1. Dokumen tersebut merupakan tugas akhir semester mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang disusun oleh Gentha Yudha Prawira Putra untuk memenuhi syarat Ujian Akhir Semester.
2. Isi dokumen terdiri dari pengertian istidraj menurut Alquran dan hadis beserta dalil-dalilnya.
3. Wahbah Al-Zuhaili menjelaskan istidraj sebagai pemberian nikmat secara bertahap untuk menjerumuskan man
MAKALAH HUKUM AGRARIA untunk orag orang yang mencari hukum argumen coba baca ...
Gentha yudha-UAS-Pendidikan Agama 2B E1D019087
1. 1
Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Pendidikan
Agama Islam
Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Disusun Oleh:
Nama : Gentha Yudha Prawira Putra
NIM: E1D019087
Prodi/Kelas: PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS 2B
AGAMA ISLAM
FAKULTAS FKIP
2021
2. 2
DAFTAR ISI
1. Halaman .................................................................................................................1
2. Dalil dalil tentang pengertian istidroj ....................................................................3
3. Dalil dalil hadits qudsi tentang hukuman allah
atas rasa cinta terhadap hambanya..........................................................................9
4. Berita kenabian Nabi Muhammad SAW. pada kitab suci agama lain .................13
5. Dalil dalil dan keutamaan amar ma'ruf nahi munkar ...........................................19
6. Dalil dalil fitnah akhir dzaman, (muncul nya dajjal dan yakjuj makjuj, datangnya
imam mahdi, dan turun nya Nabi ISA AS. ..........................................................24
7. Daftar pusaka .......................................................................................................33
3. 3
Pengertian Istidraj dan Dalil-Dalilnya
Istidraj diambil dari kata 'daraja' (bahasa Arab) yang berarti naik satu tingkatan ke
tingkatan berikutnya. Namun, lebih dikenal sebagai istilah azab yang berupa kenikmatan.
Dalam Alquran pembahasan mengenai istidraj dibahas pada Surat Al-An'am ayat 44
yang berbunyi sebagai berikut.
ف
َلفمَّ ا نَسنفلا ََا فمَّ نر اوََّ۟فَهاۦف اَ
تَحَرفا عتََفاهِنْف ََ ََ ع َلفعُا ع َََْف َحعتَحَ۟إف
اذا فمَّسنواهْنهف ََفمَّ نوَُف َََََ۟ نواَع َُُفنغَّفَها َ۟فِذَحعهَ فُن ََُعَُ
Faفlammāفnasuفmāفżukkiruفbihīفfatahnā'فalaihimفabwābaفkulliفsyaī`,فhattāفiżāفfarihuفbimāف
utūفakhażnāhumف bagtatanف faفiżāف humف mublisun
Artinya: Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada
mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga
apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa
mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.
Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy menjelaskan bahwa makna istidra jadalah pemanjaan
agar lebih terjerumus kepada kehinaan. Begitu juga ia memaknai istidraj dengan
mengambil dari mereka secara berasngsur-angsur, setapak demi setapak dan didekatkan
dengan adzab, dan mereka tidak menyadarinya.Wahbah Al-Zuh}aili menyatakan dalam
tafsirnya, sesungguhnya nikmat, kebaikan, rezeki bukanlah tanda kesalehan seseorang
karena ia bisa saja bersifat istidraj (nikmat yang berujung pada petaka dan siksaan)
sebagaimana umpan untuk musuh agar ia sampai ke sebuah tempat lalu dihabisi di sana.
Wahbah Al-Zuh}aili menjelaskan, makna lafaz (sanastadrijuhum) ialah Kami menindak
mereka secara bertahap atau sedikit demi sedikit. Mendekatkan mereka secara bertahap
kepada azab dengan bentuk pengabaian, selalu diberikan kesehatan dan menambah
kenikmatan, di mana mereka tidak mengetahui bahwa itu adalah istidraj, yakni
pemberian nikmat kepada mereka, karena itu mereka mengira bahwa hal itu adalah
kelebihan bagi mereka atas orang-orang beriman.
Penjelasan para mufassir mengenai istidraj hampir sama, yaitu pemberian nikmat untuk
manusia dan menjadikan mereka lalai dan celaka. Mengambil atau menarik mereka
secara bertahap atau berangsur-angsur kepada azab. Namun penjelasan Wahbah Al-Zuh
4. 4
aili mengenai istidraj lebih luas dan kompleks. Inilah yang akan dibahas penulis dalam
penelitian ini.
Tafsir Al-Muni>r karya Wahbah Al-Zuh}aili> adalah gabungan dari bi alف ma‟su>r dan
bi al-ma‟qul(فbiفal-ra‟yi).فBiفal-ma‟surفyangفdidasarkanفpadaفhadisفNabiفdanفperkataanف
salaf salih} dan bi al-Ma‟qulف yangف didasarkanف padaف kaidah-kaidah penafsiran yang
berlaku.15 Sedangkan metode yang dipakai adalah metode tahlili. Wahbah Al-Zuh aili
sendiri menilai bahwa tafsirnya adalah model Al-Qur‟anف yangف didasarkanف padaف Al-
Qur‟anفsendiriفdanف hadis-hadis sahih, mengungkapkan asbab al-nuzu>l, dan takhrij al-
hadis, menghindari israi>liyyat, riwayat yang buruk dan polemik yang berlarut-larut.
Menurut penulis al-Muni>r merupakan sebuah karya tafsir yang istimewa, karena tafsir
ini mengkaji ayat-ayat Al-Qur‟anف secaraف komprehensifف mencakupف aspek-aspek yang
dibutuhkan bagi pembaca dan dilengkapi dengan pembahasan rinci, mulai dari
penamaan surah, muna>sabah dengan surah sebelumnya, kandungan dan keutamaan
surah,ف qira‟at,ف i‟rab,ف balaghah,ف mufradatف lughowiyyah,ف asbabف nuzul,ف munasabahف ayat,ف
tafsir dan penjelasan serta fikih kehidupan dan hukum-hukumnya. Wahbah Al-Zuh aili
berpendapat bahwa tafsir klasik harus dikemas dengan gaya bahasa kontemporer dan
metode yang konsisten sesuai dengan ilmu pengetahuan modern tanpa adanya
penyimpangan interpretasi. Tafsir al-Muir adalah paduan orisinalitas tafsir klasik dan
keindahan tafsir kontemporer. Paduan tafsir klasik dan kontemporer serta keahlian dan
ketelitian Wahbah Al-Zuhaili dalam menulis tafsirnya sebagaimana keterangan diatas,
menarik perhatian penulis untuk meneliti lebih lanjut tentang penafsiran ayat-ayat
istidraj dalam kitab tersebut.
Pengertian Istidraj menurut al-Qur’an dan Hadis
Untuk dapat memahami makna dari suatu kalimat maka harus melihat akar kata dari
kalimat tersebut terlebih dahulu, agar pembahasan ini memadai untuk pemahamannya
maka penulis akan terlebih dahulu menguraikan kajian teori tentang istidraj tersebut.
Dalam al-Qur‟anف kataف istidrajف diulangف sebanyakف duaف kali,ف salahف satuyaف adalahف QS.ف al-
A‟ra>fف[7]ف182:
ونُمَلْعَي َال ُْثيَح ْنِم ْمُهُج ِر ْدَتْسَنَس تناٰيٓاِب ا ُْوبَّذَك َْنيِذَّلا َو
5. 5
Artinya:
“Danفorang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka
dengan berangsur-angsurف (keفarahفkebinasaan),ف denganف caraفyangف tidakفmerekaفketahui”.
Ibnu Manz}ur dalam Lisa>n al-Arab mengatakan istidraj bermakna mendekatkan secara
berangsur-angsur, merendahkan secara bertahap. Sebagian ulama mengatakan, makna
sanastadrijuhum ialah akan Kami tarik mereka sedikit demi sedikit, bukan secara tiba-
tiba. Ada yang mengatakan akan Kami tarik mereka dari arah yang tidak mereka sangka,
begitulah Allah SWT membuka untuk mereka kenikmatan yang akan membuat mereka
merasa senang dan menjadikan mereka condong kepadanya sehingga mereka lupa akan
kematian, lalu Allah tarik mereka dalam keadaan lalai. Sedangkan menurut Al-
Ra>ghibAl-As}fa>hani> ketika menjelaskan makna istidra>j beliauف dalamف Mu‟jamف
Mufrada>tف alfaz>ف al-Qur‟a>nف mengatakan,ف istidra>jف berasalف dariف kataف (ف َف فَّردلا )ف yangف
semaknaف denganف َف فnakgnadeSف .takgnitف uataف tajaredف ,tapmetف aynitraف gnayف حزل َ َّر
( ) سنستدرجهم
dalam ayat tersebut beliau mengatakan maknanya adalah kami akan melipat
mereka seperti halnya melipat kitab, menyiksa mereka setingkat demi setingkat,
merendahkan mereka sedikit demi sedikit seperti orang yang naik turun dalam anak
tangga.27 Menurut Hasanain M. Makhluf istidra>j ialah, kami akan mendekatkan
mereka kepada kehancuran dengan memberikan nikmat dan tangguh.28 Dalam Al-
Mu‟jamف Al-Mufas}s}al fi> Tafsi>r Ghari>b Al-Qur‟a>nف Al-Karim Muhammad Al-
Tawinjiفmenyebutkanفmaknaف()مهالدتسنس,فkamiفakanفberiفmerekaفtempatفyangفaman,ف
atau akan kami lipat mereka seperti melipat kitab, sebagai ungkapan dari kelalaian
mereka. Atau akan kami siksa mereka berangsur
�
angsur
.
