SlideShare a Scribd company logo
1 of 75
HUKUM ACARA PTUN
Johny Koynja, SH., MH
Fa kult a s H u k u m U niv ersit a s M a t a ram
PENGERTIAN
• Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara
(HAPTUN) adalah Peraturan Hukum yg
mengatur proses penyelesaian perkara TUN
melalui pengadilan (hakim), sejak pengajuan
gugatan sampai keluarnya putusan pengadilan
(hakim).
• HAPTUN disebut juga hukum formal yang
berfungsi mempertahankan berlakunya HTUN
(HAN) sebagai hukum material.
Pengaturan Hukum Formal dapat digolongkan
menjadi 2 cara, yaitu:
• Diatur bersama dg hkm materialnya. ketentuan
mengenai prosedur berperkara diatur bersama dg hkm
materialnya/ dg susunan, kompetensi badan peradilan
dlm bentuk UU/Peraturan lain.
• HAPTUN sbg pelaksana Pasal 12 UU No. 14 Th 1970
diatur bersama hkm materialnya
• Prosedur berperkara diatur tersendiri dalam bentuk
UU/Peraturan lainnya.
• UU No. 5/1986 tentang PTUN
• UU No. 9/2004 tentang PTUN
KARAKTERISTIK PTUN
• Salah 1 unsur PTUN adlh pihak2 dan slh 1 pihak
itu adlh Badan atau Pejabat TUN dlm
kedudukanya dan bertindak berdasarkan
wewenang yang diberikan oleh HTUN (HAN) dlm
menjalankan tugas pelayanan umum.
• Dimuka PTUN para pihak yg berperkara
mempunyai kedudukan yg sama. Hakim harus
memperlakukan kedua belah pihak dg sama adil.
• Badan atau Pejabat TUN dlm
menjalankan fungsinya mempunyai
kewenangan berdasarkan ketentuan
per-uu-an baik secara langsung
(atribusi) maupun pelimpahan
(delegasi) serta mandat dan
kebebasan bertindak yang dalam ilmu
hkm dikenal dg istilah freis Ermessen.
• Dlm menjalankan tugasnya, tidak
jarang terjadi bahwa tindakan
badan atau Pejabat TUN
melanggar batas, sehingga
menimbulkan kerugian bagi yg
terkena.
Hal demikian disebut perbuatan
melanggar hukum oleh penguasa
(onrechtmatige overheidsdaad).
Karakteristik Acara
No Pembeda HAPTUN Acara Perdata
1 Subjek/Pihak badan/Pejabat TUN
lawan warga
masyarakat
Warga masy. Lawan
warga masyarakat
2 Pangkal sengketa Ketetapan tertulis
pejabat
Kepentingan perdata
warga masyarakat
3 Tindakan Perbuatan melawan
hukum penguasa
Perbuatan melawan
hukum masy.
wanprestasi
4 Peran hakim Hakim aktif Hakim pasif
5 Rekonvensi Tidak dikenal Dikenal, diatur
Asas-asas Hukum Acara Peratun
a. Asas praduga sah menurut hkm
b. Asas pembuktian bebas
c. Asas keaktifan hakim
d. Asas erga omnes (hrs segera dilksnkan krn untk
kepentingan publik)
e. Asas peradilan cepat, murah, sederhana
f. Asas kesatuan beracara
g. Asas musyawarah
h. Asas kekuasaan kehakiman yg merdeka
i. Asas keterbukaan
j. Asas putusan adil
Kompetensi PTUN
• Kompetensi absolut  kewenangan
memeriksa/mengadili perkara
berdasarkan pembagian wewenang
atau tugas (atribusi kekuasaan)
• Kompetensi relatif  kewenangan
memeriksa/mengadili perkara
berdasarkan pembagian daerah
hukum (distribusi kekuasaan)
Pengecualian
• Pengadilan tidak berwenang memeriksa,
memutus dan menyelesaikan sengketa
TUN tertentu dlm hal keputusan yg
disengketakan itu dikeluarkan dlm waktu
perang, keadaan bahaya, keadaan bencana
alam, atau keadaan luar biasa yg
membahayakan, berdasarkan peraturan
perundang-undangan yg berlaku.
PENYELESAIAN SENGKETA TUN
• Upaya Administratif  Prosedur yg
ditentukan dlm suatu peraturan
per-uuan tuk menyelesaikan suatu
sengketa TUN yg dilaksanakan di
lingkungan pemerintahan sendiri
Bentuk yg dapat ditempuh
melalui prosedur upaya administratif
• Prosedur keberatan  digunakan
dlm hal penyelesaian KTUN harus
dilakukan sendiri oleh
Badan/Pejabat TUN yg
mengeluarkan keputusan tsb.
• Banding administratif 
Gugatan ke PTUN
• Permohonan tertulis yg berisi
tuntutan kepada Pejabat
Administrasi Negara yg ditujukan
ke PTUN
Penyelesaian Senketa TUN
Mahkamah Agung
RI Ps. 51 ayat (4)
Keputusan
Keberatan
PT TUN
Ps. 51 ayat (1), (3)
Instansi Atasan
Ps. 48 jo Sema
No 2/1999
P TUN
Ps. 50
Penguasa dg
Suat Ketetapan
Individu/Badan
Hkm Perdata
Ps. 53 ayat (1)
X
A
III
2a
C
I
II
2a
3a
I Ia
3
2
4a
B
Alur Penyelesaian Sengketa TUN
Mahkamah Agung
Pasal 51 ayat 4
Individu/Badan
Hukum Perdata
Ps 53 ayat 1
“Keberatan”
Ps jo Sema No.
2/1991
“Banding Adm”
Ps. 48 jo Sema
No. 2/1991
PT TUN
Pasal 51 ayat 3
P. TUN
PT TUN
Pengajuan Gugatan
dan Tenggang Waktu
• Gugatan  permohonan yg berisi tuntutan
thdp Badan/Pejabat TUN dan diajukan
kepada pengadilan untuk mendapatan
putusan (Psl. 5 UU No 5/1986)
• Isi gugatan hanya terbatas pada suatu
macam tuntutan pokok, yaitu agar
keputusan TUN yg diselengarakan
batal/tidak sah.
• Tdk setiap KTUN dpt langsung digugat
melalui PTUN. Menurut UU No.
5/1986, tdhp KTUN yg mengenal
upaya administratif disyaratkan lbh
dahulu menempuh saluran
administratif yg tersedia. KTUN yg tdk
mengenal upaya administratif,
gugatan langsung ditujukan kpd PTUN
tingkat pertama.
• Jika tdk ada peraturan per-uuan yg
menyediakan upaya administratif,
sengketa TUN dpt langsung diajukan
kpd PTUN.
• PTUN bertugas dan berwenang
memeriksa, memutus, dan
menyelesaika sengketa TUN di
tingkat pertama.
• Apabila thdp putusan PTUN tersebut
dirasakan tdk puas, penggugat dpt
mengajukan banding kpd PT TUN.
• PT TUN bertugas dan berwenang
memeriksa dan memutus sengketa TUN di
tingkat banding.
• Thdp putusan PT TUN dpt diajukan
permohonan kasasi kpd Mahkamah Agung.
Gugatan Sengketa TUN
• Beracara di muka PTUN tingkat
pertama selalu diawali dg pengajuan
gugatan kpd pengadilan yg
berwenang.
• Gugatan adlh permohonan yg berisi
tuntutan thdp Badan/Pejabat TUN an
diajukan kpd pengadilan untuk
mendapatkan putusan.
• Gugatan hanya dpt diajukan oleh
seseorang atau Badan hkm
perdata, dan tdk dimungkinkan
terjadi gugat menggugat antar
Badan atau Pejabat TUN.
• Isi gugatan hanya terbatas pd
suatu macam tuntutan pokok,
yaitu agar KTUN yg disengkeakan
batal atau tdk sah.
• Tuntutan pokok dpt juga disertai dg
tuntutan ganti kerugian. Khusus untuk
pegawai negeri selain tuntutan di atas dpt
jg ditambah dg tuntuan rehabilitasi.
• Rehabilitasi adlh pemulihan hak penggugat
dlm kemampuan, kedudukan, harkat dan
martabatnya sbg pegawai negeri sipil
seperti semula sblm ada keputusan yg
disengketakan dan termasuk jg pemulihan
terhadap hak2 yg ditimbulkan oleh
kemampuan, kedudukan, dan harkatnya
sbg sbg pegawai negeri sipil.
• Gugatan diajukan kpd pengadilan yg
berwenang yg daerah hkmnya meliputi
tempat kedudukan tergugat.
• Jika tergugat lbh dari satu Badan atau
Pejabat TUN dan berkedudukan tdk
dlm satu daerah hkm pengadilan,
maka gugatan diajukan kpd pengadilan
yg daerah hkmnya meliputi tempat
kedudukan slh satu Badan atau
Pejabat tersebut.
• Jika tdk berkedudukan di
daerah hkm pengadilan
penggugat, maka gugatan dpt
diajukan kpd pengadilan yg
daerah hkmnya meliputi
kedudukan penggugat untuk
selanjutnya diteruskan kpd
pengadilan yg bersangkutan.
• Pada dasarnya para phk yg berperkara hrs
menghadap sendiri dlm perkara di
persidangan PTUN, baik yg bertindak sbg
penggugat naupun sbg tergugat.
• Tetapi jika penggugat dan tergugat asli tdk
mau menghadap sendiri, perkaranya itu
dpt diwakilkan secara lisan kpd orang lain
