakan kongkrit dari
pemerintah.
• Kapasitas kabupaten dalam mendukung desa rendah (rata-rata PAD = 6% ,
rata-rata belanja personel= 50,3 terhadapa total APBD).
• Program-program K/L masuk secara adhok dan terfragmentasi secara
kelembagaan, perencanaan, keuangan dan pengelolaannya.
14
Sumber-Sumber Pendapatan Desa
(Pasal 72)
• Pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong
royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa;
• Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
– 10% dari dana transfer ke daerah (ini berarti dana transfer ke daerah adalah 110% yang terbagi
100% untuk daerah dan 10% untuk desa)
• Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota;
– 10% dari Pajak dan Retribusi Daerah
• Alokasi dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima
kabupaten/kota;
– 10% dari DAU + DBH
• Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota;
• Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan
• Lain-lain pendapatan Desa yang sah.
15
Sumber-sumber Pendapatan Desa dari Pemerintah
yang Dimandatkan RUU Desa & Terus Menerus
Pendapatan Desa
yang bersumber
dari APBN
ADD (10% DAU +
DBH)
Alokasi dari APBN
(10% dari dana
transfer ke Daerah)Baik dana yang bersumber dari DAU + DBH
maupun alokasi dari APBN yang diperuntukan
untuk desa dialokasikan ke desa melalui
kabupaten.
16
Provinsi
Dana
Perimbangan
Program/Hibah
RPJMDes & APBDes
Kabupaten/
Kota
Indeks
Indikator
Alokasi &
Pemanfa-
atan
SKEMA SUMBER-
SUMBER PENDAPATAN
DESA DARI PUSAT
1. DAD: 10% dari DAU + DBH
2. 10% dari bagian dari Pajak &
Retribusi
3. HIbah
Program K/L
APBN
Dana Transfe ke Daerah KL
KEUANGAN DESA
PAD
es
Sumber Lain
17
TAHUN 2013
• Transfer ke Daerah tahun 2013 = 528,6 T
• DAU + DBH = 412 T
• Jumlah Desa (Permendagri 18 tahun
2013) = 72.944
• Rata-rata Pendapatan Desa dari bagian
dana perimbangan =412 T/72.944 = Rp.
564,816,846.
• Rata-rata Pendapatan Desa dari APBN on
top dari Dana Transfer Daerah = 528,6
T/72.944 = Rp. 724.665.496.
• Perlu ditetapkan sanksi bagi daerah kabupaten/kota yang belum
mengalokasikan DAD sesuai dengan prosentasi yang ditetapkan dalam UU Desa.
Simulasi Pendapatan Desa dari Dana Perimbangan
(Berdasarkan APBN Tahun 2013 dan Tahun 2014)
TAHUN 2014
• Transfer ke Daerah tahun 2014 = 592,5 T
• DAU + DBH = 454,9 T
• Jumlah Desa (Permendagri 18 tahun
2013) = 72.944
• Rata-rata Pendapatan Desa dari bagian
dana perimbangan =454 T/72.944 = Rp.
623.629.955.
• Rata-rata Pendapatan Desa dari APBN
on top dari Dana Transfer ke Daerah =
592,5 T/72.944 = Rp. 812.404.036
Total pendapatan Desa dari dana yang
bersumber dari APBN =
Rp. 1,290,990,349
Total pendapatan Desa dari dana yang
bersumber dari APBN =
Rp. 1,436,033,121
18
No Kabupaten DBH DAU jumah Desa
Rata-rata
Pendapatan Desa
dari DAU + DBH
1 2 3 4 7 8
D1 Kabupaten Penajam Paser Utara Rp739,964,786,009 Rp194,579,185,000 30 Rp3,115,146,570
D2 Kabupaten Belitung Rp51,204,644,061 Rp376,540,510,000 46 Rp929,880,770
D3 Kabupaten Bandung Rp161,981,743,035 Rp1,730,063,709,000 270 Rp700,757,575
D4 Kabupaten Tebo Rp118,659,743,021 Rp461,006,766,000 107 Rp541,744,401
D5 Kabupaten Blitar Rp61,464,506,299 Rp944,297,542,000 220 Rp457,164,567
D6
Kabupaten Kep. Siau
Tagulandang Biaro
Rp20,111,947,865 Rp315,409,485,000 83 Rp404,242,690
D7 Kabupaten Donggala Rp35,664,031,851 Rp523,660,657,000 157 Rp356,257,764
D8 Kabupaten Pandeglang Rp65,689,417,385 Rp988,536,476,000 326 Rp323,382,176
D9 Kabupaten Serdang Berdagai Rp26,065,099,530 Rp628,900,240,000 237 Rp276,356,683
D10 Kabupaten Pidie Rp59,183,470,000 Rp683,766,687,000 727 Rp102,193,969
Simulasi Keberagaman Pendapatan Desa yang bersumber dari DAU + DBH (desil)
(Berdasarkan APBN Tahun 2013)
• Jumlah Kabupaten yang dianalisa: 396 Kabupaten (seluruh kabupaten di Indonesia)
• Data Perimbangan dari Website DJPK tahun 2013
• Data jumlah desa dari lampiran Permendagri 18 tahun 2013 19
No Kabupaten DBH DAU
jumah
Desa
Jumlah
Penduduk
Rata-Rata
Jumlah
Penduduk/De
sa
Rata-rata
Pendapatan
Desa per
Kapita dari
DAU + DBH
Desil
Desa
1 2 3 4 5 6 7 8 9
D1 Kabupaten Tana Tidung 612,884,393,908 133,386,322,000 25 20,105 804 3,711,866 D1
D2 Kabupaten Nunukan 758,612,886,981 307,765,777,000 232 192,562 830 553,785 D4
D3 Kabupaten Jayapura 52,704,106,501 533,111,084,000 139 172,248 1,239 340,100 D5
D4 Kabupaten Kotabaru 296,558,516,052 564,592,305,000 198 329,430 1,664 261,406 D5
D5 Kabupaten Sumba Barat 18,417,146,947 307,533,200,000 63 145,575 2,311 223,905 D4
D6 Kabupaten Minahasa Utara 41,495,361,521 395,558,587,000 125 223,604 1,789 195,459 D7
D7 Kabupaten Tanah karo 27,152,203,284 625,822,348,000 255 399,270 1,566 163,542 D9
D8 Kabupaten Parigi Moutong 33,786,492,079 588,502,963,000 252 465,763 1,848 133,606 D9
D9
Kabupaten Sumba Barat
Daya
22,207,619,949 363,108,797,000 129 367,771 2,851 104,771 D8
D10 Kabupaten Tangerang 143,664,682,871
1,115,364,627,00
0
246 2,484,641 10,100 50,672 D4
Simulasi Keberagaman Pendapatan Desa oer Kapita yang bersumber dari DAU + DBH (desil)
(Berdasarkan APBN Tahun 2013)
• Jumlah Kabupaten yang dianalisa: 396 Kabupaten (seluruh kabupaten di Indonesia)
• Data Perimbangan dari Website DJPK tahun 2013
• Data jumlah desa dari lampiran Permendagri 18 tahun 2013
20
DESIL No Kabupaten DBH DAU PAD
jumah
Desa
Jumlah
Penduduk
Rata-rata
Jumlah
Penduduk/Desa
Rata-rata
Pendapatan Desa
Rata-rata
Pendapatan Desa
per kapita
1 2 3 4 6 7 11 10 12
D1
1 Kabupaten Penajam Paser Utara 739,964,786,009 194,579,185,000 30,037,931,340 30 174120 5,804 3,215,273,008 536,724
17 Kabupaten Berau 883,465,592,318 471,929,720,000 131,000,000,000 97 216480 2,232 1,532,366,301 626,106
D2
41 Kabupaten Belitung 51,204,644,061 376,540,510,000 84,090,000,000 46 161476 3,510 1,112,685,118 264,897
57 Kabupaten Bekasi 350,139,177,821 1,083,590,174,000 900,000,000,000 182 2377209 13,062 1,282,268,875 60,311
D3 80 Kabupaten Bandung 161,981,743,035 1,730,063,709,000 368,100,000,000 270 3064366 11,350 837,090,908 61,743
96 Kabupaten Barito Utara 128,170,509,389 475,180,280,000 24,900,000,000 93 177755 1,911 675,538,483 339,428
D4
120 Kabupaten Tebo 118,659,743,021 461,006,766,000 25,842,073,099 107 326996 3,056 565,895,871 177,270
136 Kabupaten Musi Rawas 668,158,364,913 635,200,715,000 90,318,000,000 258 610223 2,365 540,184,915 213,587
D5
159 Kabupaten Blitar 61,464,506,299 944,297,542,000 101,700,000,000 220 1089509 4,952 503,391,840 92,313
175 Kabupaten Indramayu 177,314,572,834 1,134,695,113,000 170,694,566,000 309 1868579 6,047 479,839,564 70,214
D6
199 Kabupaten Buru Selatan 25,894,718,478 294,019,779,000 1,490,176,000 79 76970 974 406,841,359 415,635
215 Kabupaten Pesisir Selatan 24,401,492,212 689,380,494,000 40,000,000,000 182 568520 3,124 414,165,926 125,551
D7
239 kabupaten Hulu Sungai Tengah 122,284,337,131 453,312,619,000 807,300,000,000 161 278614 1,731 858,942,209 206,593
255 Kabupaten Deli Serdang 51,590,377,543 1,260,755,135,000 465,000,000,000 380 1846262 4,859 467,722,503 71,081
D8
278 Kabupaten Bojonegoro 489,440,861,218 876,021,914,000 195,973,047,818 419 1184151 2,826 372,657,714 115,312
294 Kabupaten Simalungun 32,908,317,000 977,808,611,000 63,000,000,000 338 1000777 2,961 317,667,730 100,993
D9 318 Kabupaten Serdang Berdagai 26,065,099,530 628,900,240,000 2,800,000,000 237 671812 2,835 277,538,118 97,492
D10 357 Kabupaten Kapuas Hulu 44,139,205,459 534,166,873,000 27,000,000,000 278 242795 873 217,735,999 238,187
Simulasi Keberagaman Pendapatan Desa oer Kapita yang bersumber
dari PAD + (DAU + DBH) (desil berdasarkan APBN Tahun 2013)
• Jumlah Kabupaten yang dianalisa: 37 Kabupaten dari 396kabupaten di Indonesia)
• Data menunjukkan bahwa PAD tidak mempengaruhi komposisi dar ranking kabupaten dalam alokasi dana ke desa
21
• Dana yang dimandatkan untuk DAD pada dasarnya adalah
dana kabupaten/kota yang merupakan diskresi
kabupaten/kota.
• Kabupaten/kota saat ini memiliki kapasitas fiskal yang
rendah. Alokasi dana desa yang bersumber dari DAU dan
DBH dapat mengurangi kemampuan kabupaten/kota dalam
membiayai prioritas pembangunan skala kabupaten/kota.
• Kapasitas kabupaten/kota dalam mendampingi beragam.
Pemanfaatan DAD di desa bisa tidak sesuai dengan tujuan
dan prioritas pembangunan kabupaten.
• Ada resiko politisasi dan rent seeking kabupaten terhadap
desa oleh kabupaten.
• Ketidakseimbangan pendapatan daerah akan diturunkan ke
tingkat desa.
Yang Perlu Diperhatikan
22
• Merupakan wujud kongkrit dari pengakuan negara terhadap kewenangan asal-usul
(asas pengkuan) dan kewenangan skala lokal desa (asas subsidiaritas).
• Memenuhi kesetimbangan pembangunan desa sebagai akibat dari keberagaman dari
yang bersumber dari perimbangan.
• Harus dialokasikan sesuai dengan kriteria untuk mendukung pembangunan dan
kesejahteraan masyarakat desa.
– Kriteria mencakup: jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin, ketersediaan infrastruktur
untuk akses dan pelayanan dasar, dll.
• Penetapan alokasi APBN ke desa harus bersifat transparan dan dapat dikontrol
pemerintah dan desa.
• Skema pencairan, pemanfaatan dan pertanggungjawaban dana harus dibuat dengan
baik sehingga alokasi menjadi efektif dan akuntable.
– Lesson learnt dari PNPM-Mandiri.
Skema Alokasi Keuangan Dari APBN
23
Implikasi Kebijakan Pendapatan Desa
• Harus ada upaya mengefektifkan dana K/L
untuk pembangunan desa ke dalam
pendapatan desa.
• Desa harus memiliki rekening desa yang dapat
dikontrol oleh desa.
• Desa mengembangkan sistem informasi dan
akuntabilitas pengelolaan dana dan
pembangunan desa.
24
• Aset Desa dapat berupa tanah kas Desa, tanah ulayat, pasar Desa, pasar hewan,
tambatan perahu, bangunan Desa, pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian,