Pendapatف lain,ف menurutفQurashفShihabف(ف ُ فمحوحدلس)فakanفKamiف tarikف merekaفterambilف
dariفkataَف(ففdaدلاف(ف َّر-darajah yakni tangga, juga dalam arti anak anak tangga. Huruf sin
danف ta‟ف padaف kataف ituف dalamف artiف meminta,ف sehinggaف kataف tersebutف bermaknaف memintaف
mereka untuk naik/turun melalui anak-anak tangga sehingga ia mencapai suatu tingkat
yang tidak dapat dicapainya kecuali dengan menggunakan anak tangga itu.30
Menurutnyaف lagiف kataف (ف فمهالدتسنس )ف diambilف dariف kataف (ف َّلفالد )ف ad-darj yang pada
mulanyaفberartiف tingkat.فKemudianفkataف(فا تد
)ر tadarruj bermakna berpindah dari satu
tingkatف atauف tahapف keف tingkatف atauف tahapف lain.ف (ف ََّّلَّلدتساف )ف al-istidra>j adalah
memindahkan dari satu tahap ketahap yang lain guna mencapai satu tujuan.
6. 6
Al-Qa>simi> dalam tafsirnya Maha>sin Al-Takwi>l menyebutkan, istidra>j berasal dari
kataَّف(فلف)فالدyangفartinyaفmelipat,فmenurutnyaفlagiفistidra>jفituفialahفmenaikkanفkepadaف
sesuatu sedikit demi sedikit, seperti orang yang mendaki setingkat demi setingkat hingga
berhenti pada ketinggian yang tertinggi. Al-Qurt}ubi menyebutkan istidra>j berasal dari
kataَّف(فلف)فالدyakniفmelipatفsesuatu,فmemasukkanفdanفmenaikkan,فsepertiفdalamفucapan,ف
mayit itu dilipatفpadaفkainفkafannya.فJugaفdariفkataَف(فففaracesفnakhadneremفinkayف(دلاف َّر
bertahap sampai kepada tujuan tertentu.
Sedangkan secara terminologi, seperti yang dikatakan Al-Qurtubi istidra>j adalah
merendahkan secara bertahap sampai kepada tujuan tertentu.Menurut Qurais Shihab
istidraj adalah memindahkan dari satu tahap ketahap yang lain guna mencapai satu
tujuan. Menurut Al-Qasimi istidraj itu ialah menaikkan kepada sesuatu sedikit demi
sedikit, seperti orang yang mendaki setingkat demi setingkat hingga berhenti pada
ketinggian yang tertinggi. Dalam tafsirnya Al-Qurtubi mengutip perkataan Al-Dhahhak:
نعمة لهم ّدنادج معصية لنا ّدوادج مّلك الضحاك قال
Dhahakف berkata:ف “Setiapف kaliف merekaف melakukanف kemaksiatanف yangف baru,ف kamiف punف
berikanف merekaفnikmatف yangف baruفpula”.
Istidra>j adalah perkara-perkara yang luar biasa/ganjil yang diberikan Allah kepada
orang-orang kafir. Bertujuan agar mereka lupa diri sebagai makhluk Tuhan, karena
takabburف danف inginف masyhurف namanya.ف Misalnyaف Rajaف Fir‟aunف yangف mengakuف dirinyaف
Tuhan, dan Raja Namrud yang sombong karena kekayaannya yang melimpah. Tujuan
diberikannya istidra>j kepada orang-orang kafir untuk dijadikan contoh bahwa mereka
yang takabbur dan kufur kepada Tuhan (Allah) akhirnya binasa.
Selain dalam al-Qur‟an,فNabiفMuhammadفsawفjugaفmenjelaskanفistidrajفdalamفhadisnya,ف
diriwayatkan oleh Imam Ah}mad bin Hanbal dalam Musnadnya,فdariفUqbahفbin„فA<mir,ف
Nabi saw bersabda yang artimya ;
“Telahف menceritakanف kepadaف kamiف Yahyaف binف Gailanف diaف berkata,ف telahف menceritakanف
kepadaفkamiفRisydinفyakni,فIbnuفSa‟dفAbulفHajjajفal-Mahari dari Harmalah bin Imran
at-Tujibi dari Uqbah bin Muslim dari Uqbah bin Amir dari Nabi saw. beliau bersabda:
„Jikaف kalianف melihatف Allahف memberikanف duniaف kepadaف seorangف hambaف pelakuف maksiatف
7. 7
denganف sesuatuف yangف iaف sukai,ف makaف sesungguhnyaف ituف hanyalahف istidra>j.‟ف Kemudiaف
Rasulullahفsaw.ف membacakanفayat:ف „(Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang
telah diberikan kepada mereka, kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan
untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberika
kepada mereka, kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka
terdiamف berputusف asa)‟”.ف(QS.فAl-An‟am:ف 44)
Jika melihat hadis diatas, istidra>j adalah ketika Allah memberikan nikmatnya kepada
seorang hamba sekalipun ia kerap sekali melakukan maksiat dengan sesuatu yang ia
sukai, Allah tetap mencurahkan berbagai kemudahan dan kesenangan dalam hidupnya
didunia, lalu dengan nikmat itu ia akan berangsur-angsur digiring kapada apa yang akan
membinasakannya
Term yang Semakna Dengan Istidraj
Berangkat dari pengertian istidra>j dalam al-Qur‟an,ف ditemukan bahwa terdapat
beberapa lafaz yang semakna dengan kata tersebut, baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Namun demikian, setiap kata yang dianggap semakna dengan kata lain dalam
al-Qur‟anف ituف ternyataف masing-masing memiliki kekhasan tersendiri yang tidak dapat
ditukaAl-Makr
Ayat tentang makar banyak tertuang didalam al-Qur‟an,فdiantaranyaفQS.فAliفImranف[3]ف
54:
كرين ومكراللهواللهخيرالما ومكروا
Artinya:
“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu.
dan Allah Sebaik-baikفpembalasف tipuف daya.”
Kata makar dalam al-Qur‟anفterulangفsebanyakف43فkaliفyangفberadaفdiف14فsurahف23فayat.ف
Rinciannya sebagai berikut : Ali Imran (3): 54; Al-Ra‟dف (13):ف 42,33;ف Al-Nahl (16):
26,45,127; Al-A‟raf(ف7):ف123,99;فAl-Naml (27): 50,70,51; Ibrahīm(ف14):ف46;فGhafir(ف40):ف
45;فNuhف(ف71):ف22;فYunūsف(ف10):ف21;فAl-Anfālف(ف8):ف30;فAl-An‟amف(ف6):ف123,ف124;فYusūfف
(ف12):ف102,31;فFatirف(ف35):ف10,43;فSaba‟ف(ف34):ف33.
8. 8
Makarف secaraف bahasaف berasalف dariف bahasaف arabف (ف
ََّو َ-فْو artinyaف (َو َ-
ُفم نف menipu/memperdaya.39ف Dalamف kitabف Mu‟jamف Maqa>yisف Al-Lughah,ف al-Makrف
memilikiفduaفmaknaفpokokف,فyakniف “ َّۦرتحفَّلفسد(ف”َّريmemperdayaفdanفtipuفmuslihat)فdanف
"َّلد ف َف َّرو" (betis berotot).40 Secara istilah menurut Abdul Rahim dalam tulisannya
bahwa makar adalah salah satu bentuk perbuatan yang memperdaya, menipu atau
mengelabui orang lain dengan berbagai macam cara dan bentuk yang rahasia, sehingga
orang yang menjadi objek dari perbuatan makar tersebut meleset dari tujuan yang
sebenarnya.4
9. 9
Dalil Dalil Hadits Qudsi
Pada umumnya, redaksi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu hadis
merupakan hadis qudsi adalah yang secara gamblang menyebutkan penisbatannya
kepadaف Allahف Swt,ف sepertiف sabdaف Rasulullahف Saw:ف “Allahف ta’alaف berfirman...”,ف “Allahف
mewahyukan...dstr”,ف namun jika diperhatikan lebih dekat lagi, maka akan banyak kita
jumpai macam-macam susunan kalimat hadis qudsi yang sebenarnya memiliki arti sama
yaitu adanya penisbatan kepada Allah atau meriwayatkan dari Allah Swt. Ragam riwayat
tersebut antara lain:
1. Al-Jurjani mengatakan,
تفَ ص ف لفهللا م فظفَنفل َ ثفَّر تفسَنفر ر ع َف حدفهللا ْحتفَنف ع َ ثفَّر فَنفر يفغم قد ثفَّر تدم َّر
والمفْنف ذفَّر َ ْوف أ ۟مف ح َ ر مفلسف ر ذف ُذف تف ر ع َف وفهللا فل َف َُ۟ف م ذفس َ ْف هللا
ض حزلفلم َفظذف فر ذفألن َ ْضِف ف َقوآنف ر ۟وذف ف ُلةف ع حتف ع َ كفَّر هر
Hadis qudsi adalah hadis yang secara makna datang dari Allah, sementara redaksinya
dariف Rasulullahفshallallahuف‘alaihiفwaفsallam.فSehinggaف hadisفQudsiفadalahفberitaفdariف
Allah kepada Nabi-Nya melalui ilham atau mimpi, kemudian Rasulullah shallallahu
‘alaihiفwaفsallamفmenyampaikan hal itu dengan ungkapan beliau sendiri. Untuk itu, al-
Quran lebih utama dibanding hadis qudsi, karena Allah juga menurunkan redaksinya.
