SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
Hipertensi dalam Kehamilan :
Update
dr. Muhammad Izwar
Definisi
• Hipertensi dalam kehamilan adalah apabila
dijumpai kenaikan tekanan pada saat kehamilan
lebih dari 20 minggu dengan tekanan darah
sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90
mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak
15 menit menggunakan lengan yang sama.
• Definisi hipertensi berat dalam kehamilan apabila
peningkatan tekanan darah sekurang-kurangnya
lebih dari 160 mmHg sistolik atau lebih dari 110
mmHg untuk diastolik pada wanita yang sebelum
kehamilan normotensi
• Hipertensi gestasional adalah kenaikan tekanan darah yang
baru didiagnosis pada usia kehamilan > 20 minggu, tanpa
adanya proteinuria. Dan proteinuria ini tetap tidak dijumpai
sampai dengan 12 minggu pasca persalinan.
• Hipertensi kronik dalam kehamilan didefinisikan kehamilan
pada wanita yang sebelumnya telah menderita hipertensi
dan setelah 20 minggu tetap tidak dijumpai proteinuri.
• Preeklamsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan
yang ditandai dengan adanya disfungsi plasenta dan respon
maternal terhadap adanya inflamasi sistemik dengan
aktivasi endotel dan koagulasi. Diagnosis preeklampsia
ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi spesifik yang
disebabkan kehamilan disertai dengan gangguan sistem
organ lainnya pada usia kehamilan diatas 20 minggu.
• Preeklamsia superimposed adalah adanya hipertensi
kronis, yang disertai dengan adanya new-onset proteinuria
atau tanda-tanda preeklamsia setelah usia kehamilan 20
minggu.
Jenis Hipertensi
dalam Kehamilan
Onset dimulainya
Hipertensi
Proteinuria Gejala
Pemberat
Hipertensi
Gestasional
Usia kehamilan >
20 minggu
- -
Hipertensi kronik Usia kehamilan <
20 minggu
- _
Preeklampsia Usia kehamilan >
20 minggu
+ +
Superimposed
Preeklampsia
Usia kehamilan <
20 minggu
+ +
Patofisiologi
Faktor Risiko
Penegakkan Diagnosis: Anamnesis
• Adanya keluhan seperti kenaikan berat badan yang timbul secara cepat dalam waktu yang singkat menunjukan
adanya retensi cairan, edema pada kaki atau tangan, nyeri kepala, pandangan kabur, nyeri epigastrium
mungkin ditemukan pada pasien dengan preeklamsia.
• Faktor risiko klinik tinggi untuk preeklamsia:
– Riwayat preeklamisa (terutama disertai luaran jelek baik ibu maupun janin pada kehamilan sebelumnya
– kehamilan multifetal
– Hipertensi kronis
– Diabetes Mellitus tipe 1 atau 2
– Penyakit autoimun (contoh: systemic lupus erythematous, antiphospholipid syndrome)
– Penyakit ginjal
• Faktor risiko klinik moderate untuk preeklamsia:
– Nulipara
– Obesitas (Indeks masa tubuh > 30 kg/m2)
– Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan
– Usia ≥ 35 tahun
– Riwayat khusus pasien (misal: riwayat lahir bayi kecil masa kehamilan, luaran kehamilan sebelumnya jelek,
interval kehamilan > 10 tahun).
Penegakkan Diagnosis
• Pemeriksaan Fisik (Best Practice):
– Kesadaran
– Penampakan umum, ada tidaknya tanda kesakitan, lemah, dan letargi
– Tanda vital (tekanan darah, nadi, repirasi dan suhu)
– Tanda kurang gizi (konjungtiva anemia) dan status gizi (tinggi badan dan
berat badan)
– Palpasi abdomen: Leopold I-IV, Tinggi Fundus uteri, auskultasi denyut janin
janin (DJJ) dan pemeriksaan adanya kontraksi
• Pemeriksaan Penunjang:
– Darah rutin
– Protein urin 24 jam atau dipstik urin
– Pemeriksaan fungsi liver dan ginjal.
– Rasio Protein: kreatinin sesaat
– Cardiotocografi
– USG Doppler.
Tekhnik Pengukuran Tekanan Darah
• Langkah Pemeriksaan Tekanan Darah
• Langkah 1: Persiapkan pasien dengan benar
– Pasien diminta untuk rileks, duduk di kursi dengan kaki
rata di lantai dan punggung ditopang. Pasien harus duduk
selama 3–5 menit tanpa berbicara atau bergerak sebelum
melakukan pengukuran TD pertama.
– Pasien harus menghindari konsumsi kafein, olahraga, dan
merokok setidaknya selama 30 menit sebelum
pengukuran.
– Pastikan pasien telah mengosongkan kandung kemihnya.
– Baik pasien maupun pemeriksa tidak boleh berbicara
selama waktu istirahat atau selama pengukuran.
– Lepaskan pakaian yang menutupi lokasi penempatan
manset
• Langkah 2: Gunakan teknik yang tepat untuk
pengukuran TD
• Gunakan alat pengukuran TD yang telah divalidasi, dan
pastikan alat tersebut dikalibrasi secara berkala.
• Sangga lengan pasien (misalnya Bertumpu pada meja).
