SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
MAKALAH
I’JAZ AL - QUR’AN
Dosen Pengampu:
Endah Tri Wisudaningsih, M.Pd.
Disusun Oleh: Kelompok 1
Amir Mubarak (21.12.01.01.7092)
Ahmad Andri Prayoga (21.12.01.01.7084)
Ainaya Fadilah (21.12.01.01.7087)
Clarisya Amalia Sholehah (21.12.01.01.7095)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN
GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO
FEBRUARI 2022
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita,
Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran
bagi kita semua.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yakni
ibu Endah Tri Wisudaningsih, M.Pd.yang telah membimbing serta mengajarkan
kami, dan mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang berjudul “I’jaz
Al Qur’an” dan juga terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada
semua pihak yang telah membantu kami sehingga terselesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur
dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik
secara moril maupun materiil, terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman
sekalian.
Kraksaan, 17 Desember 2022
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Mukjizat.................................................................................3
B. Macam-macam Mukjizat Al-qur’an.........................................................6
C. Aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an.....................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
A. Kesimpulan ............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan ini, kita sering menilai sesatu itu mustahil karena akal
manusia yang terbatas dan terpaku dengan hukum-hukum alam atau hukum
sebab akibat yang telah kita ketahui. Sehingga kita sering menolak suatu yang
tidak sejalan dengan logika atau hukum yang berlaku.
Manusia dengan akal yang dimilikinya tidak mampu merenungkan
ciptaan Allah di muka bumi dan di alam semesta. Mereka tidak mencoba untuk
menyempatkan diri mentadabburi kebesaran Tuhan yang terlukis pada alam
semesta. Sehingga Allah mengutus setiap rasul pada kaumnya. Kemudian
bersamaan dengan itu Allah bekali setiap rasul dengan mukjizat sebagai
tandingan terhadap kemampuan diluar kebiasaan yang berkembang ditengah-
tengah kaumnya.
Kemampuan luar biasa atau yang lebih sering dikenal sebagai mukjizat
yang dimiliki oleh setiap rasul untuk menandingi dan mengalahkan kemampuan
luar biasa yang ada di kaum mereka sehingga dengan adanya itu mereka tidak
sanggup melawan dan muncullah perasaan lemah dalam diri mereka yang pada
akhirnya membawa mereka pada keimanan dengan risalah yang dibawa oleh
rasul.
Pembicaraan tentang kemukjizatan al-Quran merupakan suatu mukjizat
tersendiri, dimana para peneliti tidak bisa mencapai kesempurnaan dari setiap
sisi-sisi kemukjizatannya.
Dan berbagai pertanyaan lainnya seputar kemukjizatan Alquran akan
penulis coba paparkan jawabannya dalam makalah sederhana ini. Semoga ke
depan makalah ini dapat memberi pencerahan bagi kita semua.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kemukjizatan al-Quran.
2. Apa saja ruang lingkup kemukjizatan al-Quran
2
3. Apa manfaat dan tujuan kemukjizatan al-Quran.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mukjizat
Kata mukjizat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
“kejadian ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia”.
Pengertian ini tidak sama dengan pengertian kata dalam istilah agama Islam.
Asal kata mukjizat adalah a’jaza yang berarti lemah, dari asal kata itu
maka muncullah kalimat I’jaaz yang berarti menetapkan kelemahan, dalam
pengertian yang lebih umum kelemahan adalah ketidakmampuan1
. seseorang
dalam mengerjakan sesuatu. Dicontohkan dalam Q.S al maidah ayat 31:
‫ا‬
ْ‫ي‬ ِ‫خ‬َ‫ا‬ َ‫ة‬َ‫ء‬ ْ‫و‬َ‫س‬ َ‫ي‬ ِ
‫ار‬ َ‫و‬ُ‫ا‬َ‫ف‬ ِ‫ب‬‫ا‬ َ‫ر‬ُ‫غ‬ْ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ٰ‫ه‬ َ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ك‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ ُ‫ت‬ ْ‫ز‬َ‫ج‬َ‫ع‬ ََ
Artinya: “Oh, celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti
burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?”
Ayat diatas menjelaskan kelemahan Qabil dari kemampuan seekor
burung gagak. Jika kemukjizatan telah terbukti maka jelaslah kemampuan
mu’jiz, sesuatu yang melemahkan. Dalam kontesk permasalahan ini, yang
dimaksud dengan I’jaaz ialah menampakkan kebenaran Nabi yang mengaku
sebagai Rasul dengan menunjukkan kelemahan orang arab dalam menhadapi
kemukjizatan Nabi yang besar, yaitu: Al-Qur’an Al-karim. Nabi Muhammad
SAW menggunakan Al-Qur’an untuk menentang orang-orang arab yang pada
saat itu berada pada tingkat fashahah dan balaghah yang cukup tinggi. Dan
orang-orang arab tidak berdaya menghadapinya, dikarenakan Al-Qur’an
memang diturunkan sebagai mukjizat.2
Mukjizat didefinisikan oleh pakar agama Islam, antara lain, sebagai
suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku
Nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk
1
Prof. Dr. H. Amroeni drajat M.Ag, ulumul qur’an, pengantar ilmyu-ilmu al qur’an. (depok:
kencana prenamedia group, 2017) hal 116
2
Ibid hal 17
4
melakukan atau mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu
melayani tantangan itu.3
Secara terminology, menurut Imam as-Suyuthi dalam kitab al-Itqan fu
Ulum al-Qur’an adalah “mukjizat dalam pemahaman syara’ adalah kejadian
yang melampaui batas kebiasaan, didahului oleh tantangan, tanpa ada
tandingan”.4
Manna Khalil Qaththan menjeLaskan dalam kitabnya bahwa mukjizat
adalah suatu hal yang sangat luar biasa yang disertai dengan tantangan dan
selamat dari perlawanan, dan Rasulullah SAW telah meminta orang-orang arab
untuk menandingi Al-Qur’an dalam tiga tahapan.5
Pertama, menantang mereka dengan seluruh Al-Qur’an dalam uslub
yang meliputi orang-orang arab sendiri dan orang lain, bahkan juga terhadap
golongan jin untuk membuat tandingan dengan seluruh Al-Qur’an, dengan
tantangan yang mengalahkan kemampuan mereka secara padu. Sebagaimana
Firman Allah SWT Q.S Al-isra’ ayat 88:
‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ِ‫ب‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ َ
‫ْل‬ ِ‫ن‬ٰ‫ا‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ٰ‫ه‬ ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ت‬ْ‫َّأ‬‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ ‫ى‬ٰٰٓ‫ل‬َ‫ع‬ ُّ‫ن‬ ِ‫ج‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ُ‫س‬ْ‫ن‬ِ ْ
‫اْل‬ ِ‫ت‬َ‫ع‬َ‫م‬َ‫ت‬ْ‫اج‬ ِ‫ن‬ِٕ‫ى‬َّ‫ل‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬
َ
ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬
َ‫ان‬َ‫ك‬
ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬
‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ِ‫ل‬
‫ْر‬‫ي‬ِ‫ه‬َ‫ظ‬
‫ا‬
Artinya: Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul
untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat
membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu
sama lain.
Kedua, Nabi menantang mereka untuk membuat sepuluh surah yang
serupa. Hal ini dinyatakan dalam firman Allah SWT Q.S Hud ayat 13:
‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِِّ‫م‬ ‫ر‬ َ‫و‬ُ‫س‬ ِ
‫ر‬ْ‫ش‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ف‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬ۗ ُ‫ه‬‫ى‬ ٰ
‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬‫ا‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ا‬
َ
‫ت‬ٰ‫ي‬ َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬ُ‫م‬
‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫د‬‫ا‬ َّ‫و‬
ِ‫ن‬َ‫م‬
ْ‫س‬‫ا‬
ِِّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ط‬َ‫ت‬
ْ‫ن‬
‫ْن‬‫ي‬ِ‫ق‬ِ‫د‬ ٰ‫ص‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ِن‬‫ا‬ ِ ‫ه‬
‫ّٰللا‬ ِ‫ن‬ ْ‫ُو‬‫د‬
َ‫ي‬ ْ‫م‬َّ‫ِل‬‫ا‬َ‫ف‬ ََ
َ‫ه‬ٰ‫ِل‬‫ا‬ ٰٓ َّ
‫ْل‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ َ‫و‬ ِ ‫ه‬
‫ّٰللا‬ ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ِ‫ب‬ َ‫ل‬ ِ
‫ز‬ْ‫ن‬ُ‫ا‬ ٰٓ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬َ‫ا‬ ‫ا‬ ْٰٓ‫و‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬‫ا‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ‫ا‬ ْ‫ُو‬‫ب‬ْ‫ي‬ ِ‫ج‬َ‫ت‬ْ‫س‬
َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ا‬ ْ‫ل‬َ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ َّ
‫ِْل‬‫ا‬
Artinya: Bahkan mereka mengatakan, “Dia (Muhammad) telah
membuat-buat Al-Qur'an itu.” Katakanlah, “(Kalau demikian), datangkanlah
3
M. Quraish shihab, mukjizat al-qur’an, (bandung, mizan, 2007) hal 23
4
Muhammad ali ash-shobuniy, at-tibyan fi ulumil qur’an, (darr al-mawahib al-islamiyyah,
2016) hal 105
5
Manna’ Khalil qaththan (terj) Drs, Mudzakir AS, studi ilmu-ilmu al qur’an, (bogor: litera
antarnusa, 2019) hal 371
5
sepuluh surah semisal dengannya (Al-Qur'an) yang dibuat-buat, dan ajaklah
siapa saja di antara kamu yang sanggup selain Allah, jika kamu orang-orang
yang benar. Maka jika mereka tidak memenuhi tantanganmu, maka
(katakanlah), “Ketahuilah, bahwa (Al-Qur'an) itu diturunkan dengan ilmu
Allah, dan bahwa tidak ada tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri
(masuk Islam)?”
Ketiga, menantang mereka dengan membuat satu surah saja seperti Al -
Qur’an, firman Allah SWT Q.S yunus ayat 38:
‫ا‬
ْ‫م‬ ََ
‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِِّ‫م‬ ‫ة‬ َ‫ر‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ف‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬ ۗ ُ‫ه‬‫ى‬ ٰ
‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬‫ا‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬
َ
‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫د‬‫ا‬ َ‫و‬
ِ‫ن‬َ‫م‬
ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ط‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬
ْ‫ن‬ِِّ‫م‬
ِ‫ن‬ ْ‫ُو‬‫د‬
ِ ‫ه‬
‫ّٰللا‬
ْ‫ِن‬‫ا‬
ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬
ٰ‫ص‬
َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ق‬ِ‫د‬
Artinya: Atau patutkah mereka mengatakan” Muhammad
membuat–buatnya. “katakanlah” kalua benar yang kamu katakan itu,
maka coba datangkanlah sebuah surah seumpamanya.”
Tantangan serupa dinyatakan lagi pada ayat lain:
‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِِّ‫م‬ ْ‫ن‬ِِّ‫م‬ ‫ة‬ َ‫ر‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ف‬ ‫َا‬‫ن‬ِ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ‫ى‬ٰ‫ل‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬َّ‫َز‬‫ن‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِِّ‫م‬ ‫ْب‬‫ي‬ َ‫ر‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ِن‬‫ا‬ َ‫و‬
َ
‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫د‬‫ا‬ َ‫و‬
ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ء‬ۤ‫ا‬َ‫د‬َ‫ه‬ُ‫ش‬
ْ‫ن‬ِِّ‫م‬
ِ‫ن‬ ْ‫ُو‬‫د‬
ِ ‫ه‬
‫ّٰللا‬
ْ‫ِن‬‫ا‬
ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬
َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ق‬ِ‫د‬ ٰ‫ص‬
Artinya: Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan
kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal
dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu
orang-orang yang benar.6
Andaikata mereka dapat menandingi Al-Qur’an, maka dapat dipastikan
sejarah mereka akan menjadi buah bibir di setiap generasi setelah mereka.
Sebenarnya mereka telah menelaah ayat-ayat Al-Qur’an, membolak-baliknya