hutan milik Desa, mata air milik Desa, pemandian umum, dan aset lainnya milik
Desa.
• Kekayaan milik Pemerintah dan Pemerintah Daerah berskala lokal Desa yang ada
di Desa dapat dihibahkan kepemilikannya kepada Desa.
• Kekayaan milik Desa yang berupa tanah disertifikatkan atas nama Pemerintah
Desa.
• Kekayaan milik Desa yang telah diambil alih oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/kota dikembalikan kepada Desa, kecuali yang sudah digunakan untuk
fasilitas umum.
• Bangunan milik Desa harus dilengkapi dengan bukti status kepemilikan dan
ditatausahakan secara tertib.
• Pengelolaan kekayaan milik Desa dilaksanakan berdasarkan asas kepentingan
umum, fungsional, kepastian hukum, keterbukaan, efisiensi, efektivitas,
akuntabilitas, dan kepastian nilai ekonomi.
• Pengelolaan kekayaan milik Desa dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan
dan taraf hidup masyarakat Desa serta meningkatkan pendapatan Desa.
• Pengelolaan kekayaan milik Desa dibahas oleh Kepala Desa bersama Badan
Permusyawaratan Desa berdasarkan tata cara pengelolaan kekayaan milik Desa
yang diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Pengelolaan Aset Desa (Pasal 76 dan 77)
25
BUM Desa (Pasal 87-90)
• Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang disebut BUM Desa.
• BUM Desa dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi dan/atau pelayanan
umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pendirian BUM Desa disepakati melalui Musyawarah Desa dan ditetapkan dengan
Peraturan Desa.
• Hasil usaha BUM Desa dimanfaatkan untuk:
– pengembangan usaha; dan
– Pembangunan Desa, pemberdayaan masyarakat Desa, dan pemberian bantuan untuk
masyarakat miskin melalui hibah, bantuan sosial, dan kegiatan dana bergulir yang
ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
• Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan
Pemerintah Desa mendorong perkembangan BUM Desa dengan:
– memberikan hibah dan/atau akses permodalan;
– melakukan pendampingan teknis dan akses ke pasar; dan
– memprioritaskan BUM Desa dalam pengelolaan sumber daya alam di Desa.
26
Pembangunan Kawasan Perdesaan
(Pasal 83 sd 85)
• Pembangunan Kawasan Perdesaan dilaksanakan dalam upaya mempercepat
dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan
masyarakat Desa di Kawasan Perdesaan melalui pendekatan pembangunan
partisipatif.
• Pembangunan Kawasan Perdesaan meliputi:
– penggunaan dan pemanfaatan wilayah Desa dalam rangka penetapan kawasan
pembangunan sesuai dengan tata ruang kabupaten/kota;
– pelayanan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
perdesaan;
– pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi perdesaan, dan
pengembangan teknologi tepat guna; dan
– pemberdayaan masyarakat Desa untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan
dan kegiatan ekonomi.
• Rancangan pembangunan Kawasan Perdesaan dibahas bersama oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa.
• Rencana pembangunan Kawasan Perdesaan ditetapkan oleh
Bupati/Walikota sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah.
27
• Pembangunan Kawasan yang terkait dengan pemanfaatan
Aset Desa dan tata ruang Desa wajib melibatkan
Pemerintah Desa.
• Perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, dan
pendayagunaan Aset Desa untuk pembangunan Kawasan
Perdesaan merujuk pada hasil Musyawarah Desa.
• Pembangunan Kawasan Perdesaan dilaksanakan melalui
satuan kerja perangkat daerah, Pemerintah Desa, dan/atau
BUM Desa dengan mengikutsertakan masyarakat Desa.
• Pembangunan Kawasan Perdesaan yang berskala lokal
Desa wajib diserahkan pelaksanaannya kepada Desa
dan/atau kerja sama antar-Desa.
Pembangunan Kawasan Perdesaan
(Pasal 83 sd 85)
28
Sistem Informasi Pembangunan Desa dan
Pembangunan Kawasan Perdesaan (Pasal 86)
• Sistem Informasi di Tingkat Kabupaten
– Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengembangkan
sistem informasi Desa dan pembangunan Kawasan
Perdesaan.
– Pemerintah Daerah kabupaten/kota menyediakan informasi
perencanaan pembangunan kabupaten/kota untuk Desa.
– Desa berhak mendapatkan akses informasi melalui sistem
informasi Desa yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/kota.
• Sistem Informasi di Tingkat Desa.
– Sistem informasi Desa dikelola oleh Pemerintah Desa dan
dapat diakses oleh masyarakat Desa dan semua pemangku
kepentingan.
29
Kerja Sama Antar Desa (pasal 92)
• Kerja sama antar-Desa meliputi:
– Pengembangan usaha bersama yang dimiliki oleh Desa untuk mencapai nilai ekonomi
yang berdaya saing;
– Kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat antar-
Desa; dan/atau
– Bidang keamanan dan ketertiban.
• Kerja sama antar-Desa dituangkan dalam Peraturan Bersama Kepala Desa
melalui kesepakatan musyawarah antar-Desa.
• Kerja sama antar-Desa dilaksanakan oleh badan kerja sama antar-Desa yang
dibentuk melalui Peraturan Bersama Kepala Desa.
30
Kerja Sama Antar Desa (pasal 92)
• Musyawarah antar-Desa membahas hal yang berkaitan dengan:
– pembentukan lembaga antar-Desa;
– pelaksanaan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang dapat dilaksanakan melalui
skema kerja sama antar-Desa;
– perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan program pembangunan antar-Desa;
– pengalokasian anggaran untuk Pembangunan Desa, antar-Desa, dan Kawasan Perdesaan;
– masukan terhadap program Pemerintah Daerah tempat Desa tersebut berada; dan
– kegiatan lainnya yang dapat diselenggarakan melalui kerja sama antar-Desa.
• Dalam melaksanakan pembangunan antar-Desa, badan kerja sama antar-
Desa dapat membentuk kelompok/lembaga sesuai dengan kebutuhan
• Dalam pelayanan usaha antar-Desa dapat dibentuk BUM Desa yang
merupakan milik 2 (dua) Desa atau lebih.
31
Program/K
egiatan
Program/
Kegiatan
Program/
Kegiaran
Pemerintahan
Desa
Pemerintahan Kabupaten
• Tata ruang kawasan perdesaan
• Unit-unit pelayanan (puskesmas, sekolah)
• Unit-unit pembangunan ekonomi (pasar, irigasi,
rumah potong hewan, jalan dll)
• Unit administrasi (kantor kecamatan)
• Sistem informasi terpadu
Program/K
egiatan
Program/
Kegiatan
Program/
Kegiaran
Pemerintahan
Desa
Musrenbang
Kecamatan & PIK
PEMBANGUNAN
KAWASAN
PERDESAAN
Kerja Sama
• Musyawarah Antar Desa
• Kelembagaan (BKAD)
• Kegiatan
32
Implikasi Terhadap Hubungan Perencanaan dan Anggaran
Kabupaten - Desa
• Perencanaan di desa menghasilkan:
– Perencanaan desa (menengah + tahunan) yang akan didanai oleh APBDes.
(Village self Planning).
– Proposal pembangunan kawasan perdesaan yang akan didanai oleh
pemerintah supra desa.
• Wahana untuk diskusi pembangunan perdesaan adalah:
– Musyawarah antar desa  ruang inisiatif desa.
– Musyawarah kecamatan -> ruang yang dibuka oleh pemerintah.
• Pembangunan sektoral berskala lokal desa didelegasikan kepada desa.
• Memfungsikan unit-unit pelaksana (satuan kerja) pembangunan
perdesaan melalui mekanisme perencanaan partisipatif.
33
• Desa mendayagunakan lembaga kemasyarakatan Desa yang ada
dalam membantu pelaksanaan fungsi penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
• Lembaga kemasyarakatan Desa merupakan wadah partisipasi
masyarakat Desa sebagai mitra Pemerintah Desa.
• Lembaga kemasyarakatan Desa bertugas melakukan
pemberdayaan masyarakat Desa, ikut serta merencanakan dan
melaksanakan pembangunan, serta meningkatkan pelayanan
masyarakat Desa.
• Pelaksanaan program dan kegiatan yang bersumber dari
Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan lembaga non-Pemerintah wajib
memberdayakan dan mendayagunakan lembaga kemasyarakatan
yang sudah ada di Desa.
Lembaga Kemasyarakatan Desa (Pasal 94)
34
• Pemerintah dan masyarakat Desa dapat
membentuk lembaga adat Desa.
• Lembaga adat Desa merupakan lembaga yang
menyelenggarakan fungsi adat istiadat dan
menjadi bagian dari susunan asli Desa yang
tumbuh dan berkembang atas prakarsa
masyarakat Desa.
• Lembaga adat Desa bertugas membantu
Pemerintah Desa dan sebagai mitra dalam
memberdayakan, melestarikan, dan
mengembangkan adat istiadat sebagai wujud
pengakuan terhadap adat istiadat masyarakat
Desa.
Lembaga Adat Desa (pasal 95)
35
Pemberdayaan Pemerintah dan Masyarakat Desa
(Pasal 112 ayat 3)
• Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah
Daerah kabupaten/kota memberdayakan masyarakat Desa
dengan:
– menerapkan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
teknologi tepat guna, dan temuan baru untuk kemajuan ekonomi dan
pertanian masyarakat Desa;
– meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat Desa melalui
pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan; dan
– mengakui dan memfungsikan institusi asli dan/atau yang sudah ada di
masyarakat Desa.
• Pemberdayaan masyarakat Desa dilaksanakan dengan
pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pemantauan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan.
36
Agenda Implementasi yang Mendesak
• Penataan Desa
– Reorganisasi desa sesuai kriteria  penggabungan desa.
• Skema alokasi, kriteria pemanfaatan, pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan desa (PP).
• Penguatan Kapasitas dan pendampingan:
– Di tingkat Kabupaten (BPMPD, BPKAD, Bappeda, Kecamatan)
– Di tingkat desa (Pemerintah Desa, BPD dan Musyawarah Desa).
– Antar Desa (MAD, BKAD, BUMDesa yang dibentuk oleh kerja sama antar desa)
• Pengembangan metode penilai kebutuhan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan tujuan normatif pembangunan desa.
• Pola-pola pendampingan dalam pemberdayaan kabupaten dan desa.
• Pengembangan sistem informasi pembangunan desa dan kawasan perdesaan di
tingkat pusat, kabupaten dan desa..
• Model Relasi kabupaten dan Desa yang lebih responsif dan akuntabel.
37
Terima Kasih
38

