SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
HUKUM ACARA
PERDATA
IDIK SAEFUL BAHRI, M.H.
Pembuatan Gugatan dan Cara
Pengajuan Gugatan
Hal Penting dalam Pembuatan Gugatan
• Identitas
• Posita (Fundamentum Petendi)
• Petitum (Tuntutan)
Legal Standing di Rv
• Secara yuridis, Rv sudah dinyatakan tidak berlaku.
• Mengenai persyaratan tentang isi gugatan tidak ada
ketentuannya, tetapi kita dapat melihat dalam pasal 8
Rv yang mengharuskan adanya pokok gugatan yang
meliputi :
• (1) Identitas para pihak;
• (2) Dalil-dalil konkret tentang adanya hubungan
hukum yang merupakan dasar serta alasan-alasan
daripada tuntutan. Dalil-dalil ini lebih dikenal dengan
istilah fundamentum petendi;
• (3) Tuntutan atau petitum ini harus jelas dan tegas.
• (HIR dan Rbg sendiri hanya mengatur mengenai cara
mengajukan gugatan)
Identitas Para Pihak
• Yang dimaksud dengan identitas
adalah data diri penggugat dan
tergugat yang meliputi nama,
pekerjaan, tempat tinggal.
Posita (Fundamentum Petendi)
• Fundamentum petendi adalah dalil-dalil
konkrit tentang adanya hubungan yang
merupakan dasar serta ulasan dari tuntutan.
• Fundamentum petendi ini terdiri dari dua
bagian :
• (1) Bagian yang menguraikan tentang
kejadian atau peristiwa (feitelijke
gronden); dan
• (2) Bagian yang menguraikan tentang
dasar hukumnya (rechtgronden).
Posita (Fundamentum Petendi)
• Uraian tentang kejadian yang merupakan
penjelasan duduk perkara tentang adanya hak
atau hubungan hukum yang menjadi dasar
yuridis dari tuntutan.
• Mengenai uraian yuridis tersebut tidak berarti
harus menyebutkan peraturan-peraturan
hukum yang dijadikan dasar tuntutan,
melainkan cukup hak atau peristiwa yang
harus dibuktikan di dalam persidangan nanti
sebagai dasar dari tuntutan, yang memberi
gambaran tentang kejadian materiil yang
merupakan dasar tuntutan itu.
Posita (Fundamentum Petendi)
• Mengenai seberapa jauh harus dicantumkannya
perincian tentang peristiwa yang dijadikan dasar
tuntutan, ada beberapa pendapat :
• (1) Menurut Subtantierings Theori, tidak cukup
disebutkan hukum yang menjadi dasar tuntutan
saja, tetapi harus disebutkan pula kejadian-
kejadian yang nyata yang mendahului peristiwa
hukum yang menjadi dasar gugatan itu, dan
menjadi sebab timbulnya peristiwa hukum
tersebut, misalnya bagi penggugat yang menuntut
miliknya, selain menyebutkan bahwa sebagai
pemilik, ia juga harus menyebutkan asal-asul
kepemilikan itu.
Posita (Fundamentum Petendi)
• (2) Menurut Individualisering Theori, sudah
cukup dengan disebutkannya kajadian-kejadian
yang dicantumkan dalam gugatan yang sudah
dapat menunjukkan adanya hubungan hukum
yang menjadi dasar tuntutan. Dasar atau sejarah
terjadinya hubungan tersebut tidak perlu
dijelaskan, karena hal tersebut dapat dikemukakan
didalam sidang-sidang yang akan datang dengan
disertai pembuktian.
• (3) Menurut Mahkamah Agung, sudah cukup
dengan disebutkannya perumusan kejadian
materiil secara singkat.
Petitum (Tuntutan)
• Petitum/Tuntutan adalah apa yang dimintakan atau
diharapkan penggugat agar diputuskan oleh hakim.
Tuntutan itu akan terjawab didalam amar atau diktum
putusan. Oleh karenanya petitum harus dirumuskan
secara jelas dan tegas.
• Tuntutan yang tidak jelas atau tidak sempurna dapat
barakibat tidak diterimanya tuntutan tersebut.
Demikian pula gugatan yang berisi pernyataan-
pernyataan yang bertentangan satu sama lain disebut
