Filsafat ilmu islami membahas berbagai pertanyaan landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis mengenai objek ilmu, proses pengetahuan, dan manfaat ilmu. Berfikir filsafati secara Islam berarti memikirkan sesuatu dengan kesadaran akan Allah dan mencari makna di balik apa yang dipikirkan sebagai tanda keberadaan-Nya.
7. adalah:
Memikirkan sesuatu secara “USHULI”
dalam keadaan sadar tentang Allah (fikirZikir), sehingga
sang pemikir senantiasa memelihara dan menumbuhkan
kesadaran ke-Tuhan-annya dan menemukan makna hakiki
yang terkandung dalam apa yang dipikirkannya sebagai
tanda-tanda adanya Allah swt.
BERFIKIR
FILSAFATI ISLAMI
9. Objek apa yang dikaji ilmu
Bagaimana wujud objek itu
Hubungan antara objek dengan daya tangkap
manusia
Bagaimana proses terjadinya ilmu
Kegunaan dan/atau manfaat ilmu
Bagaimana hubungan ilmu dengan kaidah
moral dan agama
KAJIAN FILSAFAT ILMU:
10.
11. Obyek apa yang ditelaah ?
Bagaimana wujud hakiki dari obyek ?
Bagaimana korelasi antara obyek dengan
daya tangkap manusia yang menghasilkan
ilmu ?
Dari landasan ontologis tersebut adalah dasar untuk
mengklasifikasi pengetahuan dan sekaligus bidang-bidang
ilmu.
PERTANYAAN
LANDASAN ONTOLOGIS
12. PERTANYAAN
LANDASAN EPISTEMOLOGIS
Bagaimana proses pengetahuan yang masih berserakan
itu menjadi ilmu ?
Bagaimana prosedur dan mekanismenya ?
Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita bisa
mendapatkan pngetahuan yang benar ?
Apa yang disebut kebenaran itu ?
Apa kriteria kebenaran itu ?
Cara/sarana apa yang membantu kita dalam
mendapatkan pengetahuan berupa ilmu itu ?
13. PERTANYAAN
LANDASAN AKSIOLOGIS
Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu
dipergunakan ?
Bagaimana kaiatan antara cara penggunaan
tersebut dengan kaidah-kaidah moral ?
Bagaimana penentuan obyek dan metode yang
ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ?
Bagaimana korelasi antara teknik prosedural yang
merupakan oprasionalisasi metode ilmiah dengan
norma-norma moral ?
14. IMPLIKASI PANDANGAN ONTOLOGI
FILSAFAT SAIN SEKULER
1. Memandang obyek materi ilmu tidak dalam kerangka
pandangan adanya Pencipta yang memandang segala
sesuatu selain Pencipta adalah ciptaan
15. 2. Memandang sesuatu sebagai obyek materi ilmu sejauh
berada dalam jangkauan indra dan/rasio manusia untuk
bisa memahaminya, dan pemahaman atasnya merupakan
fungsi dari indra dan/atau rasio
IMPLIKASI PANDANGAN ONTOLOGI
FILSAFAT SAIN SEKULER
17. 4. Memandang obyek materi ilmu di luar hukum-hukum
keberadaan, namun tidak mempersoalkan asal
hukum-hukum keberadaan itu
IMPLIKASI PANDANGAN ONTOLOGI
FILSAFAT SAIN SEKULER
18. BEDA
ILMU DENGAN PENGETAHUAN
ILMU:
1. adalah bagian dari pengetahuan yang terklasifikasi, tersistem dan terukur
serta dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris(sekuler).
2. Adalah totalitas pengetahuan yang bersumber dari Allah, baik yang syahada
maupun yang ghaib(Islami)
PENGETAHUAN:
adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai metafisik
maupun fisik.
ILMU PENGETAHUAN = (Scientific Knowledge)
19. TERM ILMU
MUH. HATTA:
Ilmu
adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal
dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun
menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut
bangunannya dari dalam.
20. RALP ROSS dan ERNEST:
Ilmu
adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan
keempatnya serentak.
TERM ILMU
21. TERM ILMU
KARL PEARSON:
Ilmu
adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten
tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
22. ASHLEY MONTAGU:
Ilmu
adalah pengetahuan yang disusun dalam suatu sistem yang
berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan
hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
TERM ILMU
23. HARSOJO:
Ilmu:
1. Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan.
2. Suatu pendekatan metode pendekatan terhadap seluruh empiris,
yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang danwaktu, dunia yang
pada perinsipnya dapat diamati oleh pancaindera manusia.
3. Suatu cara menganalisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya
untuk menyatakan sesuatu proposisi dalam bentuk: “Jika…,
maka…
TERM ILMU
33. BERPIKIR FILSAFATI ISLAMI
Adalah:
Memikirkan sesuatu secara “USHULI”
dalam keadaan sadar tentang Allah
(Fikirzikir), sehingga sang pemikir senantiasa memelihara dan
menumbuhkan kesadaran ke-Tuhan-annya dan menemukan
makna hakiki yang terkandung dalam apa yang dipikirkannya
sebagai tanda-tanda adanya Allah.