sbg kuasa di persidangan. Jika ybs tdk dpt
hadir, perkaranya hrs diwakilkan secara
tertulis dg surat kuasa.
Alasan-alasan yg dpt digunakan
dalam gugatan adalah :
• KTUN yg digugat itu bertentangan dg
peraturan perundang-undangan yg
berlaku.
• Badan atau Pejabat TUN pd waktu
mengeluarkan keputusan tlh
menggunakan wewenang untuk tujuan
lain dari maksud diberikan wewenang
tersebut.
• Badan atau Pejabat TUN pada
waktu mengeluarkan atau tdk
mengeluarkan keputusan setelah
mempertimbangkan semua
kepentingan yg tersangkut dg
keputusan itu seharusnya tdk
sampai pada pengambilan atau tdk
pengambilan keputusan tersebut.
PENUNDAAN PELAKSANAAN KTUN
YANG DIGUGAT
KTUN selalu dianggap sah menurut
hkm selama tdk ada keputusan hakim
yg menyatakan sebaliknya, oleh karena
itu :
• Gugatan tdk menunda atau
menghalangi dlaksanakannya
keputusan Badan atau Pejabat TUN
• Penggugat dpt mengajukan
permohonan agar pelaksanaan
KTUN itu ditunda selama
pemeriksaan sengketa TUN
sedang berjalan, sampai ada
keputusan pengadilan yg
memperoleh kekuatan hkm
tetap.
• Permohonan dimaksud dpt diajukan
sekaligus dlm gugatan dan dpt diputus
lbh dahulu dari pokok sengketa.
• Namun jika permohonan tsb baru
diajukan setelah tingkat pembuktian
selesai akan sulit diterima krn pd
tingkat pemeriksaan itu sdh saatnya
untuk menentukan dikabulan atau tdk
permohonan penundaan KTUN itu.
• Untuk mendapat gambaran yg jelas
mengenai permasalahanya, ketua
pengadilan atau majelis hakim dpt jg
memanggil para phk yg bersengketa,
sanksi-sanksi, saksi ahli, ahli
penerjemah, atau juru bahasa.
• Para pihak dpt juga membawa saksi
atau saksi ahli.
• Agar permohonan penundaan pelaksanaan
KTUN dpt diterima maka permohonan yg
diajukan secara terpisah, hrs memenuhi
syarat2 formal yg berlaku untuk surat
gugatan.
• Permohonan penundaan pelaksanaan
KTUN hrs hanya berkaitan dg gugatan
pokok yg tlh dimasukan dan jelas masuk
dlm kompetensi pengadilan tsb.
• Permohonan penundaan pelaksanaan
KTUN itu tdk menyangkut kepentingan
umum.
• Permohonan penundaan pelaksanaan
KTUN itu blm pernah diputuskan oleh
pengadilan.
• Jika permohonan spt itu sdh pernah
ditolak oleh pengadilan, tentu saja
permohonan ulang tdk dpt diterima.
Pemeriksaan Administratif
dan pemeriksaan Persiapan
• Kriteria pemeriksaan administratif
setelah perkara didaftar dan
memperoleh nomor perkara,
kmudian staf kepaniteraan
membuatkan resume gugatan sblm
diajukan kpd ketua PTUN dg bentuk
formal sbb:
a. Subjek gugatan  siapa subjek gugatan dan
apakah penggugat atau tergugat maju sendiri
atau diwakili oleh kuasanya
b. Objek gugatan  hal yg menjadi objek
gugatan, misalnya surat keputusan
pemberhentian sbg PNS, atau misalnya surat
keputusan pembongkaran gedung atau
rumah.
c. Ringkasan alasan gugatan  ringkasan
alasan gugatan diteliti secara sepintas
apakah memenuhi unsur Ps. 53 ayat (3)
huruf a, b, dan c UU No. 5 tahun 1986.
d. Apakah Tuntutan penggugat (petitum)
hanya berisi permintaan pembataan surat
keputusan yg diselenggarakan saja, atau
ditambah dg tuntutan ganti kerugian dan
atau rehabilitasi.
• Pendaftaran perkara baik di tgkt pertama
maupun di tgkt banding baru dimasukan dlm
register perkara stlh biaya panjar perkara yg
ditaksir oleh paniteradipenuhi.
• Jika ada phk yg didampingi oleh kuasa, maka isi
dan bentuk surat kuasa khusus hrs memenuhi
persyaratan dg dibubuhi materai secukupnya.
• Jika surat kuasa khusus tsb hanya dibubuhi cap
jempol pemberi kuasa, maka perlu adanya
penguatan dari seorang pejabat yg berwenang.
• Jika kuasa itu seorang advokad,
maka surat kuasa khusus tdk perlu
dilegalisasi.
• Dlm surat kuasa khusus mungkin
saja disebutkan kuasa subtitusi,
maka menurut Mahkamah Agung
kuasa subtitusi juga harus memiliki
izin praktek.
• Hasil penelitian adm dilaporkan kpd Ketua
PTUN atau wakilnya untuk dilajutkan dlm rpt
permusyawaratan.
• Ketua atau wakil ketua akan memeriksa
kembali terutama mengenai wewenang PTUN
yg bersangkutan untuk memutus atau
mengadilinya.
• Apakah gugatan tsb tlh memenuhi persyaratan,
alasan-alasan pengajuan gugatan, daluwarsa
atau tdknya gugatan yg diajukan tsb.
• Dlm rpt permusyawaratan, ketua pengadilan
berwenang memtuskan dg suatun penetapan yg
dilengkapi dg pertimbangan2 bahwa gugatan
tsb dinyatakan tdk dpt diterima atau tdk
berdasar.
• Apabila pokok gugatan nyata2 tdk termasuk dlm
wewenang pengadilan, syarat2 gugatan tdk
dipenuhi penggugat sekalipun dia tlh
diberitahukan dan diperingakan, gugatan
iajukan sblm waktunya atau tlh lwt waktunya.
• Dgn demikian, kriteria utama
pemeriksaan adm. Yg dilakukan
dlm rapat permusyawaratan
adlh:
fakta yg dijadikan dasar gugatan
termasuk kompetensi PTUN;
syarat dan alasan pengajuan
gugatan.
Pemeriksaan dg Acara Biasa,
Acara Cepat, Acara singkat
• Surat gugatan merupakan pengantar ke
proses pemeriksaan di muka PTUN. Dg
masuknya surat gugatan sb diharapkan
akan menimbulkan reaksi dari phk
pengadilan, misalnya berupa pernyataan
bahwa gugatan itu tdk dpt diterima jika
tdk memenuhi syarat2 yg diharuskan.
• Penggugat tentunya mengaharapkan
bahwa surat gugatanya itu tlh memenuhi
syarat2 yg diharuskan dan dpt segera
diperiksa dan diputus oleh pengadilan
sesuai dg tuntutanya.
• Gugatan diajukan krn penggugat merasa
kepentinanya dirugikan oleh tindakan adm
Negara yg dituangkan dlm ketetapan itu
bersifat melawan hkm (onrechtmatige
overheidsdaad)
• Atau karena menyalahgunakan
wewenang (detournement de
pouvoir), atau karena bertindak
sewenang-wenang (abus de
droit).
• Oleh karena itu, ketetapan yg
diperkarakan itu diminta agar
dinyatakan batal atau tdk sah.
• Apabila terdapat kepentingan penggugat yg
cukup mendesak yg harus dpt disimpulkan dr
alasan2 permohonanya, penggugat dlm
gugatannya dpt memohon kpd pengadilan
supaya pemeriksaan sengketa dipercepat.
• Ketua pengadilan dlm jangka wkt 14hari stelah
diterimanya permohonan, mengeluarkan
penetapan tntang dikabulkan/tdk dikabulkanya
permohonan tsb.
• Terhadap pengadilan tdk dpt digunakan upaya
hukum.
• Setelah majelis hakim menganggap
perkara tsb sudah cukup untuk melihat
berkas perkara, maka hakim ketua ketua
sidang lalu menetapkan hari mulai dn
tmpat sidang dilakukan.
• Dlm menentukan hari sidang, hakim hrs
mempertimbangkan jauh dekatnya tempat
tinggal kedua belah pihak dari tempt
persidangan.
• Jangka wkt antr pmanggilan dn
hr sidang td blh kurang dr 6hari
kcuali dlm hal sengketa hrs
diperiksa dg acara cpat.
• Pengadilan masing2 telah
menerima surat panggilan yg
dikirimkan dg surat tercatat.
• Jika kedua belah pihak tdk mencapai kata
sepakat/perdamaian, maka sidang
dilanjutkan oleh hakim ketua dn pihak
tergugat hrs sdh siap dg surat jawabanya.
• Surat jawaban tergugat terdiri jawaan tdk
langsung mengenai pokok perkara.
Eksepsi hrs diartikan sbg perlawanan
tergugat yg tdk mengenai pokok perkara,
melainkan mengenai acara.
• Pembuktian adlh upaya untuk meyakinkan
hakim ttg kebenaran dalil2 yg dikemukakan
dlm suatu perkara.
• Tujuan pembuktian adlh untuk
memberikan kepastian hukum kpd hakim