obscuur libel ( gugatan yang tidak jelas dan tidak
dapat dijawab dengan mudah oleh pihak tergugat)
berakibat tidak diterimanya gugatan tersebut.
Petitum (Tuntutan)
• Sebuah tuntutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
• (1) Tuntutan primer atau tuntutan pokok yang
langsung berhubungan dengan pokok perkara.
• (2) Tuntutan tambahan, bukan tuntutan pokok
tetapi masih ada hubungannya dengan pokok
perkara.
• (3) Tuntutan subsidair atau pengganti.
• Meskipun tidak selalu tapi seringkali di samping
tuntutan pokok masih diajukan tuntutan
tamabahan yang merupakan pelengkap daripada
tuntutan pokok.
Tuntutan Tambahan
• Biasanya tututan tambahan bisa berwujud :
• (1) Tuntutan agar tergugat dihukum untuk
membayar biaya perkara.
• (2) Tuntutan “uivoerbaar bij voorraad” yaitu
tuntutan agar putusan dapat dilaksanakan lebih
dulu meskipun ada perlawanan, banding atau
kasasi. Didalam praktik permohonan uivoerbaar
bij voorraad bisa dikabulkan. Namun demikian,
Mahkamah Agung menginstruksikan agar hakim
tidak secara mudah memberikan putusan
uivoerbaar bij voorraad.
Tuntutan Tambahan
• (3) Tuntutan agar tergugat dihukum untuk
membayar bunga (moratoir) apabila tuntutan yang
demikian oleh penggugat berupa sejumlah uang
tertentu.
• (4) Tuntutan agar tergugat dihukum untuk
mambayar uang paksa (dwangsom), apabila
hukuman itu tidak berupa pembayaran sejumlah
uang selama ia tidak memenuhi isi putusan
• (5) Dalam hal gugat cerai sering disertai juga
dengan tuntutan nafkah bagi istri atau pembagian
harta.
Tuntutan Subsidair
• Mengenai tuntutan subsidair selalu diajukan
sebagai pengganti apabila hakim berpendapat lain.
Biasanya tuntutan subsidair itu berbunyi “agar
hakim mengadili menurut keadilan yang benar”
atau “ mohon putusan yang seadil-adilnya” (aequo
et bono). Jadi tujuan dari tuntutan subsidair adalah
agar apabila tuntutan primer ditolak masih ada
kemungkinan dikabulkannya gugatan yang
didasarkan atas kebebasan hakim serta keadilan.
Gugatan Biasa dan Referte
• Didalam berperkara di Pengadilan
kita mengenal gugatan biasa dan
gugatan yang bersifat referte.
(Referte adalah jawaban dari pihak
tergugat yang berupa menyerahkan
seluruhnya kepada kebijaksanaan
hakim, tergugat disini tidak
membantah dan tidak pula
membenarkan isi gugatan)
Pencabutan Gugatan
• Sebuah gugatan dapat dicabut selama
putusan pengadilan belum dijatuhkan
dengan catatan :
• (1) Apabila gugatan belum sampai dijawab
oleh tergugat, maka penggugat dapat
langsung mengajukan pencabutan gugatan.
• (2) Apabila pihak tergugat sudah
memberikan jawaban maka pencabutan
gugatan dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari tergugat.
Cara Pengajuan Gugatan
• Pendaftaran Gugatan
• Membayar Panjar Biaya Perkara
(Persekot)
• Registrasi Perkara
• Pelimpahan Berkas Perkara kepada
Ketua Pengadilan Negeri
• Penetapan Majelis Hakim oleh Ketua
Pengadilan Negeri
• Penetapan Hari Sidang
Pendaftaran Perkara
• Tahap pertama yang harus dilakukan calon penggugat
adalah mengajukan gugatan perdata dengan melakukan
pendaftaran gugatan ke pengadilan. Menurut Pasal 118
ayat (1) HIR, pendaftaran gugatan diajukan ke
Pengadilan Negeri berdasarkan kompetensi relatifnya.
• Cara menentukan kompetensi relatif tersebut yaitu,
berdasarkan tempat tinggal tergugat (pihak yang digugat
dalam perkara) atau berdomisili hukum yang ditunjuk
dalam perjanjian.