Pasien tidak boleh memegang lengannya karena akan
mempengaruhi tingkat tekanan darah.
• Posisikan bagian tengah manset pada lengan atas
pasien setinggi atrium kanan (titik tengah sternum).
• Gunakan ukuran manset yang benar sehingga manset
mengelilingi 75% –100% lengan.
• Pemeriksa pertama-tama harus meraba arteri brakialis
di fossa antekubital dan menempatkan pusat manset
• Langkah 2: Gunakan teknik yang tepat untuk pengukuran TD
• Ujung bawah manset harus 2 sampai 3 cm di atas fossa antekubiti,
sehingga terdapat ruang untuk penempatan stetoskop.
1.Saat melakukan pengukuran auskultasi, manset awalnya harus
dipompa hingga setidaknya 30 mmHg di atas titik di mana denyut
radial menghilang.
2. Deflasi manset harus dilakukan secara perlahan dengan
kecepatan 2 mm Hg per detik lambat untuk mendapatkan
perkiraan TD yang akurat.
3. Gunakan diafragma stetoskop untuk melakukan auskultasi.
4.Saat tekanan dalam cuff turun di bawah tekanan sistolik, akan
terdengar bunyi berdetak
• Langkah 3: Lakukan pengukuran yang tepat yang diperlukan untuk
diagnosis
– Pada kunjungan pertama, catat TD di kedua lengan. (Gunakan lengan
yang menunjukkan hasil yang lebih tinggi untuk pembacaan
berikutnya.)
– Lakukan pengukuran ulang setelah 1–2 menit.
• Langkah 4: Dokumentasikan dengan benar pembacaan TD yang
akurat
– Catat TD Sistolik dan Diastolik.
– Catat TD Sistolik dan Diastolik ke bilangan genap terdekat.
– Catat waktu penggunaan obat hipertensi terakhir diambil sebelum
pengukuran.
• Langkah 5: Rata-rata pembacaan
1. Gunakan rata-rata 2 pembacaan yang diperoleh pada 2
kesempatan untuk menentukan tekanan darah pasien.
Kriteria Diagnosis
• Kriteria diagnosis minimal Preeklampsia apabila sekurang-kurangnya dijumpai:
– Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg
diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama pda
wanita yang sebelumnya tidak menderita hipertensi ATAU tekanan darah naik >30 mmHg
untuk sistolik dan atau > 15 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit
menggunakan lengan yang sama pda wanita yang sebelumnya menderita hipertensi
• Dan onset baru salah satu dari gejala dibawah ini:
– Proteinuria >0,3 g dalam 24 jam urine tampung atau rasio protein/creatinine ratio ≥0.3 (mg/
mg) (30 mg/mmol) pada pemeriksaan urin acak or atau bila tidak memuungkinkan dijumpai
pemeriksaan urin menggunakan dipstick ≥ 2+
– Trombositopeni :Trombosit < 100.000 / mikroliter
– Gangguan ginjal :Kreatinin serum diatas 1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan kadar
kreatinin serum dari sebelumnya pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya
– Gangguan Liver :Peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan atau adanya nyeri
di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen
– Edema Paru
– Gejala serebral maupun visual (misal: eg, onset baru dan psakit kepala persisten yang tidak
dapat dijelaskan penyebabnya dan tidak respon terhadap obat nalgetik konvensional;
pandangan kabur, melihat kilatan cahaya, scotomata).
• Sedangkan Preeklamsia dengan gejala pemberat apabila dijumpai wanita hamil yang
sebelumya normotensi pada saat usia kehamilan >20 minggu dijumpai salah satu
dibawah ini:
• Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau tekanan darah diastolik > 110 mmHg dan
proteinuria (dengan atau tanpa tanda dan gejala disfungsi organ yang signifikan)
• Tekanan darah sistolik > 140 mmHg atau diastolik > 90 mmHg (dengan atau tanpa
proteinuria) dan salah satu dari tanda dan gejala dari disfungsi organ yang signifikan:
– Awitan baru ganngguan serebral atau visual seperti:
• Fotopsia (melihat kilatan cahaya) dan/ atau skotomata (area hitam atau adanya
gaps pada lapang pandang)
• Onset baru dari gejala Visual dan cerebral, meliputi:
– Nyeri kepala hebat atau sakit kepala yang menetap dan tidak teratasi
dengan obat analgetik
– Perubahan status mental
– Nyeri epigastrik atau nyeri persisten pada kuadran kanan atas yang tidak respon
dengan pengobatan atau dijumpai adanya kenaikan konsentrasi serum
transaminase > 2 kali diatas batas normal laboratorium atau keduanya.
– AT < 100,000 platelet/mikroL
– Insufisiensi renal progresif (creatinin serum > 1,1 mg/ dL [97.3 micromol/L] atau
konsentrasi creatinine serum meningkat dua kali tanpa adanya kelainan pada ginjal
– Edema paru
Tata Laksana