ttg adanya dalil2 ttt, shg putusanya akan
berdasarkan alat bukti.
• Dlm hal pemerikasaan sengketa sdh diselesaikan, kedua
belah phk diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapat yg terakhir berupa kesimpulan masing2.
• Pemeriksaan sengketa sdh diselesaikan artinya sesudah
penggugat mengajukan replik dan tergugat mengajukan
duplik yg kmudian disusul dg pembuktian, hakim
memberi kesempatan kpd kedua belah phk untuk
mengajukan kesimpulan.
• Dlm ksmpatan tsb phk penggugat dan tergugat hrs dpt
mempertahankan dalil2 yg tlh dikemukakanya.
Putusan Peradilan tata Usaha Negara
• Putusan pengadilan dpt berupa gugatan
ditolak, gugatan dikabulkan, gugatan tdk
dpt diterima, atau gugatan gugur.
• Gugatan ditolak artinya memperkuat
Keputusan yg dikeluarkan oleh Badan atau
Pejabat TUN .
• Gugatan dikabulkan artinya tidak membenarkan
Keputusan yg dikeluarkan oleh Badan atau
Pejabat TUN baik sebagian atau seluruhnya.
• Gugatan tdk dpt diterima artinya gugatan itu tdk
memenuhi persyaratan yg tlh ditentukan.
• Gugatan gugur artinya apabila para phk atau
kuasanya semua tdk hadir pd persidangan yg tlh
ditentukan dan tlh dipanggil secara patut.
• Dlm hal gugatan dikabulkan oleh
pengadilan, maka dlm putusan sekaligus
dittpkan kwjiban yg hrs dilakukan oleh
Badan atau Pejabat TUN yg mengeluarkan
keputusan berupa :
1. Pencabutan KTUN yg bersangkutan;
2. Pencabutan KTUN yg bersangkutan
ditambah dg kwjban untuk menerbitkan
kptsn yg baru; atau
3. Penerbitan KTUN apabila gugatan
didasarkan pd adanya sikap diam yg
disamakan dg kptsn penolakan pd Ps. 3 UU
No. 5 th 1986.
• Putusan hakim tdk semua dpt dilaksanakan dlm arti yg
sebenarnya secara paksa oleh pengadilan. Hanya
putusan penghukuman yg dpt dilaksanakan, sedangkan
putusan pernyataan (deklaratoir) dan putusan
penciptaan (contitutive) tdk memerlukan sarana
pemaksa untuk melaksanakanya.
• Krn tdk memuat hak atas suatu prestasi, maka
terjadinya akibat hkm tdk tergantung pd bantuan atau
kesediaan dr phk yg dikalahkan.
• Krn itu, tdk diperlukan sarana pemaksa untuk
menjalankanya.
• Putusan Pengadilan yg tdk
mengindahkan syarat2 yg ditentukan
undang2 akibatnya batal demi hkm.
• Selambat2nya 30 hari stlh putusan itu
diucapkan, hakim yg memeriksa
perkara dan panitera yg ikut bersidang
hrs menandatanganinya.
• Apabila hakim ketua sidang
berhalangan menandatangani, maka
putusan ditandatangani oleh ketua
pengadilan dengan menyatakan
berhalanganya hakim ketua sidang.
• Apabila yg berhalangan adlh hakim
anggota majelis, putusan
ditandatangani oleh keta majelis dg
menyatakan berhalanganya hakim
anggota majelis itu
• Setiap perkara yg diputus
pengadilan memerlukan biaya.
• Pihak yg kalah lazimnya
dihukum untuk membayar biaya
perkara, baik untuk seluruhnya
atau sebagian.
Biaya perkara tsb dibebankan kpd pihak
yg kalah meliputi:
a. Biaya kepaniteraan dan biaya materai yg
diperlukan untuk perkara itu.
b. Biaya saksi, ahli, dan alih bahasa yg
diperlukan dlm perkara termasuk biaya
penyumpahanya, dg catatan bahwa phk yg
meminta pemeriksaan lbh dari 5 orang saksi
hrs membayar biaya untuk saksi yg lbh itu
meskipun phk tsb dimenangkan.
c. Biaya pemeiksaan ditempat
lain dari ruang sidang dan
biaya lain yg diperlukan bagi
pemutusan sengketa atas
perintah hakim ketua sidang.
• Agar ada kepastian hukum, jumlah
biaya perkara yg dibebankan kpd phk
yg kalah harus dimuat dlm amar
putusan akhi pengadilan.
• Dlm hal pelaksanan putusan yg berisi
kewajiban kpd Badan/Pejabat TUN
untuk memberikan rehabilitasi, dikirim
kpd para phk dlm tempo 3 hari stlh
putusan mempunyai kekuatan hkm
tetap.
• Apabila tergugat tdk dpt atau
tdk sempurna melaksanakanya
sbb tlh terjadi perubahan
keadaan, maka dia wajib
memberitahukan kpd Ketua
Pengadilan dan Penggugat.
• Kemungkinan suatu putusan PTUN
tdk dilaksanakan oleh pejabat adm
negara, krna alasan teknis yuridis dan
sikap tindak pejabat adm negara.
• Dari segi teknis yuridis, dlm UU No 5
th 1986 serta beberapa asas dlm hkm
adm memang tdk diatur instrumen yg
dpt memaksa pejabat adm negara
untuk melaksanakan putusan PTUN.
• Pejabat yg tdk melaksanakan putusan
PTUN berarti tdk menghormati prinsip2
negara hkm dan tdk menyadari bahwa
jabatan sbg pekerjaan yg mengemban
kepentinga umum.
• Untuk dpt menerobos hal ini diperlukan
dan diciptakan yurisprudensi oleh para
hakim PTUN.
Upaya hukum terhadap putusan PTUN
• Jenis upaya hkm:
a. Upaya hkm biasa yg berupa pengadilan
tingkat banding dan peradilan tingkat
kasasi.
b. Upaya hkm luar biasa, yaitu perlawanan
phk ketiga dan peninjauan kembali.
PERLAWANAN PIHAK KETIGA :
a. Mencabut keputusan yg digugat dlm perkara
itu. Misalnya pencabutan izin usaha akan
menimbulkan kerugian penduduk sekitarnya,
b. Mencabut kptsn yg digugat dlm perkara itu
dan menerbitkan KTUN yg baru. Misalnya
pencabutan izin usaha tsb disertai mengeluarkan
izin serupa untuk luar daerah, tentu ketetapan
baru akan merugikan kepentingan penduduk yg
dahulu sdh menguntungan
c. Menerbitkan KTUN baru dlm hal
gugatan yg dikabulkan mengenai
keputusan yg fiktif.
d. Membayar suatu ganti kerugian.
e. Mereka dilitir penggugat dlm
kedudukan semula.
• Pemohonan banding  istilah banding
sering disebut pemeriksaan ulang, dlm
bahasa inggris disebut appeal,
pemeriksaan tingkat kedua, yaitu
memeriksa perkara baik mengenai
fakta maupun penerapan hkmnya dan
merupakan pemeriksaan tingkat
terakhir (judex facti).
• Permohonan kasasi
kasasi  pemeriksaan thdp
keputusan pengadilan dlm tingkat
peradilan yg terakhir apakah ada
kesalahan atau kekeliruan dlm
penerapan hkmnya.
 Mahkamah Agung dlm tingkat kasasi dpt
menggunakan 3 alasan untuk membatalkan
alasan pengadilan bawahan (judex facti)
yaitu:
a. Karena melampaui batas wewenangnya
b. Salah menerapkan/melanggar km yg berlaku
c. Lalai memenuhi syarat2 yg diwajibkan oleh
UU yg mengakibatkan batalnya putusan yg
bersangkutan
• Peninjauan Kembali  Permohonan
peninjauan Kembali thdp putusan
pengadilan yg tlh memperoleh
kekuatan hkm tetap merupakan
wewenang eklusif Mahkamah Agung.
• Mahkamah Agung akan memutuskan
permohonan PK pd tingkat pertama da
terakhir.
• Setelah diputuskan dlm
tingkat PK tdk terbuka lagi
upaya hkm apapun.
• Alasan2 PK diatur dlm Pasal 67-75
UU No. 14 tahun 1986 sbb:
a. Apabila putusan didasarkan pada
suatu kebohongan atau tipu
muslihat phk lawan yg diketahui
stlh perkaranya diputus atau
didasarkan pada bukti2 perdana
dinyatakan palsu
b. Apabila stlh perkara diputus ditemukan
surat2 bukti yg bersifat menentukan yg
pd waktu pekara diperiksa tdk dpt
ditemukan
c. Apabila tlh dikabulkan suatu hal yg tdk
dituntut atau lbh daripada yg dituntut
d. Apabila mengenai suatu bagian dr
tuntutan blm diputus tanpa
dipertimbangkan penyebab2nya
e. Apabila antara phk2 yg sama
mengenai soal yg sama atas dasar yg
sama, oleh pegadilan yg sama, atau
sama tingkatnya tlh diberikan
putusan yg satu dg lainnya
bertentangan
f. Apabila dlm suatu putusan trdapat
ketentuan2 yg bertentangan satu dg
yg lainya.
HUKUM ACARA PTUN - Johny Koynja