• Gugatan tersebut hendaknya diajukan secara tertulis,
ditandatangani oleh Penggugat atau kuasanya, dan
ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri. Pendaftaran
gugatan ini dapat dilakukan di kantor kepaniteraan
Pengadilan Negeri setempat.
Membayar Panjar Biaya Perkara
• Setelah pendaftaran gugatan diterima oleh kantor kepaniteraan
Pengadilan Negeri setempat, selanjutnya Penggugat wajib membayar
biaya perkara. Biaya perkara yang dibayarkan pada tahap ini disebut
panjar biaya perkara, yang merupakan biaya sementara yang finalnya
akan diperhitungkan setelah diputuskannya putusan pengadilan.
• Umumnya setelah dikeluarkan putusan pengadilan, pihak yang kalah
(antara Penggugat dan Tergugat) adalah pihak yang akan
menanggung biaya perkara. Biaya perkara yang dimaksud termasuk
biaya-biaya yang perlu dikeluarkan pengadilan dalam proses
pemeriksaan perkara tersebut, antara lain, biaya kepaniteraan, materai,
pemanggilan saksi, pemeriksaan setempat, pemberitahuan, eksekusi,
dan biaya lainnya yang diperlukan selama proses pemeriksaan dan
persidangan. Jika panjar biaya perkara kurang, maka Penggugat wajib
menambahkan, dan sebaliknya, apabila lebih maka biaya sisa harus
dikembalikan kepada Penggugat.
Membayar Panjar Biaya Perkara
• Terdapat pengecualian bagi Penggugat dan/atau
Tergugat yang tidak mampu membayar biaya
perkara, maka dalam Hukum Acara Perdata juga
mengizinkan untuk berperkara tanpa biaya
(prodeo/free of charge). Untuk berperkara tanpa
biaya, Penggugat dapat mengajukan permintaan
izin berperkara tanpa biaya dengan
melampirkannya dalam surat gugatannya atau
dalam surat tersendiri. Selain Penggugat, Tergugat
juga dapat mengajukannya sendiri. Permintaan ini
juga disertai dengan surat keterangan tidak
mampu dari camat atau kepala desa tempat tinggal
pihak yang mengajukan.
Registrasi Perkara
• Registrasi perkara adalah pencatatan
gugatan ke dalam Buku Register
Perkara untuk mendapatkan nomor
gugatan agar dapat diproses lebih
lanjut, dilakukan setelah melakukan
pembayaran panjar biaya perkara.
Pelimpahan Berkas Perkara kepada Ketua PN
• Setelah mendapatkan nomor perkara
berdasarkan nomor urut dalam Buku
Register Perkara, maka perkara tersebut
akan dilimpahkan kepada Ketua
Pengadilan Negeri. Pelimpahan tersebut
harus dilakukan secepat mungkin agar
tidak melanggar prinsip-prinsip
penyelesaian perkara secara sederhana,
cepat, dan biaya ringan, selambat-
lambatnya 7 hari dari tanggal registrasi.
Penetapan Majelis Hakim oleh Ketua PN
• Setelah memeriksa berkas yang
dilimpahkan ke Ketua Pengadilan Negeri,
Ketua Pengadilan Negeri akan menetapkan
Majelis Hakim yang akan memeriksa dan
memutus perkara selambat-lambatnya 7
hari setelah berkas diterima. Majelis hakim
terdiri dari sekurang-kurangnya 3 orang
Hakim, dengan komposisi satu orang
Ketua Majelis Hakim dan 2 orang Hakim
Anggota.
Penetapan Hari Sidang
• Setelah Majelis Hakim yang akan memeriksa dan
mengadili perkara tersebut terpilih, maka Majelis
Hakim kemudian menetapkan hari sidang.
Penetapan itu dituangkan dalam surat penetapan
selambat-lambatnya 7 hari setelah Majelis Hakim
menerima berkas perkara. Kemudian Majelis
Hakim akan memanggil para pihak (Penggugat
dan Tergugat) untuk hadir pada hari sidang yang
telah ditentukan. Kemudian proses persidangan
akan dimulai sesuai dengan Hukum Acara Perdata
yang berlaku.
Pertemuan 10
• Latihan Pembuatan Surat Gugatan