More Related Content

What's hot

Program Inovasi Desa
Program Inovasi DesaProgram Inovasi Desa
Program Inovasi Desa
Eka Saputra
 
Pembinaan penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Pembinaan   penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)Pembinaan   penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Pembinaan penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Salim SAg
 
Pembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalPembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalSri Wahyuni
 
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanInovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Tri Widodo W. UTOMO
 
Materi Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptx
Materi Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptxMateri Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptx
Materi Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptx
rahmatbuludawa1
 
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan PermensosKarang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
TV Desa
 
Panduan BUMDes
Panduan BUMDesPanduan BUMDes
EKSPOSE KECAMATAN BRAM ITAM
EKSPOSE KECAMATAN BRAM ITAM EKSPOSE KECAMATAN BRAM ITAM
EKSPOSE KECAMATAN BRAM ITAM
BRAMITAM12
 
Perhutanan sosial untuk sd gs 3 4-5
Perhutanan sosial untuk sd gs 3 4-5Perhutanan sosial untuk sd gs 3 4-5
Perhutanan sosial untuk sd gs 3 4-5
TV Desa
 
Kebijakan posluhdes 2018
Kebijakan posluhdes 2018Kebijakan posluhdes 2018
Kebijakan posluhdes 2018
Maman Darmawan
 
Perencanaan pembangunan desa
Perencanaan pembangunan desaPerencanaan pembangunan desa
Perencanaan pembangunan desa
Perigi Tua
 
Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desa
Pemdes Seboro Sadang
 
Gapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
Gapoktan sebagai aktor ekonomi PetaniGapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
Gapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
Syahyuti Si-Buyuang
 
Sosialisai Musrenbangdes 2019
Sosialisai Musrenbangdes 2019Sosialisai Musrenbangdes 2019
Sosialisai Musrenbangdes 2019
Formasi Org
 
Pengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
Pengendalian Tata Ruang Kawasan PertanianPengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
Pengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
ushfia
 
Mewujudkan Desa Mandiri dengan Inovasi
Mewujudkan Desa Mandiri dengan InovasiMewujudkan Desa Mandiri dengan Inovasi
Mewujudkan Desa Mandiri dengan Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
RTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptx
RTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptxRTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptx
RTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptx
jisajisajis
 
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming 03 April 2021
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming  03 April 2021Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming  03 April 2021
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming 03 April 2021
TV Desa
 
Sosialisasi BUM Desa
Sosialisasi BUM DesaSosialisasi BUM Desa
Sosialisasi BUM DesaSyamsul Azha
 

What's hot (20)

Program Inovasi Desa
Program Inovasi DesaProgram Inovasi Desa
Program Inovasi Desa
 
Pembinaan penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Pembinaan   penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)Pembinaan   penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Pembinaan penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
 
Pembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalPembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi Lokal
 
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanInovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
 
Materi Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptx
Materi Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptxMateri Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptx
Materi Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptx
 
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan PermensosKarang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
 
Panduan BUMDes
Panduan BUMDesPanduan BUMDes
Panduan BUMDes
 
EKSPOSE KECAMATAN BRAM ITAM
EKSPOSE KECAMATAN BRAM ITAM EKSPOSE KECAMATAN BRAM ITAM
EKSPOSE KECAMATAN BRAM ITAM
 
Perhutanan sosial untuk sd gs 3 4-5
Perhutanan sosial untuk sd gs 3 4-5Perhutanan sosial untuk sd gs 3 4-5
Perhutanan sosial untuk sd gs 3 4-5
 
Kebijakan posluhdes 2018
Kebijakan posluhdes 2018Kebijakan posluhdes 2018
Kebijakan posluhdes 2018
 
Perencanaan pembangunan desa
Perencanaan pembangunan desaPerencanaan pembangunan desa
Perencanaan pembangunan desa
 
Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desa
 
Gapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
Gapoktan sebagai aktor ekonomi PetaniGapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
Gapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
 
Sosialisai Musrenbangdes 2019
Sosialisai Musrenbangdes 2019Sosialisai Musrenbangdes 2019
Sosialisai Musrenbangdes 2019
 
Pengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
Pengendalian Tata Ruang Kawasan PertanianPengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
Pengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
 
Mewujudkan Desa Mandiri dengan Inovasi
Mewujudkan Desa Mandiri dengan InovasiMewujudkan Desa Mandiri dengan Inovasi
Mewujudkan Desa Mandiri dengan Inovasi
 
RTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptx
RTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptxRTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptx
RTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptx
 
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming 03 April 2021
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming  03 April 2021Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming  03 April 2021
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming 03 April 2021
 
Sosialisasi BUM Desa
Sosialisasi BUM DesaSosialisasi BUM Desa
Sosialisasi BUM Desa
 
Pemerintahan desa
Pemerintahan desaPemerintahan desa
Pemerintahan desa
 

Similar to Isu isu strategis dalam uu desa - budiman sudjatmiko

Isu isu-strategis-dalam-uu-desa-budiman-sudjatmiko
Isu isu-strategis-dalam-uu-desa-budiman-sudjatmikoIsu isu-strategis-dalam-uu-desa-budiman-sudjatmiko
Isu isu-strategis-dalam-uu-desa-budiman-sudjatmiko
Khol Fathirius
 
Isu strategis uu desa
Isu strategis uu desaIsu strategis uu desa
Isu strategis uu desa
Angling Darma
 
Uu desa brosur rkp dan apb desa
Uu desa   brosur rkp dan apb desaUu desa   brosur rkp dan apb desa
Uu desa brosur rkp dan apb desa
rajapusbar
 
Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)
Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)
Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)agus raharjo
 
Potensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasi
Potensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasiPotensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasi
Potensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasi
Sumardi Arahbani
 
Sesi 5 yusuf rkp desa-new
Sesi 5 yusuf rkp desa-newSesi 5 yusuf rkp desa-new
Sesi 5 yusuf rkp desa-new
Formasi Org
 
Penyusunan RKP Desa
Penyusunan RKP DesaPenyusunan RKP Desa
Penyusunan RKP Desa
Umi Arifah
 
Pid 1
Pid 1Pid 1
Mt pb 5 spb 5 1. peningkatan kapasitas kader teknik & pld
Mt pb 5 spb 5 1. peningkatan kapasitas kader teknik & pldMt pb 5 spb 5 1. peningkatan kapasitas kader teknik & pld
Mt pb 5 spb 5 1. peningkatan kapasitas kader teknik & pld
Aadairil ValleryAlpha
 
363175047-Power-Point-Rkp-Desa.pptx
363175047-Power-Point-Rkp-Desa.pptx363175047-Power-Point-Rkp-Desa.pptx
363175047-Power-Point-Rkp-Desa.pptx
SyaifullahHussen1
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Arah kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
Arah kebijakan Penanggulangan KemiskinanArah kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
Arah kebijakan Penanggulangan KemiskinanSutardjo ( Mang Ojo )
 
Sosialisasi uu desa membangun desa berbasis aset
Sosialisasi uu desa membangun desa berbasis asetSosialisasi uu desa membangun desa berbasis aset
Sosialisasi uu desa membangun desa berbasis aset
fasilitatorsid
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
BudyHermawan3
 
Simulasi pendapatan desa
Simulasi pendapatan desaSimulasi pendapatan desa
Simulasi pendapatan desadeivie dedep
 
Skema dan besar pendapatan desa yang bersumber dari apbn budiman sudjatmiko
Skema dan besar pendapatan desa yang bersumber dari apbn   budiman sudjatmikoSkema dan besar pendapatan desa yang bersumber dari apbn   budiman sudjatmiko
Skema dan besar pendapatan desa yang bersumber dari apbn budiman sudjatmiko
keuangandesa
 
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptx
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptxPPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptx
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptx
ssuser305239
 
EKSPOSE KUNKER SUKOHARJO.pptx
EKSPOSE KUNKER SUKOHARJO.pptxEKSPOSE KUNKER SUKOHARJO.pptx
EKSPOSE KUNKER SUKOHARJO.pptx
Bela204805
 
Brief Note-23-2016-dana desa
Brief Note-23-2016-dana desaBrief Note-23-2016-dana desa
Brief Note-23-2016-dana desaprimahendra
 

Similar to Isu isu strategis dalam uu desa - budiman sudjatmiko (20)

Isu isu-strategis-dalam-uu-desa-budiman-sudjatmiko
Isu isu-strategis-dalam-uu-desa-budiman-sudjatmikoIsu isu-strategis-dalam-uu-desa-budiman-sudjatmiko
Isu isu-strategis-dalam-uu-desa-budiman-sudjatmiko
 
Isu strategis uu desa
Isu strategis uu desaIsu strategis uu desa
Isu strategis uu desa
 
Uu desa brosur rkp dan apb desa
Uu desa   brosur rkp dan apb desaUu desa   brosur rkp dan apb desa
Uu desa brosur rkp dan apb desa
 
Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)
Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)
Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)
 
Potensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasi
Potensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasiPotensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasi
Potensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasi
 
Sesi 5 yusuf rkp desa-new
Sesi 5 yusuf rkp desa-newSesi 5 yusuf rkp desa-new
Sesi 5 yusuf rkp desa-new
 
Penyusunan RKP Desa
Penyusunan RKP DesaPenyusunan RKP Desa
Penyusunan RKP Desa
 
Sukasmanto ire potensi penyalahgunaan dana desa
Sukasmanto ire potensi penyalahgunaan dana desaSukasmanto ire potensi penyalahgunaan dana desa
Sukasmanto ire potensi penyalahgunaan dana desa
 
Pid 1
Pid 1Pid 1
Pid 1
 
Mt pb 5 spb 5 1. peningkatan kapasitas kader teknik & pld
Mt pb 5 spb 5 1. peningkatan kapasitas kader teknik & pldMt pb 5 spb 5 1. peningkatan kapasitas kader teknik & pld
Mt pb 5 spb 5 1. peningkatan kapasitas kader teknik & pld
 
363175047-Power-Point-Rkp-Desa.pptx
363175047-Power-Point-Rkp-Desa.pptx363175047-Power-Point-Rkp-Desa.pptx
363175047-Power-Point-Rkp-Desa.pptx
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
 
Arah kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
Arah kebijakan Penanggulangan KemiskinanArah kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
Arah kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
 
Sosialisasi uu desa membangun desa berbasis aset
Sosialisasi uu desa membangun desa berbasis asetSosialisasi uu desa membangun desa berbasis aset
Sosialisasi uu desa membangun desa berbasis aset
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
 
Simulasi pendapatan desa
Simulasi pendapatan desaSimulasi pendapatan desa
Simulasi pendapatan desa
 
Skema dan besar pendapatan desa yang bersumber dari apbn budiman sudjatmiko
Skema dan besar pendapatan desa yang bersumber dari apbn   budiman sudjatmikoSkema dan besar pendapatan desa yang bersumber dari apbn   budiman sudjatmiko
Skema dan besar pendapatan desa yang bersumber dari apbn budiman sudjatmiko
 
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptx
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptxPPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptx
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptx
 
EKSPOSE KUNKER SUKOHARJO.pptx
EKSPOSE KUNKER SUKOHARJO.pptxEKSPOSE KUNKER SUKOHARJO.pptx
EKSPOSE KUNKER SUKOHARJO.pptx
 
Brief Note-23-2016-dana desa
Brief Note-23-2016-dana desaBrief Note-23-2016-dana desa
Brief Note-23-2016-dana desa
 

More from keuangandesa

Final peraturan pemerintah no.22.2015
Final peraturan pemerintah no.22.2015Final peraturan pemerintah no.22.2015
Final peraturan pemerintah no.22.2015
keuangandesa
 
Konsep desa lestari, penabulu alliance 2015
Konsep desa lestari, penabulu alliance 2015Konsep desa lestari, penabulu alliance 2015
Konsep desa lestari, penabulu alliance 2015
keuangandesa
 
24. pencalonan kepala desa
24. pencalonan kepala desa24. pencalonan kepala desa
24. pencalonan kepala desa
keuangandesa
 
23. persiapan pemilihan kepala desa
23. persiapan pemilihan kepala desa23. persiapan pemilihan kepala desa
23. persiapan pemilihan kepala desa
keuangandesa
 
22. bumdes dalam alur regulasi
22. bumdes dalam alur regulasi22. bumdes dalam alur regulasi
22. bumdes dalam alur regulasi
keuangandesa
 
21. hutan desa
21. hutan desa21. hutan desa
21. hutan desa
keuangandesa
 
20. siklus keuangan desa
20. siklus keuangan desa20. siklus keuangan desa
20. siklus keuangan desa
keuangandesa
 
19. alur pembuatan peraturan desa
19. alur pembuatan peraturan desa19. alur pembuatan peraturan desa
19. alur pembuatan peraturan desa
keuangandesa
 
18. penyusunan rpjm desa
18. penyusunan rpjm desa18. penyusunan rpjm desa
18. penyusunan rpjm desa
keuangandesa
 
17. persiapan musyawarah desa
17. persiapan musyawarah desa17. persiapan musyawarah desa
17. persiapan musyawarah desa
keuangandesa
 