More Related Content

What's hot

Ujian akhir semester ganjil PENEMUAN HUKUM
Ujian akhir semester ganjil PENEMUAN HUKUMUjian akhir semester ganjil PENEMUAN HUKUM
Ujian akhir semester ganjil PENEMUAN HUKUMAlfirdausDaus
 
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Belum Kerja
 
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan PemerintahBab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan PemerintahIsaka Yoga
 
hukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotohukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotoDnr Creatives
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiKardoman Tumangger
 
Hukum-Acara-Peradilan-Militer.pptx
Hukum-Acara-Peradilan-Militer.pptxHukum-Acara-Peradilan-Militer.pptx
Hukum-Acara-Peradilan-Militer.pptxpadlahriyadi1
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdatasesukakita
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Idik Saeful Bahri
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukumdimahana
 
Penyelesaian sengketa pemilu di mahkamah konstitusi
Penyelesaian sengketa pemilu di mahkamah konstitusiPenyelesaian sengketa pemilu di mahkamah konstitusi
Penyelesaian sengketa pemilu di mahkamah konstitusiindra wijaya
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalNuelnuel11
 

What's hot (20)

Ujian akhir semester ganjil PENEMUAN HUKUM
Ujian akhir semester ganjil PENEMUAN HUKUMUjian akhir semester ganjil PENEMUAN HUKUM
Ujian akhir semester ganjil PENEMUAN HUKUM
 
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
 
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan PemerintahBab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
 
hukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotohukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyoto
 
Pengertian Kriminologi
Pengertian KriminologiPengertian Kriminologi
Pengertian Kriminologi
 
Legal realism ppt
Legal realism pptLegal realism ppt
Legal realism ppt
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
 
Antropologi Hukum 2, UNDIP
Antropologi Hukum 2, UNDIPAntropologi Hukum 2, UNDIP
Antropologi Hukum 2, UNDIP
 
Hukum-Acara-Peradilan-Militer.pptx
Hukum-Acara-Peradilan-Militer.pptxHukum-Acara-Peradilan-Militer.pptx
Hukum-Acara-Peradilan-Militer.pptx
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
 
Hukum administrasi negara
Hukum administrasi negaraHukum administrasi negara
Hukum administrasi negara
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
 
Penyelesaian sengketa pemilu di mahkamah konstitusi
Penyelesaian sengketa pemilu di mahkamah konstitusiPenyelesaian sengketa pemilu di mahkamah konstitusi
Penyelesaian sengketa pemilu di mahkamah konstitusi
 
korupsi di jepang
korupsi di jepangkorupsi di jepang
korupsi di jepang
 
Materi kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi HukumMateri kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi Hukum
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Perbandingan hukum 1
Perbandingan hukum 1Perbandingan hukum 1
Perbandingan hukum 1
 

Similar to HUKUM ACARA PTUN - Johny Koynja

Pertemuan 14 Hukum Acara Tata Usaha Negara.ppt
Pertemuan 14 Hukum Acara Tata Usaha Negara.pptPertemuan 14 Hukum Acara Tata Usaha Negara.ppt
Pertemuan 14 Hukum Acara Tata Usaha Negara.pptnlpt3435
 