1. Profilaksis antikejang
• Magnesium sulfat direkomendasikan sebagai lini pertama eklamsia
maupun sebagai profilaksis eklamsia pada pasien preeklamsia berat.
(Level evidence I, Rekomendasi A)
• Pemberian dilakukan dengan dosis awitan MgSO4 4-6 gr diberikan
selama 5 – 10 menit, dilanjutkan dosis rumatan 1-2gr/ jam s.d. 24 jam.
• Pemberian MgSO4 memiliki syarat-syarat pemberian yang harus
terpenuhi, yaitu:
– Harus tersedia antidotum MgSO4 yakni Ca Gluconas 10%. Jika terjadi tanda-
tanda intoksikasi (refleks patella menghilang, distres pernapasan), segera
berikan 1g Ca Gluconas 10% yang dibuat dengan cara mengencerkan 10 ml
larutan Ca Gluconas dalam 10 ml aquades, diberikan secara IV dalam 3-5
menit
– Refleks pattela pasien normal
– Frekuensi pernapasan ≥16 kali/menit dan tidak ada tanda-tanda distres
pernapasan.
– Urine output > 0.5 cc/KgBB/jam
2. Kortikosteroid antenatal
• Kortikosteroid antenatal ditawarkan diberikan pada usia
kehamilan 24+0 sampai 25+6 minggu.4 (Evidence level II,
Rekomendasi B)
• Kortikosteroid antenatal ditawarkan diberikan pada usia
33+6
kehamilan 26+0 sampai minggu. (Evidence level I,
Rekomendasi A)
• Kortikosteroid antenatal dapat dipertimbangkan untuk
diberikan pada pasien dengan usia kehamilan 34+0 sampai
35+6 dengan KPD preterm.4 (Evidence level I, Rekomendasi A)
• Regimen yang dapat diberikan adalah dexametasone 6 mg/
12 jam(IM/IV) diberikan sebanyak 4 kali.
3. Antihipertensi
• Target pemberian antihipertensi adalah untuk
mempertahankan MAP (mean arterial pressure) ideal yaitu
antara 90-110 mmHg
• Antihipertensi diberikan pada preeklamsia dengan hipertensi
berat atau tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan diastolik ≥
110 mmHg.(Level evidence II, Rekomendasi A).
• Nifedipin 10 mg/oral diulang setiap 15 – 30 menit, dengan
dosis maksimum 30 mg.
• Metildopa 250 – 500 mg per oral, 2 – 3 kali pemberian dalam
sehari.
• Nikardipin infus dengan dosis awal 5 mg/jam, dititrasi 2.5
mg/jam tiap 5 menit hingga maksimum 10 mg/jam atau
hingga penurunan tekanan arterial rata-rata tercapai
• Alternatif pemberian antihipertensi yang lain adalah
nitogliserin, hidralazine, labetalol
Anti Hipertensi
4. Waktu Persalinan
• Hipertensi Kronis dan Hipertensi Gestasional
– Jangan menawarkan terminasi kehamilan sebelum usia kehamilan 37 minggu pada pasien
dengan tekanan darah terkontrol ≤160/110 mmHg dengan atau tanpa terapi antihiertensi,
kecualiterdapat indikasi lain.
– Waktu persalinan pada pasien dengan tekanan darah yang terkontrol harus didiskusikan antara
pasien dan dokter spesialis senior
• Preeklamsia tanpa gejala berat
– Manajemen ekspektatif direkomendasikan pada kasus preeklampsia tanpa gejala berat dengan
usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan evaluasi maternal dan janin yang lebih ketat.
(Level evidence II, Rekomendasi C)
– Perawatan poliklinis secara ketat dapat dilakukan pada kasus preeklampsia tanpa gejala berat.
(Level Evidence II, Rekomendasi B)
– Evaluasi ketat yang dilakukan adalah:
• Evaluasi gejala maternal dan gerakan janin setiap hari oleh pasien. (Level evidence II,
Rekomendasi C)
• Evaluasi tekanan darah 2 kali dalam seminggu secara Poliklinis (Level evidence II,
Rekomendasi C)
• Evaluasi jumlah trombosit dan fungsi liver setiap minggu. (Level evidence II, Rekomendasi C)
• Evaluasi USG dan kesejahteraan janin secara berkala (dianjurkan 2 kali dalam seminggu).
(Level evidence II, Rekomendasi A)
• Jika didapatkan tanda pertumbuhan janin terhambat, dilakukan evaluasi menggunakan
doppler velocimetry terhadap arteri umbilical. (Level evidence II, Rekomendasi A)
• Preeklamsia berat
– Manajemen ekspektatif direkomendasikan pada kasus preeklampsia
berat dengan usia kehamilan kurang dari 34 minggu dengan syarat
kondisi ibu dan janin stabil. (Evidence Level II, Rekomendasi A)
– Manajemen ekspektatif pada preeklampsia berat juga
direkomendasikan untuk delakukan perawatan di fasilitas kesehatan
yang adekuat dengan tersedia perawatan intensif bagi maternal dan
neonatal. (Evidence Level II, Rekomendasi A)
– Bagi wanita yang melakukan perawatan ekspektatif preekklamsia
berat, pemberian kortikosteroid direkomendasikan untuk membantu
pematangan paru janin.(Evidence Level II, Rekomendasi A)
– Pasien dengan preeklampsia berat direkomendasikan untuk