dan mengujinya dengan metode yang mereka gunakan untuk menguntai puisi
dan sya’ir, namun mereka tidak dapat menemukan jalan untuk menirunya atau
mendapatkan celah untuk menghadapainya.
Kekemahan orang-orang arab untuk menandingi Al-Qur’an sangatlah
jelas padahal mereka meiliki factor-faktor dan potensi untuk itu, merupakan
bukti tersendiri bagi kelemahan bangsa arab dimasa itu yang berada pada
puncak kejayaan dan kenajuan bahasanya.
6
Manna’ Khalil qaththan (terj) Drs, Mudzakir AS, studi ilmu-ilmu al qur’an, (bogor: litera
antarnusa, 2019) hal 372
6
Kemukjizatan Al-Qur’an bagi bangsa-bangsa lain tetap berlaku
disepanjang zaman dan akan selalu ada pada posisi tantangan yang continue.
Misteri-misteri alam yang tersingkap oleh ilmu pengetahuan moderen hanyalah
Sebagian kecil dari fenomena hakikat yang terkandung dalam Al-Qur’an, yang
merupakan bukti nyata bagi eksintensi Tuhan sang maha pencipta.
B. Macam-macam Mukjizat Al-qur’an
Secara garis besar I’jaz Al-Qur’an dapat dibagi dalam dua bagian pokok,
yaitu: pertama mukjizat yang bersifat material indrawi (hissiyiyah) yang tidak
kekal, dan kedua mukjizat inmaterial indrawi (aqliyyah) yang dapat dibuktikan
sepanjang masa berdasarkan pemahaman dan Pengertian manusia yang
menyaksiakan ataupun yang meyakininya.7
M Quraish shihab dalam bukunya mukjizat al-qur’an membagi
kemukjizatan menjadi dua macam: mukjizat yang besifat indrawi yang
dikaruniakan kepada para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW, hanya berlaku
bagi masyarakat tertentu, dan tidak berlaku bagi masyarakat setelah mereka.
Berbeda dengan Nabi Muhammad SAW yang diutus bagi seluruh umat manusia
hingga akhir zaman, sehungga bukti kebenaran agamanya selalu oleh setiap
orang yang ragu, dimanapun dan kapanpun juga. Sehingga ia tidak bersifat
material atau indrawi. Sifat indrawi mukjizat Nabi sebelum Nabi Muhammad
SAW, seperti tidak terbakarnya Nabi Ibrahim As. dalam gelora api yang sangat,
tongkat Nabi Musa As. yang berubah menjadi ular, penyembuhan yang
dilakukan nabi Isa atas izin Allah dan sebagainya disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan masyarakat di mana para nabi diutus, sehingga bukti kebenaran
para nabi harus sesuai dengan tingkat pemikiran mereka secara jelas dan
terjangkau oleh panca indera.8
1. Mukjizat material indrawi (hissyiyah)
Mukjizat para nabi terdahulu sebelum nabi Muhammad saw
semuanya bersifat material indrawi. Mukjizat yang dimiliki para nabi
tersebut, dapat l;angsung disaksikan oleh mata telanjang atau dapat
7
Jalaluddin as-suyuthi, al-itqan fi ulumil qur’an, (Beirut: mu’assasah ar-risalah an-nasyirun,
2007) hal 645
8
M Quraish shihab, mukjizat al-qur’an, (bogor: mizan, 2007) hal 40
7
ditangkap oleh indra mata tanpa perlu dianalisa. Namun peristiwa tersebut
hanya ada dan terbatas pada kaum/masyarakat dimana seorang nabi tersebut
diutus.
Pada dasarnya, keluarbiasaan yang diberikanm Allah SWT kepada
para nabi terdahulu merupakan jawaban atas tantangan yang dihadapkan
kepada mereka oleh pihak-pihak lawan. Seprti contoh: perahu Nabi Nuh
AS, yang dibuat atas petunjuk dari Allah swt sehingga mampu bertahan
dalam situasi yang sangat berbahaya yaitu dalam ombak dan gelombang
yang sedemikian dahsyatnya. Tidak terbakarnya Nabi Ibrahim yang
dilempar kedalam kobaran api yang sangat besar. Tongkat Nabi Musa yang
berubah wujud menjadi ular. Dan penyembuhan berbagai penyakit yang
dilakukan oleh nabis isa dengan izin Allah Swt.9
Semua mukjizat tersebut
hanya bersifat indrawi siapapun tidak bisa menolaknya, namun hanya
gterbatas bagi masyarakat tertentu. Ditempat para nabi menyampaikan
risalahnya, dan berakhir dengan wafatnmya para nabi-nabi tersebut.
2. Mukjizat inmaterial logis dan kekal (aqliyyah)
Adapun mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw yaitu
mukjizat yang bersifat inmaterial logis dan kekal, yang berupoa Al-Qur’an.
Hal ini dimaksudkan bahwa Nabi Muhammad diutus kepada seluruh umat
manusia hingga akhir zaman. Al-qur’an sebagai bukti kebenaran ajaran
agamanya, ia harus siap untuk disajikan kepada semua orang kapanpun dan
dimanapun tanpa mengenal batas waktu, situasi dan kondisi apapun.
Dengan seiring berjalannya waktu, setiap manusia mengalami
perkembangan dalam pemikirannya. Sebagaiamana yang dikatakan oleh
auguste comte yang dikutip oleh M Quraish shihab dalam bukunya tentang
fase-fase perkembangan manusia.10
Yaitu melewati 3 fase:
a. Fase keagamaan; karena keterbatasan pengetahuan manusia tentnag
menfasirkan semua gejala yang terjadi, dikembalikan pada kekuasaan
tuhan atau jiwa yang tercipta dalam pikirannya masing-masing.
9
Ibid hal 36
10
M Quraish shihab, mukjizat al-qur’an, (bogor: mizan, 2007) hal 37
8
b. Fase metafisika: semua fenomena atau kejadian dikembalikan pada awal
kejadian, missalnya manusia pada awal penciptaannya.
c. Fase ilmiah: manusia dalam menafsirkan fenomena melalui pengamatan
yang teliti dan penelitian sehingga mendapatkan sebuah kesimpulan
tentang hukum alam yang mengatur semua fenomena alam ini.
Bila Al-Qur’an tidak logis dan tak dapat diteliti kebenerannya
melalui kajian ilmiah maka ana dapat dipastikan manusia akan ragu pada
kebenaran ajaran Nabi Muhammad saw. Dan Al-Qur’an sudah tidak
berguna lagi dan tidak dapat dipakai pada sa’at ini. Hal ini tidak boleh terjadi
pada sebuah mukjizat yang disiapkan untuk sa’at ini sampai akhir zaman.
C. Aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an
Pada dasarnya, para ulama berbeda pendapat dalam membicarakan
tentang aspek-aspek kemukjizatan al-qur’an. Dalam hal ini M Quraish shihab
dan Manna’ Khlalil Qaththan mengatakan ada tiga aspek kemukjizatan Al-
Qur’an, yaitu: aspek Bahasa, aspek ilmiah dan aspek pemberitaan ghaib /
akhbary’.
1. Kemukjizatan dari aspek Bahasa
Sebelum seseporang terpesona dengan isi kandungan yang terdapat
dalam Al-Qur’an, mereka akan terpukau dengan beberapa hal yang
berkaitan dengan susunan kata dan kalimatnya, keindahan nada dan suara
singkat dan padat isinya, uraiannya memuaskan para ppemikir kebanyakan
pula memuaskan akal dan jiwa, serta kesenangan redaksi-redaksi dalam Al-
Qur’an.
Al-Qur’an, yang mana orang-orang arab tidak mampu untuk
menandinginya, walau sebenarnya tidak keluar dari aturan-aturan Bahasa
mereka, baik lafadz dan hurufnya, maupun susunan dan uslubnya. Akan
tetapi Al-Qur’an yang jalinan huruf hurufnya serasi, ungkapannya indah,
uslubnya manis, ayat-ayatnya teratur, serta memperhatikan situasi dan
kondisi dalam berbagai bayannya, bail dalam jumlah ismiyah dan fi’liyah
nya, dalam nafi dan isbat nya, dalam dzikr dan hadznya, dalam tankir dan
ta’rifnya, dalam taqdim dan ta’khirnya, dalam itnab dan ijaznya, dalam
9
umum dan khususnya, dalam Mutlaq dan muqayyadnya, dalam nass dan
fahwanya, maupun dalam hal lainnya. Dalam hal-hal tersebut yang serupa
dengan qur’an Ketika mereka telah sampai pada puncak kejayaan dan
kemajuan bahasanya mereka tidak sanggup untuk menghadapinya.11
Pada dasarnya ada beberapa hal kemukjizatan yang terkandung
dalam Al-Qur’an dari aspek bahasanya, yaitu: susunan kata dan kalimat
serta keseimbangan redaksi al-qur’an itu sendiri. Sebagaimana firman allah
swt Q.S Az-zumar ayat 23 dan An-nisa’ayat 82:
ِ‫ث‬ْ‫ي‬ِ‫د‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ن‬َ‫س‬ْ‫ح‬َ‫ا‬ َ‫ل‬َّ‫َز‬‫ن‬ ُ ‫ه‬ َ
‫ّٰللا‬
َ‫ن‬ ْ‫َو‬‫ش‬ْ‫خ‬َ‫ي‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ ُ‫د‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ج‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُّ‫ر‬ِ‫ع‬َ‫ش‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ ََۙ‫ي‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ث‬َّ‫م‬ ‫ا‬ً‫ه‬ِ‫ب‬‫َا‬‫ش‬َ‫ت‬ُّ‫م‬ ‫ًا‬‫ب‬ٰ‫ت‬ِ‫ك‬
‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫ِي‬‫د‬ْ‫ه‬َ‫ي‬ ِ ‫ه‬
‫ّٰللا‬ ‫ى‬َ‫د‬ُ‫ه‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬ٰ‫ۗذ‬ ِ ‫ه‬
‫ّٰللا‬ ِ
‫ر‬ْ‫ك‬ِ‫ذ‬ ‫ى‬ٰ‫ِل‬‫ا‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ب‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫د‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ج‬ ُ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ت‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ب‬َ‫ر‬
َ
ْ‫ن‬َ‫م‬
ُ‫ء‬ۤ‫َا‬‫ش‬َّ‫ي‬
ۗ
ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬
ِ‫ل‬ِ‫ل‬ْ‫ض‬ُّ‫ي‬
ُ ‫ه‬
‫ّٰللا‬
‫ا‬َ‫م‬َ‫ف‬
‫ه‬َ‫ل‬
َ
ْ‫ن‬ِ‫م‬
‫َاد‬‫ه‬
Artinya: Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik
(yaitu) Al-Qur'an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang,
gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya,
kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat
Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia memberi petunjuk
kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa dibiarkan sesat
oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk.
ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ۗ َ‫ن‬ٰ‫ا‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫َّر‬‫ب‬َ‫د‬َ‫ت‬َ‫ي‬ َ
‫َل‬َ‫ف‬َ‫ا‬
‫ا‬ ً‫ْر‬‫ي‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ ‫ا‬ً‫ف‬ َ
‫َل‬ِ‫ت‬ْ‫اخ‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬ ْ‫ُو‬‫د‬َ‫ج‬ َ‫و‬َ‫ل‬ ِ ‫ه‬
‫ّٰللا‬ ِ
‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ ِ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬
Artinya: Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al-
Qur'an? Sekiranya (Al-Qur'an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka
menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya.
2. Kemukjizatan dari aspek ilmiah
Kemukjizatan al-Qur’an dari segi ilmy menambah khazanah baru di
bidang mukjizat yang menjelaskan kebenaran al-Qur’an dari segi keilmuan.
Para mufassir terus berusaha dalam menjelaskan kalam ilahi tersebut.
berpendapat mengenai kemukjizatan tersebut: “Banyak orang terjebak
dalam kesalahan ketika mereka menginginkan agar al-qur’an mengandung
segala ilmiah. Setiap lahir teori baru mereka mencarikan untuknya
11
Manna’ Khalil qaththan (terj) Drs, Mudzakir AS, studi ilmu-ilmu al qur’an, (bogor: litera
antarnusa, 2019) hal 382
10
kemungkinannya dalam ayat, lalu ayat ini mereka takwilkan sesuai dengan
teori ilmiyah tersebut. Teori selalu berubah-ubah tergantung zaman dan
kondisinya, kemukjizatan ilmiyah al-Qur’an bukanlah terletak pada ruang
lingkupnya akan teori-teori ilmiyah yang selalu baru dan berubah-ubah serta
merupakan hasil usaha manusia dalam penelitian dan pengamatan. Tetapi ia
terletak pada dorongannya untuk berfikir dan menggunakan akal. Qur’an
mendorong manusia agar memperhatikan dan memikirkan alam semesta,
atau menghalanginya dari penambahan ilmu pengetahuan yang dapat
dicapainya. Hal ini yang menyebabkan tidak adanya satu pun dari kitab-
kitab agama yang terdahulu memberikan jaminan seperti yang diberikan
oleh al-Qur’an”.12
Tidak dapat dinafikan bahwa ayat-ayat al-Qur’an mengandung
isyarat-isyarat yang cukup mendalam mengenai persoalan-persoalan
ilmiyah seperti medis, atronomi, dan sebagainya, yang masih belum
diketahui pada masa itu. Kesemuanya itu merupakan mukjizat ilmu
pengetahuan dalam al-Qur’an secara garis besar. Dapatlah kita ambil contoh
tentang oksigen, sebagaimana firman allah swt Q.S Yasiin ayat 80:
‫ن‬ ْ‫ُو‬‫د‬ِ‫ق‬ ْ‫و‬ُ‫ت‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِِّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ا‬ ٰٓ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ا‬َ‫ف‬ َۙ‫ا‬ً‫َار‬‫ن‬ ِ
