3. • Definisi
– Hipertensi yang telah ada sebelumnya
– Hipertensi gestasional
• tanpa proteinuria
• dengan proteinuria
• dengan proteinuria dan kondisi sampingan
– Hipertensi sebelumnya dengan superimposed
hipertensi gestasional dengan proteinuria
– Saat antenatal tidak terklasifikasi
4. • Definisi
– Hipertensi
• nilai absolut 140/90 mmHg
peningkatan 30/15 mmHg
TD diastolik ³ 90 mmHg
– posisi duduk dengan lengan setinggi jantung
– ukuran cuff sesuai
– sfigmomanometer air raksa akurat
– bunyi Korotkoff I dan IV direkam
– konfirmasi TD dalam 4 jam kecuali bila sangat tinggi
5. • Definisi
– Proteinuria
• protein urin 2+ pada dipstick
• protein urin 300 mg/d pada urin 24 jam proteinuria
mengindikasikan disfungsi glomerular
– Pikirkan pemeriksaan urin 24 jam bila protein urin 1+
pada dipstick
– edema mungkin akibat dari vasospasme dan
penurunan tekanan onkotik namun bukan merupakan
bagian definisi
6. •Manifestasi Keparahan - Preeklampsia
•Hipertensi gestational dengan komplikasi
– TD diastolik >110 mmHg
– bukti laboratorium - platelet, LFT's, asam urat
– efek renal - proteinuria > 3 g/d, oliguria
– efek SSP - kejang, sakit kepala, gangguan
penglihatan
– keterlibatan organ lain- paru-paru, hati, hematologi
– gangguan janin
– sebelumnya dikenal sebagai preeklampsia berat
7. • Insidensi
– 10% dari seluruh kehamilan terkomplikasi oleh hipertensi
• Sepertiganya mengalami proteinuria
– mayoritas preeklampsia pada pasien nullipara
• peningkatan risiko mortalitas pada gravida lebih tua
• peningkatan risiko pada kehamilan pertama dengan
pasangan baru
• peningkatan risiko dengan hipertensi yang telah ada
sebelumnya, penyakit ginjal, diabetes mellitus
– preeklampsia merupakan penyebab utama mortalitas ibu
langsung
8. Perubahan fisiologik dan patologik plasentasi
Preeklampsia
Normal
Dikutip:
Redman and Ian L. Sargent
Science June 2005 Vol 308
1592
9. Produksi berlebihan radikal bebas menimbulkan
PreEklampsia
Dikutip:
Redman and Ian L. Sargent
Science June 2005 Vol 308
1592
10. • Tatalaksana
– Pengurangan stres
– Penilaian keadaan ibu dan janin
– Terapi tekanan darah bila diastolik > 110 mmHg
– Terapi mual dan muntah
– Terapi nyeri epigastrik
– Pertimbangkan profilaksis kejang
– Pertimbangkan waktu/cara persalinan
11. • Pengurangan Stres
– komponen TD ibu adalah adrenergik
– minimalkan rasa tidak nyaman ibu
– beberapa komponen
• ruangan tenang, tidak terlalu terang, terisolasi
• protokol tatalaksana terencana dengan baik
• penjelasan rencana dengan jelas pada pasien/keluarga
• minimalkan rangsangan
• pendekatan tim yang konsisten dan meyakinkan
bidan/perawat, obstetri, anestesi,
hematolog, dr. Anak
12. • Penilaian Keadaan Ibu - Klinis
– Tekanan Darah
• penilaian derajat keparahan
• konsistensi dalam pengukuran
• hubungan TD tinggi dengan CVA bukan kejang
– Sistem Saraf Pusat
• keberadaan dan keparahan sakit kepala
• gangguan penglihatan –buta kortikal, kabur
• tremor, iritabilitas, hiperrefleksi, somnolen
• mual dan muntah
13. • Penilaian Keadaan Ibu - Klinis
– Hematologi
• edema
• perdarahan, petekiae
– Hepatik
• nyeri kuadran kanan atas dan epigastrik
• mual dan muntah
– Ginjal
• output dan warna urin
14. Manfaat NACysteine (flumucil) sebagai
antioksidan untuk mencegah timbulnya
Preeklampsia Berat
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Sistolik Diastolik
Dosis NAC: 2 x 600 mg
Kel. Kontrol
Kel. Studi
Sumber: Wibowo N, Angsar D, Wiknjosastro G., dkk (2005)
15. • Penilaian Keadaan Ibu – Laboratorium
– Hematologi
• hemoglobin, platelet, apusan darah :burr cell
• PTT, INR, fibrinogen, FDP
• LDH, asam urat, bilirubin
– Hepatik
• SGPT-SGOT, LDH
• (glukosa, amonia terhadap R/O AFLP)
– Ginjal
• proteinuria
• kreatinin, urea, asam urat
16. • Penilaian Keadaan Janin
– Gerakan janin
– Penilaian denyut jantung janin
– Ultrasonografi untuk perkembangan
– Profil biofisik
– Indeks cairan amnion