melakukan rawat inap selama melakukan perawatan ekspektatif.1
(Evidence level II, Rekomendasi B)
• Mode Persalinan
– Untuk hipertensi gestasional atau preeklampsia tanpa gejala berat,
persalinan per vaginam lebih diutamakan.
– Keputusan untuk melakukan persalinan sesar harus dipertimbangkan
secara individual, berdasarkan pada probabilitas persalinan pervaginam
yang diantisipasi dan pada sifat dan perkembangan keadaan penyakit
preeklampsia.
• Tatalaksana Postpartum
– Pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan dan masih dalam terapi
antihipertensi, kunjungan ulang dilakukan 2 minggu setelah pasien
dipulangkan.
– Jika parameter laboratorium masih di atas batas normal, pemeriksaan
fungsi hepar dan ginjal dilakukan sesuai indikasi klinis sampai kembali ke
nilai normal.
– Pada wanita yang dengan riwayat hipertensi dalam kehamilan, kunjungan
ulang dan evaluasi direncanakan 6-8 minggu setelah kelahiran.
– Untuk pasien dengan preeklamsia dan masih menunjukkan hasil proteinuria
≥+1 saat 6 – 8 minggu postpartum, evaluasi lebih lanjut dilakukan pada 3
postpartum untuk menilai fungsi ginjal.
Aspilet dan Suplementasi Calcium
Edukasi
• Pasien diberikan edukasi tentang memodifikasi
gaya hidupnya dan menurunkan berat badan.
• Pasien wajib ANC rutin di fasilitas kesehatan
• Pasien diberi edukasi bahwa keadaan ini memiliki
kemungkinan besar berulang pada kehamilan
berikutnya, sehingga diperlukan pencegahan dan
pengawasan sedari dini.
• Pasien dengan preeklamsia dijelaskan bahwa
risiko penyakit kardiovaskular akan meningkat,
termasuk hipertensi, penyakit jantung iskemik,
stroke, dan DVT di masa yang akan datang
Indikator Medis dan Syarat Pulang
• Indikator Medis:
– Bayi lahir sehat
– Tidak ada gejala dan keluhan terkait preeklamsia
– Tekanandarah terkontrol sebelum persalinan (≤135/85
mmHg) dan sesudah persalinan (≤150/90 mmHg).
– Parameter laboratorium menunjukkan tanda-tanda stabil
atau perbaikan
• Syarat Pulang untuk pasien rawat inap
– Pasien dengan preeklamsia yang telah melahirkan dapat
dipulangkan jika:
– Tidak ada gejala dan keluhan terkait preeklamsia
– Tekanan darah ≤150/90 mmHg, dengan atau tanpa terapi
– Parameter laboratorium menunjukkan tanda-tanda stabil
atau perbaikan
Penanganan Hipertensi dalam
Kehamilan di Puskesmas
• Penegakkan Diagnosis Hipertensi dalam kehamilan
penting bagi petugas di Faskes Tk I
• Puskesmas dapat menggolongkan tipe hipertensi
dalam kehamilan pada pasien (Preeklampsia,
Superimposed preeklampsia, hipertensi kronik atau
gestasional hipertensi)
• Pemeriksaan proteinuria harus dapat dilakukan di
Puskesmas (minimal dengan metode dipstick)
• Puskesmas menyediakan regimen MgSO4 dan
antihipertensi (pilihan: nifedipin 10 mgr atau
methyldopa 250/500 mgr)
Penanganan Hipertensi dalam
Kehamilan di Puskesmas
• Jika ditemukan pasien dengan preeklampsia di Puskesmas,
dilakukan rujukan ke RSUD dengan sebelumnya dipasang
IV line dan chateter urine untuk pemantauan urine output.
Pasien lalu diberikan pencegah kejang (MgSO4) sesuai
protap di atas. Pasien juga diberikan antihipertensi
(nifedipin atau methyldopa) dengan target MAP (mean
arterial pressure) ideal yaitu antara 90-110 mmHg
• Selama dirujuk, tetap dilakukan monitoring tanda vital dan
urine output.
• Jika pasien kejang/eklampsia, diberikan antikejang MgSO4
(2 gram/IV/selama 2-5 menit). Pemberian ini dapat
diulang sampai 2 kali. Pasien eklampsia tetap diperhatikan
A-B-C (Airway-Breathing-Circulation).
Daftar Pustaka
• Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK 01.07/MENKES/44/2017 tentang
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Tatalaksana Komplikasi
Kehamilan
• Cunningham et al . 2018. William’s Obstetrics 25th Ed., New York.,
McGrawHill
• National Institute for Health Care Excellence. 2019. Hypertension in
Pregnancy. NICE Guidelines 2019
• National Institute for Health and Care Exellence. Preterm labor and
birth.Guideline (Draft for consultation). 2019
• American College of Obstetricians and Gynecologists. 2016. Management
of Preterm Labor
• American College of Obstetricians and Gynecologists. 2019. Gestasional
Hypertension and Preeclampsia
• Himpunan Kedokteran Feto Maternal Perkumpulan Obstetri dan
Ginekologi Indonesia, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Diagnosis
dan Tata Laksana Pre-eklamsia, 2016
Terima Kasih