(at-Ta’rifat,ف hlm.ف 133)
2. al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan,
تف ر ع َف فْنفهللاُغ َُفل م ذفس َ ْف َتفهللا ص فتف صط َ نفَّر حَِفلنفم ت َفسغيف:ذ ثفَّإلر دم َّألر
مطذ َّ مطذفلسف َّالفس
Hadisف Ilahiف adaف kemungkinanف Nabiف shallallahuف ‘alaihiف waف sallamف mengambilnyaف dariف
Allah tanpa perantara atau melalui perantara. (Faidhul Qodir, 4/468).
3. Sementara itu, ada pula ulama yang menggunakan istilah hadis Rabbani salah satunya
adalah Jalaluddin al-Mahalli. Dalam pernyataannya ia menyebutkan,
10. 10
يا حفادع َْفاهنََّفَدعحاْف ََُلف :اعن َت اتَصَّرفاثمادَتَْفَذَ اُ َ ََّروف َمثاد َرَ ع
َّأل
Hadis Rabbani itu sepertiف hadisف yangفdisebutkanفdalamفduaفkitabفshahih:ف “Sayaفsesuaiف
prasangka hamba-Ku kepada-Ku. (Hasyiyah al-Attharف ’alaفSyarhف al-Mahalli).
Perbedaan Hadits Qudsi dengan Alquran
Alquran sebagai pedoman hidup umat islam memiliki ciri sebagai berikut:
Alquran turun sebagai wahyu dibawa oleh malaikat Jibril ke Rasulullah SAW
Bersifatف qath’iف tsubutف (pastiف keabsahannya),ف karenaفsemuanyaف diriwayatkanف kaumف
muslimin turun-temurun secara mutawatir.
Membacanya mendapatkan 10 pahala setiap hurufnya.
Teks dan maknanya merupakan mukjizat.
Bersifat sakral, sehingga orang yang mengingkari satu huruf saja statusnya kafir.
Tidak boleh disampaikan berdasarkan maknanya tanpa teks aslinya persis seperti yang
Allah firmankan.
Menjadi mukjizat yang Allah gunakan untuk menantang manusia, terutama masyarakat
arab.
Sedangkan perbedaan hadits qudsi dengan Alquran adalah sebagai berikut:
Tidak harus melalui malaikat Jibril. Bisa datang dalam bentuk ilham atau mimpi.
Tidak ada jaminan keabsahannya. Karena itu, ada hadits qudsi yang shahih, dhaif, dan
bahkan ada yang palsu.
Semata membaca tidak bernilai pahala. Kecuali jika diniati untuk mempelajari, sehinga
bernilai ibadah pada kegiatan mempelajarinya.
Teks dan maknanya bukan mukjizat. Sehingga bisa saja seseorang membuat hadis qudsi
palsu.
Tidak sakral, sehingga mengikuti kajian hadis pada umumnya.
Hadits qudsi boleh disampaikan secara pemahaman
Tidak digunakan sebagai tantangan kepada makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya.
11. 11
4. Penisbahan kepada Allah dalam riwayat hadis qudsi tidak selalu tekstual alias terang-
terangan, terkadang akan dijumpai beberapa bentuk yang perlu dipahami secara konteks,
bahkan bentuk ini tidak jauh berbeda dengan bentuk yang tidak aktif (pasif), kendati
demikian tetap mengandung redaksi yang dinisbahkanف kepadaفAllahف Ta’ala.
“Dariف Abuف Hurairah,ف semogaف ridhaف Allahف tercurahف atasnya,ف Rasulullahف Sawف bersabda:ف
dibuka pintu-pintu surga pada hari Senin dan hari Kamis, (ketika itu) diampuni setiap
hamba yang tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali (yang tidak diampuni)
seorang yang terdapat (dalam hatinya) permusuhan terhadap saudaranya (seagama).
(menyangkutف mereka)ف akanف dikatakanف (olehف Allah):ف “Tangguhkanف (pengampunan)ف
terhadap kedua orang ini sampai mereka berdamai. Tangguhkan (pengampunan)
terhadap kedua orang ini sampai mereka berdamai. Tangguhkan (pengampunan)
terhadapفkeduaفorangف iniف sampaiف merekaفberdamai.”ف (HR.فMuslim)
Adapun hadits qudsi yang lainnya yaitu, Rasulullah saw bersabda :
أحدكم صوم يوم كان وإذا جنة والصيام به أجزي وأنا لي فإنه الصيام إال له آدم ابن عمل كل : تعالى هللا قال
فال
.صائم إني فليقل قاتله أو أحد سابه فإن يصخب وال يرفث
–
مسلم و البخارى رواه
Allahفberfirman:ف“Seluruhفamalanفanakفadamفuntukفdirinyaفsendiriفkecualiفpuasa. Puasa
itu untukku, dan aku sendiri yang akan memberikan balasannya. Puasa itu perisai.
Apabila seseorang diantara kamu berpuasa, janganlah dia memaki-maki, mengeluarkan
12. 12
kata-kata keji dan janganlah dia membuat kegaduhan. Jika dia dicaci oleh seseorang,
atau dibunuh (hendak dibunuh), hendaklah dia katakan : "saya berpuasa". (HR. Al-
Bukhary dan Muslim)
.يذكرني حيث معه وأنا بي عبدي ظن عند أنا : وجل عز هللا قال
–
هريرة أبى عن البخارى رواه
Allahفberfirman:ف“Aku,فmenurutفperasangkaفhamba-ku dan aku besertanya dimana saja
diaفmenyebutف (mengingat)ف aku”ف.(فHR.فAl-Bukhari dari Abu Hurairah)
13. 13
Berita Kenabian Rasulullah SAW. Yang Dimuat Dalam Kitab Suci
Agama Lain
Kitab-kitab yang dimaksud ialah kitab yang pengikutnya dinyatakan Allah di dalam
Alquran sebagai Ahli Kitab atau disebut kitab kaum Yahudi dan Nasrani. Nabi
Muhammad juga telah disebut dalam kitab agama Persia dan Hindu.
Seperti dikutip dari buku berjudul "Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, Volume 1"
oleh Moenawar Khalil, disebutkan bahwa datangnya Nabi Muhammad SAW kepada
umat manusia telah disebutkan dan dinyatakan dalam kitab Taurat dan Injil. Hal
demikian sebagaimana disebutkan dalam Alquran surah al-A'raaf ayat 157 yang
berbunyi, "(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya)
mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil."
Perjanjian Lama dalam bahasa Arab disebut al-‘Ahdu al-Qadim dan dalam bahasa
Belanda disebut Ould Testament, atau yang dianggap sebagai kitab Taurat oleh kaum
Yahudi dan Nasrani.
Sedangkan Perjanjian Baru dalam bahasa Arab disebut al-‘Ahduف al-Jadid dan dalam
bahasa Belanda disebut Niew Testament, dan itulah yang dianggap kitab Injil oleh kaum
Nasrani. Perjanjian Lama berisi himpunan kitab suci dari nabi-nabi sebelum Nabi Isa AS,
dan Perjanjian Baru adalah yang berisi himpunan kitab suci yang dibawa Nabi Isa AS.
Di dalam buku tersebut disebutkan beberapa ayat dari kitab-kitab agama terdahulu, yang
menjelaskan tentang akan datangnya Nabi Muhammad SAW. Buku tersebut mengutip
bunyi kalimat bahasa Indonesia dari ayat Bibel, yang disalin dari Bibel yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Nederlandsch Bibel
Genootschap di Amsterdam pada 1916.
Salah satunya disebutkan dalam kitab Ulangan, 18:15, yang berbunyi, "Bahwa seorang
Nabi dari antara kamu dari antara segala saudaramu dan yang seperti aku ini yaitu akan
dibangkitkan oleh Tuhan Allahmu bagi kamu maka dia haruslah kamu dengar."