‫ر‬َ‫ض‬ْ‫خ‬َ ْ
‫اْل‬ ِ
‫ر‬َ‫ج‬َّ‫ش‬‫ال‬ َ‫ن‬ِِّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ ْ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬
َ
َ
Artinya: yaitu (Allah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang
hijau, maka seketika itu kamu nyalakan (api) dari kayu itu.”
Dapatlah dipahami bahwa allah swt menyalakan api dalam tunuh
kedalam tubuh manusia dan dengan api tersebut manusia dapat hidup.
Sebenarnya, kalua dipikirkan secara sepintas hal ini adalah sangat mustahil
adanya, mana mungkin api bisa menyala ke dalam tubuh manusia melalui
daun yang hijau. Dari hasil penelitian didapatkan sebuah kesimpulan dalam
daun yang hijau tersebut keluar api memang benar, sebab api tersebut
dipakai oleh manusia untuk pernafasan yang membekar manusia. Api yang
dimaksud dalam hali ini oleh para pakar tafsir dimaknai sebagai oksigen
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.13
12
Manna’ Khalil qaththan (terj) Drs, Mudzakir AS, studi ilmu-ilmu al qur’an, (bogor: litera
antarnusa, 2019) hal 387
13
M Quraish shihab, mukjizat al-qur’an, (bogor: mizan, 2007) hal 188
11
Selain dari dua mukjizat yang telah disebutkan di atas, pemberitaan
ghaib yang terkandung dalam al-Qur’an juga merupakan suatu mukjizat
yang mudah dan jelas untuk diketahui dan dimengerti. Pemberitaan ghaib
yang dimaksudkan adalah suatu khabar yang tidak dapat diketahui oleh
siapa pun kecuali kepada rasul yang dipilih-Nya (QS. al-Jin (72): 26-27):
‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ ‫ى‬ٰ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ر‬ِ‫ه‬ْ‫ُظ‬‫ي‬ َ
‫َل‬َ‫ف‬ ِ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬ِ‫ل‬ٰ‫ع‬
َۙ‫ًا‬‫د‬َ‫ح‬َ‫ا‬
َ‫ت‬ ْ‫ار‬ ِ‫ن‬َ‫م‬ َّ
‫ِْل‬‫ا‬
‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫ا‬َ‫ف‬ ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬َّ‫ر‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ى‬ ٰ‫ض‬
َ
ُ‫ك‬ُ‫ل‬ْ‫س‬َ‫ي‬
ْ‫ن‬ِ‫م‬
ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ب‬
ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ي‬
ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫و‬
‫ه‬ِ‫ف‬ْ‫َل‬‫خ‬
َ
َ‫ص‬ َ‫ر‬
‫ًا‬‫د‬
Artinya: “Dia Mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak
memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang gaib itu. Kecuali
kepada rasul yang diridai-Nya, maka sesungguhnya Dia
mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di
belakangnya.”
Dengan kata lain juga perkara-perkara ghaib, seperti yang telah
terjadi pada masa lampau maupun perkara-perkara yang akan datang dan
akan terjadi.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ghaib diartikan tidak
kelihatan tersembunyi tidak nyata atau lenyap hilang juga dapat diartikan
tidak diketahui sebab-sebabnya. Satu ilustrasi, ketika hendak memasuki
ruang ujian, kita tidak dapat mengetahui soal-soal yang akan diujikan
ataupun yang ditanyakan penguji, namun ketika lembaran soal tersebut
dibagikan dan ditanyakan penguji, maka hal tersebut bukanlah suatu yang
ghaib.
Keterbatasan manusia menjadikan baginya banyak hal yang tidak
busa diketahui tanpa adanya petunjuk terlebih dahulu berupa kisah atau
pemberitaan wahyu dan dikemudian hari dibuktikan dengan sebuah
penelitian atau penemuan, kita ambil contoh kisah fir’aun.
Memang sudah menjadi pengetahuan umum bahwa fir’aun
tenggelam dilaut merah Ketika mengejar nabi musa As, namun dalam kitab
perjanjian lama tidak disebutkan menhyangkut jaminan keselamatan
badannya, sehingga tidak ada satupun yang mengetahuinya, kecuali Ketika
sesudah datangnya al-qur’an yang tertera dalam Q.S yunus ayat 90-92:
َ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫ب‬ْ‫ال‬ َ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ء‬ۤ‫ا‬ َ‫ْر‬‫س‬ِ‫ا‬ ْٰٓ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ب‬ِ‫ب‬ ‫َا‬‫ن‬ ْ‫ز‬ َ‫او‬َ‫ج‬ َ‫و‬
‫ُه‬‫د‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ َ‫و‬ ُ‫ن‬ ْ‫و‬َ‫ع‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ت‬َ‫ا‬َ‫ف‬
َ
‫ًا‬‫ي‬ْ‫غ‬َ‫ب‬
‫ا‬ ً‫ْو‬‫د‬َ‫ع‬ َّ‫و‬
ۗ
ٰٓ‫ى‬‫ه‬‫ت‬َ‫ح‬
ٰٓ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ا‬
ُ‫ه‬َ‫ك‬َ‫ْر‬‫د‬َ‫ا‬
ُ‫ق‬َ‫َر‬‫غ‬ْ‫ال‬
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
ُ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫م‬ٰ‫ا‬
‫ه‬َّ‫ن‬َ‫ا‬
َ
ٰٓ َ
‫ْل‬
َ‫ه‬ٰ‫ِل‬‫ا‬
َّ
‫ِْل‬‫ا‬
ْٰٓ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬
ْ‫َت‬‫ن‬َ‫م‬ٰ‫ا‬
‫ه‬ِ‫ب‬
َ
‫ا‬ ْٰٓ‫و‬ُ‫ن‬َ‫ب‬
َ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ء‬ۤ‫ا‬ َ‫ْر‬‫س‬ِ‫ا‬
‫َا‬‫ن‬َ‫ا‬ َ‫و‬
َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬
َ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ َ‫و‬ ُ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ َ‫ْت‬‫ي‬َ‫ص‬َ‫ع‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ َ‫و‬ َ‫ن‬ٰ‫ـ‬ْ‫ل‬
ٰۤ‫ا‬
َ‫ن‬ِ‫م‬
12
َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫د‬ِ‫س‬ْ‫ف‬ُ‫م‬ْ‫ال‬
ِ
‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ َ‫ن‬ِِّ‫م‬ ‫ا‬ً‫ْر‬‫ي‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ َّ‫ِن‬‫ا‬ َ‫ۗو‬ ً‫ة‬َ‫ي‬ٰ‫ا‬ َ‫ك‬َ‫ف‬ْ‫َل‬‫خ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ل‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ك‬َ‫ت‬ِ‫ل‬ َ‫ك‬ِ‫ن‬َ‫د‬َ‫ب‬ِ‫ب‬ َ‫ْك‬‫ي‬ ِِّ‫ج‬َ‫ن‬ُ‫ن‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ال‬َ‫ف‬
َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ِ‫ف‬ٰ‫غ‬َ‫ل‬ ‫َا‬‫ن‬ِ‫ت‬ٰ‫ي‬ٰ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬
Artinya: Dan Kami selamatkan Bani Israil melintasi laut,
kemudian Fir‘aun dan bala tentaranya mengikuti mereka, untuk
menzalimi dan menindas (mereka). Sehingga ketika Fir‘aun hampir
tenggelam dia berkata, “Aku percaya bahwa tidak ada tuhan
melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku
termasuk orang-orang Muslim (berserah diri). (90) Mengapa baru
sekarang (kamu beriman), padahal sesungguhnya engkau telah
durhaka sejak dahulu, dan engkau termasuk orang yang berbuat
kerusakan. (91) Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar
engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang
setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-
tanda (kekuasaan) Kami. (92).
Seorang pakar sejarah Bernama maspero menjelaskan bahwa
penguasa mesir yang tenggelam itu Bernama maneptah yang memerintah
mesir antara 1224 SM sampai dengan 1214 SM. Dan tidak ada satupun yang
mengetahui pastinya, dimana penguasa itu tenggelam itu berada, namun
pada tahun, 1896 seorang ahli purbakala Bernama loret menemukan jenazah
tokoh tersebiut dalam bentuk mumi di wadi al-mulk (lembah para raja) yang
berada di thaba, luxor diseberang sungai nil, mesir. Kemudian pada tanggal
8 juli 1907, Elliot smith membuka Kembali mumi itu, ternyata badannya
fir’aun tersebut masih dalam keadaan utuh hingga sekarang. Kemudian pada
tahun 1975 seorang ahli bedah asal prancis Maurice Bucaile mendapat izin
untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang mumi tersebut dan
menemukan bahwa fir’aun meninggal dilaut, ini terbukti dari bekas-bekas
garam yang memenuhi sekujur tubuhnya.14
Hal ini hendaklah dapat membuka mat akita akan kebenaran
risalah yang telah disampaikan oleh Rasulullah saw yang berupa al-qur’an
yang memberikan sebuah kisah perumpamaan yang sangat agung dan telah
dibuktikan dengan nyata agar menjadi pelajaran untuk kita semua.
14
M Quraish shihab, mukjizat al-qur’an, (bogor: mizan, 2007) hal 202
13
3. Kemukjizatan dari aspek penetapan hukum / tasyri’
Sepanjang perjalanan dan perkembangan hidup manusia dari dulu
hingga sekarang telah mengenal berbagai macam doktrin, isme-isme,
pandangan hidup, sistem dan tasyri’ (perundang-undangan) yang semuanya
bertujuan untuk tercapainya kebahagiaan individu dinasti dalam kehidupan
masyarakat.
Namun tidak satupun dari padanya yang dapat menandingi al-Qur’an
baik keindahan bahasanya, keluasan cakupannya, fleksibelitas penetapan
hukumnya serta kemoderatan penafsiran isinya sehingga dapat disesuaikan
dengan perkembangan zaman. Setiap hal yang dikenal dan diadopsi selain
al-Qur’an semuanya memiliki kekurangna masing-masing. Hal ini adalah
wajar karena al-Qur’an adalah kalam Allah, tentunya Allah sangatlah
mengetahui apa-apa yang menjadi kebutuhan manusia ciptaannya. Semua
hukum yang disampaikan dalam alQur’an adalah mukjizat karena tidak ada
satupun yang sanggup menandingi membuat hukum-hukum ynag adil
kepada semua orang, sebagaimana yang Allah turunkan. Tiap hukum atau
undang-undang yang dibuatya oleh manusia memiliki segi kelemahan dan
menguntungkan sepihak serta merugikan pihak lainnya. Namun Allah
dalam penetapkan hukum tidak mempunyai kepentingan sedikitpun bagi-
Nya, semua itu semata-mata untuk hambanya.15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mukjizat adalah sebuah peristiwa, urusan, perkara yang luar biasa yang
dibarengi dengan tantangan dan tidak bisa dikalahkan. al-Quran menantang
15
Ibid 202
14
orang-orang Arab, mereka tidak kuasa melawan meskipun mereka merupakan
orang-orang yang fasih, hal ini tiada lain karena al-Quran adalah mukjizat.
Mukjizat terbagi menjadi dua,yaitu mukjizat yang bersifat Material
Inderawi yang tidak kekal dan mukjizat immaterial logis. Mukjizat Material
Inderawi adalah mukjizat yang dapat disaksikan dan dijangkau langsung lewat
indera dan terdapat pada rasul-rasul terdahulu yang sifatnya terbatas pada lokasi
tempat mereka berada, dan berakhir dengan wafatnya rasul tersebut. Sedangkan
mukjizat imaterial logis merupakan mukjizat yang diturunkan kepada nabi
terakhir yaitu Muhammad shallalu’alai wasallamberupa mukjizatal-Quran yang
sifatnya bukan inderawi atau material tetapi dapat dipahami akal dan tidak
dibatasi oleh suatu tempat atau masa tertentu. Mukjizat al-Quran dapat
dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan akalnya dimana dan kapan-pun.
Segi kemukjizatan al-Quran dilihat dari 3 aspek yang pertama dari segi
bahasanya yangmemperlihatkan kefasihan dan menggunakan kata dan kalimat
yang paling lembut, indah, ringan, serasi, dan kokoh serta melalui sastra yang
paling baik dan mudah dipahami.Kedua, segi ilmiah dimana al-Qur'anmenuntun
manusia untuk berfikir dan membuka pintu-pintu pengetahuan, dan mengajak
untuk berkontribusi di dalamnya, berkembang dan menerima setiap inovasi
yang dimunculklan dari penemuan-penemuan ilmiah akan tetapi hal ini bukan
berarti al-Quran mengandung semua teori ilmiah. Yang ketiga dari segi syariat
dimana al-Quran meupakan Dustur Tasyri’i (sistem perundang-undangan)
paripurna yang membangun kehidupan manusia diatas dasar konsep yang
paling tinggi dan mulia sehingga terciptalah kehidupan yang adil dan sejahtera.
Al-Quran sebagai mukjizat menunjukkan kepada kita tentang kebenaran
nabi sebagai seorang rosul, dengan memperlihatkan kelemahan orang arab
dalam menantangnya dan kelemahan orang-orang yang datang sesudah mereka.
DAFTAR PUSTAKA
As-shobuny, Muhammad ali, at-tibyan fi ulumil qur’an, Beirut: dar al-mawahib al-
islamiyyah.
As-suyuthi, jalaluddin. al-itqan fi ulumil qur’an, Beirut: muassasah ar-risalah
nasyirun, 2008.
15
Drajat, amroeni. ulumul qur’an, pengantar ilmu-ilmu al-qur’an, Depok: kencana
prenamedia. 2017.
Qaththan, manna’ Khalil, terjemah Mudzakir AS, studi ilmu-ilmu al-qur’an, Bogor:
litera antarnusa, 2019.
Shihab, M Quraish. Mukjizat al-quran, Bogor: mizan, 2007.