More Related Content

Similar to Hipertensi dalam Kehamilan update.pptx

Hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilanHipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan
Ochien Yochie
 
11. Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dgn.ppt
11. Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dgn.ppt11. Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dgn.ppt
11. Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dgn.ppt
SitiSaskiar
 
Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi
Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi
Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi
Marito Simanungkalit
 

Similar to Hipertensi dalam Kehamilan update.pptx (20)

Hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilanHipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan
 
penyakit pada masa kehamilan.pptx
penyakit pada masa kehamilan.pptxpenyakit pada masa kehamilan.pptx
penyakit pada masa kehamilan.pptx
 
Obstetric_Emergencies
Obstetric_EmergenciesObstetric_Emergencies
Obstetric_Emergencies
 
PPK Preeklampsia.pptx
PPK Preeklampsia.pptxPPK Preeklampsia.pptx
PPK Preeklampsia.pptx
 
dc hasna abu.docx
dc hasna abu.docxdc hasna abu.docx
dc hasna abu.docx
 
HHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic PersonHHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic Person
 
kelompok 5.pptx
kelompok 5.pptxkelompok 5.pptx
kelompok 5.pptx
 
Hipertensi Dalam Kehamilan.pptx
Hipertensi Dalam Kehamilan.pptxHipertensi Dalam Kehamilan.pptx
Hipertensi Dalam Kehamilan.pptx
 
Hipertensi dalam kehamilan : Update
Hipertensi dalam kehamilan : UpdateHipertensi dalam kehamilan : Update
Hipertensi dalam kehamilan : Update
 
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptxKEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
 
11. Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dgn.ppt
11. Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dgn.ppt11. Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dgn.ppt
11. Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dgn.ppt
 
218019207 laporan-preeklampsia-berat
218019207 laporan-preeklampsia-berat218019207 laporan-preeklampsia-berat
218019207 laporan-preeklampsia-berat
 
Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi
Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi
Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi
 
Manajemen pankreatitis akut
Manajemen pankreatitis akutManajemen pankreatitis akut
Manajemen pankreatitis akut
 
ppt ht rev (1).pptx
ppt ht rev (1).pptxppt ht rev (1).pptx
ppt ht rev (1).pptx
 
Penyakit eklampsia
Penyakit eklampsiaPenyakit eklampsia
Penyakit eklampsia
 
Preeklampsia
PreeklampsiaPreeklampsia
Preeklampsia
 
Preeklampsia
PreeklampsiaPreeklampsia
Preeklampsia
 
03 d kontrasepsi suntik progestin
03 d kontrasepsi suntik progestin03 d kontrasepsi suntik progestin
03 d kontrasepsi suntik progestin
 
Komplikasi dan penyulit kehamilan trimester 3
Komplikasi dan penyulit kehamilan trimester 3Komplikasi dan penyulit kehamilan trimester 3
Komplikasi dan penyulit kehamilan trimester 3
 

Recently uploaded

materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
PutriKemala3
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
PeniMSaptoargo2
 

Recently uploaded (20)