16. musyawarah desa (pendahuluan)
16. musyawarah desa (pendahuluan)16. musyawarah desa (pendahuluan)
16. musyawarah desa (pendahuluan)
keuangandesa
 
Membangun desa lestari, konsep program david ardhian
Membangun desa lestari, konsep program   david ardhianMembangun desa lestari, konsep program   david ardhian
Membangun desa lestari, konsep program david ardhian
keuangandesa
 
Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa tnp2 k (bahan disk...
Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa   tnp2 k (bahan disk...Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa   tnp2 k (bahan disk...
Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa tnp2 k (bahan disk...
keuangandesa
 
Menata desa, menyembuhkan indonesia r. yando zakaria
Menata desa, menyembuhkan indonesia   r. yando zakariaMenata desa, menyembuhkan indonesia   r. yando zakaria
Menata desa, menyembuhkan indonesia r. yando zakaria
keuangandesa
 
Peluang dan tantangan dalam pemenuhan hak individual atas keadilan kamala c...
Peluang dan tantangan dalam pemenuhan hak individual atas keadilan   kamala c...Peluang dan tantangan dalam pemenuhan hak individual atas keadilan   kamala c...
Peluang dan tantangan dalam pemenuhan hak individual atas keadilan kamala c...
keuangandesa
 
Membangun desa lestari david ardhian
Membangun desa lestari   david ardhianMembangun desa lestari   david ardhian
Membangun desa lestari david ardhian
keuangandesa
 
Masa transisi pelaksanaan uu desa rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...
Masa transisi pelaksanaan uu desa   rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...Masa transisi pelaksanaan uu desa   rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...
Masa transisi pelaksanaan uu desa rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...
keuangandesa
 
Masa transisi pelaksanaan uu desa pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
Masa transisi pelaksanaan uu desa   pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...Masa transisi pelaksanaan uu desa   pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
Masa transisi pelaksanaan uu desa pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
keuangandesa
 
Latar belakang dan kebijakan warent desa gpoba, kemkominfo
Latar belakang dan kebijakan warent desa   gpoba, kemkominfoLatar belakang dan kebijakan warent desa   gpoba, kemkominfo
Latar belakang dan kebijakan warent desa gpoba, kemkominfo
keuangandesa
 
Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...
Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...
Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...
keuangandesa
 

More from keuangandesa (20)

Final peraturan pemerintah no.22.2015
Final peraturan pemerintah no.22.2015Final peraturan pemerintah no.22.2015
Final peraturan pemerintah no.22.2015
 
Konsep desa lestari, penabulu alliance 2015
Konsep desa lestari, penabulu alliance 2015Konsep desa lestari, penabulu alliance 2015
Konsep desa lestari, penabulu alliance 2015
 
24. pencalonan kepala desa
24. pencalonan kepala desa24. pencalonan kepala desa
24. pencalonan kepala desa
 
23. persiapan pemilihan kepala desa
23. persiapan pemilihan kepala desa23. persiapan pemilihan kepala desa
23. persiapan pemilihan kepala desa
 
22. bumdes dalam alur regulasi
22. bumdes dalam alur regulasi22. bumdes dalam alur regulasi
22. bumdes dalam alur regulasi
 
21. hutan desa
21. hutan desa21. hutan desa
21. hutan desa
 
20. siklus keuangan desa
20. siklus keuangan desa20. siklus keuangan desa
20. siklus keuangan desa
 
19. alur pembuatan peraturan desa
19. alur pembuatan peraturan desa19. alur pembuatan peraturan desa
19. alur pembuatan peraturan desa
 
18. penyusunan rpjm desa
18. penyusunan rpjm desa18. penyusunan rpjm desa
18. penyusunan rpjm desa
 
17. persiapan musyawarah desa
17. persiapan musyawarah desa17. persiapan musyawarah desa
17. persiapan musyawarah desa
 
16. musyawarah desa (pendahuluan)
16. musyawarah desa (pendahuluan)16. musyawarah desa (pendahuluan)
16. musyawarah desa (pendahuluan)
 
Membangun desa lestari, konsep program david ardhian
Membangun desa lestari, konsep program   david ardhianMembangun desa lestari, konsep program   david ardhian
Membangun desa lestari, konsep program david ardhian
 
Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa tnp2 k (bahan disk...
Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa   tnp2 k (bahan disk...Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa   tnp2 k (bahan disk...
Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa tnp2 k (bahan disk...
 
Menata desa, menyembuhkan indonesia r. yando zakaria
Menata desa, menyembuhkan indonesia   r. yando zakariaMenata desa, menyembuhkan indonesia   r. yando zakaria
Menata desa, menyembuhkan indonesia r. yando zakaria
 
Peluang dan tantangan dalam pemenuhan hak individual atas keadilan kamala c...
Peluang dan tantangan dalam pemenuhan hak individual atas keadilan   kamala c...Peluang dan tantangan dalam pemenuhan hak individual atas keadilan   kamala c...
Peluang dan tantangan dalam pemenuhan hak individual atas keadilan kamala c...
 
Membangun desa lestari david ardhian
Membangun desa lestari   david ardhianMembangun desa lestari   david ardhian
Membangun desa lestari david ardhian
 
Masa transisi pelaksanaan uu desa rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...
Masa transisi pelaksanaan uu desa   rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...Masa transisi pelaksanaan uu desa   rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...
Masa transisi pelaksanaan uu desa rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...
 
Masa transisi pelaksanaan uu desa pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
Masa transisi pelaksanaan uu desa   pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...Masa transisi pelaksanaan uu desa   pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
Masa transisi pelaksanaan uu desa pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
 
Latar belakang dan kebijakan warent desa gpoba, kemkominfo
Latar belakang dan kebijakan warent desa   gpoba, kemkominfoLatar belakang dan kebijakan warent desa   gpoba, kemkominfo
Latar belakang dan kebijakan warent desa gpoba, kemkominfo
 
Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...
Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...
Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...
 

Recently uploaded

Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Tri Widodo W. UTOMO
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
ssuserd13850
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Muh Saleh
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
kemendagatang
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TariHappie
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
gabatgibut09
 
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
yennylampouw
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
HanifahCindyPratiwi
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
adilaks
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
JOHANNESSIMANJUNTAK8
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
LtcLatif
 
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKATMANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
DinsosnakertransKota
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
HasmiSabirin1
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Muh Saleh
 
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptxPresentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
IpinTriono
 

Recently uploaded (16)

Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
 
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
 
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKATMANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
 
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptxPresentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
 