– Pemeriksaan Doppler arus darah : tali pusat,
a.cerebri media
17. • Terapi
– Mual dan Muntah
• antiemetik pilihan
– Nyeri subhepatik -Epigastrik
• morfin 2-4 mg IV
• antasid
• Minimalkan palpasi
18. • Terapi Anti-hipertensi- Tujuan
– meminimalkan risiko CVA pada ibu
– memaksimalkan kondisi ibu untuk persalinan aman
– mendapatkan waktu untuk penilaian lebih lanjut
• memfasilitasi persalinan per vaginam bila mungkin
• memperpanjang kehamilan bila tepat/mungkin
20. • Obat Anti-hipertensi – Terapi rumatan
– Obat Simpatolitik yang bekerja sentral
• methyl-dopa
– Penyekat ß
• atenolol
• labetalol
– Penyekat Kanal Kalsium
• nifedipin
• ACE inhibitor kontraindikasi pada kehamilan
21. • Methyldopa
– agonis reseptor a2 yang bekerja secara sentral, obat oral
– penggunaan yang aman pada kehamilan, ditoleransi dengan
baik
– keraguan mengenai kemampuannya untuk menurunkan TD
– tidak untuk penggunaan dalam keadaan akut
– Dosis - 500 - 3000 mg po dalam 2 - 4 dosis terbagi
– Perhatian – obat pilihan pada hipertensi esensial
– Keuntungan – efek samping minimal dan aman
22. • Atenolol
– antagonis reseptor ß1, obat oral
– curah jantung, pelepasan renin, inhibitor vasomotor
– onset kerja dalam 1 jam kadar puncak dalam 2-4 jam
– waktu paruh panjang dosis sehari sekali
– Dosis - 50 -100 mg po OD
– Perhatian - DM, asma, FH dasar, terdapat variabilitas
• risiko IUGR pada penggunaan kronik
– Keuntungan – sering hanya obat ini yang dibutuhkan
23. • Labetalol
– Mengkombinasikan penyekat 1 dan ß dengan ISA
– Onset intravena yang cepat berguna untuk krisis hipertensi
– Dapat digunakan per oral
– Dosis – dosis maksimum 300 mg IV
• 20 mg IV diikuti oleh 20-80 mg IV dititrasi sesuai TD
– Perhatian- terutama mengenai respon janin terhadap
hipoksia
– Keuntungan – dapat dipercaya, dapat dititrasi, familiar
24. • Nifedipin
– penyekat kanal kalsium, agen oral
– relaksasi langsung otot polos vaskular
– onset kerja cepat jika digunakan dengan regular
– Dosis - Adalat-PA 10 mg bid 80 mg/hari ,dapat
diberikan yang kerja lambat (Adalat oros atau
Norvask)
– Efek samping – toksisitas magnesium, edema,
flushing, sakit kepala, palpitasi, tokolitik
• penggunaan bentuk kerja pendek tidak dianjurkan
25. • Krisis Hipertensi
– Stabilikan hipertensi berat
• gunakan hidralazin, penyekat ß, dan/atau Adalat-PA
• tujuan mempertahankan TD diastolik pada 90-100 mmHg
• monitor status janin sementara menterapi TD
– Profilaksis kejang
– Status volume intravaskular – awas Hipovolemia
• Kateter Foley pantau produksi urin
• jangan kelebihan cairan jarang membutuhkan CVP
– Terminasi kehamilan - partus
26. • Magnesium Sulfat
– standar obstetri namun tidak digunakan pada keadaan lain
– superior terhadap fenitoin untuk profilaksis
– superior terhadap fenitoin atau diazepam dalam mencegah rekurensi
– Dosis – 2-4 g IV diikuti dengan 1-2 g/jam IV atau 4 g IM q4h
– Efek samping - lemas, paralisis, toksisitas jantung
– Monitor - refleks, pernapasan, derajat kesadaran
27. Kadar Magnesium dalam serum pada
penderita Preeklampsi
•Kadar Mg-serum pada
regimen infus 3 gram/jam
vs 1 gram/jam
Sumber : Hudono L. 1989
28. Kadar Mg serum pada regimen IV dan IM
• Pemberian drip IV
lebih stabil
dibandingkan dengan
pemberian IM
29. • Magnesium Sulfat - Overdosis
– observasi efek samping
• lemas, paralisis pernapasan, somnolen
– risiko tinggi terutama pada pasien dengan oliguria atau
mendapat penyekat kanal Ca2+
ANTIDOT
– hentikan infus magnesium
– Kalsium glukonas 10% 10 mL IV selama 3 menit
30. • Rujukan
• pertimbangkan rujukan hanya jika sumber daya
terbatas dan kondisi ibu/janin memungkinkan
– TD dan gejala ibu stabil
– status janin meyakinkan
– pemberian agen anti-hipertensi yang sesuai dimulai
– MgSO4 diberikan jika tepat
– diskusikan dengan pasien/keluarga
– MgSO4 dan agen anti-hipertensi berpotensi jika
overdosis
31. • Kapan Persalinan Dilakukan