More Related Content

Similar to Makalah I’jaz Al - Qur’an.docx

Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)
Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)
Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)BahRum Subagia
 
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.pdf
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.pdfSejarah Turunnya Al-Qur’an.pdf
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.pdfZukét Printing
 
Ilmu nuzul al qur'an
Ilmu nuzul al qur'anIlmu nuzul al qur'an
Ilmu nuzul al qur'anYusuf farid
 
Khutbah Sholat Jumat Oleh Ustadz Prof.Dr. H. Maksum Radji
Khutbah Sholat Jumat Oleh Ustadz Prof.Dr. H. Maksum RadjiKhutbah Sholat Jumat Oleh Ustadz Prof.Dr. H. Maksum Radji
Khutbah Sholat Jumat Oleh Ustadz Prof.Dr. H. Maksum Radjimaspuri1
 
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.docx
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.docxSejarah Turunnya Al-Qur’an.docx
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.docxZukét Printing
 
Kemukjizatan AlQur'an
Kemukjizatan AlQur'anKemukjizatan AlQur'an
Kemukjizatan AlQur'anfadhya_
 
I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10MJM Networks
 
Sirah Nabawiyah 01: Muqaddimah
Sirah Nabawiyah 01: MuqaddimahSirah Nabawiyah 01: Muqaddimah
Sirah Nabawiyah 01: MuqaddimahAbuNailah
 
Nabi daud, Nabi Musa, Nabi Sulaiman
Nabi daud, Nabi Musa, Nabi SulaimanNabi daud, Nabi Musa, Nabi Sulaiman
Nabi daud, Nabi Musa, Nabi SulaimanRatih Aini
 
MAKALAH AL-QUR'AN.docx
MAKALAH AL-QUR'AN.docxMAKALAH AL-QUR'AN.docx
MAKALAH AL-QUR'AN.docxNadila Utami
 