Di beberapa ayat dalam Kitab Ulangan itu disebutkan akan diutusnya Nabi Muhammad
SAW dengan semua yang dikatakannya membawa atau menyebut Nama Tuhan dan
bukan nama dewa. Nabi Muhammad SAW juga wafat tidak karena dibunuh orang.
14. 14
Selain itu, apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad tentu terjadi, meski baru terjadi
pada masa beberapa abad sesudah wafatnya dan yang terjadi pada masa hidupnya.
"Bahwa kalau Nabi itu berkata atas Nama Tuhan, lalu barang yang dikatakannya itu tak
jadi atau tak datang, itulah perkataan yang bukan sabda Tuhan, melainkan Nabi itu
berkata dengan angkaranya: jangan kamu takut akan dia." (Ulangan, 18:22).
Kemudian dalam Injil Yahya juga disebutkan ayat yang mengarah pada akan kedatangan
Nabi Muhammad. Seperti dalam Yahya, 14:26, yang berbunyi, "Tetapi penghibur, yaitu
Ruhul Kudus, yang akan disuruh oleh Bapa sebab namaku, yaitu akan mengajarkan
segala perkara itu kepadamu dan mengingatkan kamu segala perkara yang telah
kukatakan kepadamu itu." "Maka sekarang sudah kukatakan kepadamu sebelum jadinya,
supaya apabila ia jadi kelak, boleh kamu percaya" (Yahya, 14:29).
Dari ayat itu dijelaskan, bahwa Nabi Muhammad SAW akan datang dan diperintah oleh
Tuhan dan akan mengajarkan segala perkara kepada manusia. Hal demikian juga telah
dinyatakan dalam Alquran.
Kemudian dalam ayat lainnya di Kitab Injil Yahya, Nabi Muhammad digambarkan
sebagai penghibur (Rahul Kudus) dan yang akan memuliakan Nabi Isa karena ia akan
mengambil beberapa keterangan dari apa yang telah diterangkan oleh Nabi Isa kepada
kaumnya.
Di dalam Kitab Injil Barnabas, kedatangan Nabi Muhammad SAW lebih jelas
dinyatakan. Barnabas sendiri adalah nama seorang sahabat atau pembela Nabi Isa.
Karenanya, Injil Barnabas ditulisnya sendiri dari wasiat yang didengarnya dari Nabi Isa
AS. Di dalam kitab itu memberitakan kedatangan Nabi SAW, bahkan dijelaskan pula
tentang peristiwa disalibnya Nabi Isa, bukanlah Nabi Isa yang disalib, melainkan
Yahuda. Injil Barnabas termasuk injil yang kuno, yang tertulis pada abad pertama
Masehi.
Dalam ayat di kitab Injil Barnabas, misalnya, disebutkan bahwa saat Nabi Isa AS
memberitahu para hawari (penolong) bahwa beliau akan berpaling meninggalkan alam.
Saat itu, Isa berkata agar hati mereka tidak bergoncang dan tidak takut. Sebab, Isa
15. 15
bukanlah yang menjadikan mereka, tetapi Allah yang menjadikan dan memelihara
mereka.
"Adapun tentang ketentuan tugasku, sesungguhnya aku datang untuk menyediakan jalan
bagi Rasulullah yang akan datang dengan membawa tugas kelepasan alam ini."
(Barnabas, 72:10).
Saat Muhammad SAW berusia 12 tahun, Abu Thalib -- sang paman -- hendak
melakukan ekspedisi niaga dari Makkah ke Syam (Suriah). Melihat sang paman akan
pergi jauh, Muhammad berkata, "Paman, mengapa kau tak mengajakku? Aku tidak
memiliki pelindung selain dirimu."
Abu Thalib pun tak tega meninggalkan keponakan kesayangannya seorang diri di
Makkah. Ia lalu mengangkat tubuh Muhammad dan mendudukkannya di atas hewan
tunggangan. Kafilah dagang dari Quraisy pun menempuh perjalanan darat menuju Syam.
Hingga akhirnya, kafilah itu tiba di sebuah tempat pertapaan di Bushra, antara Syam dan
Hijaz. Di sana mereka bertemu dengan seorang rahib bernama Buhaira. Sang rahib
takjub menyaksikan anak laki-laki yang bernama Muhammad itu.
Betapa tidak, awan selalu bergerak memayungi ke mana pun Muhammad kecil
melangkah. Sang rahib pun segera menghampiri calon nabi dan rasul terakhir itu.
Buhaira memeriksa sekujur tubuh Muhammad untuk melihat tanda-tanda kenabian yang
diterangkan dalam kitab-kitab suci terdahulu.
Ia akhirnya menemukan tanda kenabian itu di punggung Muhammad, di antara kedua
pundaknya, lalu ia mencium tanda itu. Menyaksikan tanda-tanda kenabian itu, sang rahib
pun berpesan kepada Abu Thalib agar menjaga keponakannya itu dengan hati-hati,
karena dia adalah calon rasul yang dinanti umat manusia.
Prediksi Buhaira dari Kota Bushra itu menjadi kenyataan. Ketika menginjak usia 40
tahun, Muhammad memperoleh wahyu saat menyendiri di Gua Hira. Nabi Muhammad
menjadi rasul penutup bagi umat manusia yang hidup di akhir zaman.
16. 16
Baru-baru ini, Pemerintah Turki mengumumkan penemuan Injil kuno yang berusia 1500
tahun. Yang mencengangkan, Injil kuno tersebut ternyata memprediksi kedatangan Nabi
Muhammad SAW sebagai penerus risalah Isa (Yesus) di bumi.
Menurut mailonline, injil yang ditulis tangan dengan tinta emas itu menggunakan
bahasa Aramik. Inilah bahasa yang dipercayai digunakan Yesus sehari-hari. Dan di
dalam injil ini dijelaskan ajaran asli Yesus serta prediksi kedatangan penerus kenabian
setelah Yesus.
Injil kuno berusia 1.500 tahun ini bersampu kulit hewan, ditemukan polisi Turki selama
operasi anti penyeludupan di tahun 2000 lalu. Alkitab kuno ini sekarang di simpan di
Museum Etnografi di Ankara, Turki.
Komunitas Kristen Suriah mengklaim kepemilikan injil kuno tersebut. Komunitas itu
telah mengirim surat resmi kepada Menteri Kebudayaan Turki, Ertugrul Gunay untuk
mengembalikan kitab suci tersebut kepada mereka.
Kepala Budaya Komunitas Kristen Suriah, Sabo Hanna mengatakan, Alkitab bersejarah
memiliki makna material yang besar bagi umat Kristiani. "Jika Turki tidak
menyerahkannya, maka ia meminta Turki membuka akses bersama dengan membangun
museum di distrik Midyat, Suriah," ujarnya kepada Hurriyet Daily News, Jumat (2/3).
Sebenarnya, siapakah Komunitas Kristen Suriah ini? Komunitas Kristen Suriah ini
adalah penganut Kristen ortodok di wilayah Arab mulai dari Libanon, Suriah, hingga
perbatasan Turki. Penganut Kristen ini telah menggunakan bahasa Aramik sejak awal
berdirinya gereja mereka.
Karena itu mereka meyakini injil yang dipamerkan di Turki adalah bagian dari sejarah
mereka. "Banyak biara-biara pada awal Kristen di wilayah Suriah di tenggara Turki,
telah dijarah oleh Turabidin. Karena itu kami minta agar Injil kuno itu dikembalikan,"
Kepala Budaya Komunitas Kristen Suriah, Sabo Hanna kepada Hurriyetdaily, Jumat
(2/3).
Kelompok Kristen Suriah ini telah menyebar hingga ke Eropa, kurang lebih delapan
perwakilan komunitas ini diseluruh eropa. Kelompok Kristen ini juga menyebar di Asia
Kecil dengan kitab teks Yunani dan bahasa Aram. Meski begitu, belum dilakukan
17. 17
penelitian secara mendalam apakah Injil ini benar memiliki keterkaitan dengan Kristen
Suriah.
Injil kuno berusia 1500 tahun menjadi perhatian, setelah dipublikasikan oleh pemerintah
Turki. Kontroversi injil ini pun muncul, ketika isi dari ajaran injil ini yang meyakini
Yesus sebagai Nabi. Dan memprediksi akan kedatangan Nabi Muhammad SAW, setelah
Yesus.
Penemuan itu juga bahkan menarik perhatian Vatikan. Pemerintah Turki telah
mengkonfirmasi permintaan Paus Benediktus sebagai pemimpin tertinggi Vatikan untuk
meneliti injil ini. Diyakini injil berusia 1500 tahun ini adalah manuskrip terakhir dari
ajaran Barnabas tentang Keesaan Tuhan dan Kenabian Yesus.
Isi Kandungan Injil Barnabas
Kitab Injil Barnabas menggunakan bahasa Aramik. Bahasa ini dipercaya digunakan
Yesus dalam kehidupan sehari-hari. Ada banyak isi kandungan kitab ini, salah satunya
prediksi kedatangan Nabi Muhammad SAW.
Adapun kutipan isi kitab ini adalah:
Bab 39 Barnabas: ''Terpujilah nama-Mu yang kudus, ya Allah Tuhan kita... Tiada Tuhan
Selain Allah dan dan Muhammad adalah utusan-Nya''.