More Related Content

What's hot

kasus konsultasi hukum
kasus konsultasi hukumkasus konsultasi hukum
kasus konsultasi hukumDELA ASFARINA
 
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...Idik Saeful Bahri
 
Makalah benda berwujud dan tidak berwujud
Makalah benda berwujud dan tidak berwujud Makalah benda berwujud dan tidak berwujud
Makalah benda berwujud dan tidak berwujud Yeepe
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita SariTugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita SariFenti Anita Sari
 
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaDaniel_Alfaruqi
 
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumsyophi
 
Bab 9 percobaan pidana
Bab 9   percobaan pidanaBab 9   percobaan pidana
Bab 9 percobaan pidanaNuelimmanuel22
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Idik Saeful Bahri
 
Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumEga Jalaludin
 
Hukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumHukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumAji Wasesa
 
Ppt surat kuasa
Ppt surat kuasaPpt surat kuasa
Ppt surat kuasaCaelarsyi
 
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...Rio Cahya Nandika
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negaranurul khaiva
 
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)Taufik Budi Permana
 

What's hot (20)

kasus konsultasi hukum
kasus konsultasi hukumkasus konsultasi hukum
kasus konsultasi hukum
 
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
 
Makalah benda berwujud dan tidak berwujud
Makalah benda berwujud dan tidak berwujud Makalah benda berwujud dan tidak berwujud
Makalah benda berwujud dan tidak berwujud
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
 
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita SariTugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
 
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
 
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
 
Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukum
 
Bab 9 percobaan pidana
Bab 9   percobaan pidanaBab 9   percobaan pidana
Bab 9 percobaan pidana
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
 
Hukum perikatan
Hukum perikatanHukum perikatan
Hukum perikatan
 
Hukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah DaerahHukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah Daerah
 
Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukum
 
Hukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumHukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata Hukum
 
Ppt surat kuasa
Ppt surat kuasaPpt surat kuasa
Ppt surat kuasa
 
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
 

Similar to Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saeful Bahri)

Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxhikpknlgto
 
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Idik Saeful Bahri
 
6 dan 7 (Gugatan dan Jawaban).pptx
6 dan 7 (Gugatan dan Jawaban).pptx6 dan 7 (Gugatan dan Jawaban).pptx
6 dan 7 (Gugatan dan Jawaban).pptxMaulanaAminThahir1
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptasifsardari
 
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
persiapan penanganan perkara perdata di pengadilan 230417
persiapan penanganan perkara perdata di pengadilan 230417persiapan penanganan perkara perdata di pengadilan 230417
persiapan penanganan perkara perdata di pengadilan 230417EMLI Indonesia
 
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA MENURUT PERMA NO 2 TAHUN 2015
PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA MENURUT PERMA NO 2 TAHUN 2015PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA MENURUT PERMA NO 2 TAHUN 2015
PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA MENURUT PERMA NO 2 TAHUN 2015ilmu ilmu
 
Bahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acaraBahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acaraFakhrul Rozi
 
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar alsalcunsoed
 
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Laporan Mingguan PPL Perdata..pdf
Laporan Mingguan PPL Perdata..pdfLaporan Mingguan PPL Perdata..pdf
Laporan Mingguan PPL Perdata..pdfPebriyana3
 
Pembuktian
PembuktianPembuktian
Pembuktianepylian
 

Similar to Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saeful Bahri) (20)

Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
4. GUGATAN.pptx
4. GUGATAN.pptx4. GUGATAN.pptx
4. GUGATAN.pptx
 
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
 
6 dan 7 (Gugatan dan Jawaban).pptx
6 dan 7 (Gugatan dan Jawaban).pptx6 dan 7 (Gugatan dan Jawaban).pptx
6 dan 7 (Gugatan dan Jawaban).pptx
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
 
Bab ii perihal
Bab ii perihalBab ii perihal
Bab ii perihal
 
persiapan penanganan perkara perdata di pengadilan 230417
persiapan penanganan perkara perdata di pengadilan 230417persiapan penanganan perkara perdata di pengadilan 230417
persiapan penanganan perkara perdata di pengadilan 230417
 
HUKUM ACARA PTUN - Johny Koynja
HUKUM ACARA PTUN - Johny KoynjaHUKUM ACARA PTUN - Johny Koynja
HUKUM ACARA PTUN - Johny Koynja
 
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
 
PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA MENURUT PERMA NO 2 TAHUN 2015
PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA MENURUT PERMA NO 2 TAHUN 2015PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA MENURUT PERMA NO 2 TAHUN 2015
PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA MENURUT PERMA NO 2 TAHUN 2015
 