TAZKIRAH RAMADAN.pptx
TAZKIRAH RAMADAN.pptxTAZKIRAH RAMADAN.pptx
TAZKIRAH RAMADAN.pptxjuharidaud
 
Tabligh, dakwah, dan khutbah
Tabligh, dakwah, dan khutbahTabligh, dakwah, dan khutbah
Tabligh, dakwah, dan khutbahMuhammad Ananta
 
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)Maghfur Amien
 
Genap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santun
Genap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santunGenap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santun
Genap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santunWahyu Mulyana
 
Genap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santun
Genap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santunGenap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santun
Genap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santunWahyu Mulyana
 

Similar to Makalah I’jaz Al - Qur’an.docx (20)

Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)
Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)
Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)
 
Mukjizat.pdf
Mukjizat.pdfMukjizat.pdf
Mukjizat.pdf
 
Mukjizat.docx
Mukjizat.docxMukjizat.docx
Mukjizat.docx
 
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.pdf
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.pdfSejarah Turunnya Al-Qur’an.pdf
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.pdf
 
Ilmu nuzul al qur'an
Ilmu nuzul al qur'anIlmu nuzul al qur'an
Ilmu nuzul al qur'an
 
Khutbah Sholat Jumat Oleh Ustadz Prof.Dr. H. Maksum Radji
Khutbah Sholat Jumat Oleh Ustadz Prof.Dr. H. Maksum RadjiKhutbah Sholat Jumat Oleh Ustadz Prof.Dr. H. Maksum Radji
Khutbah Sholat Jumat Oleh Ustadz Prof.Dr. H. Maksum Radji
 
I'jaz tarbawi
I'jaz tarbawiI'jaz tarbawi
I'jaz tarbawi
 
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.docx
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.docxSejarah Turunnya Al-Qur’an.docx
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.docx
 
Revisi tafsir tarbawi
Revisi tafsir tarbawiRevisi tafsir tarbawi
Revisi tafsir tarbawi
 
Kemukjizatan AlQur'an
Kemukjizatan AlQur'anKemukjizatan AlQur'an
Kemukjizatan AlQur'an
 
I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10
 
Sirah Nabawiyah 01: Muqaddimah
Sirah Nabawiyah 01: MuqaddimahSirah Nabawiyah 01: Muqaddimah
Sirah Nabawiyah 01: Muqaddimah
 
Nabi daud, Nabi Musa, Nabi Sulaiman
Nabi daud, Nabi Musa, Nabi SulaimanNabi daud, Nabi Musa, Nabi Sulaiman
Nabi daud, Nabi Musa, Nabi Sulaiman
 
MAKALAH AL-QUR'AN.docx
MAKALAH AL-QUR'AN.docxMAKALAH AL-QUR'AN.docx
MAKALAH AL-QUR'AN.docx
 
TAZKIRAH RAMADAN.pptx
TAZKIRAH RAMADAN.pptxTAZKIRAH RAMADAN.pptx
TAZKIRAH RAMADAN.pptx
 
Tabligh, dakwah, dan khutbah
Tabligh, dakwah, dan khutbahTabligh, dakwah, dan khutbah
Tabligh, dakwah, dan khutbah
 
Mantuq dan Mafhum.pdf
Mantuq dan Mafhum.pdfMantuq dan Mafhum.pdf
Mantuq dan Mafhum.pdf
 
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)
 
Genap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santun
Genap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santunGenap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santun
Genap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santun
 
Genap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santun
Genap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santunGenap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santun
Genap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santun
 

More from Zukét Printing

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxZukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfZukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxZukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfZukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxZukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfZukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxZukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfZukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxZukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfZukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxZukét Printing
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfZukét Printing
 

More from Zukét Printing (20)

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
 
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
 
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
 
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
 
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docx
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
 

Recently uploaded

Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiMemenAzmi1
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024SDNTANAHTINGGI09
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis databaiqtryz
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxMuhammadSatarKusumaS
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 
tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energiZulfiWahyudiAsyhaer1
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )RifkiAbrar2
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbaiqtryz
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 

Recently uploaded (11)

Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energi
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 