Bab 41 Barnabas: "Atas perintah Allah, Mikael mengusir Adam dan Hawa dari surga,
kemudian Adam keluar dan berbalik melihat tulisan pada pintu surga 'Tiada Tuhan
Selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah...''
Bab 44 Barnabas: Pada bab ini Yesus atau Nabi Isa menyebut nama Nabi Muhammad.
''Oh, Muhammad Tuhan bersamamu...''
Bab 97: Yesus menjawab, "Nama Mesias sangat mengagumkan, karena Allah sendiri
yang memberinya nama, ketika menciptakan jiwanya dan menempatkannya di dalam
kemuliaan surgawi. Allah berkata: 'Tunggu Muhammad; karena kamu Aku akan
menciptakan firdaus, dunia, dan banyak makhluk... Siapa pun yang memberkatimu akan
diberkati, dan barangsiapa mengutukmuu akan dikutuk..''
18. 18
Bab 112: Dalam bab ini Nabi Isa (Yesus) bercerita kepada Barnabas bahwa dirinya akan
dibunuh. Namun, kata Nabi Isa, Allah aka membawanya naik dari bumi. Sedangkan
orang yang dibunuh sebenarnya adalah seorang pengkhianat yang wajahnya diubah
seperti Nabi Isa. Dan orang-orang akan percaya bahwa yang disalib itu adalah Nabi Isa.
''Tetapi Muhammad akan datang... Rasul Allah yang suci,''
kitab suci umat hindu
Kitab suci umat Hindu terbagi menjadi tiga kategori, yaitu Weda, Upanishad, dan Purana.
Perbedaan ketiganya didasarkan pada usia kitab, yang dipercaya berasal sekitar 4.000
tahun yang lalu.
Salah satu nubuat yang menakjubkan dari kitab suci tersebut adalah tentang Nabi
Muhammad SAW yang disebutkan dalam kitab Hindu tersebut.
Dilaporkan Onislam.net, salah satu buktinya adalah jazirah Maharshi Vyasa yang
merupakan tempat suci umat Hindu, ternyata adalah tanah Arab yang dirusak setan.
Kemungkinan hal itu berasal dari masa pra-Islam. Kemudian, adanya nama Mahamad,
yang diperkirakan adalah Muhammad, di mana dalam kitab tersebut dideskripsikan akan
membimbing orang-orang yang sesat.
Dalam kitab itu, Muhammad disebutkan akan disunat, berjenggot, fasih, dan akan
membuat revolusi besar, dia akan mengumumkan panggilan untuk beribadah, akan
makan daging halal yang bukan daging babi, dan dia akan melawan bangsa tidak
beragama. Kesemua itu mengarah pada ciri-ciri Nabi Muhammad (Vidyarthi).
Bhavishya Purana yang merupakan salah satu Purana terpenting, memberikan bukti lain.
Disebutkan, di sebuah negeri asing akan ada seorang guru spiritual yang akan datang
bernama Muhammad. Di mana dia akan menjadi penghuni kawasan Arab, akan
mengumpulkan kekuatan besar untuk melawan iblis, dan Allah akan melindunginya dari
lawan-lawannya. Kitab Upanishad, yang merupakan kitab tinggi dari Vedas, dan banyak
digunakan sebagai literatur pelajar Hindu menyebutkan nama nabi Muhammad. Karena
dalam kitab tersebut terdapat pengetahuan yang bersifat ketuhanan yang mengajarkan
bagaimana mendekatkan diri kepada Sang Pencipta
19. 19
Amar Makruf Nahi Mungkar, Perilaku yang Diperintahkan Allah SWT
Amar makruf nahi mungkar dalam istilah fiqh disebut dengan al Hisbah. Perintah yang
ditujukan kepada semua masyarakat untuk mengajak atau menganjurkan perilaku
kebaikan dan mencegah perilaku buruk.
Bagi umat Islam, amar makruf nahi mungkar adalah wajib, sebab syariat Islam memang
menempatkannya pada hukum dengan level wajib. Dan siapa pun dari kita yang
meninggalkannya, maka kita akan berdosa dan mendapatkan hukuman berupa siksa yang
sangat pedih dan menyakitkan.
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits berikut:
"Hendaklah kamu beramar makruf (menyuruh berbuat baik) dan benahi mungkar
(melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-
orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara
kamu berdoa dan tidak dikabulkan (doa mereka)." (HR. Abu Dzar).
Selain itu, amar makruf nahi mungkar merupakan prinsip dasar agama Islam yang harus
dilakukan oleh setiap muslim.
Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-Qur'an:
ِئ
َٰٓل ۟
وُأ َو ۚ ِرَكنُمْلٱ ِنَع َن ْوَهْنَي َو ِوفُرْعَمْلٱِب َونُرُمْأَي َو ِْريَخْلٱ ىَلِإ َونُعْدَي ٌةَّمُأ ْمُكنِّم نُكَتْل َو
َونُحِلْفُمْلٱ ُمُه َك
Artinya: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran: 104)
Dalam ayat lain, Allah SWT juga memerintahkan amar makruf nahi mungkar, karena
perilaku ini merupakan perbuatan yang dapat memberikan keuntungan bagi pelakunya.
Allah SWT berfirman:
نِ ْ
ٱْل َو ِةٰىَر ْوَّتٱل ىِف ْمُهَدنِع ًابوُتْكَم ۥُهَنُود ِ
جَي ىِذَّلٱ َّىِّمُ ْ
ٱْل َّىِبَّنٱل َلوُس َّٱلر َونُعِبَّتَي َينِذَّلٱ
ِوفُرْعَمْلٱِب مُهُرُمْأَي ِلي ِج
ِنَع ْمُهٰىَهْنَي َو
َثِئَٰٓبَخْلٱ ُمِهْيَلَع ُم ِّرَحُي َو ِتَٰبِّيَّطٱل ُمُهَل ُّل ُِحي َو ِرَكنُمْلٱ
َء َينِذَّلٱَف ۚ ْمِهْيَلَع َْتناَك ىِتَّلٱ َلَٰلْغَ ْ
ٱْل َو ْمُهَرْصِإ ْمُهْنَع ُعَضَي َو
ِهِب ۟واُنَما
َونُحِلْفُمْلٱ ُمُه َكِئ
َٰٓل ۟
وُأ ۙ ٓۥُهَعَم َل ِنزُأ ٓىِذَّلٱ َورُّنٱل ۟واُعَبَّتٱ َو ُهوُرَصَن َو ُهوُرَّزَع َو
20. 20
Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya)
mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh
mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar
dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada
pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran),
mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS al-A'raaf: 157).
Perintah amar makruf nahi mungkar juga banyak dijelaskan dalam hadits. Salah satunya
adalah hadits dari Abi Said al-Khudri:
"Siapa yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu
maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan
hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim).
Dalam hadits lain, dalam Shahih Muslim dari Abdullah bin Mas'ud Ra, Rasulullah SAW
bersabda:
"Tidaklah seorang Nabi pun yang Allah Ta'ala utus di suatu umat sebelumku, kecuali
memiliki pengikut-pengikut setia dan sahabat-sahabat. Mereka mengambil sunnahnya
dan mengikuti perintahnya. Kemudian, datang generasi-generasi setelahnya yang
mengatakan hal yang tidak mereka ketahui dan tidak diperintahkan. Maka, barang siapa
memerangi mereka dengan tangannya maka ia adalah mukmin. Dan, barang siapa
memerangi mereka dengan lisannya maka ia adalah mukmin. Dan, barang siapa
memerangi mereka dengan hatinya maka ia adalah mukmin. Dan, tidak pernah ada di
belakang itu semua keimanan sebesar biji atom."
Bentuk-bentuk amar ma’ruf dan nahi munkar
Dengan senjata
Islam juga menyerukan untuk mengangkat senjata jika hal tersebut benar benar
memungkinkan sebagaimana firman Allah dalam suratan-Nisa ayat 75 yang artinya:
:“mengapaف kamuف tidakف mauف berperangف dijalanف Allahف membelaف kaumف yangف lemahف baikف
laki-laki maupun wanita dan anak-anakف yangف semuanyaف berdo‟a:ف “Yaف robbف kami,ف
keluarkanlah kami dari negeri ini(makkah) yang zhalim penduduknnyadan berilah kami
21. 21
pelindungفdariفsisiaفengkauفdanفberikanlahفkamiفpenolongفdariفsisiفAllah.”(QS.an-Nisa:
75)
Apabila masyarakat tidak mampu melawan tirani dan kezhaliman serta kediktatoran
maka tidak ada alasan baginya untuk mengangkat senjata atau paling tidak hijrah dari
kampung mereka dan tidak ada alasan bagi merekauntuk mereka kebinasaan.30 Kalau
darah manusia sudah tidak berharga dan ummat Islam diperangi, maka tidak ada
kedamaian dalam kehidupan. Oleh karena itu Islam mewajibkan umatnya untuk bangkit
demi membela diri dan haram hukumnya bagi ummat Islam untuk berdiam diri
menerima kehinaan dan penindasan. Islam ssangat mencintai kedamaian namun,
kemerdekaan dan kehormatan umat Islam jauh lebih berharga dari perdamaian itu sendiri.