Gugatan Sederhana.pptx
Gugatan Sederhana.pptxGugatan Sederhana.pptx
Gugatan Sederhana.pptx
 
Bahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acaraBahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acara
 
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar
 
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
 
Laporan Mingguan PPL Perdata..pdf
Laporan Mingguan PPL Perdata..pdfLaporan Mingguan PPL Perdata..pdf
Laporan Mingguan PPL Perdata..pdf
 
Pembuktian
PembuktianPembuktian
Pembuktian
 
Pembuktian
PembuktianPembuktian
Pembuktian
 

More from Idik Saeful Bahri

Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...Idik Saeful Bahri
 

More from Idik Saeful Bahri (20)

Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
 
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
 

Recently uploaded

Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 

Recently uploaded (12)

Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 

Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saeful Bahri)

  • 1. HUKUM ACARA PERDATA IDIK SAEFUL BAHRI, M.H. Pembuatan Gugatan dan Cara Pengajuan Gugatan
  • 2. Hal Penting dalam Pembuatan Gugatan • Identitas • Posita (Fundamentum Petendi) • Petitum (Tuntutan)
  • 3. Legal Standing di Rv • Secara yuridis, Rv sudah dinyatakan tidak berlaku. • Mengenai persyaratan tentang isi gugatan tidak ada ketentuannya, tetapi kita dapat melihat dalam pasal 8 Rv yang mengharuskan adanya pokok gugatan yang meliputi : • (1) Identitas para pihak; • (2) Dalil-dalil konkret tentang adanya hubungan hukum yang merupakan dasar serta alasan-alasan daripada tuntutan. Dalil-dalil ini lebih dikenal dengan istilah fundamentum petendi; • (3) Tuntutan atau petitum ini harus jelas dan tegas. • (HIR dan Rbg sendiri hanya mengatur mengenai cara mengajukan gugatan)
  • 4. Identitas Para Pihak • Yang dimaksud dengan identitas adalah data diri penggugat dan tergugat yang meliputi nama, pekerjaan, tempat tinggal.
  • 5. Posita (Fundamentum Petendi) • Fundamentum petendi adalah dalil-dalil konkrit tentang adanya hubungan yang merupakan dasar serta ulasan dari tuntutan. • Fundamentum petendi ini terdiri dari dua bagian : • (1) Bagian yang menguraikan tentang kejadian atau peristiwa (feitelijke gronden); dan • (2) Bagian yang menguraikan tentang dasar hukumnya (rechtgronden).
  • 6. Posita (Fundamentum Petendi) • Uraian tentang kejadian yang merupakan penjelasan duduk perkara tentang adanya hak atau hubungan hukum yang menjadi dasar yuridis dari tuntutan. • Mengenai uraian yuridis tersebut tidak berarti harus menyebutkan peraturan-peraturan hukum yang dijadikan dasar tuntutan, melainkan cukup hak atau peristiwa yang harus dibuktikan di dalam persidangan nanti sebagai dasar dari tuntutan, yang memberi gambaran tentang kejadian materiil yang merupakan dasar tuntutan itu.
  • 7. Posita (Fundamentum Petendi) • Mengenai seberapa jauh harus dicantumkannya perincian tentang peristiwa yang dijadikan dasar tuntutan, ada beberapa pendapat : • (1) Menurut Subtantierings Theori, tidak cukup disebutkan hukum yang menjadi dasar tuntutan saja, tetapi harus disebutkan pula kejadian- kejadian yang nyata yang mendahului peristiwa hukum yang menjadi dasar gugatan itu, dan menjadi sebab timbulnya peristiwa hukum tersebut, misalnya bagi penggugat yang menuntut miliknya, selain menyebutkan bahwa sebagai pemilik, ia juga harus menyebutkan asal-asul kepemilikan itu.
  • 8. Posita (Fundamentum Petendi) • (2) Menurut Individualisering Theori, sudah cukup dengan disebutkannya kajadian-kejadian yang dicantumkan dalam gugatan yang sudah dapat menunjukkan adanya hubungan hukum yang menjadi dasar tuntutan. Dasar atau sejarah terjadinya hubungan tersebut tidak perlu dijelaskan, karena hal tersebut dapat dikemukakan didalam sidang-sidang yang akan datang dengan disertai pembuktian. • (3) Menurut Mahkamah Agung, sudah cukup dengan disebutkannya perumusan kejadian materiil secara singkat.