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)arjunowidya
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptasifsardari
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaAlalan Tanala
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaAlalan Tanala
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
HUKUM ACARA PTUN-1.ppt
HUKUM ACARA PTUN-1.pptHUKUM ACARA PTUN-1.ppt
HUKUM ACARA PTUN-1.pptAuliaR8
 
BAB 3. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia. 2.ppt
BAB 3. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia. 2.pptBAB 3. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia. 2.ppt
BAB 3. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia. 2.ppt23NurrohmahAzizahRaf
 
6. jaminan administrasi negara
6. jaminan administrasi negara6. jaminan administrasi negara
6. jaminan administrasi negaraDian Oktavia
 
Materi matkul 1 peratun sejarah, pengertian, dan kompetensi peratun
Materi matkul 1 peratun sejarah, pengertian, dan kompetensi peratunMateri matkul 1 peratun sejarah, pengertian, dan kompetensi peratun
Materi matkul 1 peratun sejarah, pengertian, dan kompetensi peratunfaris satria
 
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Indonesia_kls.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Indonesia_kls.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Indonesia_kls.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Indonesia_kls.pptxBrannessIrnando1
 
persiapan penanganan perkara perdata di pengadilan 230417
persiapan penanganan perkara perdata di pengadilan 230417persiapan penanganan perkara perdata di pengadilan 230417
persiapan penanganan perkara perdata di pengadilan 230417EMLI Indonesia
 

Similar to HUKUM ACARA PTUN - Johny Koynja (20)

Pertemuan 14 Hukum Acara Tata Usaha Negara.ppt
Pertemuan 14 Hukum Acara Tata Usaha Negara.pptPertemuan 14 Hukum Acara Tata Usaha Negara.ppt
Pertemuan 14 Hukum Acara Tata Usaha Negara.ppt
 
Peradilan TUN 2.ppt
Peradilan TUN 2.pptPeradilan TUN 2.ppt
Peradilan TUN 2.ppt
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agama
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agama
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
 
HUKUM ACARA PTUN-1.ppt
HUKUM ACARA PTUN-1.pptHUKUM ACARA PTUN-1.ppt
HUKUM ACARA PTUN-1.ppt
 
BAB 3. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia. 2.ppt
BAB 3. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia. 2.pptBAB 3. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia. 2.ppt
BAB 3. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia. 2.ppt
 
6. jaminan administrasi negara
6. jaminan administrasi negara6. jaminan administrasi negara
6. jaminan administrasi negara
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
Materi matkul 1 peratun sejarah, pengertian, dan kompetensi peratun
Materi matkul 1 peratun sejarah, pengertian, dan kompetensi peratunMateri matkul 1 peratun sejarah, pengertian, dan kompetensi peratun
Materi matkul 1 peratun sejarah, pengertian, dan kompetensi peratun
 
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
 
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
 
143-276-1-SM.pdf
143-276-1-SM.pdf143-276-1-SM.pdf
143-276-1-SM.pdf
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Indonesia_kls.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Indonesia_kls.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Indonesia_kls.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Indonesia_kls.pptx
 
persiapan penanganan perkara perdata di pengadilan 230417
persiapan penanganan perkara perdata di pengadilan 230417persiapan penanganan perkara perdata di pengadilan 230417
persiapan penanganan perkara perdata di pengadilan 230417
 

Recently uploaded

Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...ayinaini27
 
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptxPert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptxkrisddaparchitect
 
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan""PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"bayuputra151203
 
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdfppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdfimad362574
 
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptx
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptxPeran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptx
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptxJeckyReyhanAditya
 
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptxPPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptxsrirahayu566632
 
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.pptTEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.pptssuserd13850
 
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konselingWawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konselingalisudrajat22
 

Recently uploaded (8)

Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
 
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptxPert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
 
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan""PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
 
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdfppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
 
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptx
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptxPeran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptx
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptx
 
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptxPPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
 
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.pptTEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
 
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konselingWawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
 