power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 

Hipertensi dalam Kehamilan update.pptx

  • 1. Hipertensi dalam Kehamilan : Update dr. Muhammad Izwar
  • 2. Definisi • Hipertensi dalam kehamilan adalah apabila dijumpai kenaikan tekanan pada saat kehamilan lebih dari 20 minggu dengan tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama. • Definisi hipertensi berat dalam kehamilan apabila peningkatan tekanan darah sekurang-kurangnya lebih dari 160 mmHg sistolik atau lebih dari 110 mmHg untuk diastolik pada wanita yang sebelum kehamilan normotensi
  • 3. • Hipertensi gestasional adalah kenaikan tekanan darah yang baru didiagnosis pada usia kehamilan > 20 minggu, tanpa adanya proteinuria. Dan proteinuria ini tetap tidak dijumpai sampai dengan 12 minggu pasca persalinan. • Hipertensi kronik dalam kehamilan didefinisikan kehamilan pada wanita yang sebelumnya telah menderita hipertensi dan setelah 20 minggu tetap tidak dijumpai proteinuri. • Preeklamsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan koagulasi. Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi spesifik yang disebabkan kehamilan disertai dengan gangguan sistem organ lainnya pada usia kehamilan diatas 20 minggu. • Preeklamsia superimposed adalah adanya hipertensi kronis, yang disertai dengan adanya new-onset proteinuria atau tanda-tanda preeklamsia setelah usia kehamilan 20 minggu.
  • 4. Jenis Hipertensi dalam Kehamilan Onset dimulainya Hipertensi Proteinuria Gejala Pemberat Hipertensi Gestasional Usia kehamilan > 20 minggu - - Hipertensi kronik Usia kehamilan < 20 minggu - _ Preeklampsia Usia kehamilan > 20 minggu + + Superimposed Preeklampsia Usia kehamilan < 20 minggu + +
  • 6.
  • 8. Penegakkan Diagnosis: Anamnesis • Adanya keluhan seperti kenaikan berat badan yang timbul secara cepat dalam waktu yang singkat menunjukan adanya retensi cairan, edema pada kaki atau tangan, nyeri kepala, pandangan kabur, nyeri epigastrium mungkin ditemukan pada pasien dengan preeklamsia. • Faktor risiko klinik tinggi untuk preeklamsia: – Riwayat preeklamisa (terutama disertai luaran jelek baik ibu maupun janin pada kehamilan sebelumnya – kehamilan multifetal – Hipertensi kronis – Diabetes Mellitus tipe 1 atau 2 – Penyakit autoimun (contoh: systemic lupus erythematous, antiphospholipid syndrome) – Penyakit ginjal • Faktor risiko klinik moderate untuk preeklamsia: – Nulipara – Obesitas (Indeks masa tubuh > 30 kg/m2) – Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan – Usia ≥ 35 tahun – Riwayat khusus pasien (misal: riwayat lahir bayi kecil masa kehamilan, luaran kehamilan sebelumnya jelek, interval kehamilan > 10 tahun).
  • 9. Penegakkan Diagnosis • Pemeriksaan Fisik (Best Practice): – Kesadaran – Penampakan umum, ada tidaknya tanda kesakitan, lemah, dan letargi – Tanda vital (tekanan darah, nadi, repirasi dan suhu) – Tanda kurang gizi (konjungtiva anemia) dan status gizi (tinggi badan dan berat badan) – Palpasi abdomen: Leopold I-IV, Tinggi Fundus uteri, auskultasi denyut janin janin (DJJ) dan pemeriksaan adanya kontraksi • Pemeriksaan Penunjang: – Darah rutin – Protein urin 24 jam atau dipstik urin – Pemeriksaan fungsi liver dan ginjal. – Rasio Protein: kreatinin sesaat – Cardiotocografi – USG Doppler.
  • 10. Tekhnik Pengukuran Tekanan Darah • Langkah Pemeriksaan Tekanan Darah • Langkah 1: Persiapkan pasien dengan benar – Pasien diminta untuk rileks, duduk di kursi dengan kaki rata di lantai dan punggung ditopang. Pasien harus duduk selama 3–5 menit tanpa berbicara atau bergerak sebelum melakukan pengukuran TD pertama. – Pasien harus menghindari konsumsi kafein, olahraga, dan merokok setidaknya selama 30 menit sebelum pengukuran. – Pastikan pasien telah mengosongkan kandung kemihnya. – Baik pasien maupun pemeriksa tidak boleh berbicara selama waktu istirahat atau selama pengukuran. – Lepaskan pakaian yang menutupi lokasi penempatan manset
  • 11. • Langkah 2: Gunakan teknik yang tepat untuk pengukuran TD • Gunakan alat pengukuran TD yang telah divalidasi, dan pastikan alat tersebut dikalibrasi secara berkala. • Sangga lengan pasien (misalnya Bertumpu pada meja). Pasien tidak boleh memegang lengannya karena akan mempengaruhi tingkat tekanan darah. • Posisikan bagian tengah manset pada lengan atas pasien setinggi atrium kanan (titik tengah sternum). • Gunakan ukuran manset yang benar sehingga manset mengelilingi 75% –100% lengan. • Pemeriksa pertama-tama harus meraba arteri brakialis di fossa antekubital dan menempatkan pusat manset
  • 12. • Langkah 2: Gunakan teknik yang tepat untuk pengukuran TD • Ujung bawah manset harus 2 sampai 3 cm di atas fossa antekubiti, sehingga terdapat ruang untuk penempatan stetoskop. 1.Saat melakukan pengukuran auskultasi, manset awalnya harus dipompa hingga setidaknya 30 mmHg di atas titik di mana denyut radial menghilang. 2. Deflasi manset harus dilakukan secara perlahan dengan kecepatan 2 mm Hg per detik lambat untuk mendapatkan perkiraan TD yang akurat. 3. Gunakan diafragma stetoskop untuk melakukan auskultasi. 4.Saat tekanan dalam cuff turun di bawah tekanan sistolik, akan terdengar bunyi berdetak
  • 13. • Langkah 3: Lakukan pengukuran yang tepat yang diperlukan untuk diagnosis – Pada kunjungan pertama, catat TD di kedua lengan. (Gunakan lengan yang menunjukkan hasil yang lebih tinggi untuk pembacaan berikutnya.) – Lakukan pengukuran ulang setelah 1–2 menit. • Langkah 4: Dokumentasikan dengan benar pembacaan TD yang akurat – Catat TD Sistolik dan Diastolik. – Catat TD Sistolik dan Diastolik ke bilangan genap terdekat. – Catat waktu penggunaan obat hipertensi terakhir diambil sebelum pengukuran. • Langkah 5: Rata-rata pembacaan 1. Gunakan rata-rata 2 pembacaan yang diperoleh pada 2 kesempatan untuk menentukan tekanan darah pasien.