  • 9. Petitum (Tuntutan) • Petitum/Tuntutan adalah apa yang dimintakan atau diharapkan penggugat agar diputuskan oleh hakim. Tuntutan itu akan terjawab didalam amar atau diktum putusan. Oleh karenanya petitum harus dirumuskan secara jelas dan tegas. • Tuntutan yang tidak jelas atau tidak sempurna dapat barakibat tidak diterimanya tuntutan tersebut. Demikian pula gugatan yang berisi pernyataan- pernyataan yang bertentangan satu sama lain disebut obscuur libel ( gugatan yang tidak jelas dan tidak dapat dijawab dengan mudah oleh pihak tergugat) berakibat tidak diterimanya gugatan tersebut.
  • 10. Petitum (Tuntutan) • Sebuah tuntutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu : • (1) Tuntutan primer atau tuntutan pokok yang langsung berhubungan dengan pokok perkara. • (2) Tuntutan tambahan, bukan tuntutan pokok tetapi masih ada hubungannya dengan pokok perkara. • (3) Tuntutan subsidair atau pengganti. • Meskipun tidak selalu tapi seringkali di samping tuntutan pokok masih diajukan tuntutan tamabahan yang merupakan pelengkap daripada tuntutan pokok.
  • 11. Tuntutan Tambahan • Biasanya tututan tambahan bisa berwujud : • (1) Tuntutan agar tergugat dihukum untuk membayar biaya perkara. • (2) Tuntutan “uivoerbaar bij voorraad” yaitu tuntutan agar putusan dapat dilaksanakan lebih dulu meskipun ada perlawanan, banding atau kasasi. Didalam praktik permohonan uivoerbaar bij voorraad bisa dikabulkan. Namun demikian, Mahkamah Agung menginstruksikan agar hakim tidak secara mudah memberikan putusan uivoerbaar bij voorraad.
  • 12. Tuntutan Tambahan • (3) Tuntutan agar tergugat dihukum untuk membayar bunga (moratoir) apabila tuntutan yang demikian oleh penggugat berupa sejumlah uang tertentu. • (4) Tuntutan agar tergugat dihukum untuk mambayar uang paksa (dwangsom), apabila hukuman itu tidak berupa pembayaran sejumlah uang selama ia tidak memenuhi isi putusan • (5) Dalam hal gugat cerai sering disertai juga dengan tuntutan nafkah bagi istri atau pembagian harta.
  • 13. Tuntutan Subsidair • Mengenai tuntutan subsidair selalu diajukan sebagai pengganti apabila hakim berpendapat lain. Biasanya tuntutan subsidair itu berbunyi “agar hakim mengadili menurut keadilan yang benar” atau “ mohon putusan yang seadil-adilnya” (aequo et bono). Jadi tujuan dari tuntutan subsidair adalah agar apabila tuntutan primer ditolak masih ada kemungkinan dikabulkannya gugatan yang didasarkan atas kebebasan hakim serta keadilan.
  • 14. Gugatan Biasa dan Referte • Didalam berperkara di Pengadilan kita mengenal gugatan biasa dan gugatan yang bersifat referte. (Referte adalah jawaban dari pihak tergugat yang berupa menyerahkan seluruhnya kepada kebijaksanaan hakim, tergugat disini tidak membantah dan tidak pula membenarkan isi gugatan)
  • 15. Pencabutan Gugatan • Sebuah gugatan dapat dicabut selama putusan pengadilan belum dijatuhkan dengan catatan : • (1) Apabila gugatan belum sampai dijawab oleh tergugat, maka penggugat dapat langsung mengajukan pencabutan gugatan. • (2) Apabila pihak tergugat sudah memberikan jawaban maka pencabutan gugatan dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari tergugat.
  • 16. Cara Pengajuan Gugatan • Pendaftaran Gugatan • Membayar Panjar Biaya Perkara (Persekot) • Registrasi Perkara • Pelimpahan Berkas Perkara kepada Ketua Pengadilan Negeri • Penetapan Majelis Hakim oleh Ketua Pengadilan Negeri • Penetapan Hari Sidang