Isu isu strategis dalam uu desa - budiman sudjatmiko

  • 1. Isu-isu Strategis dalam RUU Desa yang berkaitan dengan: 1. Pembangunan Desa 2. Keuangan, Aset dan BUM Desa 3. Pembangunan Kawasan Perdesaan 4. Kerja Sama Antar Desa 5. Lembaga Kemasyarakatan Desa 1
  • 2. Komponen Pendukung Kemandirian Desa dalam Pelayanan, Pembangunan dan Pemberdayaan Tata Kelola Desa dalam Penyelengaraan Pemerintahan, Pembangunan dan Pembardayaan Masyarakat Devolusi Perencanaan dan Keuangan Desa Pengelolaan Asset Desa Jejaring horizontal dan vertikal Usaha (BUMDesa) 2
  • 3. Desain Kelembagaan Dasar Tata Kelola Desa Musyawarah Desa (psl. 54) Kepala Desa (psl. 25 – 53) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) (psl. 55 -65) Warga/Masyarakat Perangkat Desa (Pelayanan) Panitia (ad-hok) BUMDes Klp. Special Interest Perwakilan Bagian Wilayah Desa • RPJM-Desa dan RKP- Desa • APB-Desa • Peraturan Desa • Kinerja Pemerintah • Kerja Sama • RPJM-Desa • Asset Desa • Hal-hal Strategis Prinsip Tata Kelola Desa • Check and balances antara Kepala Desa dengan Badan Permusyawaratan desa. • Demokrasi perwakilan + permusyawaran. • Proses demokrasi partisipatoris melalui Musdes Dipilih langsung Dipilih secara Demokratis Lembaga Kemasyarakatan /Adat 3
  • 4. Pembangunan sektor ekonomi Pembangunan sektor lingkungan Pembangunan Pertanian Perbaikan sektor gizi sektor etc. Tata Kelola Pembangunan di Tingkat Desa – Eksisting Pemerintahan Desa Kelompok Desa Sebagai OBYEK Pembangunan: Di tingkat makro • Pembangunan bersifat proyek -> tidak berkesinambungan. • Lokasi tidak merata -> faktor politik sangat berperan. Di Tingkat Mikro • Fragmentasi/tumpang tindih kegiatan • Fragmentasi kelembagaan • Fragmentasi perencanaan • Fragmentasi keuangan • Tumpang tindih kelompok sasaran Penguatan Sistem pemerintahan Desa Kelompok Kelompok Kelompok ? 4
  • 5. Pembangunan Desa dalam RUU Desa Bab IX Pembangunan Desa Bab IX bagian ke-1 Pembangunan Skala Lokal Desa (Desa Membangun) Bab IX bagian ke-2 Pembangunan Kawasan Perdesaan (Membangun Desa) 5
  • 6. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Kegiatan Pelayanan Publik Kegiatan Pembangunan Visi Tata Kelola Desa Membangun Tata Kelola (Tata Pemerintahan) Desa Tata Kelola Supra Desa Desa Sebagai SUBYEK Pembangunan: • Konsolidasi program/kegiatan di desa. • Konsolidasi dan penguatan kelembagaan desa. • Kesatuan perencanaan dan keuangan desa (one village, one plan,one budget). • Penguatan mekanisme representasi dan akuntabilitas di tingkat lokal. Pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan 6
  • 7. Implikasi dari Visi Tata Kelola Skala Lokal Desa • Desa harus memiliki kewenangan yang jelas. – Kewenangan asal-usul  azas pengakuan – Kewenangan skala lokal desa  azas subsidiaritas – Penugasan • Desa membuat perencanaan program sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pembangunan. • Desa harus memiliki sumber-sumber pendanaan yang memadai. • Desa memiliki hak untuk mengelola aset dan membentuk usaha. • Desa diberi kewenangan untuk menjalankan sendiri (swakelola) proyek2 skala desa. • Tata kelola desa dibuat agar ada ‘check and balances’ dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan. 7
  • 8. Tujuan Normatif Pembangunan Desa (Pasal 78) • Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui: – penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, – pembangunan sarana dan prasarana Desa, – pengembangan potensi ekonomi lokal, – pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. • Pembangunan Desa mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial. 8
  • 9. Perencanaan Pembangunan Desa Pasal 79 (Produk Perencanaan) • Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan kabupaten/kota, mencakup: – Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun; dan – Rencana Pembangunan Tahunan Desa, merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa. • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pemerintah Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa. • Rencana Pembangunan Desa merupakan satu-satunya dokumen perencanaan di Desa dan merupakan pedoman dalam penyusunan APBDesa  (one village one plan) • Program Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang berskala lokal Desa dikoordinasikan dan/atau diintegrasikan pelaksanaannya kepada Desa. • Perencanaan Pembangunan Desa merupakan salah satu sumber masukan dalam perencanaan pembangunan kabupaten/kota. 9
  • 10. Pasal 80 (Prosedur Perencanaan) • Perencanaan Pembangunan Desa diselenggarakan dengan mengikutsertakan masyarakat Desa. • Pemerintah Desa wajib menyelenggarakan musyawarah perencanaan Pembangunan Desa. • Musyawarah perencanaan Pembangunan Desa menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota. • Prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat Desa. Perencanaan Pembangunan Desa 10
  • 11. Pelaksanaan Pembangunan Desa (Pasal 81) • Pembangunan Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan seluruh masyarakat Desa dengan semangat gotong royong. • Pelaksanaan Pembangunan Desa dilakukan dengan memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya alam Desa. • Pembangunan lokal berskala Desa dilaksanakan sendiri oleh Desa  Swakelola • Pelaksanaan program sektoral yang masuk ke Desa diinformasikan kepada Pemerintah Desa untuk diintegrasikan dengan Pembangunan Desa. 11
  • 12. Pemantauan dan Pengawasan Pembangunan Desa (Pasal 82) • Masyarakat Desa berhak mendapatkan informasi mengenai rencana dan pelaksanaan Pembangunan Desa. • Masyarakat Desa berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa. • Masyarakat Desa melaporkan hasil pemantauan dan berbagai keluhan terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa kepada Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa. • Pemerintah Desa wajib menginformasikan perencanaan dan pelaksanaan Pembangunan –termasuk APBDesa- kepada masyarakat Desa melalui layanan informasi kepada umum dan melaporkannya dalam Musyawarah Desa paling sedikit 1 (satu) tahun sekali. • Masyarakat Desa berpartisipasi dalam Musyawarah Desa untuk menanggapi laporan pelaksanaan Pembangunan Desa. 12
  • 13. Mengapa Negara Harus Mendukung Pembangunan Skala Lokal Desa? • Implikasi asas pengakuan, subsidiaritas dan pemberdayaan. – Kesatuan kewenangan skala lokal desa  Perencanaan  Keuangan  Pelaksanaan Pembangunan Desa. • Investasi di tingkat desa akan menumbuhkan kegiatan ekonomi dan daya saing desa. • Devolusi keuangan ke desa terbukti mampu membangkitkan kekuatan sosial di desa (partisipasi masyarakat). • Problem kemiskinan terbesar ada di desa. • Paradigma pembangunan desa yang dikembangkan dalam RUU Desa – Pelembagaan program-program skala desa untuk mendorong desa menjadi subyek dalam mengembangkan pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan. 13
  • 14. Masalah Pelayanan, Pembangunan dan Pemberdayaan Skala Loka Desa • Hampir 70% pemerintahan desa tidak berfungsi. – Desa tidak memiliki keuangan yang cukup untuk membangun desa secara mandiri. – Perangkat desa tidak dapat bekerja dengan efektif karena ketidakjelasan stutatus. • Banyak desa-desa yang tertinggal, sehingga perlu pemihakan kongkrit dari pemerintah. • Kapasitas kabupaten dalam mendukung desa rendah (rata-rata PAD = 6% , rata-rata belanja personel= 50,3 terhadapa total APBD). • Program-program K/L masuk secara adhok dan terfragmentasi secara kelembagaan, perencanaan, keuangan dan pengelolaannya. 14
  • 15. Sumber-Sumber Pendapatan Desa (Pasal 72) • Pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa; • Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; – 10% dari dana transfer ke daerah (ini berarti dana transfer ke daerah adalah 110% yang terbagi 100% untuk daerah dan 10% untuk desa) • Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota; – 10% dari Pajak dan Retribusi Daerah • Alokasi dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota; – 10% dari DAU + DBH • Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota; • Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan • Lain-lain pendapatan Desa yang sah. 15
  • 16. Sumber-sumber Pendapatan Desa dari Pemerintah yang Dimandatkan RUU Desa & Terus Menerus Pendapatan Desa yang bersumber dari APBN ADD (10% DAU + DBH) Alokasi dari APBN (10% dari dana transfer ke Daerah)Baik dana yang bersumber dari DAU + DBH maupun alokasi dari APBN yang diperuntukan untuk desa dialokasikan ke desa melalui kabupaten. 16
  • 17. Provinsi Dana Perimbangan Program/Hibah RPJMDes & APBDes Kabupaten/ Kota Indeks Indikator Alokasi & Pemanfa- atan SKEMA SUMBER- SUMBER PENDAPATAN DESA DARI PUSAT 1. DAD: 10% dari DAU + DBH 2. 10% dari bagian dari Pajak & Retribusi 3. HIbah Program K/L APBN Dana Transfe ke Daerah KL KEUANGAN DESA PAD es Sumber Lain 17