HUKUM ACARA PTUN - Johny Koynja

  • 1. HUKUM ACARA PTUN Johny Koynja, SH., MH Fa kult a s H u k u m U niv ersit a s M a t a ram
  • 2. PENGERTIAN • Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara (HAPTUN) adalah Peraturan Hukum yg mengatur proses penyelesaian perkara TUN melalui pengadilan (hakim), sejak pengajuan gugatan sampai keluarnya putusan pengadilan (hakim). • HAPTUN disebut juga hukum formal yang berfungsi mempertahankan berlakunya HTUN (HAN) sebagai hukum material.
  • 3. Pengaturan Hukum Formal dapat digolongkan menjadi 2 cara, yaitu: • Diatur bersama dg hkm materialnya. ketentuan mengenai prosedur berperkara diatur bersama dg hkm materialnya/ dg susunan, kompetensi badan peradilan dlm bentuk UU/Peraturan lain. • HAPTUN sbg pelaksana Pasal 12 UU No. 14 Th 1970 diatur bersama hkm materialnya • Prosedur berperkara diatur tersendiri dalam bentuk UU/Peraturan lainnya. • UU No. 5/1986 tentang PTUN • UU No. 9/2004 tentang PTUN
  • 4. KARAKTERISTIK PTUN • Salah 1 unsur PTUN adlh pihak2 dan slh 1 pihak itu adlh Badan atau Pejabat TUN dlm kedudukanya dan bertindak berdasarkan wewenang yang diberikan oleh HTUN (HAN) dlm menjalankan tugas pelayanan umum. • Dimuka PTUN para pihak yg berperkara mempunyai kedudukan yg sama. Hakim harus memperlakukan kedua belah pihak dg sama adil.
  • 5. • Badan atau Pejabat TUN dlm menjalankan fungsinya mempunyai kewenangan berdasarkan ketentuan per-uu-an baik secara langsung (atribusi) maupun pelimpahan (delegasi) serta mandat dan kebebasan bertindak yang dalam ilmu hkm dikenal dg istilah freis Ermessen.
  • 6. • Dlm menjalankan tugasnya, tidak jarang terjadi bahwa tindakan badan atau Pejabat TUN melanggar batas, sehingga menimbulkan kerugian bagi yg terkena. Hal demikian disebut perbuatan melanggar hukum oleh penguasa (onrechtmatige overheidsdaad).
  • 7. Karakteristik Acara No Pembeda HAPTUN Acara Perdata 1 Subjek/Pihak badan/Pejabat TUN lawan warga masyarakat Warga masy. Lawan warga masyarakat 2 Pangkal sengketa Ketetapan tertulis pejabat Kepentingan perdata warga masyarakat 3 Tindakan Perbuatan melawan hukum penguasa Perbuatan melawan hukum masy. wanprestasi 4 Peran hakim Hakim aktif Hakim pasif 5 Rekonvensi Tidak dikenal Dikenal, diatur
  • 8. Asas-asas Hukum Acara Peratun a. Asas praduga sah menurut hkm b. Asas pembuktian bebas c. Asas keaktifan hakim d. Asas erga omnes (hrs segera dilksnkan krn untk kepentingan publik) e. Asas peradilan cepat, murah, sederhana f. Asas kesatuan beracara g. Asas musyawarah h. Asas kekuasaan kehakiman yg merdeka i. Asas keterbukaan j. Asas putusan adil
  • 9. Kompetensi PTUN • Kompetensi absolut  kewenangan memeriksa/mengadili perkara berdasarkan pembagian wewenang atau tugas (atribusi kekuasaan) • Kompetensi relatif  kewenangan memeriksa/mengadili perkara berdasarkan pembagian daerah hukum (distribusi kekuasaan)
  • 10. Pengecualian • Pengadilan tidak berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa TUN tertentu dlm hal keputusan yg disengketakan itu dikeluarkan dlm waktu perang, keadaan bahaya, keadaan bencana alam, atau keadaan luar biasa yg membahayakan, berdasarkan peraturan perundang-undangan yg berlaku.
  • 11. PENYELESAIAN SENGKETA TUN • Upaya Administratif  Prosedur yg ditentukan dlm suatu peraturan per-uuan tuk menyelesaikan suatu sengketa TUN yg dilaksanakan di lingkungan pemerintahan sendiri
  • 12. Bentuk yg dapat ditempuh melalui prosedur upaya administratif • Prosedur keberatan  digunakan dlm hal penyelesaian KTUN harus dilakukan sendiri oleh Badan/Pejabat TUN yg mengeluarkan keputusan tsb. • Banding administratif 
  • 13. Gugatan ke PTUN • Permohonan tertulis yg berisi tuntutan kepada Pejabat Administrasi Negara yg ditujukan ke PTUN
  • 14. Penyelesaian Senketa TUN Mahkamah Agung RI Ps. 51 ayat (4) Keputusan Keberatan PT TUN Ps. 51 ayat (1), (3) Instansi Atasan Ps. 48 jo Sema No 2/1999 P TUN Ps. 50 Penguasa dg Suat Ketetapan Individu/Badan Hkm Perdata Ps. 53 ayat (1) X A III 2a C I II 2a 3a I Ia 3 2 4a B
  • 15. Alur Penyelesaian Sengketa TUN Mahkamah Agung Pasal 51 ayat 4 Individu/Badan Hukum Perdata Ps 53 ayat 1 “Keberatan” Ps jo Sema No. 2/1991 “Banding Adm” Ps. 48 jo Sema No. 2/1991 PT TUN Pasal 51 ayat 3 P. TUN PT TUN
  • 16. Pengajuan Gugatan dan Tenggang Waktu • Gugatan  permohonan yg berisi tuntutan thdp Badan/Pejabat TUN dan diajukan kepada pengadilan untuk mendapatan putusan (Psl. 5 UU No 5/1986) • Isi gugatan hanya terbatas pada suatu macam tuntutan pokok, yaitu agar keputusan TUN yg diselengarakan batal/tidak sah.
  • 17. • Tdk setiap KTUN dpt langsung digugat melalui PTUN. Menurut UU No. 5/1986, tdhp KTUN yg mengenal upaya administratif disyaratkan lbh dahulu menempuh saluran administratif yg tersedia. KTUN yg tdk mengenal upaya administratif, gugatan langsung ditujukan kpd PTUN tingkat pertama.
  • 18. • Jika tdk ada peraturan per-uuan yg menyediakan upaya administratif, sengketa TUN dpt langsung diajukan kpd PTUN. • PTUN bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaika sengketa TUN di tingkat pertama.
  • 19. • Apabila thdp putusan PTUN tersebut dirasakan tdk puas, penggugat dpt mengajukan banding kpd PT TUN. • PT TUN bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus sengketa TUN di tingkat banding. • Thdp putusan PT TUN dpt diajukan permohonan kasasi kpd Mahkamah Agung.
  • 20. Gugatan Sengketa TUN • Beracara di muka PTUN tingkat pertama selalu diawali dg pengajuan gugatan kpd pengadilan yg berwenang. • Gugatan adlh permohonan yg berisi tuntutan thdp Badan/Pejabat TUN an diajukan kpd pengadilan untuk mendapatkan putusan.
  • 21. • Gugatan hanya dpt diajukan oleh seseorang atau Badan hkm perdata, dan tdk dimungkinkan terjadi gugat menggugat antar Badan atau Pejabat TUN. • Isi gugatan hanya terbatas pd suatu macam tuntutan pokok, yaitu agar KTUN yg disengkeakan batal atau tdk sah.
  • 22. • Tuntutan pokok dpt juga disertai dg tuntutan ganti kerugian. Khusus untuk pegawai negeri selain tuntutan di atas dpt jg ditambah dg tuntuan rehabilitasi. • Rehabilitasi adlh pemulihan hak penggugat dlm kemampuan, kedudukan, harkat dan martabatnya sbg pegawai negeri sipil seperti semula sblm ada keputusan yg disengketakan dan termasuk jg pemulihan terhadap hak2 yg ditimbulkan oleh kemampuan, kedudukan, dan harkatnya sbg sbg pegawai negeri sipil.
  • 23. • Gugatan diajukan kpd pengadilan yg berwenang yg daerah hkmnya meliputi tempat kedudukan tergugat. • Jika tergugat lbh dari satu Badan atau Pejabat TUN dan berkedudukan tdk dlm satu daerah hkm pengadilan, maka gugatan diajukan kpd pengadilan yg daerah hkmnya meliputi tempat kedudukan slh satu Badan atau Pejabat tersebut.
  • 24. • Jika tdk berkedudukan di daerah hkm pengadilan penggugat, maka gugatan dpt diajukan kpd pengadilan yg daerah hkmnya meliputi kedudukan penggugat untuk selanjutnya diteruskan kpd pengadilan yg bersangkutan.
  • 25. • Pada dasarnya para phk yg berperkara hrs menghadap sendiri dlm perkara di persidangan PTUN, baik yg bertindak sbg penggugat naupun sbg tergugat. • Tetapi jika penggugat dan tergugat asli tdk mau menghadap sendiri, perkaranya itu dpt diwakilkan secara lisan kpd orang lain sbg kuasa di persidangan. Jika ybs tdk dpt hadir, perkaranya hrs diwakilkan secara tertulis dg surat kuasa.