Makalah I’jaz Al - Qur’an.docx

  • 1. MAKALAH I’JAZ AL - QUR’AN Dosen Pengampu: Endah Tri Wisudaningsih, M.Pd. Disusun Oleh: Kelompok 1 Amir Mubarak (21.12.01.01.7092) Ahmad Andri Prayoga (21.12.01.01.7084) Ainaya Fadilah (21.12.01.01.7087) Clarisya Amalia Sholehah (21.12.01.01.7095) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO FEBRUARI 2022
  • 2. i KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran bagi kita semua. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yakni ibu Endah Tri Wisudaningsih, M.Pd.yang telah membimbing serta mengajarkan kami, dan mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang berjudul “I’jaz Al Qur’an” dan juga terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga terselesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik secara moril maupun materiil, terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman sekalian. Kraksaan, 17 Desember 2022 Penyusun
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................ i DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. Latar Belakang.........................................................................................1 B. Rumusan Masalah....................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3 A. Pengertian Mukjizat.................................................................................3 B. Macam-macam Mukjizat Al-qur’an.........................................................6 C. Aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an.....................................................8 BAB III PENUTUP..............................................................................................13 A. Kesimpulan ............................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan ini, kita sering menilai sesatu itu mustahil karena akal manusia yang terbatas dan terpaku dengan hukum-hukum alam atau hukum sebab akibat yang telah kita ketahui. Sehingga kita sering menolak suatu yang tidak sejalan dengan logika atau hukum yang berlaku. Manusia dengan akal yang dimilikinya tidak mampu merenungkan ciptaan Allah di muka bumi dan di alam semesta. Mereka tidak mencoba untuk menyempatkan diri mentadabburi kebesaran Tuhan yang terlukis pada alam semesta. Sehingga Allah mengutus setiap rasul pada kaumnya. Kemudian bersamaan dengan itu Allah bekali setiap rasul dengan mukjizat sebagai tandingan terhadap kemampuan diluar kebiasaan yang berkembang ditengah- tengah kaumnya. Kemampuan luar biasa atau yang lebih sering dikenal sebagai mukjizat yang dimiliki oleh setiap rasul untuk menandingi dan mengalahkan kemampuan luar biasa yang ada di kaum mereka sehingga dengan adanya itu mereka tidak sanggup melawan dan muncullah perasaan lemah dalam diri mereka yang pada akhirnya membawa mereka pada keimanan dengan risalah yang dibawa oleh rasul. Pembicaraan tentang kemukjizatan al-Quran merupakan suatu mukjizat tersendiri, dimana para peneliti tidak bisa mencapai kesempurnaan dari setiap sisi-sisi kemukjizatannya. Dan berbagai pertanyaan lainnya seputar kemukjizatan Alquran akan penulis coba paparkan jawabannya dalam makalah sederhana ini. Semoga ke depan makalah ini dapat memberi pencerahan bagi kita semua. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan kemukjizatan al-Quran. 2. Apa saja ruang lingkup kemukjizatan al-Quran
  • 5. 2 3. Apa manfaat dan tujuan kemukjizatan al-Quran.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Mukjizat Kata mukjizat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai “kejadian ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia”. Pengertian ini tidak sama dengan pengertian kata dalam istilah agama Islam. Asal kata mukjizat adalah a’jaza yang berarti lemah, dari asal kata itu maka muncullah kalimat I’jaaz yang berarti menetapkan kelemahan, dalam pengertian yang lebih umum kelemahan adalah ketidakmampuan1 . seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Dicontohkan dalam Q.S al maidah ayat 31: ‫ا‬ ْ‫ي‬ ِ‫خ‬َ‫ا‬ َ‫ة‬َ‫ء‬ ْ‫و‬َ‫س‬ َ‫ي‬ ِ ‫ار‬ َ‫و‬ُ‫ا‬َ‫ف‬ ِ‫ب‬‫ا‬ َ‫ر‬ُ‫غ‬ْ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ٰ‫ه‬ َ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ك‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ ُ‫ت‬ ْ‫ز‬َ‫ج‬َ‫ع‬ ََ Artinya: “Oh, celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Ayat diatas menjelaskan kelemahan Qabil dari kemampuan seekor burung gagak. Jika kemukjizatan telah terbukti maka jelaslah kemampuan mu’jiz, sesuatu yang melemahkan. Dalam kontesk permasalahan ini, yang dimaksud dengan I’jaaz ialah menampakkan kebenaran Nabi yang mengaku sebagai Rasul dengan menunjukkan kelemahan orang arab dalam menhadapi kemukjizatan Nabi yang besar, yaitu: Al-Qur’an Al-karim. Nabi Muhammad SAW menggunakan Al-Qur’an untuk menentang orang-orang arab yang pada saat itu berada pada tingkat fashahah dan balaghah yang cukup tinggi. Dan orang-orang arab tidak berdaya menghadapinya, dikarenakan Al-Qur’an memang diturunkan sebagai mukjizat.2 Mukjizat didefinisikan oleh pakar agama Islam, antara lain, sebagai suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku Nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk 1 Prof. Dr. H. Amroeni drajat M.Ag, ulumul qur’an, pengantar ilmyu-ilmu al qur’an. (depok: kencana prenamedia group, 2017) hal 116 2 Ibid hal 17
  • 7. 4 melakukan atau mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu.3 Secara terminology, menurut Imam as-Suyuthi dalam kitab al-Itqan fu Ulum al-Qur’an adalah “mukjizat dalam pemahaman syara’ adalah kejadian yang melampaui batas kebiasaan, didahului oleh tantangan, tanpa ada tandingan”.4 Manna Khalil Qaththan menjeLaskan dalam kitabnya bahwa mukjizat adalah suatu hal yang sangat luar biasa yang disertai dengan tantangan dan selamat dari perlawanan, dan Rasulullah SAW telah meminta orang-orang arab untuk menandingi Al-Qur’an dalam tiga tahapan.5 Pertama, menantang mereka dengan seluruh Al-Qur’an dalam uslub yang meliputi orang-orang arab sendiri dan orang lain, bahkan juga terhadap golongan jin untuk membuat tandingan dengan seluruh Al-Qur’an, dengan tantangan yang mengalahkan kemampuan mereka secara padu. Sebagaimana Firman Allah SWT Q.S Al-isra’ ayat 88: ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ِ‫ب‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ َ ‫ْل‬ ِ‫ن‬ٰ‫ا‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ٰ‫ه‬ ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ت‬ْ‫َّأ‬‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ ‫ى‬ٰٰٓ‫ل‬َ‫ع‬ ُّ‫ن‬ ِ‫ج‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ُ‫س‬ْ‫ن‬ِ ْ ‫اْل‬ ِ‫ت‬َ‫ع‬َ‫م‬َ‫ت‬ْ‫اج‬ ِ‫ن‬ِٕ‫ى‬َّ‫ل‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬ َ ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ِ‫ل‬ ‫ْر‬‫ي‬ِ‫ه‬َ‫ظ‬ ‫ا‬ Artinya: Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain. Kedua, Nabi menantang mereka untuk membuat sepuluh surah yang serupa. Hal ini dinyatakan dalam firman Allah SWT Q.S Hud ayat 13: ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِِّ‫م‬ ‫ر‬ َ‫و‬ُ‫س‬ ِ ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ف‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬ۗ ُ‫ه‬‫ى‬ ٰ ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬‫ا‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ا‬ َ ‫ت‬ٰ‫ي‬ َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬ُ‫م‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫د‬‫ا‬ َّ‫و‬ ِ‫ن‬َ‫م‬ ْ‫س‬‫ا‬ ِِّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ط‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬ ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ق‬ِ‫د‬ ٰ‫ص‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ِن‬‫ا‬ ِ ‫ه‬ ‫ّٰللا‬ ِ‫ن‬ ْ‫ُو‬‫د‬ َ‫ي‬ ْ‫م‬َّ‫ِل‬‫ا‬َ‫ف‬ ََ َ‫ه‬ٰ‫ِل‬‫ا‬ ٰٓ َّ ‫ْل‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ َ‫و‬ ِ ‫ه‬ ‫ّٰللا‬ ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ِ‫ب‬ َ‫ل‬ ِ ‫ز‬ْ‫ن‬ُ‫ا‬ ٰٓ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬َ‫ا‬ ‫ا‬ ْٰٓ‫و‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬‫ا‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ‫ا‬ ْ‫ُو‬‫ب‬ْ‫ي‬ ِ‫ج‬َ‫ت‬ْ‫س‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ا‬ ْ‫ل‬َ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ َّ ‫ِْل‬‫ا‬ Artinya: Bahkan mereka mengatakan, “Dia (Muhammad) telah membuat-buat Al-Qur'an itu.” Katakanlah, “(Kalau demikian), datangkanlah 3 M. Quraish shihab, mukjizat al-qur’an, (bandung, mizan, 2007) hal 23 4 Muhammad ali ash-shobuniy, at-tibyan fi ulumil qur’an, (darr al-mawahib al-islamiyyah, 2016) hal 105 5 Manna’ Khalil qaththan (terj) Drs, Mudzakir AS, studi ilmu-ilmu al qur’an, (bogor: litera antarnusa, 2019) hal 371
  • 8. 5 sepuluh surah semisal dengannya (Al-Qur'an) yang dibuat-buat, dan ajaklah siapa saja di antara kamu yang sanggup selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika mereka tidak memenuhi tantanganmu, maka (katakanlah), “Ketahuilah, bahwa (Al-Qur'an) itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwa tidak ada tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (masuk Islam)?” Ketiga, menantang mereka dengan membuat satu surah saja seperti Al - Qur’an, firman Allah SWT Q.S yunus ayat 38: ‫ا‬ ْ‫م‬ ََ ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِِّ‫م‬ ‫ة‬ َ‫ر‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ف‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬ ۗ ُ‫ه‬‫ى‬ ٰ ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬‫ا‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ َ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫د‬‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫ن‬َ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ط‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ ْ‫ن‬ِِّ‫م‬ ِ‫ن‬ ْ‫ُو‬‫د‬ ِ ‫ه‬ ‫ّٰللا‬ ْ‫ِن‬‫ا‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ٰ‫ص‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ق‬ِ‫د‬ Artinya: Atau patutkah mereka mengatakan” Muhammad membuat–buatnya. “katakanlah” kalua benar yang kamu katakan itu, maka coba datangkanlah sebuah surah seumpamanya.” Tantangan serupa dinyatakan lagi pada ayat lain: ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِِّ‫م‬ ْ‫ن‬ِِّ‫م‬ ‫ة‬ َ‫ر‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ف‬ ‫َا‬‫ن‬ِ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ‫ى‬ٰ‫ل‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬َّ‫َز‬‫ن‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِِّ‫م‬ ‫ْب‬‫ي‬ َ‫ر‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ِن‬‫ا‬ َ‫و‬ َ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫د‬‫ا‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ء‬ۤ‫ا‬َ‫د‬َ‫ه‬ُ‫ش‬ ْ‫ن‬ِِّ‫م‬ ِ‫ن‬ ْ‫ُو‬‫د‬ ِ ‫ه‬ ‫ّٰللا‬ ْ‫ِن‬‫ا‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ق‬ِ‫د‬ ٰ‫ص‬ Artinya: Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.6 Andaikata mereka dapat menandingi Al-Qur’an, maka dapat dipastikan sejarah mereka akan menjadi buah bibir di setiap generasi setelah mereka. Sebenarnya mereka telah menelaah ayat-ayat Al-Qur’an, membolak-baliknya dan mengujinya dengan metode yang mereka gunakan untuk menguntai puisi dan sya’ir, namun mereka tidak dapat menemukan jalan untuk menirunya atau mendapatkan celah untuk menghadapainya. Kekemahan orang-orang arab untuk menandingi Al-Qur’an sangatlah jelas padahal mereka meiliki factor-faktor dan potensi untuk itu, merupakan bukti tersendiri bagi kelemahan bangsa arab dimasa itu yang berada pada puncak kejayaan dan kenajuan bahasanya. 6 Manna’ Khalil qaththan (terj) Drs, Mudzakir AS, studi ilmu-ilmu al qur’an, (bogor: litera antarnusa, 2019) hal 372