  • 18. TAHUN 2013 • Transfer ke Daerah tahun 2013 = 528,6 T • DAU + DBH = 412 T • Jumlah Desa (Permendagri 18 tahun 2013) = 72.944 • Rata-rata Pendapatan Desa dari bagian dana perimbangan =412 T/72.944 = Rp. 564,816,846. • Rata-rata Pendapatan Desa dari APBN on top dari Dana Transfer Daerah = 528,6 T/72.944 = Rp. 724.665.496. • Perlu ditetapkan sanksi bagi daerah kabupaten/kota yang belum mengalokasikan DAD sesuai dengan prosentasi yang ditetapkan dalam UU Desa. Simulasi Pendapatan Desa dari Dana Perimbangan (Berdasarkan APBN Tahun 2013 dan Tahun 2014) TAHUN 2014 • Transfer ke Daerah tahun 2014 = 592,5 T • DAU + DBH = 454,9 T • Jumlah Desa (Permendagri 18 tahun 2013) = 72.944 • Rata-rata Pendapatan Desa dari bagian dana perimbangan =454 T/72.944 = Rp. 623.629.955. • Rata-rata Pendapatan Desa dari APBN on top dari Dana Transfer ke Daerah = 592,5 T/72.944 = Rp. 812.404.036 Total pendapatan Desa dari dana yang bersumber dari APBN = Rp. 1,290,990,349 Total pendapatan Desa dari dana yang bersumber dari APBN = Rp. 1,436,033,121 18
  • 19. No Kabupaten DBH DAU jumah Desa Rata-rata Pendapatan Desa dari DAU + DBH 1 2 3 4 7 8 D1 Kabupaten Penajam Paser Utara Rp739,964,786,009 Rp194,579,185,000 30 Rp3,115,146,570 D2 Kabupaten Belitung Rp51,204,644,061 Rp376,540,510,000 46 Rp929,880,770 D3 Kabupaten Bandung Rp161,981,743,035 Rp1,730,063,709,000 270 Rp700,757,575 D4 Kabupaten Tebo Rp118,659,743,021 Rp461,006,766,000 107 Rp541,744,401 D5 Kabupaten Blitar Rp61,464,506,299 Rp944,297,542,000 220 Rp457,164,567 D6 Kabupaten Kep. Siau Tagulandang Biaro Rp20,111,947,865 Rp315,409,485,000 83 Rp404,242,690 D7 Kabupaten Donggala Rp35,664,031,851 Rp523,660,657,000 157 Rp356,257,764 D8 Kabupaten Pandeglang Rp65,689,417,385 Rp988,536,476,000 326 Rp323,382,176 D9 Kabupaten Serdang Berdagai Rp26,065,099,530 Rp628,900,240,000 237 Rp276,356,683 D10 Kabupaten Pidie Rp59,183,470,000 Rp683,766,687,000 727 Rp102,193,969 Simulasi Keberagaman Pendapatan Desa yang bersumber dari DAU + DBH (desil) (Berdasarkan APBN Tahun 2013) • Jumlah Kabupaten yang dianalisa: 396 Kabupaten (seluruh kabupaten di Indonesia) • Data Perimbangan dari Website DJPK tahun 2013 • Data jumlah desa dari lampiran Permendagri 18 tahun 2013 19
  • 20. No Kabupaten DBH DAU jumah Desa Jumlah Penduduk Rata-Rata Jumlah Penduduk/De sa Rata-rata Pendapatan Desa per Kapita dari DAU + DBH Desil Desa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 D1 Kabupaten Tana Tidung 612,884,393,908 133,386,322,000 25 20,105 804 3,711,866 D1 D2 Kabupaten Nunukan 758,612,886,981 307,765,777,000 232 192,562 830 553,785 D4 D3 Kabupaten Jayapura 52,704,106,501 533,111,084,000 139 172,248 1,239 340,100 D5 D4 Kabupaten Kotabaru 296,558,516,052 564,592,305,000 198 329,430 1,664 261,406 D5 D5 Kabupaten Sumba Barat 18,417,146,947 307,533,200,000 63 145,575 2,311 223,905 D4 D6 Kabupaten Minahasa Utara 41,495,361,521 395,558,587,000 125 223,604 1,789 195,459 D7 D7 Kabupaten Tanah karo 27,152,203,284 625,822,348,000 255 399,270 1,566 163,542 D9 D8 Kabupaten Parigi Moutong 33,786,492,079 588,502,963,000 252 465,763 1,848 133,606 D9 D9 Kabupaten Sumba Barat Daya 22,207,619,949 363,108,797,000 129 367,771 2,851 104,771 D8 D10 Kabupaten Tangerang 143,664,682,871 1,115,364,627,00 0 246 2,484,641 10,100 50,672 D4 Simulasi Keberagaman Pendapatan Desa oer Kapita yang bersumber dari DAU + DBH (desil) (Berdasarkan APBN Tahun 2013) • Jumlah Kabupaten yang dianalisa: 396 Kabupaten (seluruh kabupaten di Indonesia) • Data Perimbangan dari Website DJPK tahun 2013 • Data jumlah desa dari lampiran Permendagri 18 tahun 2013 20
  • 21. DESIL No Kabupaten DBH DAU PAD jumah Desa Jumlah Penduduk Rata-rata Jumlah Penduduk/Desa Rata-rata Pendapatan Desa Rata-rata Pendapatan Desa per kapita 1 2 3 4 6 7 11 10 12 D1 1 Kabupaten Penajam Paser Utara 739,964,786,009 194,579,185,000 30,037,931,340 30 174120 5,804 3,215,273,008 536,724 17 Kabupaten Berau 883,465,592,318 471,929,720,000 131,000,000,000 97 216480 2,232 1,532,366,301 626,106 D2 41 Kabupaten Belitung 51,204,644,061 376,540,510,000 84,090,000,000 46 161476 3,510 1,112,685,118 264,897 57 Kabupaten Bekasi 350,139,177,821 1,083,590,174,000 900,000,000,000 182 2377209 13,062 1,282,268,875 60,311 D3 80 Kabupaten Bandung 161,981,743,035 1,730,063,709,000 368,100,000,000 270 3064366 11,350 837,090,908 61,743 96 Kabupaten Barito Utara 128,170,509,389 475,180,280,000 24,900,000,000 93 177755 1,911 675,538,483 339,428 D4 120 Kabupaten Tebo 118,659,743,021 461,006,766,000 25,842,073,099 107 326996 3,056 565,895,871 177,270 136 Kabupaten Musi Rawas 668,158,364,913 635,200,715,000 90,318,000,000 258 610223 2,365 540,184,915 213,587 D5 159 Kabupaten Blitar 61,464,506,299 944,297,542,000 101,700,000,000 220 1089509 4,952 503,391,840 92,313 175 Kabupaten Indramayu 177,314,572,834 1,134,695,113,000 170,694,566,000 309 1868579 6,047 479,839,564 70,214 D6 199 Kabupaten Buru Selatan 25,894,718,478 294,019,779,000 1,490,176,000 79 76970 974 406,841,359 415,635 215 Kabupaten Pesisir Selatan 24,401,492,212 689,380,494,000 40,000,000,000 182 568520 3,124 414,165,926 125,551 D7 239 kabupaten Hulu Sungai Tengah 122,284,337,131 453,312,619,000 807,300,000,000 161 278614 1,731 858,942,209 206,593 255 Kabupaten Deli Serdang 51,590,377,543 1,260,755,135,000 465,000,000,000 380 1846262 4,859 467,722,503 71,081 D8 278 Kabupaten Bojonegoro 489,440,861,218 876,021,914,000 195,973,047,818 419 1184151 2,826 372,657,714 115,312 294 Kabupaten Simalungun 32,908,317,000 977,808,611,000 63,000,000,000 338 1000777 2,961 317,667,730 100,993 D9 318 Kabupaten Serdang Berdagai 26,065,099,530 628,900,240,000 2,800,000,000 237 671812 2,835 277,538,118 97,492 D10 357 Kabupaten Kapuas Hulu 44,139,205,459 534,166,873,000 27,000,000,000 278 242795 873 217,735,999 238,187 Simulasi Keberagaman Pendapatan Desa oer Kapita yang bersumber dari PAD + (DAU + DBH) (desil berdasarkan APBN Tahun 2013) • Jumlah Kabupaten yang dianalisa: 37 Kabupaten dari 396kabupaten di Indonesia) • Data menunjukkan bahwa PAD tidak mempengaruhi komposisi dar ranking kabupaten dalam alokasi dana ke desa 21
  • 22. • Dana yang dimandatkan untuk DAD pada dasarnya adalah dana kabupaten/kota yang merupakan diskresi kabupaten/kota. • Kabupaten/kota saat ini memiliki kapasitas fiskal yang rendah. Alokasi dana desa yang bersumber dari DAU dan DBH dapat mengurangi kemampuan kabupaten/kota dalam membiayai prioritas pembangunan skala kabupaten/kota. • Kapasitas kabupaten/kota dalam mendampingi beragam. Pemanfaatan DAD di desa bisa tidak sesuai dengan tujuan dan prioritas pembangunan kabupaten. • Ada resiko politisasi dan rent seeking kabupaten terhadap desa oleh kabupaten. • Ketidakseimbangan pendapatan daerah akan diturunkan ke tingkat desa. Yang Perlu Diperhatikan 22
  • 23. • Merupakan wujud kongkrit dari pengakuan negara terhadap kewenangan asal-usul (asas pengkuan) dan kewenangan skala lokal desa (asas subsidiaritas). • Memenuhi kesetimbangan pembangunan desa sebagai akibat dari keberagaman dari yang bersumber dari perimbangan. • Harus dialokasikan sesuai dengan kriteria untuk mendukung pembangunan dan kesejahteraan masyarakat desa. – Kriteria mencakup: jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin, ketersediaan infrastruktur untuk akses dan pelayanan dasar, dll. • Penetapan alokasi APBN ke desa harus bersifat transparan dan dapat dikontrol pemerintah dan desa. • Skema pencairan, pemanfaatan dan pertanggungjawaban dana harus dibuat dengan baik sehingga alokasi menjadi efektif dan akuntable. – Lesson learnt dari PNPM-Mandiri. Skema Alokasi Keuangan Dari APBN 23
  • 24. Implikasi Kebijakan Pendapatan Desa • Harus ada upaya mengefektifkan dana K/L untuk pembangunan desa ke dalam pendapatan desa. • Desa harus memiliki rekening desa yang dapat dikontrol oleh desa. • Desa mengembangkan sistem informasi dan akuntabilitas pengelolaan dana dan pembangunan desa. 24
  • 25. • Aset Desa dapat berupa tanah kas Desa, tanah ulayat, pasar Desa, pasar hewan, tambatan perahu, bangunan Desa, pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian, hutan milik Desa, mata air milik Desa, pemandian umum, dan aset lainnya milik Desa. • Kekayaan milik Pemerintah dan Pemerintah Daerah berskala lokal Desa yang ada di Desa dapat dihibahkan kepemilikannya kepada Desa. • Kekayaan milik Desa yang berupa tanah disertifikatkan atas nama Pemerintah Desa. • Kekayaan milik Desa yang telah diambil alih oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota dikembalikan kepada Desa, kecuali yang sudah digunakan untuk fasilitas umum. • Bangunan milik Desa harus dilengkapi dengan bukti status kepemilikan dan ditatausahakan secara tertib. • Pengelolaan kekayaan milik Desa dilaksanakan berdasarkan asas kepentingan umum, fungsional, kepastian hukum, keterbukaan, efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, dan kepastian nilai ekonomi. • Pengelolaan kekayaan milik Desa dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat Desa serta meningkatkan pendapatan Desa. • Pengelolaan kekayaan milik Desa dibahas oleh Kepala Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa berdasarkan tata cara pengelolaan kekayaan milik Desa yang diatur dalam Peraturan Pemerintah. Pengelolaan Aset Desa (Pasal 76 dan 77) 25