  • 26. Alasan-alasan yg dpt digunakan dalam gugatan adalah : • KTUN yg digugat itu bertentangan dg peraturan perundang-undangan yg berlaku. • Badan atau Pejabat TUN pd waktu mengeluarkan keputusan tlh menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari maksud diberikan wewenang tersebut.
  • 27. • Badan atau Pejabat TUN pada waktu mengeluarkan atau tdk mengeluarkan keputusan setelah mempertimbangkan semua kepentingan yg tersangkut dg keputusan itu seharusnya tdk sampai pada pengambilan atau tdk pengambilan keputusan tersebut.
  • 28. PENUNDAAN PELAKSANAAN KTUN YANG DIGUGAT KTUN selalu dianggap sah menurut hkm selama tdk ada keputusan hakim yg menyatakan sebaliknya, oleh karena itu : • Gugatan tdk menunda atau menghalangi dlaksanakannya keputusan Badan atau Pejabat TUN
  • 29. • Penggugat dpt mengajukan permohonan agar pelaksanaan KTUN itu ditunda selama pemeriksaan sengketa TUN sedang berjalan, sampai ada keputusan pengadilan yg memperoleh kekuatan hkm tetap.
  • 30. • Permohonan dimaksud dpt diajukan sekaligus dlm gugatan dan dpt diputus lbh dahulu dari pokok sengketa. • Namun jika permohonan tsb baru diajukan setelah tingkat pembuktian selesai akan sulit diterima krn pd tingkat pemeriksaan itu sdh saatnya untuk menentukan dikabulan atau tdk permohonan penundaan KTUN itu.
  • 31. • Untuk mendapat gambaran yg jelas mengenai permasalahanya, ketua pengadilan atau majelis hakim dpt jg memanggil para phk yg bersengketa, sanksi-sanksi, saksi ahli, ahli penerjemah, atau juru bahasa. • Para pihak dpt juga membawa saksi atau saksi ahli.
  • 32. • Agar permohonan penundaan pelaksanaan KTUN dpt diterima maka permohonan yg diajukan secara terpisah, hrs memenuhi syarat2 formal yg berlaku untuk surat gugatan. • Permohonan penundaan pelaksanaan KTUN hrs hanya berkaitan dg gugatan pokok yg tlh dimasukan dan jelas masuk dlm kompetensi pengadilan tsb.
  • 33. • Permohonan penundaan pelaksanaan KTUN itu tdk menyangkut kepentingan umum. • Permohonan penundaan pelaksanaan KTUN itu blm pernah diputuskan oleh pengadilan. • Jika permohonan spt itu sdh pernah ditolak oleh pengadilan, tentu saja permohonan ulang tdk dpt diterima.
  • 34. Pemeriksaan Administratif dan pemeriksaan Persiapan • Kriteria pemeriksaan administratif setelah perkara didaftar dan memperoleh nomor perkara, kmudian staf kepaniteraan membuatkan resume gugatan sblm diajukan kpd ketua PTUN dg bentuk formal sbb:
  • 35. a. Subjek gugatan  siapa subjek gugatan dan apakah penggugat atau tergugat maju sendiri atau diwakili oleh kuasanya b. Objek gugatan  hal yg menjadi objek gugatan, misalnya surat keputusan pemberhentian sbg PNS, atau misalnya surat keputusan pembongkaran gedung atau rumah.
  • 36. c. Ringkasan alasan gugatan  ringkasan alasan gugatan diteliti secara sepintas apakah memenuhi unsur Ps. 53 ayat (3) huruf a, b, dan c UU No. 5 tahun 1986. d. Apakah Tuntutan penggugat (petitum) hanya berisi permintaan pembataan surat keputusan yg diselenggarakan saja, atau ditambah dg tuntutan ganti kerugian dan atau rehabilitasi.
  • 37. • Pendaftaran perkara baik di tgkt pertama maupun di tgkt banding baru dimasukan dlm register perkara stlh biaya panjar perkara yg ditaksir oleh paniteradipenuhi. • Jika ada phk yg didampingi oleh kuasa, maka isi dan bentuk surat kuasa khusus hrs memenuhi persyaratan dg dibubuhi materai secukupnya. • Jika surat kuasa khusus tsb hanya dibubuhi cap jempol pemberi kuasa, maka perlu adanya penguatan dari seorang pejabat yg berwenang.
  • 38. • Jika kuasa itu seorang advokad, maka surat kuasa khusus tdk perlu dilegalisasi. • Dlm surat kuasa khusus mungkin saja disebutkan kuasa subtitusi, maka menurut Mahkamah Agung kuasa subtitusi juga harus memiliki izin praktek.
  • 39. • Hasil penelitian adm dilaporkan kpd Ketua PTUN atau wakilnya untuk dilajutkan dlm rpt permusyawaratan. • Ketua atau wakil ketua akan memeriksa kembali terutama mengenai wewenang PTUN yg bersangkutan untuk memutus atau mengadilinya. • Apakah gugatan tsb tlh memenuhi persyaratan, alasan-alasan pengajuan gugatan, daluwarsa atau tdknya gugatan yg diajukan tsb.
  • 40. • Dlm rpt permusyawaratan, ketua pengadilan berwenang memtuskan dg suatun penetapan yg dilengkapi dg pertimbangan2 bahwa gugatan tsb dinyatakan tdk dpt diterima atau tdk berdasar. • Apabila pokok gugatan nyata2 tdk termasuk dlm wewenang pengadilan, syarat2 gugatan tdk dipenuhi penggugat sekalipun dia tlh diberitahukan dan diperingakan, gugatan iajukan sblm waktunya atau tlh lwt waktunya.
  • 41. • Dgn demikian, kriteria utama pemeriksaan adm. Yg dilakukan dlm rapat permusyawaratan adlh: fakta yg dijadikan dasar gugatan termasuk kompetensi PTUN; syarat dan alasan pengajuan gugatan.
  • 42. Pemeriksaan dg Acara Biasa, Acara Cepat, Acara singkat • Surat gugatan merupakan pengantar ke proses pemeriksaan di muka PTUN. Dg masuknya surat gugatan sb diharapkan akan menimbulkan reaksi dari phk pengadilan, misalnya berupa pernyataan bahwa gugatan itu tdk dpt diterima jika tdk memenuhi syarat2 yg diharuskan.
  • 43. • Penggugat tentunya mengaharapkan bahwa surat gugatanya itu tlh memenuhi syarat2 yg diharuskan dan dpt segera diperiksa dan diputus oleh pengadilan sesuai dg tuntutanya. • Gugatan diajukan krn penggugat merasa kepentinanya dirugikan oleh tindakan adm Negara yg dituangkan dlm ketetapan itu bersifat melawan hkm (onrechtmatige overheidsdaad)
  • 44. • Atau karena menyalahgunakan wewenang (detournement de pouvoir), atau karena bertindak sewenang-wenang (abus de droit). • Oleh karena itu, ketetapan yg diperkarakan itu diminta agar dinyatakan batal atau tdk sah.
  • 45. • Apabila terdapat kepentingan penggugat yg cukup mendesak yg harus dpt disimpulkan dr alasan2 permohonanya, penggugat dlm gugatannya dpt memohon kpd pengadilan supaya pemeriksaan sengketa dipercepat. • Ketua pengadilan dlm jangka wkt 14hari stelah diterimanya permohonan, mengeluarkan penetapan tntang dikabulkan/tdk dikabulkanya permohonan tsb. • Terhadap pengadilan tdk dpt digunakan upaya hukum.
  • 46. • Setelah majelis hakim menganggap perkara tsb sudah cukup untuk melihat berkas perkara, maka hakim ketua ketua sidang lalu menetapkan hari mulai dn tmpat sidang dilakukan. • Dlm menentukan hari sidang, hakim hrs mempertimbangkan jauh dekatnya tempat tinggal kedua belah pihak dari tempt persidangan.
  • 47. • Jangka wkt antr pmanggilan dn hr sidang td blh kurang dr 6hari kcuali dlm hal sengketa hrs diperiksa dg acara cpat. • Pengadilan masing2 telah menerima surat panggilan yg dikirimkan dg surat tercatat.
  • 48. • Jika kedua belah pihak tdk mencapai kata sepakat/perdamaian, maka sidang dilanjutkan oleh hakim ketua dn pihak tergugat hrs sdh siap dg surat jawabanya. • Surat jawaban tergugat terdiri jawaan tdk langsung mengenai pokok perkara. Eksepsi hrs diartikan sbg perlawanan tergugat yg tdk mengenai pokok perkara, melainkan mengenai acara.
  • 49. • Pembuktian adlh upaya untuk meyakinkan hakim ttg kebenaran dalil2 yg dikemukakan dlm suatu perkara. • Tujuan pembuktian adlh untuk memberikan kepastian hukum kpd hakim ttg adanya dalil2 ttt, shg putusanya akan berdasarkan alat bukti.