Dengan politik
Perjuangan dengan menggunakan kekuatan politik dalam suatu negara dikemas berbagai
bentuk diantaranya adalah dalam bentuk wadah atau membentuk kelompok atau
kekuatanفpolitikفyangفdisebutفdenganفpartai.فYusufفQordhawiفmengatakan“فbahwaفpartaiف
suatu wadahفbagiف umatفuntukف mengatakanف “tidak”فatauف “kenapa”.Partaiف yangفdimaksudف
oleh Yusuf Qordhawi harus memenuhi 2 syarat yaitu:
a. Partai-partaiفtersebutفharusفmengakuiفIslamفsebagaiفakidahفdanفSyari‟ah,فtidakفbolehف
melanggar ajaran-ajarannya dan tidak boleh pula menjadikan partai sebagai kedik,
walaupun berbagai partai tersebut mempunyai ijtihad sendiri memahaminya berdasarkan
kaidah-kaidah ilmiah yang sudah ditetapkan.
b. Partai-partai tersebut tidak boleh bekerja demi kepintingan pihak-pihak yang
memusuhi Islam dan umatnya, apapun nama dan bentuknya
3. Dengan dakwah
Secaraفbahasa,فdakwahفberartiفmemanggil,فmengundang,فmintaفtolongفkepada,فberdo‟a,ف
memohon, mengajak kepada sesuatu, mengubah dengan perkataan dan perbuatan , dan
amal. Dan secara istilah para ahli piqh berbeda pendapat tentang dakwah di antaranya;
a. M. Abu al-Fath al-Bayanuni, dakwah adalah menyampaikan dan mengajarkan Islam
kepada manusia serta menerapkannya dalam kehidupan manusia.
b. Taufik al-Wa‟i,ف dakwahف adalahف mengajakف kepadaف pengesaanف Allahف denganف
menyatakan dua kalimat sahadat dan mengikuti manhaj Allah di muka bumi baik
22. 22
perkataan dan perbuuatan, sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur‟anفdanفAssunnah,ف
agarف memperolehف agamaف yangف diridha‟inyaف danف manusiaف memperolehف kebahagiaanف diف
dunia dan akhirat.
c. Syaikh Ali Mahfudz, dakwah adalah mendorong (memotivasi) manusia untuk
melaksanakanفkebaikanفdanف mengikutiفpetunjukفsertaف memerintahفberbuatف ma‟rufفdanف
mencegah dari perbuatan yang munkar agar mereka memperoleh kebahagiaan di dunia
dan akhirat.
Dalamفmenegakkanفamarفma‟rufفnahiفmukarفdalam rangka merealisasikan negara yang
berwibawa dan bermartabat. Hal tersebut berpedoman kepada tindakan yang dilakukan
Abu Bakar sewaktu beliau diangkat jadi khalifah. Oleh karena itu, setiap umat Islam
dalam suatu negara dituntut untuk selalu aktif dalam menegakkanف amarف ma‟rufف nahiف
munkar sekalipun terhadap seorang pemimpin karena hal tersebut sebagai salah satu
bentuk yang harus dilakukan secara bijaksana dan bersifat konstruktif serta tidak dengan
jalan inkonstitusional. Umat ini akan kehilangan keistimewaan dan kelebihannya jika
merekaف meniggalkanف perjuanganف amarف ma‟rufف nahiف munkar-nya, maka mereka akan
ditimpa musibah dan dilaknat Allah SWT.
C.فDasarفHukumف AmarفMa’rufف NahiفMunkar
Sebagaimana firman Allah SWT dalam dalam al-Qur‟anفsurahفal-Araf ayat 157 yang
artinya :
:”(Yaitu)ف orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang (namanya) mereka
dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan
menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada
pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al Qur'an),
mereka itulah orang-orangف yangف beruntung.”(QS.ف al-A’raf:ف 157)
Ayat ini dapat diambil sebagai penjelasan tentang risalah beliau. Allah lah yang
memerintahkan lidah beliau untuk mengemukakan segala yangف ma‟rufف danف melarangف
segala yang munkar, menghalalkan semua yang baik dan mengharamkan segala yang
keji.ف Melaksanakanف amarف ma‟rufف nahiف munkarف termasukف dalamف kewajibanف yangف
23. 23
pundamental dalam Islam. Sebagaimana dalam firman Allah yang termuat dalam surah
Ali Imran ayat 110 yang artinya:
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli
Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman,
dan kebanyakan mereka adalah orang-orangف yangف fasik.”(QS.ف al-Imran: 110).
Nabi SAW bersabda :
”DariفAbuفSaidفal-Khudri RA berkata : saya mendegar rasulullah SAW bersabda : siapa
yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka
rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal
tersebut adalah selemah-lemahف iman.”(HR.ف Muslim).
24. 24
Fitnah Akhir Zaman
Sejumlah tanda mengenai akhir zaman telah banyak dijabarkan dan ditemui melalui
hadits-hadits Nabi. Ciri-ciri akhir zaman pun ditandai dengan ciri kecil (sugra) dan ciri
besar (kubra). Salah satu tanda akhir zaman yakni tersebarnya fitnah dan kejahatan yang
semakin semarak.
terdapat sejumlah hadits Nabi yang menunjukkan kondisi bangsa di akhir zaman.
Di antara hadits yang menunjukkan itu yakni penegasan manusia yang cenderung
mencintai dunia, pekerja yang malang, kurangnya ilmu, tersebarnya kejahatan, dan lain
sebagainya. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits riwayat Abu Hurairah RA:
ال يِلاَبُي ما ٌزمان ِ
الناس على (يأتي :وسلم عليه هللا صلى هللا رسول قال عنه هللا رضي ـ هريرة أبي عن
أين من ُلرج
ٍحرام أو ٍلحال نِم َ؟لالما أصاب
Yangف artinya:ف “Akanف tibaف masanyaف munculف orang-orang yang tidak peduli
mempertanyakan, dari mana kekayaan yang dihimpun bersumber? Apakah itu halal
ataukahف haram.”ف
Di dalam hadits lain, Rasulullah juga mengingatkan tentang perkara akhir zaman dan
pertanda yang menyertainya. Ini sebagaimana hadits riwayat Abu Hurairah RA:
أتيَيس :وسلم عليه هللا صلى هللا رسول قال
في ُبَّذَكُيو ُبِذالكا فيها َُّقديص َُّاعاتدخ ٌسنوات ِ
اسَّنال ىَلع
ُقِداَّصال ها
ُهِفاَّتال ُلجَّالر َلقا ُةْبضي َوُّالر وما َلقي ُةْبضي َوُّالر فيها ُقِوينط ُاْلمين فيها ُن َُّخويو ُالخائن فيها ُمنَتُؤيو
ِةَّمالعا ِأمر في
Yangف artinya:ف “Akanف datangف tahun-tahun penuh kedustaan yang menimpa manusia,
pendusta dipercaya, orang jujur didustakan, pengkhianatan terhadap amanah yang diberi,
orang yang jujur dikhianati, dan ruwaibidhah ikut berkomentar. Lalu ditanya, apa itu
ruwaibidhah? Beliau menjawab: orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara
umum.
Dijelaskan di akhir zaman, hukum kalah dengan etika. Paling mudah, contohnya hukum
mengorder pelacur adalah haram. Namun etika di masyarakat mengatakan bahwa si
pemberi order itu disebut orang baik jika dia mau membayar.
25. 25
Contoh lain, haram nonton konser yang mengumbar aurat. Namun, etika masyarakat
menyatakan siapapun yang menonton konser yang mengumbar aurat itu adalah orang
baik jika dia mau membayar tiket dan berlaku sopan selama pertunjukan.
Ini yang kita takutkan. Hukum tak ada lagi karena kalah oleh etika yang berlaku di
masyarakat meski etika itu salah. Yang paling kita takutkan adalah kebaikan dalam
keburukan. Orang berlaku buruk namun masyarakat mengatakan itu baik, sehingga
orang itu tidak pernah instropeksi bahwa sebenarnya perilakunya itu buruk.
Orang-orang di zaman dahulu berhasil menjaga iman dan ketaatannya kepada Allah
ketika diuji dengan kemiskinan. Namun gagal mempertahankan keimanan ketika diuji
denganف hartaفdanفkekayaanف sepertiفTsa’labahف danفQarun.
Berbeda dengan kita. Sekarang kebanyakan dengan ujian kemiskinan saja gagal menjaga
iman dan taat pada Allah. Apalagi diuji kekayaan dan kedudukan. Tentu akan membuat
lebih gagal lagi dengan sifat-sifat kesombongan dan keangkuhan yang akan timbul
karena merasa hebat dengan sedikit kelebihan yang Allah berikan.