  • 9. 6 Kemukjizatan Al-Qur’an bagi bangsa-bangsa lain tetap berlaku disepanjang zaman dan akan selalu ada pada posisi tantangan yang continue. Misteri-misteri alam yang tersingkap oleh ilmu pengetahuan moderen hanyalah Sebagian kecil dari fenomena hakikat yang terkandung dalam Al-Qur’an, yang merupakan bukti nyata bagi eksintensi Tuhan sang maha pencipta. B. Macam-macam Mukjizat Al-qur’an Secara garis besar I’jaz Al-Qur’an dapat dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu: pertama mukjizat yang bersifat material indrawi (hissiyiyah) yang tidak kekal, dan kedua mukjizat inmaterial indrawi (aqliyyah) yang dapat dibuktikan sepanjang masa berdasarkan pemahaman dan Pengertian manusia yang menyaksiakan ataupun yang meyakininya.7 M Quraish shihab dalam bukunya mukjizat al-qur’an membagi kemukjizatan menjadi dua macam: mukjizat yang besifat indrawi yang dikaruniakan kepada para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW, hanya berlaku bagi masyarakat tertentu, dan tidak berlaku bagi masyarakat setelah mereka. Berbeda dengan Nabi Muhammad SAW yang diutus bagi seluruh umat manusia hingga akhir zaman, sehungga bukti kebenaran agamanya selalu oleh setiap orang yang ragu, dimanapun dan kapanpun juga. Sehingga ia tidak bersifat material atau indrawi. Sifat indrawi mukjizat Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW, seperti tidak terbakarnya Nabi Ibrahim As. dalam gelora api yang sangat, tongkat Nabi Musa As. yang berubah menjadi ular, penyembuhan yang dilakukan nabi Isa atas izin Allah dan sebagainya disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan masyarakat di mana para nabi diutus, sehingga bukti kebenaran para nabi harus sesuai dengan tingkat pemikiran mereka secara jelas dan terjangkau oleh panca indera.8 1. Mukjizat material indrawi (hissyiyah) Mukjizat para nabi terdahulu sebelum nabi Muhammad saw semuanya bersifat material indrawi. Mukjizat yang dimiliki para nabi tersebut, dapat l;angsung disaksikan oleh mata telanjang atau dapat 7 Jalaluddin as-suyuthi, al-itqan fi ulumil qur’an, (Beirut: mu’assasah ar-risalah an-nasyirun, 2007) hal 645 8 M Quraish shihab, mukjizat al-qur’an, (bogor: mizan, 2007) hal 40
  • 10. 7 ditangkap oleh indra mata tanpa perlu dianalisa. Namun peristiwa tersebut hanya ada dan terbatas pada kaum/masyarakat dimana seorang nabi tersebut diutus. Pada dasarnya, keluarbiasaan yang diberikanm Allah SWT kepada para nabi terdahulu merupakan jawaban atas tantangan yang dihadapkan kepada mereka oleh pihak-pihak lawan. Seprti contoh: perahu Nabi Nuh AS, yang dibuat atas petunjuk dari Allah swt sehingga mampu bertahan dalam situasi yang sangat berbahaya yaitu dalam ombak dan gelombang yang sedemikian dahsyatnya. Tidak terbakarnya Nabi Ibrahim yang dilempar kedalam kobaran api yang sangat besar. Tongkat Nabi Musa yang berubah wujud menjadi ular. Dan penyembuhan berbagai penyakit yang dilakukan oleh nabis isa dengan izin Allah Swt.9 Semua mukjizat tersebut hanya bersifat indrawi siapapun tidak bisa menolaknya, namun hanya gterbatas bagi masyarakat tertentu. Ditempat para nabi menyampaikan risalahnya, dan berakhir dengan wafatnmya para nabi-nabi tersebut. 2. Mukjizat inmaterial logis dan kekal (aqliyyah) Adapun mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw yaitu mukjizat yang bersifat inmaterial logis dan kekal, yang berupoa Al-Qur’an. Hal ini dimaksudkan bahwa Nabi Muhammad diutus kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Al-qur’an sebagai bukti kebenaran ajaran agamanya, ia harus siap untuk disajikan kepada semua orang kapanpun dan dimanapun tanpa mengenal batas waktu, situasi dan kondisi apapun. Dengan seiring berjalannya waktu, setiap manusia mengalami perkembangan dalam pemikirannya. Sebagaiamana yang dikatakan oleh auguste comte yang dikutip oleh M Quraish shihab dalam bukunya tentang fase-fase perkembangan manusia.10 Yaitu melewati 3 fase: a. Fase keagamaan; karena keterbatasan pengetahuan manusia tentnag menfasirkan semua gejala yang terjadi, dikembalikan pada kekuasaan tuhan atau jiwa yang tercipta dalam pikirannya masing-masing. 9 Ibid hal 36 10 M Quraish shihab, mukjizat al-qur’an, (bogor: mizan, 2007) hal 37
  • 11. 8 b. Fase metafisika: semua fenomena atau kejadian dikembalikan pada awal kejadian, missalnya manusia pada awal penciptaannya. c. Fase ilmiah: manusia dalam menafsirkan fenomena melalui pengamatan yang teliti dan penelitian sehingga mendapatkan sebuah kesimpulan tentang hukum alam yang mengatur semua fenomena alam ini. Bila Al-Qur’an tidak logis dan tak dapat diteliti kebenerannya melalui kajian ilmiah maka ana dapat dipastikan manusia akan ragu pada kebenaran ajaran Nabi Muhammad saw. Dan Al-Qur’an sudah tidak berguna lagi dan tidak dapat dipakai pada sa’at ini. Hal ini tidak boleh terjadi pada sebuah mukjizat yang disiapkan untuk sa’at ini sampai akhir zaman. C. Aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an Pada dasarnya, para ulama berbeda pendapat dalam membicarakan tentang aspek-aspek kemukjizatan al-qur’an. Dalam hal ini M Quraish shihab dan Manna’ Khlalil Qaththan mengatakan ada tiga aspek kemukjizatan Al- Qur’an, yaitu: aspek Bahasa, aspek ilmiah dan aspek pemberitaan ghaib / akhbary’. 1. Kemukjizatan dari aspek Bahasa Sebelum seseporang terpesona dengan isi kandungan yang terdapat dalam Al-Qur’an, mereka akan terpukau dengan beberapa hal yang berkaitan dengan susunan kata dan kalimatnya, keindahan nada dan suara singkat dan padat isinya, uraiannya memuaskan para ppemikir kebanyakan pula memuaskan akal dan jiwa, serta kesenangan redaksi-redaksi dalam Al- Qur’an. Al-Qur’an, yang mana orang-orang arab tidak mampu untuk menandinginya, walau sebenarnya tidak keluar dari aturan-aturan Bahasa mereka, baik lafadz dan hurufnya, maupun susunan dan uslubnya. Akan tetapi Al-Qur’an yang jalinan huruf hurufnya serasi, ungkapannya indah, uslubnya manis, ayat-ayatnya teratur, serta memperhatikan situasi dan kondisi dalam berbagai bayannya, bail dalam jumlah ismiyah dan fi’liyah nya, dalam nafi dan isbat nya, dalam dzikr dan hadznya, dalam tankir dan ta’rifnya, dalam taqdim dan ta’khirnya, dalam itnab dan ijaznya, dalam
  • 12. 9 umum dan khususnya, dalam Mutlaq dan muqayyadnya, dalam nass dan fahwanya, maupun dalam hal lainnya. Dalam hal-hal tersebut yang serupa dengan qur’an Ketika mereka telah sampai pada puncak kejayaan dan kemajuan bahasanya mereka tidak sanggup untuk menghadapinya.11 Pada dasarnya ada beberapa hal kemukjizatan yang terkandung dalam Al-Qur’an dari aspek bahasanya, yaitu: susunan kata dan kalimat serta keseimbangan redaksi al-qur’an itu sendiri. Sebagaimana firman allah swt Q.S Az-zumar ayat 23 dan An-nisa’ayat 82: ِ‫ث‬ْ‫ي‬ِ‫د‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ن‬َ‫س‬ْ‫ح‬َ‫ا‬ َ‫ل‬َّ‫َز‬‫ن‬ ُ ‫ه‬ َ ‫ّٰللا‬ َ‫ن‬ ْ‫َو‬‫ش‬ْ‫خ‬َ‫ي‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ ُ‫د‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ج‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُّ‫ر‬ِ‫ع‬َ‫ش‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ ََۙ‫ي‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ث‬َّ‫م‬ ‫ا‬ً‫ه‬ِ‫ب‬‫َا‬‫ش‬َ‫ت‬ُّ‫م‬ ‫ًا‬‫ب‬ٰ‫ت‬ِ‫ك‬ ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫ِي‬‫د‬ْ‫ه‬َ‫ي‬ ِ ‫ه‬ ‫ّٰللا‬ ‫ى‬َ‫د‬ُ‫ه‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬ٰ‫ۗذ‬ ِ ‫ه‬ ‫ّٰللا‬ ِ ‫ر‬ْ‫ك‬ِ‫ذ‬ ‫ى‬ٰ‫ِل‬‫ا‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ب‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫د‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ج‬ ُ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ت‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ب‬َ‫ر‬ َ ْ‫ن‬َ‫م‬ ُ‫ء‬ۤ‫َا‬‫ش‬َّ‫ي‬ ۗ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬ ِ‫ل‬ِ‫ل‬ْ‫ض‬ُّ‫ي‬ ُ ‫ه‬ ‫ّٰللا‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ف‬ ‫ه‬َ‫ل‬ َ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫َاد‬‫ه‬ Artinya: Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur'an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk. ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ۗ َ‫ن‬ٰ‫ا‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫َّر‬‫ب‬َ‫د‬َ‫ت‬َ‫ي‬ َ ‫َل‬َ‫ف‬َ‫ا‬ ‫ا‬ ً‫ْر‬‫ي‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ ‫ا‬ً‫ف‬ َ ‫َل‬ِ‫ت‬ْ‫اخ‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬ ْ‫ُو‬‫د‬َ‫ج‬ َ‫و‬َ‫ل‬ ِ ‫ه‬ ‫ّٰللا‬ ِ ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ ِ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ Artinya: Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al- Qur'an? Sekiranya (Al-Qur'an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya. 2. Kemukjizatan dari aspek ilmiah Kemukjizatan al-Qur’an dari segi ilmy menambah khazanah baru di bidang mukjizat yang menjelaskan kebenaran al-Qur’an dari segi keilmuan. Para mufassir terus berusaha dalam menjelaskan kalam ilahi tersebut. berpendapat mengenai kemukjizatan tersebut: “Banyak orang terjebak dalam kesalahan ketika mereka menginginkan agar al-qur’an mengandung segala ilmiah. Setiap lahir teori baru mereka mencarikan untuknya 11 Manna’ Khalil qaththan (terj) Drs, Mudzakir AS, studi ilmu-ilmu al qur’an, (bogor: litera antarnusa, 2019) hal 382
  • 13. 10 kemungkinannya dalam ayat, lalu ayat ini mereka takwilkan sesuai dengan teori ilmiyah tersebut. Teori selalu berubah-ubah tergantung zaman dan kondisinya, kemukjizatan ilmiyah al-Qur’an bukanlah terletak pada ruang lingkupnya akan teori-teori ilmiyah yang selalu baru dan berubah-ubah serta merupakan hasil usaha manusia dalam penelitian dan pengamatan. Tetapi ia terletak pada dorongannya untuk berfikir dan menggunakan akal. Qur’an mendorong manusia agar memperhatikan dan memikirkan alam semesta, atau menghalanginya dari penambahan ilmu pengetahuan yang dapat dicapainya. Hal ini yang menyebabkan tidak adanya satu pun dari kitab- kitab agama yang terdahulu memberikan jaminan seperti yang diberikan oleh al-Qur’an”.12 Tidak dapat dinafikan bahwa ayat-ayat al-Qur’an mengandung isyarat-isyarat yang cukup mendalam mengenai persoalan-persoalan ilmiyah seperti medis, atronomi, dan sebagainya, yang masih belum diketahui pada masa itu. Kesemuanya itu merupakan mukjizat ilmu pengetahuan dalam al-Qur’an secara garis besar. Dapatlah kita ambil contoh tentang oksigen, sebagaimana firman allah swt Q.S Yasiin ayat 80: ‫ن‬ ْ‫ُو‬‫د‬ِ‫ق‬ ْ‫و‬ُ‫ت‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِِّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ا‬ ٰٓ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ا‬َ‫ف‬ َۙ‫ا‬ً‫َار‬‫ن‬ ِ ‫ر‬َ‫ض‬ْ‫خ‬َ ْ ‫اْل‬ ِ ‫ر‬َ‫ج‬َّ‫ش‬‫ال‬ َ‫ن‬ِِّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ ْ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ َ َ Artinya: yaitu (Allah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau, maka seketika itu kamu nyalakan (api) dari kayu itu.” Dapatlah dipahami bahwa allah swt menyalakan api dalam tunuh kedalam tubuh manusia dan dengan api tersebut manusia dapat hidup. Sebenarnya, kalua dipikirkan secara sepintas hal ini adalah sangat mustahil adanya, mana mungkin api bisa menyala ke dalam tubuh manusia melalui daun yang hijau. Dari hasil penelitian didapatkan sebuah kesimpulan dalam daun yang hijau tersebut keluar api memang benar, sebab api tersebut dipakai oleh manusia untuk pernafasan yang membekar manusia. Api yang dimaksud dalam hali ini oleh para pakar tafsir dimaknai sebagai oksigen yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.13 12 Manna’ Khalil qaththan (terj) Drs, Mudzakir AS, studi ilmu-ilmu al qur’an, (bogor: litera antarnusa, 2019) hal 387 13 M Quraish shihab, mukjizat al-qur’an, (bogor: mizan, 2007) hal 188