  • 17. Pendaftaran Perkara • Tahap pertama yang harus dilakukan calon penggugat adalah mengajukan gugatan perdata dengan melakukan pendaftaran gugatan ke pengadilan. Menurut Pasal 118 ayat (1) HIR, pendaftaran gugatan diajukan ke Pengadilan Negeri berdasarkan kompetensi relatifnya. • Cara menentukan kompetensi relatif tersebut yaitu, berdasarkan tempat tinggal tergugat (pihak yang digugat dalam perkara) atau berdomisili hukum yang ditunjuk dalam perjanjian. • Gugatan tersebut hendaknya diajukan secara tertulis, ditandatangani oleh Penggugat atau kuasanya, dan ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri. Pendaftaran gugatan ini dapat dilakukan di kantor kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat.
  • 18. Membayar Panjar Biaya Perkara • Setelah pendaftaran gugatan diterima oleh kantor kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat, selanjutnya Penggugat wajib membayar biaya perkara. Biaya perkara yang dibayarkan pada tahap ini disebut panjar biaya perkara, yang merupakan biaya sementara yang finalnya akan diperhitungkan setelah diputuskannya putusan pengadilan. • Umumnya setelah dikeluarkan putusan pengadilan, pihak yang kalah (antara Penggugat dan Tergugat) adalah pihak yang akan menanggung biaya perkara. Biaya perkara yang dimaksud termasuk biaya-biaya yang perlu dikeluarkan pengadilan dalam proses pemeriksaan perkara tersebut, antara lain, biaya kepaniteraan, materai, pemanggilan saksi, pemeriksaan setempat, pemberitahuan, eksekusi, dan biaya lainnya yang diperlukan selama proses pemeriksaan dan persidangan. Jika panjar biaya perkara kurang, maka Penggugat wajib menambahkan, dan sebaliknya, apabila lebih maka biaya sisa harus dikembalikan kepada Penggugat.
  • 19. Membayar Panjar Biaya Perkara • Terdapat pengecualian bagi Penggugat dan/atau Tergugat yang tidak mampu membayar biaya perkara, maka dalam Hukum Acara Perdata juga mengizinkan untuk berperkara tanpa biaya (prodeo/free of charge). Untuk berperkara tanpa biaya, Penggugat dapat mengajukan permintaan izin berperkara tanpa biaya dengan melampirkannya dalam surat gugatannya atau dalam surat tersendiri. Selain Penggugat, Tergugat juga dapat mengajukannya sendiri. Permintaan ini juga disertai dengan surat keterangan tidak mampu dari camat atau kepala desa tempat tinggal pihak yang mengajukan.
  • 20. Registrasi Perkara • Registrasi perkara adalah pencatatan gugatan ke dalam Buku Register Perkara untuk mendapatkan nomor gugatan agar dapat diproses lebih lanjut, dilakukan setelah melakukan pembayaran panjar biaya perkara.
  • 21. Pelimpahan Berkas Perkara kepada Ketua PN • Setelah mendapatkan nomor perkara berdasarkan nomor urut dalam Buku Register Perkara, maka perkara tersebut akan dilimpahkan kepada Ketua Pengadilan Negeri. Pelimpahan tersebut harus dilakukan secepat mungkin agar tidak melanggar prinsip-prinsip penyelesaian perkara secara sederhana, cepat, dan biaya ringan, selambat- lambatnya 7 hari dari tanggal registrasi.
  • 22. Penetapan Majelis Hakim oleh Ketua PN • Setelah memeriksa berkas yang dilimpahkan ke Ketua Pengadilan Negeri, Ketua Pengadilan Negeri akan menetapkan Majelis Hakim yang akan memeriksa dan memutus perkara selambat-lambatnya 7 hari setelah berkas diterima. Majelis hakim terdiri dari sekurang-kurangnya 3 orang Hakim, dengan komposisi satu orang Ketua Majelis Hakim dan 2 orang Hakim Anggota.
  • 23. Penetapan Hari Sidang • Setelah Majelis Hakim yang akan memeriksa dan mengadili perkara tersebut terpilih, maka Majelis Hakim kemudian menetapkan hari sidang. Penetapan itu dituangkan dalam surat penetapan selambat-lambatnya 7 hari setelah Majelis Hakim menerima berkas perkara. Kemudian Majelis Hakim akan memanggil para pihak (Penggugat dan Tergugat) untuk hadir pada hari sidang yang telah ditentukan. Kemudian proses persidangan akan dimulai sesuai dengan Hukum Acara Perdata yang berlaku.
  • 24. Pertemuan 10 • Latihan Pembuatan Surat Gugatan