Tgk Umar Rafsanjani, ketua Umum Majelis Pengajian dan Zikir Tastafi Kota Banda
Aceh sebagaimana dilansir serambinews.com, mengungkapkan, di akhir zaman, fitnah
dan ujian yang akan dialami oleh umat Islam tidak lagi bersifat pribadi dan kelompok,
tapi kolektif dan dirasakan oleh seluruh umat.
Fitnah ini sangat dahsyat, antara lain ketika kebohongan diyakini oleh masyarakat
banyak sebagai kebenaran dan kebenaran justru dinilai sebagai dusta atau hoax.
Tgk Umar lalu mengutip hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah RA. Rasulullah
Shallallahuف ‘Alaihiف Wasallamف bersabdaفyangف artinya:
“Akanف datangف kepadaف manusiaف tahun-tahun yang penuh dengan tipuan. Ketika itu
pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur didustakan. Pengkhianat dipercaya
sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu
Ruwaibidhahف berbicara.ف Adaف yangف bertanya,ف ‘Apaف yangف dimaksudف Ruwaibidhah?’.ف
Rasulullahف menjawab,ف“Orangف fasikفdanفbodohف yangفturutفcampurفdanفberbicara dalam
urusanف orangفbanyak”.
26. 26
Tanda kemunculan dukhan
Beberapa abad lalu, Rasulullah SAW sudah menjelaskan tentang akhir zaman dan
beberapa bencana dahsyat yang akan menimpa umat di seluruh dunia, salah satunya
Dukhan. dukhan terjadi pada fase keempat. Dase saat umat Islam dipimpin oleh
pemimpin yang diktator. Dukhan merupakan kabut asap yang gelap, tebal, tidak ada
oksigen, dan teramat panas sehingga mengakibatkan bumi gelap gulita selama 40 hari 40
malam.
Lantas, kapan tepatnya Dukhan akan muncul?
Kapan Dukhan Akan Muncul? Ternyata Dukhan dan hujan meteor akan segera datang
ketika tiga tanda-tandanya sudah terjadi. Adapun 3 tanda-tanda itu adalah:
Banyak muncul penyanyi-penyanyi wanita
Banyaknya musik dan alat-alat musik
Banyaknya orang meminum khamr atau minuman yang memabukkan Bagaimana
dengan kondisi saat ini, bukankah ketiga tanda-tanda itu sudah mulai muncul?
Jika demikian, apakah kita tinggal menunggu waktu itu datang?
Amalan yang Dianjurkan Saat Terjadi Dukhan
Terjadinya dukhan membuat kondisi manusia seperti yang dialami Nabi Yunus ketika
berada dalam perut ikan paus, yakni gelap, pengap, panas, tidak ada oksigen, tidak ada
makanan dan minuman.
Maka dari itu, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam mengajarkan kita agar saat itu
datang, kita senantiasa berzikir seperti zikirnya Nabi Yunus yakni: La ilaha illa anta
subhanaka inkuntu minadzolimin.
Akibat dukhan, kulit manusia akan melepuh dan meleleh. Terutama orang kafir. Namun
orang mukmin karena kekuatan iman di hati dan membaca doa dzikir itu, maka pengaruh
Dukhan hanya membuat mereka lemas sedikit seperti terserang flu.
27. 27
Setelah terjadinya Dukhan, dunia mengalami perubahan iklim yang sangar dahsyat. Air
susah didapatkan dan makanan juga langka. Sehingga manusia terancam mengalami
kelaparan dan serangan penyakit merebak dimana-mana.
Pada masa yang sangat berat itu, fitnah dan berbagai musibah akan terus muncul secara
bergantian. Hingga akhirnya fitnah terbesar akan dimunculkan yakni Dajjal.
Dajjal muncul membawa makanan yang berlimpah dan berbagai kesenangan dunia,
sehingga semua manusia akan memperlakukan seperti Tuhan.
Bahkan jauh-jauh hari Rasulullah sudah mengingatkan, ketika Dajjal keluar, mayoritas
penduduk Bumi akan menuhankan Dajjal.
BahkanفumatفRasulullahفshalallahuف‘alaihiفwaفsallamفpunفterfitnah oleh Dajjal. Kecuali
orang-orang yang memang imannya sudah pekat, yang amalnya sebelum itu memang
sudah berat dan banyak, insya Allah orang-orang macam ini yang akan dilindungi dari
Dajjal.
TANDA TANDA KEDATANGAN IMAM MAHDI DAN DAJJAL
Alquran dan hadis diceritakan asal usul dajjal dan imam mahdi beserta ciri-ciri fisik
yang dimiliki mereka. Asal usul imam mahdi diceritakan muncul dari Ahlul Bait. Imam
mahdi menjadi imam yang adil dan memimpin selama kurang lebih tujuh tahun setelah
sebelumnya dunia dipenuhi dengan keributan dan kezaliman.
Imam mahdi juga diceritakan muncul dengan memiliki nama seperti nama Rasulullah
Shallallahuف ‘alaihiف waف sallamف danف namaف ayahnyaف sepertiف namaف ayahف Rasulullahف
Shallallahuف ‘alaihiف waفsallam.فImamف mahdiفjugaفdideskripsikanف memiliki ciri-ciri fisik
seperti memiliki dahi yang lebar dan memiliki hidung yang mancung.
Selain kemunculan imam mahdi, kemunculan dajjal juga menjadi salah satu tanda
terbesar datangnya hari kiamat. Dajjal akan muncul dari arah timur dari Khurasan atau
sekitar Iran timur dengan diiringi 70.000 orang Yahudi Ashbahan. Dajjal akan merusak
seluruh bumi, namun yang tak dapat disentuhnya adalah Mekkah dan Madinah.
28. 28
Asal usul Dajjal diceritakan muncul dengan ciri-ciri fisik berwajah merah dan juga
memiliki mata yang buta sebelah. Dajjal juga diceritakan memiliki tanda bertuliskan
kafir dalam bahasa arab yang tertulis di dahinya. Dajjal akan datang ke bumi dan
memicu berbagai kerusakan yang berat. Fitnah dajjal merupakan fitnah atau bencana
terberat sehingga banyak orang Islam mulai membaca doa untuk terhindar dari fitnah
dajjal
Asal Usul Yakjuj Makjuj
Ya'juj dan Ma'juj merupakan makhluk Allah yang keluar saat akhir zaman yang muncul
setelah turunnya Dajjal dan Nabi Isa AS. Mereka membunuh semua penghuni bumi, lalu
mereka menghujamkan panah ke arah langit untuk membunuh penghuni langit.
Mereka merusak apa saja yang ada di sekitar mereka, jika mereka melewati satu danau
makaفairفdanauف ituفakanف habisفkarenaف sifatفrakusف mereka.فCiriف fisikف Ya’jujفdanف Ma’jujف
antara lain bermuka lebar, bermata sipit, jambul rambutnya berwarna putih, bentuk
wajah mereka seperti tembikar.
Allah SWT berfirman:
{)ف َن نع اسعوَمف َ فعُن ََُلف َغ َحع ََعغَلفاذَمعوَ تفَََْفجمَّ َوَر َس95)ف)ف َن نَاوعحَمفاََدَفراهِنْف عناَفعُنغ َفسنا نسعأََ َفسنا نسعأَمف عََتاحنَّ۟فَهاۦتفَحَر96)ف
ف
َ ف َحََعم َفس َمَّفسنوَفَْف َمناَُرَّفنل َصع َلفجذَص ا ََفَياغَّفَها َ۟ف ََُتعرَّفندعْ َ عرَّف َََوَحع َّ َف)س َن اَار ََّف َحنْفعَِ َّفََُغفعناَفاذََعفَايفا۟ف َحنْعفد97) }
Sesungguhnya tidak mungkin atas (penduduk) suatu negeri yang telah Kami binasakan
bahwa mereka tidak akan kembali (kepada Kami). Hingga apabila dibukakan (tembok)
Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan
telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba
terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata), "Aduhai, celakalah kami.
Sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang
yang zalim." (QS. Al Anbiya: 95-96)
Disebutkan bahwa Ya'juj dan Ma'juj adalah keturunan Adam a.s, juga termasuk
keturunan Nabi Nuh (yaitu anak-anak Yafis, orang tua bangsa Turki; dan bangsa Turki
29. 29
adalah sebagian kecil dari mereka): Ya'juj dan Ma'juj ditinggalkan di balik tembok
penghalang yang dibangun oleh Zul Qarnain.
Sesudah membangunnya Zul Qarnain berkata, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
{ياه َنفلدعْ َفسَ َسَّفَها َ۟يفاه َفلعن اَفجذََعر ََّفلََُغ ف َعافنُ َفس ا
كععَ يفا۟فنا نََمفُاارََ ع َمفعُن َضععَ ف َحعَْوََ َفس. ُقَريفاه َنفلدعْ َفس َن َْ َفسَ ََْدنفذَََعَس
ِععََسفعُنغ َحععَََنَ۟ف ال ُصَّرفيا۟}
Dinding ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia
akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar. Kami biarkan
mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain. (Al-Kahfi: 98-99),
hingga akhir ayat.