– 37 minggu dengan hipertensi gestasional
– 34 minggu dengan hipertensi gestasional berat
– <34 minggu dengan:
• TD diastolik yang sulit dikontrol
• bukti lab adanya keterlibatan multi-organ yang
memburuk
• dugaan gawat janin
• kejang tidak terkontrol
• Gejala tidak berkurang terhadap terapi
32. • Persalinan- target pengobatan
– Persalinan di saat optimal mengurangi morbiditas
serta mortalitas ibu & neonatal, mis :35 minggu
– mengoptimalkan status ibu sebelum intervensi
persalinan
– Tunda persalinan untuk mendapatkan maturitas janin
dan lakukan rujukan hanya jika kondisi ibu dan janin
memungkinkan
– Hipertensi gestasional merupakan penyakit progresif,
manajemen konservatif potensial berbahaya bila ada
penyakit yang berat atau dugaan gawat janin
33. • Tatalaksana Peri- dan Postpartum
– jangan turunkan TD terlalu rendah karena berisiko gawat
janin
– jangan berikan cairan berlebih -1500-2000 ml/h
– analgesi epidural lebih dipilih bila tidak ada koagulopati atau
jumlah platelet yang rendah
– pendekatan multidisiplin
– Monitor : post-partum
34. PRE EKLAMPSI
PER (pre Eklampsi Ringan)
Tanda dan gejala
Tekanan darah systole kenaikan 30
mmHg dengan interval pemeriksaan 6
jam. (diastole : 90 mmHg) kenaikan 15
mmHg dengan interval pemeriksaan 6
jam .
Kenaikan berat badan 1 kg/minggu .
Protein urine 0,3 gr/
35. Penanganan
• < 37 minggu, tidak ada tanda perbaikan,
melakukan pemeriksaan kehamilam 2x/minggu
(dirawat jalan)
• Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat dirumah
sakit .
• Jika > 37 minggu, pertimbangkan terminasi
36. PER (pre Eklampsi Ringan)
Tanda dan gejala
Tekanan Darah 160/110 MmHg
Oliguria, urin < 400 cc/24 jam
Protein urin > 3 gr/liter
Keluhan subjektif (nyeri epigastric, gangguan
penglihatan, nyeri kepala, odem paru –
sianosis, gangguan kesadaran).
Pemeriksaan laboratorium
37. Penanganan pre eklampsi berat
dan eklampsi
– Beri obat antikonvulsan
– Perlengkapan penanganan kejang (masker oxygen, oxygen,
sedotan)
– Lindungi pasien dari trauma
– Aspirasi mulut dan tenggorokan
– Baringkan pasien pada sisi kiri atau posisi tredelenburg untuk
mengurangi risiko aspirasi
– Oxigen diberikan 4-6 liter/menit
Penanganan PEB dan eklampsi sama, kecuali bahwa
persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah
timbulnya kejang pada eklampsi
Penanganan kejang
38. – Berikan anti hipertensi
– Pasang infus RL
– Ukur keseimbangan cairan,
– Kateterisasi Jika jumlah urin < 30 ml/jam :
– Jangan tinggalkan pasien sendiri
– Observasi
– Auskultrasi paru untuk mencari tanda odem paru
– Jika terjadi odem paru berikan furasemid 40 mg/IV
– lakukan penilaian atau uji pembekuan darah
Penanganan Umum
39. Antikonvulsan untuk PEB dan Ekplamsi
Sebelum pemberian MgSO4, periksa :
Stop pemberian MgSO4, jika :
Siapkan antidotum
Sedativa (diazepam) pada PEB dan
Exlampsi
Penanganan Eklampsi
40. Perawatan di Rumah Sakit dilaksanakan :
• Kamar isolasi
• Pengobatan medis
– Sistem stroganof
– Sodium pentotal
– MgSO4
– Diazepan atau valium
– Litik koktil
Pengawasan dalam Pengobatan
Tindakan Kebidanan
41. HIPERTENSI
Pengertian Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi Kronik
Pada kehamilan dengan penyakit jantung dibagi dalam
4 stadium :
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Kelas IV
42. Keluhan utama yang ditemukan :
Cepat lelah
Jantung berdebar-debar
Sesak nafas dapat disertai sianosis
Odem tungkai terasa berat pada
kehamilan muda
Mengeluh tentang besarnya
pertambahan rahim
43. Penanganan
Jika kehamilan < 37 mg pantau : tekanan darah,
protein urin, kondisi janin setiap minggu
Jika tekanan darah naik, tangani sebagai pre eklampsi
Jika kondisi janin memburuk (IUGR) rawat
pertimbangkan terminasi kehamilan
Penanganan kehamilan < 37 mg tidak dapat tanda
perbaikan, lakukan ANC 2 kali/mg (rawat jalan) :
Pantau TD, protein urin, reflex, dan kondisi janin
Banyak istirahat
Diet biasa
Tidak perlu obat-obatan