  • 14.
  • 15. Kriteria Diagnosis • Kriteria diagnosis minimal Preeklampsia apabila sekurang-kurangnya dijumpai: – Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama pda wanita yang sebelumnya tidak menderita hipertensi ATAU tekanan darah naik >30 mmHg untuk sistolik dan atau > 15 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama pda wanita yang sebelumnya menderita hipertensi • Dan onset baru salah satu dari gejala dibawah ini: – Proteinuria >0,3 g dalam 24 jam urine tampung atau rasio protein/creatinine ratio ≥0.3 (mg/ mg) (30 mg/mmol) pada pemeriksaan urin acak or atau bila tidak memuungkinkan dijumpai pemeriksaan urin menggunakan dipstick ≥ 2+ – Trombositopeni :Trombosit < 100.000 / mikroliter – Gangguan ginjal :Kreatinin serum diatas 1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum dari sebelumnya pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya – Gangguan Liver :Peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen – Edema Paru – Gejala serebral maupun visual (misal: eg, onset baru dan psakit kepala persisten yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya dan tidak respon terhadap obat nalgetik konvensional; pandangan kabur, melihat kilatan cahaya, scotomata).
  • 16. • Sedangkan Preeklamsia dengan gejala pemberat apabila dijumpai wanita hamil yang sebelumya normotensi pada saat usia kehamilan >20 minggu dijumpai salah satu dibawah ini: • Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau tekanan darah diastolik > 110 mmHg dan proteinuria (dengan atau tanpa tanda dan gejala disfungsi organ yang signifikan) • Tekanan darah sistolik > 140 mmHg atau diastolik > 90 mmHg (dengan atau tanpa proteinuria) dan salah satu dari tanda dan gejala dari disfungsi organ yang signifikan: – Awitan baru ganngguan serebral atau visual seperti: • Fotopsia (melihat kilatan cahaya) dan/ atau skotomata (area hitam atau adanya gaps pada lapang pandang) • Onset baru dari gejala Visual dan cerebral, meliputi: – Nyeri kepala hebat atau sakit kepala yang menetap dan tidak teratasi dengan obat analgetik – Perubahan status mental – Nyeri epigastrik atau nyeri persisten pada kuadran kanan atas yang tidak respon dengan pengobatan atau dijumpai adanya kenaikan konsentrasi serum transaminase > 2 kali diatas batas normal laboratorium atau keduanya. – AT < 100,000 platelet/mikroL – Insufisiensi renal progresif (creatinin serum > 1,1 mg/ dL [97.3 micromol/L] atau konsentrasi creatinine serum meningkat dua kali tanpa adanya kelainan pada ginjal – Edema paru
  • 17. Tata Laksana 1. Profilaksis antikejang • Magnesium sulfat direkomendasikan sebagai lini pertama eklamsia maupun sebagai profilaksis eklamsia pada pasien preeklamsia berat. (Level evidence I, Rekomendasi A) • Pemberian dilakukan dengan dosis awitan MgSO4 4-6 gr diberikan selama 5 – 10 menit, dilanjutkan dosis rumatan 1-2gr/ jam s.d. 24 jam. • Pemberian MgSO4 memiliki syarat-syarat pemberian yang harus terpenuhi, yaitu: – Harus tersedia antidotum MgSO4 yakni Ca Gluconas 10%. Jika terjadi tanda- tanda intoksikasi (refleks patella menghilang, distres pernapasan), segera berikan 1g Ca Gluconas 10% yang dibuat dengan cara mengencerkan 10 ml larutan Ca Gluconas dalam 10 ml aquades, diberikan secara IV dalam 3-5 menit – Refleks pattela pasien normal – Frekuensi pernapasan ≥16 kali/menit dan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan. – Urine output > 0.5 cc/KgBB/jam
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22. 2. Kortikosteroid antenatal • Kortikosteroid antenatal ditawarkan diberikan pada usia kehamilan 24+0 sampai 25+6 minggu.4 (Evidence level II, Rekomendasi B) • Kortikosteroid antenatal ditawarkan diberikan pada usia 33+6 kehamilan 26+0 sampai minggu. (Evidence level I, Rekomendasi A) • Kortikosteroid antenatal dapat dipertimbangkan untuk diberikan pada pasien dengan usia kehamilan 34+0 sampai 35+6 dengan KPD preterm.4 (Evidence level I, Rekomendasi A) • Regimen yang dapat diberikan adalah dexametasone 6 mg/ 12 jam(IM/IV) diberikan sebanyak 4 kali.
  • 23. 3. Antihipertensi • Target pemberian antihipertensi adalah untuk mempertahankan MAP (mean arterial pressure) ideal yaitu antara 90-110 mmHg • Antihipertensi diberikan pada preeklamsia dengan hipertensi berat atau tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan diastolik ≥ 110 mmHg.(Level evidence II, Rekomendasi A). • Nifedipin 10 mg/oral diulang setiap 15 – 30 menit, dengan dosis maksimum 30 mg. • Metildopa 250 – 500 mg per oral, 2 – 3 kali pemberian dalam sehari. • Nikardipin infus dengan dosis awal 5 mg/jam, dititrasi 2.5 mg/jam tiap 5 menit hingga maksimum 10 mg/jam atau hingga penurunan tekanan arterial rata-rata tercapai • Alternatif pemberian antihipertensi yang lain adalah nitogliserin, hidralazine, labetalol
  • 25.
  • 26. 4. Waktu Persalinan • Hipertensi Kronis dan Hipertensi Gestasional – Jangan menawarkan terminasi kehamilan sebelum usia kehamilan 37 minggu pada pasien dengan tekanan darah terkontrol ≤160/110 mmHg dengan atau tanpa terapi antihiertensi, kecualiterdapat indikasi lain. – Waktu persalinan pada pasien dengan tekanan darah yang terkontrol harus didiskusikan antara pasien dan dokter spesialis senior • Preeklamsia tanpa gejala berat – Manajemen ekspektatif direkomendasikan pada kasus preeklampsia tanpa gejala berat dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan evaluasi maternal dan janin yang lebih ketat. (Level evidence II, Rekomendasi C) – Perawatan poliklinis secara ketat dapat dilakukan pada kasus preeklampsia tanpa gejala berat. (Level Evidence II, Rekomendasi B) – Evaluasi ketat yang dilakukan adalah: • Evaluasi gejala maternal dan gerakan janin setiap hari oleh pasien. (Level evidence II, Rekomendasi C) • Evaluasi tekanan darah 2 kali dalam seminggu secara Poliklinis (Level evidence II, Rekomendasi C) • Evaluasi jumlah trombosit dan fungsi liver setiap minggu. (Level evidence II, Rekomendasi C) • Evaluasi USG dan kesejahteraan janin secara berkala (dianjurkan 2 kali dalam seminggu). (Level evidence II, Rekomendasi A) • Jika didapatkan tanda pertumbuhan janin terhambat, dilakukan evaluasi menggunakan doppler velocimetry terhadap arteri umbilical. (Level evidence II, Rekomendasi A)