Ya'juj dan Ma'juj berjalan dengan cepat untuk membuat kerusakan di muka bumi
manusia. Demikianlah gambaran tentang sikap mereka saat keluar dari tembok
penjaranya, pendengar dibawa seakan-akan menyaksikan peristiwa tersebut.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Musanna,
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Jafar, telah menceritakan kepada kami
Syu'bah, dari Abdullah ibnu Abu Yazid yang mengatakan bahwa Ibnu Abbas melihat
anak-anak sedang berlari-lari; sebagian dari mereka mengejar sebagian yang lain
bermain-main. Lalu Ibnu Abbas berkata, "Seperti itulah Ya'juj dan Ma'juj saat keluar
dari temboknya."
Di dalam banyak hadis yang bersumber dari Nabi Saw. banyak disebutkan kisah
keluarnya Ya'juj dan Ma'juj, seperti yang akan dikemukakan berikut ini:
Dalam tafsir akhir surat Al-A'raf telah disebutkan sebuah hadis melalui riwayat Imam
Ahmad, dari Hasyim, dari Al-Awwam, dari Jabalah ibnu Suhaim, dari Marsad ibnu
Imarah, dari Ibnu Mas'ud r.a, dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda bahwa di malam
beliau menjalani isra-nya beliau berdua dengan Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa.
Mereka berbincang-bincang tentang hari kiamat, lalu mereka menanyakannya kepada
Ibrahim, tetapi Ibrahim menjawab, "Saya tidak mempunyai pengetahuan tentangnya."
Mereka menanyakannya kepada Musa dan Musa menjawab, "Saya tidak mempunyai
30. 30
pengetahuan tentangnya." Akhirnya mereka menyerahkan masalahnya kepada Isa, dan
Isa berkata, "Tentang waktunya, tiada seorang pun yang mengetahuinya selain hanya
Allah. Tetapi menurut apa yang telah dijanjikan oleh Tuhanku kepadaku, Dajjal kelak
akan muncul, sedangkan di tanganku terpegang dua bilah tombak.
Apabila Dajjal melihatku, maka leburlah tubuhnya sebagaimana leburnya timah yang
dipanaskan." Isa melanjutkan kisahnya, bahwa Allah membinasakan Dajjal. Manakala
Dajjal melihatnya, sehingga sesungguhnya batu-batuan dan pepohonan dapat berbicara,
"Hai orang muslim, sesungguhnya di bawahku bersembunyi orang kafir, maka kemarilah
dan bunuhlah dia!" Allah membinasakan bala tentara Dajjal, kemudian manusia kembali
ke negeri dan tanah airnya masing-masing.
Setelah itu muncullah Ya'juj dan Ma'juj, mereka berdatangan dari semua tempat yang
tinggi dengan cepatnya, lalu menginjak-injak negeri manusia. Tidak sekali-kali mereka
mendatangi sesuatu tempat, melainkan mereka binasakan tempat itu. Dan tidak sekali-
kali mereka melewati sumber air, melainkan mereka meminumnya sampai kering.
Nabi Isa as melanjutkan kisahnya, "Setelah itu manusia kembali ke negerinya masing-
masing (bersembunyi) untuk menghindari kejahatan Ya-juj dan Ma-juj. Mereka
mengadu kepadaku tentang kejahatan Ya-juj dan Ma-juj, maka aku berdoa kepada Allah
untuk kebinasaan Ya-juj dan Ma-juj. Akhirnya Allah membinasakan mereka dan
menumpas habis mereka sehingga bumi ini cemar berat karena bangkai mereka yang
baunya sangat busuk. Kemudian Allah menurunkan hujan lebat yang menyapu bersih
semua bangkai mereka, lalu menghanyutkannya ke laut.
Nabi Isa as mengatakan bahwa menurut apa yang dijanjikan oleh Tuhannya kepadanya,
bilamana masa itu telah berlalu, maka kejadian hari kiamat sama dengan seorang wanita
yang telah mengandung tua, keluarganya tidak mengetahui bilakah si wanita itu
memberikan kejutan kepada mereka dengan kelahiran seorang bayi, apakah di malam
hari ataukah di siang hari?
Ibnu Majah meriwayatkan hadis ini dari Muhammad ibnu Basysyar, dari Yazid ibnu
Harun, dari Al-Awwam ibnu Hausyab dengan sanad yang sama dan lafaz yang semisal;
31. 31
tetapi ada tambahannya, yaitu Al-Awwam mengatakan bahwa hal yang
membenarkannya berada di dalam Kitabulldh melalui firman-Nya: Hingga apabila
dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh
tempat yang tinggi. (Al-Anbiya: 96)
Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan melalui hadis Ma'mar, dari banyak
orang, dari Humaid ibnu Hilal, dari Abus Saif yang mengatakan, Ka'b pernah
mengatakan bahwa bilamana akan tiba saat keluarnya Ya-juj dan Ma-juj, mereka
melubangi tembok itu dengan kapak (peralatan) yang mereka miliki, sehingga orang-
orang yang tinggal di balik tembok itu dapat mendengar suara kapak mereka.
Bilamana hari telah petang dan malam akan tiba, maka Allah menjadikan lisan seseorang
dari mereka (Ya-juj dan Ma-juj) berbicara, "Kita datang lagi besok untuk
meneruskannya." Pada keesokan harinya mereka berangkat menuju ke tembok itu, dan
mereka menjumpai tembok itu telah diutuhkan kembali oleh Allah seperti semula
sebelum dilubangi. Maka mereka menggali (melubanginya) kembali sehingga manusia
yang tinggal di balik tembok mereka dapat mendengar suara kapak mereka. Bilamana
malam tiba, Allah menjadikan lisan seseorang dari mereka mengatakan, "Kita akan
ulangi lagi galian ini besok, insya Allah."
Pada keesokan harinya mereka datang, dan ternyata mereka menjumpainya dalam
keadaan seperti mereka tinggalkan kemarin (berkat perkataan insya Allah mereka, pent.)
Mereka meneruskan pekerjaannya sehingga tembok itu dapat mereka jebol, dan mereka
keluar dari tembok itu. Gelombang pertama dari mereka melewati sebuah danau, maka
mereka meminum air danau itu sampai kering. Kemudian gelombang kedua keluar, lalu
mereka menjilati lumpur danau itu. Gelombang ketiga keluar dan melewati tempat danau
itu, lalu mereka berkata, "Dahulu di sini pernah ada airnya." Manusia lari dari mereka,
tiada sesuatu pun yang dapat menahan serbuan mereka.
Kemudian mereka (Ya-juj dan Ma-juj) mengarahkan anak panahnya ke langit, lalu
melepaskannya dan anak-anak panah mereka kembali ke bumi dalam keadaan
berlumuran darah. Mereka berkata, "Kita telah kalahkan penduduk bumi dan penduduk
langit."
32. 32
Maka Nabi Isa a.s. mendoakan kebinasaan mereka seraya mengatakan dalam doanya,
"Ya Allah, tiada kekuatan dan tiada upaya bagi kami untuk menghadapi mereka, maka
lindungilah kami dari mereka dengan apa yang Engkau kehendaki." Lalu Allah
menimpakan kepada mereka wabah penyakit ulat yang dikenal dengan nama 'ulat
penyakit unta'. Wabah itu menggerogoti tengkuk mereka hingga mereka binasa
semuanya. Lalu Allah mengirimkan burung-burung yang membawa bangkai mereka
dengan paruh dan cakarnya, kemudian melemparkan mereka ke laut.
Setelah itu Allah mengirimkan hujan yang diberi nama 'hujan kehidupan'. Dengan hujan
itu Allah membersihkan bumi dan menjadikannya mengeluarkan tetumbuhannya
kembali, sehingga satu buah delima dapat mengenyangkan seisi rumah. Ketika
ditanyakan kepada Ka'b apa yang dimaksud dengan seisi rumah, Ka'b menjawab satu
keluarga.
Ka'b melanjutkan kisahnya, bahwa ketika manusia dalam keadaan hidup makmur seperti
itu, tiba-tiba terdengarlah suara yang meminta tolong, menyerukan bahwa Zus
Suwaiqataini (bangsa yang berbetis panjang) sedang merusak Ka'bah.
Ka'b melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Isa putra Maryam berangkat bersama sejumlah
pasukan yang terdiri atas tujuh ratus orang atau antara tujuh ratus sampai delapan ratus
orang personel (untuk memerangi Zus Suwaiqataini). Tetapi ketika mereka sampai di
tengah perjalanan, Allah mengirimkan angin Yamaniyah yang berbau harum; lalu angin
itu mencabut semua roh orang mukmin, sehingga yang tinggal di bumi ini hanyalah
orang-orang yang jahatnya saja, mereka hidup bagaikan hewan ternak. Maka saat hari
kiamat bila mencapai tahap tersebut sama dengan saat seseorang sedang menunggu
kudanya yang akan melahirkan, ia tidak mengetahui jam berapakah kudanya akan
melahirkan.