  • 26. BUM Desa (Pasal 87-90) • Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang disebut BUM Desa. • BUM Desa dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. • Pendirian BUM Desa disepakati melalui Musyawarah Desa dan ditetapkan dengan Peraturan Desa. • Hasil usaha BUM Desa dimanfaatkan untuk: – pengembangan usaha; dan – Pembangunan Desa, pemberdayaan masyarakat Desa, dan pemberian bantuan untuk masyarakat miskin melalui hibah, bantuan sosial, dan kegiatan dana bergulir yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. • Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa mendorong perkembangan BUM Desa dengan: – memberikan hibah dan/atau akses permodalan; – melakukan pendampingan teknis dan akses ke pasar; dan – memprioritaskan BUM Desa dalam pengelolaan sumber daya alam di Desa. 26
  • 27. Pembangunan Kawasan Perdesaan (Pasal 83 sd 85) • Pembangunan Kawasan Perdesaan dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat Desa di Kawasan Perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif. • Pembangunan Kawasan Perdesaan meliputi: – penggunaan dan pemanfaatan wilayah Desa dalam rangka penetapan kawasan pembangunan sesuai dengan tata ruang kabupaten/kota; – pelayanan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan; – pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi perdesaan, dan pengembangan teknologi tepat guna; dan – pemberdayaan masyarakat Desa untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan dan kegiatan ekonomi. • Rancangan pembangunan Kawasan Perdesaan dibahas bersama oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa. • Rencana pembangunan Kawasan Perdesaan ditetapkan oleh Bupati/Walikota sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. 27
  • 28. • Pembangunan Kawasan yang terkait dengan pemanfaatan Aset Desa dan tata ruang Desa wajib melibatkan Pemerintah Desa. • Perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, dan pendayagunaan Aset Desa untuk pembangunan Kawasan Perdesaan merujuk pada hasil Musyawarah Desa. • Pembangunan Kawasan Perdesaan dilaksanakan melalui satuan kerja perangkat daerah, Pemerintah Desa, dan/atau BUM Desa dengan mengikutsertakan masyarakat Desa. • Pembangunan Kawasan Perdesaan yang berskala lokal Desa wajib diserahkan pelaksanaannya kepada Desa dan/atau kerja sama antar-Desa. Pembangunan Kawasan Perdesaan (Pasal 83 sd 85) 28
  • 29. Sistem Informasi Pembangunan Desa dan Pembangunan Kawasan Perdesaan (Pasal 86) • Sistem Informasi di Tingkat Kabupaten – Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengembangkan sistem informasi Desa dan pembangunan Kawasan Perdesaan. – Pemerintah Daerah kabupaten/kota menyediakan informasi perencanaan pembangunan kabupaten/kota untuk Desa. – Desa berhak mendapatkan akses informasi melalui sistem informasi Desa yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota. • Sistem Informasi di Tingkat Desa. – Sistem informasi Desa dikelola oleh Pemerintah Desa dan dapat diakses oleh masyarakat Desa dan semua pemangku kepentingan. 29
  • 30. Kerja Sama Antar Desa (pasal 92) • Kerja sama antar-Desa meliputi: – Pengembangan usaha bersama yang dimiliki oleh Desa untuk mencapai nilai ekonomi yang berdaya saing; – Kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat antar- Desa; dan/atau – Bidang keamanan dan ketertiban. • Kerja sama antar-Desa dituangkan dalam Peraturan Bersama Kepala Desa melalui kesepakatan musyawarah antar-Desa. • Kerja sama antar-Desa dilaksanakan oleh badan kerja sama antar-Desa yang dibentuk melalui Peraturan Bersama Kepala Desa. 30
  • 31. Kerja Sama Antar Desa (pasal 92) • Musyawarah antar-Desa membahas hal yang berkaitan dengan: – pembentukan lembaga antar-Desa; – pelaksanaan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang dapat dilaksanakan melalui skema kerja sama antar-Desa; – perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan program pembangunan antar-Desa; – pengalokasian anggaran untuk Pembangunan Desa, antar-Desa, dan Kawasan Perdesaan; – masukan terhadap program Pemerintah Daerah tempat Desa tersebut berada; dan – kegiatan lainnya yang dapat diselenggarakan melalui kerja sama antar-Desa. • Dalam melaksanakan pembangunan antar-Desa, badan kerja sama antar- Desa dapat membentuk kelompok/lembaga sesuai dengan kebutuhan • Dalam pelayanan usaha antar-Desa dapat dibentuk BUM Desa yang merupakan milik 2 (dua) Desa atau lebih. 31
  • 32. Program/K egiatan Program/ Kegiatan Program/ Kegiaran Pemerintahan Desa Pemerintahan Kabupaten • Tata ruang kawasan perdesaan • Unit-unit pelayanan (puskesmas, sekolah) • Unit-unit pembangunan ekonomi (pasar, irigasi, rumah potong hewan, jalan dll) • Unit administrasi (kantor kecamatan) • Sistem informasi terpadu Program/K egiatan Program/ Kegiatan Program/ Kegiaran Pemerintahan Desa Musrenbang Kecamatan & PIK PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN Kerja Sama • Musyawarah Antar Desa • Kelembagaan (BKAD) • Kegiatan 32
  • 33. Implikasi Terhadap Hubungan Perencanaan dan Anggaran Kabupaten - Desa • Perencanaan di desa menghasilkan: – Perencanaan desa (menengah + tahunan) yang akan didanai oleh APBDes. (Village self Planning). – Proposal pembangunan kawasan perdesaan yang akan didanai oleh pemerintah supra desa. • Wahana untuk diskusi pembangunan perdesaan adalah: – Musyawarah antar desa  ruang inisiatif desa. – Musyawarah kecamatan -> ruang yang dibuka oleh pemerintah. • Pembangunan sektoral berskala lokal desa didelegasikan kepada desa. • Memfungsikan unit-unit pelaksana (satuan kerja) pembangunan perdesaan melalui mekanisme perencanaan partisipatif. 33
  • 34. • Desa mendayagunakan lembaga kemasyarakatan Desa yang ada dalam membantu pelaksanaan fungsi penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. • Lembaga kemasyarakatan Desa merupakan wadah partisipasi masyarakat Desa sebagai mitra Pemerintah Desa. • Lembaga kemasyarakatan Desa bertugas melakukan pemberdayaan masyarakat Desa, ikut serta merencanakan dan melaksanakan pembangunan, serta meningkatkan pelayanan masyarakat Desa. • Pelaksanaan program dan kegiatan yang bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan lembaga non-Pemerintah wajib memberdayakan dan mendayagunakan lembaga kemasyarakatan yang sudah ada di Desa. Lembaga Kemasyarakatan Desa (Pasal 94) 34
  • 35. • Pemerintah dan masyarakat Desa dapat membentuk lembaga adat Desa. • Lembaga adat Desa merupakan lembaga yang menyelenggarakan fungsi adat istiadat dan menjadi bagian dari susunan asli Desa yang tumbuh dan berkembang atas prakarsa masyarakat Desa. • Lembaga adat Desa bertugas membantu Pemerintah Desa dan sebagai mitra dalam memberdayakan, melestarikan, dan mengembangkan adat istiadat sebagai wujud pengakuan terhadap adat istiadat masyarakat Desa. Lembaga Adat Desa (pasal 95) 35
  • 36. Pemberdayaan Pemerintah dan Masyarakat Desa (Pasal 112 ayat 3) • Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota memberdayakan masyarakat Desa dengan: – menerapkan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi tepat guna, dan temuan baru untuk kemajuan ekonomi dan pertanian masyarakat Desa; – meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat Desa melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan; dan – mengakui dan memfungsikan institusi asli dan/atau yang sudah ada di masyarakat Desa. • Pemberdayaan masyarakat Desa dilaksanakan dengan pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan. 36
  • 37. Agenda Implementasi yang Mendesak • Penataan Desa – Reorganisasi desa sesuai kriteria  penggabungan desa. • Skema alokasi, kriteria pemanfaatan, pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan desa (PP). • Penguatan Kapasitas dan pendampingan: – Di tingkat Kabupaten (BPMPD, BPKAD, Bappeda, Kecamatan) – Di tingkat desa (Pemerintah Desa, BPD dan Musyawarah Desa). – Antar Desa (MAD, BKAD, BUMDesa yang dibentuk oleh kerja sama antar desa) • Pengembangan metode penilai kebutuhan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tujuan normatif pembangunan desa. • Pola-pola pendampingan dalam pemberdayaan kabupaten dan desa. • Pengembangan sistem informasi pembangunan desa dan kawasan perdesaan di tingkat pusat, kabupaten dan desa.. • Model Relasi kabupaten dan Desa yang lebih responsif dan akuntabel. 37