  • 14. 11 Selain dari dua mukjizat yang telah disebutkan di atas, pemberitaan ghaib yang terkandung dalam al-Qur’an juga merupakan suatu mukjizat yang mudah dan jelas untuk diketahui dan dimengerti. Pemberitaan ghaib yang dimaksudkan adalah suatu khabar yang tidak dapat diketahui oleh siapa pun kecuali kepada rasul yang dipilih-Nya (QS. al-Jin (72): 26-27): ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ ‫ى‬ٰ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ر‬ِ‫ه‬ْ‫ُظ‬‫ي‬ َ ‫َل‬َ‫ف‬ ِ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬ِ‫ل‬ٰ‫ع‬ َۙ‫ًا‬‫د‬َ‫ح‬َ‫ا‬ َ‫ت‬ ْ‫ار‬ ِ‫ن‬َ‫م‬ َّ ‫ِْل‬‫ا‬ ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫ا‬َ‫ف‬ ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬َّ‫ر‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ى‬ ٰ‫ض‬ َ ُ‫ك‬ُ‫ل‬ْ‫س‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ب‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫و‬ ‫ه‬ِ‫ف‬ْ‫َل‬‫خ‬ َ َ‫ص‬ َ‫ر‬ ‫ًا‬‫د‬ Artinya: “Dia Mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya.” Dengan kata lain juga perkara-perkara ghaib, seperti yang telah terjadi pada masa lampau maupun perkara-perkara yang akan datang dan akan terjadi.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ghaib diartikan tidak kelihatan tersembunyi tidak nyata atau lenyap hilang juga dapat diartikan tidak diketahui sebab-sebabnya. Satu ilustrasi, ketika hendak memasuki ruang ujian, kita tidak dapat mengetahui soal-soal yang akan diujikan ataupun yang ditanyakan penguji, namun ketika lembaran soal tersebut dibagikan dan ditanyakan penguji, maka hal tersebut bukanlah suatu yang ghaib. Keterbatasan manusia menjadikan baginya banyak hal yang tidak busa diketahui tanpa adanya petunjuk terlebih dahulu berupa kisah atau pemberitaan wahyu dan dikemudian hari dibuktikan dengan sebuah penelitian atau penemuan, kita ambil contoh kisah fir’aun. Memang sudah menjadi pengetahuan umum bahwa fir’aun tenggelam dilaut merah Ketika mengejar nabi musa As, namun dalam kitab perjanjian lama tidak disebutkan menhyangkut jaminan keselamatan badannya, sehingga tidak ada satupun yang mengetahuinya, kecuali Ketika sesudah datangnya al-qur’an yang tertera dalam Q.S yunus ayat 90-92: َ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫ب‬ْ‫ال‬ َ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ء‬ۤ‫ا‬ َ‫ْر‬‫س‬ِ‫ا‬ ْٰٓ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ب‬ِ‫ب‬ ‫َا‬‫ن‬ ْ‫ز‬ َ‫او‬َ‫ج‬ َ‫و‬ ‫ُه‬‫د‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ َ‫و‬ ُ‫ن‬ ْ‫و‬َ‫ع‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ت‬َ‫ا‬َ‫ف‬ َ ‫ًا‬‫ي‬ْ‫غ‬َ‫ب‬ ‫ا‬ ً‫ْو‬‫د‬َ‫ع‬ َّ‫و‬ ۗ ٰٓ‫ى‬‫ه‬‫ت‬َ‫ح‬ ٰٓ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ا‬ ُ‫ه‬َ‫ك‬َ‫ْر‬‫د‬َ‫ا‬ ُ‫ق‬َ‫َر‬‫غ‬ْ‫ال‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ُ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫م‬ٰ‫ا‬ ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫ا‬ َ ٰٓ َ ‫ْل‬ َ‫ه‬ٰ‫ِل‬‫ا‬ َّ ‫ِْل‬‫ا‬ ْٰٓ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ ْ‫َت‬‫ن‬َ‫م‬ٰ‫ا‬ ‫ه‬ِ‫ب‬ َ ‫ا‬ ْٰٓ‫و‬ُ‫ن‬َ‫ب‬ َ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ء‬ۤ‫ا‬ َ‫ْر‬‫س‬ِ‫ا‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ا‬ َ‫و‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ َ‫و‬ ُ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ َ‫ْت‬‫ي‬َ‫ص‬َ‫ع‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ َ‫و‬ َ‫ن‬ٰ‫ـ‬ْ‫ل‬ ٰۤ‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬
  • 15. 12 َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫د‬ِ‫س‬ْ‫ف‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ِ ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ َ‫ن‬ِِّ‫م‬ ‫ا‬ً‫ْر‬‫ي‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ َّ‫ِن‬‫ا‬ َ‫ۗو‬ ً‫ة‬َ‫ي‬ٰ‫ا‬ َ‫ك‬َ‫ف‬ْ‫َل‬‫خ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ل‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ك‬َ‫ت‬ِ‫ل‬ َ‫ك‬ِ‫ن‬َ‫د‬َ‫ب‬ِ‫ب‬ َ‫ْك‬‫ي‬ ِِّ‫ج‬َ‫ن‬ُ‫ن‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ال‬َ‫ف‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ِ‫ف‬ٰ‫غ‬َ‫ل‬ ‫َا‬‫ن‬ِ‫ت‬ٰ‫ي‬ٰ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ Artinya: Dan Kami selamatkan Bani Israil melintasi laut, kemudian Fir‘aun dan bala tentaranya mengikuti mereka, untuk menzalimi dan menindas (mereka). Sehingga ketika Fir‘aun hampir tenggelam dia berkata, “Aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang Muslim (berserah diri). (90) Mengapa baru sekarang (kamu beriman), padahal sesungguhnya engkau telah durhaka sejak dahulu, dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan. (91) Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda- tanda (kekuasaan) Kami. (92). Seorang pakar sejarah Bernama maspero menjelaskan bahwa penguasa mesir yang tenggelam itu Bernama maneptah yang memerintah mesir antara 1224 SM sampai dengan 1214 SM. Dan tidak ada satupun yang mengetahui pastinya, dimana penguasa itu tenggelam itu berada, namun pada tahun, 1896 seorang ahli purbakala Bernama loret menemukan jenazah tokoh tersebiut dalam bentuk mumi di wadi al-mulk (lembah para raja) yang berada di thaba, luxor diseberang sungai nil, mesir. Kemudian pada tanggal 8 juli 1907, Elliot smith membuka Kembali mumi itu, ternyata badannya fir’aun tersebut masih dalam keadaan utuh hingga sekarang. Kemudian pada tahun 1975 seorang ahli bedah asal prancis Maurice Bucaile mendapat izin untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang mumi tersebut dan menemukan bahwa fir’aun meninggal dilaut, ini terbukti dari bekas-bekas garam yang memenuhi sekujur tubuhnya.14 Hal ini hendaklah dapat membuka mat akita akan kebenaran risalah yang telah disampaikan oleh Rasulullah saw yang berupa al-qur’an yang memberikan sebuah kisah perumpamaan yang sangat agung dan telah dibuktikan dengan nyata agar menjadi pelajaran untuk kita semua. 14 M Quraish shihab, mukjizat al-qur’an, (bogor: mizan, 2007) hal 202
  • 16. 13 3. Kemukjizatan dari aspek penetapan hukum / tasyri’ Sepanjang perjalanan dan perkembangan hidup manusia dari dulu hingga sekarang telah mengenal berbagai macam doktrin, isme-isme, pandangan hidup, sistem dan tasyri’ (perundang-undangan) yang semuanya bertujuan untuk tercapainya kebahagiaan individu dinasti dalam kehidupan masyarakat. Namun tidak satupun dari padanya yang dapat menandingi al-Qur’an baik keindahan bahasanya, keluasan cakupannya, fleksibelitas penetapan hukumnya serta kemoderatan penafsiran isinya sehingga dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman. Setiap hal yang dikenal dan diadopsi selain al-Qur’an semuanya memiliki kekurangna masing-masing. Hal ini adalah wajar karena al-Qur’an adalah kalam Allah, tentunya Allah sangatlah mengetahui apa-apa yang menjadi kebutuhan manusia ciptaannya. Semua hukum yang disampaikan dalam alQur’an adalah mukjizat karena tidak ada satupun yang sanggup menandingi membuat hukum-hukum ynag adil kepada semua orang, sebagaimana yang Allah turunkan. Tiap hukum atau undang-undang yang dibuatya oleh manusia memiliki segi kelemahan dan menguntungkan sepihak serta merugikan pihak lainnya. Namun Allah dalam penetapkan hukum tidak mempunyai kepentingan sedikitpun bagi- Nya, semua itu semata-mata untuk hambanya.15 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Mukjizat adalah sebuah peristiwa, urusan, perkara yang luar biasa yang dibarengi dengan tantangan dan tidak bisa dikalahkan. al-Quran menantang 15 Ibid 202
  • 17. 14 orang-orang Arab, mereka tidak kuasa melawan meskipun mereka merupakan orang-orang yang fasih, hal ini tiada lain karena al-Quran adalah mukjizat. Mukjizat terbagi menjadi dua,yaitu mukjizat yang bersifat Material Inderawi yang tidak kekal dan mukjizat immaterial logis. Mukjizat Material Inderawi adalah mukjizat yang dapat disaksikan dan dijangkau langsung lewat indera dan terdapat pada rasul-rasul terdahulu yang sifatnya terbatas pada lokasi tempat mereka berada, dan berakhir dengan wafatnya rasul tersebut. Sedangkan mukjizat imaterial logis merupakan mukjizat yang diturunkan kepada nabi terakhir yaitu Muhammad shallalu’alai wasallamberupa mukjizatal-Quran yang sifatnya bukan inderawi atau material tetapi dapat dipahami akal dan tidak dibatasi oleh suatu tempat atau masa tertentu. Mukjizat al-Quran dapat dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan akalnya dimana dan kapan-pun. Segi kemukjizatan al-Quran dilihat dari 3 aspek yang pertama dari segi bahasanya yangmemperlihatkan kefasihan dan menggunakan kata dan kalimat yang paling lembut, indah, ringan, serasi, dan kokoh serta melalui sastra yang paling baik dan mudah dipahami.Kedua, segi ilmiah dimana al-Qur'anmenuntun manusia untuk berfikir dan membuka pintu-pintu pengetahuan, dan mengajak untuk berkontribusi di dalamnya, berkembang dan menerima setiap inovasi yang dimunculklan dari penemuan-penemuan ilmiah akan tetapi hal ini bukan berarti al-Quran mengandung semua teori ilmiah. Yang ketiga dari segi syariat dimana al-Quran meupakan Dustur Tasyri’i (sistem perundang-undangan) paripurna yang membangun kehidupan manusia diatas dasar konsep yang paling tinggi dan mulia sehingga terciptalah kehidupan yang adil dan sejahtera. Al-Quran sebagai mukjizat menunjukkan kepada kita tentang kebenaran nabi sebagai seorang rosul, dengan memperlihatkan kelemahan orang arab dalam menantangnya dan kelemahan orang-orang yang datang sesudah mereka. DAFTAR PUSTAKA As-shobuny, Muhammad ali, at-tibyan fi ulumil qur’an, Beirut: dar al-mawahib al- islamiyyah. As-suyuthi, jalaluddin. al-itqan fi ulumil qur’an, Beirut: muassasah ar-risalah nasyirun, 2008.
  • 18. 15 Drajat, amroeni. ulumul qur’an, pengantar ilmu-ilmu al-qur’an, Depok: kencana prenamedia. 2017. Qaththan, manna’ Khalil, terjemah Mudzakir AS, studi ilmu-ilmu al-qur’an, Bogor: litera antarnusa, 2019. Shihab, M Quraish. Mukjizat al-quran, Bogor: mizan, 2007.