  • 50. • Dlm hal pemerikasaan sengketa sdh diselesaikan, kedua belah phk diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat yg terakhir berupa kesimpulan masing2. • Pemeriksaan sengketa sdh diselesaikan artinya sesudah penggugat mengajukan replik dan tergugat mengajukan duplik yg kmudian disusul dg pembuktian, hakim memberi kesempatan kpd kedua belah phk untuk mengajukan kesimpulan. • Dlm ksmpatan tsb phk penggugat dan tergugat hrs dpt mempertahankan dalil2 yg tlh dikemukakanya.
  • 51. Putusan Peradilan tata Usaha Negara • Putusan pengadilan dpt berupa gugatan ditolak, gugatan dikabulkan, gugatan tdk dpt diterima, atau gugatan gugur. • Gugatan ditolak artinya memperkuat Keputusan yg dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat TUN .
  • 52. • Gugatan dikabulkan artinya tidak membenarkan Keputusan yg dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat TUN baik sebagian atau seluruhnya. • Gugatan tdk dpt diterima artinya gugatan itu tdk memenuhi persyaratan yg tlh ditentukan. • Gugatan gugur artinya apabila para phk atau kuasanya semua tdk hadir pd persidangan yg tlh ditentukan dan tlh dipanggil secara patut.
  • 53. • Dlm hal gugatan dikabulkan oleh pengadilan, maka dlm putusan sekaligus dittpkan kwjiban yg hrs dilakukan oleh Badan atau Pejabat TUN yg mengeluarkan keputusan berupa : 1. Pencabutan KTUN yg bersangkutan; 2. Pencabutan KTUN yg bersangkutan ditambah dg kwjban untuk menerbitkan kptsn yg baru; atau 3. Penerbitan KTUN apabila gugatan didasarkan pd adanya sikap diam yg disamakan dg kptsn penolakan pd Ps. 3 UU No. 5 th 1986.
  • 54. • Putusan hakim tdk semua dpt dilaksanakan dlm arti yg sebenarnya secara paksa oleh pengadilan. Hanya putusan penghukuman yg dpt dilaksanakan, sedangkan putusan pernyataan (deklaratoir) dan putusan penciptaan (contitutive) tdk memerlukan sarana pemaksa untuk melaksanakanya. • Krn tdk memuat hak atas suatu prestasi, maka terjadinya akibat hkm tdk tergantung pd bantuan atau kesediaan dr phk yg dikalahkan. • Krn itu, tdk diperlukan sarana pemaksa untuk menjalankanya.
  • 55. • Putusan Pengadilan yg tdk mengindahkan syarat2 yg ditentukan undang2 akibatnya batal demi hkm. • Selambat2nya 30 hari stlh putusan itu diucapkan, hakim yg memeriksa perkara dan panitera yg ikut bersidang hrs menandatanganinya.
  • 56. • Apabila hakim ketua sidang berhalangan menandatangani, maka putusan ditandatangani oleh ketua pengadilan dengan menyatakan berhalanganya hakim ketua sidang. • Apabila yg berhalangan adlh hakim anggota majelis, putusan ditandatangani oleh keta majelis dg menyatakan berhalanganya hakim anggota majelis itu
  • 57. • Setiap perkara yg diputus pengadilan memerlukan biaya. • Pihak yg kalah lazimnya dihukum untuk membayar biaya perkara, baik untuk seluruhnya atau sebagian.
  • 58. Biaya perkara tsb dibebankan kpd pihak yg kalah meliputi: a. Biaya kepaniteraan dan biaya materai yg diperlukan untuk perkara itu. b. Biaya saksi, ahli, dan alih bahasa yg diperlukan dlm perkara termasuk biaya penyumpahanya, dg catatan bahwa phk yg meminta pemeriksaan lbh dari 5 orang saksi hrs membayar biaya untuk saksi yg lbh itu meskipun phk tsb dimenangkan.
  • 59. c. Biaya pemeiksaan ditempat lain dari ruang sidang dan biaya lain yg diperlukan bagi pemutusan sengketa atas perintah hakim ketua sidang.
  • 60. • Agar ada kepastian hukum, jumlah biaya perkara yg dibebankan kpd phk yg kalah harus dimuat dlm amar putusan akhi pengadilan. • Dlm hal pelaksanan putusan yg berisi kewajiban kpd Badan/Pejabat TUN untuk memberikan rehabilitasi, dikirim kpd para phk dlm tempo 3 hari stlh putusan mempunyai kekuatan hkm tetap.
  • 61. • Apabila tergugat tdk dpt atau tdk sempurna melaksanakanya sbb tlh terjadi perubahan keadaan, maka dia wajib memberitahukan kpd Ketua Pengadilan dan Penggugat.
  • 62. • Kemungkinan suatu putusan PTUN tdk dilaksanakan oleh pejabat adm negara, krna alasan teknis yuridis dan sikap tindak pejabat adm negara. • Dari segi teknis yuridis, dlm UU No 5 th 1986 serta beberapa asas dlm hkm adm memang tdk diatur instrumen yg dpt memaksa pejabat adm negara untuk melaksanakan putusan PTUN.
  • 63. • Pejabat yg tdk melaksanakan putusan PTUN berarti tdk menghormati prinsip2 negara hkm dan tdk menyadari bahwa jabatan sbg pekerjaan yg mengemban kepentinga umum. • Untuk dpt menerobos hal ini diperlukan dan diciptakan yurisprudensi oleh para hakim PTUN.
  • 64. Upaya hukum terhadap putusan PTUN • Jenis upaya hkm: a. Upaya hkm biasa yg berupa pengadilan tingkat banding dan peradilan tingkat kasasi. b. Upaya hkm luar biasa, yaitu perlawanan phk ketiga dan peninjauan kembali.
  • 65. PERLAWANAN PIHAK KETIGA : a. Mencabut keputusan yg digugat dlm perkara itu. Misalnya pencabutan izin usaha akan menimbulkan kerugian penduduk sekitarnya, b. Mencabut kptsn yg digugat dlm perkara itu dan menerbitkan KTUN yg baru. Misalnya pencabutan izin usaha tsb disertai mengeluarkan izin serupa untuk luar daerah, tentu ketetapan baru akan merugikan kepentingan penduduk yg dahulu sdh menguntungan
  • 66. c. Menerbitkan KTUN baru dlm hal gugatan yg dikabulkan mengenai keputusan yg fiktif. d. Membayar suatu ganti kerugian. e. Mereka dilitir penggugat dlm kedudukan semula.
  • 67. • Pemohonan banding  istilah banding sering disebut pemeriksaan ulang, dlm bahasa inggris disebut appeal, pemeriksaan tingkat kedua, yaitu memeriksa perkara baik mengenai fakta maupun penerapan hkmnya dan merupakan pemeriksaan tingkat terakhir (judex facti).
  • 68. • Permohonan kasasi kasasi  pemeriksaan thdp keputusan pengadilan dlm tingkat peradilan yg terakhir apakah ada kesalahan atau kekeliruan dlm penerapan hkmnya.
  • 69.  Mahkamah Agung dlm tingkat kasasi dpt menggunakan 3 alasan untuk membatalkan alasan pengadilan bawahan (judex facti) yaitu: a. Karena melampaui batas wewenangnya b. Salah menerapkan/melanggar km yg berlaku c. Lalai memenuhi syarat2 yg diwajibkan oleh UU yg mengakibatkan batalnya putusan yg bersangkutan
  • 70. • Peninjauan Kembali  Permohonan peninjauan Kembali thdp putusan pengadilan yg tlh memperoleh kekuatan hkm tetap merupakan wewenang eklusif Mahkamah Agung. • Mahkamah Agung akan memutuskan permohonan PK pd tingkat pertama da terakhir.
  • 71. • Setelah diputuskan dlm tingkat PK tdk terbuka lagi upaya hkm apapun.
  • 72. • Alasan2 PK diatur dlm Pasal 67-75 UU No. 14 tahun 1986 sbb: a. Apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat phk lawan yg diketahui stlh perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti2 perdana dinyatakan palsu
  • 73. b. Apabila stlh perkara diputus ditemukan surat2 bukti yg bersifat menentukan yg pd waktu pekara diperiksa tdk dpt ditemukan c. Apabila tlh dikabulkan suatu hal yg tdk dituntut atau lbh daripada yg dituntut d. Apabila mengenai suatu bagian dr tuntutan blm diputus tanpa dipertimbangkan penyebab2nya
  • 74. e. Apabila antara phk2 yg sama mengenai soal yg sama atas dasar yg sama, oleh pegadilan yg sama, atau sama tingkatnya tlh diberikan putusan yg satu dg lainnya bertentangan f. Apabila dlm suatu putusan trdapat ketentuan2 yg bertentangan satu dg yg lainya.