  • 27.
  • 28. • Preeklamsia berat – Manajemen ekspektatif direkomendasikan pada kasus preeklampsia berat dengan usia kehamilan kurang dari 34 minggu dengan syarat kondisi ibu dan janin stabil. (Evidence Level II, Rekomendasi A) – Manajemen ekspektatif pada preeklampsia berat juga direkomendasikan untuk delakukan perawatan di fasilitas kesehatan yang adekuat dengan tersedia perawatan intensif bagi maternal dan neonatal. (Evidence Level II, Rekomendasi A) – Bagi wanita yang melakukan perawatan ekspektatif preekklamsia berat, pemberian kortikosteroid direkomendasikan untuk membantu pematangan paru janin.(Evidence Level II, Rekomendasi A) – Pasien dengan preeklampsia berat direkomendasikan untuk melakukan rawat inap selama melakukan perawatan ekspektatif.1 (Evidence level II, Rekomendasi B)
  • 29.
  • 30. • Mode Persalinan – Untuk hipertensi gestasional atau preeklampsia tanpa gejala berat, persalinan per vaginam lebih diutamakan. – Keputusan untuk melakukan persalinan sesar harus dipertimbangkan secara individual, berdasarkan pada probabilitas persalinan pervaginam yang diantisipasi dan pada sifat dan perkembangan keadaan penyakit preeklampsia. • Tatalaksana Postpartum – Pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan dan masih dalam terapi antihipertensi, kunjungan ulang dilakukan 2 minggu setelah pasien dipulangkan. – Jika parameter laboratorium masih di atas batas normal, pemeriksaan fungsi hepar dan ginjal dilakukan sesuai indikasi klinis sampai kembali ke nilai normal. – Pada wanita yang dengan riwayat hipertensi dalam kehamilan, kunjungan ulang dan evaluasi direncanakan 6-8 minggu setelah kelahiran. – Untuk pasien dengan preeklamsia dan masih menunjukkan hasil proteinuria ≥+1 saat 6 – 8 minggu postpartum, evaluasi lebih lanjut dilakukan pada 3 postpartum untuk menilai fungsi ginjal.
  • 32. Edukasi • Pasien diberikan edukasi tentang memodifikasi gaya hidupnya dan menurunkan berat badan. • Pasien wajib ANC rutin di fasilitas kesehatan • Pasien diberi edukasi bahwa keadaan ini memiliki kemungkinan besar berulang pada kehamilan berikutnya, sehingga diperlukan pencegahan dan pengawasan sedari dini. • Pasien dengan preeklamsia dijelaskan bahwa risiko penyakit kardiovaskular akan meningkat, termasuk hipertensi, penyakit jantung iskemik, stroke, dan DVT di masa yang akan datang
  • 33. Indikator Medis dan Syarat Pulang • Indikator Medis: – Bayi lahir sehat – Tidak ada gejala dan keluhan terkait preeklamsia – Tekanandarah terkontrol sebelum persalinan (≤135/85 mmHg) dan sesudah persalinan (≤150/90 mmHg). – Parameter laboratorium menunjukkan tanda-tanda stabil atau perbaikan • Syarat Pulang untuk pasien rawat inap – Pasien dengan preeklamsia yang telah melahirkan dapat dipulangkan jika: – Tidak ada gejala dan keluhan terkait preeklamsia – Tekanan darah ≤150/90 mmHg, dengan atau tanpa terapi – Parameter laboratorium menunjukkan tanda-tanda stabil atau perbaikan
  • 34. Penanganan Hipertensi dalam Kehamilan di Puskesmas • Penegakkan Diagnosis Hipertensi dalam kehamilan penting bagi petugas di Faskes Tk I • Puskesmas dapat menggolongkan tipe hipertensi dalam kehamilan pada pasien (Preeklampsia, Superimposed preeklampsia, hipertensi kronik atau gestasional hipertensi) • Pemeriksaan proteinuria harus dapat dilakukan di Puskesmas (minimal dengan metode dipstick) • Puskesmas menyediakan regimen MgSO4 dan antihipertensi (pilihan: nifedipin 10 mgr atau methyldopa 250/500 mgr)
  • 35. Penanganan Hipertensi dalam Kehamilan di Puskesmas • Jika ditemukan pasien dengan preeklampsia di Puskesmas, dilakukan rujukan ke RSUD dengan sebelumnya dipasang IV line dan chateter urine untuk pemantauan urine output. Pasien lalu diberikan pencegah kejang (MgSO4) sesuai protap di atas. Pasien juga diberikan antihipertensi (nifedipin atau methyldopa) dengan target MAP (mean arterial pressure) ideal yaitu antara 90-110 mmHg • Selama dirujuk, tetap dilakukan monitoring tanda vital dan urine output. • Jika pasien kejang/eklampsia, diberikan antikejang MgSO4 (2 gram/IV/selama 2-5 menit). Pemberian ini dapat diulang sampai 2 kali. Pasien eklampsia tetap diperhatikan A-B-C (Airway-Breathing-Circulation).
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39. Daftar Pustaka • Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK 01.07/MENKES/44/2017 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Tatalaksana Komplikasi Kehamilan • Cunningham et al . 2018. William’s Obstetrics 25th Ed., New York., McGrawHill • National Institute for Health Care Excellence. 2019. Hypertension in Pregnancy. NICE Guidelines 2019 • National Institute for Health and Care Exellence. Preterm labor and birth.Guideline (Draft for consultation). 2019 • American College of Obstetricians and Gynecologists. 2016. Management of Preterm Labor • American College of Obstetricians and Gynecologists. 2019. Gestasional Hypertension and Preeclampsia • Himpunan Kedokteran Feto Maternal Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Diagnosis dan Tata Laksana Pre-eklamsia, 2016